• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akibat Hukum Pendaftaran Hak Tanggungan Atas Sertipikat Yang Objek Dan Subjeknya Satu Namun Kemudian Diketahui Sertipikatnya Ganda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Akibat Hukum Pendaftaran Hak Tanggungan Atas Sertipikat Yang Objek Dan Subjeknya Satu Namun Kemudian Diketahui Sertipikatnya Ganda"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENYEBAB TERBITNYA SERTIPIKAT PENGGANTI NAMUN KEMUDIAN DIKETAHUI SERTIPIKATNYA GANDA

A. Pengertian Sertipikat Tanah

Sertipikat Tanah merupakan tanda bukti hak atas tanah yang dimiliki

seseorang sebagai bukti kepemilikannya atas tanah tersebut. Karena bukti

kepemilikannya itulah didalam sertipikat tertulis siapa nama pemiliknya, dan

lokasi tanah tersebut berada. Selain nama dan lokasi tanah didalam sertipikat juga

tercantum mengenai batas, luas, dan gambar ukur. Sertipikat merupakan surat

yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, yaitu Badan Pertanahan Nasional

Republik Indonesia. Di sertipikat dijahitkan surat ukur atau gambar situasi yang

menjadi satu kesatuan dari sertipikat tersebut, sertipikat berwarna hijau yang

sampul depannya diketik Badan Pertanahan, bertuliskan SERTIPIKAT dan

berlogo burung Garuda dan lembaran dalamnya ditanda tangani oleh Kepala

Kantor Pertanahan dimana lokasi Kabupaten/Kota tanah tersebut berada.

Secara etimologi sertifikat berasal dari bahasa Belanda “Certificat” yang artinya surat bukti atau surat keterangan yang membuktikan tentang sesuatu. Jadi kalau dikatakan sertifikat tanah adalah surat keterangan yang membuktikan hak seseorang atas sebidang tanah, atau dengan kata lain keadaan tersebut menyatakan bahwa ada seseorang yang memiliki bidang-bidang tanah tertentu dan pemilikan itu mempunyai bukti yang kuat berupa surat yang dibuat oleh instansi yang berwenang inilah yang disebut sertifikat tanah tadi.37

Karena sebagai tanda bukti hak atas tanah maka sertipikat mempunyai

fungsi sebagai alat bukti yang kuat atas kepemilikan sebidang tanah. Badan

37

(2)

Pertanahan Nasional sebagai pihak yang ditunjuk oleh Negara untuk

mengeluarkan sertipikat mengadministrasi proses pensertipikatan. Dengan fungsi

sertipikat sebagai alat bukti yang kuat atas kepemilikan sebidang tanah, maka

sertipikat dapat dijadikan bukti jika terjadi sengketa atas kepemilikan maupun

batas-batasnya di depan pengadilan.

Karena sebagai alat bukti tanah, maka sertipikat dapat dijadikan sebagai

jaminan hukum yang kuat bagi seseorang atas kepemilikan sebidang tanah. Dan

apabila seseorang membeli tanah yang sudah bersertipikat terlebih dahulu

dilakukan akta jual belinya di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT),

kemudian balik nama sertipikatnya di Kantor Pertanahan.

Selain fungsi yang telah disebutkan diatas, sertipikat juga dapat dijadikan

jaminan atas utang seseorang terhadap lembaga pembiayaan baik bank maupun

bukan bank. Dengan dijadikannya sertipikat sebagai agunan dari lembaga

pembiayaan baik bank maupun bukan bank, maka sertipikat tersebut dibebani hak

tanggungan.

sehingga karena adanya jaminan hukum atas kepemilikan tanah tersebut, lalu seseorang dapat menerimanya sebagai surat berharga. Surat berharga yang nilai ekonomisnya tinggi, maka si pemilik dapat menggunakannya untuk dijadikan sebagai jaminan hutang. Baik sebagai jaminan utang kepada lembaga Pembiayaan baik bank maupun bukan bank. Apabila seseorang membutuhkan pinjaman uang ke lembaga Pembiayaan baik Bank maupun bukan bank. maka sebagai Agunan atas uang yang dipinjam tadi dijadikan sertipikat tanah tersebut sebagai jaminannya. Yang oleh Undang-Undang diatur dalam Undang-Undang hak Tanggungan, sebagaimana disebutkan pengaturannya dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas tanah dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah (dulu Hipoti dan crediet verband).38

Dengan dijadikannya sertipikat sebagai jaminan utang, maka sertipikat

38Ibid,

(3)

juga bisa meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Pinjaman utang tersebut

dipergunakan untuk membantu kelancaran usaha dari si pemilik sertipikat.

Dengan diterbitkannya sertipikat maka telah tercipta tertib hukum dalam

sistem Pertanahan di Indonesia. Tertib hukum tersebut sangat diperlukan karena

Indonesia sebagai Negara yang menjunjung tinggi penegakan hukum.

Sehingga dengan pengeluaran sertipikat ini, menandakan telah ada pendaftaran tanah yang dilakukan. Dan pendaftaran ini akan menciptakan keuntungan akibat pelaksanaan administrasi pertanahan yang sah. Dengan ini dapat memunculkan konsekwensinya yakni sebagai berikut:

1. Memberikan jaminan keamanan penggunaan bagi pemiliknya; 2. Mendorong atau meningkatkan penarikan pajak oleh Negara; 3. Meningkatkan fungsi tanah sebagai jaminan kredit;

4. Meningkatkan pengawasan pasar tanah; 5. Melindungi tanah Negara;

6. Mengurangi sengketa tanah;

7. Memfasilitasi kegiatanrural land reform;

8. Meningkatkanurban planningdan memajukan infrastruktur; 9. Mendorong pengelolaan lingkungan hidup yang berkualitas; 10. Dapat menyediakan data statistik tanah yang baik.39

Dikarenakan begitu banyaknya keuntungan yang diperoleh dari

diterbitkannya sertipikat, Badan pertanahan Nasional sebagai satu-satunya

lembaga resmi yang ditunjuk oleh Pemerintah dalam hal mengurusi pertanahan

hendaknya meningkatkan peranan sosialisasinya kepada masyarakat dalam

memberikan penyuluhan tentang betapa pentingnya pensertipikatan atas tanah

agar masyarakat dapat memanfaatkan dengan maksimal segala keuntungan atas

tanah yang telah bersertipikat.

Meskipun begitu banyak keuntungan yang diperoleh dari penerbitan

sertipikat, tidak selalu pemilik sertipikat dapat mempergunakan sertipikat tersebut

39Land Administration Guidelines with Special Reference to Countries in Transition, United

(4)

dengan leluasa. Terkadang pemilik sertipikat masih saja terganggu dan merasa

tidak amanan atas sertipikat yang dimilikinya. Contohnya bila ada sanggahan dari

pihak lain yang mengaku bahwa atas tanah tersebut adalah milik dari orang lain

tersebut, dan mengajukan permohonan pembatalan sertipikat ke pengadilan.

Jika pengadilan mengabulkan permohonan untuk membatalkan sertipikat

tersebut, maka si pemilik sertipikat sudah barang tentu dirugikan karenanya. Dan

akibatnya si pemilik sertipikat tidak merasa aman walaupun ia telah mempunyai

bukti kepemilikan hak atas tanah.

Seharusnya menghadapi persoalan yang demikian, Pemerintah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dapat secara tegas memperlakukan bahwa setelah lima tahun sertipikat diterbitkan, wajib melindungi formalitas dan materil (subyek dan obyek) dari hak itu sendiri. Cita-cita sistem publikasi negatif bertendensi positif yang dianut oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 benar-benar diwujudkan.40

Sehingga dengan diberlakukannya sistem publikasi negatif bertendensi

positif benar-benar terwujud, seseorang yang memiliki sertipikat merasa aman dan

terlindungi secara hukum. Karena proses penerbitan sertipikat telah melalui

tahap-tahapan yang sesuai prosedur hukum.

B. Jenis-Jenis Hak Atas Tanah Yang Dapat Dibebani Hak Tanggungan

Seperti yang telah diuraikan diatas Kegunaan Tanah sebagai hal yang

sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan memiliki bukti kepemilikan

atas tanah seseorang dapat memberikan bukti bahwa atas tanah tersebut benar

miliknya. Bukti kepemilikan hak atas tanah adalah sertipikat. Kepemilikan atas

40

(5)

sertipikat dapat melindungi seseorang dari perbuatan sewenang-wenang orang

lain.

Di Indonesia dikenal beberapa jenis hak atas tanah yang dapat dibebani

hak tanggungan dan diatur dalam UUHT, berikut ini akan diurai jenis-jenis hak

atas tanah yang dapat dibebani hak tanggungan, yaitu;

1. Hak Milik (HM)

Hak milik merupakan hak yang paling kuat atas tanah, yang memberikan kewenangan kepada pemiliknya untuk memberikan kembali suatu hak lain di atas bidang tanah Hak Milik yang dimilikinya tersebut (dapat berupa Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai, dengan pengecualian Hak Guna Usaha), yang hampir sama dengan kewenangan negara (sebagai penguasa) untuk memberikan hak atas tanah kepada warganya.41

Definisi berdasarkan Pasal 20 ayat (1) UUPA:

(1) “Hak milik merupakanHak milik adalah hak turun temurun, terkuat dan

terpenuh yang dapat dipunyai orang orang atas tanah dengan mengingat

pertaturan ketentuan dalam pasal 6”.

(2) Hak Milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.42

Jadi, Hak Milik merupakan hak yang paling kuat atas tanah, yang

memberikan kewenangan kepada pemiliknya untuk memberikan kembali suatu

hak lain di atas bidang tanah Hak Milik yang dimilikinya tersebut.43

Kata-kata “terkuat dan terpenuh” itu dimaksud untuk membedakannya dengan hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai dan lainnya yaitu untuk menunjukan bahwa diantara hak-hak atas tanah yang dimiliki orang, hak miliklah yang mempunyai kekuatan hukum paling kuat dan penuh. Yang dimaksud dengan hak milik adalah hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai

41

Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja,Seri Hukum Harta Kekayaan, (Jakarta; Prenada Media, 2003), hal. 30.

42

R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Undang-Undang Pokok Agraria, (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2001), hal. 522.

43

(6)

orang atas tanah, dengan kewenangan menguasai yang luas bagi pemilik tersebut untuk menguasai, mengolah dan memilikinya, dengan batasan ketentuan fungsi sosial dari kepemilikan tanah tersebut.44

Sebagai hak yang terkuat dan terpenuh Hak milik memiliki fungsi

ekonomi tinggi, yaitu dapat dijadikan sebagai jaminan utang dengan dibebani hak

tanggungan sebagaimana diatur dalam pasal 25 UUPA. Hak milik juga hak yang

dapat dipindah tangankan, yaitu karena peralihan yang dilakukan dengan jual beli,

hibah, pembahagian hak bersama ataupun kewarisan. Dalam UUPA pasal 21 ayat

(1) dan ayat (2), diatur mengenai pembatasan-pembatasan terhadap kepemilikan

atas tanah. Pasal tersebut menjelaskan bahwa yang berhak atas hak milik adalah

warga negara Indonesia dan badan-badan hukum yang ditetapkan oleh pemerintah

dan memenuhi syarat-syarat dapat mempunyai hak milik.

Sementara itu, orang-orang yang wajib melepaskan hak milik nya atas

tanah menurut Pasal 21 ayat (3) dan (4) UUPA, sebagai berikut :

a. Warga negara asing.

b. Warga negara Indonesia yang mempunyai hak milik dan setelah berlakunya

UUPA ini kehilangan kewarganegaraannya.

c. Seseorang yang memiliki dua status kewarganegaraan.

Orang asing atau bukan warga Negara Indonesia yang karena pewarisan

tanpa wasiat atau karena pencampuran harta karena perkawinan memperoleh hak

milik atas tanah setelah berlakunya UUPA, wajib melepaskan hak miliknya itu

dalam jangka waktu satu tahun sejak dipeolehnya hak milik tersebut.45

44

Eko Yulian Isnur, S.H., Tata Cara Mengurus Segala Macam Surat Rumah Dan Tana, (Yogyakarta; Pustaka Yustisia ,2012), hlm 9.

45

(7)

Sedangkan bagi setiap warga Negara Indonesia yang mempunyai

kepemilikan atas tanah dapat memiliki sertipikat hak milik.

2. Hak Guna Usaha (HGU)

Hak Guna Usaha adalah hak yang diberikan untuk mengusahakan tanah

yang tanah tersebut dikuasai oleh Negara dan berbatas waktu. Apabila waktu

telah habis maka tanah tersebut diserahkan kembali kepada Negara. Tetapi

walaupun waktunya telah habis orang atau badan hukum yang memiliki hak guna

usaha dapat memohonkan untuk diperpanjang kembali hak guna usahanya.

Artinya kepemilikan hak atas tanah pada hak guna usaha bersifat sementara

sebagaimana yang diatur melalui Pasal 29 UUPA.

Usaha yang dapat dilakukan diatas tanah yang bersertipikat hak guna

usaha yaitu usaha di bidang pertanian, perikanan, atau peternakan. Sertipikat hak

guna usaha dapat dimiliki oleh warga negara Indonesia atau badan hukum yang

didirikan menurut hukum Indonesia serta berkedudukan di Indonesia. Seperti hak

milik, hak guna usaha juga dapat dijadikan jaminan utang orang atau badan

hukum dengan dibebani hak tanggungan.

Ketentuan hukum mengenai Hak Guna Usaha diatur dalam Pasal 28

UUPA yang menetapkan sebagai berikut :

a. Hak guna usaha merupakan hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai negara dalam jangka waktu sebagaimana tersebut dalam pasal 29 UUPA, guna perusahaan petanian, perikanan, atau peternakan.

(8)

c. Hak guna usaha dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.46

Ada beberapa hal yang menyebabkan hak guna usaha dapat dihapus

haknya seperti jangka waktunya berakhir, dihentikan sebelum jangka waktunya

berakhir karena sesuatu syarat tidak dipenuhi, dilepaskan oleh pemegang haknya

sebelum jangka waktunya berakhir, dicabut karena dipergunakan untuk

kepentingan umum, ditelantarkan begitu saja, tanahnya musnah disebabkan oleh

berbagai macam musibah atau bencana, dan karena ketentuan Pasal 30 ayat (2)

UUPA.

Sebagaimana halnya hak milik, HGU juga dapat beralih dan dialihkan

kepada pihak lain. Perorang atau badan hukum yang memiliki HGU atas tanah,

harus memiliki bukti hukum atas tanah tersebut yang berupa sertipikat HGU.47

3. Hak Guna Bangunan (HGB)

Hak Guna Bangunan adalah hak yang diberikan kepada orang atau badan

hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia

untuk mendirikan dan mempunyai bangunan di atas sebidang tanah dan tanah

tersebut bukan kepunyaan dari pemilik bangunan dan jangka waktu

kepemilikannya paling lama 30 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka

waktunya. Selain itu, HGB juga dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani

hak tanggungan.

46

R. Subekti dan R. Tjitrosudibio,Op. Cit,hal. 524.

47

(9)

Seperti halnya hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan juga dapat

beralih dan dialihkan kepada pihak lain dengan syarat atau perjanjian yang jelas

dan benar menurut hukum.

Hapusnya Hak Guna Bangunan terjadi karena beberapa hal, yaitu karena

Jangka waktu yang berakhir, dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir

karena sesuatu syarat tidak dipenuhi, dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum

jangka waktunya berakahir, dicabut karena dipergunakan untuk kepentingan

umum, ditelantarkan begitu saja, tanahnya musnah disebabkan oleh berbagai

macam musibah atau bencana, atau karena ketentuan dalam pasal 36 ayat (2)

UUPA.

Segala hal tentang HGB, baik syarat-syarat pemberiannya , setiap peralihan, dan hapusnya hak tersebut harus didaftarkan menurut ketentuan-ketentuan yang dimaksud dalam pasal 19 UUPA. Pendaftaran tersebut merupakan alat bukti hukum yang kuat terutama jika terjadi gugatan hukum atas hapusnya HGB, sahnya peralihan hak, dan sahnya penghapusan atas hak tersebut, kecuali dalam hal hak itu hapus karena jangka waktunya berakhir .48

4. Hak Pakai (HP)

Hak Pakai adalah hak yang diberikan kepada warga Negara Indonesia,

orang asing yang berkedudukan di Indonesia, badan hukum yang didirikan

menurut hukum Indonesia, dan berkedudukan di Indonesia, dan badan hukum

asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia.

Hak pakai adalah hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian sewa menyewa atau

48Ib id,.

(10)

perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan-ketentuan UUPA.49

Penggunaan hak pakai dapat diberikan secara cuma-cuma, atau melalui

pembayaran yang ditentukan sendiri dan pemberian hak pakai tidak boleh

memakai syarat-syarat yang mengandung unsur-unsur pemaksaan maupun

pemerasan.

Sertipikat hak pakai yang dapat dimiliki oleh warga Negara Indonesia,

orang asing yang berkedudukan di Indonesia, badan hukum yang didirikan

menurut hukum di Indonesia dan berkedudukan di Indonesia, dan badan hukum

asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia dapat dialihkan kepada pihak lain,

dengan ketentuan;

Mengenai tanah yang dikuasai oleh negara, hak pakainya hanya dapat dialihkan kepada pihak lain dengan izin pejabat yang berwenang. Sedangkan Hak Pakai atas tanah milik dapat dialihkan kepada pihak lain jika dimungkinkan menurut perjanjian yang telah disepakati bersama antara pemilik tanah dengan pemegang Hak Pakai.50

Selain Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai

yang dapat dibebani hak tanggungan pemerintah melalui Badan Pertanahan

Nasional juga mengatur tentang tata cara pemberian hak pengelolaan. Tata cara

pemberian hak pengelolaan diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan

Nasional (perkaban) nomor 9 tahun 1999 Bab III pasal 67 sampai dengan pasal

75.

C. Cara Penerbitan Sertipikat

Sertipikat yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional tidak begitu

49

Ib id. hal 11

50Ib.id,

(11)

saja diberikan kepada yang berhak memperolehnya. Subyek hukum yang berhak

mendapatkan sertipikat yaitu orang atau badan hukum. Ketika akan memperoleh

sertipikat harus melalui tahapan-tahapan proses pendaftaran tanah untuk pertama

kali sebagai suatu proses yang harus dilalui hingga akhirnya diterbitkannya

sertipikat. Pendaftaran sertipikat untuk pertama kali adalah proses awal yang

dilalui dalam sistem pendaftaran tanah.

Dalam kegiatan pendaftaran tanah dikenal dan diawali dari pendaftaran

tanah untuk pertama kali. Hal tersebut sekaligus menggambarkan bahwa kegiatan

pendaftaran tanah itu teratur dan terus menerus berkesinambunagan.51

Kegiatan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali dapat dilakukan dengan

dua tahapan yaitu:

a. Pendaftaran Tanah Secara Sistematik

Pendaftaran Tanah pertama kali secara sistematik adalah kegiatan

pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak

bersama-sama yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam

wilayah atau bagian wilayah suatu desa atau kelurahan. Pelaksanaan pendaftaran

tanah pertama kali secara sistematik didasarkan pada suatu rencana kerja dan

dilaksanakan di wilayah-wilayah yang penentuan wilayahnya ditetapkan oleh

Menteri karena pendaftaran tanah untuk pertama kali secara sistematik

dilaksanakan atas prakarsa pemerintah, maka kegiatan tersebut didasarkan pada

suatu rencana kerja yang ditetapkan oleh Menteri.

51

(12)

Pada pelaksanaan pendaftaran tanah untuk pertama kali secara sistematis

pemohon harus memenuhi persyaratan-persyaratan untuk diterbitkannya

sertipikat. Persyaratan-persyaratan untuk terbitnya sertipikat tersebut yaitu;

Pada pendaftaran tanah secara sistematik pemegang hak atas tanah, kuasanya atau pihak lain yang berkepentingan memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk:

1. Memasang tanda-tanda batas pada bidang tanahnya sesuai ketentuan yang berlaku;

2. Berada di lokasi pada saat panitia ajudikasi melakukan pengumpulan data fisik dan data yuridis;

3. Menunjukkan batas-batas bidang tanahnya kepada panitia ajudikasi;

4. Menunjukkan bukti kepemilikan atau penguasaan tanahnya kepada panitia ajudikasi;

5. Memenuhi persyaratan yang ditentukan bagi pemegang hak atau kuasanya atau selaku pihak lain yang berkepentingan. (Pasal 56 ayat (3) Permen-Agra/Ka.BPN No. 3/1997).52

Prosedur Pendaftaran Tanah Secara Sistematik menurut Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 yaitu:

1. Adanya rencana kerja (Pasal 13 (2))

Dilaksanakan di wilayah-wilayah yang ditetapkan oleh Menteri Negara Agraria.

2. Pembentukan Panitia Ajudikasi (Pasal 8).

3. Pembuatan Peta Dasar Pendaftaran (Pasal 15-16)

Pengukuran untuk pembuatan peta dasar pendaftaran diikatkan dengan titik-titik dasar teknik nasional sebagai kerangka dasarnya. Peta dasar pendaftaran menjadi dasar untuk pembuatan peta pendaftaran.

4. Penetapan batas bidang-bidang tanah (Pasal 17-19)

Diupayakan penataan batas berdasarkan kesepakatan para pihak yang berkepentingan. Penempatan tanda2 batas termasuk pemeliharaannya dilakukan oleh pemegang hak atas tanah yang bersangkutan. Jika surat ukur/gambar situasi tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, maka Panitia Ajudikasi berdasarkan penunjukan batas oleh pemegang Hak Atas Tanah yang bersangkutan dengan sedapat mungkin disetujui oleh pemegang Hak Atas Tanah yang bersangkutan. Persetujuan batas-batas bidang tanah dituangkan dalam Berita Acara yang di tandatangani oleh mereka yang memberikan persetujuan. Jika tidak ada kesepakatan diantara mereka, maka sementara dilakukan berdasarkan batas-batas yang menurut kenyataannya merupakan batas-batas bidang-bidang tanah yang bersangkuatan.

5. Pembuatan peta dasar pendaftaran (Pasal 20) 6. Pembuatan daftar tanah (Pasal 21)

7. Pembuatan surat ukur (pasal 22)

52

(13)

8. Pengumpulan dan Penelitian data yuridis (Pasal 24-25)

Berasal dari konversi hak, dibuktikan dengan bukti tertulis, keterangan saksi, jika tidak tersedia alat pembuktian yang lengkap dapat dilakukan dengan pernyataan penguasaan fisik selama 20 tahun berturut-turut, dengan syarat : a. Penguasaan dilakukan dengan itikad baik secara terbuka dikuatkan oleh

kesaksian orang yang dapat dipercaya (umumnya oleh lurah).

b. Tidak ada permasalahan dalam hal penguasaan baik sebelum maupun setelah pengumuman.

9. Pengumuman hasil penelitian data yuridis dan hasil pengukuran (Pasal 26-27) dilakukan untuk 30 hari.

10. Pengesahan hasil pengumuman (pasal 28).

Jika setelah berakhirnya jangka waktu pengumuman masih ada kekurangan data fisik dan/atau data yuridis atau masih ada keberatan yang belum diselesaikan, makan pengesahan dilakukan dengan catatan. Pengesahan dilakukan dalam suatu berita acara sebagai dasar untuk :

a. Pembukuan Hak Atas Tanah dalam buku tanah b. Pengakuan Hak Atas Tanah

c. Pemberian Hak Atas Tanah

11. Pembukuan Hak dilakukan dalam buku tanah. (Pasal 29)

Didasarkan pada alat bukti hak-hak lama dan berita cara pengesahan pengumuman data fisik dan data yuridis.

12. Penerbitan sertifikat (Pasal 31)

Diterbitkan oleh Kantor Pertanahan di tandatangani oleh Ketua Panitia Ajudikasi atas nama Kantor Pertanahan.53

Dalam pelaksanaan pendaftaran tanah untuk pertama kali secara sistematik

pihak Badan Pertanahan Nasional lebih aktif mendatangi para pemohon

sertipikat, sangat berbeda dengan pendaftaran tanah secara sporadik, yang para

pemohonnya lebih aktif mendatangi Kantor Pertanahan untuk mendaftarkan

permohonan pengajuan penerbitan sertipikatnya.

Oleh karena pendaftaran tanah untuk pertama kali secara sistematik adalah

atas prakarsa pemerintah dan melalui sistem rencana kerja maka sertipikat yang

diterbitkan ditanda tangani oleh ketua panitia ajudikasi untuk dan atas nama

kepala kantor pertanahan dimana wilayah sertipikat itu diterbitkan.

53

(14)

b.Pendaftaran Tanah Secara Sporadik

Pendaftaran tanah untuk pertama kali secara sporadik merupakan kegiatan

pendaftaran tanah pertama kali yang sistemnya berbeda dengan system

pendaftaran tanah secara sistematis. Pendaftaran tanah secara sporadik adalah

pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa obyek

pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan secara

individual atau massal (bersama-sama). Prosedur Pendaftaran Tanah Secara

Sporadik menurut Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 yaitu:

1. Diajukan secara individual atau massal oleh pihak yang berkepentingan (Pasal 13 ayat (4)).

Yaitu pihak yang berhak atas bidang tanah yang bersangkutan atau kuasanya. Permen Agraria/Kep BPN 3/1997 pihak yang berkepentingan adalah pemegang hak dan pihak lain yang mempunyai kepentingan atas bidang tanah 2. Pembuatan Peta Dasar Pendaftaran (Pasal 15-16).

Menjadi dasar pembuaan peta pendaftaran. Untuk kepentingan ini Badan Pertanahan Nasional menyelenggarakan pemasangan, pengukuran, pemetaan dan pemeliharaan titik-titik dasar teknik nasional di setiap kabupaten/kota. 3. Penetapan Batas Bidang-Bidang Tanah (Pasal 17-19).

Dilakukan dengan memperhatikan batas-batas bidang tanah yang telah terdaftar dan surat ukur atau gambar situasi yang bersangkutan, jika ada yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya maka sedapat mungkin disetujui oleh pemegang hak yang berbatasan Guna penetapan batas-batas, maka BPN juga membuat berita acara mengenai dilakukannya pengukuran. 4. Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah dan Pembuatan Peta Pendaftaran

(Pasal 20).

5. Pembuatan Daftar Tanah (Pasal 21).

Bidang tanah yang sudah dipetakan atau diberi nomor pendaftarannya dibukukan dalam daftar tanah

6. Pembuatan Surat Ukur (Pasal 22), untuk keperluan pendaftaran haknya. 7. Pembuktian Hak Baru (Pasal 23).

a. Hak Atas Tanah baru dengan : penetapan pemberian hak oleh pejabat atau asli akta PPAT

b. Hak Pengelolaan dengan penetapan pemberian Hak Pengelolaan oleh pejabat yang berwenang

c. Tanah Wakaf dengan akta Ikrar Wakaf

d. Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun dengan akta pemisahan e. Hak Tanggungan dengan APHT

(15)

Berasal dari konversi hak, dibuktikan dengan bukti tertulis, keterangan saksi, jika tidak tersedia alat pembuktian yabng lengkap dapat dilakukan dengan pernyataan penguasaan fisik selama 20 tahun berturut-turut, dengan syarat : a. Penguasaan dilakukan dengan itikad baik secara terbuka dikuatkan oleh

kesaksian orang yang dapat dipercaya (umumnya oleh lurah)

b. Tidak ada permasalahan dalam hal penguasaan baik sebelum maupun setelah pengumuman.

9. Pengumuman Hasil Penelitian Yuridis dan Hasil Pengukuran (Pasal 26-27.) Jika ada pihak yang berkeberatan, maka disarankan untuk menyelesaikan secara musyawarah, jika tidak berhasol, maka diselsaikan di pengadilan. 10. Pengesahan Hasil Pengumuman (Pasal 28).

Disahkan dalam suatu berita acara sebagai dasar untuk : a. Pembukuan Hak Atas Tanah dalam buku tanah b. Pengakuan Hak Atas Tanah

c. Pemberian Hak Atas Tanah 11. Pembukuan Hak (Pasal 29-30).

Pembukuan dalam buku tanah serta pencatatannya pada surat ukur merupakan bukti bahwa hak yang bersangkutan beserta pemegang haknya dan bidang tanah yang diuraikan dalam surat ukur secara hukum telah terdaftar. Jika ada yang belum lengkap dibuat catatan yang akan dihapus bila, telah dilengkapi atau dalam jangka waktu 5 tahun tidak ada pengajuan gugatan ke pengadilan. Jika ada sengketa, maka akan dibuat catatan, yang akan hapus jika telah ada kesepakatan damai atau 90 hari setelah terima pemberitahuan tidak diajukan gugatan di pengadilan.

12. Penerbitan sertifikat (Pasal 31).

Dilakukan untuk kepentingan pemegang hak yang bersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telah didaftar dalam buku tanah.54

Maksud diterbitkan sertifikat dalam kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah agar pemegang hak dengan mudah dapat membuktikan bahwa dirinya sebagai pemegang haknya. Sertifikat diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak yang bersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telah didaftarkan dalam buku tanah.55

Permohonan penerbitan sertipikat secara sporadik melalui tahapan

pengajuan permohonan yang dilakukan pemohon, menanda tangani berkas-berkas

permohonan, Setelah adanya pengajuan penerbitan sertipikat, petugas Badan

Pertanahan melakukan pengukuran ke lokasi tanah yang akan disertipikatkan

54Ibid,. 55

(16)

dengan disaksikan oleh pemohon, Kepala Desa, tetangga yang berbatasan dengan

tanah yang akan disertipikatkan. Setelah selesai pengukuran dan pihak pemohon,

kepala desa dan tetangga yang berbatasan menanda tangani surat gambar

ukur.Proses selanjutnya petugas Badan Pertanahan akan memasukkan ukuran

tanah yang telah diukur ke dalam surat ukur, setelah itu akan dilanjutkan proses

pengumuman selama 2 bulan dan proses akan berlanjut hingga selesai penerbitan

sertipikat. Sertipikat yang diterbitkan melalui sistem sporadik ditanda tangani oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kota/Kabupaten tempat wilayah tanah tersebut

diterbitkan.

Sertipikat hak atas tanah yang diterbitkan Badan Pertanahan Nasional

harus diakui oleh setiap orang sebagai satu-satunya alat bukti yang kuat sepanjang

tidak ada yang menerbitkan lagi hak atas tanah yang berkepastian hukum bagi

pemegangnya.56 Dan sepanjang tidak ada yang membuktikan lain atas kepemilikan tanah tersebut.Pada dasarnya UUPA mengatur tentang pendaftaran

tanahSertipikat yang diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional sebagai

satu-satunya badan resmi yang mewakili pemerintah dalam bidang pertanahan adalah

bukti kepemilikan hak atas tanah yang resmi dan sah secara hukum. Karena ketika

akan memperoleh sertipikat tersebut dilaksanakan sesuai dengan

prosedur-prosedur hukum yang berlaku dalam sistem pendaftaran tanah pertama kali.

Tetapi pada kenyataannya sertipikat yang kita miliki masih saja diragukan

keabsahannya di karenakan adanya pihak-pihak yang mengakui atas kepemilikan

tanah tersebut.

56

(17)

Artinya badan pertanahan nasional dalam hal ini masih membuka

kesempatan kepada pihak-pihak yang dapat membuktikan bahwa atas tanah yang

telah diterbitkan sertipikatnya tersebut adalah miliknya. Tentunya dengan

mengajukan permohonan pembatalan sertipikat melalui pengadilan. Dan

pengajuan permohonan pembatalan sertipikat tersebut disertai dengan bukti-bukti

yang kuat dan meyakinkan. Setelah pengadilan mengabulkan permohonan pihak

tersebut maka pengadilan akan memerintahkan badan pertanahan nasional untuk

membatalkan sertipikat tersebut.

Dari hal ini jelas terlihat bahwa walaupun sertipikat merupakan

satu-satunya alat bukti yang terkuat kepemilikan orang ataupun badan hukum atas

tanah tidak bisa dijadikan bukti di Pengadilan apabila terjadi sengketa pertanahan

dan ada pihak lain yang bisa membuktikan bahwa atas tanah tersebut bukan milik

si pemilik yang namanya tersebut di dalam sertipikat.

Proses penerbitan sertipikat untuk pertama kali memakan waktu yang

lama. Dilalui dengan proses awal yaitu pendaftaran tanah dan dilanjutkan dengan

proses pengumuman. Pada masa proses pengumuman dilalui dengan waktu 2

(dua) bulan. Pada masa pengumuman tersebut diberikan waktu bagi pihak-pihak

yang merasa keberatan untuk diterbitkannya sertipikat tersebut melakukan

penyanggahan. Surat sanggahan keberatan atas penerbitan sertipikat tersebut di

kirim ke kantor pertanahan. Jika sanggahan yang dikirim ke kantor pertanahan

oleh panitia pengumuma dan kepala kantor pertanahan dianggap cukup bukti

untuk ditindak lanjuti maka proses penerbitan sertipikat di hentikan. Tetapi

(18)

pertanahan tidak cukup bukti maka proses penerbitan sertipikat tetap berlanjut.

Dalam penerbitan sertipikat untuk pertama kali hal-hal yang perlu diketahui

adalah;

a. Sertipikat Sebagai Alat Bukti Hak Atas Tanah

Sertipikat hak atas tanah yang diterbitkan untuk pertama kali diterbitkan

bertujuan untuk menjamin kepastian hukum dari pemegang sertipikat hak atas

tanah tersebut. Penentuan hak yang akan diberikan dari sertipikat yang dimaksud

didasarkan atas kriteria-kriteria dari pemohon dan kondisi yang ada.

Ketika sertipikat hak atas tanah telah selesai maka sertipikat hak atas tanah

tersebut harus diserahkan langsung kepada pemilik sertipikat hak atas tanah dan

atau pemegang kuasa dari pemilik sertipikat.

b. Sertipikat Sebagai Alat Bukti Yang Kuat

Sertipikat yang telah diterbitkan oleh badan pertanahan nasional

merupakan alat bukti yang kuat dari kepemilikan hak atas tanah. Dalam sistem

sertipikat yang terdiri dari sistem negatif bertedensi positif dapat tergambarkan

dari kalimat dibawah ini, yaitu;

Sertipikat hak atas tanah yang ada pada seseorang yang secara nyata

menguasai tanah tersebut secara fisik dan dengan itikad baik tidak dapat lagi

dituntut pihak lain jika telah lampau 5 (lima) tahun setelah sertifikat diterbitkan.57 Namun dalam hal ini tidak berlaku apabila si penyangga dapat

membuktikan kepemilikannya atas tanah tersebut secara sah dan meyakinkan

57

(19)

bahwa atas tanah tersebut benar miliknya dan pengadilan memutuskan bahwa

sertipikat harus dibatalkan serta memerintahkan kepada Badan pertanahan

Nasional untuk membatalkan sertipikat hak atas tanah.

D. Penyebab terbitnya Sertipikat Pengganti Atas Sertipikat Yang Telah

Dibebani Hak Tanggungan

1. Itikad Tidak Baik Dari Pemohon

Dalam kegiatan penggantian sertipikat di kantor pertanahan kabupaten

pidie, yang salah satu pemohon mendatangi kantor pertanahan dengan

membawa data tanah yang sesuai dan membawa bukti-bukti yang meyakinkan

meminta pembuatan sertipikat pengganti ke kantor Pertanahan, yang mana si

pemohon tersebut mempunyai niat atau itikad yang tidak baik yaitu dikarenakan

sertipikat yang dimohonkan oleh si pemohon tersebut telah di pasang sebagai

jaminan atau telah dibebani Hak Tanggungan ke sebuah bank yang tidak diketahui

oleh Kantor Pertanahan dikarenakan arsip dan buku tanah Sertipikat maupun

buku tanah Sertipikat Hak Tanggungan telah musnah terbakar.

Setelah adanya permohonan penerbitan sertifikat pengganti oleh pemohon maka kantor Pertanahan melakukan pengurusan sertipikat pengganti yaitu dengan syarat-syarat:

a. Ada pernyataan dibawah sumpah dari yang bermohon di hadapan kepala Kepala Kantor pertanahan atau pejabat yang ditunjuk mengenai hilangnya sertipikat tersebut.

(20)

sertifikat pemohon yang pertama tersebut tidak mengetahui pengumuman tersebut.

c. Setelah 30 (tigapuluh) hari sejak pengumuman disurat kabar harian diterbitkan tidak ada pihak yang keberatan atau kalaupun ada pihak-pihak yang keberatan tetapi menurut pertimbangan Kepala Kantor Pertanahan keberatan tersebut tidak beralasan, maka dapat diterbitkan sertipikat baru. Tetapi jika keberatan tersebut dianggap cukup beralasan oleh Kepala Kantor Pertanahan maka permohon penerbitan sertifikat pengganti itu ditolak.

d. Mengenai pengumuman disurat kabar harian, penolakan penerbitan sertifikat oleh Kepala Kantor Pertanahan dan penerbitan/penyerahan sertifikat pengganti berdasarkan persetujuan Kepala Kantor Pertanahan harus dibuat berita acaranya yang jelas oleh Kepala Kantor Pertanahan. e. Sertifikat pengganti harus diserahkan langsung kepada pemohon atau

orang lainyang diberi kuasa menerimanya.

f. Untuk daerah-daerah tertentu yang kemungkinan tidak dapat dilakukan pengumumannya melalui surat kabar harian sebagaisyarat yang harus dipenuhi, misalnya karena biaya terlalu besar dibanding harga tanah tersebut atau diluar kemampuanpemohon,oleh Menteri (Kepala BPN) dapat menentukan cara dan pengumuman yang lain untuk memenuhi persyaratan dimaksud yaitu menempatkannya di papan pengumuman Kantor Pertanahan dan di jalan masuk tanah yang sertifikatnya yang akan diganti itu.58

Dalam hal ini setelah 30 (tigapuluh) hari pengumuman diterbitkan, bank

yang menjadi kreditor dan pemegang hak tanggungan atas sertipikat yang

diterbitkan pertama kali tidak juga melapor dan menyanggah untuk tidak

diterbitkannya sertipikat pengganti atau pemegang hak tanggungan atas sertipikat

yang diterbitkan pertamakali tidak mengetahui pengumuman tersebut maka

Kantor Pertanahan menerbitkan sertipikat pengganti atas sertipikat yang ternyata

telah di pasang Hak Tanggungan pada bank yang di jadikan sebagai jaminan atas

kredit tertentu.

Hal tersebutlah yang mengakibatkan atau yang menjadi penyebab terbitnya

sertipikat pengganti atas sertipikat yang telah di pasang Hak Tanggungan yang

58

(21)

mana si pemohon dapat dikenakan sanksi karena adanya niat atau itikad yang

tidak baik yaitu melakukan pemalsuan data-data tentang sertipikat hak milik atas

tanah yang telah di pasang atau dibebani hak tanggungan.

Selanjutnya sertipikat pengganti hak atas tanah yang telah diterbitkan

diserahkan kepada si pemilik sertipikat, dan dengan itikad yang tidak baik si

pemilik sertipikat menggunakan sertipikat pengganti tersebut untuk

kepentingannya dan mempergunakannya sebagai jaminan atas utangnya pada

salah satu lembaga pembiayaan.

Penerbitan sertipikat pengganti merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

menerbitkan sertipikat lagi atas sertipikat yang telah diterbitkan, tetapi sertipikat

tersebut telah hilang atau musnah yang disebabkan berbagai macam hal atau juga

dikarenakan sertipikat yang diterbitkan pertama kali telah rusak sehingga tidak

sertipikat tidak bisa lagi dipergunakan. Dalam penelitian ini akan diteliti

penerbitan sertipikat pengganti atas sertipikat yang telah diterbitkan oleh Kantor

Pertanahan kabupaten Pidie, dengan alasan Sertipikat hilang. Penerbitan sertipikat

pengganti harus melalui tahapan yang jelas dan disertai dengan bukti yang cukup

kuat. Dengan demikian tidak akan mudah seseorang/badan hukum mengajukan

permohonan penerbitan sertipikat pengganti ataupun dijadikan celah untuk

menerbitkan sertipikat Ganda.

Hal-hal yang dapat menyebabkan sertipikat pengganti diterbitkan adalah

sebagai berikut:

(22)

2. Apabila sertipikat itu hilang, juga tidak dipersoalkan penyebab hilangnya sertipikat tersebut, sertipikatnya harus diganti dengan sertipikat baru.

3. Apabila sertipikat yang ada di tangan si pemegang hak masih menggunakan blanko sertipikat yang lama yang tidak digunakan lagi. Blanko sertipikat itu dicetak oleh negara dan tetap terbuka kemungkinan perubahannya sesuai dengan perubahan ketentuan hukum yang berlaku. Sertipikat tersebut dapat diminta oleh pemegang hak untuk diganti dengan sertipikat baru dalam artian penggantiannya bersifat fakultatif.

4. Apabila tanah tersebut dieksekusi lelang karena dijadikan obyek hak tanggungan dimana pemberi hak tanggungan (debitor) wanprestasi, si pemegang hak (debitor) tidak menyerahkan sertipikat tanah tersebut kepada pemegang pembeli lelang maka sertipikatnya harus diganti dengan yang baru.59

Penggantian sertipikat disebabkan hal-hal di atas dicatat pada sertipikat

dan buku tanah sertipikat yang bersangkutan di Kantor Pertanahan. Dan dalam hal

penggantian sertipikat karena rusak atau pembaruan blanko sertipikat, sertipikat

yang lama ditarik dan di musnahkan oleh Kantor Pertanahan.

Hal-hal yang menjadi penyebab terbitnya sertipikat pengganti seperti yang

dimaksud di atas berbeda dengan penyebab terbitnya sertipikat pengganti dalam

penelitian tesis ini yang mana ditemukannya kasus sertipikat pengganti terhadap

sertipikat yang telah dibebani Hak Tanggungan, yang terjadi di Kantor Pertanahan

Kabupaten Pidie.

Adapun hal tersebut terjadi juga dikarenakan adanya suatu hal yang terjadi

yang tidak diduga-duga atau dikehendaki seperti kebakaran yang terjadi di Kantor

Badan Pertanahan Kabupaten Pidie. Dalam peristiwa kebakaran tersebut banyak

pihak yang dirugikan terutama para pemilik sertipikat atau Pemegang Sertipikat

Hak Tanggungan yang mana dalam peristiwa tersebut buku tanah Sertipikat dan

buku tanah Sertipikat Hak Tanggungan, Warkah, buku desa serta arsip-arsip

Kantor Pertanahan Kabupaten Pidie juga ikut terbakar.

59

(23)

Penerbitan dari sertipikat pengganti yang dimohonkan oleh pemilik

sertipikat hak atas tanah itu sendiri merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari

pemilik sertipikat itu dan karenanya termasuk segala biaya yang dikeluarkan dari

penerbitan sertipikat hak atas tanah itu merupakan tanggung jawabnya sendiri dan

dibiayainya sendiri.

Tentu biaya penerbitan sertifikat tidak terkecuali sertifikat pengganti tersebut harus di tanggung oleh si penerima sertifikat. Disamping itu tentu masih banyak kewajiban-kewajiban lain yang harus dipenuhi berbagai pihak yang terkait dengan pelaksanaan pendaftaran tanah itu agar kewajiban-kaewajiban dimaksud semaksimal mungkin terpenuhi maka sanksi hukum bagi si pelanggar harus diterapkan.60

Penerbitan sertifikat pengganti itu hanya dapat dilakukan :

1. Apabila yang berkepentingan yang telah memenuhi hal-hal yang disebut di atas mengajukan permohonan pengganti sertifikat tanahnya kepada Kepala Kantor Pertanahan. Pihak yang berkepentingan dimaksud adalah pihak yang namanya tercantum sebagai pemegang hak dalam buku tanah yang ada di kantor pertanahan yang diberlakukan bagi sertifikaat yang rusak, hilang dan masih menggunakan blanko sertifikat lama yang tidak digunakan lagi.

2. Apabila terjadi peralihan karena lelang maka pihak yang berkepemtingan itu adalah pihak yang namanya tercantum dalam kutipan risalah lelang sebagai pembeli lelang dimaksud, diberlakukan khusus bagi sertifikat yang tidak diserahkan pemegang hak (debitur) kepada pembelli lelang karena rusak, hilang atua balanko sertifikatnya yang lama yang tidak digunakan lagi.

3. Apabila terhadap tanah yang dilakukan atass pemindahan hak seperti jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, pihak yang berkepentingan dimaksud adalah pihak yang namanya tercantum dalam akta PPAT sebagai penerima hak, diberlakukan khusus bagi pemindahan hak yang belum terdaftar dimana sertifikat hak atas tanahya rusak, hilang atau blanko sertifikatnya yang lama tidak digunakan lagi.

4. Apabila terhadap tanah tersebut terjadi peralihan hak karena penggabungan atau peleburan perseroan atau koperasi, pihak yang berkepentingan dimaksud adalah pihak yang namanya tercantum sebagai penerima hak pada akta peralihan hak tersebut, diberlakukan khusus bag peralihan yang belum didaftar dimana sertifikat hak atas tanahnya rusak, hilang atau blanko sertifikatnya yang lama yang tidak digunakan lagi.

5. Apabila terhadap tanah yang dijadikan obyek hak tanggungan dan terjadi peralihan piutang yang dijamin karena cessie, subrogasi, pewarisan atau

60

(24)

penggabungan serta peleburan perseroan, pihak yang berkepentingan dimaksud adalah pihak yang namanya tercantum pada surat tanda bukti beralihnya piutang pada hak tanggungan tersebut, diberlakukan khusus bagi peralihan yang belum didaftar dimana sertifikat tanahnya rusak, hilang atau blanko sertifikat tanahnya rusak, hilang atau blanko sertifikat tanahnya yang lama yang tidak digunakan lagi.

6. Apabila pemegang hak atau penerima hak sebagaimana uraian diatas sudah meninggal dunia, permohonan penggantian sertifikat hak atas tanah dapat diajukan oleh ahli warisnya dengan menunjukkan dan menyerahkan surat tanda bukti sebagai ahli waris.61

Jika penerbitan sertipikat pengganti dilakukan dengan niat dan itikad

yang tidak baik dari pemilik sertipikat maka segala konsekwensi hukum yang

terjadi kedepannya harus di pertanggung jawabkan oleh si pemilik sertipikat.

Konsekwensi hukum yang terjadi dari terbitnya sertipikat pengganti atas sertipikat

yang telah dipasang hak tanggungan seperti yang diteliti dalam tesis ini adalah

terjadinya sertipikat ganda dan kerugaian dan ketidak pastian hukum yang dialami

oleh pemegang hak tanggungan atas sertipikat yang diterbitkan untuk pertama

kali.

Perbuatan dari si pemilik sertipikat yang tidak beritikad baik tersebut adalah

perbuatan yang tercela dan dapat dituntun secara hukum pidana maupun secara

hukum perdata. Akibat dari perbuatan yang dilakukannya menimbulkan kerugian

pihak kreditor sebagai pihak yang memberikan hutang dan dalam hal ini kreditor

beritikad baik untuk memberikan pinjaman dengan maksud memberikan pinjaman

modal untuk membantu kelancaran usaha si debitor atau si pemilik sertipikat.

61Ibid

(25)

2. Ketidak Telitian Kantor Pertanahan Dalam Memeriksa Berkas

Surat-Surat Yang Berkaitan Dengan Penerbitan Sertipikat Pengganti

Penerbitan sertipikat pengganti yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan di

Kabupaten Pidie, yang proses penerbitan sertipikat pengganti tersebut telah sesuai

dengan peraturan yang ada, tetapi walaupun telah sesuai dengan peraturan, terjadi

juga terbitnya sertipikat ganda atas sertipikat yang telah dibebani hak tanggungan

di Kantor Pertanahan Kabupaten Pidie.

Tetapi, walaupun penerbitan sertipikat pengganti tersebut telah sesuai

dengan prosedur terdapat kesalahan atau kelalaian akibat dari ketidak telitian

Kantor Pertanahan dalam mengecek berkas-berkas arsip yang telah terbakar dan

menerbitkan sertipikat pengganti, yang mana dalam hal ini Kantor Pertanahan

Kabupaten Pidie telah melakukan penerbitan sertipikat pengganti atas sertipikat

yang objek dan subjeknya satu yang mana sertipikat tersebut telah dibebani Hak

Tanggungan di salah satu bank.

Akibat dari ketidak telitian yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan

Kabupaten Pidie yang tidak memeriksa status data tanah serta bukti-bukti

formalitas surat yang dibawa oleh pemohon dengan teliti saat si pemohon

meminta pembuatan sertipikat pengganti dengan secara seksama tentu saja

mengakibatkan adanya kerugian yang dialami oleh berbagai pihak karena si

pemohon menggunakan kedua sertipikat tersebut sebagai jaminan atau

membebani Hak Tanggungan terhadap keduanya dengan masing-masing bank

yang berbeda. Ketelitian dalam mengecek berkas yang pernah terbakar seharusnya

(26)

Pertanahan Nasional merupakan satu-satunya Badan Pemerintahan di Indonesia

yang mengurusi segala hal yang menyangkut pertanahan. Baik itu mengenai

penerbitan sertipikat, sertipikat hak tanggungan, peralihan balik nama sertipikat

yang disebabkan akta peralihan maupun kewarisan yang disebabkan pemilik

sertipikat telah meninggal dunia, pemecahan sertipikat, maupun segala hal yang

menyangkut system pertanahan di Indonesia.

Dalam hal ini yang menjadi korban adalah pihak bank, karena bank telah

memberikan sejumlah pinjaman kepada debitornya yang menjadikan sertipikat

sebagai jaminannya tetapi sertipikat tersebut tidak dapat dijadikan sebagai

jaminan yang berkekuatan hukum dikarenakan telah adanya penerbitan sertipikat

pengganti atas sertipikat pertama yang telah dibebani hak tanggungan dan

sertipikat pengganti tersebut juga di jadikan sebagai jaminan di bank lain. Maka

oleh karena itu kantor pertanahan Kabupaten Pidie ikut bertanggung jawab dalam

menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Karena permasalahan timbul akibat

dari itikad tidak baik dari pemilik sertipikat juga dari ketidak telitian Kantor

Pertanahan Kabupaten Pidie.

Ketelitian dalam menerima dan mengecek berkas yang akan diproses di

kantor pertanahan adalah hal yang sangat penting dilakukan karena dengan

ketelitian mengecek berkas maka akan terhindar dari hal-hal yang tidak

diinginkan terjadi yang dapat merugikan pihak lain seperti yang diteliti dalam

tesis ini yaitu kerugian yang diderita lembaga pembiayaan bank karena akibat

terbitnya sertipikat ganda dan masing-masing sertipikat dijadikan agunan dan

(27)

Pertanahan pernah terjadi suatu musibah atau bencana seperti yang terjadi di

Kantor Petanahan Kabupaten Pidie yaitu musibah kebakaran.

Ketelitian penerimaan berkas seharusnya dimulai dari petugas yang

bertugas menerima berkas hingga petugas yang memeriksa kebenaran dan

kelengkapan berkas tersebut. Sehingga apabila petugas Kantor Pertanahan

benar-benar meneliti berkas dari petugas yang ditingkat bawah sampai dengan petugas

yang ditingkat atas maka akan terjalin kerja sama yang baik dalam mencegah atau

mengantisipasi dari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dan dapat menciptakan

kepastian hukum bagi seluruh lapisan masyarakat baik itu si pemilik sertipikat hak

atas tanah ataupun pihak lain yang saling terkait dengan keberadaan sertipikat hak

atas tanah.

Dengan terwujudnya kepastian hukum tersebut menimbulkan kepercayaan

yang besar dari seluruh lapisan masyarakat terhadap keberadaan dan kewenangan

dari Badan Pertanahan Nasional sebagai satu-satunya lembaga yang mewakili

Pemerintah dalam hal sistem pertanahan di Indonesia.

Badan Pertanahan Nasional sebagai wakil dari pemerintah dalam hal

pertanahan haruslah memberikan pelayanan yang bagus dan semaksimal mungkin

kepada seluruh masyarakat. Sehingga cita-cita dari terciptanya Undang-Undang

Referensi

Dokumen terkait

 Keterampilan membaca ( ناديعلاو نآرقلا لوزن ( ةءارقلا dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh

Negara berkembang merupakan Negara yang sedang dalam proses dalam kemajuan dari setiap aspek Negara tersebut.. Komponen-komponen dari aspek Negara

Penerapan Metode Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk Analisa Perubahan Penggunaan Lahan (Studi Kasus: Wilayah Kali Surabaya). Analisis Perubahan

Diharapkan pengalaman yang didapat dari kegiatan lesson study ini bermanfaat untuk merubah budaya guru dari pengajaran yang berpusat pada guru (teacher centered)

Selain itu dapat membantu dan memudahkan bagi mereka untuk mempelajari dan mengetahui cara pembuatan web informasi kesehatan. Di dalam pembuatan web informasi kesehatan ini

Melakukan Pembukaan rekening atas nama anak dari penerima kuasa yang tersebut diatas;.. Melakukan proses tarik tunai, pindah buku dana Program Indonesia Pintar (PIP)) di

Aplikasi yang dibuat ini adalah sebuah aplikasi untuk memantau dan mengontrol buku yang masuk dan buku yang keluar pada perpustakaa, sehingga informasi tentang buku yang masuk dan

Dalam suatu pembuatan maupun pengembangan suatu sistem, banyak sekali gambaran yang dapat diterapkan ke suatu bentuk rancangan sistem tersebut.. Seperti halnya dalam bentuk