• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN GBKP DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KARO DI BULUH AWAR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN GBKP DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KARO DI BULUH AWAR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN GBKP DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN

MASYARAKAT KARO DI BULUH AWAR KECAMATAN

SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Santa Antinosa NIM. 308121139

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat serta kasih setianya ,sehingga penulis dapat menyelesaikan study perkuliahan sampai dengan penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir dalam rangka menyelesaikan jenjang pendidikan S1 jurusan pendidikan sejarah di Fakultas Ilmu Sosial (FIS) pada Universitas Negri Medan.Ada pun judul skripsi yang penulis angkat berjudul “Peran GBKP dalam menningkatkan Pendidikan Masyarakat Karo di Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang”. Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangandalam penulisan Skripsi ini. Namun penulis sangat mengharapkan banyak saran dan kritikan yang membangun agar kedepan lebih baik lagi. Penulis banyak berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan sumbangan berupa masukan dan materi dalam proses penyelesaian Skripsi ini. Begitu banyak kendala dan tantangan Penulis hadapi dalam proses penyelesaian Skripsi mulai dari pribadi saya sendiri yang sempat merasa jenuh dan merasa gagal karna tidak menyelesaikan tulisan ini

pada waktu yang diharapkan. Begitu juga dengan banyaknya kendala yang dihadapi dalam pengumpulan materi tulisan dan data penelitian dimana beberapa data yang telah saya kumpulkan dengan susah payah lenyap karna kekeliruan saya, ditambah lagi kondisi keluarga saya yang beberapa tahun ini harus menghadapi cobaan dari Tuhan. Namun , saya harus bangkit dari keterpurukan dan saya akan membuktikan pada diri sendiri , keluarga , rekan dan sahabat saya. Bahwa saya bias menyelesaikan tugas ini sampai selesai. Penulis juga sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu ,baik itu dalam penelitian maupun yang memberikan dukungan moral kepada saya. Penulis juga berterima kasih kepada.

1. Tuahn Yesus Kristus yang selalu menjawab semua doa-doa ku , dan karna kasih , serta penguatan dariNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor di Universitas

Negeri Medan

(6)

4. (Alm) Jusup sembiring pelawi dan Trianin Br ketaren selaku orang Tua penulis. Kepada bapak dan Ibu ,saya mengucapkan banyak terimakasih yang sedalam-dalamnya karna telah merawat dan mendidik serta membiayai pendidikan saya selama ini.

5. Bibik tua ku Bunga mari br ketaren selaku wali penulis saya mengucapkan banyak terima kasih, karna telah membimbing saya selama perkuliahan dan sampai selesainya skripsi ini dan juga telah menjadi penggati orang tua bagi saya.

6. Kakak ku ,saya mengucapkan banyak terimakasih karna telah mendulang

saya dalam menyelesaikan perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini. Saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada abang-abang ku yang telah membantu membiyayai sampai selesainya skripsi ini.

7. Buat sahabat-sahabat ku Jely elpita br barus, Arif Putra, Restia ,Novita,Teresia,Emima Tarigan saya ucapkan banyak terimakasih karna telah membantu saya dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada Ibu Dra. Lukita ningsih ,Mkim selaku ketua jurusan pendidikan sejarah ,saya ucapkan banyak terimakasih ikut serta dalam membimbing saya sampai selesainya skripsi ini.

9. Bapak Drs. Yushar tanjung,Msi selaku dosen pembimbing Akademi yang selama ini penulis berkuliah di Universitas Negeri Medan yang telah memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

10.Ibu Dra. Hafnita lubis ,Msi ,selaku sekretaris jurusan pendidikan sejarah dan juga kepada Bapak Hidayat serta Ibu Dr. Samsidar tannjung ,Mpd selaku Dosen penguji ,saya ucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya dalam membantu saya untuk menyelesaikan perkuliahan

saya.

(7)

12.Kepada seluruh pengurus kantor Moderamen di Kabanjahe saya ucapkan banyak terimakasih ,karna telah membantu saya dalam penulisan skripsi ini. 13.Pengurus GBKP masehi Sibolangit,Kepala sekolah SMP GBKP Sibolangit dan penduduk desa Buluh Awar serta orang tua siswa yang telah mengijinkan untuk penelitian penulis disana ,saya ucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya.

14.Seluruh teman-teman khususnya mahasiswa jurusan pendidikan sejarah stambuk 2008 kelas C, regular terimakasih banyak yang telah menjadi teman-teman ku selama perkuliahan penulis ini.

Demikianlah skripsi ini saya perbuat,saya percaya indah pada waktunya. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. Sekian dan terimakasih saya ucapkan kepada seluruhnya yang telah membantu saya dalam semua hal yang menyangkut perkuliahan saya ini.

Medan Penulis

(8)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Perumusan Masalah ... 6

D. Pembatasan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Kerangka Konsep ... 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20

A. Metode Penelitian ... 20

B. Lokasi Penelitian ... 20

C. Sumber Data... 21

D. Teknik Pengumpulan Data ... 21

(9)

BAB IV PEMBAHASAN ... ... 24

A. Kehidupan Masyarakat Karo di desa Buluh Hawar Sebelum masuknya Zending ... ... 28

B. Latar Belakang Masuknya Zending ke Tanah Karo ... ... 37

C. Berdirinya GBKP ... ... 45

D. Peranan GBKP Dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat Karo di Buluh Hawar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

A. Kesimpulan ... ... 68

B. Saran ... ... 70

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

DAFTARPUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT RinekaCipta

Cholid Narabuko dan Abu Achmadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara

Keontjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta

Mustakin Dan Abdul Wahib. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

P.Sinuraya, Dkn . 2000. CuplikanSejarahPenginjilanMasyarakatKaro 1890 2000. Medan: Jaya Berkat

Putra, Berahmana. Sejarah Karo Dari Zaman Ke Zaman (Jilid 11). Medan: Ulih Seber

Sjamsudin, Helius. 2007. Metedologi Sejarah . Yogyakarta : Ombak

Tarigan,S arjani. 2011. Kepercayaan Orang Karo. Medan: Si Bnb Press

Tong, Stpehen 2010.TeologiPenginjilan. Surabaya: Momentum

Umar Tirtaraharja, Dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya

dinamai suku Karo sekarang ini (P. Sinuraya,2000: 1). Setelah hancurnya Kerajaan

Haru Wampu, Kerajaan Lingga Timur Raja, Kerajaan Haru Deli Tuwa pada abad

ke-16 akibat agresi bala tentara Kesultanan Aceh kewilayah bangsa Haru maka

sejak itulah pecahnya bangsa Haru menjadi beberapa suku bangsa yaitu: suku Karo,

Simalungun, Pakpak, Gayo, Alas, Keluet, dan Singkil. Latarbelakang perpecahan

suku bangsa Haru ini, ialah di sebabkan pengaruh kekuasaan Kesultanan Aceh

sebagai pemenag/penakluk kerajaan-kerajaan Haru pada tahun 1539 dan 1564.

Ada juga yang berpendapat bahwa nama suku bangsa haru itu berubah

menjadi Harau, kemudian menjadi Karau, lalu menjadi Karo sekarang ini.

Walaupun sebenarnya karo Langkat dibedakan dari karo jahe namun karena

mendiami dataran rendah maka mereka dikatagorikan karo jahe-masyarakat karo

sebelum masa colonial memiliki kebebasan politik dan ekonomi kebebasan politik

tersebut masih tradisional serta pemerintahan yang tidak terpusat seperti

kepemimpinan urung atau desa di tentukan oleh pembuka tanah oleh marga dan

kesaktian guru mbeli, misalnya urung suka pembuka kampungnya atau dalam

(13)

Sedangkan para pendatang mendapatkan tanah dengan cara menikahi

keluarga sibayak kebebasan ekonomi orang karo berupa pengolahan tanah dan

memperoleh kebutuhan pokok.

Dengan kehadiran orang Eropa didalam masyarakat karo inilah yang pada

akhirnya membawa perubahan system pemerintahan, demokrasi dan lain - lainnya

di tanah karo dan inilah yang akhirnya memperbaharui masyarakat. Pengaruh

pretisme barat, kehadiran para zendeling, memberikan warga baru dalam

perkembangan religious di tanah karo, tetapi bagi mereka yang non-kristen kadang

- kadang kurang bias terbuka.

Prinsipil, meski sebenarnya dapat memberi resiko bagi diri sendiri ataupun

keluarganya. Berani dan percaya diri berarti mereka percaya pada kekuatannya

sendiri. Mereka jarang menggantungkan hidup pada orang lain dan hal ini juga

yang mendasari mengapa orang Karo dengan berani menunjukkan rasa

ketidaksenangan mereka terhadap orang Belanda pada masa pemerintahannya

dengan cara membakar gudang-gudang tembakau bentukan Belanda dan mencabuti

tanaman tembakau yang baru ditanami di perkebunan. Tindakan orang Karo ini

oleh Belanda disebut “musuh berngi” karena mereka melakukan aksinya pada

malam hari.

Pada tahun 1890 meskipun perkebunan tembakau Deli dan pemerintah

kolonial Belanda memasukkan missi Kristen melaluin Nederlandsche Zendeling

Genootscap (NZG) ke Buluhawar-Tanah Karo, di mana mesiu peperangan

membakar Karo Jahe (Deli), Karo Serdang dan karo Langkat antara Tentara

(14)

Mulai pada saat itu seratus sepuluh tahun yang lalu sejarah penginjilan

masyarakat Karo itu dimulai. Ribuan peristiwa penting tentang hal ini telah di kutip

agar dapat dipelajari dan di ambil maknanya. Kehadiran misi Protestan dan

kolonialisasi di Tanah Karo dimulai ketika seorang zendeling dari badan NZG dan

beberapa orang dari Minahasa pada tahun 1890.

Tepat pada tanggal 18 April 1890 zendeling pertama dari Belanda bernama

Pdt. Hendrik C.Kruyt bersama salah satu utusan dari Tondano, Minahasa yakni

Nicholas Pontoh tiba di Belawan.

Setelah melihat situasi yang ada, lalu mereka membuat tempat perhentian

di sebuah desa di Sibolangit bernama Buluh Awar sebuah kampung yang dihuni

oleh masyarakat Karo. Pada masa permulaan penginjilan, para penginjil

memberikan pelayanan pendidikan umum di lima desa, masing-masing desa

didirikan pos pelayanan. Pelayanan pendidikan yang dilakukan ini mendapat curiga

dari masyarakat setempat. Masyarakat setempat menganggap kegiatan yang

dilakukan zendeling sebagai suatu siasat menarik simpati rakyat. Bagi orang Karo

NZG adalah Belanda dan bagi mereka Belanda adalah penjajah. Oleh karena hal

tersebut maka Guru Injil pribumi ikut dikirim untuk melayani agar masyarakat

Karo mau membuka diri terhadap para zendeling.

Berdasarkan tulisan Anta Sembiring Humas Gereja Batak Karo Protestan

(GBKP) dalam www.gbkp.co.id bahwa peranan zendeling sangat besar bagi

masyarakat Karo baik itu dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang sosial.

Kedatangan zendeling Belanda merupakan ujung tombak dimulainya pendidikan

(15)

mereka untuk mengajari orang Karo membaca dan menulis.

Kebanyakan yang di didik adalah para pemuda-pemuda desa Buluhawar,

karena pemuda lebih terbuka dengan sesuatu yang baru. Serta di alam pikiran yang

baru itu, mereka dengan berani mencetuskan pikiran-pikirannya sehingga

pembaharuan tersebut lebih cepat tercapai. Sebagai generasi penerus mereka

menciptakan suasana yang baru di dalam generasinya, dengan demikian pendidikan

sekolah tersebut disamping mendidik juga memberlakukan pembaharuan itu

sendiri.

Di sinilah kemudian dibangun sekolah yang pertama, akan

tetapikekristenan belum diterima oleh orang Karo pada masa itu. Baru ketika H.C.

Kruyt digantikan oleh J.K. Wijngaarden yang dipindahkan dari Sawu, Indonesia

Timur, melakukan pembaptisan pertama terhadap enam orang Karo pada bulan

Agustus 1893. Kemudian kekristenan ini berkembang walaupun menghadapi

tantangan mengingat pada waktu itu kedudukan Guru Mbelin yang disegani di

kalangan orang Karo.

Setiap orang Karo yang menjadi Kristen memiliki dua tantangan, yaitu

mengkomunikasikan kepercayaan orang Kristen bagi mereka yang masih hidup

dalam agama awal dan mengajak orang-orang Karo untuk tidak memandang

Kristen itu secara otomatis adalah Belanda Hitam.

Tanggal 24 Desember 1899 telah ditasbihkan Gereja Batak Karo yang

Pertama di Buluh Awar. Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) merupakan salah

satu jenis gereja kesukuan. Berada di bawah pengawasan Persatuan Gereja

(16)

sendiri salah satu penggerak ajaran kekristenan yakni pada masa reformasi gereja

yang sebelumnya dirintis oleh Marthin Luther di Jerman. GBKP merupakan

lembaga keagamaan yang keanggotaan umatnya salah satu etnis di Indonesia yakni

Batak Karo.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk

mengangkat skripsi ini dengan judul “Peranan GBKP Dalam Pendidikan Masyarakat Karo Di Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang”. Penulis merasa GBKP memiliki peranan penting terhadap dunia

pendidikan dalam memajukan masyarakat Karo yang dalam hal ini perlu diteliti

untuk mengetahui perkembangan sosial budaya masyarakat dengan adanya

keberadaan GBKP.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka identifikasi masalah yang dapat

dikemukakan antara lain:

1. Keadaan masyarakat Karo di Sumatera Timur prakedatangan NZG.

2. Sejarah berdirinya GBKP

3. Kondisi masyarakat karo sesudah kedatangan NZG dan terbentuknya

GBKP.

(17)

C. Pembatasan Masalah

Adapun batasan masalah yang dibuat yakni “Peranan GBKP Dalam

Pendidikan Masyarakat Karo Di Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang”.

D. Perumusan Masalah

1. Bagaimana kehidupan masyarakat Karo sebelum masuknya NZG ?

2. Bagaimana latar belakang masuknya zending ke Tanah Karo ?

3. Bagaimana bentuk pelayanan pendidikan sebelum masa zending ?

4. Bagaimana peran dalam meningkatkan pendidikan bagi masyarakat Karo ?

E. Tujuan Penelitian

Pada dasarnya tujuan penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui kehidupan masyarakat Karo di desa Buluh Hawar

sebelum masuknya zending.

2. Untuk mengetahui latar belakang masuknya zending ke Tanah Karo.

3. Untuk mengetahui berdirinya GBKP.

4. Untuk mengetahui peranan GBKP dalam meningkatkan pendidikan

masyarakat Karo di Buluhawar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli

(18)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan wawasan peneliti tentang kehidupan masyarakat Karo dari

sudut pandang keagamaan.

2. Menambah pengetahuan khasanah sejarah kekristenan bagi masyarakat

Karo dalam studi ilmu sejarah.

3. Sebagai penambah pembendaharaan ilmu bagi lembaga pendidikan

UNIMED.

4. Sebagai kontribusi bagi pembaca akan peranan GBKP pada pendidikan dan

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan keterangan dan analisis yang telah dilakukan pada bab – bab

sebelumnya maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Keristen di tanah karo dimulai dari desa buluh awar, sebuah desa kecil yang

teletak di kecamatan sibolangit. Alasan di pilihnya desa ini sebagai pos

penginjilan pertama karena desa ini merupakan perlintasan perlanja sira,

sebuah profesi orang karo pada zaman dahulu yang membawa garam dari

dataran rendah ke dataran tinggi karo sehingga daerah ini tentu dihuni oleh

banyak orang karo. Desa buluh awar merupakan pos penginjilan pertama

zendeling dari Belanda.

2. Pengkristenan merupakan sebuah proses yang panjang dalam pelayanan

zending, orang karo dididik tentang ilmu pengetahuan, dimulai dari

membaca dan menulis, meramu obat – obatan dan mengarap lahan

pertanian, hal ini menunjukan bahwa pelayanan kepada warga jemaat Allah.

Pelayanan merupakan Tritugas Gereja.

3. GBKP ditetapkan berdiri pada tahun 1899 dalam perkembangan terjadi

secara lambat, pada tahun 1941 digerlar sinode pertama yang juga

merupakan hari peresmian GBKP dalam berkembang. Tentang diperoleh

dari pihak berbagai pihak terutama pada masa pergolakan di nusantara

4. Hingga tahun 2013 telah ada sekitar 21 klasis dan akan ada pemekaran

(20)

5. Moderamen GBKP memberikan pelayanan pendidikan bagi masyrakat,

tidak hanya warga GBKP yang berhak menempuh pendidikan di YPK

GBKP tetapi juga warga non GBKP. GBKP melaksanakan berbagai upaya

dalam meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat baik itu dilakukan

degan pendidikan formal maupun dengan pendidikan informal.

6. Masyrakat karo juga merasa perlu mendukung program GBKP. Salah satu

contoh sederhana yang dapat mereka lakukan adalah menitipkan anak

mereka di sekolah atau perguruan tinggi yang dikelola GBKP sebagai

wujud ikut berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kualitas spiritual dan

pendidikan masyarakat warga GBKP.

7. Sekolahn GBKP yang ada saat ini telah ada dari tingkat pendidikan usia dini

hingga perguruan tinggi. Sampai tahun 2013 ada beberapa sekolah di tanah

karo yang kondisinya sangat memperhatinkan. Beberapa masyarakat dan

pihak moderamen merencanakan perbaikan kualitas pendidikan yang

dimulai dari perbaikan fasilitas pendidikan.

B. Saran

1. sebagai warga masyakarat rasanya kita perlu mendukung program untuk

lebih meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat. Tidak hanya warga

GBKP, tetapi juga warga non GBKP dapat juga beradaptasi dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia indonesia.

2. bagi masyrakat alangkah baiknya bila juga ikut teladan para pendahulu

(21)

masyarakat kecil yang kurang mendapat perhatian akan pendidikan dan

sektor lainya.

3. pemerintah daerah juga sebaiknya memberikan perhatian khusus bagi

daerah- daerah yang terpencil dan cukup terasing. Di daerah tersebut masih

banyak nilai bersejarah berupa bangunan – bangunan pada masa lampau

yang kurang mendapat perhatian hingga saat ini.

4. bagi pemerintah agar lebih memperhatinkan kondisi sekolah – sekolah di

daerah – daerah terpencil di pedesaan. Sekolah masehi di sibolangit

hanyalah satu contoh sekolah yang kurang mendapat perhatian akan

fasilitas pendidikan. Marilah kita sebagai warga masyarakat mencitai

pendidikan memberikan konstribusi kita agar kualitas pendidikan di

Referensi

Dokumen terkait

B 188 KR Effects of Essential Oil Supplementation on in Vitro Digestibility and Rumen Fermentation Characteristics of Three Different

Hasil penelitian : asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny.“A” selama kehamilan trimester III dengan keluhan fluor albus, pada persalinan dengan persalinan section

Bentuk Steak adalah pembekuan ikan tuna yang terlebih dahulu dibetuk loin. kemudian diiris-iris secara melintang dan tegak lurus dengan

bisa dipilih sesuai dengan tuntutan kebutuhannya (Tayyari dan Smith, 1997), yaitu (a) Rancangan untuk ukuran rata-rata ( design for average ), yang banyak dijumpai

Data pengukuran P-Potensial dan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian kombinasi bahan organik baik berupa kompos kulit durian dan pupuk kandang ayam

Berdasarkan uraian di atas, hasil eksplorasi penelitian potensi tinggalan arkeologi di perairan Sagori, maka dapat disimpulkan bahwa pada lokasi ini terdapat benda cagar budaya

Penggunaan Obat Untuk Mengatasi Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas pada Pasien Sirosis Hati di Instalasi Rawat Inap Medik Penyakit Dalam RSUD Dr.. Rifaximin versus nonabsorbable

dari kebijakan/regulasi daerah dan Alokasi anggaran untuk kesehatan gakin, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Dinas Kesehatan Kabupaten. Regulasi atau