• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAMA EKSTRAKSI YANG BERBEDA TERHADAP RENDEMEN DAN KUALITAS “KARAGENAN” RUMPUT LAUT ( Eucheuma cottonii)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAMA EKSTRAKSI YANG BERBEDA TERHADAP RENDEMEN DAN KUALITAS “KARAGENAN” RUMPUT LAUT ( Eucheuma cottonii)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAMA EKSTRAKSI YANG BERBEDATERHADAP

RENDEMEN DAN KUALITAS“KARAGENAN” RUMPUT LAUT ( Eucheuma

cottonii)

Oleh: RIDHA IBRAHIM.Z.I. ( 02930024 ) Animal Fishery

Dibuat: 2007-04-04 , dengan 3 file(s).

Keywords: ekstraksi, Rumput laut

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pertanian dan Laboratorium kimia Universitas Muhamadiyah Malang, pada bulan Agustus-September 2006.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama ektraksi yang berbeda terhadap

rendemen dan kualitas “karagenan” rumput laut (Eucheuma cottonii). Metode yang digunakan

adalah eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara sederhana dan diulang sebanyak 3 kali. Sebagai perlakuan adalah dengan lama waktu ekstraksi 1 jam, 1,5jam, 2 jam, 2,5 jam, 3 jam. Perbedaan rata-rata terkecil dari setiap perlakuan yang berbeda nyata dibuktikan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dan penentuan perlakuan terbaik ditentukan oleh uji De Garmo.

Parameter yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji rendemen, analisa kandungan air, kadar abu, viskositas, sulfat, kekuatan gel, dan derajat keputihan.

Hasil analisa menunjukkan bahwa penambahan lama waktu ekstraksi memberikan pengaruh sangat nyata ( F hit > F 1%) terhadap kadar rendemen, kadar abu, viskositas, sulfat dan kekuatan gel.

Perlakuan lama ekstraksi 3 jam menghasilkan kualitas karagenan yang cukup baik dengan dengan rendemen 59,4214%, kadar air 9.7916%, kadar abu 20,67418%, viskositas 2,1666(cps), sulfat 0,1381(%), kekuatan gel (mm/g/det) 8,5303 dan derajat keputihan 27,8463%

Disarankan agar mendapatkan karagenan dengan kualitas yang cukup baik, sebaiknya

menggunakan lama waktu ekstraksi 3 jam dengan jumlah air 50 kali berat rumput laut kering. Tujuan dari PKL ini untuk mengetahui dan memahami teknik pembuatan jelly di Usaha

Pengolahan Rumput Laut “Karya Bahari Pengolahan”, mengetahui sarana dan prasarana apa saja

yang dibutuhkan dalam pembuatan jelly rumput laut dan mengetahui kendala-kendala dalam pembuatan jelly rumput laut. Metode yang digunakan adalah metode survey.

Proses pembuatan jelly meliputi beberapa tahapan, yaitu penimbangan bahan, penghalusan rumput laut dengan blender, pemasakan, penambahan glukosa, pencetakan, penjemuran dan pengemasan. Jadwal kerjanya tidak kontinu karena menyesuaikan dengan kebutuhan permintaan dan stok bahan baku yang digunakan untuk pembuatan jelly rumput laut. Pada pembuatan jelly rumput laut sarana dan prasarana sangatlah dibutuhkan. Sarana dan prasarana adalah segala perlengkapan serta tempat yang dipakai untuk me nunjang kelancaran proses produksi. Sarana produksi disini meliputi segala peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan jelly seperti palet, timbangan, wajan, kompor dan blender. Sedangkan prasarana disini meliputi bangunan yang diperlukan untuk tempat pengolahan produk jelly rumput laut.

(2)

Dalam pembuatan jelly ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan diantaranya adalah proses produksi, sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan kedisiplinan tenaga kerja dalam proses pembuatan jelly rumput laut.

Agar usaha pembuatan jelly ini bisa berkembang sebaiknya perlu diberikan pembinaan kepada tenaga kerja seperti masalah kesehatan tenaga kerja dan pelatihan tentang pembuatan jelly rumput laut yang baik, pemberian sanksi yang tegas pada tenaga kerja yang melanggar peraturan yang telah ditentukan.

Referensi

Dokumen terkait

Variabel yang digunakan adalah penerapan IFRS sebagai variabel independen dan terdapat berbagai variabel kontrol seperti ukuran perusahaan, rasio total hutang terhadap

PERHATIAN: Pemilihan sarung tangan spesifik untuk aplikasi tertentu dan lama pemakaiannya di tempat kerja harus juga memperhitungkan seluruh faktor di tempat kerja, seperti

Transaksi SUN Secara Langsung untuk tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a dan huruf b dilaksanakan melalui Pembelian SUN di Pasar Sekunder.. Transaksi

Penyandang cacat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bangsa Indonesia. Oleh karena itu permasalahan penyandang cacat merupakan permasalahan bangsa

Edutown BSD City, Kavling Edu I No.1 Telp.. MT Haryono 908 Tempel Foto

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa semua sampel minyak dalam keadaan cair pada suhu ruang (±27ºC) namun ketika pada suhu rendah (±5ºC) terjadi perubahan fase pada beberapa

Dengan harapan kegiatan ini bisa melahirkan berbagai ide dan pemikiran-pemikiran baru serta tersusunannya kepengurusan FORKOMMI –UGM periode 2011-2012 untuk kelangsungan

Pada penelitian ini akan diteliti mengenai identifikasi bahaya K3, penilaian risiko K3 serta bagaimana pengendalian terhadap risiko K3 yang ada pada struktur bawah dan