• Tidak ada hasil yang ditemukan

EXCLUSIVE BREASTFEEDING BETWEEN WITH THE NUMBER OF ARI EXPERIENCING TO 7-59 MONTHS INFANTS IN THE WORK AREA COMMUNITY HEALTH CENTERS BULILI 2015 | Kurnia | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9289 30350 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EXCLUSIVE BREASTFEEDING BETWEEN WITH THE NUMBER OF ARI EXPERIENCING TO 7-59 MONTHS INFANTS IN THE WORK AREA COMMUNITY HEALTH CENTERS BULILI 2015 | Kurnia | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9289 30350 1 PB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

18 Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ... EXCLUSIVE BREASTFEEDING BETWEEN WITH THE NUMBER OF ARI

EXPERIENCING TO 7-59 MONTHS INFANTS IN THE WORK AREA COMMUNITY HEALTH CENTERS BULILI 2015

Suci Annisa Kurnia*, Sumarni**, I Kadek Rupawan***

*Medical Student, Faculty of Medicine and Health Sciences, University of Tadulako. **Public Health Unit, Faculty of Medicine and Health Sciences, University of Tadulako. ***Department of Pathology Anatomy, Faculty of Medicine and Health Sciences, University of Tadulako

ABSTRACT

Background : Acute Respiratory Infections (ARI) is a respiratory disease upper or lower and cause a spectrum of illnesses. In Indonesia, ARI is one of the causes of patient visits to health facilities, such as the clinic and the hospital. One of the factor risk of the incidence of ARI is not getting exclusive breastfeeding.

Method : Analytic observational research with cross sectional approach. With a population of children aged 7-59 months who come to the health center of Bulili during 2015. Number of samples is 96 infants, obtained by purposive sampling. Diagnosis is based on history and physical examination according to the guidelines of the clinic. Status of exclusive breastfeeding was obtained from Kartu Menuju Sehat (KMS). Analysis of data is using statistical test Chi Square.

Result : The result showed that infants who are not getting exclusive breastfeeding have a greater risk for causing ARI compared to infants who are given exclusive breastfeeding.

This is supported by Chi-Square where the value of p = 0.000 meaning there is a significant relationship between exclusive breastfeeding with the incidence of ARI.

Conclusion : There is a significant correlation between exclusive breastfeeding on the incidence of ARI in children aged 7-59 months in health center of bulili palu 2015.

(2)

19 Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ... HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ANGKA KEJADIAN ISPA PADA BALITA USIA 7-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

BULILI KOTA PALU TAHUN 2015

Suci Annisa Kurnia*, Sumarni**, I Kadek Rupawan***

*Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,Universitas Tadulako. **Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako.

***Departemen Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako

ABSTRAK

Latar Belakang : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah dan menimbulkan berbagai spektrum penyakit. Di Indonesia ISPA merupakan salah satu penyebab kunjungan pasien ke sarana kesehatan, yaitu ke puskesmas dan ke RS. Salah satu faktor resiko kejadian ISPA adalah tidak mendapatkan ASI eksklusif.

Metode : Penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Dengan populasi balita usia 7-59 bulan yang datang ke Puskesmas Bulili selama periode tahun

2015. Jumlah sampel 96 balita, diperoleh dengan cara purposive sampling. Diagnosis

berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai pedoman puskesmas. Status ASI eksklusif didapatkan dari Kartu Menuju Sehat (KMS). Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square .

Hasil : Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa balita yang tidak diberikan ASI eksklusif lebih beresiko mengalami ISPA dibandingkan dengan balita yang diberikan ASI eksklusif.

Ini didukung dengan uji Chi-Square dimana nilai p= 0,000 yaitu terdapat hubungan yang

bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian ISPA.

Simpulan : Ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian ISPA pada balita usia 7-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bulili Kota Palu Tahun 2015.

(3)

20 Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ... PENDAHULUAN

ISPA atau infeksi saluran

pernapasan akut adalah infeksi mulai dari

infeksi respiratori atas dan adneksanya

hingga parenkim paru. Pengertian akut

adalah infeksi yang berlangsung hingga

14 hari. Infeksi respiratori atas adalah

infeksi primer respiratori di atas laring,

sedangkan infeksi laring ke bawah disebut

infeksi respiratori bawah[1], Populasi yang

rentan terserang ISPA adalah anak-anak

usia kurang dari 5 tahun, usia lanjut >65

tahun atau orang dengan masalah

kesehatan seperti (malnutrisi, dan

gangguan kekebalan tubuh)[2].

Di Indonesia sendiri, ISPA

merupakan salah satu penyebab utama

kunjungan pasien ke sarana kesehatan,

yaitu 40-60% dari seluruh kunjungan ke

puskesmas dan 15-30% dari seluruh

kunjungan rawat jalan dan rawat inap RS.

Jumlah episode ISPA di Indonesia

diperkirakan 3-6 kali pertahun, tetapi

berbeda antar daerah[1]. Salah satunya di

Provinsi Sulawesi Tengah, penyebaran

ISPA di seluruh Provinsi Sulawesi Tengah

dengan rentang prevalensi yang sangat

bervariasi (18,8 – 42,7%)[3].

ISPA termasuk penyakit paling

banyak ditemukan di pelayanan kesehatan

termasuk di Sulawesi Tengah. ISPA

tersebar di seluruh Provinsi Sulawesi

Tengah dengan rentang prevalensi yang

sangat bervariasi (18,8-42,7%). Angka

prevalensi ISPA dalam sebulan terakhir di

Provinsi Sulawesi Tengah adalah 28,4%

[4].

Faktor resiko yang selalu ada

mempengaruhi kejadian ISPA contohnya

pneumonia meliputi gizi kurang, berat

badan lahir rendah, tidak ada/tidak

memberikanAir Susu Ibu (ASI), polusi

udara dalam ruang, dan pemukiman

padat[5]. Umumnya, semua anak di bawah

usia 5 tahun mengalami peningkatan

risiko terkena ISPA. Anak yang diberikan

ASI selama 6 bulan memiliki risiko yang

rendah terjangkit penyakit[6].

ASI eksklusif adalah bayi hanya

diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan

lain seperti susu formula, jeruk, madu, air

teh, air putih dan tanpa tambahan

(4)

21 Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ... bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim.

Pemberian ASI secara eksklusif ini

dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya

selama 6 bulan, pemberian ASI yang tidak

memadai merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi kejadian ISPA

seperti Pneumonia pada balita[7].

Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui hubungan pemberian

ASI eksklusif dengan angka kejadian

ISPA pada balita usia 7-59 bulan di

wilayah kerja Puskesmas Bulili Kota Palu

tahun 2015.

METODE

Penelitian ini termasuk jenis

penelitian observasional analitik dengan

pendekatan Cross Sectional. Populasi

dalam penelitian ini adalah semua pasien

balita yang datang ke Puskesmas Bulili

priode januari-desember 2015.

Sampel pada penelitian ini

berjumlah 96 balita yang berusia 17-59

bulan. Diagnosis pasien ditegakkan

berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

fisik yang dilakukan oleh dokter/ bidan

berdasarkan pedoman pengobatan

dipuskesmas. Status pemberian ASI

eksklusif didapatkan dari Kartu Menuju

Sehat (KMS). Jumlah sampel diperoleh

dengan cara purposive sampling yang

memenuhi kriteria yaitu :

1. Kriteria Inklusi

a. Balita berusia 7-59 bulan yang

datang ke Puskesmas Bulili tahun

2015

b. Balita dengan KMS (Kartu Menuju

Sehat) yang lengkap

c. Balita dengan data Rekam Medis

yang lengkap

d. Balita yang berdomisili diwilayah

kerja Puskesmas Bulil Kota Palu

Provinsi Sulawesi Tengah

2. Kriteria Eksklusif

a. Balita yang awalnya datang

berobat ke Puskesmas Bulili

kemudian rumahnya pindah keluar

dari wilayah kerja Puskesmas

Bulili.

Analisis univariat digunakan untuk

menggambarkan karakteristik

masing-masing variabel yang diteliti. Analisis data

bivariat yang digunakan adalah uji

statistik Chi Square untuk mengetahui

(5)

22 Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ... HASIL

1. Analisis Univariat

a. Distribusi sampel berdasarkan

usia

Tabel 1 Distribusi sampel berdasarkan usia

didapatkan bahwa jumlah pasien balita

yang datang di Puskesmas Bulili Kota

Palu dengan usia 10-12 bulan sebanyak 27

orang (28,1%), jumlah pasien usia 13-24

bulan sebanyak 39 orang (40,6%), jumlah

pasien usia 25-36 bulan sebanyak 23

orang (24,0%), dan jumlah pasien usia

37-59 bulan adalah 7 orang (7,3%).

b. Distribusi sampel berdasarkan

kejadian ISPA

Tabel 2 Distribusi sampel berdasarkan kejadian ISPA

c. Distribusi sampel berdasarkan status

pemberian ASI Eksklusif

Tabel 3 Distribusi sampel berdasarkan status pemberian ASI Eksklusif

(6)

23 Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ... 2. Analisis Bivariat

Hubungan Kelengkapan Status

Imunisasi dengan Kejadian ISPA

Tabel 4 Hubungan pemberian ASI

Eksklusif dengan kejadian

ISPA

(7,8%), sedangkan yang mengalami ISPA

dan tidak mendapat ASI Eksklusif

sebanyak 41 orang (91,1%). Pasien balita

yang tidak mengalami ISPA serta

mendapatkan ASI Eksklusif sebanyak 47

orang (92,2%), sedangkan balita yang

tidak mengalami ISPA dan tidak

mendapatkan ASI Eksklusif sebanyak 4

orang (8,9%). Dari data tersebut terlihat

bahwa balita yang tidak diberikan ASI

Eksklusif lebih beresiko mengalami ISPA.

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada balita

yang terdiagnosis ISPA di Puskesmas

Bulili Kota Palu. Tujuan penelitian ini

yaitu untuk mengetahui hubungan

pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian

ISPA pada balita usia 7-59 bulan.

Penelitian ini dimulai dengan melakukan

pengambilan rekam medis semua balita

yang datang berkunjung ke Puskesmas

Bulili tahun 2015 dan didapatkan 2475

balita sebagai populasi. Kemudian

pemilihan sampel sesuai kriteria inklusi

dan eksklusi peneliti. Sampel dalam

penelitian yang diambil adalah sebesar 96

balita kemudian dilanjutkan dengan

melihat Kartu Menuju Sehat (KMS) pada

setiap Posyandu di wilayah kerja

Puskemas Bulili Kota Palu. Data dari

setiap sampel tersebut dimasukkan ke

dalam program SPSS untuk diolah lebih

lanjut.

Hasil penelitian berdasarkan hasil

univariat tabel 4.1 distribusi sampel

berdasarkan usia didapatkan jumlah

(7)

24 Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ... 39 balita (40,6%). Hasil ini sesuai dengan

teori yang menyatakan serangan ISPA

terutama meningkat pada 5 tahun pertama

kehidupan, terutama pada 2 tahun pertama

kehidupan. Hal ini disebabkan oleh belum

matangnya sistem IgA pada anak berusia

≤ 2 tahun[8] .

Berdasarkan hasil analisis bivariat

tabel 4.4 sebagian besar balita yang

mengalami ISPA tidak diberikan ASI

eksklusif. Hal ini sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi penyakit ISPA adalah ASI

Eksklusif[5].

Banyak penelitian yang

membuktikan bahwa Air Susu Ibu

merupakan makanan terbaik dan utama

bagi bayi karena di dalam ASI terkandung

antibodi yang diperlukan bayi untuk

melawan penyakit-penyakit yang

menyerangnya. Pada dasarnya ASI adalah

imunisasi pertama karena ASI

mengandung berbagai zat kekebalan tubuh

antara lain immunoglobulin[9].

Uji statistik yang dipilih untuk

mengetahui hubungan antara ASI

Eksklusif dengan kejadian ISPA adalah

uji Chi-Square. Berdasarkan hasil

perhitungan uji tersebut, diperoleh bahwa

nilai p < 0,05 yaitu 0,000 yang artinya

dimana terdapat hubungan yang bermakna

antara pemberian ASI eksklusif dengan

kejadian ISPA. Oleh karena itu, hipotesis

kerja (H1) pada penelitian ini dapat

diterima. Penelitian yang peneliti lakukan

dengan hasil yang menyatakan adanya

hubungan antara pemberian ASI Eksklusif

dengan kejadian ISPA sama halnya

dengan penelitian yang telah dilakukan

oleh Wirdarini (2010) yang menyatakan

terdapat hubungan yang bermakna antar

pemberian ASI Eksklusif terhadap

kejadian ISPA dengan p value = 0,03 <

0,05 yang berarti tingkat kejadian ISPA

4,7 kali lebih beresiko pada balita yang

tidak diberikan ASI eksklusif

dibandingkan dengan balita yang

diberikan ASI eksklusif. Hal ini juga

sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Rustam (2010) dan Vebryyanti

(2016) yang menyatakan terdapat

hubungan antara pemberian ASI eksklusif

dengan angka kejadian ISPA pada balita.

ASI mengandung zat kekebalan

tubuh terhadap infeksi diantaranya protein

komplemen, laktoferin, immunoglubulin,

dan antibodi terhadap bakteri, virus, dan

(8)

25 Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ... besar protein yang bila diaktifkan akan

memberikan proteksi terhadap infeksi dan

berperan dalam respon inflamasi.

Komplemen dapat meningkatkan

fagositosis dan destruksi/lisis dari bakteri

dan parasite[10].

Secara teori, telah diketahui bahwa

ASI mengandung komponen-komponen

yang memiliki efek perlindungan seperti

sel limfosit B dalam ASI juga dapat

masuk ke dalam kelenjar limfe

mesenterika, berproliferasi dan masuk ke

dalam pembuluh darah. Dari pembuluh

darah, sel limfosit B akan bermigrasi ke

mukosa tempat lain seperti mukosa traktus

respiratorius. Pada tempat ini sel limfosit

B akan berdiferensiasi menjadi sel plasma

yang akan memproduksi IgA, IgA yang

dihasilkan akan berikatan dengan

komponen sekretori sel epitel mukosa

menjadi sIgA . Antibodi sIgA berfungsi

utama sebagai inhibitor penempelan

bakteri atau virus ke epitel[11].

ASI memacu perkembangan yang

memadai dari sistem imunologi bayi

sendiri. ASI memberikan zat kekebalan

yang belum dapat dibuat oleh bayi sendiri.

Selain itu ASI juga mengandung berbagai

komponen antiinflamasi sehingga bayi

jarang mengalami sakit terutama pada

awal kehidupan[12].

Berbagai faktor resiko yang

meningkatkan kejadian, beratnya

penyakit, dan kematian karena pneumonia

yaitu status gizi (gizi kurang dan gizi

buruk memperbesar resiko), pemberian

ASI (ASI eksklusif mengurangi resiko),

suplementasi vitamin A (mengurangi

resiko), suplementasi Zinc (mengurangi

resiko), bayi dengan berat badan lahir

rendah (meningkatkan resiko), vaksinasi

(mengurangi resiko), dan polusi udara

dalam kamar terutama asap rokok dan

asap bakaran dari dapur (meningkatkan

resiko). Namun dalam penelitian ini

peneliti hanya meneliti pengaruh

pemberian ASI Eksklusif melalui data

sekunder pada rekam medis dan KMS,

sehingga hasilnya kurang maksimal

karena masih banyak orang yang belum

memahami betul pengertian yang

sebenarnya dari ASI Eksklusif[5].

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan pada 96 sampel balita maka

dapat ditarik beberapa kesimpulan

(9)

26 Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ...

1. Kejadian ISPA pada balita usia 7-59

bulan di Puskesmas Bulili sebanyak 45

balita (46,9%) dan sebanyak 51 balita

(53,1%) tidak mengalami ISPA.

2. Status pemberian ASI Eksklusif pada

blita usia 7-59 bulan di Puskesmas

Bulili sebagian besar mendapatkan ASI

Eksklusif yaitu sebanyak 51 balita

(53,1%) dan sebanyak 45 (46,9%)

tidak mendapatkan ASI Eksklusif .

3. Terdapat hubungan yang bermakna

antara pemberian ASI Eksklusif

terhadap kejadian ISPA pada balita

usia 7-59 bulan di Puskesmas Bulili

Tahun 2015 dengan nilai p adalah

0,000

SARAN

1. Diharapkan untuk penelitian

selanjutnya agar melanjutkan penelitian

dengan mencari faktor resiko lain

penyebab ISPA.

2. Diharapkan dapat memberikan

motivasi kepada petugas kesehatan

untuk berperan dalam meningkatkan

pemberian ASI secara eksklusif,

dengan tidak memberikan makanan dan

cairan lainnya sebelum usia 6 bulan.

3. Diharapkan untuk Orang tua balita agar

memberikan ASI eksklusif pada balita

sehingga dapat mencegah penyakit

ISPA.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ikatan Dokter Anak Indonesia

(IDAI). 2013. Cakupan Imunisasi

Dasar Anak Usia 1-5 tahun. Sari

Pediatri.Vol. 14, Pp. 283-286. Banda

Aceh. [Diakses 22 juli 2015]. Dari: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/14-5-3.pdf.

2. Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan

Dasar. Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia : Jakarta

3. Departemen Kesehatan RI. 2008.

Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) Provinsi Sulawesi

Tengah Tahun 2007. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan

Kesehtan DEPKES RI.

4. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

Tengah. 2014. Profil Kesehatan

Provinsi Sulawesi Tengah. Palu

Kemenkes RI. 2011. Pedoman

Pengendalian Infeksi Saluran

Pernafasan Akut. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

5. Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia. 2010. Infeksi Sistem

Pernapasan Akut Balita. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta Scott J.A., Brooks, W.A., Peiris, J.S., Holtzman, D, Mulholland, E.K. 2008. Review series : Pneumonia research to reduce childhoold mortality in the developing world, Jurnal Clin Invest, Vol.118,No.4.[Diakses pada19 Maret

(10)

27 Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ... http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed

/18382741.

6. Nira, N.K., Pramono, D., Naning, R,

2013, Risk Factors of Pneumonia

Among Under Five Children in Purbalingga District, Central Java Province. Tropical Medicine Journal. Vol. 3, No. 2, pp. 131. Diakses pada

20 Agustus 2016. Dari

http://jurnal.ugm.ac.id/tropmed/articl e/download/5864/4750

7. Sugihartono., Narjazuli. 2012.

Analisis Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Kota Pagar

Alam. Jurnal Kesehatan Lingkungan

Indonesia, Vol. 11, No. 1. Diakses

pada 28 Agustus 2016. Dari

<http://ejournal.undip.ac.id/index.php /jkli/article/view/4145/3780>

8. Sugihartono., Narjazuli. 2012.

Analisis Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Kota Pagar

Alam. Jurnal Kesehatan Lingkungan

Indonesia, Vol. 11, No. 1. Diakses

pada 28 Agustus 2016. Dari

<http://ejournal.undip.ac.id/index.php /jkli/article/view/4145/3780>

9. Umboh, E., Wilar, R., Mantik, M.F.

2013. ‘Pengetahuan Ibu Mengenai

Manfaat ASI terhadap Bayi’. Jurnal

e-Biomedik, Vol.1,No.1. Diakses pada

21 Desember 2016, Dari

<http://ejournal.unsrat.ac.id>

10. Mataram, I.K. 2011. ‘Aspek

Imunologi Air Susu Ibu’. Jurnal Ilmu

Gizi, Vol.2, No.1. Diakses pada 25

Desember 2016. Dari

<http://poltekkes-denpasar.ac.id>

11. Matondang, C.S. 2008. Respon Imun.

In : Akib A.A.P., Munasir Z.,

Kurniati N. Buku Ajar

Alergi-Imunologi Anak. Badan Penerbit

IDAI : Jakarta

12. Soetjiningsih. 2012. ASI : Petunjuk

Untuk Tenaga Kesehatan. EGC :

Gambar

Tabel 2 Distribusi sampel berdasarkan kejadian ISPA
Tabel 4

Referensi

Dokumen terkait

Based on the model, of the relationship between environmental variables, vegetation and odonate diversity (Figure 3), explained several correlation as follows: (i)

The characteristics showed the correlation to the teacher indirect and direct talk that was the teacher spent talking time more in teaching and learning process

Beriman kepada hari akhir (hari kiamat) artinya mempercayai dengan sepenuh hati bahwa hari kiamat itu pasti akan datang dan seluruh ummat manusia akan kembali

Lampu Led, Battery dan Instalasi Solar Cell Pada Jalan Tol Cawang Tomang Cengkareng Tahun 2016, dengan ini kami sampaikan Nilai Akhir Evaluasi Perusahaan

Apabila Tertanggung tidak meninggal dunia akan tetapi mengalami Cacat Tetap Seluruhnya atau Sebagian, maka Penanggung akan membayarkan manfaat asuransi sebesar persentase dari

12.4 Prove that if in a bipartite graph every node has the same degree d = 0, then the bipartite graph is “good” (and hence contains a perfect matching; this proves theorem

Begitu juga dalam karya tari Driasmara karya Sunarno yang didalamnya mengandung makna nilai kehidupan rohani pada seseorang yang sedang dilanda cinta seperti yang ditulis

Terkadang media massa menjadi alat penopang kesuksesan suatu event atau program-program acara, dalam hal ajang musik LAIF ini peran sebuah media massa sangatlah besar, bukan