MAKALAH
MAKALAH
“PERPETAAN DAN SISTEM INFORMASI
“PERPETAAN DAN SISTEM INFORMASI
DAN GEOGRAFI (SIG)”
DAN GEOGRAFI (SIG)”
Dikerjakan oleh
Dikerjakan oleh
KELOMPOK 1 :
KELOMPOK 1 :
DANI
DANI
RAMDANI
RAMDANI
41114010046
41114010046
FADHAN
FADHAN
AMAR
AMAR
41114010033
41114010033
MUHAMMAD
MUHAMMAD
DIAZ
DIAZ
I.
I.
41117010127
41117010127
I
I
NYOMAN
NYOMAN
SINDHURA
SINDHURA
R.
R.
41117010021
41117010021
DOSEN : DOSEN :
Reza Ferial Ashadi, ST,MT Reza Ferial Ashadi, ST,MT
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
A. SITEM METRIK DAN DASAR GEOMETRI ... 1
B. METODE PENGUKURAN LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG ... 4
C. SKALA PETA... 6
D. SUMBER KESALAHAN, JENIS KESALAHAN, TOLERANSI KESALAHAN ... 8
E. MACAM-MACAM ALAT UKUR UNTUK PEMETAAN ... 11 D FT R ISI
A. SITEM METRIK DAN DASAR GEOMETRI SISTEM METRIK
Sistem metrik adalah sistem pengukuran desimal yang disetujui secara internasional. Sistem ini menggunakan dasar dari mètre des Archives dan kilogramme des Archives yang pertama kali diperkenalkan Republik Perancis Pertama tahun 1799, namun dari tahun ke tahun definisi meter dan kilogram telah diperbaharui, dan sistem metrik telah ditambahkan untuk mengakomodasi banyak satuan baru. Meskipun banyak variasi sistem metrik muncul di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, sebutan ini sekarang dikenal dengan "SI" atau "Sistem Satuan Internasional" — sistem pengukuran resmi yang digunakan hampir tiap negara di dunia.
Sistem metrik secara resmi telah didukung penggunaannya di Amerika Serikat sejak 1866, namun hingga saat ini AS menjadi satu-satunya negara maju yang tidak mengadopsi sistem metrik sebagai sistem pengukuran resminya. Banyak sumber lain juga mengatakan bahwa Liberia dan Myanmar sebagai beberapa negara lain yang juga tidak mengadopsi sistem metrik. Meskipun Inggris menggunakan sistem metrik untuk kebanyakan tujuan resmi, namun penggunaan sistem imperial juga banyak dipakai umum dan diperbolehkan oleh hukum.
Meski para pencetus pada awalnya bertujuan untuk melahirkan sistem yang bisa digunakan semua orang, namun terbukti penting untuk menggunakan unit prototipe untuk keperluan standar nasional atau otoritas lokal. Kontrol unit prototipe pengukuran ini dipegang oleh pemerintah Perancis sampai 1875, yang kemudian diserahka n ke Konferensi Umum tentang Berat dan Pengukuran (CGPM).
Dari awalnya, kelengkapan utama dari sistem metrik adalah set standar dari beberapa satuan dasar yang berhubungan dan set standar awalan pangkat sepuluh. Satuan-satuan das ar ini digunakan untuk menurunkan satuan yang lebih besar atau kecil yang dapat menggantikan angka yang luar biasa besar dari satuan yang sudah ada. Meskipun awalnya sistem ini digunakan untuk keperluan komersial, pengembangan satuan pengukuran koheren menjadikannya bisa digunakan untuk ilmu sains dan rekayasa.
Penggunaan sistem metrik yang tidak terkoordinasi oleh multidisiplin ilmu yang berbeda-beda, terutama di akhir abad ke-19, menghasilkan pemilihan satuan dasar yyang berbeda-beda, meskipun semuanya mengambil basis dari definisi meter dan kilogram yang
sama. Pada abad ke-20, muncul usaha-usaha untuk merasionalisasi satuan-satuan ini, maka di tahun 1960 CPGM merilis Sistem Satuan Internasional, yang kemudian digunakan sebagai sistem metrik standar internasional yang dikenal.
Dasar Geometri
Geometri (Yunani Kuno: γεωμετρία, geo-"bumi",-metron "pengukuran") adalah cabang matematika yang bersangkutan dengan pertanyaan bentuk, ukuran, posisi relatif gambar, dan sifat ruang. Seorang ahli matematika yang bekerja di bidang geometri disebut ahli ilmu ukur. Geometri muncul secara independen di sejumlah budaya awal sebagai ilmu pengetahuan praktis tentang panjang, luas, dan volume, dengan unsur-unsur dari ilmu matematika formal yang muncul di Barat sedini Thales (abad 6 SM). Pada abad ke-3 SM geometri dimasukkan ke dalam bentuk aksiomatik oleh Euclid, yang dibantu oleh geometri Euclid, menjadi standar selama berabad-abad. Archimedes mengembangkan teknik cerdik untuk menghitung luas dan isi, dalam banyak cara mengantisipasi kalkulus integral yang modern. Bidang astronomi, terutama memetakan posisi bintang dan planet pada falak dan menggambarkan hubungan antara gerakan benda langit, menjabat sebagai sumber penting masalah geometrik selama satu berikutnya dan setengah milenium. Kedua geometri dan astronomi dianggap di dunia klasik untuk menjadi bagian dari Quadrivium tersebut, subset dari tujuh seni liberal dianggap penting untuk warga negara bebas untuk menguasai.
Pengenalan koordinat oleh René Descartes dan perkembangan bersamaan aljabar menandai tahap baru untuk geometri, karena tokoh geometris, seperti kurva pesawat, sekarang bisa diwakili analitis, yakni dengan fungsi dan persamaan. Hal ini memainkan peran penting dalam munculnya kalkulus pada abad ke-17. Selanjutnya, teori perspektif menunjukkan bahwa ada lebih banyak geometri dari sekadar sifat metrik angka: perspektif adalah asal geometri proyektif. Subyek geometri selanjutnya diperkaya oleh studi struktur intrinsik benda geometris yang berasal dengan Euler dan Gauss dan menyebabkan penciptaan topologi dan geometri diferensial.
Dalam waktu Euclid tidak ada perbedaan yang jelas antara ruang fisik dan ruang geometris. Sejak penemuan abad ke-19 geometri non-Euclid, konsep ruang telah mengalami transformasi radikal, dan muncul pertanyaan: mana ruang geometris paling sesuai dengan ruang fisik? Dengan meningkatnya matematika formal dalam abad ke-20, juga 'ruang' (dan 'titik', 'garis', 'bidang') kehilangan isi intuitif, jadi hari ini kita harus membedakan antara
ruang fisik, ruang geometris (di mana ' ruang ',' titik 'dll masih memiliki arti intuitif mereka) dan ruang abstrak. Geometri kontemporer menganggap manifold, ruang yang jauh lebih abstrak dari ruang Euclid yang kita kenal, yang mereka hanya sekitar menyerupai pada skala kecil. Ruang ini mungkin diberkahi dengan struktur tambahan, yang memungkinkan seseorang untuk berbicara tentang panjang. Geometri modern memiliki ikatan yang kuat dengan beberapa fisika, dicontohkan oleh hubungan antara geometri pseudo-Riemann dan relativitas umum. Salah satu teori fisika termuda, teori string, juga sangat geometris dalam rasa.
Sedangkan sifat visual geometri awalnya membuatnya lebih mudah diakses daripada bagian lain dari matematika, seperti aljabar atau teori bilangan, bahasa geometrik juga
digunakan dalam konteks yang jauh dari tradisional, asal Euclidean nya (misalnya, dalam geometri fraktal dan geometri aljabar)
Jenis-jenis Geomteri 1. Titik
• Titik sebagai ide dasar tidak didefinisikan. Suatu titik dalam geometri tidak
mempunyai ukuran. Titik tidak mempunyai panjang, tidak mempunyai tebal, dan tidak mempunyai lebar. Suatu titik menunjuk suatu posisi, t empat, atau letak tertentu dari suatu objek.
• Untuk mempermudah pembicaraan, suatu titik biasanya digambar dengan
menggunakan suatu notkah.
• Suatu titik biasa kita beri nama dengan menggunakan sebuah huruf kapital atau
huruf besar, misalnya titik A, titik B, titik C, dan seterusnya. 2. Garis
• Sebuah garis dipikirkan sebagai suatu himpunan titik berderet yang panjang tak
terbatas, tetapi tidak memiliki lebar.
Untuk memberi nama sebuah garis, dapat memanfaatkan dua buah titik pada garis tersebut, atau dengan sebuah huruf kecil. Cara menuliskannya:
AB
⃡ AC⃡ ⃡BCatau garis g.
3. Kedudukan 2 Garis
• Kesejajaran 2 Garis
Dua garis adalah sejajar, jika kedua garis itu terletak pada satu bidang dan tidak mempunyai titik persekutuan. Dua buah garis berbeda dikatakan saling sejajar
jika dan hanya jika keduanya koplanar (terletak pada satu bidang) dan tidak berpotongan.
• Ketegaklurusan 2 Garis
Dua garis disebut berpotongan jika kedua garis itu mempunyai satu titik persekutuan. Dua buah garis disebut tegak lurus jika berpotongan dan
membentuk sudut 90°. 4. Sudut
• Sudut dapat dipandang sebagai suatu bangun yang terjadi dari dua buah sinar
atau ruas garis yang bertemu di suatu titik. Sudut juga merupakan suatu ide penting dipelajari dalam geometri. Suatu sudut adalah gabungan dua sinar AB
dan AC dengan titik AB dan AC masing-masing disebut kaki sudut.
Suatu sudut diberi nama dengan menggunakan satu huruf kapital atau 3 huruf kapital.
5. Bidang
• Bidang merupakan himpunan titik-titik. Bidang sangat luas, panjang dan
lebarnya tidak terhingga tetapi bidang tidak mempunyai tebal. Secara intuitif bidang dapat dibayangkan sebagai permukaan kaca yang rata, atau permukaan papan tulis.
• Untuk memudahkan pembicaraan, model suatu bidang biasanya digambar
dengan menggunakan suatu daerah jajargenjang yang diberi nama dengan huruf kapital yang ditempatkan pada pojok jajargenjang itu
6. Kurva
• Sebenarnya materi yang berkenaan dengan garis, ruas garis, sinar garis dan sudut
yang telah dipelajari di atas merupakan contoh dari suatu kurva. Kurva merupakan bangun geometri datar.
B. METODE PENGUKURAN LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG Pengukuran langsung
yaitu pengukuran yang langsung menggunakan alat ukurnya dan hasil pengukuran dapat langsung diketahui, keunggulannya yaitu proses pengukuran langsung dapat lebih cepat selesai.
• Ketelitian / kecermatan yang agak kurang
• Banyak kendala untuk mengukur objek langsung dilapangan karena tidak
praktis
• Tidak cocok dengan toleransi objek ukur.
Contoh pengukuran langsung yaitu pengukuran tebal dan panjang dari sebuah logam mengguanakan jangka sorong.
Pengukuran tidak langsung
yaitu pengukuran terhadap objek yang dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis alat ukur / pembanding. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan hasil pengukuran alat ukur standar. Digunakan dua alat ukur karena alat ukur pembanding biasanya memiliki kecermatan yang lebih tinggi sedangkan alat ukur standar memiliki kualitas yang dapat diandalkan. Pengukuran tidak langsung cendrung membutuhkan waktu yang relatif lama. Contoh pengukuran tidak langsung yaitu alat ukur pembanding jenis pupilitas (dial test indicator) yang dipasangkan pada dudukan pemindah (transfer stand ; sebagai alat ukur bantu)
C. SKALA PETA
Skala peta, dapat diartikan sebagai perbandingan (rasio) antara jarak dua titik pada peta dan jarak sesungguhnya kedua titik tersebut di permukaan bumi atau di lapangan, dan pada satuan yang sama. Skala peta adalah informasi yang mutlak harus dicantumkan agar pemakai dapat mengukur jarak sesungguhnya pada peta. Misalnya peta skala 1:250.000 artinya jarak 1 cm di peta sama dengan jarak 250.000 cm di lapangan (jarak horizontal). Skala pada peta dapat ditulis dengan dua cara yaitu dengan cara menulis skala angka atau skala garis, tentang macam-macam skala peta ini akan dibahas terpisah pada postingan yang lain.
Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya. Sedangkan Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.
Secara Umum Pengertian Skala Peta adalah angka dengan perbandingan jarak peta dengan jarak yang sebenarnya. Skala Peta tidak hanya menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak yang ada di lapangan. Seperti untuk mengukur jarak di lapangan atau
menghitung luas suatu areal, tetapi dengan menunjukkan ketelitian geometris dan detail dari unsur dan informasi yang disajikan. Semakin besar suatu skala peta, maka semakin teliti dan detair unsur informasi yang disajikan, begitu pun sebaliknya.
Rumus Skala Peta
Rumus skala peta digunakan untuk menentukan atau menghitung besar skala dari suatu peta. Rumus ini sangatlah sederhana, hanya memuat perhitungan biasa. Kami yakin semuanya dapat menggunakan rumus skala peta ini dengan baik. Seperti apa rumusnya? Berikut ini adalah rumus mencari besar skala dari suatu peta:
Rumus Mencari Skala
Skala = Jarak pada peta : Jarak sesungguhnya.
Mari kita coba rumus skala peta di atas melalui contoh soal berikut ini:
Diketahui jarak kota A dan kota B dalam peta adalah 20 cm. Sedangkan jarak sesungguhnya ketika diukur di lapangan adalah 200.000 cm. Berapakah besar skalanya?
Jawab: Skala Peta = Jarak pada peta / jarak sesungguhnya = 20 cm : 200.000 cm = 1 : 2000. Jadi, besar skala peta tersebut adalah 1 : 2000.
Jenis-Jenis Skala Peta
1. Skala Angka: Skala angka adalah skala yang menunjukkan perbandingan antara jaka di peta dan jarak yang sebenarnya dengan angk. contoh 1:500.000 dibaca setiap 1 cm pada peta mewakili 500.000 cm di lapangan
2. Skala Garis: Skala garis/grafis adalah skala yang ditunjukkan dengan garis lurus yang dibagi dalam beberapa ruas, dan setiap ruas menunjukkan dalam satuan panjang yang sama.
contoh 0_2_4_6_8_10 km 0_1_2_3_4_5 cm
dibaca setiap 1 cm pada peta mewakili 2km di lapangan
Penyebut kilometer yang terakhir (10km) dibagi penyebut centimeter yang terakhir (5cm)
Jadi, 10 : 5 = 2 km
3. Skala Verbal: Skala verbal adalah skala yang dinyatakan dengan kalimat atau secara verbal. Skala yang sering ada di peta-peta tidak menggunakan satuan pengukuran matrik, misalnya peta-peta di Inggris. contoh 1 inchi = 5 mil
Jenis Peta Berdasarkan Skala
1. Peta Kadaster, peta yang berskala besar dengan skala 1:100-1:5000 Contoh: Peta Badan Pertanahan Nasional, Peta Sertifikat Tanah, Peta Perencanaan Pembangunan/Proyek, Peta Wilayah RT dan RW.
2. Peta Skala Besar, peta yang berskala 1:5000 - 1:250.000 Contoh: Peta Desa, Peta Kelurahan, Peta Kecamatan dan Peta Kotamadya.
3. Peta Skala Menengah, peta yang berskala 1:250.000 - 1:500.000 Contoh: Peta Kabupaten dan Peta Propinsi.
4. Peta Skala Kecil, peta yang berskala 1:500.000 - 1:1.000.000 Contoh: Peta Pulau Kalimantan dan Peta Negara
5. Peta Geografi, peta yang berskala >1:1.000.000 = skala sangat kecil. Contoh: Peta Regional Asia Timur, dan Peta Dunia.
D. SUMBER KESALAHAN, JENIS KESALAHAN, TOLERANSI KESALAHAN Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran
Dalam pengukuran terdapat beberapa aspek penting yang harus dipahami yaitu : Proses Pengukuran
Perhitungan
Analisa Hasil Pengukuran Penggunaan Alat
Proses pengukuran adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh manusia terhadap suatu besaran yang dilakukan dengan menggunakan peralatan dalam suatu lokasi dengan beberapa keterbatasan. Pengukuran yang dilakukan tidak akan lepas dari kesalahan pengamatan oleh manusia (human error) ataupun kesalahan dari peralatan yang digunakan
(Tools error). Kesalahan dalam pengamatan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu : 1. Kesalahan Kasar (Mistake/blunder)
2. Kesalahan Sistematik (Systematic Error)
Selanjutnya akan dibahas detail tentang kesalahan tersebut dan cara mengatasi kesalahan tersebut.
1. Kesalahan Kasar
Kesalahan ini terjadi karena kurang teliti, kurang berpengalaman dalam pengukuran dan kurang perhatian. Dalam pengukuran, jenis kesalahan ini tidak boleh terjadi, sehingga dianjurkan untuk mengadakan self checking dari pengamatan yang dilakukan. Jika terjadi kesalahan kasar sebaiknya dilakukan pengukuran ulang. 2. Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik umumnya disebabkan oleh peralatan ukur itu sendiri (tools error) antara lain panjang pita ukur yang tidak standart, pembagian lingkar theodolit yang tidak seragam dll.
Untuk mengatasi kesalahan ini dapat dilakukan dengan cara :
• kalibrasi alat sebelum pengukuran
• analisa pengukuran, misalnya dengan metode mean method atau weight mean dll • koreksi pada data pengukuran
• koreksi pada pengolahan data
Penyebab kesalahan pada pengukuran jarak langsung antara lain disebabkan oleh :
• Kesalahan pada pita ukur
• Pelurusan yang kurang sempurna (max 0,6) • Pita Ukur yang Tidak Mendatar (Max 0,3) • Kemiringan medan dilapangan
• Kelenturan pita ukur
• Variasi Temperatur Udara
3. Kesalahan Random
Kesalahan random terjadi karena hal-hal yang tidak terduga sebelumnya seperti adanya getaran, kondisi tanah, dll
Untuk menghilangkan pengaruh jenis kesalahan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain ;
• Pengambilan data atau melakukan pengukuran dengan pemilihan waktu yang
tepat
Sumber Kesalahan :
1. Kesalahan yang Bersumber dari Pengukur
• Kesalahan Membaca • Kesalahan Mencatat
2. Kesalahan yang Bersumber pada Pita Ukur
Pita ukur yang sering dipakai mempunyai tendensi panjangnya akan berubah, apalagi jika menariknya terlalu kuat. Sehingga panjang pita ukur tidak betul atau tidak memenuhi standar lagi. Untuk itu perlu dilakukan kalibrasi dengan pita ukur standar. Koreksi terhadap perbedaan besarnya tarikan adalah :
3. Kesalahan yang Bersumber pada Alam
Kesalahan yang bersumber pada keadaan alam yang berpengaruh pada pengukuran jarak dengan pita ukur adalah kesalahan yang disebabkan oleh temperatur. Standar pita ukur adalah pada temperatur 20 oC. Koreksi akibat temperatur dirumuskan
E. MACAM-MACAM ALAT UKUR UNTUK PEMETAAN 1. Total Station
Total station adalah instrumen optis/elektronik yang digunakan dalam pemetaan dan konstruksi bangunan. Total station merupakan teodolit terintegrasi dengan komponen pengukur jarak elektronik (electronic distance meter (EDM)) untuk membaca jarak dan
kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.
Kompas geologi digunakan untuk mengukur arah (azimuth) pada suatu ti tik ataupun kelurusan struktur, mengukur kemiringan lereng,maupun mengukur jurus ataupun kedudukan perlapisan dan kemiringan lapisan batuan.
3. GPS (Global Positioning System)
GPS adalah singkatan dari Global Positioning System, sistem satelit yang dapat memberikan posisi Anda di mana pun di dunia ini. GPS itu adalah alat yang mampu menterjemahkan dan menampilkan ID2 itu sehingga bisa pakai sebagi petunjuk tempat atau posisi. Selain posisi X dan Y GPS juga ternyata mampu menterjemahkan pisisi ketinggian
atau Z.
4. Waterpass
Automatic level atau sering disebut juga waterpas s adalah alat pengukur beda tinggi suatu bidang/lahan. Automatic level digunakan untuk menentukan elevesi / tinggi atau beda tinggi suatu lantai, balok, bangunan dan lain-lain yang membutuhkan elevasi berdasarkan
ketinggian titik yang diketahui. Waterpas digunakan untuk mengecek ketinggian penulangan agar tidak melebihi tinggi dari rencana pembangunan.
5. Theodolite
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).
DAFTAR PUSTAKA https://brainly.co.id/tugas/951804 http://umum-pengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-umum-skala-peta-adalah.html http://wwwgarcemanatar.blogspot.co.id/2016/04/dasar-dasar-geometri.html https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_metrik http://belajar-teknik-sipil.blogspot.co.id/2010/03/kesalahan-kesalahan-dalam- pengukuran.html?m=1 https://www.academia.edu/11602143/MACAM_MACAM_ALAT_UKUR_PEMETAAN