TUGAS AKHIR
OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN
PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN
PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME
COST TRADE OFF
(Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Gedung Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo)
Disusun oleh :
SANDIKA HENDI SURYO ANGGORO
20120110282
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN
PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN
PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME
COST TRADE OFF
(Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Gedung Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo)
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Strata-1 (S1) Pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh :
SANDIKA HENDI SURYO ANGGORO
20120110282
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
1.
Belajarlah dari masa lalu, hiduplah di masa sekarang dan rencanakan untukmasa yang akan datang.
2.
Bergeraklah jikalau engkau ingin meraih apa yang kau inginkan.3.
Lakukan usahamu sesuai “versi” terbaikmuPenulis mempersembahkan Tugas Akhir ini untuk :
1. Kedua Orang Tuaku, Bapak Inf. Marheni Suryono dan Ibu Warjiyantie, S.H. yang selalu memberikan dukungan moril dan materiil untuk semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Dimas dan Shinta, kedua adikku yang selalu menginspirasi penulis untuk selalu berjuang dan berkarya yang terbaik dalam menyusun skripsi ini.
3. Saudara-saudaraku yang selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Daniar Melia Justika yang selalu mengisi hari-hari ku saat masa kuliah untuk semangat dan dukungannya kepadaku yang tidak henti hingga skripsi ini selesai tepat waktu.
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
INTISARI ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
E. Batasan Masalah ... 3
BAB III LANDASAN TEORI ... 9
A. Manajemen Proyek ... 9
B. Network Planning ... 10
C. Biaya Total Proyek ... 10
D. Metode CPM (Critical Path Method) ... 12
E. Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off) ... 10
F. Produktivitas Pekerja ... 15
G. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur) ... 16
H. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja ... 19
I. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost) ... 19
J. Hubungan Antara Biaya dan Waktu ... 21
K. Biaya Denda ... 22
L. Program Microsoft Project ... 23
BAB IV METODE PENELITIAN ... A. Lokasi Penelitian ... 28
B. Tahap dan Prosedur Penelitian ... 28
C. Pengumpulan Data... 29
D. Analisis Data ... 30
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33
A. Data Penelitian ... 33
B. Daftar Kegiatan-Kegiatan Kritis... 33
C. Biaya Langsung dan Tidak Langsung ... 36
D. Penerapan Metode Time Cost Trade Off ... 37
1. Penambahan Jam Kerja (Waktu Lembur) ... 37
2. Penambahan Tenaga Kerja ... 3. Biaya Total Jam Lembur dan Penambahan Tenaga Kerja .. 103
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 111
A. Kesimpulan ... 111
B. Saran ... 112
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 3.1 Grafik Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam
Kerja (Soeharto, 1997) ... 13
Gambar 3.2 Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997). ... 17
Gambar 3.3 Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung (Sumber: Soeharto, 1997). ... 17
Gambar 3.4 Tampilan layar Gantt Chart View ... 20
Gambar 3.5 FS (Finish to Start)... 21
Gambar 3.6 FF (Finish to Finish) ... 21
Gambar 3.7 SS (Start to Start) ... 21
Gambar 3.8 SF (Start to Finish)... 21
Gambar 4.1 Bagan Alir Penelitian ... 26
Gambar 5.1 Grafik biaya tidak langsung pada proyek... 36
Gambar 5.2 Grafik biaya langsung akibat lembur 1 jam ... 52
Gambar 5.3 Grafik biaya langsung akibat lembur 2 jam ... 52
Gambar 5.4 Grafik biaya langsung akibat lembur 3 jam ... 53
Gambar 5.5 Grafik biaya tidak langsung akibat lembur 1 jam ... 53
Gambar 5.6 Grafik biaya tidak langsung akibat lembur 2 jam ... 54
Gambar 5.7 Grafik biaya tidak langsung akibat lembur 3 jam ... 54
Gambar 5.8 Grafik biaya total akibat lembur 1 jam ... 55
Gambar 5.10 Grafik biaya total akibat lembur 3 jam ... 56
Gambar 5.11 Grafik Perbandingan Biaya Total dan durasi percepatan akibat penambahan jam Lembur ... 57
Gambar 5.2 Grafik biaya langsung penambahan tenaga kerja 1 ... 73
Gambar 5.3 Grafik biaya langsung penambahan tenaga kerja 2 ... 73
Gambar 5.4 Grafik biaya langsung penambahan tenaga kerja 3 ... 74
Gambar 5.5 Grafik biaya tidak langsung penambahan tenaga kerja 1 ... 74
Gambar 5.6 Grafik biaya tidak langsung penambahan tenaga kerja 2 ... 75
Gambar 5.7 Grafik biaya tidak langsung penambahan tenaga kerja 3 ... 75
Gambar 5.8 Grafik biaya total penambahan tenaga kerja 1 ... 76
Gambar 5.9 Grafik biaya total penambahan tenaga kerja 2 ... 76
Gambar 5.10 Grafik biaya total penambahan tenaga kerja 3 ... 77
Tabel 3.1 Koefisien Penurunan Produktivitas ... 14 Tabel 5.1 Daftar Kegiatan Kritis pada kondisi normal ... 27 Tabel 5.2 Daftar Kegiatan Kritis Pada Kegiatan yang Memiliki Resource Tenaga Kerja ... 28 Tabel 5.3 Upah Tenaga Kerja ... 31 Tabel 5.4 Upah Lembur Tenaga Kerja ... 31 Tabel 5.5 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 1 jam lembur menggunakan Microsoft Project ... 34 Tabel 5.6 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan
2 jam lembur menggunakan Microsoft Project ... 35 Tabel 5.7 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan
3 jam lembur menggunakan Microsoft Project ... 36 Tabel 5.8 Cost Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya penambahan
Tabel 5.12 Urutan kegiatan – kegiatan berdasarkan nilai Cost Slope untuk
penambahan lembur 2 jam ... 41
Tabel 5.13 Urutan kegiatan – kegiatan berdasarkan nilai Cost Slope untuk penambahan lembur 3 jam ... 41
Tabel 5.14 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan 1 jam lembur... 42
Tabel 5.15 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan 2 jam lembur... 43
Tabel 5.16 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan 3 jam lembur... 43
Tabel 5.17 Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total pada penambahan 1 Jam Lembur... 45
Tabel 5.18 Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total pada penambahan 2 Jam Lembur... 46
Tabel 5.19 Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total pada penambahan 3 Jam Lembur... 46
Tabel 5.20 Biaya lembur yang di keluarkan untuk penambahan 1 jam ... 47
Tabel 5.21 Biaya lembur yang di keluarkan untuk penambahan 2 jam ... 47
Tabel 5.22 Biaya lembur yang di keluarkan untuk penambahan 3 jam ... 48
Tabel 5.23 Efisiensi waktu dan biaya Lembur pada penambahan 1 jam ... 50
Tabel 5.24 Efisiensi waktu dan biaya Lembur pada penambahan 2 jam ... 50
Tabel 5.26 Perbandingan antara biaya total dengan variasi penambahan
jam lembur... 57
Tabel 5.27 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan tenaga kerja 1 ... 63
Tabel 5.28 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan tenaga kerja 2 ... 63
Tabel 5.29 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan tenaga kerja 3 ... 64
Tabel 5.30 Perhitungan Biaya Langsung, Biaya Tidak Langsung dan Biaya Total Akibat Penambahan Tenaga Kerja 1 ... 66
Tabel 5.31 Perhitungan Biaya Langsung, Biaya Tidak Langsung dan Biaya Total Akibat Penambahan Tenaga Kerja 2 ... 66
Tabel 5.32 Perhitungan Biaya Langsung, Biaya Tidak Langsung dan Biaya Total Akibat Penambahan Tenaga Kerja 3 ... 67
Tabel 5.33 Biaya yang di keluarkan untuk penambahan tenaga kerja 1 ... 68
Tabel 5.34 Biaya yang di keluarkan untuk penambahan tenaga kerja 2 ... 68
Tabel 5.35 Biaya yang di keluarkan untuk penambahan tenaga kerja 3 ... 69
Tabel 5.36 Efisiensi Biaya dan Waktu akibat penambahan Tenaga Kerja 1 ... 71
Tabel 5.37 Efisiensi Biaya dan Waktu akibat penambahan Tenaga Kerja 2 ... 71
Tabel 5.38 Efisiensi Biaya dan Waktu akibat penambahan Tenaga Kerja 3 ... 72
Tabel 5.39 Perbandingan antara biaya total dengan Tenaga kerja ... 77
LAMPIRAN I RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
LAMPIRAN II DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
LAMPIRAN III DAFTAR HARGA SATUAN ALAT, BAHAN DAN UPAH
LAMPIRAN IV JADWAL WAKTU PELAKSANAAN (KURVA-S)
LAMPIRAN V DATA RAB DI MICROSOFT PROJECT
LAMPIRAN VI PERHITUNGAN PERBANDINGAN ANTARA RAB
AWAL DAN RAB MICROSOFT PROJECT
Waktu dan biaya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan suatu proyek. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan. Dan juga menghindarkan dari adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung perubahan biaya dan waktu pelaksanaan proyek dengan variasi penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja, serta membandingkan hasil antara biaya denda dengan perubahan biaya sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja.
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari kontraktor pelaksana. Analisis data menggunakan program Microsoft Project 2010 dan metode time cost trade off. Hasil dari program Microsoft Project 2010 adalah lintasan kritis dan kenaikan biaya akibat dari penambahan jam kerja (lembur) sedangkan hasil dari metode time cost trade off adalah percepatan durasi dan kenaikan biaya akibat percepatan durasi dalam setiap kegiatan yang dipercepat.
Rp3.931.958.999. Untuk penambahan tenaga kerja 2 didapat pada umur proyek 103 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp3.909.611.112, dan untuk penambahan tenaga kerja 3 didapat pada umur proyek 102 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp3.907.904.065. Dari ketiga penambahan tenaga kerja didapatkan biaya termurah yaitu terdapat pada penambahan lembur 3 jam dengan durasi 102 hari dan total biaya proyek Rp3.907.904.065. Perbandingan penambahan jam lembur ( lembur 2 jam, dengan durasi 103 hari dan biaya total Rp3.909.611.112) dengan penambahan tenaga kerja ( tenaga kerja 3, dengan durasi 102 hari dan nilai total Rp3.907.904.065) didapat nilai termurah dan durasi tercepat terdapat pada penambahan tenaga kerja 3 dengan durasi 102 hari dan biaya total Rp3.907.904.065. Biaya mempercepat durasi proyek dengan penambahan jam lembur atau penambahan tenaga kerja lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan apabila proyek mengalami keterlambatan dan dikenakan denda.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan proyek konstruksi saat ini menjadikan suatu proyek semakin kompleks dan rumit, karena dalam proyek yang besar dan kompleks membutuhkan sumber daya yang digunakan untuk penyelesaian dari awal hingga akhir suatu proyek. Pelaksanaan proyek konstruksi merupakan rangkaian dari kegiatan yang saling bergantung antara satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainya. Semakin besar suatu proyek, menyebabkan semakin banyak juga masalah yang ada dan harus dihadapi. Mulai dari perencanaan kita dihadapkan pada pengaturan sumber daya seperti tenaga kerja, biaya, waktu, peralatan dan lain sebagainya, sampai pada pelaksanaan proyek. Jika hal-hal tersebut tidak ditangani dengan cepat dan benar, berbagai masalah akan muncul seperti keterlambatan penyelesaian proyek, penyimpangan mutu, pembiayaan yang membengkak, pemborosan sumber daya dan lain sebagainya yang sangat merugikan bagi pelaksanaan proyek. Untuk mengatasi masalah ini, harus diperhatikan jadwal waktu yang menunjukkan kapan berlangsungnya setiap kegiatan proyek, sehingga sumber daya dapat disediakan pada waktu yang tepat dan setiap komponen kegiatan dapat dimulai pada waktu yang tepat juga. Sebaliknya suatu perencanaan yang tidak tepat dan sistematis akan menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaannya.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan dan kegagalan pada suatu proyek yaitu waktu, biaya dan mutu. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan. Dan juga menghindarkan dari adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek.
Pada perencanaan proyek konstruksi, waktu dan biaya yang dioptimasikan sangat penting untuk diketahui. Dari waktu dan biaya yang optimal maka kontraktor proyek bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Untuk bisa mendapatkan hal tersebut maka yang harus dilakukan dalam optimasi waktu dan biaya adalah membuat jaringan kerja proyek (network), mencari kegiatan-kegiatan yang kritis dan menghitung durasi proyek serta mengetahui jumlah sumber daya (Resources). Hal itu menuntut kita untuk menggunakan metode yang tepat dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada serta fasilitas yang tersedia seperti alat bantu program komputer aplikasi teknik sehingga proyek dapat diselesaikan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya.
(lembur) yang bervariasi dari 1 jam lembur sampai 3 jam lembur dan penambahan tenaga kerja 1 sampai tenaga kerja 3 selanjutnya menentukan perubahan biaya proyek setelah dilakukan lembur, serta membandingkannya antara penambahan tenaga kerja yang selanjutnya dibandingakan kembali dengan biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja menggunakan program Microsoft Project 2010.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini diharapkan dapat memiliki suatu kejelasan dalam pengerjaannya, sehingga dibuat rumusan masalah antara lain:
1. Berapa besar perubahan antara waktu dan biaya pelaksanaan proyek sebelum dan sesudah kompresi durasi dengan penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja ?
2. Berapa selisih perbandingan biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja?
C. Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. Membandingkan antara biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) serta penambahan tenaga kerja.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam
mengambilkeputusan yang berkaitan dengan kebijaksanaan pelaksanaan proyek.
2. Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu manajemen operasional dan dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk penelitian yang akan datang. 3. Memperdalam pengetahuan tentang ilmu manajemen, khususnya
dalam hal pertukaran waktu dan biaya (Time Cost Trade Off). 4. Memberikan gambaran dan tambahan pengetahuan tentang
penggunaan Microsoft Project dalam manajemen proyek.
E. Batasan Masalah
Penelitian ini dapat lebih mengarah pada latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan maka dibuat batasan-batasan masalah guna membatasi ruang lingkup penelitian, antara lain :
meninjau pekerjaan gedung termasuk pekerjaan pemeliharaan gedung sehingga didapat durasi pekerjaan selama 130 hari.
2. Hari kerja yang berlangsung dalam pelaksanaan proyek adalah Senin-Sabtu, dengan jam kerja berkisar 08.00-16.00 WIB dengan waktu istirahat pada 12.00-13.00 WIB dan maksimum jam lembur yang diperkenankan selama 4 jam dari jam 17.00-21.00.
3. Pengoptimasian waktu dan biaya dengan metode penambahan jam kerja (lembur) menggunakan program Microsoft Project2010.
4. Perhitungan analisa percepatan waktu proyek pada penelitian ini menggunakan alternatif yaitu variasi penambahan jam kerja (lembur) dan menambah jumlah sumber daya / tenaga kerja (Resources) untuk mengetahui perubahan waktu dan biaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Novitasari (2014), menyebutkan mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah suatu usaha menyelesaikan proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam keadaan normal. Ada kalanya jadwal proyek harus dipercepat dengan berbagai pertimbangan dari pemilik proyek. Proses mempercepat kurun waktu tersebut disebut crash program. Frederika (dikutip oleh Novitasari, 2014) menyatakan durasi percepatan maksimum dibatasi oleh luas proyek atau lokasi kerja, namun ada empat faktor yang dapat dioptimumkan untuk melaksanakan percepatan suatu aktivitas yaitu meliputi penambahan jumlah tenaga kerja, penjadwalan lembur, penggunaan alat berat, dan pengubahan metode konstruksi di lapangan.
Penelitian tentang analisa percepatan pelaksanaan dengan menambah jam kerja optimum pada proyek konstruksi dengan studi kasus proyek pembangunan super villa, sebelumnya telah dilakukan oleh Ariany Frederika (2010). Hasil penelitian tersebut memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Biaya optimum didapat pada penambahan satu jam kerja, dengan pengurangan biaya sebesar Rp 784.104,16 dari biaya total normal yang jumlahnya sebesar Rp 2.886.283.000,00 menjadi sebesar Rp 2.885.498.895,84, dengan pengurangan waktu selama 8 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 276 hari.
2. Waktu optimum didapat pada penambahan dua jam kerja, dengan pengurangan waktu selama 14 hari dari waktu normal 284 hari menjadi
270 hari, dengan pengurangan biaya sebesar Rp 700.377,35 dari biaya normal Rp 2.886.283.000,00 yang menjadi sebesar Rp 2.885.582.622,65.
Penelitian oleh Emis Vera Iramutyin pada 2010 dengan judul Optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Durasi optimum proyek yaitu 49 hari kerja (57 hari kalender) dari durasi normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat diselesaikan pada 19 November 2010 dari rencana awal 14 Desember 2010.
2. Dari hasil perhitungan diperoleh waktu penyelesaian proyek optimum yaitu 49 hari dengan biaya total proyek sebesar Rp 501.269.374,29 (belum termasuk jasa kontraktor 10%). Sedangkan, waktu penyelesaian normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dengan biaya total proyek Rp 516.188.297,49. Jadi, terjadi pengurangan durasi selama 25 hari dan penghematan biaya sebesar Rp 14.918.923,20.
Novia Tanjung (2013) dalam penelitian optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek Pekerjaan Struktur Hotel Lorin Triple Moderate Solo mengambil kesimpulan sebagai berikut :
dapat diselesaikan pada 17 November 2012 dari rencana awal 09 Desember 2012.
2. Hasil perhitungan sumber daya (Resources) pada penambahan jam kerja (lembur) dalam program Microsoft Project diperoleh biaya total proyek pekerjaan struktur sebesar Rp 13.488.216,991 dari biaya normal data proyek sebesar Rp 12.765.950.430,11. Jadi, dari penambahan jam kerja (lembur) pada proyek terjadi pengurangan durasi proyek selama 21 hari dengan pertambahan biaya sebesar Rp 722.266.561,00.
Selain itu, Vien Novitasari (2014) dalam penelitian penambahan jam kerja pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Belitung dengan Time
Cost Trade Off berkesimpulan sebagai berikut :
1. Biaya optimum didapat pada penambahan tiga jam kerja dengan pengurangan biaya sebesar Rp 10.244.360,00 dari biaya total normal sebesar Rp 1.178.599.559,00 menjadi sebesar Rp 1.168.355.199,00 dengan pengurangan waktu selama 29,5 hari dari waktu normal 142 hari menjadi 112,5 hari.
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Proyek
Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan (Soeharto,1999).
Menurut Soeharto (1999), Adapun tujuan dari proses manajemen proyek adalah sebagai berikut :
a. Agar semua rangkaian kegiatan tersebut tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek;
b. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan lagi di luar dari perencanaan biaya yang telah direncanakan;
c. Kualitas sesuai dengan persyaratan; d. Proses kegiatan sesuai persyaratan.
Menurut Siswanto (dikutip oleh Novitasari, 2014) dalam manajemen proyek penentuan waktu penyelesaian kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi perencana yang lain, yaitu:
a. Penyusunan jadwal (scheduling), anggaran (budgeting), kebutuhan sumber daya manusia (manpower planning), dan sumber organisasi yang lain;
b. Proses pengendalian (controling).
B. Network Planning
Suatu kegiatan yang merupakan rangkaian penyelesaian pekerjaan haruslah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Sedapat mungkin semua kegiatan atau aktivitas dalam perusahaan dapat diselesaikan dengan efisien. Semua aktivitas tersebut diusahakan untuk dapat selesai dengan cepat sesuai dengan yang diharapkan serta terintegrasi dengan aktivitas yang lainnya.
Network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan kegiatan
yang diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta dengan kaitan yang logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau kegiatan dengan yang lainnya. Dengan adanya network, manajemen dapat menyusun perencanaan penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling efisien.
C. Biaya Total Proyek
Secara umum biaya proyek konstruksi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.
1. Biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek, yang meliputi : a. Biaya bahan / material;
d. Biaya subkontraktor dan lain-lain.
2. Biaya tidak langsung adalah segala sesuatu yang tidak merupakan komponen hasil akhir proyek, tetapi dibutuhkan dalam rangka proses pembangunan yang biasanya terjadi diluar proyek dan sering disebut dengan biaya tetap (fix cost). Walaupun sifatnya tetap, tetapi harus dilakukan pengendalian agar tidak melewati anggarannya, yang meliputi:
a. Gaji staf / pegawai tetap tim manajemen; b. Biaya konsultan (perencana dan pengawas); c. Fasilitas sementara dilokasi proyek;
d. Peralatan konstruksi;
e. Pajak, pungutan, asuransi dan perizinan; f. Overhead;
g. Biaya tak terduga; h. Laba.
D. Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)
Di dalam perencanaan suatu proyek disamping variabel waktu dan sumber daya, variabel biaya (cost) mempunyai peranan yang sangat penting. Biaya (cost) merupakan salah satu aspek penting dalam manjemen, dimana biaya yang timbul harus dikendalikan seminim mungkin. Pengendalian biaya harus memperhatikan faktor waktu, karena terdapat hubungan yang erat antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya-biaya proyek yang bersangkutan.
Sering terjadi suatu proyek harus diselesaikan lebih cepat daripada waktu normalnya. Dalam hal ini pimpinan proyek dihadapkan kepada masalah bagaimana mempercepat penyelesaian proyek dengan biaya minimum. Oleh karena itu perlu dipelajari terlebih dahulu hubungan antara waktu dan biaya. Analisis mengenai pertukaran waktu dan biaya disebut dengan Time Cost Trade Off ( Pertukaran Waktu dan Biaya).
Di dalam analisa time cost trade off ini dengan berubahnya waktu penyelesaian proyek maka berubah pula biaya yang akan dikeluarkan. Apabila waktu pelaksanaan dipercepat maka biaya langsung proyek akan bertambah dan biaya tidak langsung proyek akan berkurang.
Ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan percepatan penyeleseian waktu proyek. Cara-cara tersebut antara lain :
Kerja lembur (working time) dapat dilakukan dengan menambah jam kerja perhari, tanpa menambah pekerja. Penambahan ini bertujuan untuk memperbesar produksi selama satu hari sehingga penyelesaian suatu aktivitas pekerjaan akan lebih cepat. Yang perlu diperhatikan di dalam penambahan jam kerja adalah lamanya waktu bekerja seseorang dalam satu hari. Jika seseorang terlalu lama bekerja selama satu hari, maka produktivitas orang tersebut akan menurun karena terlalu lelah.
2. Penambahan tenaga kerja
Penambahan tenaga kerja dimaksudkan sebagai penambahan jumlah pekerja dalam satu unit pekerja untuk melaksanakan suatu aktivitas tertentu tanpa menambahkan jam kerja. Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.
3. Pergantian atau penambahan peralatan
dapat dipercepat dengan pergantian peralatan yang mempunyai produktivitas yang lebih tinggi. Juga perlu diperhatikan luas lahan untuk menyediakan tempat bagi peralatan tersebut dan pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja.
4. Pemilihan sumber daya manusia yang berkualitas
Sumber daya manusia yang berkualitas adalah tenaga kerja yang mempunyai produktivitas yang tinggi dengan hasil yang baik. Dengan mempekerjakan tenaga kerja yang berkualitas, maka aktivitas akan lebih cepat diselesaikan.
5. Penggunaan metode konstruksi yang efektif
Metode konstruksi berkaitan erat dengan sistem kerja dan tingkat penguasaan pelaksana terhadap metode tersebut serta ketersedian sumber daya yang dibutuhkan.
Cara-cara tersebut dapat dilaksanakan secara terpisah maupun kombinasi, misalnya kombinasi penambahan jam kerja sekaligus penambahan jumlah tenaga kerja, biasa disebut giliran (shift), dimana unit pekerja untuk pagi sampai sore berbeda dengan dengan unit pekerja untuk sore sampai malam.
E. Produktivitas Pekerja
sumber daya yang digunakan. Didalam proyek konstruksi, rasio dari produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses kontruksi; yang dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, biaya material, metode, dan alat. Kesuksesan dari suatu proyek konstruksi salah satunya tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya, dan pekerja adalah salah satu sumber daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah yang diberikan sangat tergantung pada kecakapan masing-masing pekerja dikarenakan setiap pekerja memiliki karakter masing-masing yang berbeda-beda satu sama lainnya.
F. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur)
Salah satu strategi untuk mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah dengan menambah jam kerja (lembur) para pekerja. Penambahan dari jam kerja (lembur) ini sangat sering dilakukan dikarenakan dapat memberdayakan sumber daya yang sudah ada dilapangan dan cukup dengan mengefisienkan tambahan biaya yang akan dikeluarkan oleh kontraktor. Biasanya waktu kerja normal pekerja adalah 7 jam (dimulai pukul 08.00 dan selesai pukul 16.00 dengan satu jam istirahat), kemudian jam lembur dilakukan setelah jam kerja normal selesai.
produktivitas pekerja terhadap penambahan jam kerja (lembur) dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini.
Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut ini:
1. Produktivitas harian
�
=
� � �
2. Produktivitas tiap jam
� � ℎ� �
=
�� � ℎ�
3. Produktivitas harian sesudah crash
= (Jam kerja perhari × Produktivitas tiap jam) + (a × b × Produktivitas tiap jam)
Dengan:
a = lama penambahan jam kerja (lembur)
b = koefisien penurunan produktivitas akibat penambahan jam kerja (lembur)
Nilai koefisien penurunan produktivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Jam Lembur
Penurunan indeks
produktivitas Prestasi kerja
1 Jam 0,1 90
2 Jam 0,2 80
3 Jam 0,3 70
4 Jam 0,4 60
Tabel 3.1 Koefisien Penurunan Produktivitas
4. Crash duration
�
=
� � ℎ� � �ℎ � ℎ
G. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja
sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.
Perhitungan untuk penambahan tenaga kerja dirumuskan sebagai berikut :
1. Jumlah Tenaga Kerja Normal
=
...
(3.5) 2. Jumlah Tenaga Kerja Dipercepat=
...
(3.6)Dari rumus diatas maka akan diketahui jumlah pekerja normal dan jumlah penambahan tenaga kerja akibat percepatan durasi proyek.
H. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost)
Perhitungan untuk biaya tambahan pekerja dapat dirumuskan sebagai berikut ini:
1. Normal ongkos pekerja perhari
= Produktivitas harian × Harga satuan upah pekerja 2. Normal ongkos pekerja perjam
= Produktivitas perjam × Harga satuan upah pekerja 3. Biaya lembur pekerja
= 1,5 × upah perjam normal untuk penambahan jam kerja (lembur) pertama+ 2 × n × upah perjam normal untuk penambahan jam kerja (lembur) berikutnya
Dengan:
n = jumlah penambahan jam kerja (lembur)
4. Crash cost pekerja perhari
= (Jam kerja perhari × Normal cost pekerja) + (n × Biaya lembur perjam)
5. Cost slope
I. Hubungan Antara Biaya dan Waktu
Grafik 3.2 Grafik Hubungan waktu dengan biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997).
Grafik 3.3 Grafik Hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung (Sumber: Soeharto, 1997)
Biaya total proyek sama dengan penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya total proyek sangat bergantung dari waktu penyelesaian proyek. Hubungan antara biaya dengan waktu dapat dilihat
Waktu normal Waktu
dipercepat Biaya waktu
normal Biaya waktu dipercepat
Biaya
Waktu A(Titik normal) B (Titik dipercepat)
Biaya
Kurun Waktu Biaya Langsung Biaya Total Proyek
Biaya Tidak Langsung Biaya
Optimum
pada Gambar 3.2. Titik A pada gambar menunjukkan kondisi normal, sedangkan titik B menunjukkan kondisi dipercepat. Garis yang menghubungkan antar titik tersebut disebut dengan kurva waktu biaya. Gambar 3.2 memperlihatkan bahwa semakin besar penambahan jumlah jam kerja (lembur) maka akan semakin cepat waktu penyelesain proyek, akan tetapi sebagai konsekuesinya maka terjadi biaya tambahan yang harus dikeluarkan akan semakin besar. Gambar 3.3 menunjukkan hubungan biaya langsung, biaya tak langsung dan biaya total dalam suatu grafik dan terlihat bahwa biaya optimum didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkecil.
J. Biaya Denda
Keterlambatan penyelesaian proyek akan menyebabkan kontaktor terkena sanksi berupa denda yang telah disepakati dalam dokumen kontrak. Besarnya biaya denda umumnya dihitung sebagai berikut:
Total denda = total waktu akibat keterlambatan × denda perhari akibat keterlambatan
Dengan:
K. Program Microsoft Project
Program Microsoft Project adalah sebuah aplikasi program pengolah lembar kerja untuk manajemen suatu proyek, pencarian data, serta pembuatan grafik. Kegiatan manajemen berupa suatu proses kegiatan yang akan mengubah input menjadi output sesuai tujuannya. Input
mencakup unsur-unsur manusia, material, mata uang, mesin/alat dan kegiatan-kegiatan. Seterusnya diproses menjadi suatu hasil yang maksimal untuk mendapatkan informasi yang di inginkan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Dalam proses diperlukan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.
Beberapa jenis metode manajemen proyek yang di kenal saat ini, antara lain CPM (Critical Path Method), PERT (Program Evaluation
Review Technique), dan Gantt Chart. Microsoft Project adalah
penggabungan dari ketiganya. Microsoft project juga merupakan sistem perencanaan yang dapat membantu dalam menyusun penjadwalan
(scheduling) suatu proyek atau rangkaian pekerjaan. Microsoft project
juga membantu melakukan pencatatan dan pemantauan terhadap pengguna sumber daya (resource), baik yang berupa sumber daya manusia maupun yang berupa peralatan.
Tujuan penjadwalan dalam Microsoft Project adalah :
3. Mengendalikan jadwal yang dibuat;
4. Mengalokasikan sumber daya (Resources) yang digunakan.
Komponen yang di butuhkan pada jadwal adalah : 1. Kegiatan (rincian tugas, tugas utama);
2. Durasi kerja untuk tiap kegiatan; 3. Hubungan kerja tiap kegiatan;
4. Resources (tenaga kerja pekerja dan bahan).
Yang dikerjakan oleh Microsoft Project antara lain :
1. Mencatat kebutuhan tenaga kerja pada setiap sektor; 2. Mencatat jam kerja para pegawai, jam lembur;
3. Menghitung pengeluaran sehubungan dengan ongkos tenaga kerja, memasukkan biaya tetap, menghitung total biaya proyek;
4. Membantu mengontrol pengguna tenaga kerja pada beberapa pekerjaan untuk menghindari overallocation (kelebihan beban pada penggunaan tenaga kerja).
Gambar 3.4 Tampilan layar Gantt Chart View.
1. Task
Task adalah salah satu bentuk lembar kerja dalam Microsoft
Project yang berisi rincian pekerjaan sebuah proyek.
2. Duration
Duration merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan.
3. Start
Start merupakan nilai tanggal dimulainya suatu pekerjaan sesuai
perencanaan jadwal proyek.
4. Finish
Dalam Microsoft Project tanggal akhir pekerjaan disebut finish, yang akan diisi secara otomatis dari perhitungan tanggal mulai (start)
5. Predecessor
Predecessor merupakan hubungan keterkaitan antara satu
pekerjaan dengan pekerjaan lain. Dalam Microsoft Project mengenal 4 macam hubungan antar pekerjaan, yaitu :
a. FS (Finish to Start)
Suatu pekerjaan baru boleh dimulai jika pekerjaan yang lain selesai, dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 FS (Finish to Start).
b. FF (Finish to Finish)
Suatu pekerjaan harus selesai bersamaan dengan selesainya pekerjaan lain, dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 FF (Finish to Finish).
c. SS (Start to Start)
Suatu pekerjaan harus dimulai bersamaan dengan pekerjaan lain, dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 SS (Start to Start).
A
A
B
B
A
d. SF (Start to Finish)
Suatu pekerjaan baru boleh diakhiri jika pekerjaan lain dimulai, dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 SF (Start to Finish).
6. Resources
Sumber daya, baik sumber daya manusia maupun material dalam
Microsoft Project disebut dengan resources.
7. Baseline
Baseline adalah suatu rencana baik jadwal maupun biaya yang
telah disetujui dan ditetapkan.
8. Gantt Chart
Gantt Chart merupakan salah satu bentuk tampilan dari Microsoft
Project yang berupa batang-batang horisontal yang menggambarkan
masing-masing pekerjaan beserta durasinya.
9. Tracking
Tracking adalah mengisikan data yang terdapat di lapangan pada
perencanaan yang telah dibuat.
A
27
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Obyek penelitian ini dilakukan pada Proyek Pembangunan Gedung Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo.
B. Pengumpulan Data
Pengumpulan data atau informasi dari suatu pelaksanaan proyek konstruksi yang sangat bermanfaat untuk evaluasi optimasi waktu dan biaya secara keseluruhan. Data yang diperlukan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait seperti kontraktor, konsultan pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi dalam pengoptimasian waktu dan biaya pelaksanaan proyek ini adalah variabel waktu dan variabel biaya.
1. Variabel Waktu
Data yang mempengaruhi variabel waktu dapat diperoleh dari kontraktor pelaksana atau dari konsultan pengawas. Data yang dibutuhkan untuk variabel waktu adalah :
a. Data cumulative progress (kurva-S), meliputi : 1) Jenis kegiatan;
2) Prosentase kegiatan;
3) Durasi kegiatan.
b. Rekapitulasi perhitungan biaya proyek.
2. Variabel biaya
Semua data-data yang mempengaruhi variabel biaya diperoleh dari kontraktor pelaksana. Data-data yang diperlukan dalam variabel biaya antara lain :
a. Daftar rencana anggaran biaya (RAB) penawaran, meliputi : 1) Jumlah biaya normal;
2) Durasi normal.
b. Daftar-daftar harga bahan dan upah. c. Gambar rencana proyek.
Data yang digunakan berupa data sekunder dan data primer berupa hasil analisis dengan Microsoft Project. Data tersebut meliputi:
1. Daftar bahan dan upah tenaga kerja;
2. Rencana anggaran biaya Proyek Pembangunan Gedung Samsat Kulon Progo;
3. Time Schedule (Kurva-S);
4. Estimasi waktu dalam program Microsoft Project; 5. Data biaya normal.
C. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Project
secara otomatis sesuai dengan rumus-rumus kalkulasi yang telah dibuat oleh program ini.
Proses menginputkan data untuk menganalisis percepatan meliputi dua tahap, yaitu dengan menyususn rencana jadwal dan biaya proyek
(baseline) dan memasukkan optimasi durasi dengan penambahan jam kerja
(lembur).
D. Tahap dan Prosedur Penelitian
Suatu penelitian harus dilaksanakan secara sistematis dengan urutan yang jelas dan teratur, sehingga akan diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :
Tahap 1 : Persiapan
Sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan studi literatur untuk memperdalam ilmu yang berkaitan dengan topik penelitian. Kemudian menentukan rumusan masalah sampai dengan kompilasi data.
Tahap 2 : Pengumpulan Data
Data proyek yang diperlukan untuk pembuatan laporan, meliputi : 1. Rencana Anggaran Biaya (RAB);
2. Analisa harga satuan bahan proyek;
Tahap 3 : Analisa percepatan dengan aplikasi program dan pembahasan Melakukan input data ke program untuk perencanaan dan update
perencanaan dengan data pelaksanaan, dengan bantuan program Microsoft
Project ini dilakukan pengujian dari semua kegiatan yang dipusatkan pada
kegiatan yang berada pada jalur kritis yang mempunyai nilai cost slope
terendah. Kemudian membandingkan hasil analisa percepatan yang berupa perubahan biaya proyek sebelum dan sesudah percepatan dengan biaya denda akibat keterlambatan.
Tahap 4 : Kesimpulan
Kesimpulan disebut juga pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah dianalisa dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.
Gambar 4.1 Bagan alir penelitian
Resources Penambahan Jam Kerja Resources Penambahan Tenaga Kerja
Pengumpulan data proyek 1. Rencana anggaran biaya (RAB);
2. Daftar harga satuan bahan dan upah tenaga kerja;
3. Time Schedule (Kurva S);
4. Biaya tidak langsung.
Studi literatur
Menyusun network diagram
1. Menentukan penambahan jam kerja (lembur); 2. Menentukan penambahan tenaga kerja. Menghitung jumlah sumber daya (resources)
Menentukan estimasi durasi dalam Microsoft Project
Penentuan Obyek Penelitian Mulai
Kesimpulan Hasil :
1. Durasi dan biaya akibat penambahan jam kerja (lembur); 2. Durasi dan biaya akibat penambahan tenaga kerja;
3. Perbandingan durasi dan biaya akibat penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian
1. Data Umum Proyek
Adapun gambaran umum dari Proyek Pembangunan Gedung Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini adalah sebagai berikut :
Pemilik Proyek : A
Konsultan Supervisi : PT. B
Kontraktor : PT. C
Anggaran : Rp 3.957.973.957,00
Waktu pelaksanaan : 130 Hari kerja Tanggal pekerjaan dimulai : 25 Juli 2013 Tanggal pekerjaan selesai : 22 Desember 2013
Untuk rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Kurva - S dapat dilihat pada Lampiran I dan Lampiran IV.
B. Daftar Kegiatan-Kegiatan Kritis
Berdasarkan hasil analisis Microsoft Project untuk penjadwalan proyek tersebut diketahui lintasan kritis dari kegiatan-kegiatan kritis. Daftar kegiatan – kegiatan kritis pada kondisi normal dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Daftar Kegiatan Kritis Pada Kondisi Normal
No.
Task Activity Task Name Predecessor
1 PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
SAMSAT KULON PROGO
3 A Uitzet & bouwplank start
6 B Galian tanah Footplat 3FS
7 C Galian tanah pondasi menerus 6FS-10 days
46 AF Beton Footplat tebal 40 cm K300 7SS
49 AH Beton tulangan susut tebal 10 cm K175 (penulangan)
46FS-12 days 50 AI Beton tulangan susut tebal 10 cm K175
(beton cor) 49FS
54 AJ Beton Kolom K1: 50/70, K 300
(penulangan) 50FS
55 AK Beton Kolom K1: 50/70, K 300 (begisting) 54FS 56 AL Beton Kolom K1: 50/70, K 300 (beton cor) 55FS 60 AO Beton Kolom K2: 20/30, K 300 (beton cor) 56SS
71 AX Beton plat lantai tebal 12 cm K300 95FS
88 BI Beton Balok B1; 35/65, K300 (Scafolding) 71FS 89 BJ Beton Balok B1: 35/65, K300 (penulangan) 88FS
90 BK Beton Balok B1: 35/65, K300 (Begisting) 89FS
91 BL Beton Balok B1: 35/65, K300 (Beton cor) 90FS
95 BP Beton Balok B2: 25/40, K 300 (beton cor) 91SS 99 BR Beton plat tangga dan bordes tebal 15 cm
K300 (scafolding) 96FS
100 BS Beton plat tangga dan bordes tebal 15 cm
K300 (begisting) 99FS
107 BW Beton Kolom K1: 50/70, K 300 (begisting) 100SS 108 BX Beton Kolom K1: 50/70, K 300 (beton cor) 107FS 112 CA Beton Kolom K2: 20/30, K 300 (beton cor) 108SS 114 CB Beton Balok B1: 35/65, K 300 (scafolding) 112FS 115 CC Beton Balok B1: 35/65, K 300 (begisting) 114FS 116 CD Beton Balok B1: 35/65, K 300 (penulangan) 115FS 117 CE Beton Balok B1: 35/65, K 300 (beton cor) 116FS 122 CI Beton Balok B2: 25/40, K 300 (beton cor) 117SS 126 CL Beton Balok B4: 15/30, K 275 (beton cor) 122SS
127 CM Beton plat lantai tebal 10 cm K300 126SS
139 CX Pekerjaan Pipa drain Ø 4 PVC Wavin 127FS+6
Tabel 5.1 diatas menjelaskan bahwa beberapa pekerjaan yang akan dipercepat berdasarkan kegiatan - kegiatan kritis adalah kegiatan yang memiliki unsur tenaga kerja, beberapa kegiatan – kegiatan tersebut dengan kode kegiatan A,B,C,AF, AH, AI, AJ, AK, AL, AO, AX, BI, BJ, BK, BL, BP, BR, BS, BW, BX, CA, CB, CC, CD, CE, CI, CL, CM, CX.
Beberapa alasan pemilihan item kegiatan yang akan dipercepat adalah kegiatan krirtis tersebut adalah :
1. Kegiatan kritis yang terpilih tersebut memilik resource work atau yang memiliki pekerja sehingga bisa dipercepat dengan mengolah
resource work;
2. Pada kegiatan kritis terpilih tersebut dapat dilakukan percepatan dengan penambahan jam lembur atau dengan penambahan jumlah tenaga kerja. Jika dilakukan penambahan tenaga kerja pada kegiatan kritis yang lain maka jumlah tenaga kerja tidak akan bertambah karena kegiatan kritis tersebut hanya memiliki indeks tenaga kerja yang kecil;
3. Pada kegiatan kritis terpilih tersebut apabila dipercepat dapat mengurangi biaya tidak langsung pada kegiatan tersebut;
C. Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Biaya-biaya dalam suatu proyek terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. Penentuan biaya tidak langsung berdasarkan hasil dari Studi Praktek Estimasi Biaya Tidak Langsung pada Proyek Konstruksi oleh Soemardi dan Kusumawardani (2010).
Gambar 5.1 Model hubungan biaya tidak langsung pada kontraktor besar.
Berdasarkan grafik diatas pada proyek pembangunan Gedung dengan
nilai total proyek sebesar Rp3.957.973.957,00 didapatkan presentase untuk biaya tidak langsung sebesar 6 % dari nilai total proyek tersebut secara detail hitungan seperti contoh dibawah berikut ini :
Biaya Tidak Langsung = 6% x Rp 3.957.973.957,00
Biaya Tidak Langsung / hari =
=
=
Rp1.826.757/ hariBiaya Langsung = Biaya Total Rencana – Biaya Tidak Langsung
= Rp3.957.973.957,00 – Rp237.478.437,00
= Rp 3.720.495.520,00
D. Penerapan Metode Time Cost Trade Off
1. Penambahan Jam Kerja (Waktu Lembur)
Dalam perencanaan penambahan jam kerja lembur memakai 7 jam kerja normal dan 1 jam istirahat (08.00-16.00), sedangkan kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja normal (16.00-20.00). Menurut keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 3, pasal 7 dan pasal 11 standar upah untuk lembur adalah :
1. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 4 (jam) dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu;
2. Memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur dilakukan selama 3 jam atau lebih; 3. Untuk kerja lembur pertama harus dibayar sebesar 1,5 kali upah
4. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 kali lipat upah satu jam.
Untuk lebih detail besar upah tenaga kerja pada proyek ini dapat dilihat pada Tabel 5.3 sebagai berikut :
Tabel 5.3 Upah Tenaga Kerja
NO JENIS PEKERJA UPAH KERJA
PERHARI
UPAH KERJA PERJAM
1 Pekerja Rp 35.000,00 Rp 5.000,00
2 Tukang Kayu Rp 45.000,00 Rp 6.429,00
3 Mandor Rp 40.000,00 Rp 5.714,00
4 Tukang Batu Rp 40.000,00 Rp 5.714,00
5 Tukang Besi Rp 40.000,00 Rp 5.714,00
6 Kepala Tukang Rp 45.000,00 Rp 6.429,00
7 Tukang Baja Rp 45.000,00 Rp 6.429,00
8 Tukang Pipa Rp 65.000,00 Rp 9.285,00
Berdasarkan upah harian maka hasil untuk upah lembur tenaga kerja perhari dan upah lembur tenaga kerja 1 - 3 jam tersaji pada Tabel 5.4 dibawah ini :
Tabel 5.4 Upah Lembur Tenaga Kerja
NO JENIS
PEKERJA Biaya normal
Biaya Lembur
1 jam 2 jam 3 jam
1 Pekerja Rp 35.000,00 Rp 7.500,00 Rp 8.750,00 Rp 9.166,67
2 Tukang Kayu Rp 40.000,00 Rp 8.571,43 Rp 10.000,00 Rp 10.476,19
3 Mandor Rp 45.000,00 Rp 9.642,86 Rp 11.250,00 Rp 11.785,71
4 Tukang Batu Rp 40.000,00 Rp 8.571,43 Rp 10.000,00 Rp 10.476,19
5 Tukang Besi Rp 40.000,00 Rp 8.571,43 Rp 10.000,00 Rp 10.476,19
6 Kepala Tukang Rp 45.000,00 Rp 9.642,86 Rp 11.250,00 Rp 11.785,71
Contoh perhitungan upah lembur untuk resource name Mandor sebagai berikut :
1. Contoh perhitungan Biaya Lembur:
Untuk Resource Name : Mandor
Biaya per hari (Standart Cost) : Rp. 45.000,00
Jam kerja per hari : 7 jam/hari
Biaya per jam =
= Rp 6428,58
Biaya lembur per hari:
Lembur 1 jam = Rp. 6428,58 × 1,5 = Rp. 9642,86
Lembur 2 jam = (1,5×6428,58) + 2 (1 × 6428,58) = Rp.22.500,00
Lembur 3 jam = (1,5×6428,58) + 2 (2 × 6428,58) = Rp. 35.357,14
Biaya lembur per jam:
Lembur 1 jam =
= Rp. 9642,86
Lembur 2 jam =
= Rp. 11.250
Produktivitas kerja lembur untuk 1 jam per hari diperhitungkan sebesar 90%, 2 jam per hari diperhitungkan sebesar 80% dan 3 jam per hari diperhitungkan sebesar 70%, dari produktivitas normal. Penurunan produktivitas untuk kerja lembur ini disebabkan oleh kelelahan pekerja, keterbatasan pandangan pada malam hari, serta keadaan cuaca yang dingin. Untuk kegiatan-kegiatan kritis yang akan dipercepat durasi percepatan dihitung berdasarkan penambahan jam lembur dari durasi normal yang ada. Adapun salah satu contoh perhitungannya adalah perhitungan Pekerjaan Galian Tanah Footplat (No Task 7) dibawah ini :
Durasi yang bisa di crash berdasarkan penambahan 1 jam lembur :
∑
Volume = 554,30 m3
Durasi normal = 12 hari
Durasi normal (jam) = 12 × 7 = 84 jam
Produktivitas jam normal =
=
6,6 m 3
/jam
Maksimal crashing =
10,63 hari
=
11 hariDurasi yang bisa dicrash berdasarkan penambahan 2 jam lembur :
∑
Volume = 554,30 m3
Durasi normal = 12 hari
Durasi normal (jam) = 12 × 7
= 84 jam
Produktivitas jam normal = =
6,6 m 3
/jam
Maksimal crashing =
9,77 hari
= 10 hari
Maka maksimal crashing = 12 hari – 10 hari = 2 hari
Durasi yang bisa di crash berdasarkan penambahan 1 jam lembur :
∑
Volume = 554,30 m’
Durasi normal = 12 hari
Durasi normal (jam) = 12 × 7
= 84 jam
Produktivitas jam normal = =
6,6 m
Maksimal crashing
=
8,98 hari = 9 hari
Maka maksimal crashing = 12 hari – 9 hari = 3 hari
Hasil perhitungan pengontrolan durasi crashing manual diatas sesuai dengan hasil perhitungan pada Microsoft Project, hasil dari pengolahan Microsoft Project dapat dilihat pada Tabel 5.5, 5.6, dan 5.7 untuk penambahan jam lembur yang di lakukan 1-3 jam pada tabel berikut:
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 1jam lembur menggunakan Microsoft Project
No.
Task Jenis Pekerjaan
Durasi Biaya
Normal (hari)
Lembur 1
jam (hari) Normal Lembur 1 jam
1
PEMBANGUNAN GEDUNG SAMSAT KULON PROGO
130 114,74 Rp3.957.973.957 Rp3.972.417.800
3 Uitzet & bouwplank 12 10,63 Rp10.917.820 Rp11.022.370
6 Galian tanah Footplat 12 10,63 Rp16.095.000 Rp17.314.957
7 Galian tanah pondasi
menerus 12 10,63 Rp2.955.600 Rp3.180.847
46 Beton Footplat tebal 40 cm
K300 24 21,27 Rp55.991.040 Rp56.384.790
49 Beton tulangan susut tebal
10 cm K175 (penulangan) 6 5,32 Rp485.700 Rp498.305
50 Beton tulangan susut tebal
10 cm K175 (beton cor) 6 5,32 Rp114.711.893 Rp115.642.329
54 Beton Kolom K1: 50/70, K
300 (penulangan) 6 5,32 Rp1.356.900 Rp1.363.800
55 Beton Kolom K1: 50/70, K
300 (begisting) 6 5,32 Rp1.115.000 Rp1.135.854
56 Beton Kolom K1: 50/70, K
300 (beton cor) 6 5,32 Rp77.943.825 Rp78.491.864
60 Beton Kolom K2: 20/30, K
300 (beton cor) 4 3,54 Rp2.671.726 Rp2.690.465
71 Beton plat lantai tebal 12
88 Beton Balok B1; 35/65,
K300 (Scafolding) 5 4,43 Rp8.781.500 Rp8.962.361
89 Beton Balok B1: 35/65,
K300 (penulangan) 5 4,43 Rp2.312.495 Rp2.326.349
90 Beton Balok B1: 35/65,
K300 (Begisting) 5 4,43 Rp1.339.000 Rp1.361.521
91 Beton Balok B1: 35/65,
K300 (Beton cor) 3 2,66 Rp116.743.162 Rp117.563.137
96 Beton Balok B2: 25/40, K
300 (beton cor) 3 2,66 Rp33.439.287 Rp33.674.430
99
Beton plat tangga dan bordes tebal 15 cm K300 (scafolding)
1 0,89 Rp8.781.500 Rp8.962.361
100
Beton plat tangga dan bordes tebal 15 cm K300 (begisting)
2 1,77 Rp1.339.000 Rp1.361.521
107 Beton Kolom K1: 50/70, K
300 (begisting) 4 3,54 Rp1.117.400 Rp1.135.854
108 Beton Kolom K1: 50/70, K
300 (beton cor) 4 3,54 Rp91.304.755 Rp91.946.523
112 Beton Kolom K2: 20/30, K
300 (beton cor) 2 1,77 Rp4.008.239 Rp4.036.282
114 Beton Balok B1: 35/65, K
300 (scafolding) 5 4,43 Rp8.781.500 Rp8.962.293
115 Beton Balok B1: 35/65, K
300 (begisting) 5 4,43 Rp1.339.000 Rp1.361.521
116 Beton Balok B1: 35/65, K
300 (penulangan) 5 4,43 Rp2.312.495 Rp2.326.349
117 Beton Balok B1: 35/65, K
300 (beton cor) 3 2,66 Rp139.539.289 Rp140.521.726
122 Beton Balok B2: 25/40, K
300 (beton cor) 1 0,89 Rp10.827.692 Rp10.904.542
126 Beton Balok B4: 15/30, K
275 (beton cor) 2 1,77 Rp1.020.372 Rp1.027.861
127 Beton plat lantai tebal 10
cm K300 6 5,32 Rp231.025.611 Rp232.907.786
139 Pekerjaan Pipa drain Ø 4
Tabel 5.6 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 2
130 102,85 Rp3.957.973.957 Rp3.999.942.216
3 Uitzet & bouwplank 12 9,77 Rp10.917.820 Rp11.220.333
6 Galian tanah Footplat 12 9,77 Rp16.095.000 Rp19.648.000
7 Galian tanah pondasi
menerus 12 9,77 Rp2.955.600 Rp3.609.504
46 Beton Footplat tebal 40
6 4,88 Rp114.711.893 Rp117.415.006
54
6 4,88 Rp77.943.825 Rp79.538.996
60
K300 (Scafolding) 5 4,07 Rp8.781.500 Rp9.307.650
89 Beton Balok B1: 35/65,
K300 (penulangan) 5 4,07 Rp2.312.495 Rp2.346.154
90 Beton Balok B1: 35/65,
K300 (Begisting) 5 4,07 Rp1.339.000 Rp1.404.572
91 Beton Balok B1: 35/65,
K300 (Beton cor) 3 2,44 Rp116.743.162 Rp119.131.582
100
4 3,26 Rp91.304.755 Rp93.173.176
112
K 300 (scafolding) 5 4,07 Rp8.781.500 Rp9.307.650
115 Beton Balok B1: 35/65,
K 300 (begisting) 5 4,07 Rp1.339.000 Rp1.404.572
116 Beton Balok B1: 35/65,
K 300 (penulangan) 5 4,07 Rp2.312.495 Rp2.346.154
117 Beton Balok B1: 35/65,
Tabel 5.7 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 3 jam lembur menggunakan Microsoft Project
3 Uitzet & bouwplank 12 9,23 Rp10.917.820 Rp11.428.727
6 Galian tanah Footplat 12 9,23 Rp16.095.000 Rp22.105.398
7 Galian tanah pondasi
menerus 12 9,23 Rp2.955.600 Rp4.060.878
46 Beton Footplat tebal
49
6 4,62 Rp114.711.893 Rp119.281.901
54
6 4,62 Rp77.943.825 Rp80.641.882
60
3 2,31 Rp116.743.162 Rp120.783.460
96
Beton Balok B2:
25/40, K 300 (beton cor)
3 2,31 Rp33.439.287 Rp34.596.730
99
4 3,08 Rp91.304.755 Rp94.465.077
112
Beton Kolom K2:
20/30, K 300 (beton cor)
114
3 2,31 Rp139.539.289 Rp144.370.744
122
Beton Balok B2:
25/40, K 300 (beton cor)
1 0,77 Rp10.827.692 Rp11.203.188
126
Selanjutnya dari Tabel diatas dapat menghitung Cost Slope untuk kegiatan-kegiatan kritis yang terjadi setelah penambahan jam lembur, daftar Cost Slope untuk semua kegiatan kritis dapat dilihat pada Tabel 5.8, 5.9, dan 5.10 secara lengkap berikut ini :
Tabel 5.8 Cost Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur 1 Jam
49 6 5,32 1 Rp485.700 Rp498.305 Rp 12.605
50 6 5,32 1 Rp114.711.893 Rp115.642.329 Rp 930.436
54 6 5,32 1 Rp1.356.900 Rp1.363.800 Rp6.900
55 6 5,32 1 Rp1.115.000 Rp1.135.854 Rp20.854
56 6 5,32 1 Rp77.943.825 Rp78.491.864 Rp548.039
60 4 3,54 1 Rp2.671.726 Rp2.690.465 Rp18.739
71 12 10,63 1 Rp655.666.808 Rp660.995.242 Rp5.328.434
88 5 4,43 1 Rp8.781.500 Rp8.962.361 Rp180.861
89 5 4,43 1 Rp2.312.495 Rp2.326.349 Rp13.854
90 5 4,43 1 Rp1.339.000 Rp1.361.521 Rp22.521
91 3 2,66 1 Rp116.743.162 Rp117.563.137 Rp819.975
96 3 2,66 1 Rp33.439.287 Rp33.674.430 Rp235.143
99 1 0,89 0,5 Rp8.781.500 Rp8.962.361 Rp361.722
100 2 1,77 1 Rp1.339.000 Rp1.361.521 Rp22.521
107 4 3,54 1 Rp1.117.400 Rp1.135.854 Rp18.454
108 4 3,54 1 Rp91.304.755 Rp91.946.523 Rp641.768
112 2 1,77 1 Rp4.008.239 Rp4.036.282 Rp28.043
114 5 4,43 1 Rp8.781.500 Rp8.962.293 Rp180.793
115 5 4,43 1 Rp1.339.000 Rp1.361.521 Rp22.521
116 5 4,43 1 Rp2.312.495 Rp2.326.349 Rp13.854
117 3 2,66 1 Rp139.539.289 Rp140.521.726 Rp982.437
122 1 0,89 0,5 Rp10.827.692 Rp10.904.542 Rp153.700
126 2 1,77 1 Rp1.020.372 Rp1.027.861 Rp7.489
127 6 5,32 1 Rp231.025.611 Rp232.907.786 Rp1.882.175
Tabel 5.9 Cost Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur 2 jam
No. Task
Durasi
Crashing
Biaya
Slope Norma
l (hari)
Lembur 2
jam (hari) Normal Lembur 2 jam
3 12 9,77 2 Rp10.917.820 Rp11.220.333 Rp151.257
6 12 9,77 2 Rp16.095.000 Rp19.648.000 Rp1.776.500
7 12 9,77 2 Rp2.955.600 Rp3.609.504 Rp326.952
46 24 19,53 4 Rp55.991.040 Rp57.136.994 Rp286.489
49 6 4,88 1 Rp485.700 Rp492.666 Rp6.966
50 6 4,88 1 Rp114.711.893 Rp117.415.006 Rp2.703.113
54 6 4,88 1 Rp1.356.900 Rp1.375.538 Rp18.638
55 6 4,88 1 Rp1.115.000 Rp1.172.361 Rp57.361
56 6 4,88 1 Rp77.943.825 Rp79.538.996 Rp1.595.171
60 4 3,26 1 Rp2.671.726 Rp2.726.580 Rp54.854
71 12 9,77 2 Rp655.666.808 Rp671.173.204 Rp7.753.198
88 5 4,07 1 Rp8.781.500 Rp9.307.650 Rp526.150
89 5 4,07 1 Rp2.312.495 Rp2.346.154 Rp33.659
90 5 4,07 1 Rp1.339.000 Rp1.404.572 Rp65.572
91 3 2,44 1 Rp116.743.162 Rp119.131.582 Rp2.388.420
96 3 2,44 1 Rp33.439.287 Rp34.123.637 Rp684.350
99 1 0,81 0,5 Rp8.781.500 Rp9.307.650 Rp1.052.300
100 2 1,63 1 Rp1.339.000 Rp1.404.573 Rp65.573
107 4 3,26 1 Rp1.117.400 Rp1.172.361 Rp54.961
108 4 3,26 1 Rp91.304.755 Rp93.173.176 Rp1.868.421
112 2 1,63 1 Rp4.008.239 Rp4.090.252 Rp82.013
114 5 4,07 1 Rp8.781.500 Rp9.307.650 Rp526.150
115 5 4,07 1 Rp1.339.000 Rp1.404.572 Rp65.572
116 5 4,07 1 Rp2.312.495 Rp2.346.154 Rp33.659
117 3 2,44 1 Rp139.539.289 Rp142.383.469 Rp2.844.180
122 1 0,81 0,5 Rp10.827.692 Rp11.050.008 Rp444.632
126 2 1,63 1 Rp1.020.372 Rp1.043.243 Rp22.871
127 6 4,88 1 Rp231.025.611 Rp236.497.492 Rp5.471.881
Tabel 5.10 Cost Slope biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur 3 Jam
No. Task
Durasi
Crashing
Biaya
Slope Normal
(hari)
Lembur 3
jam (hari) Normal Lembur 3 jam
3 12 9 3 Rp10.917.820 Rp11.428.727 Rp170.302
6 12 9 3 Rp16.095.000 Rp22.105.398 Rp2.003.466
7 12 9 3 Rp2.955.600 Rp4.060.878 Rp368.426
46 24 19 5 Rp55.991.040 Rp57.929.273 Rp387.647
49 6 5 1 Rp485.700 Rp497.245 Rp11.545
50 6 5 1 Rp114.711.893 Rp119.281.901 Rp4.570.008
54 6 5 1 Rp1.356.900 Rp1.387.771 Rp30.871
55 6 5 1 Rp1.115.000 Rp1.210.969 Rp95.969
56 6 5 1 Rp77.943.825 Rp80.641.882 Rp2.698.057
60 4 3 1 Rp2.671.726 Rp2.764.368 Rp92.642
71 12 9 3 Rp655.666.808 Rp676.178.609 Rp6.837.276
88 5 4 1 Rp8.781.500 Rp9.708.786 Rp927.286
89 5 4 1 Rp2.312.495 Rp2.366.931 Rp54.436
90 5 4 1 Rp1.339.000 Rp1.449.928 Rp110.928
91 3 2 1 Rp116.743.162 Rp120.783.460 Rp4.040.298
96 3 2 1 Rp33.439.287 Rp34.596.730 Rp1.157.443
99 1 0,5 0,5 Rp8.781.500 Rp9.671.286 Rp1.779.572
100 2 1 1 Rp1.339.000 Rp1.449.928 Rp110.928
107 4 3 1 Rp1.117.400 Rp1.210.969 Rp93.569
108 4 3 1 Rp91.304.755 Rp94.465.077 Rp3.160.322
112 2 1 1 Rp4.008.239 Rp4.148.169 Rp139.930
114 5 4 1 Rp8.781.500 Rp9.671.286 Rp889.786
115 5 4 1 Rp1.339.000 Rp1.449.928 Rp110.928
116 5 4 1 Rp2.312.495 Rp2.366.931 Rp54.436
117 3 2 1 Rp139.539.289 Rp144.370.744 Rp4.831.455
122 1 0,5 0,5 Rp10.827.692 Rp11.203.188 Rp750.992
126 2 1 1 Rp1.020.372 Rp1.059.457 Rp39.085
127 6 5 1 Rp231.025.611 Rp240.279.611 Rp9.254.000
Data diatas merupakan data hasil crashing seluruh kegiatan kritis yang memiliki resource pekerja untuk pelaksanaan durasi total proyek dengan menambahkan 1 jam lembur didapatkan durasi crashing maksimal yang ada yaitu 2 hari, untuk penambahan 2 jam lembur didapatkan durasi
crashing maksimal yang ada yaitu 4 hari sedangkan dengan menambahkan
3 jam lembur didapatkan durasi crashing maksimal yang ada yaitu 5 hari di semua pekerjaan kritis tersebut, selanjutnya untuk menguji kemungkinan efisiensi crashing, dengan melakukan crashing ulang dari
cost slope terkecil Pada Tabel 5.11, 5.12, dan 5.13 merupakan urutan
kegiatan – kegiatan kritis hasil crashing diurutkan dari cost slope terkecil sampai terbesar :
Tabel 5.11 Urutan Kegiatan -Kegiatan Berdasarkan Nilai Cost Slope Untuk Lembur 1 Jam
No. Task
Durasi
Crashing
Biaya
Slope Normal
(hari)
Lembur 1
jam (hari) Normal Lembur 1 jam
AJ 6 10,63 1 Rp1.356.900 Rp1.363.800 Rp6.900
CL 2 10,63 1 Rp1.020.372 Rp1.027.861 Rp7.489
AH 6 10,63 1 Rp485.700 Rp498.305 Rp12.605
BJ 5 5,32 1 Rp2.312.495 Rp2.326.349 Rp13.854
CD 5 5,32 1 Rp2.312.495 Rp2.326.349 Rp13.854
BW 4 5,32 1 Rp1.117.400 Rp1.135.854 Rp18.454
AO 4 5,32 1 Rp2.671.726 Rp2.690.465 Rp18.739
AK 6 5,32 1 Rp1.115.000 Rp1.135.854 Rp20.854
BK 5 5,32 1 Rp1.339.000 Rp1.361.521 Rp22.521
BS 2 3,54 1 Rp1.339.000 Rp1.361.521 Rp22.521
CC 5 10,63 1 Rp1.339.000 Rp1.361.521 Rp22.521