• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal skripsi batimetri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal skripsi batimetri"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1

1.1 LATLATAR AR BELAKANGBELAKANG Indon

Indonesia merupakan negara maritim dengan esia merupakan negara maritim dengan wilaywilayah ah lautan yang lebih lautan yang lebih luasluas dibandingkan wilayah daratannya. Hampir dua pertiga dari daerah kekuasaan dibandingkan wilayah daratannya. Hampir dua pertiga dari daerah kekuasaan Indonesia merupakan wilayah lautan. Luasnya wilayah laut akan memberikan Indonesia merupakan wilayah lautan. Luasnya wilayah laut akan memberikan  potensi

 potensi ekonomi ekonomi kelautan kelautan yang yang sangat sangat besar. besar. Bidang Bidang pariwisata, pariwisata, perikanan,perikanan, transportasi laut merupakan contoh dari potensi kelautan yang ada. Salah satu transportasi laut merupakan contoh dari potensi kelautan yang ada. Salah satu wilayah yang memiliki potensi ekonomi kelautan yang besar dan menjadi daerah wilayah yang memiliki potensi ekonomi kelautan yang besar dan menjadi daerah  penyokong

 penyokong bagi bagi perekonomian perekonomian masyarakat masyarakat adalah adalah Pelabuhan Pelabuhan Merak, Merak, Banten.Banten. Pe

Pelalabubuhahan n inini i memerurupapakakan n sasalalah h sasatu tu wiwilalayyah ah yyanang g popotetensnsiaial l dadari ri leletatak k  ge

geogograraiisnsnyya, a, yayaknkni i beberlrlokokasasi i di di ujujunung g babararat t PuPulalau u !a!awa wa yyanang g memenjnjadadii  penghubung

 penghubung dengan dengan Pulau Pulau Sumatra Sumatra melalui melalui Selat Selat Sunda. Sunda. "awasan "awasan ini ini jugajuga seb

sebagagai ai salsalah ah sasatu tu alalur ur laulaut t kekepupulaulauan an InIndodonenesisia a yayang ng memengnghuhububungngkakann  perekonomian

 perekonomian antar antar negara. negara. Mengingat Mengingat pentingnya pentingnya wilayah wilayah ini ini baik baik sebagaisebagai  penyokong

 penyokong perekonomian perekonomian masyarakat masyarakat maupun maupun kepentingan kepentingan perekonomian perekonomian antar antar  negara, dibutuhkan ketersediaan data yang dapat memberikan inormasi kelautan. negara, dibutuhkan ketersediaan data yang dapat memberikan inormasi kelautan.

Su

Sur#r#ei ei babatitimmetetri ri memerurupapakakan n susuatatu u kekegigiatatan an ununtutuk k memempmpererololeh eh dadatata ked

kedalamalaman an dan dan konkondisdisi i toptopogrograi ai dasdasar ar laulaut, t, jugjuga a loklokasi asi objobjek$ek$obobjek jek yanyangg  berpotensi menimbulkan bahaya. Pemetaan batimetri merupakan kebutuhan dasar   berpotensi menimbulkan bahaya. Pemetaan batimetri merupakan kebutuhan dasar 

da

dalalam m pepenynyedediaiaan an ininoormrmasasi i spspasasiaial l dadalalam m pepererencncananaaaan, n, kekegigiatatan an dadann  pengambilan

 pengambilan keputusan keputusan terkait terkait inormasi inormasi di di bidang bidang kelautan kelautan %Soeprapto, %Soeprapto, &''().&''(). Pada aplikasinya, khususnya di dalam kegiatan kelautan, peta batimetri memiliki Pada aplikasinya, khususnya di dalam kegiatan kelautan, peta batimetri memiliki  peran

 peran yang yang sangat sangat penting. penting. Salah Salah satu satu peran peran penting penting peta peta batimetri batimetri adalahadalah memberikan inormasi untuk kegiatan rekayasa kelautan, seperti penambangan memberikan inormasi untuk kegiatan rekayasa kelautan, seperti penambangan mi

minynyak ak lelepapas s papantntaiai, , pepenenentntuauan n jajalulur r pepelalayyararanan, , mimititigagasi si bebencncanana, a, dadann  pembangunan

 pembangunan inrastruktur inrastruktur pinggir pinggir pantai. pantai. *ikarenakan *ikarenakan kondisi kondisi dasar dasar laut laut yangyang di

dinanamimis, s, pepeta ta babatimtimetetri ri haharurus s selselalalu u didipeperbrbahaharuarui i sesesusuai ai peperurubabahahan n dadann  perkembangan perairan tersebut.

(2)

Salah satu teknologi dalam sur#ei batimetri adalah echosounder, yaitu alat  pengukuran kedalaman perairan berbasis gelombang akustik. +lat ini memberikan data kedalaman perairan dengan konsep perhitungan waktu saat gelombang ditembakan sampai gelombang dipantulkan kembali. +da banya tipe dari teknologi echosounder, namun yang umum digunakan yakni  singlebeam echosounder dan multibeam echosounder.

Pada pengukuran batimetri menggunakan  singlebeam echosounder, didapatkan data kedalaman yang terbatas sesuai jalur perum yang ditentukan. Sedangkan multibeam echosounder akan memberikan data kedalaman dengan area lebih lebih luas. Sesuai dengan  International Hydrographic Organization Spesial Publication 44 %&'') beberapa orde pekerjaan yang telah diatur  memerlukan cakupan area sebesar (''-, sehingga dalam pekerjaan tersebut digunakan multibeam echosounder sebagai alat pengukuran kedalaman.

Pada setiap pekerjaan yang dilakukan, selalu ditentukan terlebih dahulu kerangka acuan kerja. Penentuan kerangka acuan kerja bertujuan untuk  mendapatkan data yang memenuhi standar dan memiliki kualitas yang terjaga sesuai kebutuhan penggunaan. Sesuai dengan penentuan orde pengukuran yang diatur dalam IH SP /00, berdasarkan area yang diukur pada pekerjaan ini masuk  dalam orde spesial. Pekerjaan kontrol kualitas dilakukan agar kualitas data yang dihasilkan dapat dipertahankan, yang mangacu pada standar yang telah ditetapkan dalam  International Hydrographic Organization %IH) pada  International Spesial Publication 44 %IH SP /00) pada orde spesial, sehingga

data yang dihasilkan memenuhi standar IH SP /00.

Proses pengolahan data multibeam echosounder  beserta koreksinya pada setiap perangkat memiliki prosedur, kemampuan dan keterbatasan masing$ masing. 1ntuk kegiatan aplikati ini, proses pengolahan data menggunakan  perangkat lunak CARIS HIPS and SIPS . Penggunaan perangkat lunak ini diharapkan mampu menyelesaikan pengolahan data hasil pengukuran dengan nilai ketelitian yang baik dan mampu menyajikan inormasi dasar laut dengan nilai kedalaman yang akurat dengan mengacu ketentuan dalam IH SP /00 rde Spesial tahun &''.

(3)

1.2 LINGKUNGAN KEGIATAN

Pada kegiatan pengolahan data  ultibeam !chosounder dengan menggunakan perangkat lunak CARIS HIPS and SIPS , lingkup kegiatan yang dilakukan meliputi hal$hal berikut 2

(. +lat yang digunakan dalam pengukuran adalah  ultibeam  !chosounder.

&. "egiatan pengolahan data  ultibeam !chosounder menggunakan  perangkat lunak CARIS HIPS and SIPS ".#.

3. *ata  ultibeam !chosounder yang digunakan berasal dari hasil  pengukuran bersama P1SHI*4S+L di wilayah Pelabuhan Merak,

Banten.

0. "etelitian pengukuran dan uji kualitas data mengacu pada standar   International Hydrography Organization %IH) SP$00 tahun &''. 5. Hasil dari kegiatan aplikati ini berupa #isualisasi 3* permukaan

 bawah laut dan peta batimetri.

1.3 TUJUAN KEGIATAN

"egiatan aplikati ini bertujuan untuk menghasilkan data kedalaman laut hasil  pengukuran multibeam echosounder  pada wilayah Pelabuhan Merak, Banten

sesuai standat IH Spacial Publication 44 tahun &''. 1.4 MANFAAT KEGIATAN

Manaat dari kegiatan aplikati ini adalah untuk mengetahui cara pengolahan dan pemrosesan data pengukuran multibeam echosounder dengan perangkat lunak CARIS HIPS and SIPS , sehingga dihasilkan peta batimetri dengan ketelitian yang terkoreksi sesuai IH dan #isualisasi 3*nya, sehingga dapat dimanaatkan sebagai penyedia inormasi kedalaman untuk kegiatan rekayasa di  bidang kelautan.

1.5 LANDASAN TEORI 1.5.1 Survei B!i"e!ri

Salah satu kegiatan yang kerap dilakukan dalam pekerjaan maupun  penelitian di bidang kelautan adalah sur#ei batimetri. Sur#ei batimetri adalah suatu akti#itas dan proses untuk menentukan posisi titik$titik pada dasar permukaan air dalam suatu sistem koordinat tertentu, sehingga dari

(4)

kegiatan tersebut diperoleh model bentuk topograi dasar permukaan air  yang disajikan atau di#isualisasikan dalam peta batimetri %Parikesit, &'').

"egiatan sur#ei batimetri tidak hanya memberikan data inormasi mengenai kedalaman dasar perairan, namun dapat memberikan inormasi kondisi topograi dasar perairan dan lokasi dari objek$objek yang dapat menimbulkan bahaya. *alam mendapatkan data inormasi kedalaman suatu perairan, sur#ei batimetri menggunakan metode pemeruman. Metode pemeruman memanaatkan gelombang akustik dalam pengukuran kedalaman dasar permukaan air dengan menggunakan teknologi echosounder.

Proses dalam kegiatan pembuatan peta batimetri terdiri dari tiga tahapan, yang diawali dengan tahap pengumpulan data, pengolahan data dan terakhir penyajian data %4ismanto, &''(). 1ntuk mendapatkan hasil  peta batimetri sesuai syarat kualitas yang baik, kegiatan sur#ei batimetri harus berpedoman pada standar minimum ketelitian dari  International   Hydrographic Organization %IH) yang tertuang dalam publikasi khusus

SP 00 tahun &''.

1.5.2 Multibeam Echosounder

Sur#ei batimetri, dalam perkembangnnya mulai banyak menggunakan multibeam yang merupakan instrumen hidroakuatik. Instrumen ini memiliki kemampuan dalam melakukan pemeruman dasar laut dengan gelombang akustik yang sangat tinggi dan cakupan yang luas %+nderson dkk., &'').

Instrumen multibeam memancarkan pulsa suara dalam jumlah yang  banyak ke dasar perairan. Pola pancarannya melebar dan melintang terhadap kapal. Setiap beam akan mendapatkan satu titik kedalaman, dan  jika titik$titik kedalaman tersebut dihubungkan akan membentuk proil dasar laut. +pabila kapal bergerak maju, hasil sapuan instrumen ini akan menghasilkan suatu luasan yang menggambarkan permukaan dasar laut %Moustier, (66). Hal ini memungkinkan untuk melakukan pemetan dasa r  laut dengan cakupan yang luas.

(5)

1.5.3 P#$% Suru! Lu!

Pasut atau pasang surut air laut merupakan enomena bergeraknya  permukaan air laut secara #ertikal yang dingaruhi oleh gaya tarik benda$  benda langit %terutama bulan dan matahari), gaya gra#itasi bumi dan gaya sentripetal rotasi bumi. Besar kecilnya gaya yang menghasilkan  pergerakan naik turunnya permukaan laut tersebut dipengaruhi juga oleh  posisi bumi, bulan dan matahari yang selalu berubah secara periodik.

Pengamatan pasut ini secara umum bertujuan untuk penentuan muka air laut rata$rata %MSL) dan Chart $atum %7*) yang digunakan sebagai  bidang reensi ketinggian titik$titik di darat dan kedalaman di bawah  permukaan laut.

1.5.4 Sound Velocity Profile

Pada aplikasinya, multibeam echosounder memancarkan gelombang akustik yang ditembakkan ke arah dasar perairan. 8ormalnya kecepatan rambat gelombang akustik di air sekitar (5'' m9s, namun pada  prakteknya kecepatan tersebut dapat berubah menjadi lebih lambat atau menjadi lebih akibat dari kondisi$kondisi tertentu pada kolom$kolom  perairan. Hal ini menjadikan alasan diperlukannya pendeinisian nilai yang benar dari  sound %elocity pro&ile  pada saat pengukuran menggunakan multibeam.

1.5.5 K&i'r#i Per%er($ K)&

Setiap pengukuran tidak terlepas dari kesalahan. Sehingga data hasil yang didapatkan dari kegiatan pemeruman harus melalui proses kalibrasi terhapad adanya kesalahan. *alam kegiatan sur#ei batimetri dengan  pemeruman, kesalahan pengukuran yakni adanya pengarruh pergerakan kapal yang diakibatkan oleh adanya pergerakan masa air laut dan dinamika laut. :ahap kalibrasi ini dilakuan untuk meminimalisir besarnya kesalahan yang dapat terjadi selama perekaman data, dan sebagai penentu kualitas data yang akan dihasilkan.

Parameter yang diperlukan dalam tahap kalibrasi terdiri dari  parameter  pitch, roll, dan  ya'n dari pergerakan kapal dan ha%e %gerak 

(6)

#ertikal kapal). "esemua parameter tersebut diperlukan secara real time dari proses pengukuran.

Syarat ketelitian merupakan ungsi dari sistem pelaksanaan. *alam sistem pelaksanaan yang tinggi, diperluakn parameter roll dan  pitch dengan akurasi '.'5; dan parameter ha%e diperlukan dengan rentang akurasi 5$(' cm. :iga hingga empat antena dari sistem <PS dapat meneyediakan komponen dari parameter roll dan  pitch dengan tingkat akurasi yang diperlukan %de !ong, &''&).

1.5.6  Pe$e$!u$ P*#i#i Pe"eru"$

:ahap penentuan posisi pemeruman bertujuan untuk mengetahui  posisi koordinat hori=ontal pengukuran batimetri. Penentuan koordinat hori=ontal kapal dapat dilakukan dengan peralatan penentuan posisi <PS yang terpasang pada wahana. Sistem penentuan posisi yang digunakan menggunakan *ierential <PS dengan metode  Rea( )ime $i&&erential  <PS %4:*<PS). Metode 4:*<PS digunakan untuk objek bergerak  seperti kapal dengan stastisun rerensi yang digunkan sebagai titik  rerensi secara otomatis.

Perlunya penentuan posisi pemeruman dikarenakan wahana yang terus bergerak. Baik gerakan #ertikal maupun horisontal dari wahana kapal tersebut ataupun gerakan permukaan air laut. Sehingga diperlukannya pengukuran <PS di atas wahana yang dilakukan  bersamaan dengan kegiatan pengukuran kedalaman.

4:*<PS merupakan sistem penentuan posisi real time secara secara di&&erensial menggunakan data  pseudorange. Monitor stasiun mengirimkan koreksi di&&erensial ke kapal secara real time menggunakan sistem komunikasi data untuk merealisasikan data yang real time. %Poerbandono dan *junarsjah, &''5).

Sistem koordinat kapal digambarkan memlalui sistem yang tegak  lurus %siku$siku) dibentuk oleh sumbu >, ? dan @ seperti digambarkan  pada <ambar (.0

(7)

<ambar (.0 Sistem koordinat kartesi kapal %Parikesit, &'') 1.5.7  Or+e Ke!e&i!i$ Survei Hi+r*%r,i

Berdasarkan standarisasi penentuan posisi yang mengacu pada IH SP 00 tahun &'', pelaksanaan sur#ei hidrograi dibagi mennjadi 0 orde derajat ketelitian, yang disajikan dalam tabel (.(.

rde Spesial (a (b &

7ontoh area yang dipetakan Pelabuhan, tempat berlabuh, dan saluran$ saluran kritis dengan hambatan sarat kapal minimum. Pelabuhan,  pelabuhan yang mendekati terusan, jalur anjungan, dan daerah perairan dengan kedalaman hingga (''m. *aerah yang tidak tercakup dalam rde Spesial atau rde ( atau daerah dengan kedalaman hingga &''m. *aerah yang tidak tercaku dalam rde Spesial atau rde ( dan &.

"etelitian H= dan A %tingkat kepercayaan 65-) & m dan a  ',&5 m  b  ',''C5 m 5 m D 5- dan a  ',5 m  b  ','(3m &' m D 5- dan a  ( m  b  ','&3 m (5' m D 5-dan a  ( m  b  ','&3 m Posisi alat bantu

na#igasi tetap dan ilter penting bagi na#igasi

& m & m & m & m

(8)

Mengacu pada standar penentuan posisi sesuai IH SP 00 tahun &'', maka dalam kegiatan aplikati ini menggunakan derajat ketelitian rde spesial. rde yang digukan dalam kegiatan sur#ei batimetri dengan standar ketelitian mendekati sur#ei rekayasa dan digunakan secara terbatas pada daera$daerah dengan kedalaman dasar laut sangat minimal dan berpotensi membahayakan kapal.

1.5. U-i Ku&i!# D!

Pada setiap pengukuran pasti mengandung kesalahan. Pengukuran kedalaman menggunakan multibeam akan didapatkan daerah yang  bertampalan. 8ilai kedalaman daerah yang bertampalan antara lajur kanan dan lajur kiri tersebut pada umumnya akan sama. leh karena setiap  pengukuran mengandung kesalahan, nilai kedalaman pada daerah  bertampalan tersebut bisa saja berbeda.

1ntuk menjaga kualitas data tetap baik maka diperlukannya uji kualitas data. *alam penelitian kali ini digunakan standar kontrol kualitas untuk ketelitian kedalaman yang ditetapkan pada IH SP$00 tahun &'', seperti ditampilkan pada tabel berikut 2

rde Spesial ( (b &

"onstanta a  ',&5 a  ',5 a  ',5 a  (,'  b  ',''C5 b  ','(3 b  ','(3 b  ','&3

:abel (.& "onstanta "etelitian "edalaman

Mengacu pada standar IH SP$00 tahun &'' rde Spesial, nilai toleransi kesalahan pada pertampalan antara lajur kanan dan lajur kiri dengan tingkat kepercayaan 65-, menggunakan persamaan (.(.

±

√ 

a2+

(

b x d

)

2 ...%(.()

keterangan:

a 2 kesalahan independen %jumlah kesalahan yang bersiat tetap)  b 2 aktor kesalahan kedalaman yang dependen % jumlah

kesalahan yang bersiat tidak tetap. d 2 kedalaman rata$rata.

%bEd) 2 kesalahan kedalaman yang dependen %jumlah semua kesalahan kedalaman yang dependen)

Sesuai dengan standar IH SP$00 tahun &'' mengenai kontrol kualitas kedalaman yang disajikan pada tabel (.&, nilai konstanta a dan b pada

(9)

 pada persamaan (.( menggunakan rde Spesial dengan a  ',&5 dan b  ',''C5.

1.5.! Pe$-i$ I$,*r"#i

Pada kegiatan aplikasti ini, inormasi kedalaman akan disajikan dalam peta batimetri dan #isualisasi 3*nya. Peta batimetri memberikan inormasi kedalaman dari data spasial suatu lokasi pemeruman yang menggambarkan kondisi struktur dan bentuk dari dasar perairan. Inormasi yang disajikan berupa data kontur beserta persebaran titik$titik  kedalaman yang telah terkoreksi terhadap chart datum %Setiawan dkk, &'(0).

Aisualisasi 3* akan memnyajikan tampilan asli dari struktur dan  bentuk dasar perairan yang dipetakan. Sehingga akan mudah dalam

mencerna dan melakukan perencanaan lanjutan pada lokasi yang dipetakan.

BAB II

REN/ANA APLIKATIF

II.1 PERSIAPAN II.1.1 BAHAN

Bahan yang digunakan dalam kegiatan aplikati adalah data mentah hasil  pengukuran batimetri menggunakan teknologi mutibeam echosounder. *ata mentah ini diperoleh dari Lembaga Hidrograi Militer dan Lembaga Hidrograi  8asional Indonesia, atau lebih dikenal dengan Pusat Hidrograi dan seanograi

:8I +ngkatan Laut, yang berkedudukan di !l. Pantai "uta A 8o. ( +ncol :imur, !akarta 1tara. *ata mentah batimetri ini merupakan hasil dari sur#ei batimetri yang di laksanakan di kawasan Pelabuhan Merak, Banten yang dilaksanakan oleh "omando 1tama Pembinaan :8I +ngkatan Laut P1SHI*4S+L pada tahun &'(F.

II.1.2 PERALATAN

(10)

(.  Hard'are

a. Laptop +S1S Series +05'L  b. Printer 

c. 1SB lashdisk  &. So&t'are

a. Sistem operasi *indo's +P, untuk menjalankan perangkat lunak CARIS HIPS and SIPS.

 b. CARIS HIPS and SIPS F.( , perangkat lunak yang digukan untuk memproses data dan penyajian hasil akhir pemrosesan data. c.  icroso&t *ord  &''C, digunakan untuk pembuatan laporan. d.  icroso&t !cel &''C, digunakan untuk perhitungan data.

II.2 PELAKSANAAN

Pelaksanaan kegiatan aplikati ini dapat digambarkan dalam diagram alir yang disajikan di bawah ini 2

Mulai

Pengumpulan *ata

:idak  "ontrol kualitas data

?a *ata Masukan

Pengolahan data multibeam menggunakan CARIS HIPS and SIPS ".#

Pendeinisian pro-ect baru dengan konersi data

Pengolahan data SAP Pengolahan data

 pengamatan pasut Pendeinisian parameter 

(11)

"oreksi SAP "oreksi pergerakan kapal "oreksi pasut

Penggabungan data patch test 

Mendeinisikan &ield sheets

+

+

Pengolahan data batimetri hasil pengukuran multibeam

Hasil pemrosesan data kedalaman terkoreksi

Gkspor data ke +S7II

ile hasil ekspor +S7II

Pembuatan #isualisasi model 3*

Pembuatan peta kedalaman

Pembentukan *:M Hasil peta kedalaman

(12)

II.3 JAD0AL PELAKSANAAN  8o

.

"egiatan 8o#ember *esember !anuari ebruari Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke ( & 3 0 ( & 3 0 ( & 3 0 ( & 3 0 1 Per#i)$ Pengumpulan  bahan materi terkait Mempelajari literature terkait Pengumpulan data primer dan data sekunder  2 U#u&$ S(ri)#i Penyusunan B+B ( Penyusunan B+B II inalisasi usulan skripsi Seminar

Pembuatan layout peta Pembentukan sur&ace

Peta Batimetri Aisualisasi 3*

Pelaporan

(13)

Proposal 4e#isi usulan skripsi 3 Pe"r*#e#$ +! Pengukuran lapangan Pengambilan data di P1SHI*4 S+L Pengolahan data batimetri hingga hasil

 8o "egiatan Maret +pril Mei !uni !uli Minggu ke$ Minggu ke$ Minggu ke$ Minggu ke$

( & 3 0 ( & 3 0 ( & 3 0 ( & 3 0 ( 4 Pe$u&i#$ #(ri)#i Penulisan skripsi Bab II 4e#isi Penulisan skripsi Bab II 4e#isi Penulisan skripsi Bab III 4e#isi Penulisan skripsi Bab

(14)

IA 4e#isi inalisasi skripsi 5 0i#u+ Seminar Pendadaran 4e#isi ?udisium

DAFTAR PUSTAKA

4ismanto, +ris., &''(,  Pengolahan $ata Sur%ei atimetri $engan engguna(an  Perang(at /una( HydroPro. Skripsi. Program Studi :eknik <eodesi I:B,

Bandung.

Parikesit, B., &'',  Pengolahan $ata ultibeam !chosounder engguna(an  Perang(at /una( HIPS, Skripsi, *epartemen :eknik <odesi akultas :eknik Sipil

dan Perencanaan Institut :eknologi Bandung, Bandung

Schmidt, A., dkk. &'(3, )he 0System Coo(boo(, 1SA, lamont 

(15)

+nderson !:, *A Holliday, 4 "loser, *.<. 4eid dan ?. Simrad, &''. +coustic Seabed 7lassiication2 7urrent Practice and utur *irections,  IC!S 2.ar.Sci, 52(''0$('((

de Mousrier, 7., State o& the Arrt in Seaarcll Phase $ata. IGGG !ournal o ceanic Gngineering, (66. (5%0)2 p. 35'$3F'

IH, &'',  International Hydrogra&ic Organization Special Publication044 Standards 3or Hydrographic Sur%ei, International Hydrogaic Bureau, Monaco.

Pe$%*&$ D! Multibeam Echosounder Me$%%u$($

Per$%(! Lu$( "#$%S &%PS and S%PS  .1

S!u+i (#u# Pe&'u$ Mer( B$!e$

USULAN SKRIPSI

(16)

*iajukan leh 2

 8ama Mahasiswa

2 +hmad itrian +kbar 

 8omer Mahasiswa

2 (3930C50&9:"90'C03

"elompok Bidang "eahlian

2 Hidrograi

Lokasi "egiatan

2 "awasan Pelabuhan

Merak, Banten

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK 

UNI6ERSITAS GADJAH MADA

271

Referensi

Dokumen terkait