• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Video Promosi dengan Menggunakan Teknik 3D Modelling Low Poly (Studi Kasus : DKV/ FTI UKSW Salatiga)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Video Promosi dengan Menggunakan Teknik 3D Modelling Low Poly (Studi Kasus : DKV/ FTI UKSW Salatiga)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

i

Perancangan Video Promosi dengan Menggunakan

Teknik 3D Modelling Low Poly (Studi Kasus : DKV/ FTI

UKSW Salatiga)

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Desain

Peneliti

Widi Kurniawan Handriyanto (692009059) Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga Juli 2013

(2)
(3)
(4)

1

Perancangan Video Promosi dengan Menggunakan

Teknik 3D Modelling Low Poly (Studi Kasus : DKV/ FTI

UKSW Salatiga)

1)

Widi Kurniawan Handriyanto, 2) Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs. Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Email : 1) HMS_Beagle13@yahoo.com, 2) michael.bezaleel@staff.uksw.edu Abstract

Promotion is a very important process to create awareness and develop a market for the product. In fact an inovation would be needed by Visual Communication Design of Information and Technology Faculty UKSW to expand the market. This study started by creating an animation based promotion video with games concept using modeling low poly and motion graphic 3D technique. The main purpose of this video was to build an image that Visual Communication Design Information and Technology Faculty of UKSW is not only about learning and education process but also about development and expansion of ideas and creativity. Result of this study was a communicative and entertaining video promotion focused on introduction of Visual Communication Design of UKSW Salatiga.

Keywords : video, promotion, animation, low poly, motion graphics

Abstrak

Promosi sangat penting untuk mengenalkan sebuah produk kepada target konsumen. Sebuah inovasi diperlukan program studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi UKSW untuk meningkatkan jumlah peminat. Penelitian ini dilakukan untuk merancang video promosi berbasis animasi menggunakan teknik 3D modelling low poly dan motion graphic dengan konsep wahana bermain. Dibuat dengan tujuan supaya target konsumen mengerti akan pesan yang disampaikan bahwa Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi UKSW tidak hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga tempat bermain ide dan kreatifitas. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah video promosi yang menarik dan komunikatif berisi tentang pengenalan program studi Desain Komunikasi Visual UKSW Salatiga.

Kata Kunci: video, promosi, animasi, low poly, motion graphics

1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana 2

(5)

2

1. Pendahuluan

Banyak orang menganggap bahwa promosi dan pemasaran mempunyai pengertian yang sama, dimana sebenarnya promosi hanya merupakan salah satu bagian dari kegiatan pemasaran. Walaupun promosi sering dihubungkan dengan penjualan tetapi kenyataannya promosi mempunyai arti yang lebih luas dari penjualan karena penjualan hanya berhubungan dengan pertukaran hak milik yang dilakukan oleh tenaga penjual, sedangkan promosi merupakan info atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dan pemasaran [1]. Promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa promosi adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan informasi atau berkomunikasi antara penjual dan pembeli potensial yang besifat menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran untuk menciptakan permintaan atas produk barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan [2].

Fakultas Teknologi Informasi UKSW mempunyai program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) yang didirikan pada tahun akademik 2008/2009. Progdi DKV memadukan teknologi informasi, seni, dan kreatifitas dalam bentuk konsep sampai implementasi desain yang dinamis, variatif, kreatif dan inovatif. Kurikulum Progdi DKV telah didesain sesuai dengan kurikulum baru berbasis kompetensi, sehingga para lulusan dapat bersaing di dunia kerja atau melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi [3].

Setiap perusahaan melakukan kegiatan promosi dengan tujuan untuk mengingatkan kembali dan menyebarluaskan tentang produk yang dihasilkannya, tidak terkecuali pada sebuah lembaga pendidikan FTI UKSW program studi Desain Komunikasi Visual. Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Adrian, selaku tim promosi FTI UKSW, program studi DKV UKSW belum memiliki sebuah media promosi berbentuk video. Video promosi yang mencangkup aspek promosi dapat membantu tim promosi untuk meminimalisir waktu dalam menjelaskan tentang program studi DKV UKSW. Penelitian ini dirancang untuk menawarkan sebuah inovasi, yaitu perancangan video promosi dengan menggunakan teknik 3D modelling low poly dan motion graphics. Harapan dari penelitian ini yaitu video promosi mampu mengenalkan program studi DKV dan meningkatkan jumlah peminat untuk terpacu menghasilkan karya-karya melalui DKV/ FTI UKSW Salatiga.

2. Tinjauan Pustaka

Perancangan Video Promosi Hotel Segara Village Sanur Bali. Salah satu video promosi perusahaan jasa berupa hotel. Menyampaikan pesan dengan singkat secara komunikatif, persuasif menarik, mudah diingat dan mampu menjadi dorongan dalam menimbulkan minat menggunakan jasa Hotel Segara Village sewaktu-waktu ketika berlibur ke pulau dewata, Bali [4].

(6)

3

Pembuatan Game Edukasi Animasi 3D Menggunakan Metode Low Poly. Game edukasi yang berbasis 3D dengan menggunakan metode low poly ini dibuat dengan menggunakan software Blender. Game ini dapat digunakan sebagai media alternatif pembelajaran 3D dimensi. Pembelajaran menggunakan media game membuat anak lebih tertarik dan bersemangat untuk belajar [5].

Pembuatan Video Profil Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Matesih. Salah satu alternatif media dalam berpromosi sebuah instansi pendidikan berbentuk video promosi, menggunakan video shoot dengan teknik cinematography bertujuan untuk menarik minat target konsumen dan memberikan informasi tentang Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Matesih [6].

Multimedia berasal dari kata multi yang berarti banyak dan media berarti bentuk atau saran komunikasi. Dalam bidang komputer, multimedia adalah aplikasi atau presentasi berbasis komputer yang menggabungkan dua atau lebih media, seperti teks, suara, gambar, video, dan animasi. Penggunaan multimedia pada komputer menjadikan komputer lebih mudah dipakai, lebih nyaman, lebih menyenangkan dan lebih menarik bagi user. Multimedia dapat memberikan lebih banyak cara dalam menampilkan sebuah data atau informatika [7].

Video dapat menyajikan informasi, mengambarkan suatu proses dan tepat mengajarkan keterampilan, menyingkat dan mengembangkan waktu serta dapat mempengaruhi sikap. Hal ini dipengaruhi oleh ketertarikan minat, dimana tayangan yang ditampilkan oleh media video dapat menarik gairah rangsang (stimulus) seseorang untuk menyimak lebih dalam. Secara empiris kata video berasal dari sebuah singkatan yang dalam bahasa inggris yaitu visual dan audio. Kata vi adalah singkatan dari visual yang berarti gambar, kemudian pada kata deo adalah singkatan dari audio yang berarti suara. Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan pemahaman bahwa video adalah merupakan seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan. Pada dasarnya hakekat video adalah mengubah suatu ide atau gagasan menjadi sebuah tayangan gambar dan suara [8].

Promosi merupakan salah satu variabel dalam marketing mix yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk dan jasanya. Pada hakekatnya, promosi merupakan upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi pihak lain agar turut berpartisipasi dalam perubahan yang mereka lakukan. Sebagai salah satu strategi pemasaran, promosi bertujuan untuk mengkomunikasikan kebaikan produk dan membujuk serta mengingatkan para konsumen untuk membeli produk tersebut [9].

Tujuan promosi adalah memberikan informasi dan menarik perhatian, yang selanjutnya akan meningkatkan penjualan. Dalam prakteknya promosi dapat dilakukan dengan mendasarkan pada tujuan-tujuan promosi, yaitu untuk mengubah tingkah laku dan pendapat serta memperkuat tingkah laku yang ada. Memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan, promosi yang bersifat informasi umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap-tahap awal dalam siklus kehidupan produk. Promosi yang bersifat membujuk (persuasif) umumnya kurang disenangi oleh sebagian masyarakat, namun kenyataannya sekarang ini justru yang banyak muncul adalah promosi bersifat persuasif, hal ini dimaksudkan agar dapat memberi pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli.

(7)

4

Mengingatkan pembeli untuk mempertahankan merek produk di hati masyarakan dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk, ini berarti perusahaan berusaha paling tidak mempertahankan pembeli yang ada [10]

.

Inti dari kegiatan promosi adalah manfaat atau alasan mengapa calon pembeli harus membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Manfaat yang dimiliki setiap produk atau jasa dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu menurut fungsinya apa yang dapat dilakukan oleh produk atau jasa tersebut. Citra gaya, prestise dan nilai emosional dari produk atau jasa. Manfaat ekstra yaitu manfaat lain yang bukan bagian utama dari produk atau jasa [11].

Animasi berasal dari bahasa latin anima, yang berarti kehidupan atau jiwa. Animasi menurut Oxford University Press adalah keadaan penuh hidup atau keadaan hidup. Teknik merekam gambar berturutan, atau posisi model, untuk menciptakan film yang memberi ilusi gerak, atau memanipulasi gambar elektronik dengan menggunakan komputer untuk menciptakan gambar bergerak. Animasi menurut Encarta world english dictionary adalah kehidupan dalam cara seseorang berbicara atau bertingkah laku. Pembuatan film dengan merekam sebuah adegan dari gambar-gambar atau model yang berubah sedikit demi sedikit sehingga terlihat bergerak dan berubah ketika adegan tersebut ditampilkan. Sebuah film atau gambar mencakup satu seri adegan yang digambar, dilukis atau dimodel [12].

Pemodelan adalah membentuk suatu benda-benda atau obyek. Membuat dan mendesain obyek tersebut sehingga terlihat seperti hidup. Animasi, secara umum dapat dikatakan suatu kegiatan menggerakan benda mati agar terlihat menjadi hidup, atau hanya sekedar berkesan hidup. Benda mati ini diberi dorongan, perasaan emosi agar dapat terlihat hidup. Texturing, merupakan proses menentukan karakteristik sebuah materi obyek dari segi tekstur. Untuk materi sebuah objek, bisa digunakan aplikasi properti tertentu seperti reflectivity, transparency, dan refraction. Texture kemudian bisa digunakan untuk membuat berbagai variasi warna pattern, tingkat kehalusan/ kekasaran sebuah lapisan objek secara lebih detail. Rendering, ini merupakan proses akhir dari keseluruhan proses pemodelan ataupun animasi komputer. Dalam rendering, semua data-data yang sudah dimasukkan dalam proses modelling, animasi, texturing, pencahayaan dengan parameter tentu akan diterjemahkan dalam sebuah bentuk output. Dalam standart PAL system, resolusi sebuah render adalah 720 x 576 pixels [13].

Low poly adalah salah satu teknik dalam komputer grafis yang memiliki jumlah polygon yang sedikit. Objek yang dikatakan low poly sering muncul dalam bentuk blok (seperti kepala yang berbentuk persegi) dan kurang detail (seperti tidak mempunyai jari). Metode Low Polygon atau yang sering disebut low poly Modelling adalah sebuah teknik pembuatan model 3 Dimensi menggunakan bentuk-bentuk dasar yang ada seperti cube, cone, nurbs dan cyclinder. Bentuk dasar tersebut diubah menjadi bentuk yang diinginkan dengan cara meng-ekstrude bagian-bagian dari bentuk dasar sehingga menjadi bentuk yang diinginkan [14].

Motion graphic adalah istilah untuk suatu grafis yang menggunakan teknologi komputer dan animasi untuk menciptakan suatu pergerakan dan perubahan bentuk, disertai dengan efek suara, musik dan plot. Istilah motion graphic digunakan untuk membedakan dari animasi konvensional yang

(8)

5

mengalami pergerakan dikarenakan perubahan grafis 1 objek yang berbeda setiap frame, sedangkan motion graphic lebih ditekankan kepada pergerakan dan perubahan bentuk sederhana (pembesaran, pengecilan, persepektif, dan sebagainya), tanpa merubah bentuk asli dari grafis / objek tersebut [15].

3. Metode Penelitian

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cyclic strategy. Pada dasarnya Metode ini memiliki prinsip yang sama dengan linear strategy, hanya pada strategi ini ada kalanya suatu tahap perlu di ulang kembali untuk menampung umpan balik (Feed back) sebelum tahap berikutnya dilanjutkan. Pengulangan tahap ini lazim disebut loop [16].

Tahapan secara garis besar dalam perancangan video promosi dengan menggunakan teknik 3D modelling low poly (studi kasus : DKV/ FTI UKSW) dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1. Bagan Perancangan video promosi.

Langkah pertama dalam penelitian ini adalah pengumpulan data. Pada perancangan ini, dilakukan pengumpulan data dengan cara membaca penelitian ataupun jurnal yang sudah pernah ada dengan konsentrasi pembahasan yang sama. Pengumpulan data juga dilakukan dengan cara wawancara dengan 2 orang tim promosi dan kepala program studi Desain Komunikasi Visual. Wawancara dilakukan pada tim promosi untuk mengetahui cara berpromosi dan juga menggunakan media apa saja yang digunakan untuk melakukan promosi dan kepala program studi untuk mengetahui tentang kurikulum yang terdapat di Desain Komunikasi Visual UKSW. Dilakukan juga observasi terhadap beberapa video yang menggunakan teknik 3D modelling low poly, salah satunya pada iklan

(9)

6

Yellow Ribbon yang dibuat oleh FAB Design, untuk mengetahui tampilan dan juga teknik dari pemodelan 3D modelling low poly. Selanjutnya adalah analis data dari data yang sudah terkumpul akan diambil point penting, yang nantinya diperlukan untuk perancangan video promosi. Kemudian dilanjutkan tahap ketiga yaitu perancangan pada tahap ini point penting pada data yang sudah dianalisis, disatukan untuk merancang konsep dari perancangan video promosi menggunakan teknik 3D modelling low poly (studi kasus : DKV/ FTI UKSW Salatiga). Ketika konsep sudah didapat, langkah selanjutnya adalah mewujudkan konsep dalam bentuk sketsa, dilanjutkan pada pembuatan storyline dan storyboard. Setelah semua langkah sudah dilakukan, pada hasil akhir akan dibuat perancangan yang terdiri dari tahap pembuatan modelling, animating, texturing, rendering dan compositing. Kemudian setelah itu masuk ke tahap pengujian, pada tahap ini dilakukan 2 tahap pengujian yaitu pengujian kualitatif kepada motion graphic designer , tim promosi FTI, dan kepala program studi DKV UKSW. Kemudian tahap kedua pengujian kuantitatif dengan cara menyebar kuisoner kepada target audience.

Hasil dari pengambilan data verbal dapat disimpulkan:

 Sebelumnya belum pernah ada video promosi Fakultas Teknologi Informasi/ Desain Komunikasi Visual UKSW Salatiga yang berbasis animasi 3D.

 Media promosi yang digunakan hanya sebatas brosur dan video slide yang berisikan foto-foto kegiatan perkuliahan

 Promosi dilakukan di sekolah-sekolah SMA dan gereja.

 Kurikulum yang dipilih sebagai aspek promosi dibahas secara umum, tidak mendetail.

Data Visual didapat dengan cara mencari referensi-referensi video maupun gambar 3D modelling low poly, contoh wahana bermain dari internet. Seperti yang terlihat pada Gambar 2 yang merupakan contoh 3D modelling low poly yang sudah ada.

Gambar 2. Data Visual Printscreen Video 3D modelling low poly

Data visual yang merupakan contoh dari wahana bermain dapat dilihat pada Gambar 3.

(10)

7

Video promosi ini dihadirkan untuk mengenalkan salah satu program studi yang ada di Fakultas Teknologi Informasi UKSW yang dikemas dalam bentuk animasi. Video dirancang dengan menggunakan tema latar belakang taman hiburan. Digunakan latar belakang dengan tema taman hiburan supaya menimbulkan rasa fun, di mana program studi Desain Komunikasi Visual UKSW tidak hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga tempat bermain. Konteks bermain di sini diartikan sebagai bermain ide. Objek wahana bermain yang digunakan memiliki makna dan korelasi pada aspek promosi yang ditampilkan. Terdapat 5 wahana yaitu istana, perosotan, carousel, swinging ship, dan ferris wheel. Wahana istana yang ditampilkan memiliki bangunan yang megah, kokoh pada desain objeknya dan kubahnya terdapat warna-warna yang beragam menandakan DKV FTI UKSW adalah program studi yang berperan penting dan kuat dalam memajukan industri kreatif dan warna-warna yang beragam menyiratkan kesan kreatif dari program studi ini dan pada animasinya terdapat character yang menekan tombol tanda bahwa wahana permainan segera dimulai. Wahana perosotan memiliki bentuk kerucut dan mempunyai 3 alur perosotan menandakan bahwa DKV FTI UKSW mempunyai 3 konsentrasi penjurusan, yaitu desain grafis, multimedia kreatif, dan pengembangan game. Wahana carousel menjelaskan tentang konsentrasi desain grafis, korelasinya adalah pada objek kuda. Kuda adalah hewan yang kuat, ulet, cepat dan tangkas, dibutuhkan sikap yang ulet, tangkas, dan cepat dalam mengikuti perkembangan desain yang pesat dalam setiap kemajuannya. Wahana swinging ship menjelaskan tentang program studi multimedia kreatif, korelasinya adalah pada objek perahu, perahu yang dapat melalui badai ombak adalah perahu yang dapat bertahan. Tidak hanya pada sisi kekuatan dari perahu, dibutuhkan kerja sama nahkoda dan para tim awak kapal dalam mengendalikan perahu. Berhubungan dengan multimedia yang memerlukan kerja sama tim dalam proses pembuatan karya multimedia dan peralatan yang mendukungnya. Wahana ferris wheel menjelaskan tentang konsentrasi pengembangan game, korelasinya adalah pada objek ferris wheel itu sendiri, memiliki bentuk yang rumit, tetapi pada saat bermain wahana tersebut dapat memperlihatkan keindahan dari desain objek ferris wheel. Berhubungan dengan pembuatan sebuah game, yang rumit dalam proses pembuatannya tetapi dapat menghasilkan sebuah game yang dapat menghibur. Video promosi yang dirancang nantinya dibagi menjadi empat pembagian aspek promosi, yaitu menjelaskan staff pengajar, fasilitas, kurikulum, dan jenjang karir. Video promosi ini memiliki tujuan untuk mengenalkan Fakultas Teknologi Informasi/ Desain Komunikasi Visual UKSW secara umum.

Adapun storyline sebagai berikut : terdapat seorang anak muda yang sedang menerbangkan pesawat kertas, pesawat kertas tersebut terbang tinggi melewati pulau-pulau. Total terdapat 6 pulau, pada pulau yang pertama terdapat bangunan istana, anak muda tersebut menekan tombol yang terdapat di istana tersebut, tanda wahana bermain akan dimulai. Setelah itu istana berputar masuk ke dalam pulau, muncul tulisan DKV (Desain Komunikasi Visual), tulisan tersebut beranimasi pindah posisi ke atas setelah itu muncul ilustrasi staff pengajar beserta foto, ilustrasi tersebut masuk ke dalam pulau berganti dengan ilustrasi fasilitas dan foto.

(11)

8

Setelah itu, pesawat kertas terbang menuju pulau kedua yang terdapat objek permainan perosotan. Anak muda tersebut bermain perosotan, setelah itu perosotan tersebut beranimasi masuk ke dalam pulau dan muncul billboard yang bertuliskan keterangan tiga konsentrasi Desain Komunikasi Visual. Setelah itu pesawat kertas terbang kembali menuju pulau ketiga, di pulau tersebut terdapat objek permainan carousel. Carousel berputar besama anak muda tadi sambil melambaikan tangannya dan objek permainan tersebit beranimasi masuk ke dalam pulau dan muncul billboard yang bertuliskan kurikulum desain grafis, setelah itu divisualisasikan secara umum terdapat drawing dan fotografi. Ilustrasi drawing berupa character yang sedang menggambar di meja gambar dan fotografi berupa character yang sedang memotret.

Pesawat kertas lalu terbang kembali menuju pulau keempat, di pulau ini terdapat objek permainan swinging ship, anak muda tersebut bermain swinging ship, setelah itu objek permainan beranimasi masuk ke dalam pulau dan muncul billboard yang bertuliskan multimedia dan divisualisasikan secara umum terdapat cinematography dan animasi. Ilustrasi cinematography digambarkan dengan character yang sedang mengoperasikan kamera bersiap melakukan syuting dan animasi berupa character yang sedang merangkul sebuah manekin. Setelah itu pesawat kertas terbang menuju pulau kelima, di pulau tersebut terdapat objek permainan ferris wheel, anak muda lalu naik objek permainan tersebut sambil bermain-main. Setelah itu, ferris wheel beranimasi masuk ke dalam pulau dan muncul billboard yang bertuliskan kurikulum pengembangan game dan divisualisasikan secara umum terdapat perancangan game dan character development. Ilustrasi perancangan game digambarkan dengan character yang sedang merancang game labirin dan character development berupa character yang sedang merancang sebuah character yang memiliki sayap.

Setelah itu muncul penjelasan tentang jenjang karir peluang kerja dari lulusan Desain Komunikasi Visual, sesuai dengan konsentrasi. Yang pertama jenjang karir desain grafis, di antaranya menjadi seorang desainer grafis, komikus, fotografer, dan ilustrator. Yang kedua jenjang karir multimedia, di antaranya menjadi seorang sutradara, perancang storyboard, animator, dan kameramen. Yang ketiga jenjang karir pengembangan game, di antaranya menjadi seorang game developer, game artist, game composer, dan game analyst. Akhirnya pesawat kertas terbang menuju pulau terakhir, memunculkan bangunan kantor Fakultas Teknologi Informasi, lalu anak muda tersebut mengajak target audience untuk bergabung dalam Fakultas Teknologi Informasi/ Desain Komunikasi Visual UKSW melalui tagline "Play with us".

Storyboard merupakan deskripsi dari setiap scene yang secara jelas menggambarkan obyek multimedia serta perilakunya [17]. Dalam perancangan video promosi ini, storyboard memegang peranan penting karena storyboard digunakan sebagai acuan dalam pembuatan setiap scene. Berikut adalah contoh stoyboard yang terdapat pada Gambar 4.

(12)

9

Gambar 4. Storyboard

Tahap perancangan selanjutnya setelah pembuatan storyboard adalah pemodelan objek 3D. Pemodelan objek dapat dimulai dari pembuatan sketsa ataupun melihat dari referensi gambar yang sudah ada. Perancangan dari tahap modelling dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Pemodelan objek 3D

Setelah tahap pemodelan selesai, selanjutnya dilakukan tahap animasi. Untuk membuat animasi character, diperlukan proses rigging. Proses rigging dapat dilihat pada Gambar 6. Setelah proses rigging selesai character dapat digerakkan sesuai dengan kebutuhan animasi, dengan cara penggunaan keyframe.

(13)

10

Gambar 6. Proses Rigging

Setelah proses pembuatan animasi selesai, dilanjutkan pada tahap texturing. Texturing digunakan untuk memberi karakteristik ataupun warna pada objek 3D. Warna yang digunakan adalah warna solid pastel. Proses texturing dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Proses Texturing

Langkah berikutnya adalah proses rendering. Sebelumnya, yang harus dilakukan pada proses rendering adalah penentuan pencahayaan. Cahaya yang digunakan adalah cahaya alami sinar matahari, agar warna texturing terlihat natural alami. Proses rendering dapat dilihat pada Gambar 8. Render setting dibuat alpha channel, supaya nanti pada saat proses render selesai dalam output video, video tersebut dapat dilakukan tahap compositing.

Gambar 8. Proses Rendering

Setelah proses rendering selesai dalam output video, video tadi dapat dilakukan proses compositing untuk untuk memberikan background langit, penambahan keterangan aspek promosi, dan optical flare untuk menambahkan kesan dramatis. Proses compositing dapat dilihat pada Gambar 9.

(14)

11

Gambar 9. Proses Compositing

Dalam video promosi ini, menggunakan warna cerah, seperti biru, merah, kuning, hijau. Warna-warna cerah akan digunakan pada objek permainan agar terlihat menonjol dan menjadi point of interest dalam video ini. Warna-warna cerah akan membuat video promosi ini lebih menarik dan terkesan fun. Kemudian untuk bagian background yang menampilkan visual dari langit menggunakan warna gradasi biru tua ke muda. Di samping warna biru yang mencerminkan warna langit, tersimpan identitas dari warna FTI sendiri, yaitu biru.

Teks merupakan salah satu elemen yang memberikan segala informasi yang dibutuhkan target audience. Dalam pembahasan sebuah teks, pastinya tidak akan lepas dari tipografi. Tipografi memiliki kaitan dengan jenis huruf, ukuran, serta jarak antar huruf, kata, baris, dan lebar paragraf. Terdapat dua jenis tipografi pada video promosi ini. Yang pertama untuk tipografi pada tulisan 3D dipilih font AR CHRISTY yang memiliki ciri tidak memiliki kait, bertangkai tebal, ujungnya berbentuk lancip, dan mudah dibaca. Sifat huruf ini kurang formal, lebih mengesankan karakter fun. Font AR CHRISTY dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. font AR CHRSTY

Untuk tulisan aspek promosi 2D dipilih font American Captain yang memiliki ciri tidak memiliki kait, bertangkai tebal, ujungnya berbentuk lancip. Font ini dipilih karena mudah dibaca dan untuk penggunaannya dalam animasi sangat penting memberikan informasi dan keterangan. Font American Captain dapat dilihat pada Gambar 11.

(15)

12

4. Hasil Perancangan.

Pada bagian pertama dari video ini menunjukkan intro/ permulaan dari video. Terdapat sebuah tulisan "Are You Creative Enough?". Muncul character yang sedang menyiapkan pesawat kertas yang akan diterbangkannya. Character melakukan gerakan antisipasi dan menerbangkan pesawat kertas tadi. Pesawat kertas terbang sampai keluar dari komposisi layar. Setelah pesawat kertas diterbangkan, muncul pulau-pulau yang nantinya menjadi tempat objek permainan dan penempatan aspek promosi. Scene permulaan video dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Bagian permulaan video

Bagian kedua dari video ini menggambarkan tentang identitas dari video promosi ini yaitu video promosi Desain Komunikasi Visual UKSW. Ditambahkan pula penjelasan tentang staff pengajar beserta foto dan juga penjelasan tentang fasilitas beserta foto. Scene ini dapat dilihat pada Gambar 13.

(16)

13

Bagian ketiga dari video ini menggambarkan tentang konsentrasi yang terdapat pada Desain Komunikasi Visual UKSW. Terdapat 3 konsentrasi yaitu desain grafis, multimedia, dan pengembangan game. Scene ini dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Bagian 3 konsentrasi DKV

Bagian keempat dari video ini menggambarkan tentang konsentrasi yang pertama, yaitu konsentrasi desain grafis. Ditambahkan juga kurikulum yang terdapat pada konsentrasi desain grafis, yaitu drawing dan fotografi. Scene ini dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Penjelasan kurikulum desain grafis

Bagian kelima dari video ini menggambarkan tentang konsentrasi yang kedua, yaitu konsentrasi multimedia. Ditambahkan juga kurikulum yang terdapat pada konsentrasi multimedia, yaitu cinematography dan animasi. Scene ini dapat dilihat pada Gambar 16.

(17)

14

Gambar 16. Penjelasan kurikulum multimedia

Bagian keenam dari video ini menggambarkan tentang konsentrasi yang ketiga, yaitu konsentrasi pengembangan game. Ditambahkan juga kurikulum yang terdapat pada konsentrasi pengembangan game, yaitu perancangan game dan character development. Penjelasan tentang scene ini dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Penjelasan kurikulum pengembangan game

Bagian ketujuh dari video ini menggambarkan tentang jenjang karir/ peluang kerja dari lulusan Desain Komunikasi Visual dari setiap konsentrasi. Terdapat jenjang karir desain grafis, jenjang karir multimedia, dan jenjang karir pengembangan game. Penjelasan tentang jenjang karir dapat dilihat pada Gambar 18.

(18)

15

Bagian kedelapan dari video ini merupakan akhir dari video promosi ini, muncul ilustrasi kantor fakultas dari FTI UKSW, lalu tagline dari video promosi ini, DKV/FTI UKSW, logo K2i, dan logo UKSW. Bagian akhir dari video ini dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Bagian akhir video

5. Pengujian

Pengujian desain ini dilakukan untuk mengetahui layak atau tidaknya video promosi dengan menggunakan teknik 3D modelling low poly yang sudah dirancang. Pengujian dilakukan 2 tahap yaitu:

 Pengujian Kualitatif

Pengujian ini dilakukan dengan cara wawancara kepada mographer, tim promosi UKSW, kepala program studi DKV UKSW, dosen DKV UKSW, pimpinan wakil dekan UKSW dan dosen yang pernah mengajar di DKV UKSW setelah melihat video promosi tersebut, dalam hal ini diambil kesimpulan yaitu :

 Mographer

Menurut pendapat Rona Lestari Kamil, mographer salah satu perusahaan TV swasta, Kompas TV setelah melihat video promosi ini, pesan sudah tersampaikan dari visualisasi, aspek promosi cukup terlihat. Ilustrasi 3D objek bagus, dinamis, dan penggunaan warna yang selaras dari keseluruhan scene, animasi sudah baik dan bagus, sudah menampilkan kesan fun dari konsep video promosi dan pemilihan warna.

 Tim Promosi FTI UKSW

Menurut pendapat Pak Agustinus Fritz Wijaya, M.Cs selaku ketua tim promosi FTI UKSW yang diwawancara setelah melihat video promosi ini, dari segi pesan sudah tersampaikan untuk memperkenalkan DKV UKSW kepada target audience, untuk aspek promosi sudah mencangkup DKV UKSW secara umum. Ilustrasi 3D

(19)

16

objek sudah cukup menarik terutama pada objek permainan. Lalu untuk animasinya, sudah bagus, pergerakannya halus dan kesan fun sudah ada, karena yang ditonjolkan dari awal video adalah objek permainan.

 Kepala Program Studi DKV UKSW

Menurut pendapat bapak Arie Setiawan Prasida, S.T., M.Cs. selaku kepala program studi DKV UKSW, pesan tentang belajar sambil bermain yang terdapat pada video tersebut sudah tersampaikan lewat animasi tersebut, untuk aspek promosi sudah mencangkup DKV secara umum, karena video promosi dibuat tidak menjelaskan secara detail tentang aspek promosi, lalu dengan waktu yang singkat harus sudah menjelaskan konten promosi secara garis besar. Objek permainan yang dibuat sudah menarik, lalu animasi dari video tersebut sudah bagus. Kesan fun yang ditonjolkan sudah terlihat dari objek 3D dan animasi. Video promosi ini sudah layak disebut sebagai video promosi, pesan dari video promosi ini sudah tersampaikan dan membuat target audience menjadi tertarik.

 Dosen DKV FTI UKSW

Menurut bapak Jasson Prestiliano, S.T., M.Cs, salah satu dosen DKV FTI UKSW berpendapat bahwa video promosi ini sudah baik, terlihat dari ilustrasi 3D objek dan animasi yang menarik. Pesan yang terdapat pada video tersebut mudah diterima oleh target konsumen yaitu tentang belajar sambil bermain.

 Pimpinan Wakil Dekan

Menurut pendapat bapak Teguh Wahyono, S.Kom., M.Cs, selaku wakil dekan FTI UKSW, secara keseluruhan video promosi yang ditampilkan sudah bagus. Pesan yang terdapat pada video tersebut sudah sampai pada target konsumen. Video promosi yang dikemas dalam bentuk animasi dapat menarik perhatian target konsumen.

 Dosen yang pernah mengajar di DKV UKSW

Menurut pendapat Andika Indrayana, selaku dosen yang pernah mengajar di DKV UKSW berpendapat bahwa video promosi DKV UKSW ini menarik secara visual dan teknik yang dipakai juga menunjukkan performa anak desain S1.

 Pengujian Kuantitatif

Pengujian dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner. Responden yang dilibatkan adalah para siswa/ siswi dari SMA sebanyak 35 orang. Kuisioner diberikan bertujuan untuk menilai tanggapan para responden terhadap desain yang telah dibuat. Pertanyaan dibagi menjadi 2 kelompok, pada pertanyaan pertama dan kedua tentang sebelum dan setelah melihat video yang dirancang. pertanyaan ke

(20)

17

empat, lima, enam dan tujuh, tentang visual dari video promosi. Daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tabel Daftar Pertanyaan

No Pertanyaan

1 Apakah sebelumnya anda sudah mengetahui program studi Desain

Komunikasi Visual di FTI UKSW?

2 Setelah melihat video tersebut, apakah anda lebih mengerti tentang

program studi Desain Komunikasi Visual UKSW?

3 Setelah melihat video promosi tersebut, menurut anda pesan apakah

yang ingin disampaikan pada video itu?

4 Bagaimana pendapat anda mengenai ilustrasi dari objek 3D yang

dibuat?

5 Bagaimana pendapat anda mengenai animasi yang dibuat? 6 Apakah kesan fun yang ditunjukkan dalam video tersebut sudah

terlihat?

7 Selama melihat video tersebut, apakah anda merasa jenuh?

Daftar jawaban untuk kuisioner yang diberikan kepada responden, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Tabel Jawaban Hasil Kuisioner

No. Pertanyaan Jawaban

Pertanyaan 1 Belum Mengetahui

22(63%)

Sudah Mengetahui 13(37%)

Pertanyaan 2 Lebih Mengetahui

30(86%)

Belum Mengetahui 5(14%)

Pertanyaan 3 Sudah Tersampaikan 24(69%) Belum Tersampaikan 11(31%) Pertanyaan 4 Menarik 30(86%) Tidak Menarik 5(14%) Pertanyaan 5 Menarik 29(83%) Tidak Menarik 6(17%)

Pertanyaan 6 Sudah Terlihat

30(86%)

Belum Terlihat 5(14%)

Pertanyaan 7 Tidak Jenuh

21(60%)

Jenuh 14(40%)

Dari persentase jawaban yang didapat dari setiap pertanyaan, dapat diambil kesimpulan dari setiap pertanyaan. Pada pertanyaan pertama diketahui

(21)

18

lebih banyak target audience yang belum mengetahui tentang program studi Desain Komunikasi Visual, menurut responden yang belum mengetahui, kurangnya promosi dari FTI UKSW dalam hal berpromosi dan yang sudah mengetahui karena pengenalan yang dilakukan oleh SMA dan ekstrakulikuler. Pertanyaan kedua diketahui responden lebih mengetahui tentang program studi Desain Komunikasi Visual setelah melihat video promosi yang ditampilkan, karena video tersebut menjelaskan aspek promosi dengan lengkap dan dikemas secara menarik dan responden yang belum mengerti karena aspek promosi dijelaskan secara garis besarnya saja.

Pertanyaan ketiga diketahui lebih banyak target audience yang mampu menangkap pesan yang disampaikan dari video promosi tersebut, yaitu tentang belajar sambil bermain yang ditampilkan lewat animasi pada video promosi, sedangkan responden yang belum mengerti karena tidak tahu penerapan dari konsep yang diterapkan pada video tersebut. Pertanyaan keempat diketahui lebih banyak target audience yang berpendapat bahwa ilustrasi 3D objek yang dibuat menarik, mudah dipahami dari bentuknya, desain dari tiap objek bagus dan dapat menggambarkan suasana dari taman bermain, responden yang tidak tertarik karena belum mengetahui tentang teknik 3D modelling low poly dan menganggap ilustrasinya kurang halus. Pertanyaan kelima lebih banyak target audience yang berpendapat bahwa animasi yang terdapat pada video promosi tersebut menarik, karena dapat menimbulkan rasa penasaran pada pada objek permainan yang muncul pada setiap scene, sedangkan responden yang tidak tertarik karena animasi terkesan seperti diulang-ulang. Pertanyaan keenam diketahui lebih banyak target audience yang berpendapat bahwa dalam video tersebut kesan fun yang ditonjolkan sudah dapat terlihat, kesan fun dari warna yang dominan cerah dan bentuk dari objek 3D yang menarik, sedangkan responden yang tidak melihat kesan fun karena kurang ramainya dari wahana permainan yang ditampilkan. Pertanyaan ketujuh diketahui selama melihat video tersebut, lebih banyak target audience yang tidak merasa jenuh, tetapi sebagian responden merasa jenuh karena penggunaan backsound yang seperti diulang-ulang.

6. Simpulan

Video promosi dapat digunakan oleh institusi pendidikan sebagai salah satu solusi dan alternatif untuk menyampaikan pesan dengan singkat secara menarik, komunikatif, dan mampu mendorong minat target konsumen untuk bergabung di program studi Desain Komunikasi Visual UKSW. Video promosi ini dapat membantu mengenalkan program studi Desain Komunikasi Visual secara umum, karena penjelasan tentang aspek promosi yang terdapat pada video ini mudah dimengerti oleh target konsumen.

7. Daftar Pustaka

1. Swastha, Basu. 2000. Pengantar Bisnis Modern, Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern, Jakarta : Liberty.

2. Armstrong, Gary & Philip Kotler. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1 Edisi ke-8. Erlangga, Jakarta.

(22)

19 3. Desain Komunikasi Visual.

http://www.uksw.edu/id.php/akademik/programstudi/title/desain-komunikasi-visual. (diakses tanggal 16 Maret 2012)

4. Pratama, Sugiarto. 2009. Perancangan Video Promosi Hotel Segara Village Sanur Bali. Jurnal Universitas Kristen Petra Surabaya.

5. Andy, Kristian. 2009. Pembuatan Game Edukasi Animasi 3D Menggunakan Metode Low Poly. Jurnal Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

6. Winarni. 2013. Pembuatan Video Profil Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Matesih. Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika dan Komputer FTI UNSA 2013.

7. Dix, Alan. 1993. Human-Computer Interaction. Prentice-Hall,Inc.

8. Kemp. 1985. The Instructional Design Process. New York, NY.: Harper and Row, Publishers.

9. Machfoedz, Mahmut. 2007. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta : Andi. 10. Swastha, Basu dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern.

Yogyakarta : Liberty.

11. Cummins, Julian. 1991. Promosi Penjualan. Jakarta : Penerbit Binarupa Aksara.

12. Hartono, Benny. 2008. Perancangan "TRUST" Sebuah Film Pendek Tentang Pembelajaran Nilai-Nilai Persahabatan Dalam Media Animasi 3D. Jurnal Universitas Kristen Petra Surabaya.

13. Nalwan. 1998, Pemrograman Animasi dan Game Profesional, Jakarta: Elex Media Komputindo.

14. Dariush Derakhshani, Randi Lorene Munn. 2008. Introducing 3ds Max 2008.

15. Michael Betancourt. 2012. The Origins of Motion Graphics. Cinegraphic. 16. Sarwono, Jonathan & Hary Lubis. 2007. Metode Riset Untuk Desain

Komunikasi Visual. Yogyakarta : Andi.

Gambar

Gambar 1. Bagan Perancangan video promosi.
Gambar 2. Data Visual Printscreen Video 3D modelling low poly
Gambar 4. Storyboard
Gambar 7. Proses Texturing
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pertanyaan kedua dapat diketahui bahwa responden banyak yang mengetahui tentang Wisata Religi dan Budaya di Kota Semarang dalam program Ayo Wisata ke Semarang setelah melihat