• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korban Salah Tangkap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Korban Salah Tangkap"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

ASPEK

ASPEK

ASPEK

ASPEK

PERLINDUNGAN

PERLINDUNGAN

PERLINDUNGAN

PERLINDUNGAN

HUKUM BAGI

HUKUM BAGI

HUKUM BAGI

HUKUM BAGI

KORBAN RAZIA

KORBAN RAZIA

KORBAN RAZIA

KORBAN RAZIA

Oleh : Oleh : Oleh : Oleh :

Sudiro Husodo, SHI., SH.

Sudiro Husodo, SHI., SH.

Sudiro Husodo, SHI., SH.

Sudiro Husodo, SHI., SH.

(Koord. Legal Aid Board of Human Right) (Koord. Legal Aid Board of Human Right) (Koord. Legal Aid Board of Human Right) (Koord. Legal Aid Board of Human Right)

08123133304 08123133304 08123133304 08123133304

(2)

Organization Structure of

Organization Structure of

KOSGORO

KOSGORO

Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) KOSGORO

Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) KOSGORO

Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) KOSGORO Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) KOSGORO

Gerakan Lembaga dan Badan:

Gerakan Lembaga dan Badan:

Gerakan Lembaga dan Badan: Gerakan Lembaga dan Badan:

Gerakan Mahasiswa Gerakan Mahasiswa Gerakan Mahasiswa Gerakan Mahasiswa (GEMA) KOSGORO (GEMA) KOSGORO (GEMA) KOSGORO (GEMA) KOSGORO Gerakan Muda Gerakan Muda Gerakan Muda Gerakan Muda (GM) KOSGORO (GM) KOSGORO (GM) KOSGORO (GM) KOSGORO Wanita KOSGORO Wanita KOSGORO Wanita KOSGORO Wanita KOSGORO Ikatan Sarjana Ikatan Sarjana Ikatan Sarjana Ikatan Sarjana KOSGORO KOSGORO KOSGORO KOSGORO

Lembaga Pengembangan & Lembaga Pengembangan & Lembaga Pengembangan & Lembaga Pengembangan & Bantuan Hukum Bantuan Hukum Bantuan Hukum Bantuan Hukum (LPBH) KOSGORO (LPBH) KOSGORO (LPBH) KOSGORO (LPBH) KOSGORO

Lembaga Kesenian dan Lembaga Kesenian dan Lembaga Kesenian dan Lembaga Kesenian dan Kebudayaan Kosgoro Kebudayaan Kosgoro Kebudayaan Kosgoro Kebudayaan Kosgoro (LKK) KOSGORO (LKK) KOSGORO (LKK) KOSGORO (LKK) KOSGORO

Lembaga Pengembangan & Lembaga Pengembangan & Lembaga Pengembangan & Lembaga Pengembangan & Pengjayatan Agama Pengjayatan Agama Pengjayatan Agama Pengjayatan Agama (LPPA) KOSGORO (LPPA) KOSGORO (LPPA) KOSGORO (LPPA) KOSGORO Badan Musyawarah Badan Musyawarah Badan Musyawarah Badan Musyawarah Pengusaha Nasional Pengusaha Nasional Pengusaha Nasional Pengusaha Nasional (BAHUMAS) KOSGORO (BAHUMAS) KOSGORO (BAHUMAS) KOSGORO (BAHUMAS) KOSGORO

Badan Kesehatan Masyarakat Badan Kesehatan Masyarakat Badan Kesehatan Masyarakat Badan Kesehatan Masyarakat (BAKESMAS) KOSGORO (BAKESMAS) KOSGORO (BAKESMAS) KOSGORO (BAKESMAS) KOSGORO

Persatuan Baharlawan Indonesia Persatuan Baharlawan Indonesia Persatuan Baharlawan Indonesia Persatuan Baharlawan Indonesia (PERBARI) KOSGORO

(PERBARI) KOSGORO (PERBARI) KOSGORO (PERBARI) KOSGORO

Group Diskusi Nasional Group Diskusi Nasional Group Diskusi Nasional Group Diskusi Nasional (GDN) KOSGORO (GDN) KOSGORO (GDN) KOSGORO (GDN) KOSGORO

Majelis Pendidikan Indonesia Majelis Pendidikan Indonesia Majelis Pendidikan Indonesia Majelis Pendidikan Indonesia (MPI) KOSGORO

(MPI) KOSGORO (MPI) KOSGORO (MPI) KOSGORO

(3)

BAB X. WARGA NEGARA DAN PENDUDUK 

BAB X. WARGA NEGARA DAN PENDUDUK 

Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan

pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu

dengan tidak ada kecualinya

dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)][Pasal 27 (1)]

Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

layak bagi kemanusiaan

layak bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)][Pasal 27 (2)]

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan

dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang

undang (Pasal 28)(Pasal 28)

Setiap warga negara berhak dan wajib

Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upayaikut serta dalam upaya pembelaan negara

pembelaan negara [Pasal 27 (3)**][Pasal 27 (3)**]

WARGA

WARGA

NEGARA

NEGARA

DAN

DAN

PENDUDUK 

PENDUDUK 

warga negara warga negara ialah ialah orang-orang bangsa orang bangsa Indonesia asli Indonesia asli dan orang-orang dan orang-orang bangsa lain bangsa lain yang disahkan yang disahkan dengan dengan undang-undang sebagai undang sebagai warga negara warga negara [Pasal 26 (1)] [Pasal 26 (1)] Penduduk ialah Penduduk ialah warga negara warga negara Indonesia dan Indonesia dan orang asing yang orang asing yang

bertempat bertempat tinggal di tinggal di Indonesia Indonesia [Pasal 26 (2)**] [Pasal 26 (2)**]

(4)

HAK 

HAK 

ASASI

ASASI

MANUSIA

MANUSIA

BAB XA. HAK ASASI MANUSIA

BAB XA. HAK ASASI MANUSIA

membentuk keluarga membentuk keluarga dandan

melanjutkan keturunan, hak anak

melanjutkan keturunan, hak anak

atas kelangsungan hidup,

atas kelangsungan hidup,

tumbuh, dan berkembang serta

tumbuh, dan berkembang serta

perlindungan dari kekerasan dan

perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi diskriminasi (Pasal 28B) ** (Pasal 28B) ** mengembangkan diri mengembangkan diri,, mendapat pendidikan, mendapat pendidikan,

memperoleh manfaat dari

memperoleh manfaat dari

IPTEK, seni dan budaya,

IPTEK, seni dan budaya,

memajukan diri secara kolektif 

memajukan diri secara kolektif 

(Pasal 28C) **

(Pasal 28C) **

kebebasan memeluk 

kebebasan memeluk 

agama

agama, meyakini, meyakini

kepercayaan, memilih

kepercayaan, memilih

kewarganegaraan, memilih

kewarganegaraan, memilih

tempat tinggal, kebebasan

tempat tinggal, kebebasan

berserikat, berkumpul dan

berserikat, berkumpul dan

berpendapat berpendapat berkomunikasi berkomunikasi,, memperoleh, mencari, memperoleh, mencari, memiliki, menyimpan, memiliki, menyimpan, mengolah dan mengolah dan menyampaikan menyampaikan informasi, informasi,

pengakuan yang sama di

pengakuan yang sama di

hadapan hukum, hak untuk 

hadapan hukum, hak untuk 

bekerja dan kesempatan yg

bekerja dan kesempatan yg

sama dalam pemerintahan,

sama dalam pemerintahan,

berhak atas status

berhak atas status

kewarganegaraan

kewarganegaraan (Pasal 28D) **

(Pasal 28D) **

hidup sejahtera lahir dan hidup sejahtera lahir dan batin

batin, memperoleh pelayanan, memperoleh pelayanan

kesehatan, mendapat

kesehatan, mendapat

kemudahan dan perlakuan

kemudahan dan perlakuan

khusus untuk memperoleh

khusus untuk memperoleh

kesempatan dan manfaat guna

kesempatan dan manfaat guna

mencapai persamaan dan

mencapai persamaan dan

keadilan keadilan (Pasal 28H) ** (Pasal 28H) ** perlindungan, pemajuan, perlindungan, pemajuan, penegakan, dan penegakan, dan

pemenuhan HAM adalah

pemenuhan HAM adalah

tanggung jawab negara,

tanggung jawab negara,

terutama pemerintah

terutama pemerintah

(Pasal 28I) **

(Pasal 28I) **

berkewajiban menghargai hak  berkewajiban menghargai hak 

orang dan pihak lain serta orang dan pihak lain serta tunduk kepada pembatasan tunduk kepada pembatasan

yang ditetapkan UU yang ditetapkan UU

(Pasal 28J) **

(Pasal 28J) **

untuk hidup

untuk hidup sertaserta

mempertahankan mempertahankan hidup dan hidup dan kehidupan kehidupan (Pasal 28A) ** (Pasal 28A) **

perlindungan diri pribadi

perlindungan diri pribadi,,

keluarga, kehormatan,

keluarga, kehormatan,

martabat, harta benda, dan

martabat, harta benda, dan

rasa aman serta untuk bebas

rasa aman serta untuk bebas

dari penyiksaan

(5)

Dasar Hukum Pencegahan HIV/AIDS bagi

Dasar Hukum Pencegahan HIV/AIDS bagi

Dasar Hukum Pencegahan HIV/AIDS bagi

Dasar Hukum Pencegahan HIV/AIDS bagi

Petugas Kesehatan

Petugas Kesehatan

Petugas Kesehatan

Petugas Kesehatan

1. 1. 1.

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran NegaraUndang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran NegaraUndang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran NegaraUndang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3495); Republik Indonesia Nomor 3495); Republik Indonesia Nomor 3495); Republik Indonesia Nomor 3495); 2.

2. 2.

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (LembaranUndang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (LembaranUndang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (LembaranUndang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3886); Negara Republik Indonesia Nomor 3886); Negara Republik Indonesia Nomor 3886); Negara Republik Indonesia Nomor 3886); 3.

3. 3.

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan DaerahUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan DaerahUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan DaerahUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 4.

4. 4.

4. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1994 tentang Komisi PenanggulanganKeputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1994 tentang Komisi PenanggulanganKeputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1994 tentang Komisi PenanggulanganKeputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1994 tentang Komisi Penanggulangan AIDS sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun AIDS sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun AIDS sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun AIDS sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun

2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional; 2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional; 2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional; 2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional; 5.

5. 5.

5. Peraturan Menteri Peraturan Menteri Peraturan Menteri Tenaga Kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja Tenaga Kerja Nomor Tenaga Kerja Nomor 68/MNomor 68/MEN/IV/2004 Nomor 68/MEN/IV/2004 68/MEN/IV/2004 tentangEN/IV/2004 tentangtentangtentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS di Tempat Kerja Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS di Tempat Kerja Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS di Tempat Kerja Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS di Tempat Kerja 6.

6. 6.

6. Peraturan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat NomorPeraturan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat NomorPeraturan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat NomorPeraturan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Nomor 02/PER/MENKO/KESRA/I/2007

02/PER/MENKO/KESRA/I/2007 tentang tentang Kebijakan Kebijakan Nasional Nasional PenanggulanganPenanggulangan 02/PER/MENKO/KESRA/I/2007

02/PER/MENKO/KESRA/I/2007 tentang Kebitentang Kebijakan Nasiojakan Nasional nal PenanggulanganPenanggulangan HIV dan AIDS Melalui Pengurangan Dampak Buruk Penggunaan Narkotika dan HIV dan AIDS Melalui Pengurangan Dampak Buruk Penggunaan Narkotika dan HIV dan AIDS Melalui Pengurangan Dampak Buruk Penggunaan Narkotika dan HIV dan AIDS Melalui Pengurangan Dampak Buruk Penggunaan Narkotika dan

Psikotropika dan Zat Adiktif Suntik Psikotropika dan Zat Adiktif Suntik Psikotropika dan Zat Adiktif Suntik Psikotropika dan Zat Adiktif Suntik 7.

7. 7.

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2007 tentang PedomanPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2007 tentang PedomanPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2007 tentang PedomanPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS dan Pemberdayaan

Umum Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS dan Pemberdayaan Umum Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS dan Pemberdayaan Umum Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan HIV dan AIDS di Daerah Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan HIV dan AIDS di Daerah Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan HIV dan AIDS di Daerah Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan HIV dan AIDS di Daerah 8.

8. 8.

8. Peraturan Daerah NomorPeraturan Daerah NomorPeraturan Daerah NomorPeraturan Daerah Nomor 5555 TahunTahunTahunTahun 2004200420042004tentangtentangtentangtentang Pencegahan danPencegahan danPencegahan danPencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Jawa Timur.

Penanggulangan HIV/AIDS di Jawa Timur. Penanggulangan HIV/AIDS di Jawa Timur. Penanggulangan HIV/AIDS di Jawa Timur.

(6)

Dasar Hukum Pelayanan Kesehatan :

Dasar Hukum Pelayanan Kesehatan :

Dasar Hukum Pelayanan Kesehatan :

Dasar Hukum Pelayanan Kesehatan :

UUD 1945, mengenai hak asasi manusia dan

UUD 1945, mengenai hak asasi manusia dan

UUD 1945, mengenai hak asasi manusia dan

UUD 1945, mengenai hak asasi manusia dan

penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan

penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan

penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan

penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan

UU HAM No.39/99 ps (9): setiap orang

UU HAM No.39/99 ps (9): setiap orang

UU HAM No.39/99 ps (9): setiap orang

UU HAM No.39/99 ps (9): setiap orang

berhak atas lingkungan hidup yang baik dan

berhak atas lingkungan hidup yang baik dan

berhak atas lingkungan hidup yang baik dan

berhak atas lingkungan hidup yang baik dan

sehat

sehat

sehat

sehat

UU Kesehatan No.23/1992 ps (4): setiap

UU Kesehatan No.23/1992 ps (4): setiap

UU Kesehatan No.23/1992 ps (4): setiap

UU Kesehatan No.23/1992 ps (4): setiap

orang mempunyai hak yang sama dalam

orang mempunyai hak yang sama dalam

orang mempunyai hak yang sama dalam

orang mempunyai hak yang sama dalam

memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

UU Kesehatan No.23/1992 ps (5): setiap

UU Kesehatan No.23/1992 ps (5): setiap

UU Kesehatan No.23/1992 ps (5): setiap

UU Kesehatan No.23/1992 ps (5): setiap

orang berkewajiban untuk ikut serta dalam

orang berkewajiban untuk ikut serta dalam

orang berkewajiban untuk ikut serta dalam

orang berkewajiban untuk ikut serta dalam

memelihara dan meningkatkan derajat

memelihara dan meningkatkan derajat

memelihara dan meningkatkan derajat

memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan, keluarga dan lingkungannya.

kesehatan, keluarga dan lingkungannya.

kesehatan, keluarga dan lingkungannya.

(7)

UNDANG – UNDANG REPUBLIK INDONESIA

UNDANG – UNDANG REPUBLIK INDONESIA

UNDANG – UNDANG REPUBLIK INDONESIA

UNDANG – UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR. 23 TAHUN 1992 T E N T A N G

NOMOR. 23 TAHUN 1992 T E N T A N G

NOMOR. 23 TAHUN 1992 T E N T A N G

NOMOR. 23 TAHUN 1992 T E N T A N G

K E S E H A T A N

K E S E H A T A N

K E S E H A T A N

K E S E H A T A N

Pasal I (definisi tenaga kesehatan dan Upaya kesehatan)

Pasal I (definisi tenaga kesehatan dan Upaya kesehatan)

Pasal I (definisi tenaga kesehatan dan Upaya kesehatan)

Pasal I (definisi tenaga kesehatan dan Upaya kesehatan)

Tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan

adalah setiap orang yang mengabdikan diri

adalah setiap orang yang mengabdikan diri

adalah setiap orang yang mengabdikan diri

adalah setiap orang yang mengabdikan diri

dalam bidang kesehatan

dalam bidang kesehatan

dalam bidang kesehatan

dalam bidang kesehatan

serta

serta

serta

serta

memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui

memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui

memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui

memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan

pendidikan di bidang kesehatan

pendidikan di bidang kesehatan

pendidikan di bidang kesehatan

 yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

 yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

 yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

 yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan;

melakukan upaya kesehatan;

melakukan upaya kesehatan;

melakukan upaya kesehatan;

(*Petugas Lapangan LSM sudah dilatih secara intensif dan 

(*Petugas Lapangan LSM sudah dilatih secara intensif dan 

(*Petugas Lapangan LSM sudah dilatih secara intensif dan 

(*Petugas Lapangan LSM sudah dilatih secara intensif dan 

mendapatkan sertivikasi dari intitutsi kesehatan) 

mendapatkan sertivikasi dari intitutsi kesehatan) 

mendapatkan sertivikasi dari intitutsi kesehatan) 

mendapatkan sertivikasi dari intitutsi kesehatan) 

Upaya kesehatan

Upaya kesehatan

Upaya kesehatan

Upaya kesehatan

adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh

meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh

meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh

meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh

pemerintah dan

pemerintah dan

pemerintah dan

pemerintah dan

atau masyarakat

atau masyarakat

atau masyarakat

atau masyarakat

;

;;;

(*LSM yang melakukan program Pencegahan HIV/AIDS

(*LSM yang melakukan program Pencegahan HIV/AIDS juga 

juga 

(*LSM yang melakukan program Pencegahan HIV/AIDS juga 

(*LSM yang melakukan program Pencegahan HIV/AIDS juga 

merupakan bagian dari masyarakat) 

merupakan bagian dari masyarakat) 

merupakan bagian dari masyarakat) 

(8)

Pedoman Pelaksanaan :

Pedoman Pelaksanaan :

Pedoman Pelaksanaan :

Pedoman Pelaksanaan :

Perpres No 75 tahun 2006 tentang KPA

Perpres No 75 tahun 2006 tentang KPA

Perpres No 75 tahun 2006 tentang KPA

Perpres No 75 tahun 2006 tentang KPA

Adanya

Adanya alokasi

alokasi pembiyaaan

pembiyaaan pada

pada APBN

APBN &

& APBD

APBD

Adanya

Adanya alokasi

alokasi pembiyaaan

pembiyaaan pada

pada

APBN

APBN &

& APBD

APBD

Kepmenkes No

Kepmenkes No 567/Menkes/SK/VI

Kepmenkes No 567/Menkes/SK/VI

Kepmenkes No

567/Menkes/SK/VIII/2006

567/Menkes/SK/VIII/2006

II/2006

II/2006

Acuan bagi petugas kesehatan, instansi terkait dan

Acuan bagi petugas kesehatan, instansi terkait dan

Acuan bagi petugas kesehatan, instansi terkait dan

Acuan bagi petugas kesehatan, instansi terkait dan

LSM,Pembinaan dan pengawasaan oleh

LSM,Pembinaan dan pengawasaan oleh Depkes,

Depkes,

LSM,Pembinaan dan pengawasaan oleh

LSM,Pembinaan dan pengawasaan oleh Depkes,

Depkes,

Dinkes dengan

Dinkes dengan

Dinkes dengan

Dinkes dengan

mengikutsertak

mengikutsertakan

mengikutsert

mengikutsertakan instansi

akan instansi terkait

an instansi terkait

instansi terkait

terkait

dan masyarakat.

dan masyarakat.

dan masyarakat.

dan masyarakat.

Permenkokesra No 2/ 2007

Permenkokesra No 2/ 2007 (untuk Harm Reduction)

Permenkokesra No 2/ 2007 (untuk Harm Reduction)

Permenkokesra No 2/ 2007 (untuk Harm Reduction)

(untuk Harm Reduction)

Depkes sebagai leading sector.

Depkes sebagai leading sector.

Depkes sebagai leading sector.

Depkes sebagai leading sector.

Perda Jatim No 5/ 2004 tentang Pencegahan &

Perda Jatim No 5/ 2004 tentang Pencegahan &

Perda Jatim No 5/ 2004 tentang Pencegahan &

Perda Jatim No 5/ 2004 tentang Pencegahan &

Penanggulangan HIV/AIDS di Jawa Timur.

Penanggulangan HIV/AIDS di Jawa Timur.

Penanggulangan HIV/AIDS di Jawa Timur.

Penanggulangan HIV/AIDS di Jawa Timur.

(9)

Lalu Bagaimana

Lalu Bagaimana

Lalu Bagaimana

Lalu Bagaimana

Peran LSM Penjangkau Kelompok

Peran LSM Penjangkau Kelompok

Peran LSM Penjangkau Kelompok

Peran LSM Penjangkau Kelompok

Risti dalam Penerapan :

Risti dalam Penerapan :

Risti dalam Penerapan :

Risti dalam Penerapan :

Perda Jatim No 5/ 2004 tentang Pencegahan

Perda Jatim No 5/ 2004 tentang Pencegahan

Perda Jatim No 5/ 2004 tentang Pencegahan

Perda Jatim No 5/ 2004 tentang Pencegahan

& Penanggulangan HIV/AIDS di Jawa Timur.

& Penanggulangan HIV/AIDS di Jawa Timur.

& Penanggulangan HIV/AIDS di Jawa Timur.

& Penanggulangan HIV/AIDS di Jawa Timur.

Peraturan Daerah Nomor 7

Peraturan Daerah Nomor 7

Peraturan Daerah Nomor 7

Peraturan Daerah Nomor 7

/

/

//

1999 tentang

1999 tentang

1999 tentang

1999 tentang

Larangan Menggunakan Bangunan/Tempat

Larangan Menggunakan Bangunan/Tempat

Larangan Menggunakan Bangunan/Tempat

Larangan Menggunakan Bangunan/Tempat

Untuk Perbuatan Asusila Serta Pemikatan

Untuk Perbuatan Asusila Serta Pemikatan

Untuk Perbuatan Asusila Serta Pemikatan

Untuk Perbuatan Asusila Serta Pemikatan

Untuk Melakukan Perbuatan Asusila di

Untuk Melakukan Perbuatan Asusila di

Untuk Melakukan Perbuatan Asusila di

Untuk Melakukan Perbuatan Asusila di

Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya.

Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya.

Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya.

(10)

Peran LSM :

Peran LSM :

Peran LSM :

Peran LSM :

Secara explicit memang tidak diatur dalam

Secara explicit memang tidak diatur dalam

Secara explicit memang tidak diatur d

Secara explicit memang tidak diatur dalam

alam

Perda

Perda

Perda

Perda

No

No

No

No

.

...

7

7

7

7

/

/

//

1999

1999

1999

1999

, namun di Perda Jatim No.

, namun di Perda Jatim No.

, namun di Perda Jatim No.

, namun di Perda Jatim No.

5/2004 diatur tentang peran LSM sebagai

5/2004 diatur tentang peran LSM sebagai

5/2004 diatur tentang peran LSM sebagai

5/2004 diatur tentang peran LSM sebagai

petugas penjangkau.

petugas penjangkau.

petugas penjangkau.

petugas penjangkau.

Pasal 1 (7) : Pet

Pasal 1 (7) : Pet

Pasal 1 (7) : Petugas penjangkau atau

Pasal 1 (7) : Pet

ugas penjangkau atau

ugas penjangkau atau

ugas penjangkau atau

pendamping adalah tenaga yang langsung

pendamping adalah tenaga yang langsung

pendamping adalah tenaga yang langsung

pendamping adalah tenaga yang langsung

bekerja di masyarakat dan khususnya

bekerja di masyarakat dan khususnya

bekerja di masyarakat dan khususnya

bekerja di masyarakat dan khususnya

melakukan pendampingan terhadap kelompok

melakukan pendampingan terhadap kelompok

melakukan pendampingan terhadap kelompok

melakukan pendampingan terhadap kelompok

rawan perilaku risiko tinggi terutama untu

rawan perilaku risiko tinggi terutama untu

rawan perilaku risiko tinggi terutama untu

rawan perilaku risiko tinggi terutama untu

melakukan pencegahan. Secara umum mengenai

melakukan pencegahan. Secara umum mengenai

melakukan pencegahan. Secara umum mengenai

melakukan pencegahan. Secara umum mengenai

peran LSM dijelaskan dalam Pasal 3 (a, b, c, d)

peran LSM dijelaskan dalam Pasal 3 (a, b, c, d)..

peran LSM dijelaskan dalam Pasal 3 (a, b, c, d)

(11)

Namun Demikian?

Namun Demikian?

Namun Demikian?

Namun Demikian?

Dalam mengimplementasikan kegiatan

Dalam mengimplementasikan kegiatan

Dalam mengimplementasikan kegiatan

Dalam mengimplementasikan kegiatan

dilapangan, petugas LSM Masih

dilapangan, petugas LSM Masih

dilapangan, petugas LSM Masih

dilapangan, petugas LSM Masih

bersinggungan (digaruk) oleh aparat

bersinggungan (digaruk) oleh aparat

bersinggungan (digaruk) oleh aparat

bersinggungan (digaruk) oleh aparat

kepolisian dan Satpol PP.

kepolisian dan Satpol PP.

kepolisian dan Satpol PP.

kepolisian dan Satpol PP.

Maka diperlukan kerjasama yang baik

Maka diperlukan kerjasama yang baik

Maka diperlukan kerjasama yang baik

Maka diperlukan kerjasama yang baik

antara LSM-LSM pendamping dengan

antara LSM-LSM pendamping dengan

antara LSM-LSM pendamping dengan

antara LSM-LSM pendamping dengan

Aparat Penegak Hukum.

Aparat Penegak Hukum.

Aparat Penegak Hukum.

(12)

Lalu Apa Hak-Hak Tersangka Jika Melakukan

Lalu Apa Hak-Hak Tersangka Jika Melakukan

Lalu Apa Hak-Hak Tersangka Jika Melakukan

Lalu Apa Hak-Hak Tersangka Jika Melakukan

Pelanggaran dan Kejahatan thd UU?

Pelanggaran dan Kejahatan thd UU?

Pelanggaran dan Kejahatan thd UU?

Pelanggaran dan Kejahatan thd UU?

(Ps 50-68 KUHAP)

(Ps 50-68 KUHAP)

(Ps 50-68 KUHAP)

(Ps 50-68 KUHAP)

Sgr diperiksa Penyidik – pengadilan (Ps.50)

Sgr diperiksa Penyidik – pengadilan (Ps.50)

Sgr diperiksa Penyidik – pengadilan (Ps.50)

Sgr diperiksa Penyidik – pengadilan (Ps.50)

Berhak

Berhak

Berhak tahu

Berhak

tahu

tahu

tahu ttg

ttg

ttg

ttg apa

apa

apa

apa yg dida

yg did

yg did

yg didakwakan

akwakan

akwakan

kwakan (Ps.51)

(Ps.51)

(Ps.51)

(Ps.51)

Memberi keterangan bebas (Ps.52)

Memberi keterangan bebas (Ps.52)

Memberi keterangan bebas (Ps.52)

Memberi keterangan bebas (Ps.52)

Dapat juru bahasa (Ps.53)

Dapat juru bahasa (Ps.53)

Dapat juru bahasa (Ps.53)

Dapat juru bahasa (Ps.53)

Dapat bantuan hukum-pilih sendiri (54 & 55)

Dapat bantuan hukum-pilih sendiri (54 & 55)

Dapat bantuan hukum-pilih sendiri (54 & 55)

Dapat bantuan hukum-pilih sendiri (54 & 55)

Wajib dapat bantuan hukum jika diancam penjara

Wajib dapat bantuan hukum jika diancam penjara

Wajib dapat bantuan hukum jika diancam penjara

Wajib dapat bantuan hukum jika diancam penjara

diatas

diatas 5

5 tahun-hukuman

tahun-hukuman mati.

mati. (56)

(56)

diatas

diatas

5

5

tahun-hukuman

tahun-hukuman

mati.

mati.

(56)

(56)

Jika ditahan berhak hub. Phnya/ WNA hub

Jika ditahan berhak hub. Phnya/ WNA hub

Jika ditahan berhak hub. Phnya/ WNA hub

Jika ditahan berhak hub. Phnya/ WNA hub

perwakilan negaranya (57)

perwakilan negaranya (57)

perwakilan negaranya (57)

(13)

Lanjutan Hak Tersangka:

Lanjutan Hak Tersangka:

Lanjutan Hak Tersangka:

Lanjutan Hak Tersangka:

Hak terima kunjungan dokter pribadi (58)

Hak terima kunjungan dokter pribadi (58)

Hak terima kunjungan dokter pribadi (58)

Hak terima kunjungan dokter pribadi (58)

Hak diberitahu ttg penahanan dirinya (59)

Hak diberitahu ttg penahanan dirinya (59)

Hak diberitahu ttg penahanan dirinya (59)

Hak diberitahu ttg penahanan dirinya (59)

Hak hub.kel./lainnya untuk jaminan (60)

Hak hub.kel./lainnya untuk jaminan (60)

Hak hub.kel./lainnya untuk jaminan (60)

Hak hub.kel./lainnya untuk jaminan (60)

Hak terima kunjungan kel. (61)

Hak terima kunjungan kel. (61)

Hak terima kunjungan kel. (61)

Hak terima kunjungan kel. (61)

Hak terima/kirim surat (62)

Hak terima/kirim surat (62)

Hak terima/kirim surat (62)

Hak terima/kirim surat (62)

Hak hub & terima rohani

Hak hub & terima rohani

Hak hub & terima rohani

Hak hub & terima rohani

a

a

aa

wan (63)

wan (63)

wan (63)

wan (63)

Hak diperiksa peradilan terbuka (64)

Hak diperiksa peradilan terbuka (64)

Hak diperiksa peradilan terbuka (64)

Hak diperiksa peradilan terbuka (64)

Hak ajukan saksi (65)

Hak ajukan saksi (65)

Hak ajukan saksi (65)

Hak ajukan saksi (65)

Hak tidak dibebani pembuktian (66)

Hak tidak dibebani pembuktian (66)

Hak tidak dibebani pembuktian (66)

Hak tidak dibebani pembuktian (66)

Hak upaya hukum (67)

Hak upaya hukum (67)

Hak upaya hukum (67)

Hak upaya hukum (67)

(14)

1.

1.

HAK BA

HAK BA

GI TE

GI TE

RSA

RSA

NGK

NGK

A DAN TE

A DAN TE

RDA

RDA

KWA

KWA

.

.

PENEGAKAN HUKUM (PIDANA) PADA DASARNYA ADALAH SUATU

PENEGAKAN HUKUM (PIDANA) PADA DASARNYA ADALAH SUATU

PERAMPASAN SEBAGIAN HAM OLEH APARAT YG BERWENANG

PERAMPASAN SEBAGIAN HAM OLEH APARAT YG BERWENANG

DALAM

RANGKA

MELINDUNGI

ATAU

MENEGAKKAN

DALAM

RANGKA

MELINDUNGI

ATAU

MENEGAKKAN

KEPENTINGAN UMUM

KEPENTINGAN UMUM

ASAS BAGI HAK TERSANGKA /

ASAS BAGI HAK TERSANGKA /

TERDAKWA

TERDAKWA

ASAS BAGI HAK TERSANGKA / PERLAKUAN YANG SAMA SETIAPASAS BAGI HAK TERSANGKA / PERLAKUAN YANG SAMA SETIAP

ORANG DIMUKA HUKUM ORANG DIMUKA HUKUM 

TANGKAP, TAHAN, GELEDAH DAN SITA ATAS PERINTAH TERTULISTANGKAP, TAHAN, GELEDAH DAN SITA ATAS PERINTAH TERTULIS

ASAS PRADUGA TAK BERSALAHASAS PRADUGA TAK BERSALAH

GANTI RUGI DAN REHABILITASIGANTI RUGI DAN REHABILITASI

PENGADILAN CEPAT, PENGADILAN CEPAT, MUDAH, MMUDAH, MURAH, JUJURAH, JUJUR DAN UR DAN TAK MEMTAK MEMIHAKIHAK

MEMPEROLEH BANTUAN HUKUMMEMPEROLEH BANTUAN HUKUM

MEMBERITAHUKAN HAK SEJAK DI TANGKAP/ DITAHANMEMBERITAHUKAN HAK SEJAK DI TANGKAP/ DITAHAN

TERDAKWA HARUS HADIR DLM PEMERIKSAAN DI TERDAKWA HARUS HADIR DLM PEMERIKSAAN DI PENGADILANPENGADILAN

SECARA UMUM HAK ASASI

SECARA UMUM HAK ASASI

MENURUT KUHAP

MENURUT KUHAP

(15)

LAMANYA PENAHANAN :

LAMANYA PENAHANAN :

PENYIDIK : 20 HARI ,

PENYIDIK : 20 HARI ,

DAPAT DIPERPANJANG 40 HARI ( 2 X

DAPAT DIPERPANJANG 40 HARI ( 2 X

20 HARI )

20 HARI )

PENUNTUT UMUM : 20 HARI,

PENUNTUT UMUM : 20 HARI,

DAPAT

DAPAT

DIPERPANJANG

DIPERPANJANG

30

30

HARI

HARI

HAKIM PN : 30 HARI,

HAKIM PN : 30 HARI,

DAPAT

(16)

Pelanggaran thd

Pelanggaran thd

Pelanggaran thd

Pelanggaran thd

Per

Per

Per

Per

da N

da N

da N

da N

omor 7

omor 7

omor 7

omor 7

/

/

//

1999 t

1999 t

1999 t

1999 t

tg

tg

tg

tg

“ 

“ 

“ 

“ 

Larangan 

Larangan 

Larangan 

Larangan 

Menggunakan Bangunan/Tempat Untuk Perbuatan 

Menggunakan Bangunan/Tempat Untuk Perbuatan 

Menggunakan Bangunan/Tempat Untuk Perbuatan 

Menggunakan Bangunan/Tempat Untuk Perbuatan 

Asusila Serta Pemikatan Untuk Melakukan

Asusila Serta Pemikatan Untuk Melakukan Perbuatan 

Perbuatan 

Asusila Serta Pemikatan Untuk Melakukan Perbuatan 

Asusila Serta Pemikatan Untuk Melakukan Perbuatan 

Asusila di Kotamadya Daerah Tingkat II

Asusila di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya 

Surabaya 

Asusila di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya 

Asusila di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya 

” 

” 

” 

” 

adalah termasuk Tindak Pidana Ringan, maka

adalah termasuk Tindak Pidana Ringan, maka secara

secara

adalah termasuk Tindak Pidana Ringan, m

adalah termasuk Tindak Pidana Ringan, m

aka secara

aka secara

formal harus diperiksa dengan acara

formal harus diperiksa dengan acara pemeriksaan

pemeriksaan

formal harus diperiksa dengan acara

formal harus diperiksa dengan acara

pemeriksaan

pemeriksaan

Tindak Pidana Ringan (TiPiRing)

Tindak Pidana Ringan (TiPiRing)

Tindak Pidana Ringan (TiPiRing)

Tindak Pidana Ringan (TiPiRing)

Pasal 205 KUHAP :

Pasal 205 KUHAP :

Pasal 205 KUHAP :

Pasal 205 KUHAP :

(1) Yang diperiksa menurut acara pemeriksaan tindak pidana ringan ialah

(1) Yang diperiksa menurut acara pemeriksaan tindak pidana ringan ialah

(1) Yang diperiksa menurut acara pemeriksaan tindak pidana ringan ialah

(1) Yang diperiksa menurut acara pemeriksaan tindak pidana ringan ialah

perkara yang diancam dengan pidana penjara atau kurungan

perkara yang diancam dengan pidana penjara atau kurungan

perkara yang diancam dengan pidana penjara atau kurungan

perkara yang diancam dengan pidana penjara atau kurungan

 paling lama 

 paling lama 

 paling lama 

 paling lama 

tiga bulan 

tiga bulan 

tiga bulan 

tiga bulan 

dan atau denda sebanyak-banyaknya

dan atau denda sebanyak-banyaknya

dan atau denda sebanyak-banyaknya

dan atau denda sebanyak-banyaknya

tujuh ribu lima ratus 

tujuh ribu lima ratus 

tujuh ribu lima ratus 

tujuh ribu lima ratus 

rupiah 

rupiah 

rupiah 

rupiah 

dan penghinaan ringan kecuali yang ditentukan d

dan penghinaan ringan kecuali yang ditentukan d

dan penghinaan ringan kecuali yang ditentukan

dan penghinaan ringan kecuali yang ditentukan dalam Paragraf 2

dalam Paragraf 2

alam Paragraf 2

alam Paragraf 2

Bagian ini.

Bagian ini.

Bagian ini.

Bagian ini.

dan penghinaan ringan misal 364 KUHP (pencurian ringan tidak lebih Rp

dan penghinaan ringan misal 364 KUHP (pencurian ringan tidak lebih Rp

dan penghinaan ringan misal 364 KUHP (pencurian ringan tidak lebih Rp

dan penghinaan ringan misal 364 KUHP (pencurian ringan tidak lebih Rp

250,-).

250,-).

250,-).

250,-).

Pelanggar Perda tersebut di atas dikenakan sanksi pidana kurungan

Pelanggar Perda tersebut di atas dikenakan sanksi pidana kurungan

Pelanggar Perda tersebut di atas dikenakan sanksi pidana kurungan

Pelanggar Perda tersebut di atas dikenakan sanksi pidana kurungan

selama-lamanya 3 bulan penjara atau denda sebanyak-banyaknya

selama-lamanya 3 bulan penjara atau denda sebanyak-banyaknya

selama-lamanya 3 bulan penjara atau denda sebanyak-banyaknya

selama-lamanya 3 bulan penjara atau denda sebanyak-banyaknya

Rp.50.000,- (Pasal 6:1 Perda 7/1999).

Rp.50.000,- (Pasal 6:1 Perda 7/1999).

Rp.50.000,- (Pasal 6:1 Perda 7/1999).

(17)

Tata Cara ACARA

Tata Cara ACARA

Tata Cara ACARA

Tata Cara ACARA

PEMERIKSAAN CEPAT :

PEMERIKSAAN CEPAT :

PEMERIKSAAN CEPAT :

PEMERIKSAAN CEPAT :

Yang menghadapkan Terdakwa dalam sidang

Yang menghadapkan Terdakwa dalam sidang

Yang menghadapkan Terdakwa dalam sidang

Yang menghadapkan Terdakwa dalam sidang

adalah Polisi, bukan JPU (dalam 3 hari

adalah Polisi, bukan JPU (dalam 3 hari

adalah Polisi, bukan JPU (dalam 3 hari

adalah Polisi, bukan JPU (dalam 3 hari

menghadapkan terdakwa, saksi, ahli, juru

menghadapkan terdakwa, saksi, ahli, juru

menghadapkan terdakwa, saksi, ahli, juru

menghadapkan terdakwa, saksi, ahli, juru

bahasa dan barang bukti);

bahasa dan barang bukti);

bahasa dan barang bukti);

bahasa dan barang bukti);

Mengadili dengan hakim tunggal, tingkat I dan

Mengadili dengan hakim tunggal, tingkat I dan

Mengadili dengan hakim tunggal, tingkat I dan

Mengadili dengan hakim tunggal, tingkat I dan

terakhir, kecuali divonis penjara maka dapat

terakhir, kecuali divonis penjara maka dapat

terakhir, kecuali divonis penjara maka dapat

terakhir, kecuali divonis penjara maka dapat

banding;

banding;

banding;

banding;

Pemeriksaan pada hari tertentu dalam 7 hari

Pemeriksaan pada hari tertentu dalam 7 hari

Pemeriksaan pada hari tertentu dalam 7 hari

Pemeriksaan pada hari tertentu dalam 7 hari

(bulan);

(bulan);

(bulan);

(bulan);

Saksi tidak mengucapkan Sumpah atau janji

Saksi tidak mengucapkan Sumpah atau janji

Saksi tidak mengucapkan Sumpah atau janji

Saksi tidak mengucapkan Sumpah atau janji

kecuali jika perlu.

kecuali jika perlu.

kecuali jika perlu.

(18)

Hak Tersangka Pelanggaran TiPiRing :

Hak Tersangka Pelanggaran TiPiRing :

Hak Tersangka Pelanggaran TiPiRing :

Hak Tersangka Pelanggaran TiPiRing :

Pemerintah kota Surabaya berwenang

Pemerintah kota Surabaya berwenang

Pemerintah kota Surabaya berwenang

Pemerintah kota Surabaya berwenang

melakukan pembinaan dapat berupa:

melakukan pembinaan dapat berupa:

melakukan pembinaan dapat berupa:

melakukan pembinaan dapat berupa:

Pembinaan bidang mental/rohani/agama;

Pembinaan bidang mental/rohani/agama;

Pembinaan bidang mental/rohani/agama;

Pembinaan bidang mental/rohani/agama;

Pembinaan bidang olahraga dan kesehatan;

Pembinaan bidang olahraga dan kesehatan;

Pembinaan bidang olahraga dan kesehatan;

Pembinaan bidang olahraga dan kesehatan;

Pembinaan bidang

Pembinaan bidang

Pembinaan bidang

Pembinaan bidang

pendidikan/ketrampilan/wirausaha;

pendidikan/ketrampilan/wirausaha;

pendidikan/ketrampilan/wirausaha;

pendidikan/ketrampilan/wirausaha;

(19)

Sanksi Lain dari Perbuatan Asusila :

Sanksi Lain dari Perbuatan Asusila :

Sanksi Lain dari Perbuatan Asusila :

Sanksi Lain dari Perbuatan Asusila :

Dosa, Stigma dan Diskriminasi, Mengapa?

Dosa, Stigma dan Diskriminasi, Mengapa?

Dosa, Stigma dan Diskriminasi, Mengapa?

Dosa, Stigma dan Diskriminasi, Mengapa?

Karena, dianggap melakukan Perbuatan

Karena, dianggap melakukan Perbuatan

Karena, dianggap melakukan Perbuatan

Karena, dianggap melakukan Perbuatan

Asusila :

Asusila :

Asusila :

Asusila :

  

Perbuatan asusila, adalah Perbuatan yang bertentangan

Perbuatan asusila, adalah Perbuatan yang bertentangan

Perbuatan asusila, adalah Perbuatan yang bertentangan

Perbuatan asusila, adalah Perbuatan yang bertentangan

dengan

dengan

dengan

dengan

norma-norma kesusilaan

norma-norma kesusilaan

norma-norma kesusilaan

norma-norma kesusilaan

,

,,,

moral 

moral 

moral 

moral 

dan

dan

dan

dan

norma-

norma-

norma-

norma-norma agama

norma agama

norma agama

norma agama

khususnya perbuatan seperti hubungan

khususnya perbuatan seperti hubungan

khususnya perbuatan seperti hubungan

khususnya perbuatan seperti hubungan

suami istri untuk memuaskan nafsu syawatnya tetapi

suami istri untuk memuaskan nafsu syawatnya tetapi tidak

tidak

suami istri untuk memuaskan nafsu syawatnya tetapi

suami istri untuk memuaskan nafsu syawatnya tetapi

tidak

tidak

kerikat dalam status perkawinan. (Pasal 1 (e).

kerikat dalam status perkawinan. (Pasal 1 (e).

kerikat dalam status perkawinan. (Pasal 1 (e).

kerikat dalam status perkawinan. (Pasal 1 (e).

  

Pemikatan untuk melakukan perbuatan asusila, adalah

Pemikatan untuk melakukan perbuatan asusila, adalah

Pemikatan untuk melakukan perbuatan asusila, adalah

Pemikatan untuk melakukan perbuatan asusila, adalah

segala perbuatan yang mengarah kepada perbuatan

segala perbuatan yang mengarah kepada perbuatan

segala perbuatan yang mengarah kepada

segala perbuatan yang mengarah kepada

perbuatan

perbuatan

asusila yang dilakukan ditempat umum dengan maksud

asusila yang dilakukan ditempat umum dengan maksud

asusila yang dilakukan ditempat umum dengan maksud

asusila yang dilakukan ditempat umum dengan maksud

menyuruh/mempengaruhi/meng

menyuruh/mempengaruhi/mengajak atau

ajak atau menganjurkan

menganjurkan

menyuruh/mempengaruhi/m

menyuruh/mempengaruhi/m

engajak atau

engajak atau

menganjurkan

menganjurkan

orang lain untuk melakukan perbuatan

orang lain untuk melakukan perbuatan asusila dengan

asusila dengan

orang lain untuk melakukan perbuatan

orang lain untuk melakukan perbuatan

asusila dengan

asusila dengan

yang bersangkutan baik yang secara

yang bersangkutan baik yang secara langsung maupun

langsung maupun

yang bersangkutan baik yang secara langsung maupun

yang bersangkutan baik yang secara langsung maupun

terselubung, Pasal 1 (f):

terselubung, Pasal 1 (f):

terselubung, Pasal 1 (f):

(20)

Norma merupakan aturan-aturan dengan

Norma merupakan aturan-aturan dengan

sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk

sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk

mendorong bahkan menekan orang

mendorong bahkan menekan orang

perorangan, kelompok atau masyarakat

perorangan, kelompok atau masyarakat

secara keseluruhan untuk mencapai

secara keseluruhan untuk mencapai

nilai-nilai sosial

nilai-nilai sosial

Makna Norma

(21)

Norma Agama adalah norma mutlak yang berasal dari Tuhan Yang

Norma Agama adalah norma mutlak yang berasal dari Tuhan Yang

Maha Kuasa.

Maha Kuasa.

Sanksinya:

Sanksinya:

mendapat dosa

mendapat dosa

Norma Kesusilaan adalah petunjuk hidup yang berasal dari akhlak

Norma Kesusilaan adalah petunjuk hidup yang berasal dari akhlak

atau dari hati nurani sendiri tentang apa yang lebih baik dan apa

atau dari hati nurani sendiri tentang apa yang lebih baik dan apa

yang buruk.

yang buruk.

Sanksinya:

Sanksinya:

menyesal, akan dikucilkan orang lain

menyesal, akan dikucilkan orang lain

Norma Kesopanan adalah petunjuk hidup yang mengatur bagaimana

Norma Kesopanan adalah petunjuk hidup yang mengatur bagaimana

seseorang harus bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat .

seseorang harus bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat .

Sanksinya:

Sanksinya:

akan dicemoohkan oleh masyarakat dalam

akan dicemoohkan oleh masyarakat dalam

pergaulan .

pergaulan .

Norma Hukum adalah himpunan petunjuk hidup atau

Norma Hukum adalah himpunan petunjuk hidup atau

peraturan-peraturan

peraturan

oleh

oleh pemerintah.

pemerintah.

Sanksinya:

Sanksinya:

dipenjara atau denda.

dipenjara atau denda.

Macam2 Norma & Sanksinya :

Macam2 Norma & Sanksinya :

(22)

Korban Salah Tangkap dlm

Korban Salah Tangkap dlm

Korban Salah Tangkap dlm

Korban Salah Tangkap dlm

Melakukan Razia

Melakukan Razia

Melakukan Razia

Melakukan Razia

:

:::

Maka korban dapat menggunakan

Maka korban dapat menggunakan

Maka korban dapat menggunakan

Maka korban dapat menggunakan haknya mengajukan

haknya mengajukan

haknya mengajukan

haknya mengajukan

gugatan praperadilan di Pengadilan Negeri

gugatan praperadilan di Pengadilan Negeri setempat

setempat

gugatan praperadilan di Pengadilan Negeri

gugatan praperadilan di Pengadilan Negeri

setempat

setempat

serta rehabilitasi dan juga tuntutan ganti rugi;

serta rehabilitasi dan juga tuntutan ganti rugi;

serta rehabilitasi dan juga tuntutan ganti rugi;

serta rehabilitasi dan juga tuntutan ganti rugi;

Kepada seorang yang ditangkap, ditahan,

Kepada seorang yang ditangkap, ditahan,

Kepada seorang yang ditangkap, ditahan,

Kepada seorang yang ditangkap, ditahan, dituntut

dituntut

dituntut

dituntut

ataupun diadili tanpa alasan

ataupun diadili tanpa alasan berdasark

berdasarkan Undang-

an

Undang-ataupun diadili tanpa alasan

ataupun diadili tanpa alasan

berdasark

berdasark

an Undang-

an

Undang-undang dan atau karena kekeliruan mengenai

undang dan atau karena kekeliruan mengenai

undang dan atau karena kekeliruan mengenai

undang dan atau karena kekeliruan mengenai

orangnya, atau hukuman yang diterapkan wajib

orangnya, atau hukuman yang diterapkan wajib

orangnya, atau hukuman yang diterapkan wajib

orangnya, atau hukuman yang diterapkan wajib

diberi ganti kerugian dan rehabilitasi sejak tingkat

diberi ganti kerugian dan rehabilitasi sejak tingkat

diberi ganti kerugian dan rehabilitasi sejak tingkat

diberi ganti kerugian dan rehabilitasi sejak tingkat

penyidikan dan para penegak hukum yang dengan

penyidikan dan para penegak hukum yang dengan

penyidikan dan para penegak hukum yang dengan

penyidikan dan para penegak hukum yang dengan

sengaja atau karena kelalaiannya

sengaja atau karena kelalaiannya menyebabkan asas

menyebabkan asas

sengaja atau karena kelalaiannya menyebabkan asas

sengaja atau karena kelalaiannya menyebabkan asas

hukum tersebut dilanggar,dituntut, dipidana dan

hukum tersebut dilanggar,dituntut, dipidana dan

hukum tersebut dilanggar,dituntut, dipidana dan

hukum tersebut dilanggar,dituntut, dipidana dan

atau dikenakan hukuman

atau dikenakan hukuman administrasi;

administrasi;

atau dikenakan hukuman

atau dikenakan hukuman

administras

administras

i;

i;

  

UU 39/1999 : Pasal 9 menyebutkan ”Tak

UU 39/1999 : Pasal 9 menyebutkan ”Tak

UU 39/1999 : Pasal 9 menyebutkan ”Tak

UU 39/1999 : Pasal 9 menyebutkan ”Tak

Seorangpun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang

Seorangpun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang

Seorangpun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang

Seorangpun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang

secara sewenang-wenang”.

secara sewenang-wenang”.

secara sewenang-wenang”.

(23)

TINDAKAN PENEGAK HUKUM YG DIANGGAP MERUGIKAN

TINDAKAN PENEGAK HUKUM YG DIANGGAP MERUGIKAN

TERSANGKA DAPAT DITUNTUT DI MUKA PENGADILAN/

TERSANGKA DAPAT DITUNTUT DI MUKA PENGADILAN/

PRAPERADILAN,

AGAR

JANGAN

BERTINDAK

PRAPERADILAN,

AGAR

JANGAN

BERTINDAK

SEWENANG-WENANG

TERHADAP

TERSANGKA/

SEWENANG-WENANG

TERHADAP

TERSANGKA/

TERDAKWA.

TERDAKWA.

SYARAT FORMAL : KELENGKAPAN ADMINISTRASI

SYARAT FORMAL : KELENGKAPAN ADMINISTRASI

SYARAT MATERIIL : SYAH TIDAKNYA PENANGKAPAN,

SYARAT MATERIIL : SYAH TIDAKNYA PENANGKAPAN,

PEMAHAMAN,

PENGHENTIAN

PENYIDIKAN

/

PEMAHAMAN,

PENGHENTIAN

PENYIDIKAN

/

PENUNTUTAN.

PENUNTUTAN.

GANTI RUGI YG PERKARANYA DIHENTIKAN PADA

GANTI RUGI YG PERKARANYA DIHENTIKAN PADA

TAHAP PENYIDIKAN / PENUNTUTAN.

(24)

Menurut Undang-Undang No 39 tahun 1999

Menurut Undang-Undang No 39 tahun 1999

tentang

tentang

HAM dalam pasal 1

HAM dalam pasal 1

:

:

Hak Asasi Manusia adaläh :

Hak Asasi Manusia adaläh :

“seperangkat hak yang melekat pada hakikát dan

“seperangkat hak yang melekat pada hakikát dan

keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha

keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha

Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,

Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,

dijunjung

dijunjung

tinggi,

tinggi,

dan

dan

dilindungi

dilindungi

oleh

oleh

negara,

negara,

hukum,

hukum,

pemerintah

pemerintah

dan

dan

setiap

setiap

orang

orang

demi

demi

kehormatan

kehormatan

dan

dan

perlindunganhark

perlindunganhark

at dan

at dan

martabat manusia”.

martabat manusia”.

Praperadilan diadakan demi tegaknya :

Praperadilan diadakan demi tegaknya :

HAK AZASI MANUSIA :

HAK AZASI MANUSIA :

(25)

Hak-hak Asasi Manusia itu dapat

Hak-hak Asasi Manusia itu dapat

dibeda-bedakan Menjadi :

dibeda-bedakan Menjadi :

Hak-hak asasi pribadi

Hak-hak asasi pribadi

(personal rights),

(personal rights),

 yang

 yang

meliputi

meliputi

kebebasan

kebebasan

menyatakan

menyatakan

pendapat,

pendapat,

kebebasan

kebebasan

memeluk agama, dankebebasan bergerak

memeluk agama, dankebebasan bergerak

Hak-hak asasi ekonomi

Hak-hak asasi ekonomi

(property rights),

(property rights), yaitu hak untuk

 yaitu hak untuk

memiliki

memiliki

sesuatu, memb

sesuatu, memb

eli dan

eli dan

menjual se

menjual se

rta memanf

rta memanf

aatkannya.

aatkannya.

Hák-hak asasi politik

Hák-hak asasi politik

(political rights),

(political rights), yaltu hak untuk ikut

 yaltu hak untuk ikut

serta

serta

dalam

dalam

pemerintahan,

pemerintahan,

hak

hak

pilih

pilih

(dipilih

(dipilih

dan

dan

memilih

memilih

dalam

dalam

suatu

suatu

pemilihan

pemilihan

umum),

umum),

dan

dan

hak

hak

untuk

untuk

mendirikan

mendirikan

partal

partal

politik.

politik.

Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama

Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama

dalam

dalam

hukum

hukum

dan

dan

pemerintahan

pemerintahan

(rights of legal equality).

(rights of legal equality).

Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan

Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan

(social and culture 

(social and culture 

rights).

rights).

Misalnya hak untuk memilih pendidikan dan hak untuk

Misalnya hak untuk memilih pendidikan dan hak untuk

mengembangk

mengembangk

an

an

kebudayaan.

kebudayaan.

Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata-cara peradilan

Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata-cara peradilan

dan perlindungan

dan perlindungan

(procedural rights).

(procedural rights).

Misalnya, peraturan dalam

Misalnya, peraturan dalam

hal

(26)

Indisipliner Petugas

Indisipliner Petugas

//

Pembinaan Internal

Pembinaan Internal

Penggunaan dan

Penggunaan dan

peredaran

peredaran

narkoba

narkoba

Penyalahguna

Penyalahguna

an senjata api

an senjata api

Penindakkan Indisipliner POLRI :

Penindakkan Indisipliner POLRI :

Pertikaian

Pertikaian

anggota Polri

anggota Polri

dan TNI

dan TNI

Suap di jalan raya

Suap di jalan raya

Beking Tempat

Beking Tempat

Perjudian

Perjudian

(27)

Pelanggaran

Pelanggaran

HAM

HAM

Salah tangkap

Salah tangkap

dan aksi

dan aksi

pemukulan

pemukulan

Penembakan

Penembakan

terhadap

terhadap

warga

warga

Pelanggaran HAM oleh POLRI :

Pelanggaran HAM oleh POLRI :

Penahanan

Penahanan

semena-mena

semena-mena

Perusakan dan

Perusakan dan

perampasan harta

perampasan harta

benda

benda

Intimidasi dan

Intimidasi dan

penghilangan

penghilangan

orang

orang

(28)
(29)

BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH

BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH

Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan

pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat

pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat

istimewa yang diatur dengan undang-undang

istimewa yang diatur dengan undang-undang [Pasal 18 B (1)**]

[Pasal 18 B (1)**]

Negara mengakui dan menghormati

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuankesatuan-kesatuan

masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya

masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya

sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan

sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan

masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,

masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,

yang diatur dalam undang-undang

yang diatur dalam undang-undang [Pasal 18 B (2)**]

[Pasal 18 B (2)**]

Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber

Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber

daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat

daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat

dan pemerintahan daerah diatur

dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adildan dilaksanakan secara adil

dan selaras berdasarkan undang-undang

dan selaras berdasarkan undang-undang [Pasal 18 A (2)**]

[Pasal 18 A (2)**]

Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan

Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan

pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara

pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara

provinsi dan kabupaten dan kota, diatur

provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undangdengan undang-undang

dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah

dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah [Pasal 18 A (1)**]

[Pasal 18 A (1)**]

16

16

(30)

Fungsi

Fungsi

,

,

Wewenang

Wewenang

, dan

, dan

Hak 

Hak 

Antara lain tentang:

Antara lain tentang:

 memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, danmemiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan

fungsi pengawasan [Pasal 20A (1)**] ;

fungsi pengawasan [Pasal 20A (1)**] ;

 mempunyai hak interpelasimempunyai hak interpelasi, hak , hak angket, danangket, dan

hak menyatakan pendapat [Pasal 20A (2)**] ;

hak menyatakan pendapat [Pasal 20A (2)**] ;

 pengajuan usul pemberhentian Presidenpengajuan usul pemberhentian Presiden

dan/atau Wakil Presiden [Pasal 7B (1)***] ;

dan/atau Wakil Presiden [Pasal 7B (1)***] ;

 persetujuapersetujuan dalam n dalam menyatakan menyatakan perang,perang,

membuat perdamaian dan perjanjian

membuat perdamaian dan perjanjian

[Pasal 11 (1) dan (2)****] ;

[Pasal 11 (1) dan (2)****] ;

 pemberian pemberian pertimbangan pertimbangan kepada kepada PresidenPresiden

dalam pen

dalam pengangkatan gangkatan duta [Pasaduta [Pasal 13 (2)*] l 13 (2)*] ;;

 pemberian pertimbangan kepada Presidenpemberian pertimbangan kepada Presiden

dalam menerima penempatan duta negara

dalam menerima penempatan duta negara

lain

lain [Pasal [Pasal 13 13 (3)*] (3)*]

 pemberian pertimbangan kepada Presidenpemberian pertimbangan kepada Presiden

dalam pemberi

dalam pemberian amnestan amnesti i dan abolisi dan abolisi [Pasal 14[Pasal 14

(2)*] ;

(2)*] ;

 persetujuan atas perpu [Pasapersetujuan atas perpu [Pasal 22 (2)] l 22 (2)] ;;

 pembahasan dan persetujuan atas RAPBN yangpembahasan dan persetujuan atas RAPBN yang

diajukan oleh Presiden [Pasal 23 (2) dan (3)***] ;

diajukan oleh Presiden [Pasal 23 (2) dan (3)***] ;

 pemilihan anggota BPK dengan memperhatikanpemilihan anggota BPK dengan memperhatikan

pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***] ;

pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***] ;

 persetujuan calon hakim agung yang diusulkanpersetujuan calon hakim agung yang diusulkan

oleh KY [Pasal 24A (3)***] ;

oleh KY [Pasal 24A (3)***] ;

 persetujuan pengangkatan dan pemberhentianpersetujuan pengangkatan dan pemberhentian

anggota KY [Pasal 24B (3)***] ; anggota KY [Pasal 24B (3)***] ;

DPR

DPR

memegang memegang kekuasaan kekuasaan membentuk UU membentuk UU [Pasal 20 (1)*] [Pasal 20 (1)*] BAB VII. DEWAN PERWAKILAN

BAB VII. DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT RAKYAT anggota DPR anggota DPR dipilih melalui dipilih melalui pemilihan pemilihan umum umum [Pasal 19 (1)**] [Pasal 19 (1)**] anggota DPR anggota DPR dapat dapat diberhentikan diberhentikan dari dari  jabatannya,  jabatannya, yang yang syarat-syarat dan tata syarat dan tata

caranya caranya diatur dalam diatur dalam undang-undang undang-undang (Pasal 22B**) (Pasal 22B**)

17

17

(31)
(32)

Kronologi Advokasi

Kronologi Advokasi

Kronologi Advokasi

Kronologi Advokasi

Penanganan Kasus

Penanganan Kasus

Penanganan Kasus

Penanganan Kasus

Titis Supriyadi :

Titis Supriyadi :

Titis Supriyadi :

Titis Supriyadi :

(33)

Kronologi Advokasi :

Kronologi Advokasi :

Kronologi Advokasi :

Kronologi Advokasi :

1.1. Pelimpahan Kuasa :

1.1. Pelimpahan Kuasa :

1.1. Pelimpahan Kuasa :

1.1. Pelimpahan Kuasa :

Dilakukan oleh Bapak Korban (Paiman)

Dilakukan oleh Bapak Korban (Paiman)

Dilakukan oleh Bapak Korban (Paiman)

Dilakukan oleh Bapak Korban (Paiman)

dengan LBPH KORGORO, sehingga Ketua

dengan LBPH KORGORO, sehingga Ketua

dengan LBPH KORGORO, sehingga Ketua

dengan LBPH KORGORO, sehingga Ketua

LBPH Kosgoro menugaskan Sudiro

LBPH Kosgoro menugaskan Sudiro

LBPH Kosgoro menugaskan Sudiro

LBPH Kosgoro menugaskan Sudiro

Husodo,

Husodo, SH

SH dan

dan Fara

Fara Ajah

Ajah P,

P, SH.,

SH., M.

M. Hum

Hum

Husodo,

Husodo,

SH

SH

dan

dan

Fara

Fara

Ajah

Ajah

P,

P,

SH.,

SH.,

M.

M.

Hum

Hum

menjadi kuasa hukum.

menjadi kuasa hukum.

menjadi kuasa hukum.

menjadi kuasa hukum.

1.2. Melakukan

1.2. Melakukan

1.2. Melakukan

1.2. Melakukan

Investi

Investi

Investigasi kasus

Investigasi kasus

gasi kasus

gasi kasus

a.

a.

a.

a.

Mencari data-data saksi di

Mencari data-data saksi di

Mencari data-data saksi di

Mencari data-data saksi di LIPONSOS, terdapat

LIPONSOS, terdapat

LIPONSOS, terdapat

LIPONSOS, terdapat

9 WPS yang bersama korban ketika ditangkap

9 WPS yang bersama korban ketika ditangkap

9 WPS yang bersama korban ketika ditangkap

9 WPS yang bersama korban ketika ditangkap

aparat.

aparat.

aparat.

aparat.

b.

b.

b.

b.

Kerjasama dengan LSM Genta untuk

Kerjasama dengan LSM Genta untuk

Kerjasama dengan LSM Genta untuk

Kerjasama dengan LSM Genta untuk

melakukan penjangkauan 9 WPS di lokalisasi

melakukan penjangkauan 9 WPS di lokalisasi

melakukan penjangkauan 9 WPS di lokalisasi

melakukan penjangkauan 9 WPS di lokalisasi

krian, porong dan prambon.

krian, porong dan prambon.

krian, porong dan prambon.

(34)

1.3. Hasil Investigas :

1.3. Hasil Investigas :

1.3. Hasil Investigas :

1.3. Hasil Investigas :

Dugaan kuat kalau yang membawa saudara Titis

Dugaan kuat kalau yang membawa saudara Titis

Dugaan kuat kalau yang membawa saudara Titis

Dugaan kuat kalau yang membawa saudara Titis

S adalah dari Aparat P

S adalah dari Aparat Polwiltabes Surabaya

olwiltabes Surabaya

S adalah dari Aparat P

S adalah dari Aparat P

olwiltabes Surabaya

olwiltabes Surabaya

(Samapta).

(Samapta).

(Samapta).

(Samapta).

Bahwa penangkapan tidak sesuai

Bahwa penangkapan tidak sesuai

Bahwa penangkapan tidak sesuai

Bahwa penangkapan tidak sesuai dengan prosedur

dengan prosedur

dengan prosedur

dengan prosedur

dan terjadi pemukulan.

dan terjadi pemukulan.

dan terjadi pemukulan.

dan terjadi pemukulan.

Berdasark

Berdasark

Berdasarkan keterangan

Berdasark

an keterangan

an keterangan

an keterangan saksi-sa

saksi-sa

saksi-sa

saksi-saksi, bahwa

ksi, bahwa

ksi, bahwa

ksi, bahwa

ketika berada di Polwiltabes saudara Titis S

ketika berada di Polwiltabes saudara Titis S

ketika berada di Polwiltabes saudara Titis S

ketika berada di Polwiltabes saudara Titis S

dalam keadaan sehat

dalam keadaan sehat jasmani-rohani.

jasmani-rohani.

dalam keadaan sehat

dalam keadaan sehat

jasmani-rohani.

jasmani-rohani.

Dari keterangan saksi-saksi bahwa saudara Titis

Dari keterangan saksi-saksi bahwa saudara Titis

Dari keterangan saksi-saksi bahwa saudara Titis

Dari keterangan saksi-saksi bahwa saudara Titis

S memang sengaja kabur ketika

S memang sengaja kabur ketika perjalanan ke

perjalanan ke

S memang sengaja kabur ketika

S memang sengaja kabur ketika

perjalanan ke

perjalanan ke

Liponsos.

Liponsos.

Liponsos.

Referensi

Dokumen terkait

Metode ini sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit (empiris), obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Digunakan untuk

57 Menurut Muljono dan Wicaksono (2009:59) koreksi fiskal adalah koreksi perhitungan pajak yang diakibatkan oleh adanya perbedaan pengakuan metode, masa manfaat dalam

Scanned by CamScanner... Scanned

Tujuan: Mengetahui jumlah komponen senyawa dalam ekstrak ethanol rimpang bengle melalui profil kromatogram serta mengetahui aktivitas ekstrak bengle terhadap bakteri

Ini sesuai dengan penelitian lain yang menyebutkan bahwa email dapat mengalami erosi yang disebabkan oleh bahan makanan dan minuman yang bersifat asam.8

Berdasarkan kesimpulan dengan melihat beberapa kriteria kelayakan yang menunjukan angka positif atau lebih dari nol, Net B/C lebih dari satu, dan IRR lebih besar dari

Wawancara guru mata pelajaran Fisika MAN Model Palangka Raya (tanggal 13/11/2013). Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar,

[r]