• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PREVDENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH PREVDENT"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Teknik menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi dan merupakan tindakan preventif dalam menuju keberhasilan dan kesehatan rongga mulut yang optimal. Oleh karena itu teknik menyikat gigi harus dimengerti dan dilaksanakan secara aktif dan teratur. Terdapat teknik-teknik yang berbeda-beda untuk membersihkan gigi dan memijat gusi dengan sikat gigi. Cara yang terbaik untuk seorang pasien dapat ditentukan oleh dokter gigi atau perawat gigi setelah pemeriksaan mulut pasien dengan teliti. Tidak semua alat cocok untuk setiap orang dan penggunaan alat yang tidak sesuai justru dapat mengakibatkan kerugian-kerugian yang tidak diharapkan.

Diakui bahwa sampai saat ini belum ada teknik atau metode universal yang cocok bagi semua orang dan untuk semua pasien. Maka harus dibuat suatu program pemeliharaan oral hygiene yang spesifik, misalnya pemilihan macam sikat gigi yang harus digunakan, teknik menggosok gigi, frekuensi, lamanya penggosokan gigi dan lain sebagainya. Oleh karena itu pendidikan mengenai kesehatan gigi dan instruksi oral hygiene sangat penting. B. TUJUAN

Penulisan makalah ini bertujuan :

a. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah preventive dentistry b. Sebagai media pembelajaran menyusun makalah.

c. Menambah pengetahuan tentang teknik menyikat gigi C. RUMUSAN MASALAH

a. Jelaskan pengertian teknik menyikat gigi ! b. Jelaskan teknik-teknik menyikat gigi !

c. Jelaskan faktor-faktor suatu teknik penyikatan ! d. Jelaskan kesalahan umum cara menyikat gigi !

(2)

BAB II

TEKNIK MENYIKAT GIGI

1. Pengertian Teknik Menyikat Gigi

Teknik menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi dan merupakan tindakan preventif dalam menuju keberhasilan dan kesehatan rongga mulut yang optimal.

Dalam penyikatan gigi harus diperhatikan hal-hal berikut :

a. Teknik penyikatan gigi harus dapat membersihkan semua permukaan gigi dan gusi secara efisien terutama daerah saku gusi dan daerah interdental.

b. Pegerakan dari sikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi atau abrasi.

c. Teknik penyikatan harus sederhana, tepat, dan efisien dalam waktu. Mengenai frekuensi penyikatan gigi telah disetujui bahwa gigi sebaiknya dibersihkan 3 kali sehari, setiap kali sesudah makan dan sebelum tidur. Manson (1971) berpendapat bahwa penyikatan gigi sebaiknya dua kali sehari, yaitu setiap kali setelah makan pagi dan sebelum tidur. Meskipun demikian, Loe (1965) telah menunjukan dengan suatu percobaan bahwa dengan frekuensi penyikatan gigi satu kali sehari, secara teliti sehingga semua plak hilang, gusi dapat dipertahankan dalam keadaan sehat.

Lamanya penyikatan gigi dianjurkan minimal 5 menit, tetapi sesungguhnya ini terlalu lama, umumnya orang melakukan penyikatan gigi maksimum 2 menit. Cara penyikatan gigi harus sistematis supaya tidak ada gigi yang terlampaui, yaitu mulai dari posterior ke anterior dan berakhir pada bagian posterior sisi lainnya.

(3)

2. Macam-macam Gerakan dalam Teknik Menyikat Gigi

Teknik menyikat gigi dapat digolongkan ke dalam 6 golongan atas dasar macam gerakan yang dilakukan, yaitu :

1. Teknik Vertikal

Teknik vertikal dilakukan dengan kedua rahang tertutup, kemudian permukaan bukal gigi disikat dengan gerakan keatas dan kebawah. Untuk permukaan lingual dan palatinal dilakukan gerakan yang sama dengan mulut terbuka.

2. Teknik Horisontal

Permukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan kedepan dan ke belakang. Untuk permukaan oklusal gerakan horizontal yang sering disebut “scrub brush technic” dapat dilakukan dan terbukti merupakan cara yang sesuai dengan bentuk anatomis permukaan oklusal.

3. Teknik Roll atau Modifikasi Stillman

Teknik ini disebut “ADA-roll Technic” dan merupakan cara yang paling sering dianjurkan karena sederhana tetapi efisien dan dapat digunakan diseluruh bagian mulut. Bulu-bulu sikat ditempatkan pada gusi sejauh mungkin dari permukaan oklusal dengan ujung-ujung bulu sikat mengarah ke apeks dan sisi bulu sikat digerakan perlahan-lahan melalui permukaan gigi sehingga bagian belakang dari kepala sikat bergerak dengan lengkungan. Pada waktu bulu-bulu sikat melalui mahkota klinis, kedudukannya hampir tegak lurus permukaan email. Gerakan ini diulang 8-12 kali setiap daerah dengan sistimatis sehingga tidak ada yang terlewat. Cara ini terutama sekali menghasilkan pemijatan gusi dan juga diharapkan membersihkan sisa makanan dari daerah interproksimal.

4. Vibratory Technic

Vibratory technic diantaranya adalah : a.) Charter’s technic, b.) Stillman-Mc Call technic dan c.) Bass technic.

(4)

a. Charter’s technic

Pada permukaan bukal dan labial, sikat dipegang dengan tangkai dalam kedudukan horizontal. Ujung-ujung bulu diletakan pada permukaan gigi membentuk sudut 45° terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke oklusal, hati-hati jangan sampai menusuk gusi. Dalam posisi ini sisi dari bulu sikat berkontak dengan tepi gusi, sedangkan ujung dari bulu-bulu sikat berada pada permukaan gigi. Kemudian sikat ditekan sedemikian rupa sehingga ujung-ujung bulu sikat masuk ke interproksimal dan sisi-sisi bulu sikat menekan tepi gusi. Sikat digetarkan dalam lingkungan-lingkungan kecil sehingga kepala sikat bergerak secara sirkulasi, tetapi ujung-ujung bulu sikat harus tetap di tempat semula, setiap kali dapat dibersihkan dua atau tiga gigi. Setelah tiga atau empat lingkaran kecil, sikat diangkat, lalau ditempatkan lagi pada posisi yang sama, setiap daerah dilakukan tiga atau empat kali. Jadi pada teknik itu tidak dilakukan gerakan oklusal maupun ke apical. Dengan demikian ujung-ujung bulu sikat akan melepaskan debris dari permukaan gigi dan disisi bulu sikat memijat tepi gusi dan gusi interdental.

Permukaan oklusal disikat dengan gerakan yang sama, hanya ujung-ujung bulu sikat ditekan kedalam pits dan fissures. Permukaan lingual dan palatinal akan sukar dibersihkan karena bentuk lengkungan dari barisan gigi. Biasanya kepala sikat tidak dipegang secara horizontal, jadi hanya bulu-bulu sikat pada bagian ujung dari kepala sikat yang dapat digunakan. Metode Charter’s merupakan cara yang baik untuk pemeliharaan jaringan tetapi keterampilan yang dibutuhkan cukup tinggi, sehingga jarang pasien dapat melakukannya dengan sempurna.

(5)

b. Stillman-Mc Call Technic

Posisi dari bulu-bulu sikat berlawanan dengan Charter’s, sikat gigi ditempatkan sebagian pada gigi dan sebagian pada gusi, membentuk sudut 45° terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke apikal. Kemudian sikat gigi ditekankan sehingga gusi memucat dan dilakukan gerakan rotasi kecil tanpa merubah kedudukan ujung bulu sikat. Penekanan dilakukan dengan cara sedikit menekuk bulu-bulu sikat tanpa mengakibatkan friksi atau trauma terhadap gusi. Bulu-bulu sikat dapat ditekuk ketiga jurusan, tetapi ujung-ujung bulu sikat harus pada tempatnya.

Metode Stillman-Mc Call ini telah diubah sedikit oleh beberapa ahli yaitu ditambah dengan gerakan ke oklusal dari ujung-ujung bulu sikat tetap mengarah ke apikal. Dengan demikian setiap gerakan berakhir dibawah ujung incisal dari mahkota, sedangkan pada metode yang asli, penyikatannya hanya terbatas pada daerah servikal gigi dan gusi.

c. Bass Technic

Pegang sikat gigi secara horisontal dan letakkan kepala sikat gigi pada permukaan gigi, lebih tepatnya di tepi gusi (batas gigi dengan gusi), karena disinilah banyak plak menumpuk. Miringkan kepala sikat gigi kira-kira sebesar 45 derajat menghadap permukaan gigi. Tujuannya agar bulu sikat dapat masuk ke celah antara gigi dengan gusi yang disebut saku gusi, dan membersihkan plak yang ada di dalamnya. Di sebelah ini adalah gambar saku gusi. Gerakan sikat secara horisontal dengan jarak yang sangat pendek atau kecil seperti suatu getaran dan dengan tekanan yang lembut. Sikatlah dengan gerakan sebanyak 10-20 kali gosokan baru berpindah ke gigi-gigi di sebelahnya.

Gerakan sikat dalam teknik Bass memang dilakukan secara horisontal. Namun, Anda juga dapat menggantinya dengan gerakan melingkar dengan sudut dan letak bulu sikat yang sama.

(6)

Bagian yang kita fokuskan memang bagian tepi gusi, karena banyak plak menumpuk di daerah ini. Bagian mahkota yang belum tersikat, dapat Anda bersihkan dengan berbagai gerakan misalnya, gerakan melingkar atau vertikal dengan cara menarik bulu sikat dari gusi kearah mahkota.

Bersihkan semua bagian gigi Anda dengan langkah sebagai berikut:

1. Bersihkan permukaan gigi bagian luar yang menghadap ke bibir dan pipi dengan menggunakan teknik Bass. Mulai pada rahang atas terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan yang rahang bawah.

2. Bersihkan permukaan kunyah gigi pada lengkung gigi sebelah kanan dan kiri dengan gerakan maju mundur, atau mungkin boleh juga dengan sedikit diputar sebanyak 10-20 kali gosokan juga. Lakukan pada rahang atas terlebih dulu lalu dilanjutkan dengan rahang bawah. Bulu sikat gigi diletakkan tegak lurus menghadap permukaan gigi kunyah.

(7)

3. Bersihkan permukaan dalam gigi yang menghadap ke lidah dan langit-langit dengan menggunakan teknik Bass untuk lengkung gigi sebelah kanan dan kiri. Untuk lengkung gigi bagian depan dapat Anda bersihkan dengan cara memegang sikat gigi secara vertikal menghadap ke depan. Lalu gunakan ujung sikat dengan gerakan menarik dari gusi ke arah mahkota gigi. Lakukanlah pada rahang atas terlebih dulu dilanjutkan kerahang bawah.

4. Terakhir, sikat pula permukaan lidah untuk membersihkan bakteri yang berada di permukaan lidah.Permukaan lidah yang kasar dan berpapil membuat bakteri mudah menempel di sana. Selain dengan sikat gigi, Anda juga bisa membersihkan lidah

(8)

menggunakan sikat lidah. Lidah yang bersih juga akan membuat mulut Anda terasa lebih segar.

5. Fones Technic atau Teknik Sirkuler

Bulu-bulu sikat ditempatkan tegak lurus pada permukaan bukal dan labial dengan gigi dalam keadaan oklusi. Sikat digerakan dalam lingkaran-lingkaran besar sehingga gigi dan gusi rahang atas dan rahang bawah disikat sekaligus. Daerah interproksimal tidak diberi perhatian khusus. Setelah semua permukaan bukal dan labial disikat, mulut dibuka lalu permukaan lingual dan palatinal disikat dengan gerakan sama, hanya dalam lingkaran-lingkaran yang lebih kecil. Karena cara ini agak sukar dilakukan gerakan maju mundur untuk daerah ini.

Teknik ini dilakukan untuk meniru jalannya makanan didalam mulut waktu mengunyah. Fones technic dianjurkan untuk anak kecil karena mudah dilakukan.

6. Physiologic Technic

Untuk teknik ini digunakan sikat gigi dengan bulu-bulu yang lunak. Tangkai sikat gigi dipegang secara horizontal dengan bulu-bulu sikat tegak lurus dengan permukaan gigi. Metode ini didasarkan atas anggapan bahwa penyikatan gigi harus menyerupai jalannya makanan, yaitu dari mahkota kearah gusi. Setiap kali dilakukan gerakan sebelum berpindah ke daerah selanjutnya. Teknik ini sukar dilakukan pada permukaan lingual dari premolar dan molar rahang bawah, sehingga dapat diganti gerakan getaran dalam lingkaran kecil.

Cara yang lebih efektif adalah metode penyikat gigi dalam arah vertical pada semua permukaan dan hanya kurang lebih setengah keliling

(9)

gigi dibersihkan. Tidak mengherankan bahwa pada kebanyakan pasien deposit lunak maupun keras di regio inter dental dan lingual tidak terbersihkan. Oleh karena itu pasien-pasien perlu diberi intruksi dan pendidikan-pendidikan khusus mengenai cara-cara pemeliharaan kebersihan mulut dan giginya yang termasuk dalam tindakan oral fisioterapi. Tindakan oral fisioterpi ini harus mengerti dan dilakukan sendiri secara aktif oleh pasien dan harus dianggap sebagai tindakan preventif dan terapeutik bukan hanya sebagai cara atau latihan untuk membersihkan mulut. Diantara sekian banyak teknik penyikatan gigi yang dilakukan pada pembersihan interdental, metode Charters (1928) masih paling efisien menurut para ahli. Bulu-bulu sikat gigi ditempatkan pada sudut kurang lebih 45 terhadap sumbu panjang gigi ke arah oklusal, kemudian dengan menggunakan tekanan bulu-bulu sikat digetarkan di antara gigi-gigi disertai gerakan-gerakan rotasi kecil. Dengan demikian sisi dari bulu-bulu sikat berkontak dengan pinggiran gusi dan menghasilkan pemijatan yang ideal. Setelah 3 atau 4 lingkaran kecil tanpa merubah posisi bulu-bulu sikat di angkat dan diletakan kembali posisi yang sama. Prosedur ini dilakukan sampai seluruh permukaan bukal, labial dan lingual serta interproksimal bersih. Permukaan oklusal dibersihkan dengan cara menekan bulu sikat kedalam pit dan fissure-fissure kemudian dilakukan gerakanrotasi kecil, sikat diangkat dan diletakan kembali. Prosedur ini harus dilakukan berulang kali sampai seluruh permukaan kunyah menjadi bersih.

Namun metode ini dan juga metode lain yang serupa memakan waktu yang agak lama dan sulit dilaksanakan oleh kebanyakan pasien tanpa pengawasan khusus, sehingga disamping pengguna sikat gigi perlu ditambah pula teknik-teknik lain seperti penggunaan dental flos, dental tape, interdental stimulator untuk menyempurnakan pembersihan seluruh permukaan gigi. Diakui bahwa sampai saat ini belum terdapat sesuatu teknik atau metode universal yang cocok bagi semua orang dan untuk semua pasien. Harus dibuat suatu program pemeliharaan oral hygiene yang

(10)

spesifik, misalnya pemilihan macam sikat gigi yang harus digunakan, teknik menggosok gigi, frekuensi, lamanya penggosokan gigi dan lain sebagainya. Oleh karena itu pendidikan mengenai kesehatan gigi dan instruksi oral hygiene sangat penting. Dalam memberi pendidikan kesehatan gigi pada pasien seharusnya juga digunakan disclosing solution/ tablet untuk membantu memperhatikan pada pasien-pasien tersebut mengenai keadaan kebersihan giginya serta kemajuan yang telah dicapai setelah melakukan prosedur pemeliharaan yang diinstruksikan.

Laporan-laporan mengenai percobaan-percobaan tentang hubungan antara prekuensi penyikatan gigi dengan keadaan oral hygiene sangat bervariasi. Loe dan kawan-kawan (1965) meneliti efek terhadap giginya yang tercapai dengan cara menyikat gigi 2 hari sekali dengan teliti. Penelitian ini didasarkan pada observasi bahwa timbulnya gingivitis mempunyai hubungan erat dengan umr plak. Ternyata bahwa dengan frekunsi penyikatan gigi 2 hari sekali tersebut gingival nya tetap sehat. Meskipun telah dibuktikan bahwa perubahan sub klinis pada gingiva erjadi 2 sampai 3 hari setelah plak terbentuk, tetapi belum diketahui dengan pasti pada tingkatan mana suatu plak mulai bersifat kariogenik. Oleh karena itu sebaiknya harus diusahakan agar semua permukaan gigi selalu bebas dari dental plak. Observasi klinis menunjukan bahwa keadaan ini dapat dicapai dengan menyikat 2 kali sehari. Sebenarnya bila diinginkan untuk mencapai hasil kebersihan semaksimal mungkin penyikatan gigi setiap kali setelah makan, sebelum tidur disertai dengan penggunaan alat-alat pembantu lain, dan dengan teknik yang sempurna. Pada pasien-pasien yang telah diberi instruksi mengenai cara-cara pemeliharaan oral hygiene yang baik, yang mau berusaha dan menyediakan waktu serta tenaga, cara-cara mekanis yang dilakukan ternyata cukup efektif untuk mencegah pembentukan dental plak (Lovdal et al, 1967:Lighter et al, 1968:Suomi et al, 1969). Tetapi juga terdapat bukti-bukti di dalam praktek dan di dalam percobaan (Dahl dan Davis, 1954, Massler, 1957; Lindle dan Koch, 1967; Anerud, 1970) bahwa keterampilan teknis, waktu dan usaha yang dibutuhkan untuk

(11)

mempertahankan kebersihan ulu dan gigi dalam suatu standar yang tinggi, ternyata berada diatas kemampuan rata-rata manusia. Oleh karena itu produer-produser mekans tidak dapat sepenuhnya memecahkan problema mengenai pencegahan dan kontrol terhadap pembentukan dental plak bagi masyarakat. Usaha-usaha lain yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah pembentukan plak adalah memperbaiki susunan gigi yang tidak rata, memperbaiki pinggiran restorasi yang buruk, menghaluskan permukaan gigi yang kasar dansebagainya dengan tujuan mengurangi “plak traps”, tempat-tempat plak mudah terbentuk.

Ditinjau dari sudut bakteriologis, tidak dapat dijamin bahwa tindakan-tindakan mekanis seperti penyikatan gigi dan flossing yang baik akan dapat menghilangkan semua plak dari permukaan gigi, tetapi mengingat cara-cara lain untuk mengontrol atau mencegah pembentukan dental plak secara efektif belum ditemukan, maka sampai saat ini pembersihan gigi secara mekanis masih tetap merupakan cara yang paling efektif.

Meskipun terdapat banyak macam tekhnik yang dianjurkan, hanya sedikit penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai efektivitas masing-masing tekhnik penelitian-penelitian untuk membandingkan efektivitas relative dari tekhnik-tekhnik penyikatan tersebut menghadapi berbagai problem yang sulit yaitu:

1. Cara yang digunakan untuk menentukan atau mengukur efektivitas masing-masing teknik.

2. Keterampilan masing-masing individu dalam menggunakan sikat gigi. 3. Bentuk barisan bulu sikat yang sering tidak memenuhi syarat untuk

penerapan tekhnik yang bersangkutan.

4. Kesukaran dalam mengajarkan teknik penyikatan secara seragam. Faktor-faktor lain yang juga harus dipikirkan dalam mengevaluasi efektivitas suatu tekhnik penyikatan adalah:

1. Efek jangka pendek dan panjang terhadap jaringan. 2. Kemampuan untuk membersihkan saku gusi. 3. Kesenangan tiap individu.

(12)

4. Pendidikan dan motivasi individu. 5. Tipe geligi pasien.

6. Tingkatan penyembuhan gusi pasien.

Hanya sedikit laporan-laporan mengenai penelitian yang ditujukan untuk mengevaluasi efektivitas dari barbagai tekhnik penyikatan yang dianjurkan, tetapi tekhnik roll merupakan tekhnik yang paling sering dianjurkan, oleh karena sederhana dan mudah dilakukan oleh pasien. Meskipun kita dapat mendidik pasien dalam satu tekhnik yang kita anggap baik, kadang-kadang kita harus menghindarkan suatu disiplin yang terlalu ketat.

3. Faktor-faktor dan Kesalahan dari Teknik Menyikat Gigi 10 esalahan Umum Cara Sikat Gigi :

1. Tidak Menggunakan Sikat Gigi yang Tepat

Richard H Price, DMD, penasihat American Dental Association (ADA) mengatakan, “Jika Anda harus membuka rahang cukup besar untuk membiarkan gagang sikat masuk ke dalam mulut, bisa jadi sikat gigi terlalu besar untuk Anda. Gagangnya pun harus nyaman digenggam, sensasinya harus senyaman saat Anda memegang garpu saat makan. Semakin nyaman sikat gigi Anda, makin sering Anda akan

menggunakannya dengan benar.” 2. Memilih Bulu Sikat yang Salah

Menurut para dokter gigi di WebMD, jenis bulu sikat tidak terlalu penting dan tak ada pengaruh lebih. Tampaknya, yang lebih penting adalah teknik membersihkannya ketimbang bentuk sikatnya. Para dokter gigi ADA menyarankan agar memilih sikat yang lembut, jangan yang kasar atau kaku karena bisa merusak/menyakiti gusi. Carilah bulu sikat yang cukup kaku untuk mengangkat plak, tetapi tidak cukup kuat untuk merusak gigi.

3. Kurang Sering atau Kurang Lama

(13)

dalam sehari adalah yang terbaik. Ketika jarak waktu menyikat gigi terlalu jauh, plak bakteri akan menumpuk, bisa membuat radang gusi dan masalah lain pada mulut. Disarankan untuk menyikat gigi setidaknya 2 menit setiap kali, akan lebih baik lagi jika dilakukan selama 3 menit. Angka waktu tersebut sebenarnya tidak terlalu penting, namun dipatok agar kita bisa mempunyai waktu yang cukup untuk membersihkan permukaan gigi. 4. Menyikat Gigi Terlalu Sering atau Terlalu Keras

Terlalu sering menyikat gigi, misal 4 kali dalam sehari, bisa membuat akar gigi teriritasi dan menyakiti gusi. Menyikat terlalu keras juga bisa merusak enamel (lapisan teratas gigi). Cara terbaik adalah menyikat gigi secara perlahan dan lembut selama 2-3 menit.

5. Tidak Menyikat dengan Cara yang Benar

Buat sudut 45 derajat dari garis gusi dan buat gerakan pendek-pendek saat menyikat. Gerakan menyikat panjang di sepanjang garis gusi bisa menyebabkan abrasi pada gusi. Sikatlah perlahan ke arah atas dan bawah dari gigi, jangan dengan gerakan menyamping pada gigi. Buat gerakan sirkular vertikal, jangan horizontal. Lakukan pada bagian permukaan gigi bagian depan, belakang, atas dan bawah serta pada lidah.

6. Selalu Memulai Pada tempat yang Sama

Kebanyakan orang akan memulai pada titik yang sama setiap kali akan mulai menyikat gigi. “Mulailah di tempat-tempat yang berbeda supaya Anda tidak menjadi ‘malas’ untuk membersihkan titik yang

lainnya. Jika Anda memulai di titik yang sama, Anda cenderung semangat di titik tersebut, kemudian malas membersihkan di titik yang terakhir,” jelas Price.

7. Mengabaikan Bagian Dalam Gigi

Kebanyakan orang ternyata sering kali lupa membersihkan bagian dalam gigi, bagian yang bersentuhan dengan lidah. Plak yang tersembunyi sama pentingnya untuk dibersihkan seperti plak yang terlihat. Titik yang paling sering dilupakan untuk dibersihkan adalah pada bagian dalam gigi depan.

(14)

8. Kurang Bersih Membilas

Bakteri bisa tumbuh pada sikat gigi yang lupa dibersihkan. Jika ini terjadi, bakteri tersebut bisa tumbuh dan kembali hinggap pada mulut Anda di sesi penyikatan berikutnya. Bersihkan sikat gigi setelah Anda menggunakannya dan pastikan tak ada yang menyangkut atau pasta gigi yang tersisa.

9. Membiarkan Sikat Gigi dalam Keadaan Basah

Sikat gigi yang basah dan lembab pun akan menjadi tempat favorit bakteri. Tak hanya itu, sikat gigi yang lembab akan merusak bulu sikatnya jika dibiarkan begitu saja. Akan lebih baik jika sikat gigi disimpan tertutup dalam keadaan kering. Biarkan kering, baru tutup dengan tutupnya.

10. Tidak Mengganti Sikat Gigi Cukup Sering

Rekomendasi ADA untuk mengganti sikat gigi setelah 3-4 bulan pemakaian atau langsung ganti ketika bulu sikatnya terlihat mulai rusak. Ketimbang Anda mematok waktu, perhatikan sikat gigi Anda. Saat ini sudah ada sikat gigi yang bulunya diberikan penanda warna. Saat warna memudar, maka sudah waktunya sikat tersebut diganti. Atau ketika Anda menemukan sudah ada bulu sikat gigi yang rontok, atau fleksibilitasnya mulai berkurang, segera ganti.

Adapun faktor-faktor lain yang juga harus dipikirkan dalam mengevaluasi efektivitas suatu teknik penyikatan adalah :

a. Efek jangka pendek dan panjang terhadap jaringan b. Kemampuan untuk membersihkan saku gusi c. Kesenangan tiap individu

d. Pendidikan dan motivasi individu e. Tipe geligi pasien

(15)

BAB III KESIMPULAN A. KESIMPULAN

Teknik menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi dan merupakan tindakan preventif dalam menuju keberhasilan dan kesehatan rongga mulut yang optimal.

Teknik menyikat gigi dapat digolongkan kedalam 6 golongan atas dasar macam gerakan, yaitu :

1. Teknik Vertikal 2. Teknik Horizontal

3. Teknik Roll / Modifikasi Stillman 4. Vibratory Technic

 Charter’s Technic

 Stillman-Mc Call Technic  Bass Technic

5. Fones Technic / Teknik Sirkuler 6. Physiologic Technic

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel ( Daucus carota ) Pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Maskoki ( Carassius auratus ).. Dibimbing oleh SYAMMAUN USMAN dan

Keempat dokumen tersebut paling lambat diunggah tanggal 29 Oktober 2018, dan hanya dokumen tersebut yang akan dijadikan sebagai bahan presentasi pada babak final, sehingga peserta

MEMBANGUN NILAI-NILAI KERJASAMA MELALUI PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA VOLI (Penelitian Tindakan Kelas V SDN Tilil II Kota

meskipun demikian dalam karya seni patung dolorosa yang lain tampil pula beberapa patung dengan ekspresi cinta dan kelembutan seorang perempuan seperti dalam

dengan menggunakan peraturan yang dimodifikasi serta nilai kerjasama, kejujuran, menghargai, semangat, dan percaya diri.. Standar Kompetensi Kompetensi Dasarb. 1.4

Kita bukan bermurah hati melayani mereka, namun merekalah yang bermurah hati memberi kesempatan kepada kita untuk melayani mereka.. • Pelanggan bukanlah orang untuk berdebat atau

Bila kita tindak lanjutin permasalahan yang terjadi di antrian ini adalah di antrian ini adalah bagaimana bagaimana kita bisa menemukan suatu nilai atau suatu waktu yang

Untuk diagram fasa dan paduannya dapat dilihat pada gambar 2.6 kesetimbangan fasa tembaga dimana pada diagram ini dapat dilihat temperature terbentuknya fasa cairan, fasa α dan