• Tidak ada hasil yang ditemukan

ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yoh. 3 : 30) EDISI Oktober 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yoh. 3 : 30) EDISI Oktober 2012"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

“ ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3 : 30) EDISI Oktober 2012 Selamat bertemu lagi dalam Warta KKI Edisi Oktober ini. Kita baru saja selesai dari

berbagai kesibukan persiapan dan perayaan HUT ke-25 KKI Melbourne yang mencapai puncaknya pada tanggal 23 September yang lalu. Ada retret, pendalaman Kitab Suci, Konser Musik dan Malam Resepsi, untuk menyebut beberapa dari padanya. Dan sungguh tepat bahwa semuanya ini diakhiri dengan Perayaan Ekaristi di Katedral St. Patrick’s yang dipimpin sendiri oleh Uskup Agung Melbourne, Most Rev Denis Hart DD.

Semua kegiatan dan acara ini telah memberikan banyak manfaat untuk kita. Kita belajar bekerja sama karena tanpa kerja sama acara-acara tersebut mungkin sekali tidak dapat terlaksana. Atau mungkin terlaksana tetapi dengan hasil yang minim. Dengan bekerja sama kita juga meningkatkan tali persaudaraan kita sebagai warga Katolik Indonesia Melbourne. Kita yang tadinya kurang saling mengenal bisa menjadi lebih dekat dan akrab. Dan semoga kita lebih disadarkan bahwa semuanya ini kita lakukan demi kemuliaan namaNya, sesuai dengan motto kita, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yohanes 3:30).

Masih dalam kaitan dengan Perayaan HUT ke-25 KKI, dalam Warta KKI Edisi bulan ini Anda dapat mengikuti tulisan chaplain kita Romo Waris yang berjudul “Setelah Perayaan Usai”. Lewat tulisan ini kita diajak untuk melihat kembali berbagai peristiwa dan kegiatan yang telah kita lakukan dan lewati dalam rangka perayaan tersebut. Kita diajak untuk berefleksi dan bersyukur kepada Tuhan bahwa semua ini telah berlangsung baik, memang dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Dalam edisi ini kita juga dapat mengikuti sharing Sr Rosie Joyce CSB mengenai Year of Grace yang dibawakannya dalam sebuah pertemuan di Paroki St Andrew’s, Clayton South. Year of Grace adalah suatu ajakan para Uskup se Australia kepada kita semua untuk merayakan dan membaharui iman dan hidup kita sebagai orang Katolik. Year of Grace dimulai pada pesta Pentekosta 2012 dan berakhir pada Pentekosta 2013. Dan akhirnya, saudara-saudari warga KKI Melbourne, tidak lama lagi tepatnya di awal bulan depan (November) chaplain kita Romo Waris akan meninggalkan kita dan pulang ke Indonesia karena berakhir masa tugasnya di Melbourne. Selama tiga tahun Romo menjalankan pelayanannya di KKI, menyertai dan mendampingi kita, menjelajah kota Melbourne dari barat ke timur, dari utara ke selatan dalam doa kelompok atau misa bersama dan bimbingan rohani lainnya.

Sebentar lagi Romo Waris akan pulang untuk memulai tugas baru yang ditentukan Ordo Karmel buat dia. KKI Melbourne tentu saja merasa kehilangan dan dengan berat hati melepaskan kepergian Romo Waris. Misa Minggu Pertama bulan November (04/11/2012) di Port Melbourne akan merupakan acara perpisahan kita dengan Romo Waris. Semua warga KKI diharapkan kehadirannya agar kita dapat bersama mengucapkan terima kasih dan selamat jalan kepada Romo Waris.

MISA KKI

Minggu, 4 Nov 2012 St. Joseph Church

95 Stokes Street Port Melbourne VIC

Pukul: 11.00 Minggu, 11 Nov 2012

St. Joseph Church 95 Stokes Street Port Melbourne VIC

Pukul: 11.30 Minggu, 18 Nov 2012 St Francis’ Church 326 Lonsdale St Melbourne VIC Pukul: 14:45 Minggu, 25 Nov 2012 St. Paschal 98-100 Albion Rd

Box Hill VIC Pukul: 11.30 MISA MUDIKA Sabtu pertama Monastry Hall St. Francis Church 326 Lonsdale Street Melbourne VIC Pukul: 12.00 PDKKI Setiap Sabtu St. Augustine’s City Church

631 Bourke Street Melbourne VIC

(2)

Tahun Rahmat – Memulai Kembali dari Kristus

(Year of Grace – Starting afresh from Christ)

Sejak Pentekosta 2012 para Uskup se-Australia mengajak kita untuk menjalani Year of Grace atau Tahun Rahmat. Untuk memahami dengan baik makna Year of Grace, marilah kita mengikuti sharing yang dibawakan oleh Sr Rosie Joyce den-gan umat paroki St Andrew’s, Clayton South. Berikut ini adalah saduran dari sharing tersebut.

Grace atau rahmat adalah suatu yang diberikan sebagai hadiah kepada kita. Kelahiran, keluarga dan kesadaran kita mengenai kehadiran Tuhan adalah beberapa contoh Grace. Dalam Year of Grace yang dimulai pada Pentekosta 2012 sampai dengan Pentekosta 2013 kita diajak oleh para uskup se-Australia untuk memulai suatu perjalanan rohani selama setahun untuk membaharui dan mefokuskan kembali hidup kita dalam Kristus.

Kita diajak untuk merenungkan dan menemukan kembali Kristus lewat doa, renungan Kitab Suci dan perayaan-perayaan liturgi, yang merupakan unsur-unsur utama Year of Grace. Selain itu kita juga didorong untuk menyesali kekurangan-kekurangan dan bertobat atas kesalahan kita. Sama halnya seperti Gereja Katolik Australia yang sekarang menghadapi Parliamentary Inquiry sehubungan dengan pelecehan seksual yang dilakukan oleh imam-imam dan rohaniwan. Kita diin-gatkan bahwa Gereja harus menghadapi kenyataan ini, facing the truth. Dengan mengakui kesalahannya, Gereja akan dibaharui dan difokuskan kembali dalam Kristus.

Ada beberapa lambang yang ditampilkan dalam Year of Grace. Salib, matahari, hosti dan monstrans melambangkan infin -ity of God, sedangkan kehidupan nyata di bumi dilambangkan oleh warna kuning tua dan cahaya yang mengingatkan kita pada tradisi artistik penduduk asli Australia. Kita menghargai keragaman ini dan bersyukur kepada Tuhan bahwa negeri kita diberkati dengan kehadiran penduduk dari berbagai latar belakang dan budaya yang membentuk satu komunitas. Sebagai kesimpulan, dapat dikatakan bahwa dalam Year of Grace kita mengucap syukur kepada Tuhan atas semua rahmat yang telah kita terima sebbagai hadiah. Kita mengakui kekurangan dan kelemahan kita dan bersama-sama kita membaharui Gereja kita.

Doa Year of Grace

Allah yang Maharahim, Engkau telah memberkati tanah kami dengan banyak hadiah, khususnya para penduduknya Kami bersyukur atas Year of Grace, saatnya memulai kembali dari Kristus.

Engkau mengajak kami untuk merenungkan wajah Yesus, PutraMu, Agar kami dapat mengalami gelombang baru rahmat,

Dan agar cahaya Kristus lebih terang membakar dalam hidup kami. Sesuaikan hati dan jiwa kami dengan kehadiran Roh KudusMu, Agar Gereja kami dapat diubah

hubungan kami disembuhkan dan bangsa kami bertumbuh dalam belas kasihan dan keadilan.

Dengan perantaraan St. Mary MacKillop yang telah menunjukkan kepada kami cara baru dalam menghayati Injil, kami menyampaikan doa kami lewat Kristus Tuhan kami. Amin.

(3)

Setelah Perayaan Usai

Brothers and sisters, do not be weary in doing what is right. (2 Thes 3:13)

Sahabat terkasih, perayaan puncak perayaan ulang tahun KKI

ke-25 telah usai. Tentu saja saya ingin menyampaikan ungkapan terimakasih kepada siapa saja yang terlibat di dalam seluruh rang-kaian acara sepanjang tahun ini. Namun sebelumnya, ijinkan saya berbagi beberapa kisah kecil yang saya temui.

Hal-hal kecil bersama Bapa Uskup…

Sahabat, saya pastikan bahwa Anda semua jarang berkomuni-kasi dan berkontak dengan beliau. Demikian pula dengan saya. Berkontak secara personal, entah itu melalui surat atau berbicara secara langsung sungguh bisa dihitung dengan jari. Itu mengan-daikan saya memiliki 20 jari. Tapi baiklah saya bagikan sedikit cerita bersama beliau dalam perayaan kemarin.

Pertama adalah penghargaan beliau terhadap Bahasa Indonesia. Sebelum upacara berlangsung, kami semua berada di sakristi. Semua romo sudah siap ketika beliau memanggil saya. Wah, dag-dig-dug juga dipanggil sebelum perayaan. Karena biasanya semua diatur oleh MC. Ternyata beliau memberikan pilihan untuk Credo/Aku Percaya. Boleh menggunakan Bahasa Indonesia. Saya mengangguk saja.

Kedua adalah permohonan maaf yang langsung. Iya, sebuah kerendahatian dari seorang Uskup Agung. Dalam pem-bukaan, setelah semua imam mencium altar, dilakukanlah upacara pendupaan. Ada hal kecil yang tidak sesuai den-gan gladi bersih. Setelah kembali ke tempat duduk beliau mengatakan, “Sorry, that is my personal fault”. Saya diam terhenyak. Bagaimana mungkin beliau langsung berkata demikian. Saya bandingkan dengan diri saya sendiri, kerap mencari alasan untuk menyalahkan orang lain dalam berbagai kesempatan. Hmmm, terimakasih Bapa Uskup telah mengajari saya sikap rendah hati untuk mengakui kekeliruan dan kesalahan.

Ketiga adalah ketinggalan kalung salib. Ini sedikit lucu. Setelah upacara selesai dan semua imam kembali ke sakristi, Prabudi sebagai ketua KKI menemui beliau di sana untuk berterimakasih dan mengajak untuk berfoto bersama. Beliau setuju, tetapi ada sikap kaku dan malu-malu, yaitu saat mengutarakan bahwa salibnya ketinggalan di mobil. Saya ter-jemahkan saja ungkapannya, “Aduh, bagaimana ya, saya tidak memakai kalung salib, sebab kalung salib saya keting-galan di mobil”. Kemudian saya menjawab, “tidak apa-apa Bapa Uskup.” Kalimat saya berhenti di sana, dalam hati saya lanjutkan, “toh semua orang sudah mengetahui bahwa Anda adalah uskup.” Namun kegugupan dan sikap keterbukaan-nya itu sungguh meruntuhkan anggapan saya bahwa beliau itu kaku.

Aneka Perayaan…

Setiap perayaan akan berakhir. Di tengah kelegaan senantiasa menyisipkan sedikit sedih, bahwa semuanya berakhir be-gitu saja. Tentu saja kegembiraan mengembang lebar kalau perayaan berlangsung seperti yang diinginkan, atau bahkan melebihi harapan. Mari kita lihat sejenak rangkaian kegiatan dalam rangka ulang tahun KKI.

Jalan salib dan pemberkatan tanah. Kegiatan ini menjadi awal dari rangkaian kegiatan ulang tahun. Berlangsung pada bulan Maret, bersamaan dengan masa prapaskah, di mana kita mengenangkan kisah sengsara Tuhan. Dalam kegiatan ini tidak ada panitia khusus. Pelaksanaan diserahkan kepada masing-masing wilayah. Ada yang datang cukup banyak, ada yang sedikit saja, namun semua bergabung dalam satu kesatuan iman. Kegiatan jalan salib dilanjutkan dengan Ekaristi kudus dan ditutup dengan pemberkatan tanah yang akan di atasnya akan dibangun kapel. Kapel tersebut akan dipersembahakan kepada Bunda Maria. Pembangunan kapelnya sendiri belum dimulai.

(4)

4

Rangkaian kegiatan Paskah. Merayakan rangkaian Paskah selama seminggu penuh adalah hal biasa. Dan menjadi pun-cak dari penghayatan iman Kristiani. Meskipun sudah biasa, dan setiap tahun melakukan, toh setiap perayaan membawa kesan yang berbeda. Tidak ada yang benar-benar sama. Khusus dalam perayaan Paskah kali ini, sangat terasa berbeda. Perbedaan itu bisa dirasakan oleh mereka yang terlibat dalam kelompok koor. Semua wilayah dan kelompok terlibat dalam perayaan. Tidak ada yang tidak kebagian. Semua mengambil peran. Ada yang besar ada yang kecil. Satu kalimat yang sering saya dengar, “duh banyak banget kegiatan Paskah ini.”

Kegiatan Paskah memang banyak. Itu jika kita mau merayakan secara utuh. Kerap kita tidak rela merayakannya secara utuh. Silahkan bertanya kepada diri sendiri. Dalam misa Paskah, kalau sudah misa Sabtu banyak yang enggan untuk misa Minggu. Padahal, yang dirayakan berbeda, bacaan yang dibawakan juga berbeda. Tetapi karena kelemahan ma-nusiawi kita, kita kerap mencari alasan untuk tidak ikut serta. Maka, merayakan Paskah secara utuh adalah bagian dari penghayatan iman. Tahun ini, perayaan Paskah masih disambung dengan Novena Kerahiman Ilahi. Di sana juga berlang-sung retret mudika. Seluruh rangkaian Paskah ini berlangberlang-sung pada bulan April.

Retret doa bersama Rm. Verbeek, O.Carm. Mengisi libur karena ulang tahunnya ratu Inggris pada minggu kedua bulan Juni, kita mengadakan retret mengenai doa yang dibawakan oleh Romo Verbeek, seorang karmelit yang sejak tahun 70-an telah menenggelamk70-an dirinya ke dalam hidup doa y70-ang serius. Mengawali hidup eremit atau hidup sebagai pertapa bersama Romo Yohanes Indrakusuma, kemudian melanjutkan pertapaan di beberapa tempat. Di antaranya di Amerika Serikat, Jepang, Prancis dan beberapa tempat di Indonesia. Beliau memaparkan apa hakikat doa, bagaimana berdoa, bagaimana mengatasi berbagai kesulitan dalam doa.

Umat bertanya Romo Pid menjawab. Pada bulan Agustus (9-15 Agustus) KKI berkesempatan untuk mendapatkan pen-gajaran dari Romo Henricus Pidyarto, O.Carm, atau biasa dikenal dengan Romo Pid. Beliau cukup dikenal masyarakat karena cukup lama menjadi pengasuh dalam rubrik Umat Bertanya Romo Pid Menjawab di Majalah Hidup. Yang menjadi puncak acara ini adalah penyelenggaraan Kebangunan Rohani Katolik.

Konser Mozart. Tentu Anda semua masih ingat pagelaran konser pada tanggal 1 September. Bertempat di Gereja Our Ladu of Mount Carmel Middle Park, konser ini begitu heboh. Boleh dikatakan, seluruh perhatian dan tenaga tercurah untuk menyiapkannya. Latihan yang lama diiringi berbagai drama di tengahnya mewarnai proses perjalanannya. Saya tidak ingin mengulang catatan mengenai konser ini karena pada catatan saya mengenai “Rahasia hadiah Terindah” saya sudah menyinggung dengan cukup mendalam, juga refleksi dari Maggy Mihardja berkaitan dengan konser tersebut. Malam resepsi ulang tahun KKI. Bertempat di Gereja St. Francis Asisi Mill Park. Awalnya menuai banyak keluhan bahwa

tempatnya sangat jauh. Maka bisa dipastikan akan banyak yang tidak mau datang. Selin jauh, juga dikeluhkan bahwa misanya terlalu sore. Dan ban-yak keluhan yang lain. Nyatanya semua berjalan dengan baik. Umat yang ikut perayaan Ekaristi sungguh di luar dugaan. Apalagi yang ikut dalam resepsi, sehingga bangku-bangku yang disiapkan tidak sanggup menampung mereka. Bisa dipahami kalau sebagian umat memutuskan pulang. Kekha-watiran bahwa konsumsi akan kurang juga tidak terjadi. Memang tidak berkelebihan, namun juga tidak berkekurangan. Memang tidak sempurna, namun juga tidak sangat buruk. Itu semua hanya bagian agar kita tidak tinggi hati. Agar kita tetap ren-dah hati dan berpegang teguh kepada kuasa Allah. Jika semua diberi sempurna, maka kita akan khilap mata.

Pembuatan buku kenangan. Perjalanan dua puluh lima tahun KKI Melbourne, mestilah melalui lika dan liku jalan yang tidak datar. Ada banyak jejak yang telah terlewat, ada banyak tangan yang telah berperan, ada banyak keringat dan air mata yang sudah tercurah. Maka, tidak menuliskan hal tersebut rasanya kurang menghargai sejarah tersebut. Menulis

(5)

Misa Syukur di Katedral Melbourne. Seluruh rangkaian kegiatan dalam rangka ulang tahun KKI mencapai puncaknya dalam perayaan Ekaristi meriah pada hari Minggu 23 September yang lalu. Berkenan memimpin upacara, Uskup Agung Dennis Hart. Juga berkenan hadir Uskup Hilton Deakin dan sejumlah imam. Ada berbagai kekhawatiran yang merebak di kalangan umat beberapa hari menjelang acara. Adalah rencana pihak-pihak tertentu yang merencanakan demonstrasi di seputaran CBD. Dan beberapa alasan lain yang mengecilkan semangat umat. Toh sekali lagi, Allah begitu hebat. Semua berjalan dengan baik, upacara berlangsung sangat hikmat. Bahkan seusai upacara, umat berkumpul di samping Kate-dral, menikmati sajian ala kadarnya dan bercengkerama bersama. Di sana juga dilakukan penjualan buku kenangan, dan tanpa dinyana dilanjutkan dengan acara meminta tanda tangan dari beberapa orang yang ada di dalam buku kenangan tersebut.

Demikian beberapa acara yang dihelat sepanjang tahun oleh KKI Melbourne. Di antara berbagai kegiatan terse-but juga terlaksana pemilihan ketua dan pengurus baru KKI Melbourne. Sungguh sebuah pekerjaan yang besar kalau kita lihat dari sudut pandang manusia. Namun, kalau kita berani sungguh bergantung kepada Allah, sungguh tiada yang mustahil baginya.

Setelah perayaan…

Akhirnya semua rangkaian acara telah usai. Seperti saya singgung di atas, di atas segala kelegaan bahwa semuanya usai, ada terselip sedikit sedih. Bahwa semuanya berakhir. Mengapa ada sedih ini, mengapa harus berakhir. Aneka kebersamaan dalam berlatih se-tiap minggu, telah mendekatkan banyak hati. Dan ketika mesti berakhir, serasa ada sesuatu yang hilang.

Kehidupan bukanlah perayaan. Hidup yang sesungguhnya bukanlah sebuah panggung drama di mana kita mengam-bil peran. Karena drama yang sesungguhnya adalah kehidupan itu sendiri. Dan perayaan yang sesungguhnya adalah kehidupan itu sendiri. Maka usainya pagelaran berarti mulainya adegan nyata dalam kehidupan. Apa yang boleh kita bekalkan? Iman.

Ya, imanlah bekal kita dalam melakoni adegan-adegan nyata dalam kehidupan. Berbagai pengalaman penyertaan Tuhan dalam setiap kegiatan haruslah menjadi modal yang sangat kuat dalam mengarungi hiruk pikuk kehidupan. Jika berbagai tanda yang telah dibuat Tuhan dalam aneka pagelaran tidak juga membukakan mata kita, hmmm amat beballah kita. Maka secara personal kita harus makin mencintai Tuhan. Pengalaman dikasihi haruslah memberi tenaga untuk mengas-ihi. Mendapati kenyataan bahwa kuasa Tuhan itu begitu hebat maka harus menambah kadar iman kita kepada-Nya. Di mana kita biasa khawatir. Di mana biasa kita cemas. Di mana biasa kita takut. Semuanya telah lenyap. Dia sungguh ada. Dia sungguh berkuasa. Aneka peristiwa acara KKI adalah gambaran yang nyata.

Secara komunal, sikap yang sama harus juga ditingkatkan. Cinta kepada Allah harus makin kuat dalam hidup berkomuni-tas. Aneka kegiatan yang diusung haruslah mengarah kepada pembangunan relasi kasih dengan Allah. Komunitas harus menjadi wadah terjalinnya hubungan kasih mesra manusia dan Allah.

Maka ketika banyak yang bertanya kepada saya, “Lega dong Romo…”. Saya tidak bisa menjawab. Saya sulit mengu-kur kelegaan itu dari mana. Namun yang saya rasakan adalah syumengu-kur bahwa saya boleh melihat kasih-Nya yang begitu besar. Dalam setiap peristiwa Dia tidak diam saja. Dia selalu ada dan ikut serta. Dia sungguh kawan yang baik dalam bekerja. Dia sungguh motivator ulung tatkala kita sedang terpuruk. Dia sungguh pegangan yang kuat tatkala kita lemah. Saya sangat bersyukur boleh melihat itu semua. Di sanalah kelegaan itu berada. Lega boleh melihat kuasa Allah bekerja. Jangan lelah berbuat baik…

Sahabat, sebagai penutup saya kutip nasihat Santo Paulus kepada jemaat di Tesalonika. Janganlah kita ini lelah berbuat 5

(6)

Maka, kepada setiap siapa saja yang terlibat dalam berbagai perayaan yang telah diselenggarakan, saya mengucap-kan terimakasih yang tulus. Anda semua telah melakumengucap-kan banyak pekerjaan luar biasa. Saya sungguh beruntung boleh berada di tengah-tengah kalian semua yang tidak henti menunjukkan bukti. Bukti iman dan kasih yang besar. Saya tidak memiliki apa-apa untuk saya berikan sebagai tanda terimakasih itu. Sebuah doa yang saya panjatkan agar Tuhan mem-berkati keluarga kalian, itu yang bisa saya lakukan.

Maaf yang besar juga saya haturkan. Saya menyadari, bahwa ada banyak hati yang saya sakiti. Entah dengan kata-kata saya atau karena melihat tindakan saya. Semoga kalian semua mengampuni saya. Di antara kalian semua, sungguh saya tidak ada apa-apanya. Masih tetap anak muda yang harus banyak belajar. Ampunilah saya, agar saya bisa belajar lebih baik lagi.

Ada kekurangan itu sudah jamak. Ada keberhasilan itu juga penting. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah untuk terus berjalan. Terus bekerja dan melayani Tuhan. Berbagai kegiatan yang sudah dihelat hanyalah batu uji dan tumpuan untuk melompat lebih tinggi. Melompat menggapai tangannya, agar kita bisa berpegangan lebih erat dan tidak tersesat jalan. Untuk itu, jangan pernah lelah berbuat baik.

Tuhan memberkati

Port Melbourne, 25 September 2012 Romo Paulus Waris Santoso, O.Carm Chaplain

(terimakasih kepada Dwi Sutanto untuk foto-foto yang dahsyat)

6

SUSUNAN PENGURUS KKI 2012-2015

Website: www.kki-mel.org

Moderator/Pembimbing Rohani: Romo Paulus Waris Santoso O.Carm Ketua: Prabudi Darmawan

Wakil ketua: Robin Surjadi

Bendahara: Matheus Huang, Eko Ariyanto, Linda Munanto

Sekretaris: Yudo Baskoro, Natalia Teguhputri Kegiatan Reguler Port Melbourne: Arman Sukiri, Yovinus, Linda Munanto, Frank Halim, Swan Halim Kegiatan Reguler Boxhill: Heru Prasetyo, Ida Pan-gestu, Aline Salim, Yoseph Pegu, Ling Ling, Bertha Lim, Yovita Un Bria, Berta Ngadha, Yoseph Keli Odji, Anton Salim, Dwi Sutanto, Danny Renato

Retret & Rekoleksi: Stefano Wahono, Bradley Ri-yanto, Siska Setjadiningrat

InfoComm: Hanny Santoso, Eric Kuncoro, Angelina Ng, Adrian Poermandya, Kevin Widodo, Yoga Adip-raja, Angela Satyawan, Anthony Glenn Hidayat, Rufin Kedang, Ben Sugiya, Edy Lianto, Istas Hidayat, Dina Budiarto, Anton Salim, Dwi Sutanto, Fernanda Sidarta Sie Liturgie: Andi Mihardja, Ray Christian, Linda Munanto, Anton Lukmanjaya, Rudy Pangestu, Adolfus Sekawago, Herru Sugihardjo, Adrieza Martiono, Si-mon Santoso, David Sunario, Melia Sunario, Suria Wi-narni, Aureine Wibrata, Wenda Gumulia, Agus Wijaya Komisi Keluarga: Richard & Lee Lian Oei, Roy & Angela Nuryati

Sosial: Paulus Ang, Chandra Goenawan, Poppy Setiawan, Claresta Belinda, Janto Djunaedi, Lia Tana-mas, Inge Salindeho, Bernadette Sidharta, Yenny Lim Natal, Paskah & HUT KKI: Jimmy Tjahya, Melia Su-nario, Teresa Claydius

Referensi

Dokumen terkait

Choirul Rofiq, M.Fil.I Pemikiran Ahmad Ibnu Zaini Dahlan Dalam Asna Al-Matholib Fi Najah Abi Tholib Mengenai Keimanan Abi Tholib Dan Signifikansinya Terhadap Upaya

Rasio Kemandirian keuangan daerah Kabupaten Trenggalek tahun anggaran 2013-2015 dengan hasil tingkat rata” sebesar 27.80%, menggambarkan kinerja masih sangat rendah sehingga

 Penggunaan SAP Solution Manager Enterprise Edition (dan setiap penerus SAP Solution Manager Enterprise Edition yang diberikan berdasarkan dokumen ini) akan tunduk

Kelakuan berkas berupa jangkau proton dan profil berkas di dalam target cair diamati dengan simulasi program SRIM, dan efek-efeknya tentang perubahan suhu dan tekanan yang

tertulis atau cetak yang berisi materi pembelajaran, metode, tujuan pembelajaran, petunjuk kegiatan belajar, dan latihan yang disusun secara sistematis dan menarik untuk

Dari definisi di atas kiranya dapat di tarik kesimpulan bahwa manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang

Dalam mengeksiskan Pesantren sebagai organisasi Islam modren di masa penjajahan penuturan Azyumardi Azra tersebut diperkuat oleh Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh

Pondok merupakan tempat tinggal bersama antara kyai dengan para santrinya.Di Pondok, seorang santri patuh dan taat terhadap peraturan – peraturan yang diadakan, ada