• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN KEDISIPLINAN GURU. 1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Madrasah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN KEDISIPLINAN GURU. 1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Madrasah"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN KEDISIPLINAN GURU A. Kepemimpinan Kepala Madrasah.

1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Madrasah

Kepala madrasah terdiri dari dua suku kata yaitu kepala dan madrasah. Kepala dapat diartikan sebagai seseorang yang memimpin pada suatu organisasi, sedangkan madrasah adalah lembaga pendidikan, dimana kegiatan pendidikan berlangsung. Kepala madrasah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di madrasah.

Secara sederhana kepala madrasah (sekolah) adalah “ seorang tenaga fungsional untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”.1 Pada dasarnya kepemimpinan ialah menggerakkan proses, mempengaruhi, dan membimbing orang lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Ada empat unsur yang terkandung dalam pengertian kepemimpinan, yaitu ; unsur yang menggerakkan (pemimpin), unsur yang digerakkan (anggota), unsur

1

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan

(2)

dimana aktifitas pergerakkan berlangsung (organisasi), dan unsur sasaran kegiatan yang dilakukan.

Kepemimpinan dalam pengertian mengandung makna yang luas yaitu kemampuan untuk menggerakkan sumber daya yang terdapat pada lembaga pendidikan secara maksimal untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Secara keseluruhan dapat diambil kesimpulan bahwa kepala madrasah adalah seseorang yang ditunjuk sebagai pemimpin pendidikan yang dalam tataran operasionalnya mempunyai tugas memimpin secara organisatoris yaitu membina, membimbing, mendorong, dan memberi bantuan kepada bawahan agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara maksimal.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan

Seorang kepala madrasah sebagai pemimpin tertinggi dalam lembaga pendidikan merupakan personal yang memiliki fungsi tertentu dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran di madrasah. Sangat pentingnya perananan seorang kepala madrasah, maka seorang pemimpin harus memiliki kualitas personal yang dapat melaksanakan perannya guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.

Pemimpin yang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka ia bisa disebut pemimpin yang efektif. Pemimpin yang efektif dapat diukur dari berbagai segi, diantaranya peningkatan

(3)

produktivitas kerja pegawai, pelayanan, kepuasan kerja, dan hasil produksinya. Oleh karena itu, peranan kepemimpinan akan sangat menentukan arah pendidikan pada madrasah tersebut. Untuk melaksanakan kepemimpinan yang efektif sangatlah dipengaaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut menurut Mirrian terbagi atas dua fakor yaitu :

1. Faktor intern, antara lain bawahan yang dipimpin, jenis tugas yang dilakukan dalam organisasi, sifat kepemimpinan, dan gaya kepemimpinan.

2. Faktor ekstern, antara lain adalah faktor politik, sosial, ekonomi, dan budaya.2

Seperti yang dijelaskan, keberhasilan kepemimpinan seorang pemimpin ditentukan ditentukan oleh faktor intern, dan faktor ekstern. Faktor intern sangat dipengaruhi oleh bawahan pemimpin. Penerapan pola kepemimpinan kepala madrasah dan tugas yang diembannya sangat berpengaruh terhadap madrasah yang dipimpimnya. Sedangkan dalam faktor eksternal sangat dipengaruhi oleh apa yang sedang terjadi di masyarakat. Dalam hal ini penerapan kepemimpinan terkadang sangat dipengaruhi oleh kondisi politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang sedang berkembang dimasyarakat.

2

Mirrian Sofyan Arif, Organisasi dan Manajemen (Jakarta: Karunika, 1986) halaman 14

(4)

Dalam perannya sebagai pemimpin madrasah, seorang kepala madrasah harus dapat mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, menggerakkan warga sekolah, orang tua siswa, dan pihak-pihak yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan pendidikan, agar dapat bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan dan pengajaran pendidikan di madrasah sehingga proses tersebut dapat berjalan dengan baik. Kepela madrasah harus menjaga komunikasi dengan semua pihak secara baik untuk mencapai tujuan pendidikan.

3. Tipe-tipe Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

Berikut ini ada 5 Tipe Kepemimpinan, yang biasa di gunakan dalam suatu organisasi, antara lain yaitu :

a. Tipe Demokratis

Ciri-ciri kepemimpinan tipe demokratis adalah sebagai berikut:

1. Dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk termulia di dunia.

(5)

2. Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya.

3. Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya.

4. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari padanya.

5. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan.

6. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

7. Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan.

b. Tipe Pemimpin Otokratis

Tipe pemimpin yang otokratis biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.

2. Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi. 3. Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata. 4. Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat. 5. Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya.

(6)

6. Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum).

c. Tipe Kharismatis

Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musebab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).

d. Tipe Militeristis

Berikut ini adalah tipe pemimpin yang memiliki ciri militeris.

1. Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya.

2. Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya.

3. Senang kepada formalitas yang berlebih- lebihan. 4. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan. 5. Sukar menerima kritikkan dari bawahan.

(7)

6. Menggemari upacara- upacara untuk berbagai acara dan keadaan.

e. Tipe Paternalistis

Ciri-ciri pemimpin yang bertipe paternalistis adalah sebagai berikut :

1. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.

2. Bersikap terlalu melindungi.

3. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif.

4. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya sering bersikap maha tahu.3

4. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Madrasah

Kemampuan kepala madrasah merupakan faktor penentu pemberdayaan guru dan peningkatan mutu proses dan produk pembelajaran. Kepala madrasah adalah orang yang paling bertanggung jawab supaya guru dan staf madrasah dapat bekerja secara optimal. Kultur madrasah dan pembelajaran juga dibangun oleh kepemimpinan kepala madrasah dalam berinteraksi dengan komunitasnya.

3

Cicik Resti. Tipe Kepemimpinan. http://www.cicikresticonsultant.com/tipe-kepemimpinan/ pada tanggal 10 Januari 2015 pukul 10.00 WIB

(8)

Tugas kepala madrasah bersifat ganda yang satu sama lain memiliki kaitan erat, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Menurut Sudarman Damin tugas tersebut ialah mengkoordinasi, mengarahkan, dan mendukung hal-hal yang berkaitan dengan tugas pokoknya yang sangat komplek yaitu :

a. Merumuskan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran sekolah. b. Mengevaluasi kinerja guru.

c. Mengevaluasi kinerja staf sekolah.

d. Menata dan menyediakan sumber-sumber organisasi sekolah. e. Membangaun dan menciptakan iklim psikologi yang baik

antara komunitas sekolah.

f. Menjalin hubungan dan ketersentuhan kepedulian terhadap masyarakat.

g. Membuat perencanaan bersama-sama staf dan komunitas sekolah.

h. Menyusun penjadwalan kerja.

i. Mengatur masalah-masalah pembukuan. j. Melaksanakan negosiasi dengan pihak internal. k. Melaksanakan hubungan kerja kontraktual.

l. Memotivasi guru dan karyawan untuk terampil optimal. m. Memecahkan konflik antara sesama guru dan antara pihak

(9)

n. Melakukan supervisi pembelajaran atau pembinaan profesional.

o. Melaksanakan kegiatan lain yang mendukung orerasi sekolah.4

Berdasarkan pembahasan berbagai teori tentang kepemimpinan kepala madrasah, yang dimaksud dengan kepemimpinan kepala madrasah adalah kemampuan kepala madrasah sebagai pemimpin lembaga formal untuk mengembangkan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya guna meningkatkan iklim kerja yang kondusif, meliputi kemampuan, membimbing, menggerakan, mempengaruhi, dan mengerahkan bawahannya untuk mencapai tujuan institusional pendidikan.

B. Kedisiplinan Guru

1. Pengertian Disiplin Guru.

Disiplin merupakan cermin kepribadian seseorang. Kemampuan atau kekuatan yang ada pada individu sangat diperlukan sebagai suatu cara untuk mengetahui ciri utama disiplin. Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin “Disiplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan

4

Sudarman Damin, Menjadi Komunitas Pembelajar: Kepemimpinan

Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

(10)

kerohanian serta pengembangan tabiat, jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan.

Disiplin diartikan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang dirasakan menjadi tanggung jawab. Kita memerlukan perilaku disiplin dimana saja seperti di rumah, sekolah, dan masyarakat. Menurut Alisuf Sabri, disiplin adalah adanya kesediaan untuk mematuhi ketentuan peraturan-peraturan yang berlaku. Kepatuhan disini bukanlah karena paksaan tetapi kepatuhan atas dasar kesadaran tentang nilai dan pentingnya mematuhi peraturan-peraturan itu.5 Sedangkan Ali Imran mengatakan disiplin kerja guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh guru dalam bekerja di sekolah tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap dirinya, teman sejawatnya,dan terhadap sekolah secara keseluruhan.6

Disiplin dalam kamus umum bahasa Indonesia disusun W.J.S. Poerwadarminta adalah :

a. Latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mengikuti tata tertib,

5

M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999) halaman. 40

6

Ali Imran, Pembinaan Guru di Indonesia (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995) halaman. 183

(11)

b. Ketaatan pada aturan dan tata tertib.7

Dari beberapa definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa disiplin adalah kepatuhan , ketaatan, dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas. Dalam disiplin dituntut kesanggupan untuk menghayati aturan, norma hukum, dan tata tertib yang berlaku sehingga secara sadar akan melaksanakan dan menaatinya. Bila kesadaran dalam disiplin sudah dimilikinya berarti dalam dirinya sudah tertanam unsur pengendalian diri sehingga akan timbul sikap mental dan moral yang tinggi pada dirinya.

Betapa pentingnya sikap disiplin yang dimiliki, terutama bagi guru, karena guru dianggap sebagai figur yang teladan bagi para muridnya. Dengan memiliki disiplin kerja yang tinggi maka semakin tinggi pula produktifitas kerjanya.

2. Macam-macam Disiplin Guru

Aspek disiplin guru bermacam-macam, ada disiplin terhadap kedinasan, waktu, suasana kerja, sikap, dan tingkah laku. Menurut Ali Imron disiplin terklarifikasi menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Disiplin yang dibangun bedasarkan konsep otoritarian. Menurut kacamata konsep ini, guru disekolah dikatakan mempunyai disiplin tinggi manakala patuh terhadap perintah dan anjuran dari kepala sekolah tanpa banyak menyumbangkan pikiran-pikirannya. Guru dituntut untuk melaksanakan apa yang

7

(12)

dikehendaki kepala sekolah dan tidak boleh membantah. Dengan demikian kepala sekolah bebas membrikan tekanan terhadap guru.

b. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive. Menurut konsep ini guru haruslah diberikan kebebasan seluas-luasnya di dalam kelas dan sekolah. Aturan-aturan di sekolah dilonggarkan dan tidak perlu mengikat kepada guru.

c. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang terkendali atau bertanggung jawab. Disiplin demikian memberikan kebebasan kepada guru tetapi konsekuensi dari perbuatan itu haruslah ia tanggung sendiri.8

Pembagian disiplin kerja tersebut dapat dilihat dari bagaimana cara seorang kepala madrasah dalam meberikan perintah-perintah kepada guru agar dapat melaksanakan perintah dengan baik. Pada konsep otoritarian, kepala madrasah menuntut ketaatan yang penuh kepada para bawahan agar menjalankan perintah dengan baik. Pada konsep permissive, kepala madrasah memberikan kebebasan kepada bawahan untuk melakukan apa saja yang ia inginkan selama perbuatan tersebut dianggap dapat memajukan madrasah tersebut. Dalam konsep ini, seringkali bawahan berperilaku kurang disiplin sehingga tugas-tugas yang diberikan terbengkalai. Lain lagi dengan kebebasan yang ter kendali. Dalam hal ini bawahan diberikan

8

(13)

kebebasan, akan tetapi hukuman akan tetap diberikan kepada mereka yang dianggap melakukan setiap pelanggaran yang dilakukannya. Oleh karena itu yang menganut konsep ini haruslah memiliki sikap tanggung jawab yang tinggi dan sudah mengakar dalam diri.

Sebagai seorang guru haruslah memiliki sikap disiplin, jadi guru harus mampu mengelola serta memanfaatkan waktu dengan baik, sehingga waktu yang terpakai dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Menurut Moh Uzer Usman disiplin terbagi menjadi :

a. Disiplin terhadap tugas kedinasan 1. Menaati peraturan kerja

Peraturan kerja yang dimaksud disini adalah peraturan yang dibuat oleh sekolah agar ditaati oleh semua guru yang ada.

2. Menyiapkan kelengkapan mengajar

Dalam hal ini, sebelum mengajar guru harus mempersiapkan kelengkapan mengajar atau apa saja yang diperlukan dalam mengajar, seperti salah satu contohnya adalah dengan menyiapkan alat peraga yang diperlukan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah verbalisme pada diri siswa. Selain alat peraga, msih banyak lagi kelengkapan yang harus disiapkan guru sebelum mengajar, contohnya dalam mengajar, agar tidak

(14)

menimbulkan kejenuhan pada siswa, guru menggunakan media seperti OHP, gambar-gambar yang berkaitan dengan materi serta mencari artikel permasalahan yang ada pada media cetak dan elektronik seperti majalah, surat kabar, dan internet yang berkaitan dengan materi agar siswa dapat meneliti permasalahan yang ada sekarang yang berkaitan dengan materi yang dipelajarinya. Tentunya hal ini akan menambah wawasan siswa juga, agar mereka tidak hanya mendapat pelajaran terbatas pada apa yang ada di buku yang mereka jadikan referensi di sekolah saja.

Pengajaran yang menggunakan banyak verbalisme tentu saja akan segera membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar atau senang karena mereka merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya.9

3. Tugas-Tugas Pokok

Tugas-tugas pokok guru, berdasarkan keputusan Menteri Negeri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 84 tahun 1993 adalah :

a) Menyusun program pengajaran, menyajikan program-program pengajaran, evaluasi belajar, analisis evaluasi

9

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2005) halaman. 31

(15)

belajar, dan menyususn program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.

b) Menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan dan analisis hasil evaluasi pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.

Tugas dan kewajiban guru juga meliputi: a) Membuat RPP sebelum Mengajar.

b) Mencatat dan menandatangani buku agenda kelas setiap selesai mengajar.

c) Mengganti guru sementara yang tidak hadir dalam mengajar dalam hal ini mengisi jam kosong.

d) Memeriksa absen murid, pekerjaan rumah, kertas ulangan dan mengembalikan pada murid.

e) Bertanggung jawab atas pencapaian target kurikulum bidang masing-masing.

b. Disiplin terhadap waktu

1. Memanfaatkan waktu dengan baik

Memanfaatkan waktu dengan baik, sudah tentu menjadi kewajiban bagi semua elemen. Waktu yang sudah terlewat tidak akan kembali lagi. Menggunakan waktu tidak

(16)

berarti bekerja lama sampai habis tenaga, melainkan bekerja sungguh sungguh dengan sepenuh hati dan memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikannya. Bekerja sungguh sungguh bukan berarti harus terburu-buru, melainkan harus penuh dengan ketelitian serta konsentrasi yang tinggi. Jangan lakukan lebih dari satu tugas serempak, tetapi selesaikanlah tugas itu sekarang juga, dan jangan ditunda sampai besok, tugas yang diundurkan sering tak kunjung dikerjakan.10 Seorang guru yang disiplin, harus bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Seseorang yang bermalas-malasan dan sering menunda pekerjaan, sehingga membuat pekerjaannya semakin menumpuk, hal ini mencerminkan sikap disiplin yang kurang baik.

2. Menyelesaikan tugas tepat waktu

Dari bermacam-macam tugas pokok seorang guru yang diterangkan diatas, maka seorang guru yang disiplin, ia harus menepati tugas sesuai dengan waktu yang telah titetapkan sebelumnya. Misalnya seorang guru harus membuat laporan setiap akhir semester dan juga harus dilaporkan pada akhir semester itu juga. Dari hasil laporan itu, seorang guru dapat membuat suatu evaluasi yang dapat

10

Nasution. Didaktik Asas-asas Mengajar. (Jakarta: Bumi Aksara Press) halaman 53-54

(17)

dijadikan pertimbangan untuk menjalani semester yang akan datang agar lebih baik.

c. Disiplin terhadap suasana kerja

1. Memanfaatkan lingkungan sekolah.

Memanfaatkan lingkungan sekolah seperti menggunakan fasilitas sarana dan prasarana dengan baik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang biasa-biasa saja seringkali membuat siswa merasa jenuh, dalam hal ini seorang guru dapat membuat suasana menjadi lebih segar, salah satunya dengan memanfaatkan fasilitas yang ada pada madrasah tersebut.

2. Menjalin hubungan baik

Guru senantiasa menjaga dan memelihara hubungan baik antara sesama guru baik itu di lingkungan kerja maupun secara keseluruhan yang diantaranya :

a) Guru senantiasa saling bertukar informasi, pendapat, saling menasehati, dan bantu membantu satu sama lain bila membutuhkan, baik dalam hubungan pribadi maupun dalam menunaikan tugas profesinya. b) Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik rekan seprofesinya dan

(18)

menunjang martabat guru baik secara keseluruhan maupun pribadi.11

Menjalin hubungan baik sesama guru memang sangat penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan terjadinya hubungan ini diharapkan akan tercipta iklim organisasi yang baik, dan hal ini juga menjadi salah satu faktor pendorong terwujudnya tujuan pendidikan di madrasah.

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

Guru yang disiplin dalam tugasnya harus bisa menjaga keseimbangan antara hak dan kewajibannya sebagai seorang guru. Dalam undang-undang guru dan dosen pasal 14 dijelaskan mengenai hak-hak guru yang berbunyi.

a) Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.

b) Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

c) Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.

11

M. Ngalim Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2005) halaman 158

(19)

d) Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.

e) Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.

f) Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru dan peraturan perundang-undangan.

g) Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.

h) Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.

i) Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.

j) Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi. k) Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam

bidangnya.12

Sementara untuk kewjiban seorang guru, terdapat dalam pasal 20 yang berbunyi:

12

(20)

a) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

b) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni.

c) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran. d) Mejunjung tinggi peraturan perundang-undangan

hukum, dan kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika.

e) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.13

Guru yang baik ialah guru yang mampu menyeimbangkan antara hak dan kewajiban. Seorang guru haruslah lebih mengutamakan kewajiban, sebelum mendapat hak-haknya. Setelah ia melaksanakan kewajiban-kewajibannya dengan baik, maka ia berhak menuntut hak-haknya sebagai seorang guru.

13

(21)

d. Disiplin dalam melayani masyarakat

Menurut Zahara Idris, disiplin melayani masyarakat meliputi:

1. Melayani peserta didik

Salah satu kewajiban guru ialah melayani peserta didik. Artinya melayani apa saja yang dibutuhkan peserta didik. Misalnya guru harus mampu memotivasi peserta didik, membimbing anak didik seutunya untuk membentuk manusia yang berpancasila, menciptakan komunikasi yang baik antara guru dan peserta didik, dan lain-lain.

2. Melayani orang tua siswa

Menurut hasil penelitian, pekerjaan guru (pendidik) di sekolah akan lebih efektif apabila ia mengetahui latar belakang dan pengalaman anak didik di rumahnya. Anak didik yang kurang maju dalam pelajaran berkat kerjasama orang tua anak didik yang dapat diatasi. Lambat laun orang tua juga menyadari bahwa pendidikan atau keadaan lingkungan rumah tangga dapat membenatu atau menghalangi kesukaran anak di sekolah.14

14

Zahara Idris, Dasar-Dasar Kependidikan (Bandung: Angkasa, 1984) halaman 120-121

(22)

3. Melayani masyarakat sekitar

Dalam hubungan dengan masyarakat hendaknya guru:

a) Selalu berusaha berpartisipasi terhadap masyarakat, lembaga, serta organisasi- organisasi di dalam masyarakat yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan.

b) Guru melayani dan membentu menyelesaikan masalah yang timbul dalam masyarakat sesuai fungsi dan kemampuan.

c) Guru harus mengormati dan berusaha menyesuaikan diri dengan adat istiadat masyarakat sekitar.

d) Guru memerima dan melaksanakan sertiap peraturan-peraturan negara dan sikap korektif dan membangun.

Selain peran guru diatas terhadap masyarakat, guru juga harus mengadakan penyuluhan tentang hal praktis dan kehidupan sehari-hari serta turut dalam pemberantasan buta huruf dalam masyarakat.

e. Disiplin terhadap sikap dan tingkah laku 1. Memperhatikan sikap

Perbuatan yang dilakukan seorang guru ialah harus mengandung nilai pendidikan, yang memiliki makna mendidik peserta didik agar menghargai norma hukum,

(23)

susila, moral, sosial, serta agama. Dalam setiap sikap seorang guru harus bersikap arif, bikaksana, dan mempunyai wibawa. Seorang guru yang hanya mengandalkan cara mengajar dalam kelas belum menjamin terbentuknya kepribadian peserta didik yang berakhlak mulia. Selain itu, guru yang tidak mau tahu masalah peserta didiknya akan menimbulkan sikap yang tertutup. Oleh karena itu komunikasi antara keduanya haruslah berjalan harmonis, sehingga akan terjalin korelasi yang baik dan sikap terbuka akan terlihat disini.

2. Memperhatikan tingkah laku

Kepribadiaan akan tercermin dalam tingkah laku, bukan hanya di madrasah saja melainkan juga di luar madrasah. Seorang guru haruslah memberi contoh yang baik terutama dalam hal kedisiplinan. Dengan tingkah laku inilah akan terlihat kepribadian seorang guru yang sebenarnya. Menurut Syaiful Bahri Djamarah setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki, ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dengan guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah abstrak, hanya dapat dilihat lewat

(24)

penampilan, tindakan, ucapan, dan cara berpakaian, serta dalam menghadapi persoalan.15

Dari berbagai teori diatas tentang sikap disiplin, maka yang dimaksud dengan disiplin kerja guru adalah ketaatan, kepatuhan dalam menjalankan profesinya yang meliputi : tugas kedinasan, waktu, suasana kerja, masyarakat, dan disiplin terhadap tingkah laku dan sikap.

15

Syaiful Bahri Djamarah. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000) halaman 39

Referensi

Dokumen terkait

Tumpuan awal kajian analisis adalah dapatan kepelbagaian jenis telefon bimbit yang digunakan, bentuk penggunaan aplikasi telefon bimbit, aktiviti pembelajaran dalam telefon bimbit

[r]

Seseorang yang telah diberikan kekuasaan atau wewenang untuk melakukan suatu perbuatan hukum atas nama orang lain atau orang yang telah memberikan kuasa, dapat

a) Kesabaran (shober): kemampuan untuk bertahan dalam situasi sulit dengan meyakini bahwa setiap peristiwa sulit memiliki arti positif dan bahwa stiap peristiwa adalah

keuangan pada unit Pasar Kebon Semai memasukan data iuran sewa kios per bulan yang telah disewakan dengan menggunakan metode yang masih manual dengan menggunakan

Penelitian yang lebih mendalam mengenai cara kerja ekstrak kayu manis, cara pemberian yang tepat untuk setiap indikasi penyakit, dan efek yang diberikan jika

Hal ini masih dipengaruhi kecepatan angin yang cenderung rendah di luar ruangan, hanya rata-rata sebesar 1 m / s (Gambar 6c).. Hasil pengukuran Sao Ria di Ngalupolo

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi B, yang berisi materi pedagogi tentang teori dan peinsip-prinsip pembelajaran dan materi profesional