• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wawasan dan Tinjauan Seni Keramik - ISI Denpasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Wawasan dan Tinjauan Seni Keramik - ISI Denpasar"

Copied!
253
0
0

Teks penuh

(1)

Wawasan dan Tinjauan Seni Keramik Oleh Drs. Agus Mulyadi Utomo

WAWASAN & TINJAUAN

SENI KERAMIK

Oleh :

Drs. Agus Mulyadi Utomo

(2)

DENPASAR

Hak Cipta © 2007 Pada Penulis

Edisi Cetakan Pertama Juni 2007

Penerbit & Percetakan : “PÀRAMITA” Email: info@paramitapublisher.com http://www.paramitapublisher.com Jl. Menanggal III No. 32 Surabaya 60234 Telp. (031) 8295555, 8295500, Fax : (031) 8295555

xii + 212 hal : Ukuran : 15.5 x 23 cm

ISBN:

978-979-722-416-5

Pemasaran: “PÀRAMITA” Jl. Letda Made Putra 16 Denpasar Telp. (0361) 226445, Fax : (0361) 226445

(3)

KATA PENGANTAR

Buku yang berjudul “Wawasan dan Tinjauan Seni Keramik” mencoba membedah

dan menunjukkan arah serta spesialisasi pengembangan seni keramik. Buku ini perlu dibaca bagi yang mendalami seni keramik, terutama untuk kebutuhan para mahasiswa perguruan tinggi senirupa, khususnya yang mengambil spesialisasi keramik. Para seniman dan perajin untuk membuka wawasannya tentang dunia perkeramikan. Juga perlu dibaca bagi pecinta keramik di mana saja berada. Disamping itu tulisan ini akan meninjau pula karya-karya seniman keramik (keramikus), para perajin dan hasil industri keramik yang berasal dari Indonesia. Juga sedikit disinggung mengenai HaKI, Paten dan Hak Cipta.

Buku ini bisa terbit terutama karena adanya bantuan Program Beasiswa Unggulan Penulis dari Depdiknas RI 2007 dan khusus untuk hal tersebut tidak lupa disampaikan

ucapan terima kasih atas “Biaya penulisan Buku, yang dibiayai oleh DIPA Anggaran

Tahun 2007, Nomor: 0004.0/023-01.0/-/2007. tgl. 31-12-2006: Beasiswa Unggulan untuk Penulis, Seniman, Olahragawan dan Tokoh, Sekretariat Jendral, Biro

Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Departemen Pendidikan Nasional RI”, Juga

kepada Rektor ISI Denpasar, yaitu Bapak Prof. DR. I Wayan Rai S, MA dan para pihak lainnya yang tidak disebutkan satu-persatu, baik yang membantu secara langsung maupun tidak langsung, dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih. Semoga buku ini bermanfaat bagi para pembaca. Namun demikian tulisan ini disadari belumlah sempuna, kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis terima dengan tulus dan gembira.

Denpasar, Januari 2007

(4)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Gambar/ Foto ... vi

Bab I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Istilah Keramik... 4

1.2 Pengertian dan Cara Pandang Tentang Keramik ... 5

1.3 Sekilas Tentang Lempung ... 15

1.4 Sekilas Tentang Glasir Keramik ... 18

1.5 Ragam Jenis Keramik ... 22

1.6 Pengertian Seni Rupa dan Desain ... 26

Bab II SEJARAH KERAMIK ... 41

2.1 Sejarah Keramik ... 41

2.2 Sejarah Tradisi Keramik Indonesia ... 45

2.3 Keramik Zaman Kerajaan Hindu dan Budha ... 50

2.4 Keramik Zaman Kerajaan Islam ... 60

2.5 Keramik Masa Penjajahan ... 63

2.6 Keramik Zaman Kemerdekaan ... 66

Bab III KONSEP PENCIPTAAN SENI KERAMIK ... 86

3.1 Seni Keramik Murni ... 88

(5)

3.3 Seni Keramik Kerajinan ... 100

Bab IV TINJAUAN SENI KERAMIK INDONESIA ... 106

4.1 Karya Seniman Keramik ... 107

4.2 Hasil Kerajinan dan Industri Kecil Keramik... 135

Bab V PENUTUP ... 161

5.1 Apresiasi Keramik Bali Kreatif ... 161

5.2 HaKI dan Harapan Ke Depan ... 179

Lampiran Foto Karya Keramikus Indonesia ... 190

Percobaan Green Body Keramik ... 197

Daftar Pustaka ... 208

Tentang Penulis ... 211

DAFTAR GAMBAR

1. Rumah Tahan Rayap ... 1

2. Keramik Menutup Bangunan Bertingkat di Perkotaan ... 2

3. Bahan Zircone-Y ... 12

4. Jam Tangan Rado La Coupole “Ceramic” ... 12

5. Karya Keramik Agus Mulyadi Utomo berjudul “Bencana” 2005 .... 13

6. Koleksi Keramik Tua Berhiaskan Guratan Khas Sumatera ... 32

7. Genteng Keramik Berglasir dan Tegel Keramik ... 39

8. Keramik Untuk Perlengkapan Mandi ... 40

9. Porselin Room di Eropa Abad 19 ... 40

10. Keramik Sebagai Produk Utama ... 41

11. Suku Indian / Inca ... 41

12. Keramik China Zaman Neolitik ... 43

13. Koleksi 2 Kendi Tua / kuno ... 46

14. Koleksi 2 Kendi Tua dan Langka ... 46

15. Berbagai Fragmen Temuan Arkeologi di Gilimanuk ... 48

16. Periuk Berhiaskan Jaring Ditemukan di Gilimanuk-Bali ... 49

17. Boneka Bangsawan Majapahit ... 51

(6)

19. Patung Wanita Putri Campa & Boneka Wanita Majapahit ... 52

20. Patung Kepala Penari / Bangsawan Kraton Majapahit ... 52

21. Relief Terracotta Majapahit Menyerupai Wayang ... 53

22. Relief Terracotta Majapahit ... 53

23. Patung Kepala Terracotta Majapahit Yang Diperkirakan Gajah Mada ... 54

24. Patung Gerabah Bermotif “Cili” Dari Bali ... 57

25. Patung Untuk di Dapur Masyarakat Bali ... 58

26. Patung Gerabah Berupa Tokoh Raksasa-Bali ... 58

27. Pengasepan Bali Timur ( Jasi) ... 59

28. Patung Tokoh Pria dan Wanita Bali ... 60

29. Relief Dinding Museum Negeri Kal-Bar Menggambarkan Penggunaan Tempayan Dalam Adat Dayak ... 60

30. Keramik Biru-putih Produksi Arita-Jepang ... 65

31. Keramik Biru-putih Produksi Arita-Jepang ... 65

32. Penggunaan Keramik Pada Gedung ... 71

33. Toilet Umum di DPRD-DKI Jakarta ... 71

34. Laboratorium PT. Asia Victory Industry Ltd Surabaya ... 73

35. Penggunaan Teknologi dalam Produksi (Ban Berjalan) ... 73

36. Suasana Produksi Keramik (Oven Kreta) ... 74

37. Lukisan Dinding di Atas Keramik pada Gedung Graha Pemuda Jakarta ... 74

38. Keramik Untuk Eksterior Teater Ima’x “Keong Mas” Jkt. ... 75

39. Foto Sumarah Adyatman ... 76

40. Kampus BPPT - UPT P3SKP Bali ... 77

41. Suasana Aktivitas Siswa SMIK/SMK2 Gianyar-Bali ... 78

42. Kampus ITB... 80

43. Foto Rektorat Kampus ISI Denpasar ... 82

44. Pameran Keramik Seni Murni Mahasiswa ITB di Pusat Kebudayaan Jepang, 1989 ... 85

45. Pameran Keramik di Pusat Kebudayaan Prancis Tahun 1984 ... 85

46. Karya Keramik Robert Milnes Berjudul “Clip”, 1979 ... 90

47. Karya Keramik Kimiyo Mishima, Jepang, 1991 ... 91

48. Karya Keramik Takako Araki, Jepang, 1991 ... 91

49. Karya Hildawati Siddharta “Tanpa Judul”, 1978 ... 93

50. Karya Agus Mulyadi Utomo, 1984 ... 93

(7)

52. Perlengkapan Kamar Mandi ... 97

53. Wastafel dan Closet ... 98

54. Ubin (Tegel) Keramik Dinding dan Lantai ... 99

55. Ceramic Filter dan Busi Motor ... 99

56. Karya 4 Mahasiwa ISI Denpasar ... 101

57. Keramik Dekoratif Bermutu Karya Vert Nenhuis Berjudul “Vegetasi”, Belanda ( 1875-1960) ... 102

58. Produk Kerajinan Keramik Rakyat ... 103

59. Keramik Karya Suryono ... 105

65. Karya-karya Keramik Widayanto ... 112

66. Karya-karya Keramik Sri Hartono ... 113

67. Karya-karya Suparto ... 114

68. Karya Keramik Bambang Prasetyo ... 115

69. Karya-karya Keramik Lengganu ... 116

70. Karya Keramik Hendrawan Riyanto ... 117

71. Karya Keramik Bonzan Edy R ... 117

72. Karya-karya Keramik Suhaemi Barnawi ... 119

73. Karya Keramik Darsyah Alam ... 119

74. Karya Keramik Andar Manik, Instalasi “Kehancuran”,1991... 120

75. Karya Keramik Antonius Girindra Soegiyo ... 121

76. Karya Keramik Suminto ... 122

84. Karya-karya Keramik Anak Agung Ketut Anom ... 131

85. Karya Keramik I Made Mertanadi ... 132

86. Karya-karya Keramik I Wayan Patra Budiade ... 133

(8)

88. Karya-karya Keramik I Ketut Yasa ... 135

89. 2 Tempayan Tiruan China Produksi Singkawang ... 136

90. Produk Singkawang dan Bagian Dalam “Tungku Naga” ... 137

91. Pemandangan Pekerja Keramik Wanita di Citeko ... 138

92. Suasana Kerja Para Wanita Pembuat Genteng di Citeko ... 138

93. Suasana Pengrajin Keramik di Malang... 139

94. Perajin Plered dan Hasil Produksinya ... 139

95. Show-Room dan Hasil Produksi Perajin Banjarnegara ... 141

96. Produksi Keramik Kiara Condong meniru Keramik China ... 142

97. Produksi Kerajinan Keramik Dinoyo-Malang ... 145

98. Bentuk Patung Gerabah Pejaten-Bali ... 150

99. Keramik Produksi Kerajinan Bali ... 151

100. Keramik Produksi Kerajinan Kasongan ... 153

101. Kerajinan Keramik Tegowanuh ... 153

102. Kerajinan Tegowanuh ... 154

103. Perajin dan Kendi Tradisional Mayong Bercorot Tiga ... 155

104. Bubungan (Wuwungan) Atap Produksi Mayong ... 156

105. Kerajinan Keramik Lombok ... 158

106. Kendi “Maling” dan Perajin Gerabah Lombok ... 158

107. Kerajinan Keramik Bima ... 159

108. Vas, Botol dan Mangkuk Hasil Produksi Kayuagung ... 160

109. 2 Patung Keramik Dari Takalar ... 160

110. Keramik “Ber-Aksara Bali” Karya Ni Ketut Nurini ... 163

111. Keramik Bermotif “Rerajahan” Karya Dari I Ketut Japa Setiawan ... 163

112. Karya-karya Keramik Ida Bagus Muartha... 164

113. Karya Keramik Tjok Yuda Ardian... 165

114. Karya Keramik Dhesy Prihatina, Vera Artini dan Ayu Prabandari ... 168

115. Karya Keramik Poppy Indah Susanti ... 169

116. Karya Keramik Dewa Mustika ... 170

117. Karya Keramik Dharmawijaya ... 172

118. Karya Keramik Anak Agung Ketut Anom... 175

119. Karya Keramik I Wayan Sutama dan Vera Artini ... 176

120. Karya Keramik Gun-gun ... 179

(9)

BAGAN

1. Proses dan Arah Pengembangan Spesialisasi Ilmu Keramik ... 11

2. Skema Arah dan Kedudukan Seni Keramik ... 14

3. Bentuk-bentuk Keramik Zaman Neolitik ... 44

4. Skema Arah dan Kedudukan Pada Seni Keramik ... 87

5. Pandangan Seni Keramik ... 87

6. Strata Parameter Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik ... 88

7. Prosedur Permohonan Hak Desain Industri ... 184

8. Prosedur Permohonan Paten ... 185

TABEL 1. Contoh SII Syarat Lulus Uji Standar Industri Indonesia Untuk Alat Makan-Minum ... 95

2. Contoh SII Syarat Lulus Uji Standar Industri Indonesia Untuk Makan-Minum Jenis Vitrified dan Porselin ... 95

3. Onderdil Mesin Mobil dari Keramik Kinerja Tinggi, Jepang Tahun 1992 ... 100

LAMPIRAN FOTO KARYA-KARYA KERAMIKUS INDONESIA 1. Karya Keramik Sulih Indra Bahriah ... 190

2. Karya Keramik Ida Ayu Artayani ... 190

3. Karya Keramik Dwi Susilowati ... 190

4. Karya Keramik Eko Wibowo ... 190

5. Karya Keramik Hendri Saifulhidayat ... 190

6. Karya Keramik Nugroho ... 190

7. Karya Keramik F. Widayanto ... 190

8. Karya Keramik Adi Munardi ... 190

9. Karya Keramik Indros ... 190

10. Karya Keramik Tony H Loupias ... 191

11. Karya Keramik Tony ... 191

12. Karya Keramik Andar Manik ... 191

(10)

14. Karya Keramik Agus Ramadhi ... 191

27. Karya Keramik Bambang Subandono ... 192

28. Karya Keramik I Wayan Partama ... 193

34. Karya Keramik Suminto... 193

35. Karya Keramik Anak Agung Ketut Anom ... 193

(11)

46. Karya Keramik I Gst. Kt. Anom, S.Sn ... 194

47. Karya Keramik Titarubi... 195

48. Karya Keramik Ketut Anom ... 195

49. Karya Keramik Dodi Hilman ... 195

50. Karya Keramik Sulaiman Lubis ... 195

51. Karya Keramik Nadya Savitri ... 195

52. Karya Keramik Nurdian Ichsan... 195

53. Karya Keramik Rubiati Puspitasari... 195

54. Karya Keramik A.A. Pt. Ardana... 196

55. Karya Keramik Wayan Karcana... 196

56. Karya Keramik Samiyasa ... 196

57. Karya Keramik Santi ... 196

58. Karya Keramik Agus MU... 196

59. Karya Keramik I Dewa Putu Mertha ... ... 196

60. Karya Keramik Sidharto ... 196

61. Karya Keramik Redha Sunarko ... 196

(12)
(13)

Bab 1

P E N D A H U L U A N

Lempung atau tanah liat adalah bahan baku keramik, yang mempunyai sifat plastis dan mudah dibentuk dalam keadaan basah (lembab). Pada umumnya tanah liat memiliki karakter yang tidak menentu dan tidak memperlihatkan sesuatu yang alami seperti yang dimiliki batu dan kayu. Karena sifat-sifat yang penurut itu dan tidak banyak memberikan resistensi apapun sehingga lempung dapat dipergunakan untuk keperluan yang luas dan tidak terbatas, misalnya untuk bangunan, tembok pembatas pekarangan, perabotan rumah tangga, benda teknis, benda hias dan benda ekspresi.

Sebenarnya, apapun yang terkandung dalam suatu benda keramik, baik sebagai benda teknis, benda praktis (pakai), benda estetis, maupun sebagai benda spiritual (magis), adalah berasal dari

daya ―imajinasi‖ penciptanya saja. Namun demikian sifat yang

penurut itu, tidak akan banyak bermanfaat apabila tidak didukung oleh ilmu, pengetahuan, teknologi dan seni untuk merekayasa lempung menjadi keras, kedap air, tahan panas, tahan dingin, awet, berfungsi pakai dan mempunyai bentuk yang indah serta menarik. Disamping itu arah pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang ilmu keramik sampai sekarang ini telah semakin meluas dan kompleks, sehingga pengertiannya pada masa kini dan mendatang

(14)

tidak lagi sederhana, dikarenakan riset bahan, seni , sosial-budaya-ekonomi dan teknologi terus bergulir serta berkembang dengan pesatnya di era keterbukaan (kesejagatan / globalisasi) yang sarat dengan persaingan.

Tidak dipungkiri lagi bahwa spesialisasi ilmu terus dilakukan, karena semakin dirasakan perlu untuk dapat lebih mendalaminya dan apalagi akan mengembangkannya. Dunia senirupa, khusus ilmu keramik dalam pandangan seni memerlukan suatu wawasan tertentu untuk memudahkan dalam mendudukkan, mencirikan, mengkonsep penciptaan karya dan memahami akan arah pengembangannya, baik sebagai seni pakai (fungsional), seni kerajinan maupun sebagai seni murni.

Dalam kenyataan sehari-hari, seringkali terlihat secara visual produk atau karya keramik hanya berupa kecenderungan-kecenderungan dan perpaduan dari seni pakai, seni kerajinan dan seni murni. Belum banyak kalangan dan para pegiat senirupa serta

keramikus yang mencoba menonjolkan ―ciri khas‖ masing-masing dari ketiga bagian ilmu seni tersebut sebagai spesialisasi ilmu tersendiri. Apalagi kini pandangan seni dan teknologi dalam ilmu keramik ada yang bersifat teknis (fisika & Kimia), ilmu pakai-guna (fungsi praktis), kriya (seni kerajinan) dan ekspresi (seni murni), dimana kini strata pengembangannya pun sangat relatif.

Membuat bentuk dari keramik bagi kalangan tertentu ternyata cukup menyenangkan, dapat kembali bernostalgia seperti sewaktu

Gambar 02 Keramik Menutup

Bangunan Bertingkat di

(15)

belajar di Sekolah Dasar (SD) atau Taman Kanak-kanak (TK) ditahun 1970-an. Dimana saat itu, didalam pelajaran prakarya (membentuk) dipergunakan bahan lempung atau tanah liat yang dicari di sawah atau dipinggir sungai untuk membuat bentuk mobil-mobilan, patung atau asbak dan bentuk-bentuk lainnya. Lempung atau tanah liat pada masa kini tidak lazim lagi dipergunakan disekolah-sekolah karena

tidak praktis (dianggap kotor dan bisa ―cacingan‖). Kini bahan untuk membentuk tersebut diganti dengan plastisin berwarna-warni (sejenis lilin atau malam) yang mudah dibentuk dan mudah pula diperoleh di toko-toko buku.

Bagi penghobi keramik, bahan tanah liat atau lempung itu mudah sekali dibentuk karena sifatnya plastis, sehingga bermacam bentuk bisa dibuat. Untuk itulah diperlukan buku penuntun yang dapat mengarahkan pegiat keramik, perajin dan pecinta keramik agar

tidak membuat benda keramik yang bersifat ―iseng tanpa arti‖, tetapi

mampu membuat bentuk-bentuk keramik yang berkualitas,

berintelektual tinggi, bermakna dan bernilai ungkap atau berguna bagi kehidupan sehari-hari serta hasilnya dapat dibanggakan sebagai warisan berharga yang diperuntukkan untuk generasi mendatang.

Kebebasan yang teramat besar dan penggunaan yang begitu luas dari pemanfaatan tanah liat, tentu dapat merangsang daya cipta, imajinasi dan pengembangan IPTEKS itu sendiri. Disisi lain dari dampak kebebasan itu, dapat berakibat buruk karena benda keramik bisa menjadi tidak bermutu akibat kehilangan ―arah‖ dan ―tujuan‖

yang jelas, dengan kata lain menjadi ―benda iseng‖ yang ‖tanpa arti‖.

Sejalan dengan perkembangan budaya manusia, maka kehadiran seni keramik mengalami peningkatan baik kuantitas maupun kualitasnya. Disertai pula kandungan makna dan filosofis serta konsep penciptaan yang semua itu bergayut dengan nilai-nilai yang mencakup segi-segi material, teknologi, ilmu pengetahuan, seni, spiritual, fungsi-fungsi religi, ekspresi pribadi sampai pada kemanusiaan itu sendiri.

(16)

ekspresi dari pancaran emosi dan kesadaran tentang nilai-nilai tertentu yang dianggap bermakna.

Perkembangan keramik Indonesia dewasa ini ditandai dengan perkembangan industri, yang melibatkan banyak desainer dalam perancangan produk yang berkualitas secara massal melalui mesin-mesin berteknologi canggih. Selain keramik yang berada di jalur industri massal, adapula keramik yang diproduksi terbatas oleh kriyawan atau perajin berupa benda hias, benda rumah tangga dan cenderamata. Disamping itu terdapat pula keramik yang dibuat khusus dan benda tersebut merupakan benda tiada duanya atau merupakan satu-satunya di Dunia, yang dibuat oleh seniman

individu, benda tersebut sering disebut sebagai benda ―ekspresi‖

yang memiliki daya tarik tersendiri.

Kelompok perajin dan seniman keramik di Indonesia belumlah berkembang sebagaimana mestinya, bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan industri massal padat modal. Hal ini karena kurangnya apresiasi dan langkanya penyelenggaraan pameran-pameran keramik, disamping itu penguasaan teknologi keramik bakaran madya dan tinggi masih relatif baru di Indonesia.

Pengembangan konsep penciptaan keramik yang terarah dan berwawasan ke depan kini memang dirasakan perlu untuk meningkatkan kreativitas, produktivitas dan kualitas keramik. Kebutuhan dan minat terhadap keramik juga perlu ditumbuh kembangkan serta didorong kepermukaan untuk masuk millennium

ketiga dan pasar bebas. Dengan terpenuhinya kebutuhan masyarakat dan selera pasar melalui seni dan desain, akan dengan sendirinya masa depan perkeramikan, produksi dan penciptaan keramik akan cerah. Sentuhan tangan-tangan trampil yang berwawasan ke depan dan bercitarasa tinggi mempunyai harapan untuk bersaing dalam kegidupan global dan pasar Dunia.

1.1 Istilah Keramik

Buku Dictionary of Art yang ditulis Bernard S. Myers

menyatakan bahwa, kata keramik berasal dari bahasa Yunani Kuno

(17)

of Art tulisan Mills J.F.M. menyebutkan bahwa kata keramik berasal dari bahasa Gerika yaitu kata ―keramikos‖ yang berarti benda–benda yang terbuat dari tanah liat; yang merupakan suatu istilah umum untuk studi seni dari pottery dalam arti kata yang luas, termasuk segala macam bentuk benda yang terbuat dari tanah liat dan dibakar serta mengeras oleh api ( Mills, 1965:39). Ruth Lee, dalam bukunya yang berjudul Exploring The World of Pottery menjelaskan bahwa istilah Yunani untuk kata keramik ialah ―keramos‖ yang berasal dari

kata ―keramikos‖ suatu daerah di Athena di sekitar pintu gerbang

Dypilon tempat tinggal kebanyakan kaum perajin tanah liat, dimana mereka juga bekerja dan menjual keramik (Ruth Lee, 1971:25). Ditelusuri lebih jauh oleh para peneliti, ditemukan bahwa sebenarnya

keramos‖ itu merupakan nama salah satu dewa di Yunani. Encyclopedia of The Arts menjelaskan bahwa di dalam mitologi Yunani, ―Keramos, adalah putra Dewi Ariaduc (Ariadne) dengan

Dewa Baccus, yang merupakan dewa pelindung para pembuat keramik (Runes, 1946:151). Seperti telah diketahui bahwa orang Yunani juga sangat percaya kepada banyak dewa (lihat mitologi

Yunani), dimana setiap jenis pekerjaan atau kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan manusia ada dewa-dewanya yang diharapkan selalu dapat membantu serta melindunginya.

1.2 Pengertian dan Cara Pandang Tentang Keramik

Pengertian keramik adalah cakupan untuk semua benda yang terbuat dari tanah liat (lempung), yang mengalami proses panas / pembakaran sehingga mengeras. Balai Besar Keramik Bandung, mendefinisikan keramik sebagai berikut:

“Keramik adalah produk yang terbuat dari bahan galian

anorganik non - logam yang telah mengalami proses panas yang tinggi. Dan bahan jadinya mempunyai struktur kristalin dan non-kristalin atau campuran dari padanya” (Praptopo Sumitro, dkk, 1984:15).

(18)

keramik bervariasi seperti gerabah, tembikar, mayolika, email, keramik putih, terracota, porselin, keramik batu (stoneware), benda tanah liat, barang pecah-belah, benda api, cermet (keramik-metal), gelas, semen api, keramik halus, kaca, silikon dan lain sebagainya.

Pengertian keramik dapat pula dipandang dari bentuk visualnya (wujud rupa), dari bahan material ( kimia - fisik ) dan teknologinya ( teknik kimia, teknik fisika, teknologi proses, dll. ), serta dari fungsi praktis, konsep seni dan desain.

Bila ditinjau dari sudut ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), keramik dapat digolongkan dalam lingkup silika enjinering (Teknik Kimia) karena bahan materialnya menjadi titik pusat perhatian dan karakteristiknya. Bisa juga digolongkan dalam lingkup fisika enjinering ( Teknik Fisika ), hal ini bila ditinjau dari sifat fisik dan cara pemanasan atau pembakarannya. Iptek- material ini meneropong berbagai segi keramik modern. Dari bahan baku, bahan mentah, pemrosesan, sampai dengan analisis dan penerapannya untuk berbagai rekayasa teknologi mutakhir. Rekayasa canggih tersebut meliputi elektronika dan outomotif serta komputer, juga akhir-akhir ini telah merambah ke bidang biologi (tulang dan gigi) yang mengetengahkan keramik modern yang menakjubkan. Dengan demikian keramik juga termasuk dalam lingkup bidang ilmu Teknik dan MIPA.

Arah baru dari pengembangan riset bahan keramik pada akhir abad 20 ditandai dengan Iptek-bahan yaitu ―Material Multifungsi

yang penggunaannya teramat banyak, termasuk piranti (komponen) elektronika (elektro-keramik), komponen bertegangan tinggi dan suhu tinggi seperti mesin dan cerobong pesawat, komponen untuk industri produksi seperti permrosesan gelas dan logam serta piranti dari proses manufaktur (alat potong dan lainnya). Lapisan pelindung pesawat antariksa dan kendaraan hipersonik Angkatan Laut Amerika memakai bahan multifungsi yang tahan pada suasana oksidatif dan

reduktif serta menghambat suhu dingin dan aliran cepat suhu yang amat panas (Anton J.H., 1994:100). Gelas-keramik alumunium silikat

(19)

keramik-metal (cermet) dan lainnya. Selain itu, pengembangan baru IPTEKS

yang menggabungkan biologi, kimia-fisik dan DNA-rekombinan, para ahli telah dapat menciptakan bahan untuk perbaikan enamel gigi manusia. Teknologi canggih dan eksperimentasi terus berlangsung

dan kemudian Zircone-Y merupakan hasil temuan cemerlang,

sehingga para ahli mampu menjadikan keramik sebagai bahan mentah terkeras dan sangat kuat, tahan terhadap goresan, panas dan berbagai bentuk efek kimia dan mekanik. Temuan tersebut telah diterapkan dan dimanfaatkan oleh pabrik jam tangan merek Rado La

Coupole „Ceramique‟ dipadukan dengan batu sapir dan oksidasi

metal serta kilauan berlian di beberapa sudutnya membuat nyaman dan menyatu dengan keindahan desain. Lalu pemanfaatan tulang sebagai komposit keramik yang mengandung serat organik (kolagen) dan mineral, merupakan bahan baku (biologi-material) yang cukup potensial. Dan kini telah dimanfaatkan oleh perusahaan patungan

dalam negeri yaitu PT. Han Kook Keramik Indonesia, yang meramu

tulang sapi dengan tanah liat sebagai bahan baku peralatan rumah tangga.

Pengertian keramik secara ―khusus‖ dikaitkan dengan bidang

senirupa, yang ditinjau dari segi perwujudan bentuknya. Secara

umum disebut sebagai ―seni keramik‖, yaitu suatu pengertian dari

proses pengubahan atau penciptaan benda yang bernilai ―seni‖. Hasil dari pengolahan, penyusunan dan proses kreasi seni tersebut

biasa disebut sebagai ―keramik seni‖. Penciptaan bentuk keramik

ada hubungannya dengan penyusunan dari unsur-unsur sat-mata

(element visual) dan latar belakang atau tujuan dari pembuatan, yang tertuang dalam kegiatan perancangan atau men-desain, disamping menyangkut kreativitas juga bisa berupa ungkapan (ekspresi). Cara pandang keramik di dalam bidang senirupa bisa berada dalam kajian seni murni atau bisa dalam kajian seni kriya atau bisa dalam kajian seni pakai (terapan) dan kajian desain.

(20)

demikian, spesialisasi keahlian perlu dikembangkan untuk memudahkan dalam mengarahkan dan mendalami keramik (lihat bagan 1 s/d 6).

Untuk memudahkan dalam menanggapi persoalan-persoalan keramik, dalam hal ini ada beberapa cara pandang yaitu keramik

sebagai ―meterial‖ (bahan), yaitu pembahasan yang meliputi bahan

baku dan bahan mentah serta Iptek-material seperti masalah tanah atau lempung, batuan, bahan galian, air, bahan glasir, komposisi bahan, yang meliputi pembahasan ilmu kimia dan fisika. Keramik

juga bisa dilihat dari sudut ―teknik‖, yang meliputi proses pembuatan,

teknologi proses, penerapan kimia dan fisika, bahan konstruksi dan arsitektur, tungku dan pembakaran, komponen rekayasa teknologi pesawat, komputer, elektro, dapur tinggi (pengecoran) dan lain sebagainya. Dan cara pandang yang khas adalah keramik sebagai

―konsep visual‖, yang berhubungan dengan pengorganisasian dan penyusunan unsur-unsur sat-mata (element visual) berkaitan dengan bidang senirupa dan desain.

Ciri-ciri keramik sebagai pengetahuan ilmiah bila dipandang dari filsafat ilmu berfungsi untuk menjelaskan secara logis (masuk akal), meramalkan dan membuktikan kenyataan (hipotesis) serta untuk pengontrol. Semua itu bertujuan untuk menjawab permasalahan kehidupan sehari-hari dan digunakan sebagai penawaran berbagai kemudahan dan sebagai alat manusia untuk memecahkan masalah. Dengan tinjauan sudut pandang filsafat ilmu sebagai landasan proses lahirnya atau diakuinya sebuah ilmu, tentu dapat memberikan kerangka dasar, mengarahkan dan menentukan corak dari keilmuan yang dihasilkan. Untuk menjawab keramik sebagai ilmu, maka diperlukan tinjauan filsafat yang menjelaskan dari sudut tinjauan ontologi yaitu tentang ―ada‖

dan ―keberadaannya‖, lalu suatu tinjauan epistemologi yakni tentang pengetahuan ilmiah, teori-teori pengetahuan dan yang menyangkut metode (bersistem), dan suatu tinjauan aksiologi yang merupakan ―kelayakan‖ atau kepantasan, ada analisis, tata

(21)

Bakhtiar menyatakan, bahwa kata ilmu berasal dari bahasa Arab: Alima yang berarti mengerti, memahami benar-benar (Bahtiar, 2005:12). Dalam bahasa Inggris science, dari bahasa Latin

scientia (pengetahuan) dan scire (mengetahui dan belajar). Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan, bahwa Ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menjelaskan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu (KBBI, 1994: 370). Kemudian Suriasumantri menjelaskan bahwa ilmu merupakan salah satu dari buah pikiran manusia, kumpulan pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu (Suriasumantri 1991: 3, 4). Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani Ontos: ada, keberadaan. Dan logos: ilmu tentang, studi atau On= being, dan logos=logic. Jadi Ontologi adalah The theory of being qua being / teori tentang keberadaan sebagai keberadaan (Feldman,1976: 219). Suriasumantri menjelaskan, bahwa ontologi

membahas apa yang ingin diketahui, seberapa jauh keingintahuan, atau dengan perkataan lain suatu pengkajian mengenai teori tentang

‖ada‖ (Suriasumantri. 1985:5). Kemudian Dardiri menjelaskan

ontologi adalah penyelidikan sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara yang berbeda di mana entitas dari kategori-kategori yang logis yang berlainan (obyek fisis, hal

(22)

berarti layak, pantas, dan logos yang berarti ilmu, studi mengenai.

Aksiolgi yang artinya studi mengenai hal yang layak (meliputi analisis nilai-nilai). Menurut Bakhtiar, beberapa pengertian tentang aksiologi seperti berikut ini: Aksiologi berasal dari bahasa Yunani axios yang berarti nilai dan logos berarti teori. Jadi

Aksiologi berarti teori tentang nilai.

1. Aksiologi juga diartikan teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.

2. Aksiologi terbagi dalan tiga bagian; Pertama merupakan produk moral; Kedua ekspresi keindahan; Dan ketiga kehidupan sosial politik.

Sebagai ilmu, seni keramik harus dapat diajarkan. Misalnya di Sekolah dari TK, SD, SMP, SMU / SMK baik sebagai mata pelajaran atau ekstrakurikuler (ketrampilan / senirupa / membentuk / kerajinan) maupun di sekolah khusus keramik pada tingkat menengah seperti SMIK / SMSR / SMK.

(23)

tinggi, tergantung dari kreatifitas pengajar dan perkembangan zaman atau kepentingan ilmu serta sesuai pula dengan kebutuhan masyarakat pengguna. Sedangkan sebagai mata kuliah minor

memberikan tambahan ilmu sesuai pilihan / minat mahasiswa, untuk memperkaya dan memperluas wawasan keilmuan sebagai bekal nantinya hidup dimasyarakat.

Khusus ilmu dan profesi keramik tertuang dalam mata kuliah mayor keramik, dengan materi mulai dari pengolahan bahan mentah berupa material tanah (lempung), lalu teknik-teknik pembentukan sederhana dan masinal (industri massal), mempelajari tungku dan sistem pembakaran, mempelajari kimia

glasir sampai pada keterampilan teknik proses pembuatan produk

keramik. Juga praktek kerja dilapangan baik dalam bentuk teori maupun praktek. Sebagai tambahan wawasan diberikan juga

minor desain Kemampuan berolah keramik yang didasari ilmu seni dan teknologi, diharapkan lulusannya dapat memiliki keahlian yang profesional dalam ilmu keramik, seni rupa dan desain. Sehingga semua mata kuliah yang diberikan merupakan kompetensi dasar yang dapat dikembangkan menuju spesialisasi sesuai dengan kemajuan masyarakat dan perkembangan zaman.

(24)

Bagan: 1

Lintasan Bidang Seni, Sains dan Teknologi

dalam Paradigma Ilmu Keramik

SAINS

Pengertian keramik pada umumnya adalah cakupan untuk semua benda yang terbuat dari tanah liat (lempung), yang mengalami proses kimia-fisika atau dipanaskan dengan suhu tinggi, baik oleh proses alam (contoh batu lahar, batu gamping, intan-berlian, marmer, dll) maupun oleh pembakaran dengan panas api buatan dalam oven atau tungku (contoh piring, guci, dll) sehingga mengeras.

(25)

keramik, juga memberi pertimbangan nilai keindahan dalam suatu produk yang terkait dengan masalah psikhis. Kebanyakan produk keramik yang diciptakan tidak bertentangan dengan kaidah moral, bahkan banyak produk keramik dipakai sebagai sarana upacara keagamaan (Hindu). Namun bagaimanapun juga keramik bisa berwujud apa saja, tergantung kemampuannya mengolah dan semua ini berpulang pada moral pelakunya, seperti seniman, perajin, desainer, pengusaha atau pengembang.

Gambar: 04 Zircone-Y

Bahan Bubuk Keramik Teknologi Tinggi

Gambar: 05

Jam Tangan Merek Rado La Coupole ‘ Ceramique’

(26)

Gambar: 03

Karya Keramik Agus Mulyadi Utomo

(27)
(28)

1.3 Sekilas Tentang Lempung akar-akar dan sisa-sisa tumbuhan dan bahan organik lainnya yang membusuk, memberi warna dan sifat yang beragam pada tanah.

Lempung atau tanah liat, berasal dari proses pemecahan

geologis pada permukaan bumi secara alamiah. Lempung disebut

juga sebagai produk pencuacaan dari feldspar. Berawal dari pendinginan bahan-bahan yang meleleh dan pijar dari perut bumi berupa magma atau lava leleh menjadi batu-batuan, yaitu batuan beku, batuan bentukan metamorf adalah bahan yang berubah karena tekanan panas dan air, juga berbagai sumber pegmatit

dengan mineral yang kadar unsur tanahnya tinggi . Juga ada pula batuan sidemen yang bahannya berpindah dari tempat asal terbentuk yang terbawa oleh angin, air (melalui sungai), salju /

gletser dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah kemudian mengendap pada suatu tempat yang stabil menjadi lempung atau tanah liat, mika dan kapur, yang terdiri dari berbagai macam mineral, feldspat, silica, alumina dan lainnya. Ada beberapa macam bahan batuan, yang terjadinya berasal dari

magma cair, kemudian membeku melalui proses pendinginan.

(29)

maupun metamorfosa yang mengendap pada suatu tempat dan mengeras disebut batuan endapan atau sedimen (sedimentary rocks).

Lempung berdasarkan keadaan terdapatnya di alam bisa berupa bahan gembur (limpas) yang terdapat di alam jumlahnya cukup berlimpah dan tersebar luas, misalnya pasir kuarsa dan

clay. Bisa juga berupa bahan batuan yang terdapat dalam struktur geologis yang terbatas seperti feldspar, mika dan quartzite. Dapat pula berupa bahan batuan padat yang di alam jumlahnya relatif besar seperti batu gamping, batu dolomite, batu pasir kuarsa dan sebagainya.

Tanah liat atau lempung terbagi menjadi 2 katagori yaitu: Pertama sebagai tanah liat residu atau tanah murni (primary clay) yang terdapat ditempat asal batuan itu terbentuk atau tanah belum berpindah tempat sejak terbentuknya. Pada umumnya tanah murni berwarna cerah atau putih atau putih-keabu-abuan dan krem, berbutir kasar dan sifatnya tidak plastis. Tanah primer ini terproses secara alamiah (bisa jutaan tahun) dengan tekanan yang tinggi (veldspaat), temperatur tinggi (feldspar) dan pelapukan kulit tanah (kaolin) serta termasuk pula hasil semburan lumpur panas dari dalam perut bumi. Katagori yang kedua, berupa tanah campuran (secondary clay), tanah liat endapan atau tanah sekunder yang terbentuk dari hasil proses perpindahan tempat oleh air, angin, gletser dan sebagainya, berbutir halus dan bersifat plastis serta tercampur dengan kotoran mineral (impurities). Pada umumnya tanah campuran ini warnanya beragam dan itu tergantung bahan lain yang banyak mencemarinya seperti cobalt

menjadi kebiruan, mangan menjadi violet, chrome menjadi kehijau-hijauan, besi terlihat kemerahan dan lainnya. Disamping itu tanah jenis tersebut terdapat aneka proses geologis lainnya. Contoh tanah endapan adalah tanah limpah sungai, tanah marin

(laut), tanah rawa, tanah danau dan tanah sawah.

(30)

epigenik. Proses hipogenik terjadi di bawah permukaan bumi, biasanya oleh pengaruh uap panas yang mengandung larutan-larutan kimia. Proses ini dinamakan proses hydrothermal, khususnya untuk proses terjadinya kaolin yang disebut kaolinisasi. Proses epigenik terjadi di atas permukaan bumi, proses ini dikenal dengan sebutan pelapukan yaitu pelapukan fisika dan kimia.

Pelapukan fisika umumnya oleh karena pengaruh panas, dingin, mekanis atau benturan dan jamur, sehingga batuan beku yang keras dan besar menjadi bagian-bagian yang kecil. Pasir-pasir halus hasil pelapukan fisika dilarutkan oleh pelapukan kimia yaitu terutama karena pengaruh adanya air dan udara, proses ini disebut pelapukan kimia.

Lempung adalah bahan bahan tanah sebagai hasil dari pemurnian batuan-batuan terutama feldspar dan yang mengandung senyawa alumina silikat hidrat (mineral lempung). Bahan ini akan plastis bila basah dan akan sangat keras seperti batu bila dipanaskan pada temperatur tinggi. Mineral lempung adalah senyawa alumina silikat hidrat yang mempunyai butir-butir sangat halus dan merupakan mineral yang dominan di dalam lempung, terdiri dari 3 kelompok yaitu kelompok kaolin, kelompok

momorillonit dan kelompok yang mengadung alkali.

Lempung untuk bisa dimanfaatkan dengan baik sebagai bahan mentah keramik, maka bahan tanah tersebut dapat diusahakan dengan pemisahan bahan secara mekanis, yaitu dengan mencuci atau menghilangkan bahan mineral tambahan yang bersifat lemak dan kurang larut dari pada kuarsa. Bisa juga dengan pengendapan kimia, yaitu dengan memekatkan hidroksida karbonat. Usaha lainnya dengan pembilasan kimia, yaitu dengan pencuacaan lempung dari feldspar. Dan perubahan termal (panas) dengan pemekatan unsur tanah oleh perubahan termal batuan beku.

(31)

(dibuat). Bahan mentah bisa berdasarkan asal bahan mentah yaitu bahan alam seperti kaolin, lempung, feldspar, kuarsa

dsbnya. Lalu bahan buatan seperti borida, nitride, mullit, dsbnya. Bisa juga berdasarkan sifat keplastisannya, yaitu bahan plastis seperti ballclay, kaolin dan bentonit serta bahan non-plastis seperti

feldspar, kuarsa, kapur, dolomite dsbnya.

Berdasarkan penggunaanya, bahan mentah keramik diperuntukan dalam pembuatan body (raga) keramik dan pembuatan perwarna atau glasir keramik. Bahan mentah juga berdasarkan fungsinya didalam membuat suatu komposisi bahan keramik yaitu sebagai bahan yang bersifat sebagai pembentuk (kerangka), bahan pengikat (gelas) dan sebagai bahan pelebur (flux) yang menurunkan suhu bakar bahan secara menyeluruh. Tentu saja untuk menjadikan bahan mentah yang siap pakai diperlukan bahan-bahan penolong seperti air, minyak, bahan perekat, bahan elektrolit dan sebagainya. Dalam proses pembakaran juga diperlukan bahan-bahan kondisioner untuk suasana pembakaran yang bersifat oksidasi, reduksi, mert dan dalam proses pengglasiran.

Lempung sebagai bahan mentah keramik diperlukan keplastisan, adalah suatu sifat bahan basah yang dapat diberi bentuk tanpa mengalami retak dan bentuk yang dibuat tetap dapat dipertahankan setelah tenaga pembentuk dilepaskan. Sifat ini sangat mutlak atau penting dalam pembentukan barang-barang keramik. Lempung basah mempunyai sifat-sifat tersebut, maka lempung merupakan bahan pokok dalam pembuatan keramik, terutama untuk benda seni dan kerajinan.

1.4 Sekilas Tentang Glasir Keramik

(32)

Sifat fisik maupun kimia dari glasir hampir sama dengan gelas yaitu keras, licin, awet, tidak tembus air, tidak larut kecuali dalam asam florida (basa kuat lainnya) dan impermeable terhadap gas maupun cairan. Seperti halnya gelas, glasir tidak mempunyai ikatan molekul yang tegas, tetapi terdiri dari ikatan yang kompleks

dan sifatnya mirip dengan larutan ―lewat dingin‖ atau undercooled solutions.

Glasir mempunyai tekstur permukaan berwarna atau tidak berwarna, bias juga transparan, translusen (opak), matt atau dof

(tidak mengkilap), yang sangat efektif dipergunakan sebagai unsur dekorasi atau ungkapan ekspresi para seniman (keramikus).

Glasir mempunyai banyak fungsi, yang beberapa diantaranya tidak dapat diukur sifatnya.

Glasir keramik pada hakekatnya sama dengan gelas, yaitu

keduanya dibuat dari bahan yang sama dari pasir kwarsa atau

silika. Prosesnya pun sama yaitu dengan pembakaran suhu tinggi. Untuk mengerti apa sebenarnya gelas dan glasir, harus diketahui apa yang terjadi dalam proses pelelehan bahan dan gejala bahan untuk berkristal. Masalahnya adalah suhu atau temperatur sesuatu bahan padat yang tidak organis, ada yang berupa cairan, gas dan wujud padat / pasir / tepung serta tergantung pada tinggi suhu bakar. Misalnya air yang dikenal berwujud padat yaitu berupa es pada suhu di bawah 0°C, berupa cairan bila di atas 0°C sampai 100°C dan bila di atas 100°C air berupa uap (menguap) selanjutnya sebagai gas. Demikian pula dengan bahan padat seperti batu-batuan, pada suhu yang sangat tinggi seperti yang terjadi di dalam perut Bumi batu-batuan itu berupa cairan, bahkan pada suhu yang lebih tinggi lagi akan menjadi gas. Biasanya bahan cair suhu tinggi menjadi dingin, dan bahan tersebut terlihat mengkristal / membeku / memadat / membatu. Dalam keadaan

(33)

Bagaimana caranya bahan berkristal ? Sebagai contohnya adalah gula dan garam, yang masing-masing memiliki pola sendiri-sendiri. Apabila bahan kristalin dipanaskan, ikatan diantara

molekulnya terpecahkan. Dan molekul-molekul menjadi lepas, tidak lagi terikat satu sama lain. Bahan-bahan yang meleleh tidak memiliki struktur yang kristalin. Saat menjadi dingin molekul itu tembus oleh cahaya) dan terbentuk dari pendinginan suatu lelehan bahan – bahan bumi, khususnya bahan silica dan berupa bahan yang tidak berbentuk kristal. Untuk mengenal sifat gelas sebaiknya harus meninjau masalah pelelehan dan pembentukan

kristal (kristalisasi) waktu pendinginan.

Pada umumnya apabila suatu bahan dari bumi dipanaskan cukup tinggi, maka bahan itu akan meleleh dan sewaktu dingin kembali bahan itu akan berbentuk kristal. Memang kabanyakan dari bahan – bahan bumi berstruktur kristal. Dan dalam bentuk

kristal, molekul – molekul dari bahan itu tersusun menurut pola – pola tertentu yang berulang – ulang. Pada waktu bahan yang berbentuk kristal dipanaskan, ikatan molekul itu akan terpacah.

Molekul – molekul itu akan lepas dari susunan menurut pola tadi dan apabila sampai dalam keadaan cair maka disebut lelehan, karena suatu lelehan tidak memiliki kristal – kristal atau struktur

kristal. Pada umumnya bahan-bahan diwaktu menjadi dingin

molekul – molekulnya akan mulai lagi menyusun diri menurut pola

kristalnya dan jika bahan itu membeku akan berbentuk kristal lagi. Ada kalanya suatu bahan yang meleleh menjadi cairan waktu mendingin dan membeku kembali tidak berbentuk kristal, sehingga tetap memiliki sifat – sifat cairan. Cairan yang membeku demikian adalah gelas, sehingga dapat dianggap bahwa gelas itu

(34)

kristalisasi. Adapun oksida yang membeku demikian itu dan menjadi gelas adalah Silika.

Silika adalah bahan dasar untuk membuat gelas. Silika

leleh pada suhu 1710°C suatu suhu yang cukup tinggi, didalam alam jarang sekali terdapat gelas alam. Salah satu gelas adalah

Obsidian. Gelas yang dibuat dari pasir kwarsa atau silika yang berada dalam keadaan kristalin. Dan dalam pemanasan tinggi seperti pasir kwarsa yang meleleh dan tidak lagi berbentuk

kristalin, cairan ini didinginkan secara khusus hingga menjadi padat. Dan bahan padat gelas tidak menjadi kristalin lagi, juga memilki karakteristik seolah seperti cairan. Cairan dimaksud adalah cairan yang membeku yang bersifat solid (padat) dan disebut gelas. Jadi gelas adalah: ―Cairan yang membeku menjadi padat (solid) tanpa re-kristalin‖.Bahan silika yang menjadi bahan utama gelas, bila didinginkan tidak berkristal kembali, yaitu berada dalam bentuk cairan yang disebut amorphous, sebagai gelas. Dan proses pencairan silika menjadi gelas disebut fitrifikasi

(penggelasan). Adakalanya cairan glasir biasa membeku padat dan kembali menjadi kristalin, kejadian ini dinyatakan sebagai de

-fitrifikasi. Untuk menjadi gelas yang bening / transparan dan tembus cahaya, cairan silika yang meleleh dalam proses pendinginannya tidak boleh mengalami de-fitrifikasi.

Di atas telah dikatakan bahwa glasir keramik pada

hakekatnya adalah ―gelas‖, akan tetapi walaupun glasir itu adalah gelas, komposisi bahannya memang agak berbeda karena fungsinya adalah sabagai pelapis suatu benda keramik. Glasir

(35)

dilapiskan merata pada permukaan benda keramik, dimana bahan tersebut akan meleleh ditempat (dalam tungku / oven) waktu dibakar.

Gelas dibuat dari campuran bahan Silika dengan bahan – bahan tambahan untuk menurunkan suhu pembakaran yang seluruhnya dilelehkan dulu menjadi cairan, dan kemudian pada saat cair itu dibentuk menjadi bermacam – macam benda.

Di atas telah dikatakan bahwa glasir itu tidak boleh terlalu cair sehingga akan turun dari benda yang dilapisi. Glasir itu harus lebih kaku dan hal tersebut dapat dicapai dengan membubuhkan

alumina kedalam glasir. Alumina ini mempertinggi viskositas

(viscous = lengket, liat) dari glasir. Dengan demikian glasir yang

pada hakekatnya adalah ‗gelas‘ tersebut dibuat dengan bahan

dasar untuk gelas yaitu Silika beserta dengan bahan pelapis tambahan lainnya untuk menurunkan suhu pembakaran glasir,

diperlukan juga bahan alumina untuk membuatnya lebih liat serta melekat pada benda keramik yang dilapisi.

Glasir adalah lapisan berupa gelas yang telah dilelehkan setempat pada permukaan benda keramik, sehingga membuat benda yang dilapisi itu menjadi halus dan tidak berpori, serta bisa diberi warna atau tekstur menurut kehendak si pembuat.

Glasir harus melekat pada benda keramik yang akan

Dengan demikian dalam pembuatan glasir telah dapat ditetapkan komponen dasar yang umumnya dipakai para keramikus sebagai berikut:

(36)

b) terdiri dari komponen flux atau bahan peleleh (pelebur), misalnya: oksida-oksida yang titik leburnya relatif rendah; dan c) terdiri dari komponen pelekat, yang merupakan kerangka

glasir yang sifatnya sama dengan bahan body benda keramik yang akan dilapisi (unsur tanah liat) misalnya: alumina --- Al2 .2SiO2 .2O3

Menurut Brian Alexander yang mengemukakan bahwa diperlukan 3 macam bahan mentah dalam membuat glasir , yaitu 1) Gelas forma (Glass former) adalah bahan mentah untuk membuat bahan seperti kaca (silika),

2) Stabilisator (stiffener) adalah bahan mentah untuk mencegah meleleh (alumina)sebagai kerangka.

3) F l u x s (pelebur)adalah bahan yang membuat melebur bahan-bahan di atas (1&2), melebur dan meleleh di dalam suhu yang lebih rendah ( Brian Alexander, 2001: 44 ).

Selanjutnya untuk dapat membuat glasir diperlukan pengetahuan khusus (tersendiri) yaitu tentang jenis-jenis glasir, bahan-bahan baku glasir, rumus- perhitungan-formula dan resep-resep glasir.

1.5 Ragam Jenis Keramik

Untuk memudahkan pembahasan keramik, perlu kiranya dikelompokkan yang pembagiannya berdasarkan segi bahan (material) dan mutunya, lalu dari segi pembuatnya, kemudian dari struktur dan kegunaannya.

A. Segi Bahan dan Mutu

(37)

lainnya. Gerabah termasuk golongan keramik yang berkualitas

rendah. Sebutan ―gerabah lunak‖ karena dibakar dibawah 1000°C dan disebut ―gerabah keras‖ karena dibakar 1000°C. Contoh gerabah

misalnya: bata, genteng, paso, periuk, anglo, celengan, pot, kendi, gentong, dll. Genteng-genteng yang terbaru kini telah berglasir warna-warni yang cukup menarik dan menambah kekuatan dan

mutunya. Ada pula sebutan ―gerabah halus‖ dikarenakan

pembuatannya halus dan tampak indah atau hiasannya menonjol. Sedangkan disebut ―gerabah kasar‖ disebabkan tanpa hiasan atau

polos, misalnya bata. Sebutan sebagai ―gerabah padat‖ karena

dibakar sampai 1200°C.

2) Keramik Batu atau stoneware ( Bhs. Inggris), steengoet ( Bhs. Belanda), terbuat dari campuran tanah plastis dengan tanah refractory ( tahan suhu tinggi) sehingga pembakarannya pun meningkat dari suhu pijar 1200ºC hingga 1300ºC. Seperti nama yang

disandangnya, sebagai ―keramik batu‖, benda jenis golongan ini

mempunyai struktur dan tekstur yang kokoh, kuat, padat dan berat seperti batu. Keramik batu ini termasuk golongan keramik kualitas madya atau menengah. Jenis keramik ini sering disebut pula sebagai

―gerabah padat‖ yang dipijar sampai suhu 1200ºC.

3) Porselin atau poslen, porcelain ( Bhs. Inggris ), termasuk jenis keramik bakaran tinggi suhu pijar 1350º C atau 1400º C bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga 1500ºC. Bahan yang dipergunakan adalah lempung murni berwarna putih / terang yang bersifat

refractory seperti kaolin ( Bhs. China: Kaoling), alumina dan silika. Badan porselin setelah dibakar berwarna putih dan bahkan bisa

tembus cahaya dan seringkali disebut sebagai ―keramik putih‖.

Pengembara Venesia, Marco Polo, menciptakan nama porselin ketika pertama kalinya melihat bahan ajaib itu di Asia, yaitu dalam

perjalanannya ke Istana Kublai Khan. Ia menamakannya

(38)

suhu tinggi dan terjadi vitrifikasi (penggelasan). Secara teknis, keramik ini mempunyai kualitas yang tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik khusus dalam hal keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahan porselin yang putih tersebut sangat peka dan cemerlang terhadap warna glasir serta semakin tinggi suhu pijarnya semakin nyaring bunyinya bila body keramik di pukul / terbentur benda logam.

4) Keramik Baru atau New Ceramic, adalah jenis keramik yang bersifat teknis ( Sumitro: 1984 ) , diproses untuk keperluan teknologi (canggih) seperti peralatan mobil ( busi), perlengkapan listrik (zekering, kompor), bahan konstruksi, piranti komputer, dapur tinggi, cerobong pesawat, kristal-optik, keramik-metal (cermet), keramik-multilapis, keramik- multifungsi, komposit-keramik, silikon, bio -keramik, keramik- magnetik, gigi porselin, dll. Bentuk dan material keramik disesuaikan dengan keperluan yang bersifat teknis, seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan dingin, isolator, pelapis, piranti lunak atau komponen teknis lainnya.

B. Dari Segi Pembuatan

1) Keramik rakyat / tradisi, jenis keramik ini terdapat dimana-mana, terutama dipedesaan yang dibuat secara turun temurun dengan teknik sederhana atau tradisional sebagai pekerjaan tangan (kerajinan) yang cenderung sebagai industri rumah tangga. Produk keramik ini meliputi peralatan rumah tangga, peralatan upacara, benda hias, cenderamata dan lain sebagainya. Keramik tradisional ini umumnya memiliki pasar untuk masyarakat golongan bawah dan menengah. Namun demikian pada perkembangannya telah mampu menembus pasaran ekspor, hotel dan restoran, pariwisata dan kelompok pecinta lingkungan serta golongan tertentu.

(39)

jenis ini dirancang secara massal (mass-product) bersifat praktis dan fungsional dengan pasaran masyarakat luas dan untuk keperluan ekspor. Keramik industri banyak melibatkan para desainer dan insinyur sebagai tim kerja.

3) Keramik seni, adalah hasil karya para seniman, desainer, perajin, keramikus, baik secara individu maupun kelompok sanggar-sanggar atau studio. Keramik jenis ini memiliki ciri khusus adanya penonjolan keindahan atau ekspresi tersendiri. Benda seni ini tidak terikat oleh kegunaan tertentu, tetapi dibuat lebih banyak berdasarkan kesenangan, bersifat eksklusif dan unik. Produksi benda

keramik seni sangat terbatas, bahkan bersifat ―tunggal‖ atau satu -satunya di Dunia, sehingga kepemilikannya dapat membuat kebanggaan tersendiri. Keramik jenis ini pasarannya hanya pada masyarakat golongan tertentu saja, yakni orang-orang yang tertarik atau yang berminat saja.

C. Dari Segi Struktur

1) Keramik berat, adalah jenis keramik yang memiliki struktur dan tekstur yang kasar serta berbobot ( relatif berat ). Keramik yang rapuh dan berpori-pori termasuk juga dalam kelompok ini. Produk ―

keramik berat‖ ini contohnya adalah mortar, bata, hong, semen, gibs, benda tahan api (bata api), abrasive, insulator dan lain sebagainya.

2) Keramik halus, adalah produk keramik yang mempunyai kesan halus dan lembut, berbobot ringan, strukturnya kokoh dan kuat, benda kedap air, juga benda yang memiliki nilai keindahan dan seni.

Contoh ―keramik halus‖ seperti porselin, saniter, kaca, glasir, ubin

atau tegel keramik, peralatan makan dan minum (tableware), vitrous

teknik, keramik-metal, sircon, patung, guci, vas bunga, kap lampu, pewadahan IC pada komputer dan elektronik, kristal dan lainnya.

3) Keramik galian, meliputi bahan-bahan mentah dan galian seperti

(40)

bara, marmer, pumice, magnesit, lempung, silimanit, andalusit, titan, timbel, nikel, mangan, alumunium dan lain sebagainya.

D. Dari Segi Kegunaan

1) Keramik pakai, meliputi benda-benda yang bersifat praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari (handled). Barang pakai-guna ini senantiasa berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, yang mengutamakan fungsi pakainya. Contoh benda pakai seperti piring, cangkir, mangkuk, saniter, wastafel, kap lampu, tempat perhiasan, teko, kendi, zakering, fitting, periuk, pemanggang sate dan lain sebagainya.

2) Keramik teknis, adalah keramik untuk keperluan teknis (teknologi) misalnya untuk keperluan mesin (onderdil) mutakhir seperti glow plug dan hot plug dari mesin diesel, ujung lengan rocker

(Mitsubishi), turbo charger (Nissan), bata tahan api, semen api, alat tenun porselin, busi motor dan mobil, landasan kumparan kompor listrik, sircon lapisan luar pesawat antariksa dan lapisan dalam cerobong roket atau pesawat (combustion area), ceramic-metal

(cermet), pewadahan IC elektonik dan komputer, gelas-keramik

alumunium silikat, material multifungsi, bio-keramik untuk kesehatan dan ilmu kedokteran, metalurgi dan sebagainya.

3) Keramik psikhis, adalah keramik yang cenderung sebagai benda spiritual atau benda ungkap atau benda kejiwaan, seperti benda kubur, benda hias, peralatan upacara agama atau adat, benda ekspresi, benda seni, patung-patung, keramik lukisan, relief, benda kriya (kerajinan), termasuk benda arkeologi atau benda bersejarah dan lain sebagainya.

1.6 Pengertian Seni Rupa dan Desain

(41)

Seni lain yang beralih ke keramik dan untuk mencoba menyelami arti dari keramik di dalam ke-senirupa-an, maka harus jelas juga cara memandang peranan material lempung sebagai medium senirupa. Sebagai medium senirupa yang menghasilkan karya-karya yang disebut keramik tidak lepas dari yang dikenal selama ini yaitu materi yang disebut tanah liat atau lempung, sehingga sangat berperanan dalam seni keramik. Kemudian materi itu diwujudkan dalam bentuk tertentu atau tekanan pada pengertian bentuk tertentu, karena materi tanah liat itu diwujudkan dalam bentuk yang dikenal umum sebagai gerabah atau pottery. Dan yang jelas bentuk-bentuk gerabah atau pottery itu memang merupakan bentuk yang khusus, tidak meniru alam, tetapi timbul karena keinginan atau akan kebutuhan yang bersifat fisik yaitu

sebagai ―wadah‖.

Salah satu ciri dari bentuk-bentuk khusus yang disebut

pottery adalah adanya rongga-rongga pada setiap bentuk pottery

yang diciptakan, didalam proses pembentukkan dengan menggunakan teknik pembentukkan yang khusus pula. Yaitu teknik pembentukkan yang dikenal sebagai pemutaran, teknik pembentukkan dengan tangan, baik itu dengan teknik pijat

pinching atau teknik coil, maupun teknik yang lebih lanjut dikenal sebagai teknik cetak dan teknik cor. Semua macam-macam teknik itu, memungkinkan untuk membuat benda dengan bentuk-bentuk

khusus yang selalu ―berongga‖ atau memiliki ―ketebalan‖ dinding merata seperti tegel atau ubin. Dan dalam hal ini bentuk ―khusus‖ yang demikian itu dimungkinkan karena sifat meteri yang khusus pula, ialah adanya sifat yang plastis dari tanah liat.

Apabila dipelajari hakekat dari maksud dan tujuan pembuatan benda-benda yang dibuat dengan materi tanah liat itu di masa lampau, maka akan berkesimpulan bahwa pada

―hakekat‖nya benda-benda yang dibuat dari bahan keramik (tanah

liat) itu adalah benda ―pakai‖ atau ―wadah‖.

(42)

memenuhi kebutuhan dalam hidup; baik sebagai wadah yang dibutuhkan untuk makan dan minum yang digolongkan sebagai kebutuhan yang bersifat material. Namun demikian dapat dilihat pula bahwa ada kebutuhan dalam hidup yang bersifat non-material, karena menyangkut kebutuhan mengenai kejiwaan dan digolongkan sebagai kebutuhan spiritual. Dalam hal ini keramik telah digunakan pula untuk memenuhi kebutuhan spiritual tersebut, antara lain dengan pembuatan berbagai macam benda yang berupa mainan maupun benda sebagai pemujaan dan upacara-upacara yang bersangkutan dengan kepercayaan atau keperluan agama (Hindu). Benda-benda ini antara lain banyak yang berupa patung-patung kecil (figurin) yang dibuat dari bahan keramik. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa sejak zaman dahulu kala bahan keramik telah dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan material maupun spiritual dari manusia. Berbagai macam bentuk jembangan, cawan, periuk, mangkok dan benda pakai-pakai lainnya telah dibuat dari bahan keramik sejak zaman

pra-sejarah sampai sekarang. Berbagai macam bentuk mainan berupa boneka-boneka, celengan, hiasan telah dibuat dengan bahan keramik untuk mengisi kebutuhan akan benda-benda yang tidak semata-mata untuk dipakai sebagai wadah, melainkan sebagai benda yang mengisi kebutuhan akan keindahan dan kebutuhan lainnya yang bersifat spiritual.

(43)

Perkembangan pembuatan benda-benda keramik selanjutnya menunjukkan bahwa benda-benda yang berupa

pottery yang semula bertujuan praktis sebagai benda keperluan sehari-hari, suatu ketika berubah karena kehadiran nilai-nilai tertentu pada benda-benda pakai tersebut, yang digolongkan sebagai nilai seni. Mangkuk-mangkuk atau periuk-periuk yang semula digunakan untuk wadah dalam kehidupan sehari-hari, pada suatu ketika fungsinya berubah menjadi benda yang tidak lagi dipakai sebagai wadah, melainkan dikagumi oleh karena dianggap memiliki keindahan, bentuk yang has, karena warnanya atau karena hiasannya yang indah. Benda tersebut fungsinya beralih, dari benda pakai menjadi benda seni yang dikagumi karena keindahannya. Kini benda itu dihargai sebagai benda seni yang harus disimpan baik-baik, beralih tempatnya dari dapur ke tempat penyimpanan yang dibanggakan di ruang tamu. Disamping benda-benda yang sudah dibuat khusus sebagai benda hias yaitu berupa patung-patung keramik kecil, dapat dilihat pula bahwa benda-benda khusus keramik yang berupa pottery pun fungsinya berubah menjadi benda seni.

(44)

Kini setelah memasuki suatu fase yang berlainan dalam sejarah seni. Kondisi sosial dan ekonomi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pembaharuan-pembaharuan, penggunaan bahan-bahan baru dan teknik pengerjaan yang juga baru. Semua perkembangan tersebut dengan sendirinya membawa pengaruh terhadap pandangan mengenai penggunaan bahan keramik terutama pada produk benda pakai. Keramik tidak lagi satu-satunya bahan untuk benda pakai kebutuhan sehari-hari. Kini banyak bahan baru yang menggantikannya, yang harganya lebih murah seperti dari bahan plastik dan melamin serta sintetis lainnya, yang lebih tahan dan mudah pengerjaannya secara massal. Karena keramik memiliki mutu yang tinggi dengan keindahannya, disamping menggunakan bahan tanah yang khas, maka keramik masih tetap menjadi pilihan alternatif dan tetap diolah sebagai bahan industri massal untuk keperluan produk pakai fungsional seperti barang pecah belah terutama porselin.

Pembuatan keramik sebagai pekerjaan tangan, kini sifatnya berubah menjadi terbatas pada pembuatan barang dengan jumlah yang juga terbatas, bertujuan lebih khusus dengan penekanan sifat yang lebih khas pula. Benda keramik dari jenis ini tergolong sebagai benda pakai yang eksklusif. Penggunaan bahan keramik yang demikian itu menempatkannya pada penempatan taraf yang lebih tinggi dari produksi massal yang biasa. Penggunaan bahan keramik hasil pekerjaan tangan secara sadar lebih diarahkan kepada pembuatan benda yang bersifat estetik (keindahan) dan

artistik (ungkapan seni dari seniman) dan tidak pada pengisian kebutuhan yang bersifat praktis. Dengan demikian keramik meningkat menjadi seni keramik untuk menunjukkan perbedaan-perbedaan kepentingan, baik itu sebagai seni murni, seni kriya dan seni pakai serta keramik jalur industri dimana segi fungsional atau segi teknis tetap menjadi tujuan utama.

(45)

memiliki kualitas estetis disamping kualitas fungsional, sehingga dapat saja dikatakan bahwa pada benda pakai semacam itu disamping memiliki kualitas fungsi rasional terdapat pula kualitas yang manusiawi. Memang pada umumnya dapat dikatakan pula bahwa benda-benda pakai yang telah memenuhi fungsinya dengan sempurna, seringkali memiliki bentuk yang memang sesuai dengan fungsinya itu. Kesempurnaan fungsi harus diiringi dengan kesempurnaan bentuk. Dengan demikian dalam pembuatan benda pakai secara massalpun segi estetis mendapat perhatian pula dalam desain bentuk tersebut.

Mengingat perkembangan yang demikian dalam dunia perkeramikan, ada beberapa arah perhatian dalam penggunaan bahan keramik sebagai berikut:

Pertama: Penggunaan bahan keramik sebagai pekerjaan tangan yang telah ditingkatkan ketaraf seni. Dengan memperhatikan dan menggali tradisi-tradisi yang ada dan ekspresi seni, keramik tidak akan kehilangan ciri khas dan kualitasnya.

Kedua: Penggunaan bahan keramik sebagai industri massal, dengan mengutamakan fungsi sebagai tujuan dan persyaratan yang utama, disamping itu kualitas estetis yang diperpadukan dalam proses desain menjadi bagian penting untuk diperhatikan.

Selanjutnya ditelaah hal-hal apa yang tampak dari arah tersebut, maka dapat dilihat:

(46)

kualitas estetis saja, melainkan harus hadir pula nilai-nilai yang disebut nilai artis-tik. Sebagai karya seni, produk tersebut harus merupakan kehadiran tersendiri atau eksistensi pribadi, karena sifat-sifatnya yang juga bersifat khusus individual. Sifat-sifat tersebut hadir dalam hasil ciptaan dan akan terdapat atau muncul pada bentuknya atau teksturnya atau glasirnya dan warnanya. Secara terpadu merupakan kesatuan yang tak dapat dikurangi atau ditambah lagi, dengan perkataan lain merupakan ekspresi atau ungkapan si pembuat.

2. Benda-benda keramik pakai hasil industri sering disebut juga sebagai hasil seni industri, apabila memiliki kualitas menurut persyaratan seni. Dalam pembuatan seni industri tidak semata-mata menghadapi persoalan pembuatan benda seni, melainkan benda yang mempunyai kualitas keindahan dan sekaligus mempunyai fungsi pakai. Sehubungan dengan hal tersebut, ada pendapat yang mengatakan bahwa sesuatu benda yang telah memenuhi fungsi pakainya secara efisien adalah benda yang memiliki kualitas estetis dianggap sebagai pendapat yang keliru oleh karena nilai-nilai estetis tidak ditentukan oleh fungsi saja. Pengertian mengenai produksi industri adalah suatu system industri yang menggunakan alat-alat berupa mesin, yang menghasilkan benda-benda yang sama dan serupa, secara tepat dan seragam, sehingga tidak menunjukkan perbedaan-perbedaan individual dan tidak memiliki daya tarik pribadi. Pada saat mesin diintrodusir ke dalam industri timbul sebagai persoalan yaitu bagaimana dapat menguasai mesin itu. Benda-benda hasil mesin harus menarik bentuknya bagi si pembeli, karena memiliki suatu keindahan, dekorasinya yang menawan dan warnanya yang sesuai.

(47)

paling ber-seni dan paling artistik-lah rupanya yang akan memenangkan pasaran. Oleh karena itu para industriawan mulai membeli seni seperti orang membeli sesuatu barang yang lepasan. Dan seni yang dibeli itu diterapkan begitu saja (applied) pada barang-barang hasil industrinya. Mereka membeli dan menerapkan seni dari berbagai periode seperti seni dari zaman klasik Yunani, seni Barok, Rococo dan lainnya lalu menerapkannya pada barang hasil produksi mereka dengan seenaknya saja. Tentu hal semacam itu merupakan tindakan yang keliru dan jelas tidak menunjukkan adanya pengertian terhadap persoalan yang sebenarnya. Pendapat keliru ini menduga bahwa seni adalah sesuatu yang lepas dan tidak ada hubungannya dengan produksi mesin, sehingga seni harus dibubuhkan atau ditempelkan (applied) pada benda hasil produksi mesin. Pada saat itu para industriawan belum menyadari bahwa masalah itu harus diatasi dengan perencanaan bentuk produk yang akan dihasilkan

oleh mesin yang dikenal sekarang sebagai ―Produk Desain‖ atau

Desain Produk‖ atau ―Industrial Desain‖.

Pada masyarakat agraris tradisional di masa yang lampau tidaklah membedakan antara seni, ilmu pengetahuan, teknologi dan keagamaan, melainkan lebih banyak menyatu dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan keagamaan itu sendiri. Indonesia pada peralihan zaman Batu ke zaman Perunggu, dikenal sebagai masa

Perundagian yaitu suatu masa ―kemahiran teknik‖ mengolah bahan dan mengukir logam, dan para ahli ketukangan disebut

sebagai ―Undagi. Orang-orang ―cerdik pandai‖ atau ―orang

bijaksana‖ atau ―ahli-ahli‖ pada masa lampau di Indonesia sering pula

disebut sebagai ―Empu‖, yaitu sebagai orang yang menguasai akan

Gambar

Gambar 02  Keramik Menutup
Gambar : 15
Gambar :  17, & 18
Gambar : 26 & 27 Patung  Gerabah Tokoh Raksasa
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pelet keramik yang dibuat dari serbuk yang diperoleh dengan pelarutan pengendapan serbuk mineral manganit dan kalsinasi pada suhu 700 o C selama 2 jam dengan penggerusan

Menurut Wibisono, dkk (2011) diketahui bahwa kadar alfa selulosa yang semakin tinggi mengakibatkan daya tarik kertas semakin kuat dan daya hapus juga semakin baik sehingga

Menunjukan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing (Demonstrates an immunity to the full of the competition) Tinggi rendahnya kualitas pelayanan dan

Bahan dari sutera pada umumnya memiliki daya tarik seratpaling bagus terhadap zat warna alam dibandingkan dengan bahan dari kapas.Salah satu kendala pewarnaan tekstil

Maka penelitian ini dilakukan untuk menganalisis apakah yang membuat pengunjung datang mengunjungi Museum Seni Rupa dan Keramik, serta bagaimana pengaruh dari kualitas

Film katalis optimum yang diperoleh bisa mendegradasi zat organik (fenol red) yang menempel dipermukaan keramik sehingga terbukti mempunyai aktivitas fotokatalitik

Beberapa kriteria dari komoditi unggulan adalah : Mempunyai daya saing yang tinggi di pasaran keunikan/ciri spesifik, kualitas bagus, harga murah; Memanfaatkan potensi sumberdaya