• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan Miselium Bibit F2 Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) Dan Jamur Merang (Volvariella volvaceae) Pada Media Ampas Tahu Dan Kulit Kacang Tanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pertumbuhan Miselium Bibit F2 Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) Dan Jamur Merang (Volvariella volvaceae) Pada Media Ampas Tahu Dan Kulit Kacang Tanah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PADA MEDIA AMPAS TAHU

DAN KULIT KACANG TANAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh :

KIKI EVI OKTAVIANI A420130021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA 2017

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PADA MEDIA AMPAS TAHU DAN KULIT

KACANG TANAH

Abstrak

Ampas tahu dan kulit kacang tanah merupakan limbah industri yang berasal dari pengolahan tahu dan budidaya kacang tanah. Selama ini nyaris tidak termanfaatkan kecuali sebagai pakan ternah atau di buang begitu saja (Anonim,2005). Bahan tersebut diproses melalui biodelignifikasi olehjamur pelapuk putih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan miselium pada jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dan jamur merang (Volvariella volvace) pada media alternatif ampas tahu dan kulit kacang tanah dengan parameter ( panjang miselium, penyebran, dan ketebalan miselium). Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola 2 faktor yaitu jenis MJ ,M1J1 (Media ampas tahu,jamur tiram), M2J1 (Media ampas tahu,jamur merang), M1J2 (Media kulit kacang tanah, jamur tiram), dan M2J2 (Media kulit kacang, jamur merang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan jamur tiram yang paling cepat pada media kulit kacang tanah pada hari ke 14 yaitu 4cm dan hari ke 21 9cm, dengan penyebaran miselium tipis tidak merata. Sedangkan pertumbuhanmiselium yang paling lambat pada jamur merang dengan media ampas tahu pada hari ke 14 dan hari ke 21 yaitu 1cm dengan penyebaran tumbuh.

Kata kunci Pertumbuhan, Jamur tiram dan jamur merang, Ampas tahu dan kulit kacang tanah

Abstract

The tofu and peanut shells are industrial waste derived from the processing of tofu and peanut cultivation. During this time almost not utilized except as animal feed or just thrown away (Anonymous, 2005). The material is processed through biodelignification by white rot fungi. The aim of this research is to find out the growth of mycelium in oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) and mushroom (Volvariella volvace) on alternative medium of tofu and peanut shell with certain parameter (length of mycelium, sprayer, and mycelium thickness). The method used in this research is Randomized Complete Design (RCD) with 2 factor patterns that is MJ type, M1J1 (Soy media tofu, oyster mushroom), M2J1 (Media dregs tofu, mushroom), M1J2 (peanut shell media, oyster mushroom), and M2J2 (Nutskin media, mushroom). The results showed that the most rapid growth of oyster mushrooms on peanut shell media on day 14 was 4cm and 21cm 21 days, with thin uneven mycelium spreading. While the slowest growth of mycelium in mushroom with dregs medium know on the 14th day and 21st day that is 1cm with deployment growth.

(6)

2

1. PENDAHULUAN

Jamur merang merupakan jamur yang tumbuh pada merang padi yang dibiarkan membusuk. Organisme ini juga banyak diminati sebagai bahan konsumsi karena kaya akan nutrisi seperti jamur tiram. Bambang Sunandar (2010) menyatakan bahwa jamur merang mengandung 19%-35 % protein lebih tinggi dibanding beras yang memiliki protein 7,38% dan gandum yang memiliki 13,2%, mengandung 9 dari 20 asam esensial yang dikenal, mengandung 72% lemak tidak jenuh, vitamin B1, vitamin B2, niasin dan biotin. Karena kandungan gizinya yang sangat baik ini maka banyak masyarakat yang memanfaatkannya untuk di budidayakan, selain itu memiliki nilai jual yang bagus dan teknik pembudidayaannya relatif mudah.

Bibit jamur F2 selanjutnya diinokulasikan kedalam plastik polypropilen (baglog) kemudian diletakkan diruang inkubasi dengan posisi cincin baglog diatas. Masa inkubasi memerlukan waktu 35 hari dengan kenampakan seluruh baglog telah berwarna putih oleh miselium jamur tiram. Selanjutnya proses pembentukan badan buah dilakukan diruang produksidengan cara membuka penutup cincin baglog. Pengamatan dilakukan hingga umur 80 hari setelah baglog dipindahkan keruang produksi (Maulldina, 2015).

Salah satu media alternatif untuk pertumbuhan jamur tiram putih yaitu Ampas tahu dan kulit kacang tanah.Ampas tahu merupakan limbah dari industri pengolahan tahu yang selama ini nyaris tidak termanfaatkan kecuali sebagai pakan ternak atau dibuang begitu saja (Anonim,2005). Menurut Permana (1989), ampas tahu dapat dikonsumsi manusia dalam bentuk tempe gembus dengan harga yang relatif murah. Kekurangtahuan masyarakat akan manfaat ampas tahu ini menjadikan ampas tahu sebagai limbah yang tidak terpakai. Protein yang terdapat tiap 100 gram ampas tahu sebesar 26,6%, lemak 18,3% dan karbohidrat 41,3% (Anonim, 1999). Ampas tahu mengandung serat kasar kurang lebih 16,8% (Lubis, 1964). Alternatif pemanfaatan ampas tahu dapat dijadikan media pertumbuhan miselium jamur merang karena lebih ekonomis dan membantu pengusaha tahu dalam penanganan limbahnya untuk mewujudkan industri ramah lingkungan.

2. METODE

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.Penelitian dilaksanakan bulan Mei sampai Juli 2017. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL).yang digunakan yang di gunakan

(7)

3

adalah jamur tiram dan jamur merang sedangkan media alternatif yaitu ampas tahu dan kulit kacang tanah.Analisis data dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Parameter yang digunakan adalah pertumbuhan miselium (panjang miselium, persebaran miselium, ketebalan miselium) .

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang pertumbuhan miselium F2 jamur tiram dan jamur merang pada media Ampas tahu dan kulit kacang tanah . Diperoleh hasil pengamatan pertumbuhan miselium F2 jamur tiram dan jamur merang pada media ampas tahu dan kulit kacang tanah yang disajikan pada Tabel 4.1,grafik 4.2

Tabel 4.1 Rerata pertumbuhan miselium jamur tiram dan jamur merang pada media ampas tahu dan kulit kacang tanah pada hari ke-14 dan hari ke-21.

Nama Panjang miselium (Hr/cm) Penyebaran miselium (Hr) Ketebalan miselium (Hr) 14 21 14 21 14 21 M1J2 4** 9** Tumbuh Rapat tipis Tipis tidak merata Sedang tidak merata M2J2 1 9 Tumbuh Rapat tipis Tipis tidak merata Tipis tidak merata

M1J1 1 2 Tumbuh Tumbuh Tipis tidak

merata

Sedang tidak merata

M2J1 1* 1* Tumbuh Tumbuh Tipis tidak

merata

Tipis tidak merata

1. Panjang Pertumbuhan Miselium

Berdasarkan hasil pengamatan, waktu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan miselium bibit F2 jamur tiram dan jamur merang berbeda. Pertumbuhan miselium pada bibit F2 jamur tiram lebih cepat dibandingkan denganpertumbuhan miselium jamur merang. Menurut Wijaya (2014), bahwa hifa merupakan struktur menyerupai benang tersusun membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.Pada hari ke-14, M1J2 (media kulit kacang tanah, jamur tiram) miselium sudah mulai tumbuh pada botol jem, dengan rata-rata 4 cm, dan pada hari ke-21 miselium tumbuh tipis menyeluruh pada botol jem dengan rata-rata 9cm. Pada hari ke-14, M1J1 (media ampas tahu, jamur tiram) miselium juga sudahtumbuh pada botol jem dengan rata-rata 1cm, sedangkan pertumbuhan miselium pada hari ke-21 miselium tubuh tebal namun tidak merata dengan rata-rata 2 cm. Dari kedua media tersebut miselium berhasil tumbuh namun belum menyebar secara keseluruhan pada botol jem

(8)

4 2. Penyebaran miselium.

M1J2 M2J2 M1J1 M2J1

Gambar 4.2 hasil pertumbuhan miselium bibit F2 jamur tiram dan jamur merang pada hari ke 14

M1J2 M2J2 M1J1 M2J1

Gambar 4.3 hasil pertumbuhan miselium bibit F2 jamur tiram dan jamur merang pada hari ke 21.

Berdasarkan Gambar 4.2 dan gambar 4.3 diperoleh hasil bahwa miselium paling baik pada perlakuan media kulit kacang tanah jamur tiram,yaitu tumbuh dan rapat tipis. Sedangkan kerapatan miselium yang paling lambat pada perlakuan media ampas tahu jamur merang yaitu, hanya tumbuh dan tipis. Miselium yang tumbuh rapat dan tebal memiliki kandungan nutrisi yang cukup banyak yang terkandung pada media yang di gunakan.

(9)

5

M1J2 M2J2 M1J1 M2J1

Gambar 4.4 hasil pertumbuhan miselium bibit F2 jamur tiram dan jamur merang pada hari ke 14

M1J2 M2J2 M1J1 M2J1

Gambar 4.5 hasil pertumbuhan miselium bibit F2 jamur tiram dan jamur merang pada hari ke 21.

Berdasarkan gambar 4.4 dan 4.5 pertumbuhan miselium jamur tiram dan jamur merang dapat dilihat dengan adanya ketebalan miselium yang menyebar pada botol jem. Perbedaan setiap perlakuan pada media ampas tahu dan kulit kacang tanah dapat mempengaruhi ketebalan pertumbuhan miselium jamur tiram dan jamur merang. Pada pertumbuhan miselium bibit F2 jamur tiram, didapatkan hasil ketebalan miselium pada M1J2 (media kulit kacang, jamur tiram) miselium tumbuh cukup tebal pada botol jem.

(10)

6

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, dkk. 2013. Panduan Lengkap Jamur. Depok : Penebar Swadaya.

Anonim. 1999. Budidaya Jamur Kayu Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Daerah Tingkat I Jateng. Semarang.

Lubis,D. A. 1964. Kacang Kedelai, Kacang Hijau, Kacnag Tanah, dan Hasil Ikutan Sebagai Makanan Ternak di Indonesia.Warta Penelitian Pertanian 2:1-2.

Marlina, nunung djarijah dan abbas siregar djarijah. 2011. Budi daya jamur tiram. Yogyakarta: KANISIUS.

Mayun,I.A.2007. Pertumbuhan Jamur Merang (Volvariella volvaceae) pada Berbagai Media Tumbuh. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Gambar

Tabel 4.1  Rerata  pertumbuhan  miselium  jamur  tiram  dan  jamur  merang  pada  media  ampas    tahu  dan  kulit kacang tanah   pada hari ke-14 dan hari ke-21.
Gambar 4.2  hasil pertumbuhan miselium bibit F2 jamur tiram dan jamur merang pada  hari ke 14
Gambar 4.4  hasil pertumbuhan miselium bibit F2 jamur tiram dan jamur merang pada  hari ke 14

Referensi

Dokumen terkait

Gagasan yang diusung oleh muslim progresif, salah satu trend pemikiran Islam, untuk mewujudkan keadilan sosial, keadilan gender, dan pluralisme menjadi gagasan yang harus menggugah

Hasil penelitian ini dapat disimpulakan bahwa Hampir seluruh ibu nifas melakukan inisiasi menyusui dini pada waktu kurang dari satu jam yaitu responden (80,6%) dan hampir seluruh

Setelah melakukan analisis terhadap hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu kebijakan alokasi aset memiliki pengaruh

Hipotesis yang menyatakan bahwa karakteristik internal mahasiswa dan faktor eksternal berhubungan dengan tingkat pengetahuan mahasiswa UPBJJ-UT Banda Aceh tentang

 =0,05), dan (4) pada kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, prestasi belajar geografi siswa yang mengikuti metode pembelajaran ekspositori

Namun, pada waktu t = 120 menit sampai dengan t = 200 menit energi kalor yang dilepas kondensor mulai tetap atau stabil dengan nilai Qout = 240 kJ/kg dan mengalami perubahan

Tujuan penelitian ini adalah a membuat mesin pendingin dengan siklus kompresi uap yang digunakan untuk mendinginkan minuman, b menghitung kerja kompresor per satuan massa