PROSIDINGSEMINARNASIONALSTKIP PGRISUMATERABARAT
ASMIRAWATI, HAMDUNAH, AUDRA PRAMITHA MUSLIM
103 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS IX SMPN 1 NAN SABARIS KABUPATENPADANG PARIAMAN
Asmirawati, Hamdunah, Audra Pramitha Muslim
Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sumatera Barat, Jl. Gunung Pangilun, Padang
Asmirawati95@gmail.com
Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman konsep matematis siswa, siswa cendrung pasif dan lebih individual dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Thing Talk write (TTW) terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas IX SMPN 1 Nan Sabaris. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian Pre-test Post-test. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IX SMPN1 Nan Sabaris Tahun Pelajaran 2019/2020. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak, dengan kelas IX.4 sebagai kelas eksperimen. Instrumen penelitian ini adalah soal Pre-test dan Post-test berbentuk esai. Teknik analisis data tes akhir menggunakan
uji . Berdasarkan analisis tes akhir, hasil uji hipotesis diperoleh =2,21 dan
, karena sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Think Talk Write (TTW) berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas IX SMPN 1 Nan Sabaris
Kata kunci: Think Talk Write (TTW), Pemahaman Konsep Matematis Siswa
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika juga dapat disajikan sebagai sarana pendidikan yang diperlukan oleh berbagai ilmu pengetahuan seperti dalam ilmu kimia, fisika, ekonomi, dan lain-lain. Matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan dan pembuktikan yang logis menurut (Suherman, 2003). Hal ini ditujukan untuk membentuk pola pikir siswa menjadi logis, kritis, analisis, sistenatis dan konsisten serta mampu memecahkan masalah-masalah yang sering timbul dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat peranan matematikayang begitu penting, diharapkan siswa dapat memahami pembelajaran matematika sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika yang hendak dicapai.
Kurikulum 2013 merupakan pembaharuan dari KTSP. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik (ilmiah). Menurut (Majid, 2014) pendekatan saintifik (scientific approach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, mengolah data atau
VOL.6NO.1 DESEMBER2020
ISSN:2443-1257
104
informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan dan mencipta.
Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran matematika adalah siswa mampu menguasai berbagai aspek kemampuan matematika, yaitu pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi serta pemecahan masalah Depdiknas dalam (Depdiknas, 2001) Pembelajaran matematika sangat penting untuk dipelajari disekolah, sehingga berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika, diantaranya dengan cara melengkapi sarana dan prasarana belajar, memberikan kesempatan pendidikan lanjut, penataran dan pelatihan kepada para guru matematika, perbaikan mutu gurumelalui sertifikasi, serta memberikan peluang kepada satuan pendidikan untuk merevisi kurikulum agarsesuai dengan kebutuhan dan kemajuan zaman. Namun bebagai usaha yang telah dilakukan tersebut belum memperlihatkan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih rendah. Hasil belajar siswa yang masih rendah disebabkan oleh kemampuan siswa yang masih kurang dalam memahami konsep dari materi yang diajarkan.
Observasi yang dilakukanpada tanggal 14-18 September 2018 di SMPN 1 Nan Sabaris terlihat bahwa pembelajaran masih cenderung berlangsung satu arah dimana siswa hanya menerima apa yang dijelaskan oleh guru. Guru belum menerapkan pendekatan saintifik secara menyeluruh, dimana guru masih menjelaskan pelajaran. Sehingga dalam pendekatan saintifik yaitu tahap mengamati tidak dilaksanakan. Selain itu juga terlihat pada saat guru menjelaskan pelajaran tidak semua siswa yang tertarik dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik, sekaligus siswa sibuk dengan urusannya, seperti siswa belum sepenuhnya serius memperhatikan apa yang dijelaskan guru di depan kelas dan sibuk mengobrol dengan teman sebangkunya. Siswa cenderung pasif saat pembelajaran matematika sehingga siswa lebih individual dalam proses belajar mengajar, siswa tidak mau bertanya ketika menemukan kesulitan dalam mengerjakan latihan,siswa lebih memilih menyalin latihan temannya dan menunggu jawaban dari guru atau siswa lain yang menyelesaikan soal tersebut di depan kelas.
Mengatasi permasalahan ini, guru sebagai salah satu unsur utama dalam pembelajaran diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang dapat melibatkan siswa secara aktif untuk memahami materi pada waktu pembelajaran. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Think Talk
PROSIDINGSEMINARNASIONALSTKIP PGRISUMATERABARAT
ASMIRAWATI, HAMDUNAH, AUDRA PRAMITHA MUSLIM
105
Write disingkat dengan TTW, dimana karakteristik dari model pembelajaran TTW yaitu
setiap siswa secara aktif melakukan eksplorasi suatu konsep. Model ini dapat menjalin kerjasama diantara siswa, membantu antar siswa dalam pembelajaran serta memberikan waktu kepada seluruh siswa untuk mencoba memikirkan dan menuliskan jawaban dari permasalahan tersebut.
Model pembelajaran Think Talk Write (TTW) sangat berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa. Menurut penelitian yang yang dilakukan oleh (Fitriyana, 2018) mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara strategi
Think Talk Write (TTW) terhadap pemahaman konsep matematika siswa pada materi
operasi suku aljabar dikelas VIII SMP Negeri 2 Lubuk Linggau Tahun Pelajaran 2016/2017.
Alur model pembelajaran Think Talk Write (TTW) ini dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir (Think) atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca sehingga siswa akan lebih fokus dalam pembelajaran sehingga siswa mampu mengerjakan latihan sendiri, selanjutnya berbicara (Talk), pada tahap ini siswa diminta bertukar fikiran dengan teman kelompoknya sesuai dengan apa yang mereka peroleh dan membagi ide dengan kelompok masing-masing sebelum menulis (Write). Hal ini akan membuat siswa lebih aktif dan tidak individual dalam proses pembelajaran, serta akan meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa.
Menurut (Lestari, dan Yudhanegara, 2015) model pembelajaran Think Talk
Write (TTW) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada
kegiatan berfikir, menyusun, menguji, merefleksikan dan menuliskan ide-ide. Tahapan dalam pembelajaran TTW yaitu:
1. Fase Teams, pada fase ini dilakukan Pembentukan kelompok yang terdiri dari 4-5 orang anggota yang heterogen
2. Fase Think, Tahap berfikir dimana siswa membaca teks berupa soal. Pada tahap ini, siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, atau hal-hal yang tidak dipahaminya sesuai dengan bahasanya sendiri.
3. Fase Talk, Pada tahap ini, siswa merefleksikan, menyusun, serta menguji ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok
VOL.6NO.1 DESEMBER2020
ISSN:2443-1257
106
4. Fase Write, Siswa secara individu merumuskan pengetahuan berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, strategi, dan solusi) dalam bentuk tulisan (write) dengan bahasanya sendiri. Pada tulisan itu, siswa menghubungkan ide-ide yang diperolehnya melalui diskusi
Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas IX SMPN 1 Nan Sabaris.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh (Atrimazona, 2016) dengan judul “ Pengaruh Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X MIA SMAN 1 Solok Selatan. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran TTW lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan scientific pada siswa kelas X MIA SMAN 1 Solok Selatan. Penelitian yang dilakukan Reni Atrimazona menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) untuk melihat hasil belajar siswa sedangkan pada penelitian ini variabel yang akan diukur adalah pemahaman konsep matematis siswa.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan maka jenis penelitian adalah penelitian pre-eksperimen. Penelitian ini menggunakan rancangan pre-test and post-test
group. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMPN 1 Nan
Sabarisyang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2019/2020. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling atau sampel acak, kelas yang terambil adalah kelas merupakan kelas eksperimen yaitu kelas IX 4. pengambilan kelas eksperimen dilakukan dengan pencabutan lot.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) pada kelas eksperimen. Maka yang menjadi variabel terikat adalah pemahaman konsep matematis siswa kelas IX SMPN 1 Nan Sabaris yang terpilih menjadi sampel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-test dan Post-test. Yang berbentuk esai yang memuat
PROSIDINGSEMINARNASIONALSTKIP PGRISUMATERABARAT
ASMIRAWATI, HAMDUNAH, AUDRA PRAMITHA MUSLIM
107 indikator pemahaman konsep. Indikator pemahaman konsep yang digunakan adalah menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari, mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan konsep matematika, menerapkan konsep secara algoritma, memberikan contoh atau kontra contoh dari konsep yang dipelajari, menyajikan konsep dalam berbagai representatif, mengaitkan berbagai konsep matematika secara internal atau eksternal. Rubrik yang digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa berpedoman pada (Iryanti, 2004).
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas soal uji coba tes akhir, diperoleh = 0,54
sedangkan . Karena r11rt, maka soal uji coba tes akhir dikatakan reliabel. Ini menunjukkan bahwa soal tes akhir hasil belajar dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data berpedoman pada Arikunto (2010). Teknik analisis data tesakhir yang digunakan uji t berpedoman pada Arikunto (2010).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pre-test dilakukan untuk mengetahui sejauh mana materi yang akan diajarkan
telah diketahui oleh siswa dan post-test dilakukan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang penting telah dikuasai dengan baik oleh siswa. Soal pre-test dan
post-test berupa soal essay sebanyak 6 butir soal. Pre-test dilakukan sebelum
menerapkan model Think Talk Write, dan post-test dilakukan setelah menerapkan model
Think Talk Write. Pre-test dan post-test di kelas eksperimen diikuti oleh 21 orang siswa.
Skor hasil belajar pre-test dan post-test matematika siswa ini dapat dilakukan perhitungan rata-rata ( ̅), skor tertinggi ( , dan skor terendah ( , Simpangan Baku (S). Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel1.
Tabel 1. Hasil perhitungan nilai tes akhir pemahaman konsep matematis siswa kelas sampel
Eksperimen ̅ S Xmaks Xmin
Pre-test 41,75 17,81 67 16
Post-test 46,51 20,84 100 20
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat rata-rata nilai post-test lebih tinggi dari pada rata-rata nilai pre-test. Simpangan baku nilai pre-test lebih rendah dari pada simpangan baku nilai post-test, hal ini menunjukkan bahwa pre-test memiliki keragaman nilai yang
VOL.6NO.1 DESEMBER2020
ISSN:2443-1257
108
rendah dibandingkan post-test. Selain itu dilihat dari nilai maksimum dan minimum yang diperoleh siswa pada nilai post-test lebih tinggi dibandingkan nilai pre-test. Sehingga nilai tertinggi berada pada nilai post-test dan nilai terendah berada pada nilai
pre-test.
Hipotesis penelitian ini adalah model pembelajaran Think Talk Write (TTW) berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas IX SMPN 1 Nan Sabaris. Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak maka dilakukan uji normalitas Pre-Test, danuji normalitas Post-Test, uji homogenitas Pre-Test Post-Test, dan uji-t satu pihak. Dari perhitungan uji normalitas Pre-Test
diperoleh sedangkan . Karena nilai maka
Pre-Test berdistribusi normal. Dari perhitungan uji normalitas Post-Test diperoleh
sedangkan . Karena nilai maka
Post-Test berdistribusi normal. Dari perhitungan uji homogenitas Pre-Post-Test Post-Post-Test
diperoleh ( )( =0,44 sedangkan =0,65 dan ( =2,27karena ( )( ( maka kelompok Pre-Test dan Post-Test
mempunyai variansi yang homogen. Dari perhitungan diperoleh nilai = 2,21 dengan d.b =N-1 = 21-1= 20 dan = 0,05. Sedangkan =. 1,72. Karena nilai
maka H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan
model Think Talk Write (TTW) terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas IX SMP N 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman..
Proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) akan dibagi menjadi empat fase, yaitu fase Teams yaitu Pembentukan kelompok yang terdiri dari 4-5 orang anggota yang heterogen. Fase Think yaitu Tahap berfikir dimana siswa membaca teks berupa soal. Pada tahap ini, siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, atau hal-hal yang tidak dipahaminya sesuai dengan bahasanya sendiri. Fase Talk Pada tahap ini, siswa merefleksikan, menyusun, serta menguji ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok. Dan fase Write Siswa secara individu merumuskan pengetahuan berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, strategi, dan solusi) dalam bentuk tulisan (write) dengan bahasanya sendiri. Pada tulisan itu, siswa menghubungkan ide-ide yang diperolehnya melalui
PROSIDINGSEMINARNASIONALSTKIP PGRISUMATERABARAT
ASMIRAWATI, HAMDUNAH, AUDRA PRAMITHA MUSLIM
109 diskusi. Dan guru memberikan lembar TTW pada setiap pertemuan sesuai materi yang akan dipelajari, lembar ini berisi kolom untuk menuliskan apa yang difikirkan (think), apa yang didiskusikan (talk), dan apa yang disimpulkan (write).
Tes pemahaman konsep matematis dilakukan untuk melihatperkembangan pemahaman konsep matematis siswa sebelum menerapkan model pembelajaran Think
Talk Write (TTW)dan sesudah menerapkan model Think Talk Write (TTW). Pre-test
dilakukan untuk melihat sejauh mana materi yang akan diajarkan telah diketahui oleh siswa yang dilaksanakan sebelum penerapan model pembelajaran Think Talk Write (TTW). Post-test dilaksanakan diakhir proses pembelajaran pada pertemuan terakhir untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap pelajaran yang telah dipelajarinya. Pre-test dan post-test dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas IX SMPN 1 Nan Sabaris. Soal berbentuk essai dengan jumlah sebanyak 6 butir soal. Gambaran hasil tes siswa dapat dilihat dari lembar jawaban siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran dengan model Think Talk Write (TTW). Bentuk lembar jawaban hasil tes belajar siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sesuai dengan indikator soal dan indikator pemahaman konsep berupa berikut ini. Indikator pemahaman konsepnya yaitu menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari, sedangkan indikator materi pada soal Pre-Test yaitu menyatakan relasi, maka siswa harus mampu menyatakan ulang sebuah relasi dengan himpunan pasangan berurutan. Soal pre-test yang digunakan dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.
Gambar 1.Soal pre-test
Lembar jawaban pre-test siswa pada indikator pemahaman konsep menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.
VOL.6NO.1 DESEMBER2020
ISSN:2443-1257
110
Gambar 2. Lembar jawaban pre-test siswa berkemampuan tinggi
Berdasarkan Gambar 2, untuk soal nomor 1a. Siswa diminta untuk menyatakan relasi dari A ke B dengan himpunan pasangan berurutan. Siswa berkemampuan tinggi sudah mampu menyelesaikan jawaban dengan benar.
Sedangkan indikator materi pada soal Post-Test yaitu pengertian fungsi kuadrat dengan indikator pemahaman konsep menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari, pada soal siswa diminta untuk menyatakan ulang dari konsep fungsi kuadrat tersebut. Soal post-test yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini.
Gambar 3.Soal post-test
Sedangkan lembar jawaban siswa pada soal post-test dapat dilihat pada Gambar4 berikut ini.
PROSIDINGSEMINARNASIONALSTKIP PGRISUMATERABARAT
ASMIRAWATI, HAMDUNAH, AUDRA PRAMITHA MUSLIM
111 Berdasarkan Gambar 4, untuk soal nomor 1. Siswa diminta untuk menyatakan model matematika dalam bentuk fungsi kuadrat dari suatu segitiga siku-siku. Siswa berkemampuan tinggi sudah menjawab dengan benar. Lembar jawaban soal nomor 1 dengan indikator yang sama siswa berkemampuan sedang untuk nilai Pre-Test dapat dilihat pada gambar pada Gambar 5 berikut.
Gambar 5. Lembar Jawaban pre-test Siswa Berkemampuan sedang
Berdasarkan Gambar 5 untuk soal nomor 1a. Siswa diminta untuk menyatakan relasi dari A ke B dengan himpunan pasangan berurutan. Siswa berkemampuan sedang sudah mampu menjawab pasangan berurutannya tapi masih salah pada tanda kurungnya. Sedangkan lembar jawaban siswa berkemampuan sedang pada soal
Post-Test dengan indikator soal dan indikator pemahaman konsep yang sama dapat dilihat
pada Gambar 6 berikut
Gambar 6. Lembar Jawaban post-test Siswa Berkemampuan sedang
Berdasarkan Gambar 6 , untuk soal nomor 1. Siswa diminta untuk menyatakan model matematika dari suatu segitiga siku-siku dalam bentuk fungsi kuadrat. Siswa berpengetahuan sedang sudah hampir menjawab benar tapi salah pada operasi perkalian hasil akhirnya. Untuk lembar jawaban Pre-Test siswa berkemampuan rendah pada indikator materi dan indikator pemahaman konsep yang sama, dapat dilihat pada Gambar 7 berikut.
VOL.6NO.1 DESEMBER2020
ISSN:2443-1257
112
Gambar 7. Lembar Jawaban pre-test Siswa Berkemampuan rendah
Berdasarkan Gambar7 untuk soal nomor 1a,. Siswa diminta untuk menyatakan relasi dari A ke B dengan himpunan pasangan berurutan. Siswa berkemampuan rendah belum mampu menjawab pasangan berurutannya dengan benar, tapi sudah paham cara penulisannya. Lembar jawaban Post-Test siswa berkemampuan rendah dapat dilihat pada Gambar 8 berikut.
Gambar 8. Lembar Jawaban post-test Siswa Berkemampuan rendah
Berdasarkan Gambar 8 untuk soal nomor 1. Siswa diminta untuk menyatakan model matematika dari suatu segitiga siku-siku dalam bentuk fungsi kuadrat. Siswa berkemampuan rendah belum mampu menyelesaikan soal tersebut, sudah tau rumus tapi belum bisa mengaplikasikannya.
KESIMPULAN
Berdasarkananalisis data dan hasilpenelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Think Talk Write (TTW) berpengaruh terhadap kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa kelas IX SMPN 1 Nan Sabaris .
DAFTAR PUSTAKA
Atrimazona, R. (2016). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X MIA SMAN 1 Solok Selatan.
PROSIDINGSEMINARNASIONALSTKIP PGRISUMATERABARAT
ASMIRAWATI, HAMDUNAH, AUDRA PRAMITHA MUSLIM
113 Depdiknas. (2001). Penyusunan butir soal dan instrumen penilaian. Jakarta:
Diknasmen.
Fitriyana, N. (2018). Pengaruh Strategi Think Talk Write (TTW) Terhadap Pemahaman
Konsep Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuk Linggau.
Lestari, K.E, dan Yudhanegara, M. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama.
Majid, A. (2014). Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Interes Media.
Suherman, E. dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Putera Indonesia.