• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PEMBERIAN BACKRUB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIFITAS PEMBERIAN BACKRUB"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SURYA 23 Vol.03, No.XIII, Desember 2012

EFEKTIFITAS PEMBERIAN BACKRUB (MASASE PUNGGUNG) TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA IBU INPARTU KALA I DI BPM AS-SYUFA’

DESA SUMBERWUDI KEC. KARANGGENENG KAB. LAMONGAN

Asrufiyaty Iid Vitary, Lilin Turlina

…………...……….…… …… . .….ABSTRAK…… … ...………. …… …… . .…. Nyeri yang menyertai kontraksi uterus mempengaruhi mekanisme fisiologis sejumlah sistem tubuh yang selalu menyebabkan respon stress fisiologis yang umum dan menyeluruh.Masase merupakan tindakan nonfarmakologis yang efektif untuk mengurangi nyeri. Nyeri juga dapat menyebabkan aktivitas uterus yang tidak terkoordinasi dan akan mengakibatkan persalinan lama. Jika dalam persalinan tidak dilakukan pengurangan terhadap nyeri, akan mengakibatkan kesakitan yang berkepanjangan dalam menjalani persalinannya. Rasa nyeri dalam persalinan akan menimbulkan rasa gelisah pada sang ibu, sehingga ada efek psikologis yang justru mengganggu, misalnya cardiovascular, respiratory, maupun neuroendocrine .Masalah penelitian adalah masih banyak ibu bersalin yang mengalami nyeri berat saat persalinan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas masase punggung terhadap penurunan nyeri persalinan kala 1 fase aktif. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah pra-eksperiment (one group pratest-postest design). Populasi ibu bersalin kala 1 fase aktif di BPM As-Syufa’ desa Sumberwudi kecamatan Karanggeneng kabupaten Lamongan pada bulan Mei-Juli tahun 2012 berjumlah 20 orang dengan teknik sampling adalah simple random sampling. Jumlah sampel peneliti sebanyak 19 orang, data diambil dengan menggunakan lembar observasi kemudian dianalisa sesuai dengan variabel. Serta skalanya masing-masing dari analisa tersebut kemudian dilakukan uji wilcoxon sign rank test. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dilakukan teknik backrub (masase punggung) mengalami nyeri berat, dan lebih dari sebagian ibu bersalin kala 1 fase aktif sesudah dilakukan teknik bacrub (masase punggung) mengalami nyeri sedang. Dari hasil penelitian ρ sign = 0,000 (ρ sign <0,005). Ini menunjukkan bahwa masase punggung efektif menurunkan nyeri saat persalinan.

Melihat hasil penelitian ini maka bidan perlu melakukan masase punggung pada saat persalinan untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan ibu bersalin.

Kata kunci : masase punggung, nyeri persalinan

PENDAHULUAN. …… . … … . Persalinan bagi seorang wanita merupakan salah satu periode krisis dalam kehidupannya (Perry Potter, 2006). Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir maupun melalui jalan lain dengan bantuan maupun tanpa bantuan (Manuaba IBG, 2007). Persalinan adalah proses fisiologis yang mencakup beberapa perilaku nyeri. Dalam hal ini nyeri sebagai suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak

menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial yang dirasakan dalam kejadian dimana terjadi kerusakan (Perry Potter, 2006).

Meskipun sudah di alami oleh sebagian wanita, rasa nyeri saat melahirkan bersifat unik dan berbeda. Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu (Perry Potter, 2006). Faktor nyeri dapat didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat (Mubarak, 2007). Nyeri persalinan kala 1 fase aktif sering kali dialami oleh ibu yang akan

(2)

SURYA 24 Vol.03, No.XIII, Desember 2012 melahirkan. Pada pembukaan 4 sampai

dengan 10 nyeri di rasakan semakin berat. Nyeri ini berasal dari bagian bawah abdomen akibat dari pembukaan dan penipisan serviks, kemudian nyeri menyebar ke punggung bawah dan turun ke paha yang di sebabkan oleh tekanan kepala janin terhadap tulang belakang ibu. Nyeri ini dirasakan hanya selama kontraksi dan akan berkurang pada interval antar kontraksi (Bobak, 2005). Nyeri yang menyertai kontraksi uterus mempengaruhi mekanisme fisiologis sejumlah sistem tubuh yang selalu menyebabkan respon stress fisiologis yang umum dan menyeluruh. Nyeri persalinan yang berat dan lama dapat mempengaruhi ventilasi, sirkulasi, metabolisme, dan aktifitas uterus. Nyeri juga dapat menyebabkan aktivitas uterus yang tidak terkoordinasi dan akan mengakibatkan persalinan lama (Mander, 2003).

Penelitian di Amerika sekitar 70% sampai 80% wanita yang melahirkan mengharapkan persalinan berlangsung tanpa nyeri, berbagai cara dilakukan agar ibu melahirkan tidak selalu merasa sakit dan merasa nyaman, salah satunya dengan menggunakan tekhnik nonfarmakologi (Damayanti, 2006). Sementara di Indonesia 50% persalinan di rumah sakit swasta dilakukan dengan operasi Caesar (Eriska, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Laili di RSI Surabaya terdapat 10 ibu yang melahirkan, diantaranya terdapat 3 (30%) pasien nyeri sangat berat, 6 (60%) pasien yang mengalami nyeri berat, 1 (10%) pasien mengalami nyeri sedang (Laili, 2011).

Sedangkan menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Neny terhadap 10 responden ibu post partum di RSUD Soegiri Lamongan terdapat 6 ibu post partum atau 60% mengalami nyeri, dengan tingkatan nyeri berat 1 orang atau 16,7%, nyeri sedang 3 orang atau 50%, dan nyeri ringan 2 orang atau 33,3% (Neny, Ahnafiya M, 2011).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan penulis pada 10 responden ibu bersalin pada tanggal 26 januari sampai dengan tanggal 5 maret tahun 2013 di BPM As-Syufa’ desa Sumberwudi Karanggeneng

Lamongan hasilnya mengalami nyeri kala I, yaitu 6 orang atau 60% mengalami nyeri berat, 3 orang atau 30% nyeri sedang, dan 1 orang atau 10% mengalami nyeri ringan saat bersalin. Dari data diatas menunjukkan bahwa banyak ibu bersalin yang masih mengalami nyeri berat.

Faktor yang mempengaruhi nyeri yaitu ansietas, budaya, gaya koping, pengalaman sebelumnya, dukungan suami atau keluarga, persepsi individu terhadap nyeri, usia, dan peran bidan (Perry Potter, 2006).

Ansietas merupakan rasa cemas yang dapat menimbulkan suatu masalah penatalaksanaan nyeri yang serius (Perry Potter, 2006). Ketegangan emosi akibat rasa cemas sampai rasa takut dapat memperberat persepsi nyeri selama persalinan. Nyeri atau kemungkinan nyeri dapat menginduksi katakutan, sehingga timbul kecemasan yang berakhir ketakutan (Bobak, 2005).

Budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana individu bereaksi terhadap nyeri (Perry Potter, 2006).

Gaya koping klien sering menemukan jalan untuk mengatasi efek nyeri baik fisik maupun psikologis. Penting untuk mengerti sumber koping individu selama nyeri. Blok termal seperti terapi panas, pijatan dan manipulasi telah di gunakan selama beberapa tahun sebagai salah satu bentuk pereda rasa nyeri (Mander, 2003).

Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang. Apabila individu sejak lama sering mengalami serangkaian episode nyeri tanpa pernah sembuh atau menderita nyeri yang berat, maka rasa takut akan muncul. Sebaliknya apabila individu mengalami nyeri dengan jenis yang sama berulang-ulang, tapi kemudian nyeri tersebut berhasil dihilangkan, akan lebih mudah bagi individu untuk menginterpretasikan sensasi nyeri (Perry Potter, 2006).

Dukungan suami atau keluarga juga mempengaruhi respon terhadap nyeri. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri

(3)

SURYA 25 Vol.03, No.XIII, Desember 2012 sering bergantung pada keluarga untuk

mensupport, membantu atau melindungi. Ketidakhadiran keluarga atau teman terdekat mungkin akan membuat nyeri semakin bertambah. Kehadiran orangtua merupakan hal khusus yang penting untuk anak-anak dalam menghadapi nyeri (Linda V. Walsh, 2007).

Persepsi tiap individu terhadap nyeri berbeda-beda, perbedaan individu dan perasaan subjektif dari setiap perasaan nyeri merupakan salah satu faktor utama yang membuatnya sulit untuk diartikan dan diobati secara klinik. Tidak ada stimulus yang menyakitkan, stimulus yang tetap menimbulkan persepsi nyeri pada semua individu (Jessy, 2011).

Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri (Perry Potter, 2006). Dengan berbagai variabel sosialnya, dapat meningkatkan insiden dan beratnya nyeri. Anak yang sangat muda dan ibu yang tua mengeluh tingkat nyeri persalinan yang lebih tinggi. Paritas dapat mempengaruhi persepsi, primipara mengalami nyeri lebih besar pada awal persalinan, sedangkan multipara mengalami peningkatan nyeri setelah proses persalinan dengan penurunan cepat pada persalinan kala II (Linda V. Walsh, 2008).

Bidan ternyata memiliki peran historis yang cukup kuat dalam masalah penanganan rasa nyeri saat persalinan, karena sebagian besar kelahiran di tanah air dibantu oleh tangan-tangan trampil dan terdidik dari seorang bidan (Rury, 2012).

Jika dalam persalinan tidak dilakukan pengurangan terhadap nyeri, akan mengakibatkan kesakitan yang berkepanjangan dalam menjalani persalinannya. Menurut Johanes Mose dan Dadang Syarief Hidajat E, rasa nyeri dalam persalinan akan menimbulkan rasa gelisah pada sang ibu, sehingga ada efek psikologis yang justru mengganggu, misalnya cardiovascular, respiratory, maupun neuroendocrine (Echaluchu, 2007).

Penanganan yang bisa dilakukan dalam mengatasi rasa nyeri diantaranya dengan metode-metode pengendali nyeri. Metode tersebut terbagi menjadi 2 yaitu metode farmakologi dan non-farmakologi.

Tindakan medis atau farmakologi yang digunakan antara lain penggunaan analgesik, suntikan epidural, spinal, Intracthecal labor analgesia (ILA), Paracervical Block, Block syaraf perineal, pudendal dan lain-lain. Tindakan-tindakan medis ini hampir semua mempunyai efek samping pada ibu dan juga pada janin. Sehingga persalinan menjadi lebih lama. Metode yang tidak menggunakan medikasi atau obat-obatan lebih diinginkan, baik ibu maupun bidan atau tenaga medis. Karena kita mulai sadar betapa rentannya janin terhadap ancaman lingkungan terutama pada subtansi yang tidak alami dan buatan (Mander, 2004). Sedangkan tindakan secara non farmakologis antara lain: relaksasi, hipnoterapi, sentuhan terapeutik, distraksi, TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation), dan masase (Mander, 2003). Karena banyak cara dalam mengatasi nyeri persalinan kala I, maka peneliti membatasi hanya menggunakan salah satu upaya pengendalian nyeri nonfarmakologi yaitu tekhnik backrub (masase punggung).

Masase merupakan tindakan nonfarmakologis yang efektif untuk mengurangi nyeri. Masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, tendon, atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi dan memperbaiki sirkulasi (Henderson, Christine, 2005). Pemberian masase menutup pintu gerbang nyeri sehingga mampu menghambat perjalanan nyeri. Keuntungan teknik masase tidak hanya menimbulkan perubahan fisiologis murni, namun lebih luas yaitu efek psikologis yang dapat mengurangi kecemasan. Penelitian Tiffany Field dari Fakultas Kedokteran Universitas Miami di Amerika Serikat, membuktikan pijat dapat menurunkan hormon penyebab stress dalam tubuh.

Sebagai tenaga kesehatan, kita dapat membantu pasien dalam menangani masalah persalinan diantaranya membantu mengurangi rasa nyeri saat persalinan dengan masase, yaitu memberikan tekanan ringan pada lumbal bawah, namun efek pengendalian nyeri tersebut hanya berlangsung selama tindakan dilakukan.

(4)

SURYA 26 Vol.03, No.XIII, Desember 2012 Dari uraian diatas, penulis tertarik

untuk meneliti tentang efektifitas pemberian backrub (masase punggung) terhadap penurunan intensitas nyeri pada ibu inpartu kala 1 di BPM As-Syufa’ desa Sumberwudi Karanggeneng Lamongan Tahun 2013. METODE .PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan praeksperimen dengan menggunakan pendekatan rancangan one group pretest posttest. Sampel penelitian adalah ibu bersalin normal kala I di BPS As Syufa Karanggeneng Lamongan yang berjumlah 19 orang. Pengambilan sampel dengan simple random sampling. Ibu bersalin diukur nyeri persalinan sebelum dilakukan backrub dan nyeri persalinan diukur kembal setelah ibu mendapat terapi bacrub. Pengumpulan data dengan cek list dan lembar observasi serta wawancara kepada responden. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon Sign rank test dengan taraf signifikansi P sign < 0,05.

HASIL.PENELITIAN …

1. Data Umum

1) Karakteristik responden

berdasarkan umur

Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan umur di BPM As-Syufa’ Desa Sumberwudi Kec. Karanggeneng Kab. Lamongan Tahun 2012

No. Umur Jumlah Persentase

(%) 1. 2. 3. <20 tahun 20-30 tahun > 30 tahun 4 15 0 21,1 78,9 0 Total 19 100

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin kala I berumur antara 20-30 tahun sejumlah 15 orang atau 78,9%.

(1) Paritas

Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan paritas di BPM As-Syufa’ Desa Sumberwudi Kec. Karanggeneng Kab. Lamongan Tahun 2012

No. Paritas Jumlah

Prosentase (%) 1. 2. 3. Primigravida Multigravida Grandemulti 13 5 1 68,4 26,3 5,3 Total 19 100

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin kala I paritas primigrvida sebanyak 13 orang atau 68,4% sedangkan sebagian kecil ibu bersalin kala 1 fase aktif paritas grandemulti sebanyak 1 orang atau 5,3%.

(2) Pendidikan

Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan pendidikan di BPM As-Syufa’ Desa Sumberwudi Kec. Karanggeneng Kab. Lamongan Tahun 2012

No. Pendidikan Jumlah Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. Tidak sekolah SD SMP SMA PT 0 0 2 16 1 0 0 10,5 84,2 5,3 Total 19 100

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 19 ibu bersalin kala I yaitu sebagian besar ibu bersalin kala I berpendidikan SMA sejumlah 16 orang atau 84,2% sedangkan sebagian kecil ibu bersalin kala I yang berpendidikan PT sejumlah 1 orang atau 5,3%.

(5)

SURYA 27 Vol.03, No.XIII, Desember 2012 (3) Pekerjaan

Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di BPM As-Syufa’ Desa Sumberwudi Kec. Karanggeneng Kab. Lamongan Tahun 2012

No.

Pekerjaan Jumlah Persentase (%) 1. 2. 3. PNS Wiraswasta Tani IRT 0 4 1 14 0 21,1 5,3 73,7 Total 19 100

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa 19 ibu bersalin kala I sebagian besar ibu bersaalin kala I tidak bekerja sejumlah 14 orang atau 73,7% dan sebagian kecil ibu bersalin kala I yang pekerjaannya sebagai petani sejumlah 1 orang atau 5,3%.

A. Data Khusus Responden

1) Tingkat Nyeri Sebelum Dilakukan Backrub (Masase Punggung)

Tabel 5 Distribusi frekuensi ibu bersalin kala I berdasarkan tingkat nyeri sebelum dilakukan backrub (masase punggung) di BPM As-Syufa’ Desa Sumberwudi Kec. Karanggeneng Kab. Lamongan Tahun 2012

No. Tingkat Nyeri Jumlah Persentase (%) 1. 2. 3. Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri berat 0 4 15 0 21,1 78,9 Total 19 100

Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin kala I sebelum dilakukan masase punggung mengalami nyeri berat sebanyak 15 orang atau 78,9% dan hanya sebagian kecil ibu bersalin kala I sebelum dilakukan masase punggung mengalami nyeri sedang sebanyak 4 orang atau 21,1%.

2) Tingkat Nyeri Sesudah Dilakukan Backrub (Masase Punggung)

Tabel 6 Distribusi frekuensi ibu bersalin kala I berdasarkan tingkat nyeri sesudah dilakukan backrub (masase punggung) di BPM As-Syufa’ Desa Sumberwudi Kec. Karanggeneng Kab. Lamongan Tahun 2012

No. Tingkat Nyeri Jumlah Persentase (%) 1. 2. 3. Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri berat 7 11 1 36,8 57,9 5,3 Total 19 100

Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan bahwa lebih dari sebagian ibu bersalin kala I sesudah dilakukan masase punggung mengalami nyeri sedang sebanyak 11 orang atau 57,9% dan hanya sebagian kecil ibu bersalin kala I sesudah diberi perlakuan masase punggung mengalami nyeri berat sebanyak 1 orang atau 5,3%.

3) Efektivitas backrub (masase punggung) terhadap penurunan intensitas nyeri pada ibu inpartu kala I.

Tabel 7 Distribusi efektivitas backrub (masase punggung) terhadap penurunan intensitas nyeri pada ibu inpartu kala I di BPM As-Syufa’ Desa Sumberwudi Kec. Karanggeneng Kab. Lamongan Tahun 2012 No. Nyeri Kala 1 Sebelum Dilakukan Masase

Nyeri Kala 1 Sesudah Dilakukan

Masase Total

Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat

∑ % ∑ % ∑ % ∑ % 1. Nyeri Sedang 3 75% 1 25% 0 .0% 4 100% 2. Nyeri Berat 4 26.7% 10 66.7% 1 6.7% 15 100% 3. Total 7 36.8% 11 57.9% 1 5.3% 19 100% Z=3.827 p=0,000

Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin kala I sebelum dilakukan masase punggung mengalami nyeri berat sebanyak 15 orang atau 78,9% dan hanya sebagian kecil ibu bersalin kala I sebelum dilakukan masase punggung mengalami nyeri sedang sebanyak 4 orang atau 21,1%. Sedangkan lebih dari sebagian ibu bersalin kala I

(6)

SURYA 28 Vol.03, No.XIII, Desember 2012 sesudah dilakukan masase punggung

mengalami nyeri sedang sebanyak 11 orang atau 57,9% dan hanya sebagian kecil ibu bersalin kala I sesudah diberi perlakuan masase punggung mengalami nyeri berat sebanyak 1 orang atau 5,3%. Dari kedua variabel tersebut dilakukan uji statistik menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test yang menunjukkan hasil bahwa nilai p=0,000, dimana p < 0,05 yang artinya terdapat perbedaan nyeri sebelum dan sesudah diberikan masase punggung sehingga masase efektif terhadap penurunan nyeri persalinan kala I.

PEMBAHASAN .… .…

1. Tingkat nyeri ibu bersalin kala I sebelum dilakukan backrub (masase punggung).

Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin kala I sebelum dilakukan backrub (masase punggung) mengalami nyeri berat dan hanya sebagian kecil ibu bersalin kala I sebelum dilakukan backrub (masase punggung) mengalami nyeri sedang. Hal ini dikarenakan nyeri persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu paritas. Pada ibu primigravida nyeri yang dirasakan cenderung lebih berat, karena ibu yang baru pertama kali mengalami proses persalinan akan cenderung lebih merasa cemas dan takut yang justru akan memperberat sensasi nyeri yang dirasakan. Kondisi ini menarik bagi para bidan untuk melakukan aktivitas untuk mengantisipasi masalah nyeri pada ibu bersalin kala I, sehingga dapat dipersiapkan sejak dini upaya untuk meminimalisir angka kejadian nyeri berat pada ibu bersalin kala I. Nyeri persalinan dapat mengganggu hubungan dan kemampuan individu untuk mempertahankan perawatan dirinya. Nyeri bersalin dapat menimbulkan respon fisiologis yang mengurangi kemampuan rahim berkontraksi dan akan merubah perilaku seseorang. Pada fase aktif kontraksi cenderung menjadi teratur dan nyerinya sedang. Pada saat kontraksi rahim terjadi juga peregangan otot panggul maupun peregangan jaringan dasar

panggul sekitar jalan lahir, juga merupakan sumber penyebab nyeri lainnya.

Tingkat nyeri dikatakan berat apabila ibu bersalin kala I secara subjektif mengatakan nyeri berat dan secara objektif klien tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi, dan nafas panjang. Dan dikatakan nyeri sedang apabila secara subjektif ibu bersalin kala I mengatakan bahwa nyeri sedang dan secara objektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya dan dapat mengikuti perintah dengan baik.

Nyeri sebagai suatu sensosi subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (Perry Potter, 2005).

Rasa tidak nyaman selama persalinan disebabkan oleh dua hal. Pada tahap pertama persalinan, kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta iskemia rahim yaitu penurunan aliran darah sehingga oksigen lokal mengalami defisit akibat kontraksi arteri miometrium (Bobak, 2004).

2. Tingkat nyeri ibu bersalin kala I sesudah dilakukan backrub (masase punggung).

Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan bahwa hampir seluruh ibu bersalin kala I sesudah diberi perlakuan masase punggung mengalami nyeri sedang dan hanya sebagian kecil yang mengalami nyeri berat. Hal ini dengan adanya masase punggung maka ibu bersalin merasakan relaksasi. Sehingga ibu bersalin tidak berfokus penuh pada nyeri yang dirasakan.

Tingkat nyeri dikatakan sedang apabila secara subjektif ibu bersalin kala I mengatakan bahwa nyeri sedang dan secara objektif klien mendesis, meenyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya dan dapat mengikuti perintah dengan baik. Dan dikatakan nyeri berat apabila ibu bersalin kala I secara subjektif mengatakan nyeri berat dan secara

(7)

SURYA 29 Vol.03, No.XIII, Desember 2012 objektiv klien tidak dapat mengikuti perintah

tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi, dan nafas panjang.

Nyeri persalinan menjadi lebih ringan seiring dengan sering dan efektifnya pengendalian nyeri interventif. Tindakan tersebut kemungkinan melibatkan strategi koping tertentu. Untuk mengatasi nyeri waktu melahirkan maka tindakan masase digunakan untuk pengandalian nyeri. Tindakan masase dianggap menutup gerbang untuk menghambat perjalanan rangsangan nyeri pada sistem syaraf pusat (Mander, 2003). Jika interneuron mendapat stimulasi hanya dari serabut dikulit maka pintu gerbang ditutup dan pesan nyeri yang sampai ke kordaspinalis dihentikan. Sebaliknya jika interneuron mendapatkan stimulasi terutama dari serabut yang membawa pesan nyeri, pesan ini dihambat, pintu gerbang tetap terbuka dan pesan nyeri sampai ke kordaspinalis dan diteruskan ke otak.

3. Efektivitas pemberian backrub (masase punggung) terhadap penurunan nyeri pada ibu bersalin kala I.

Uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan nilai ρ Sign < 0,05 terdapat perbedaan nyeri sebelum dan sesudah diberikan masase punggung sehingga masase efektif terhadap penurunan nyeri persalinan kala I. Hal ini disebabkan karena efek dari masase punggung yang dapat membantu dalam relaksasi dan menurunkan kesadaran nyeri dengan meningkatkan aliran darah kearea yang sakit. Dengan adanya masase maka pintu gerbang ditutup sehingga kesadaran terhadap nyeri menurun kemudian impuls tersebut akan disebarkan ke otak dan akan menghasilkan endorphin alami sehingga nyeri yang dirasakan berkurang.

Backrub (Masase) adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya otot tendon atau ligament, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan meningkatkan sirkulasi (Henderson, Christine, 2005). Backrub (masase punggung) bermanfaat

untuk menutup pintu gerbang, untuk menghambat perjalanan nyeri, meningkatkan kenyamanan, mengurangi kecemasan, menurunkan nyeri dan kecemasan, mempercepat persalinan, masase perut saat interval kontraksi dapat menurunkan ketegangan otot akibat kontraksi (Mander, 2003).

Gerakan-gerakan dasar masase meliputi gerakan memutar yang dilakukan oleh telapak tangan, gerakan memutar dan mendorong kedepan dan kebelakang menggunakan tenaga, menepuk-nepuk dan meremas-remas.

KESIMPULAN DAN SARAN. …

1. Kesimpulan

1) Sebagian besar ibu bersalin kala I di BPM As-Syufa’ sebelum dilakukan masase punggung mengalami nyeri berat. 2) Lebih dari sebagian ibu bersalin kala I di

BPM As-Syufa’ sesudah dilakukan masase punggung mengalami nyeri sedang.

3) Backrub (masase punggung) efektif terhadap penurunan intensitas nyeri pada ibu inpartu kala I di BPM As-Syufa’.

2. Saran

1) Bagi Pemerintah

Diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut, seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran yang semakin maju, dan usaha untuk menurunkan angka kejadian nyeri berat saat persalinan. 2) Bagi Lahan Praktek

Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan di bidang kesehatan khususnya bagian maternitas dalam upaya penurunan nyeri dengan masase punggung atau terapi nonfarmakologis yang lain.

3) Bagi Profesi Kebidanan

Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam perencanaan pengembangan guna peningkatan pengembangan pelayanan kesehatan, khususnya pada ibu bersalin yang mengalami nyeri berat.

(8)

SURYA 30 Vol.03, No.XIII, Desember 2012

. . .DAFTARPUSTAKA . . .

Azrul Azwar, (2007). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR

Becker, Jordy, (2007). Terapi Pijat Memijat Diri Sendiri Guna Memperoleh Kesehatan Fisik Dan Psikis, Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.

Bobak, Lowdermik, Jensen, (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta : EGC.

Damayanti, (2006).

http://www.damayanti.com. Diakses : tanggal 17 februari 2011.

Danuatmaja, B dan Meillasari, M, (2004). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit, Jakarta : Puspa Swara.

Echaluchu, (2007). Rasa Nyeri Persalinan

Bisa dihilangkan,

http://echaluchhu.wordpress.com. Diakses : tanggal 25 April 2011. Eriska, (2010). Hubungan Dukungan

Keluarga Terhadap Tingkat Nyeri Yang Dirasakan Selama Persalinan Kala1 Fase Aktiv. Thesis program D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Lamongan tidak dipublikasikan. Hanifah Wiknjosastro, (2005). Ilmu

Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Helen, Varney, (2007). Buku Ajar Asuhan

Kebidanan, Edisi 4 Vol 2. Jakarta : EGC.

Henderson, Christin, (2005). Konsep Kebidanan, Jakarta : EGC.

Hidayat, Aziz Alimul, (2008). Ketrampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan, Jakarta : Salemba Medika.

Jessy, Londok, (2011).

http://www.girlonthemove.biz/2011/0 8/persepsi-nyeri.html . Diakses : tanggal 12 mei 2013.

Kavanagh, Wendy, (2008). Sehat dengan Pijat, (Suharno), London : Hamlyn, Great Britain.

Laili, (2011). Gambaran Pemberian Masase Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan. Thesis program D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya tidak dipublikasikan. Linda V, Walsh, (2007). Buku Ajar

Kebidanan Komunitas, Jakarta : EGC.

Mander, Rosemary, (2003). Nyeri Persalinan, Jakarta : EGC.

Manuaba, Ida bagus Gde, (2007). Pengantar Kuliah Obstetri, Cet. 1, Jakarta : EGC.

Neny, Ahnafiya M, (2011). Perbedaan Tingkat After Pains Pada Ibu Post Partum Sebelum dan Sesudah Pemberian Perlakuan Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam. Thesis program D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Lamongan tidak dipublikasikan.

Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Perry, Potter, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Jakarta : EGC.

Rury Nurulita, (2012). Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Saifudin, Abdul Bari, (2006). Layanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

(9)

SURYA 31 Vol.03, No.XIII, Desember 2012 Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Smeltzer, Suzannec, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedahbrunner & Suddart, Jakarta : EGC.

Soekidjo Notoatmodjo, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Jakarta : Rineka Cipta.

Sofyan, Mustika (2008). Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta: Kayu Awet Tamsuri, A, (2007). Konsep dan

Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC

Wahit Iqbal Mubarak, (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan Aplikasi dalam Praktik, Jakarta : EGC.

Gambar

Tabel 1   Distribusi  responden  berdasarkan  umur  di  BPM  As-Syufa’  Desa  Sumberwudi  Kec
Tabel 4  Distribusi  responden  berdasarkan  pekerjaan  di  BPM  As-Syufa’  Desa  Sumberwudi  Kec

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitan dengan menggunakan uji Wilcoxon sign test didapatkan nilai p value 0,000 (p&lt;0,05) dan uji mann Whitney dengan p value 0,000 (p&lt;0,05), sehingga

Dari uji statistik wilcoxon rank sum pada kelompok eksperimen dengan nilai r : 17,50 dan nilai p value sebesar 0,000 (&lt;0,05) hasil ini menunjukkan bahwa bimbingan

Dari hasil analisis uji statistik Wilcoxon Signed Rank nilai yang didapat untuk pengetahuan tentang alat kontrasepsi implan yaitu P = 0,000 &lt; α = 0,05

Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji beda data non parametrik dengan Wilcoxon Sign Rank Test, diperoleh hasil p-value = 0,003 ( p &lt;0,05), yang berarti bahwa ada

Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji beda data non parametrik dengan Wilcoxon Sign Rank Test, diperoleh hasil p-value = 0,003 ( p &lt;0,05), yang berarti bahwa ada

Dari hasil uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test terlihat bahwa nilai p &lt; 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa bermain terapeutik menggambar efektif untuk menurunkan

Dari hasil analistik kedua variabel tersebut dengan menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh nilai p-Value = 0,005 &lt; 0,05 (p-Value = 0,005 &lt; 0,05) sehingga

Dari hasil analisis uji statistik Wilcoxon Signed Rank nilai yang didapat untuk pengetahuan tentang alat kontrasepsi implan yaitu P = 0,000 &lt; α = 0,05