• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Aromaterapi Kenanga (Cananga Odorata) Inhalasi Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum Ekstraksi Gigi Ditinjau Dari MDAS (Modified Dental Anxiety Scale) (Penelitian di RSGM Soelastri UMS Surakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Aromaterapi Kenanga (Cananga Odorata) Inhalasi Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum Ekstraksi Gigi Ditinjau Dari MDAS (Modified Dental Anxiety Scale) (Penelitian di RSGM Soelastri UMS Surakarta)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH AROMATERAPI KENANGA (Cananga odorata) INHALASI

TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN

SEBELUM EKSTRAKSI GIGI DITINJAU DARI MDAS

(

Modified Dental Anxiety Scale)

(

Penelitian di RSGM Soelastri UMS Surakarta)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

Oleh:

AMELIA RIZKY HUTAMI

J520160014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH AROMATERAPI KENANGA (Cananga odorata) INHALASI TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN

SEBELUM EKSTRAKSI GIGI DITINJAU DARI MDAS (Modified Dental Anxiety Scale)

(Penelitian di RSGM Soelastri UMS Surakarta)

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

AMELIA RIZKY HUTAMI J520160014

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh: Dosen Pembimbing

drg. Nina Runting, Sp, BMM NIK/NIDN: 100.1917/0601078302

(3)
(4)
(5)

1

PENGARUH AROMATERAPI KENANGA (Cananga odorata) INHALASI TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN

SEBELUM EKSTRAKSI GIGI DITINJAU DARI MDAS (Modified Dental Anxiety Scale)

Abstrak

Latar Belakang: Ekstraksi gigi merupakan tindakan kuratif yang dilakukan oleh dokter gigi yang umum dapat menyebabkan kecemasan. Kecemasan dapat menimbulkan efek negatif pada proses perawatan gigi. Salah satu cara untuk menangani kecemasan adalah dengan pemberian aromaterapi. Aromaterapi kenanga (Cananga odorata) adalah salah satu aromaterapi yang diketahui mampu menurunkan kecamasan. Pengukuran tingkat kecemasan dental dapat dilakukan dengan skala kuisioner, salah satunya menggunakan MDAS (Modified Dental Anxiety Scale) yang singkat dan mudah diaplikasikan. Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh aromaterapi kenanga dengan metode inhalasi dalam menurunkan kecemasan pasien sebelum dilakukan tindakan ekstraksi gigi di RSGM Soelastri UMS. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan rancangan one group pretest-posttest dengan pengukuran kecemasan menggunakan kuisioner MDAS sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi kenanga secara inhalasi selama 20 menit. Perlakuan diberikan pada responden yang akan dilakukan tindakan ekstraksi gigi dengan total 10 responden. Hasil: Hasil penelitian didapatkan penurunan tingkat kategori kecemasan MDAS, serta hasil uji analisis data menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test diperoleh nilai signifikansi 0,025 dimana p<0,05. Kesimpulan: Terdapat pengaruh aromaterapi kenanga (Cananga odorata) inhalasi dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien sebelum ekstraksi ditinjau dari Modified Dental Anxiety Scale (MDAS).

Kata Kunci: Kecemasan dental, Ekstraksi gigi, Aromaterapi kenanga, Inhalasi

Abstract

Background: Tooth extraction is a curative treatment performed by a dentist that generally can cause anxiety. Anxiety can cause negative effects on the process of dental care. One of the procedures to manage anxiety is by applying an aromatherapy. Cananga aromatherapy (Cananga odorata) is one of the aromatherapies known can reduce anxiety. Dental anxiety can be measured with questionnaire scales, one of them is MDAS (Modified Dental Anxiety Scale) which is brief and easy to apply with. Objective: This study aimed to know the effect of applying cananga aromatherapy with inhalation method in order to reduce pastient’s anxiety before the tooth extraction treatment in RSGM Soelastri UMS. Method: This study used one-group pretest-posttest design with anxiety measurement using MDAS questionnaire before and after applying cananga aromatherapy that inhaled for 20 minutes. The treatment was given to respondents whose teeth would be extracted and the total of respondents are 10. Result: The result showed decreasing of MDAS’s level of anxiety category as well as the results of an analysis data test using Wilcoxon Sign Rank Test showed significant value 0,025 where p<0,05. Conclusion: There is an effect of

(6)

2

cananga aromatherapy (Cananga ordorata) inhalation to reduce patient’s anxiety level before extraction in term of Modified Dental Anxiety Scale (MDAS).

Keywords: Dental anxiety, Tooth extraction, Cananga aromatherapy, Inhalation

1. PENDAHULUAN

Ekstraksi gigi merupakan prosedur tindakan kuratif yang dilakukan oleh dokter gigi berupa pengambilan gigi dari tulang alveolar karena gigi tersebut sudah tidak dapat dipertahankan atau dilakukan perawatan kembali yang dapat menimbulkan kecemasan pada pasien1,2. Sebanyak 89% responden penelitian mengenai evaluasi kecemasan yang berhubungan dengan instrument dan perawatan gigi merasa cemas dan takut pada tindakan ekstraksi gigi3. Kecemasan merupakan kondisi emosi berupa timbulnya rasa tidak nyaman pada diri seseorang, dan merupakan pengalaman yang samar disertai dengan perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya4.

Kecemasan yang ditimbulkan karena tindakan perawatan gigi disebut dengan kecemasan dental. Kecemasan dental adalah rasa takut yang tidak normal dan berlebih saat mengunjungi dokter gigi untuk dilakukan tindakan pencegahan atau perawatan kedokteran gigi. Kecemasan menjadi hambatan untuk melakukan perawatan kedokteran gigi sehingga dapat berpengaruh negatif pada kesehatan gigi dan mulut5. Kecemasan dental dapat mempengaruhi keberhasilan dalam perawatan yang akan dilakukan maupun yang sedang dilakukan, diantaranya yaitu membatalkan, menunda atau menghindari kunjungan ke dokter gigi, membutuhkan lebih banyak waktu perawatan, menyebabkan kesehatan gigi yang buruk dan membutuhkan perawatan yang lebih rumit, menyebabkan risiko yang lebih tinggi, seperti menimbulkan sinkop, hipertensi, takikardi, dan serangan kardiovaskular6,7. Kecemasan dental dapat diukur menggunakan skala kuisioner atau dengan parameter fisiologis seperti vital sign. Kuisioner yang dapat digunakan sebagai pengukur kecemasan dental, salah satunya adalah Modified Dental Anxiety Scale

(MDAS), yaitu kuesioner yang singkat dan lengkap yang terdiri dari 5 pertanyaan dengan skor 5-25. Kuesioner ini tidak banyak memerlukan instrument dan dapat diaplikasikan pada praktik gigi sehari-hari sebagai bantuan klinis dan skrining untuk menilai kecemasan dental pada pasien8.

Terdapat beberapa cara untuk menangani kecemasan dental pada pasien, yaitu komunikasi, sedasi atau anestesi (anti-anxiety), relaksasi, distraksi, hipnosis, perawatan secara psikologis dan obat komplementer7. Obat komplementer adalah kelompok obat

(7)

3

yang digunakan untuk pencegahan dan pengobatan yang dapat membantu sistem pengobatan konvensional dan mempercepat proses pemulihan, salah satunya adalah aromaterapi9. Aromaterapi dapat memberikan dampak yang baik bagi pasien seperti efek relaksasi serta menenangkan, menurunkan kecemasan, depresi dan kelelahan, meningkatkan kekebalan tubuh, peredaran darah sehingga dapat digunakan sebagai terapi bagi orang yang mengalami gejala kecemasan10,11. Salah satu aromaterapi yang dapat digunakan yaitu aromaterapi kenanga (Cananga odorata). Minyak esensial kenanga memiliki kandungan linalool dan (E)-Caryophyllene yang memiliki efek mengurangi kecemasan (anxiolytic effect)12. Kenanga juga mudah ditemukan di Indonesia, karena merupakan tanaman asli Indonesia-Malaysia yang sering dijumpai di halaman ataupun di kebun untuk dimanfaatkan bunga dan kayunya oleh masyarakat14,15. Aromaterapi dapat

digunakan dengan beberapa cara, salah satunya adalah inhalasi. Inhalasi aromaterapi efektif untuk menstabilkan mental dan fisik, menyegarkan dan kandungan minyak esensial dapat diserap ke dalam paru-paru dan pembuluh darah melalui hidung sehingga dapat mengurangi depresi, stres dan kelelahan dengan mengaktifkan sistem limbik dan hormon16.

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian pre - eksperimental dengan rancangan one group pretest - posttest design. Penelitian ini menggunakan satu kelompok sampel dengan total 10 responden karena terkendala waktu dan tempat akibat terjadinya pandemik SARS-Cov-2. Bahan yang digunakan yaitu aromaterapi kenanga 100% dan Olive oil 100% sebagai carier oil yang disatukan dalam botol roll on 3ml dengan perbandingan 1:10 tetes menggunakan pipet tetes. Setiap responden dilakukan pretest berupa pengisian kuisioner MDAS, kemudian dilakukan perlakuan inhalasi aromaterapi kenanga selama 20 menit sebelum dilakukan tindakan ekstraksi gigi dengan pengolesan pada punggung tangan sebanyak dua oles setiap 5 menit sekali, lalu dilakukan pengkajian posttest setelah perlakuan berupa pengisian kuisioner MDAS, kemudian dicatat dan dilakukan perbandingan hasil pretest dan posttest. Hasil penelitian selanjutnya dilakukan analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test.

(8)

4 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian didapatkan data hasil pretest dan posttest serta data karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin, serta riwayat dilakukan ekstraksi gigi. Data distribusi frekuensi karakteristik responden disajikan dalam gambar 1,2, dan 3.

Gambar 1. Distribusi frekuensi umur responden

Gambar 2. Distribusi frekuensi jenis kelamin responden

Gambar 3. Distribusi frekuensi riwayat ekstraksi gigi responden

Data responden hasil penelitian menunjukkan bahwa persebaran jenis kelamin perempuan dan laki-laki masing-masing adalah 50%. Hasil juga menunjukkan 60% responden sudah pernah melakuan tindakan ekstraksi gigi dan 40% belum pernah mendapat tindakan ekstraksi gigi.

Umur (%)

18-26 tahun 27-45 tahun > 45 tahun

Jenis Kelamin (%)

Laki-laki Perempuan

Riwayat Ekstraksi Gigi (%)

(9)

4

Tabel 2. Frekuensi tingkat kecemasan responden sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi Tingkat Kecemasan Sebelum pemberian aromaterapi (pretest) Sesudah pemberian aromaterapi (posttest)

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Rendah 4 40 7 70

Sedang 4 40 3 30

Tinggi 2 20 0 0

Sangat Tinggi 0 0 0 0

Total 10 100 10 100

Hasil penelitian mengenai frekuensi tingkat kecemasan sebelum pemberian aromaterapi pada tabel 2 menunjukkan bahwa masing-masing 40% responden mengalami kecemasan sedang dan rendah dan 20% responden mengalami kecemasan tinggi. Tindakan ekstraksi gigi merupakan penyebab kecemasan dental paling tinggi, dalam sebuah penelitian, sebanyak 89% responden merasa cemas karena ekstraksi gigi3. Selain

itu, kecemasan dental ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain yang mempengaruhi tingkat kecemasan antara lain usia, jenis kelamin, pendapatan dan pekerjaan17.

Perempuan cenderung memiliki kecemasan yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki saat melakukan pencabutan gigi, usia yang lebih muda biasanya memiliki kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan usia lanjut, dan juga pengalaman rasa sakit mempengaruhi kecemasan saat prosedur ekstraksi gigi18. Faktor psikologis juga berperan yaitu, pengaruh keluarga atau teman, perasaan takut dan pengalaman perawatan gigi sebelumnya yang dapat mempengaruhi kecemasan dental ke berbagai tingkat17,19.

Tabel 4. Frekuensi penurunan tingkat kecemasan responden sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi

Posttest (%) Total (%) Rendah Sedang Pretest (%) Rendah 40 0 40 Sedang 30 10 40 Tinggi 0 20 20 Total (%) 70 30 100

Hasil posttest terlihat kategori rendah mendominasi dengan persentase 70% dan kategori sedang 30%. Tabel 4 menunjukkan terjadi penurunan kategori sedang menjadi rendah sebanyak 30% dan penurunan kategori tinggi ke sedang sebanyak 20%. Hal ini

(10)

5

memperlihatkan bahwa terdapat penurunan kecemasan setelah dilakukan perlakuan yaitu pemberian aromaterapi secara inhalasi.

Tabel 5. Hasil Uji Wilcoxon Sign Rank Test

POSTEST - PRETEST

Z -2.236b

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.025

Keterangan : Sig. : Signifikansi

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik non parametrik karena statistik non parametrik dapat digunakan untuk menganalisis jumlah sampel yang kecil20. Hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test pada tabel 5 didapatkan nilai signifikansi yaitu 0,025 (p<0,05), sehingga hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh aromaterapi kenanga (Cananga odorata) inhalasi yang bermakna dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien sebelum ekstraksi ditinjau dari MDAS.

Aromaterapi kenanga merupakan salah satu cara komplementer atau alternatif yang dapat digunakan untuk tatalaksana kecemasan. Aromaterapi kenanga memiliki kandungan linalool serta serta (E)-caryophyllene telah terbukti memiliki efek relaksasi yang dapat menenangkan fungsi otak dan mengendalikan kecemasan12,13. Kandungan

linalool dalam minyak essensial kenanga efektif memiliki efek anxiolytic21. Penelitian

mengenai efek linalool terhadap penuunan kecemasan menyebutkan bahwa inhalasi linalool menunjukkan efek anxiolytic dan menurunkan perilaku agresif pada tikus, sehingga hal ini menguatkan bahwa inhalasi minyak esensial yang kaya akan kandungan linalool dapat digunakan sebagai sarana untuk memberikan efek relaksasi dan menurunkan kecemasan22.

Pemberian aromaterapi kenanga secara inhalasi selama 20 menit dapat menurunkan tingkat kecemasan. Inhalasi merupakan cara yang penting dalam penggunaan aromaterapi kenanga23. Penelitian yang dilakukan pada tikus didapatkan bahwa aromaterapi kenanga mampu menghambat perubahan corticosterone yang memiliki fungsi sebagai indikator aktivasi HPA axis23. Efek anxiolytic dari aromaterapi kenanga berkaitan dengan neurotransmisi 5-Hyroxytryptamine dan sistem HPA axis23. Selain itu, efek anxiolytic minyak kenanga memiliki peran penting dalam sistem serotonin23. Efek minyak essensial atau aromaterapi mempengaruhi otak untuk

(11)

6

melepaskan hormon seperti serotonin, endorphin dan lainnya untuk menyebabkan saraf dan sistem tubuh lainnya merasa tenang sehingga tingkat kecemasan akan menurun24.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa aromaterapi kenanga (Cananga odorata) secara inhalasi memiliki pengaruh dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien sebelum ekstraksi gigi ditinjau dari MDAS.

DAFTAR PUSTAKA

Lande, R., Kepel, B. J., dan Siagian, K. V., 2015, Gambaran Faktor Risiko dan Komplikasi Pencabutan Gigi di RSGM PSPDG-FK Unsrat, J.e-GiGi, 3(2): 476-481.

Tangkere, H., Opod, H., dan Supit, A., 2013, Gambaran Kecemasan Pasien Saat Menjalani Prosedur Ekstraksi Gigi Sambil Mendengarkan Musuk Mozart di Puskesmas, J.e-GiGi, 1(1): 69-78.

Al Atram, A. A., Singh S., Bhardwaj A., Fadalah M. K. A., 2016, Fear and Anxiety Associated with Instruments and Trearment, International Journal of Contemporary Medical Research, 3(9): 2694-2696.

Annisa, D. F., Ifdil, 2016, Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia (Lansia),

Konselor, 5(2): 93-99.

Kumar, L.S.V., 2016, Applications of Aromatherapy in Managing Dental Anxiety,

Journal of Research and Education in Indian Medicine (Est.1982), 22(3): 101-105.

Armfield ,J., 2016, Dental Fear and Anxiety: Information for Dental Practitioners,

Colgate Dental Educational Programs, (11): 6-9.

Jain, M., Tandon S., 2017, Dental Anxiety: Its Vicious Circle and Management,

Journal of Dental Science, 4(2): 10-12.

Humphris, G.,. Dyer, T., Robinson, Peter, 2009, The Modified Dental Anxiety Scale: UK general public population norms in 2008 with further psychometrics and effects of age, BMC Oral Health, 9:20.

Barret, B., 2001, Complementary and Alternative Medicine: What’s it All About?,

Wisconsin Medical Journal, 100(7): 20-26.

Fradelos, E., Komini, A., 2015, The Use of Essential Oil as s Complementary Treatment for Anxiety, American Journal Nursing Science, 4(2): 1-5.

Halder, D., Barik, B. B., Dasgupta, R.K., Roy, S. D., 2018, Aromatherapy: An Art of Healing, Indian Research Journal of Pharmacy and Science, 5(3): 1540-1558. Setzer, W. N., 2009, Essential Oils and Anxiolytic Aromatherapy, Natural Product

Communications, 4(9): 1305-1316.

Battaglia, S., 2019, Essential Oil Monograph: Ylang-Ylang, Australia: Perfect Potion,

hal.1-6.

Manner, H. I., Elevitch, C. R., 2006, Cananga odorata (Ylang ylang). Species Profiles for Pacific Island Agroforestry, 2(1): 7.

Hakim, L., 2015, Rempah dan Herba Kebun-Pekarangan Rumah Masyarakat: Keragaman, Sumber Fitofarmaka dan Wisata Kesehatan-kebugaran, Diandra Creative, Yogyakarta, hal.114-115.

Mijong, K., Jung, K. Y., 2010, Effects of Aroma Inhalation on Blood Pressure, Puls, Visual Analog Scale, and McNair Scale in Nursing Students Practicing

(12)

7

Intravenous Injection at the First Time, International Journal of Advanced Science and Technology, 23: 21-32.

Appukuttan, D., Subramanian, S., Tadepalli, A., Damodaran, L. K., 2015, Dental anxiety among adults: an epidemiological study in South India. North American journal of medical sciences, 7(1): 13–18.

Antramskaite, L., Poskevicius, L., Juodzbalys, G., 2016, Factors Determining Tooth Extraction Anxiety and Fear in Adult Dental Patients, Int. J. Oral Maxillofacial Surg.: 1-14.

Appukuttan, D., Subramanian, S., Tadepalli, A., Damodaran, L. K., 2015, Dental anxiety among adults: an epidemiological study in South India. North American journal of medical sciences, 7(1): 13–18.

Hesse, C. A., Ofosu, J. B., Nortey, E. N., 2017, Introduction to Nonparametric Statistical Methods, Acrong Publications, Ghana, hal. 5.

Appukutan, D. P., 2016, Strategies to Manage Patients with Dental Anxiety and Dental Phobia: Literature Review, Clinical, Cosmetic and Investigational Dentistry, (8): 35-50.

Zhang, N., Zhang, L., Feng, L., Yao, L., 2016, The Anxiolytic Effect of Essential Oil of

Cananga Odorata Exposure on Mice and Determination of Its Major Active Constituents, Phytomedicine, (23): 1727–1734.

Linck, V.M., da Silva, A.L., Figueiro, M., Caramao, E.B., Moreno, P.R.H., Elisabetsky, E., 2010, Effect of Inhaled Linalool in Anxiety, Social Interaction and Aggressive Behavior in Mice, Phytomedicine, (17): 679–683.

Zhang, N., Zhang, L., Feng, L., Yao, L., 2018, Cananga Odorata Essential Oil Reverses the Anxiety Induced by 1-(3chlorophenyl) piperazine Through Regulating the MAPK Pathway and Serotonin System in Mice, Journal of Ethnopharmacology,

(219): 23–30.

Ali, B., Al-Wabel, N. A., Shams, S., Ahamad, A., Khan, S. A., Anwar, F., 2015, Essential Oils Used in Aromatherapy: A Systemic Review, Asian Pasific Journal of Tropical Biomedicine, 5(8): 601-611.

Gambar

Gambar 1. Distribusi frekuensi umur  responden
Tabel 4. Frekuensi penurunan tingkat kecemasan responden sebelum dan                         sesudah pemberian aromaterapi

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan penelitian yang mendukung rotasi auditor adalah hasil penelitian dari Mautz dan Sharaft (1961) yang menyatakan bahwa dengan panjangnya hubungan antara

Kegiatan-kegiatan pada tahap pra bencana erat kaitannya dengan istilah mitigasi bencana, yang merupakan upaya untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana

mempunyai kehalusan efisiensi dalam aliran sumber daya, dan membutuhkan sedikit waktu dan upaya untuk memproduksinya daripada penjadwalan Network. Metoda Line of Balance

Dari hasil penemuan ini dapat disimpulkan bahwa tradisi ruwat laut dalam perspektif dakwah Islam pada masyarakat nelayan di KUD Mina Jaya Kecamatan Teluk Betung

Dari batasan-batasan di atas, yang dimaksud dengan analisis kesalahan siswa kelas VIIC SMP Pangudi Luhur Sedayu dalam menyelesaikan soal materi segitiga adalah

'KDUPDSXWUD (ND 3DQFDVLOD ,GHQWLWDVGDQ0RGHUQLWDV7LQMDXDQ(WLV GDQ %XGD\D

Situs 1 Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 1 TA dalam Meningkatkan Mutu Situs 2 Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 1 Bandung dalam Meningkatkan Mutu

Komik digital biologi yang dikembangkan ini berbasis terintegrasi sikap ilmiah semata-mata bertujuan untuk memberi penguatan karakter pada siswa sehingga tertanam