Antiseptik dan Desinfektansia
Antiseptik dan Desinfektansia
Oleh : Oleh : Andriyanto, Drh, M.Si Andriyanto, Drh, M.Si Bagian Farmakologi Bagian Farmakologi Bagian Farmakologi
Bagian Farmakologi dan Toksikologidan Toksikologidan Toksikologidan Toksikologi
Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi
Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi
Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor
Institut Pertanian Bogor
2011 2011 2011
Pesan Moral
Pesan Moral
Pesan Moral
Pesan Moral
Nikmatnya Berbagi
Nikmatnya Berbagi
Nikmatnya Berbagi
Nikmatnya Berbagi
Kisah si bocah miskin
Kisah si bocah miskin
Howard Kelly
“
“..telah dibayar penuh
..telah dibayar penuh
dengan satu gelas susu..
dengan satu gelas susu..
”
”
tertanda, tertanda,
Dr. Howard Kelly
Dr. Howard Kelly
3 of 25 3 of 25CHEMOTHERAPEUTICA Selective toxicity : Organotrop minimal Parasitrop maximal Penggunaan : Sanitasi Sterilisasi Antiseptik Desinfeksi
Misalnya untuk : •Purifikasi air •Pengawetan pangan •Sterilisasi alat •Pembersih tubuh Tujuan :
Untuk mengurangi penyebaran mikroba penyebab penyakit
Sejarah :
Mesir : Penggunaan cuka, garam, proses embalming (pengawetan mayat). Jerman (1847 – 1849) Ignaz Semmelweis : Menggunakan chlorin untuk mencuci tangan terhadap mahasiswa sebelum masuk ke ruang persalinan.
Louis Pastuer
Zat kimia yang membunuh dan menghambat
multiplikasi mikroorganisme (bakteri, protozoa,
fungi dan virus)
ANTI INFEKSI Ant isept ik & Desinf ek t an E k t o p a r a s i t i d a A n t h e l m i n t i k A n t i j a m u r A n t i v i r u s a n t i p r o t o z o a
Pengelompokkan anti infeksi
A n t i b a k
Antiseptik
obat antiinfeksi setempat (lokal)
Senyawa kimia yang digunakan untuk
menghambat pertumbuhan atau
membunuh mikroorganisme pada jaringan
hidup
mampu membatasi dan mencegah infeksi
Digunakan pada permukaan mukosa,
kutan dan luka yang terinfeksi
Dapat menghambat pertumbuhan sel-sel
bakteri, spora jamur, virus dan protozoa,
tanpa merusak jaringan tubuh
Digunakan dalam bentuk tunggal atau
digabung dengan detergen, sabun, serbuk
tabur, deodoran, basis salep/krim
Desinfektan
Obat antiinfeksi setempat
Senyawa kimia yang digunakan untuk
membunuh mikroorganisme (bakterisid),
biasanya pada benda mati
Efek yang ditimbulkan tidak terpulihkan
Digunakan secara luas untuk sanitasi
sitoplasma Membran sitoplasma Dinding sel lisis Kadar rendah Fenol, NaOCl, Hg+ Formaldehid Timerosol
Fenol, Sabun , Klorheksidin, Alkohol Konstituen sitoplasma Formaldehid, Glutaraldehid, Etilen oksida Gugus NH2 Etilen oksida Cu++, Ag++, H 2O2, I2, Kloroform Gugus SH
Fenol, Hg+, Klorheksidin, Glutaraldehid
Kadar tinggi
Sistem transpor elektron
Heksaklorofen Seny. Kationik Gugus -COOH koagulasi ATPase membran Klorheksidin DNA Turunan akridin
Mekanisme kerja
1.
Penginaktifan enzim tertentu
2.Denaturasi protein
3.
Mengubah permeabilitas membran sel
bakteri
4.
Interkalasi ke dalam DNA
5.Pembentukan kelat
Penginaktifan enzim tertentu
Bekerja dengan mengalkilasi lansung
gugus nukleofil (gugus amino, karboksil,
hidroksil, fenol, dan tiol) dari protein sel
bakteri
Reaksi alkilasi
pemblokan sisi aktif dan
konformasi enzim
pertumbuhan sel
terhambat.
Contoh : senyawa turunan aldehid, amida,
karbanilida, etilen oksida, halogen (klorin,
Iodin), senyawa merkuri, amonium
Denaturasi Protein
Terjadi koagulasi
contoh : turunan alkohol, halogen,
senyawa merkuri, peroksida, amonium
kuarterner, turunan fenol
Mengubah permeabilitas sel bakteri
Permeabilitas membran berubah
terjadi
kebocoran konstituen sel
kematian
bakteri
Contoh : turunan amin dan guanidin,
turunan fenol, senyawa amonium
kuarterner
Interkalasi ke dalam DNA
Menghambat sintesis DNA
terjadi
mutasi pada sintesis protein
Contoh : zat warna, turunan trifenilmetan,
Pembentukan Kelat
Pembentukan senyawa kompleks dengan
ion Fe dan Cu
tingginya kadar ion logam
di dalam sel
terjadi gangguan fungsi
enzim
kematian mikrooganisme
Contoh : Turunan fenol (heksaklorofen,
Antiseptik
digunakan untuk
mahluk hidup,
misalnya : Hewan,
Manusia
Contoh :
Membersihkan
tangan sebelum
pembedahan
dengan alkohol
Desinfektan
digunakan untuk
benda mati
Contoh :
Membersihkan
kandang dengan
karbol
Desinfektan dalam konsentrasi rendah bisa digunakan sebagai Antiseptika, tetapi tidak semua antiseptika dalam dosis besar bisa
digunakan sebagai desinfektan
misalnya : Lysol diencerkan bisa untuk antiseptik, tetapi Boric acid dalam konsentrasi tinggi tidak bisa dipakai sebagai desinfektan
1. Agen Oxidasi Peroxida Halogen 2. Agen Pereduksi Formaldehyde Gluteraldehyde Sulfur dioxide 3. Asam Alkali Alkohol
4. Phenol dan Cresol Phenol Cresol
5. Chloroxylenol
Chloroxylenol
(p. chloroxy
metoksilenol)
6. Zat Warna
Kelompok Acridin
Pewarna
Fluorescerin
7. Detergents
d. anionik
d. kationik
Senyawa ampoter
8. Lain-lain
Chlohexidine HCl
Beda antiseptik dan desinfektan
Antiseptik digunakan untuk mahluk hidup, misalnya : Hewan, Manusia
Contoh : Membersihkan tangan sebelum pembedahan dengan alkohol
Desinfektan digunakan untuk benda mati Contoh : Membersihkan kandang dengan karbol
Desinfektan dalam konsentrasi rendah bisa digunakan sebagai Antiseptika, tetapi tidak semua antiseptika dalam dosis
besar bisa digunakan sebagai desinfektan
misalnya : Lysol diencerkan bisa untuk antiseptik, tetapi Boric acid dalam konsentrasi tinggi tidak bisa dipakai sebagai desinfektan
• • • • • • • • • • • Efeknya cepat Spektrum luas terhadap mikroorganisme (bakteri, jamur, fungi dan virus) Tidak meninggalkan mikroorganisme r esisten Tidak inaktiva karena protein Toksisitas rendah Tidak mewarnai atau korosiva Tidak merusak kulit atau hipersensitiva Tidak berbau atau bisa menghilangkan bau Setelah dicuci tidak beresidu Dapat bekerja seperti sabun Mudah dipakai dan ekonomis
Syarat
Standar larutan phenol (phenol coefficien)
Rideal-Walker dan Chick-Martin coeffisien
Reaksi lain
Reaksi terhadap kulit sistemik toksisitas, reaksi terhadap mikroorganisme berbeda dan reaksi spesifik
Klasifikasi Antiseptik dan
Desinfektansia
1. Agen Oxidasi@ Peroxida @ Halogen 2. Agen Pereduksi @ Formaldehyde @ Gluteraldehyde @ Sulfur dioxide 3. Asam Alkali @ Alkohol
Zat kimia yang membunuh dan menghambat multiplikasi mikroorganisme (bakteri, protozoa, fungi dan virus) Desinfektan/Antiseptika
Lanjutan…….
4. Phenol dan Cresol @ Phenol @ Cresol 5. Chloroxylenol @ Chloroxylenol (p. chloroxy metoksilenol) 6. Zat Warna @ Kelompok Acridin @ Pewarna Fluorescerin
Lanjutan…….
7. Detergents @ d. anionik @ d. kationik @ Senyawa ampoter 8. Lain-lain @ Chlohexidine HClAgen Oxidasi
1.Hydrogen Peroksida
Larut dalam air, tidak berwarna, tidak
berbau dan rasa spesifik)
Terkena mukosa akan berbusa
Stabil dalam suasana asam
Rusak dalam susana alkali atau terkontak
Lanjutan Hidrogen Peroksida……..
Daya kerja :
Anti septik dan deodoran dengan oksidasi yang
kuat akibat enzym katalase.
Membersihkan secara mekanis akibat cepatnya
terbentuk gelembung oksigen. Penggunaan :
50 % larutan H2O2
5 menit Antrax spora
2. Natrium Perborate
•
Kristal putih dalam larutan dekomposisiJadi Natrium metaborate dan Hidrogen Peroksida Pelan mengeluarkan oksigen, antiseptik oksidasi, keratolitik dan
antiseborrhoa
3. Kalium Permanganate
•
Kristal metalik agak gelap, tidak berbau dan bila dilarutkan dalam air berwarna pinkKalium Permanganat merupakan pengoksidasi kuat
tanpa lepas oksigen
•Daya Kerja : Antiseptik Larutan 1:1000 untuk membersihkan luka dan obat kumur Adstringen
4. Halogen
Clorin dan Iodin (murah, bakterisidal cepat dan broad
spektrum) a. Clorin
@ Oksidator kuat dan toksik
@ Sebagai anti septik deodoran
@ Merupakan Hipoklorit yang tidak stabil dan mengeluarkan clorin sedikit demi sedikit bila berkontak dengan udara, orang, material dan bergabung
Lanjutan Chlorin……….
•Daya Kerja : Untuk penjernihan air dan sabun Natrium hipoklorite (0,5 % Chlorin) Digunakan untuk celup ambing pada saat perah dan mengatasi mastitis Biasa iritasi dan hilang 1-2 minggu b. Iodine
Aktivitas lebih rendah dari pada chlorin, berbentuk larutan yang iritan
pada kulit dan mukosa
• Tingtura Iodii (2,5 % I) Larutan air (Lugols) Untuk mengirigasi intrauterine 0,2 % atau < Larut dalam amonia dan natrium thiosulfat Mewarnai
Lanjutan Iodin……….
• Iodosfor Iodium dan Carier Polyvinylpyerolydon (Povidon) Larutan 10 % yang bebas 1 % Tidak mewarnai kulit Kontrol mastitis
Agen Pereduksi
1. Formaldehyde
@ Agen preservatif spesimen
@ Larutan dengan konsentrasi 40 % formaldehyde
@ Dapat mempresipitasikan protein @ Astringen
@ Membentuk gas bila dikombinasikan dengan
2. Gluteraldehyde
@ Iritan < Formaldehyde @ Spktrum luas
3. Sulfur Dioxide
@ Berbentuk gas kalau dibakar
@ Fumigan disinfektan efek pada vermin @ 0,5 l untuk 3 m3
Asam dan Basa
@ Asam kuat disinfektan Iritasi @ Asam sulfat
@ Boric acid irigasi conjungtiva @ Natrium carbonat dan NaOH
Alkohol
@ Ethyl alkuhol 70 % (efektif untuk spora) @ Pre injeksi untuk membasahi kulit
Phenol dan Cresol
Phenol
@ Standar antiseptik @ Antizimotik
@ 0,5 % sebagai preservative sediaan injeksi Cresol
@ Warna kuning pucat makin gelap kalau lama kena
udara
@ Larut sedikit dalam air dan larut baik dalam pelarut
Lanjutan Cresol……….
@ Sangat efektif pada bakteri tahan asam, sedikit pada
virus dan tidak pada spora @ Lysol = Cresol dan Sabun
Kelarutan dalam air lebih besar
Toksik terutama untuk kucing dan anjing cuci
kandang harus berhati-hati Chloroxylenol
@ Parachlorometoxylenol (PCMX) @ Dichlorometoxylenol (DCMX)
@ Larut dalam air dan alkohol > efektif dari phenol
@ Spesifik untuk bakteri gram + Streptocaccus
Zat Warna
@ Turunan Acridine @ Efek terutama untuk bakteri pyogenik gram + dan gram – @ Proteus sp. dan Ps pyocynea resisten Daya Kerja : Mengikat sequen DNA amino acid
Terdiri dari : Euvlavine, Acrivlavine, Aminocrine HCl dan
Provlavine
Detergents
Anionik
@ Calsium dan amonium mandelat @ Natrium lauril sulfate
Lanjutan Detergents……….
Kationik (Revosed Soap)
@ Senyawa amonium quarterner @ Rosmilin
@ Acridin @ BKC