• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KETERSEDIAAN PAKAN KAMBING PADA AGRO-EKOSISTEM YANG BERBEDA (Availability of Goat Feeds in Different Agro-Ecosystems)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI KETERSEDIAAN PAKAN KAMBING PADA AGRO-EKOSISTEM YANG BERBEDA (Availability of Goat Feeds in Different Agro-Ecosystems)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Key words: Feeds, goats, agro-ecosystem.

PENDAHULUAN

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2001

STUDI KETERSEDIAAN PAKAN KAMBING

PADA AGRO-EKOSISTEM YANG BERBEDA

(Availability of Goat Feeds in Different Agro-Ecosystems)

ISBANDI, MUCHJI MARTAWIDJAJA, BAMBANG SETIADIdanACHMAD SALEH

Populasi ternak kambing hampir dua kali lipat populasi ternak domba dan penyebarannya di seluruh wilayah Indonesia, pada berbagai kondisi agro-ekosistem, tetapi dilihat dari segi produktivitas usahaternak kambing pada umumnya masih rendah. Hal ini disebabkan oleh karena kurangnya tatalaksana pemberian pakan, sedangkan tatalaksana pemberian pakan tidak terlepas dari tatanan sub sistem dari suatu agro-ekosistem.

Tatalaksana pemberian pakan pada ternak kambing akan menentukan tingkat produktivitasnya. Oleh karena itu penyediaan pakan ternak harus pula memperhatikan kualitas, disamping juga kuantitasnya. Sedangkan yang dimaksud dengan kualitas pakan ternak adalah kandungan zat gizi yang terdapat dalam bahan pakan tersebut(ANON, 1989).

Pada dasarnya pakan kambing dapat dikelompokkan menjadi dua yakni pakan dasar dan pakan tambahan (suplemen). Pakan dasar terdiri dari pakan hijauan, terutama daun-daunan. Sedangkan pakan tambahan seperti yang dikemukakan oleh ANON. (1989) merupakan campuran dari pecahan biji, serealia, kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, bungkil kedele dan lain-lain ditambah dengan vitamin dan mineral.

Pada wilayah Indonesia yang mempimyai dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau dapat memberikan sumbangan penyediaan pakan yang bervariasi, baik pakan pokok maupun pakan tambahan.

Balai Penelitian Ternak PO BOX 221, Bogor 16002 ABSTRACT

A study on availability ofgoat feeds in different agro-ecosystems has been conducted in Central Lampung districts, province of Lampung. Two villages were observed, i e Sumber Bahagia village, Seputih Banyak sub district, that represented dry arable land area and Cempaka Nuban village, Sukadana sub district, that represented rice-field and arable land areas which have the most densely populated area of goats. The results showed that native pasture was the dominant goat fodder, but during dry season agriculture by-products especially cassava leaves became dominant feeds in Sumber Bahagia. In Cempaka Nuban cassava by-products were the most important fodders both during rainy and dry season. Other feed forages, especially tree or shrub leaves were only given in a low portion. Although tree legumes were abundantly available, they had not been given to the goat. Potential production (ton/year) of cassava biomass, glyricidia leaves, corn stalks and soybean straw in Sumber Bahagia were10.560; 419; 1320and272,respectively. The values for cassava biomass, glyricidia leaves, corn stalks and peanut straw in Cempaka Nuban were 19.840; 295; 2.475and423,respectively.

Pada saat musim hujan akan dijumpai ketersediaan pakan hijauan yang berlebihan. Tetapi pada musim kemarau di hampir semua tempat akan terjadi kekurangan bahan pakan baik secara kualitas maupun kuantitasnya.

Dengan melaksanakan suatu analisis pada kondisi agro-ekosistem wilayah yang berbeda dan ditekankan pada analisis ketersediaan pakan, dapat diupayakan peningkatan produktivitas usahaternak kambing sesuai dengan kondisi wilayah, karena analisis agro-ekosistem merupakan metoda yang cukup baik untuk menilai kemungkinan sifat-sifat sistem seperti produktivitas, stabilitas, sustainabilitas dan ekuitabilitas .

METODOLOGI

Studi ketersediaan pakan ternak kambing pada agro-ekosistem yang berbeda telah dilakukan di wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Lampung, yang merupakan kantong produksi ternak kambing. Dipilih dua desa pada kecamatan yang bebeda dengan kondisi agro-ekosistem yang berlainan, yakni desa Sumber Bahagia, kecamatan Seputih Banyak dan desa Cempaka Nuban, kecamatan Sukadana, dimana kedua desa tersebut terletak di wilayah Kabupaten Lampung Tengah. Penentuan lokasi penelitian berdasarkan pada studi pendahuluan dan rekomendasi dari Dinas Peternakan setempat.

Dalam menggali informasi potensi sumberdaya wilayah pengamatan yang berhubungan dengan

(2)

ketersediaan pakan untuk ternak kambing dilakukan dengan metoda analisis agro-ekosistem yang difokuskan pada analisis ketersediaan pakan untuk ternak kambing dengan menggunakan pendekatan analisis pola menurut CONWAY (1986). Peubah yang diamati meliputi : analisis agro-ekosistem dan analisis ketersediaan pakan untuk ternak kambing dengan menggunakan metoda RRA (Rapid Rural Appraisal) atau metoda Pemahaman Pedesaan Dalam Waktu

Singkat tipe topikal.

Untuk mengetahui topik dan sub topik yang dibahas dilakukan studi lapang yang menggabungkan antara wawancara dan pengamatan lapang dengan alat bantu kuisioner. Sedangkan lokasi pengamatan dibedakan menurut tipologi dominasi tataguna lahan, yakni : lahan sawah dan tegalan.

Tabel 1. Tataguna lahan desa Sumber Bahagia, kecamatan Seputih Banyak

Dilihat dari tataguna lahan nampak bahwa pada umumnya lahan digunakan untuk tegalan, sawah tadah hujan dan kebun campuran disekitar pemukiman penduduk. Sawah ditanami padi hanya satu kali dalam setahun, yakni pada saat musim hujan, disamping juga tanaman kacang-kacangan. Sedangkan lahan tegalan, pada saat musim kemarau diusahakan untuk tanaman

singkong, j agung dan ubi jalar.

Ditinjau dari potensi sumber daya pakan hijauan dan pola tanam yang dilakukan maka pada saat musim hujan, semua peternak hanya memberikan rumput alam. Tetapi pada saat musim kemarau pola pemberian pakan kambing akan berubah dengan pakan daun singkong

sebagai pakan pokok.

Sedangkan desa Cempaka Nuban, kecamatan Sukadana yang mempunyai luas t 1 .000 ha, dengan jumlah penduiduk seluruhnya 2.694 jiwa dan jumlah

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan umum wilayah pengamatan

Desa Sumber Bahagia, kecamatan Seputih Banyak merupakan wilayah dengan agro-ekosistem lahan kering tegalan, terletak di daerah paling barat wilayah Seputih Banyak yang berbatasan langsung dengan wilayah kecamatan Seputih Raman dan merupakan daerah pemukiman transmigran yang berasal dari daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan jumlah penduduknya ± 4.133 jiwa terdiri dari 2.135 orang pria dan 1 .998 orang wanita dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 931 . Luas desa Sumber Bahagia yakni 2.678 ha, dengan tataguna lahan seperti terlihat pada Tabel 1 .

kepala keluarga sebanyak 569 KK. mempunyai lahan sawah beririgasi teknis, yang pada saat musim kemarau saluran irigasi yang ada mengalami kekeringan. Oleh karena itu kebanyakan petani akan mengusahalcan tanaman padi hanya pada saat musim hujan saja. Adapun tanaman yang paling dominan sepanjang tahun adalah tanaman singkong.

Berdasarkan pola tanam yang dilakukan oleh petani, maka potensi sumber daya dan pola pemberian pakan pada ternak kambing di desa Cempaka Nuban akan mengikuti pada jenis tanaman yang dominan yakni berupa limbah pertanian dari tanaman singkong, yang diberikan sepanjang tahun baik pada saat musim hujan maupun musim kemarau. Luas lahan desa Cempaka Nuban berdasarkan penggunaannya disajikan dalam Tabe12.

157

Penggunaanlahan Luas(ha) Persentase (%)

Sawah Tadah hujan 686 25,60 Lahan Kering Tegalan 817 30,50 Pemukiman/Pekarangan 519 19,40 Lainnya 656 24,50 Jumlah 2.678 100

(3)

Tabel2. Tataguna lahan desa Cempaka Nuban, kecamatan Sukadana

Ketersediaan pakan ternak kambing

Keterangan : * = (Suwardi, 1988)

KT = Kapasitas Tampung ST = Satuan Temak Potensi produksi sisa hasil pertanian

Apabila potensi limbah singkong dikaitkan dengan daya dukung ketersediaan pakan kambing berdasarkan atas produksi total biomasa per hektar per tahun, maka di desa Sumber Bahagia dapat menghasilkan total biomasa tanaman singkong sebesar 10.560 ton, dengan asumsi setiap hektar tanaman singkong dapat menghasilkan limbah tanaman sebesar 40 ton (Oke,

1978;ORSKOV, 1974).

Sedangkan menurut SUDARYANTO (1990)

persentase kulit singkong dan daun singkong

masing-Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2002

Kondisi agro-ekosistem dan sumber daya lahan, seperti lahan garapan, padang rumput, rawa, dll memegang peranan yang penting dalam sumbangannya terhadap potensi ketersediaan pakan untuk ternak kambing. Sedangkan potensi wilayah untuk ternak kambing/domba beranggapan pada system tertutup

yakni sumber daya pakan hijauan hanya tersedia dari wilayah tersebut(SUWARDI, 1988).

Daya dukung usahaternak selain dipengaruhi oleh sumber daya manusia juga dipengaruhi oleh sumber daya lahan serta komoditas tanaman yang diusahakan dan dapat dimanfaatkan oleh ternak sebagai sumber pakan. Adapun ketersediaan pakan dan kapasitas tampung dalam satuan ternak kambing di kedua wilayah pengamatan disajikan dalam Tabel4.

Tabel 3. Kapasitas tampung temak kambing di desa Sumber Bahagia dan desa Cempaka Nuban (dalam satuan temak)

masing adalah 45% dan 55% dari biomasa tersedia,

sehingga dengan demikian produksi kulit singkong dapat mencapai4.752 ton dan produksi daun singkong sebesar 5.808 ton. Kemudian untuk desa Cempaka Nuban dapat menyediakan total biomasa tanaman singkong sebesar 19.840 ton, terdiri dari produksi kulit singkong 10.912 ton dan produksi daun singkong

sebesar8.928ton.

TARGAST (1960) mengemukakan angka konversi terhadap sisa hasil pertanian tanaman jagung dapat mencapai 5 ton, jerami kedele 800 kg dan jerami

kacang tanah sebesar 1 ton untuk setiap hektar tanaman. Penggunaan Luas (ha) Desa Sumber Bahagia

KT (ST)* Desa Luas (ha) Cempaka % Nuban KT (ST)* Tegalan 817 30,5 653,6 121 12,1 96,8 Sawah 686 25,6 548,8 375 37,5 300 Pekarangan 519 19,4 415,2 171 17,1 136,8 Rawa 0 0 0 70 7,0 35 Jalan/lainnya 656 24,5 524,8 263 26,3 210,4 Jumlah 2.678 100 2.142,4 1.000 100 770

Penggunaanlahan Luas (ha) Persentase (%)

Sawah Irigasi teknis 375 37,5 Lahan Kering Tegalan 121 12,1 Pemukiman/Pekarangan 271 27,1 Rawa 70 7,0 Jalan, dll 163 16,3 Jumlah 1.000 100

(4)

Berdasarkan data monografi desa Sumber Bahagia, tanaman jagung diusahakan sekah dalam satu tahun dengan rataan luas areal tanam mencapai 264 hektar., sehingga dengan demikian produksi jerami jagung dapat mencapai 1.320 ton setiap kali panen. Sedangkan di desa Cempaka Nuban, dengan rataan luas areal tanam jagung 495 hektar dapat menghasilkan jerami jagung sebesar 2.475 ton.

Demikian juga dengan tanaman kedele di desa Sumber Bahagia, dengan rataan luas tanam 34 hektar dan di desa Cempaka Nuban 423 hektar per tahun masing-masing dapat menghasilkan jerami kedele sebesar 2,72 ton dan 423 ton.

Setiap pohon dari jenis tanaman glirisidia dapat menghasilkan daun sebanyak 2,5 kg per 3 bulan petik

Nama Desa Sumber Bahagia

Cempaka Nuban

Tabel 4. Potensi produksi beberapa jenis hijauan pakan ternak kambing di desa Sumber Bahagia dan desa Cempaka Nuban, Kabupaten Lampung Tengah

Jenis Hijauan Pakan Limbah singkong Glirisidia Jeranv jagung Jerami kedele Limbah singkong Glirisidia Jerami jagung Jerami kedele

Berdasarkan hasil analisis agro-ekosistem menunjukkan bahwa wilayah dengan tataguna lahan yang sebagian besar merupakan lahan sawah dan tegalan dapat mendukung pola penyediaan pakan hijauan terutama sisa hasil pertanian dari tanaman dominan. Limbah pertanian asal tanaman singkong mampu memberikan konstribusi yang berarti bagi usaha peternakan kambing, karena disamping kuantitasnya cukup banyak, juga dengan sudah terbiasanya ternak kambing di kedua lokasi pengamatan diberi pakan limbah dari tanaman singkong, terutama daun dan kulit batang. Analisis ketersediaan pakan ternak kambing serta pemanfaatannya menunjukkan bahwa limbah tanaman singkong merupakan tumpuan petemak dalam penyediaan pakan, sedangkan pakan lainnya masih bersifat pelengkap.

Mengingat hampir semua peternak mempunyai lahan, baik berupa lahan sawah, tegalan maupun pekarangan, maka untuk dapat mendukung usaha pengembangan ternak kambing disarankan agar peternak dapat menanam jenisjenis leguminosa pohon seperti glirisidia, sebagai pagar hidup pada lahan pekarangannya dan sebagai pagar pembatas pada lahan-lahan lainnya. Usaha ini diharapkan mampu

(MATHIUS, 1989), sehingga setiap pohonya dapat

dipanen daunnya sebanyak 4 kali dalam setahun. Rataan pemilikan pohon glirisidia di desa Sumber Bahagia dan Cempaka Nuban masing-masing 5 pohon untuk setiap kepala keluarga, maka potensi daun glrisidia adalah 10.475 kg per 3 bulan atau 41 .900 kg per tahun untuk desa Sumber Bahagia dengan 383 KK dan 737,50 kg per 3 bulan atau 41.900 kg per tahun dari 569 KK di desa Cempaka Nuban.

Dari perhitungan produksi beberapa jenis sisa hasil pertanian dan tanaman leguminosa tersebut diatas, maka potensi produksi pakan hijauan yang tersedia dapat dilihat pada Tabe14.

Potensi Produksi (Ton)

10 .560 419 1 .320 272 19.840 295 2.475 423

memberikan konstribusi yang berarti bagi ketersediaan pakan kambing.

DAFTAR PUSTAKA

ANoNNYMous, 1989 . Pedoman praktis betemak

kambing-domba sebagai ternak potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.

ANONNYMOUS. 1995 . Monografi desa Sumber Bahagia,

kecamatan Seputih Banyak, kabupaten Lampung Tengah.

ANONNYMOUS. 1995 . Monografi desa Cempaka Nuban,

kecamatan Sukadana, kabupaten Lampung Tengah.

CONwAY, G.R ., 1986 . Agro-ecosystem analysis for research

and development. Winrock International, Bangkok, Thailand.

Lampung Tengah Dalam Angka. 1993 . Kerjasama antara

Bappeda TK. 11 Kabupaten Lampung Tengah dengan Kantor Statistik Kabupaten Lampung Tengah.

MATMUS, I.W. 1989 . Jenis dan nilai gizi hijauan makanan

domba dan kambing di pedesaan Jawa Barat. Prosiding

(5)

Pertemuan Ilmiah Ruminansia, Jilid 11. Ruminansia Kecil. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

OKE,O.L. 1978. Problem in the use of cassava as animal feed.

Anim. Feed Sci. and Tech. (3) 345-380.

ORSKOv, E.R ., C. FRASER, IN : Mc.DONALDand R.I. SMART.

1974. Digestion of concentrates in sheep. 5 the effect of adding fish meal and urea together to cereal diets on protein digestion and utilization by young sheep. Br. J. Nutr. 31 (1) : 89-98.

SeminarNasional TeknologiPeternakan dan Veteriner 1001

SUWARDI,B. 1988. Prospek pengembangan ternak domba di

Indonesia. Hasil Temu Tugas : Pengembangan usaha ternak domba di Jawa Tengah. BIP, Sub Balaitnak Klepu, Dinas Peternakan Propinsi Jawa Tengah. 91-102.

SUDARYANTO, B. 1990. Biomasa ubi kayu sebagai pakan

ternak. Prosiding Seminar Nasional Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pra dan Pasca Panen Ubi Kayu. UPT-EPG. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Lampung.

TARGAST, G.C.W. CHR. 1960. Perluasan dasar usahatani

dalam pertanian Indonesia (Jawa dan Madura). Dep. Sosial dan Ekonomi. Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Tabel 1. Tataguna lahan desa Sumber Bahagia, kecamatan Seputih Banyak
Tabel 3. Kapasitas tampung temak kambing di desa Sumber Bahagia dan desa Cempaka Nuban (dalam satuan temak)
Tabel 4. Potensi produksi beberapa jenis hijauan pakan ternak kambing di desa Sumber Bahagia dan desa Cempaka Nuban, Kabupaten Lampung Tengah

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini bisa disebabkan karena sensor tidak ditempatkan dalam satu pipa yang sama, selain itu rangkaian dari masing - masing pun berbeda, dan juga tipe dari flowmeter

hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ward (1979) dengan meningkatnya zinc stearate maka terjadi penurunan apparent density dari hasil

“Hukum materiil sipil dan untuk sementara waktupun hukum materiil pidana sipil yang sampai kini berlaku untuk kaula-kaula daerah Swapraja dan orang-orang yang dahulu

Dengan menggunakan monitoring berbasis notifikasi E-mail administrator tidak perlu selalu mengecek secara berkala untuk mengetahui terjadi perubahan aktifitas

Tokoh pembaharu Islam, Imam Al-Ghazali juga mengatakan bahwa yang dikatakan miskin adalah orang yang bekerja namun penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi

The results from the two computation result (logistic regression and Bayesian methods) will be compared for predicting the risk level of diabetes and for classification

Kegiatan ini menjadi fenomena baru yang muncul di tari Ranup Lampuan yang disebut dengan istilah sawer.. Hal ini menarik perhatian penulis untuk mengetahui

Aplikasi Peramalan Laba/Rugi Untuk Meningkatkan Penjualan Dengan Metode Single Moving Average (SMA) dapat menyimpan data secara permanen di dalam database,