E. LAIN-LAIN:
BIAYA OPERASIONAL/BIAYA
PENDUKUNG PENGADAAN
TANAH UNTUK
1. DASAR HUKUM
a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan
Tanah
bagi
Pembangunan
untuk
Kepentingan Umum
b. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan
untuk Kepentingan Umum
c. PMK Nomor 10/PMK.02/2016 tentang Perubahan atas
PMK
Nomor
13/PMK.02/2013
tentang
Biaya
Operasional Dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan
Pengadaan
Tanah
Bagi
Pembangunan
Untuk
2. PERUBAHAN PENGATURAN
Ketentuan
PMK 13/2013
PMK 10/2016
Penggunaan SB diluar PMK
SBM mengenakan SPTJM
ada
Dihapus
Tarif Layanan Satgas B
Tidak ada
Mengacu pada
Panitia A
Besaran Biaya Operasional
Maksimum
Rp.1,6 Milyar
Tidak ada
batasan
Maksimum
3. PERUBAHAN PENGATURAN
s.d Rp10 miliar
=
(4 % X Rp10 miliar )
Di atas Rp10 miliar s.d Rp15 miliar
=
(Rp400.000.000) + ( 3% X Rp5 miliar)
Di atas Rp15 miliar s.d Rp30 miliar
=
(Rp550.000.000) + ( 2% X Rp15 miliar)
Di atas Rp30 miliar s.d Rp50 miliar
=
(Rp850.000.000) + ( 1% X Rp20 miliar)
Di atas Rp50 miliar s.d Rp100 miliar
=
(Rp1.050.000.000) + ( 0,50% X Rp50 miliar)
Di atas Rp100 miliar s.d Rp250 miliar
=
(Rp1.300.000.000) + ( 0,25% X Rp150 miliar)
Di atas Rp250 miliar s.d Rp500 miliar
=
(Rp1.675.000.000) + ( 0,20% X Rp250 miliar)
Di atas Rp500 miliar
=
(Rp2.175.000.000) + ( 0,15% X (Nilai ganti
kerugian tanah-Rp500 miliar))
Besaran Biaya:
Contoh:
Pengadaan tanah bagi pembangunan kepentingan umum dengan nilai ganti kerugian tanah
sebesar Rp1 triliun, besaran biaya operasional dan biaya pendukung (BOBP) adalah sebagai
berikut:
BOBP
=
(Rp2.175.000.000) + ( 0,15% X (Nilai ganti kerugian tanah-Rp500 miliar))
=
(Rp2.175.000.000) + ( 0,15% X (Rp1 triliun - Rp500 miliar))
=
(Rp2.175.000.000) + ( 0,15% X Rp500 miliar)
=
Rp2.175.000.000 + Rp750.000.000
LAMPIRAN
1. Penambahan Satuan Biaya Baru
2. Penyesuaian Besaran Standar Biaya
3. Penyempurnaan Pengaturan SBM pada Penjelasan
LampI dan Lampiran II
No. Uraian Satuan Biaya Keterangan Lampiran I
1. Honorarium Pemberi Keterangan Ahli/Saksi Ahli dan Beracara
a. Honorarium Pemberi Keterangan Ahli/Saksi Ahli
Honorarium yang diberikan kepada Pejabat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/Anggota Polri/TNI yang diberi tugas menghadiri dan memberikan informasi/keterangan sesuai dengan keahlian di bidang tugasnya yang diperlukan dalam tingkat pengadilan.
b. Honorarium Beracara
Honorarium yang diberikan kepada Pejabat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/Anggota Polri/TNI yang diberi tugas untuk beracara mewakili instansi pemerintah dalam persidangan pengadilan sepanjang merupakan tugas tambahan dan tidak duplikasi dengan pemberian gaji dan tunjangan kinerja.
2. Honorarium Penyelenggaraan Kegiatan Pendidikan pada Lingkup Pendidikan Tinggi
Honorarium yang diberikan untuk pelaksanaan tugas tambahan/tugas khusus tertentu, penyelenggara kegiatan akademik dan kemahasiswaan serta penugasan lain dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pendidikan pada lingkup pendidikan tinggi.
3. Satuan Biaya Uang Lembur dan Uang Makan Lembur bagi Pegawai Non Aparatur Sipil Negara, Satpam, Pengemudi, Petugas Kebersihan, dan Pramubakti
a. Uang Lembur
Uang lembur merupakan kompensasi bagi Pegawai Non Aparatur Sipil Negara, Satpam, Pengemudi, Petugas Kebersihan, dan Pramubakti yang melakukan kerja lembur berdasarkan surat perintah dari pejabat yang berwenang.
b. Uang Makan Lembur
Uang makan lembur diperuntukkan bagi Pegawai Non Aparatur Sipil Negara, Satpam, Pengemudi, Petugas Kebersihan dan Pramubakti setelah bekerja lembur paling kurang 2 (dua) jam secara berturut-turut dan diberikan maksimal 1 (satu) kali per hari.
Lampiran II
1. Satuan Biaya Transportasi Darat dari Ibukota Provinsi ke Kabupaten/ Kota dalam Provinsi yang Sama
Satuan Biaya Transportasi Darat dari Ibukota Provinsi ke Kota/Kabupaten dalam Provinsi yang Sama atau Sebaliknya merupakan satuan biaya untuk perencanaan kebutuhan biaya transportasi darat bagi Pejabat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/Anggota Polri/ TNI/ pihak lain dari tempat kedudukan di Ibukota Provinsi ke tempat tujuan di Kota/Kabupaten tujuan dalam satu Provinsi yang sama dalam rangka pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri.
2. Satuan Biaya Transportasi dari DKI Jakarta ke Kota/Kabupaten Sekitar
Satuan Biaya Transportasi dari DKI Jakarta ke Kota/ Kabupaten Sekitar atau Sebaliknya merupakan satuan biaya untuk perencanaan kebutuhan biaya transportasi darat bagi Pejabat Negara/ Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/ TNI/ pihak lain dari tempat kedudukan di DKI Jakarta ke tempat tujuan di Kota/Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota/ Kabupaten Bekasi, Kota/ Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kepulauan Seribu dalam rangka pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri.
A. Penyesuaian
Besaran
Standar Biaya
1.
Kenaikan
besaran
satuan
biaya
Secara umum, satuan biaya yang terkait
harga pasar mengalami kenaikan rata-rata
5,51%
sesuai
dengan
hasil
survei
yang
dilaksanakan
pada
September
sampai
dengan
November
2015
dengan
mempertimbangkan proyeksi tingkat inflasi
tahun 2017
2.
Satuan
Biaya
Uang
Saku
Pemeriksa
Dalam
Lokasi
Perkantoran Yang Sama
Besaran dinaikan sesuai dengan Uang harian
dalam kota lebih 8 jam di DKI Jakarta yaitu
sebesar Rp 210.000
benchmarking dengan
kegiatan pemeriksaan di dalam kota
Lampiran I
1. Honorarium Narasumber/ Pembahas/ Moderator/ Pembawa Acara/ Panitia
a. Honor Narasumber/Pembahas/Moderator 1) Penambahan penjelasan, kegiatan
seminar/workshop/....kegiatan sejenis‘yang dilaksanakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri’
2) Penegasan yg dimaksud 1 jam adalah 60 (enam puluh) menit baik dilakukan secara panel maupun individual
b. Honorarium Panitia
Pengaturan jumlah panitia disempurnakan dengan tambahan ketentuan: ‘Dalam hal jumlah peserta kurang dari 40 (empat puluh) orang, jumlah panitia yang dapat diberikan honorarium paling banyak 4 (empat)orang’
c. Penyempurnaan definisi narasumber Pakar/ Praktisi/ Profesional pada kegiatan di luar negeri yaitu narasumber/ pembahas Pakar/ Praktisi/ Profesional (warga negara Indonesia) yang mempunyai keahlian/profesionalisme dalam ilmu/ bidang tertentu.
2. Honorarium Penyuluh Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
a. Nomenklatur PPPK diubah menjadi Non Pegawai Negeri Sipil b. Ketentuan kewajiban pemerintah sebagai pemberi kerja untuk
membayar premi asuransi dihilangkan karena ada ketentuan yang menyatakan alokasi premi asuransi kesehatan untuk non PNS dipusatkan pada DJPB sehingga K/L tidak boleh mengalokasikan
PENYEMPURNAAN PENGATURAN SBM PADA
PENJELASAN LAMPIRAN I DAN LAMPIRAN II (1)
Lampiran I
3. Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan dan Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan
a. Penyempurnaan pengaturan, bahwa yang dibatasi bukan pembentukan tim-nya, tapi pemberian honorarium-nya
b. Koordinasi mengikutsertakan pihak lain ditambah ‘Instansi Pemerintah’ sehingga lebih luas cakupannya. Misalnya : Pemda
c. Jenis Tim Pelaksana Kegiatan disempurnakan :
1) Tim yang keangotaannya lintas eselon I dalam 1 K/LPemberian honorariumnya dibatasi 2) Tim yang keangotaannya lintas Kementerian Negara/ Lembaga :
a) yang ditetapkan oleh Pejabat Eselon I atau KPA Pemberian honorariumnya dibatasi sebagaimana Tim lintas eselon I dalam 1 K/L
b) yang ditetapkan oleh Presiden dan/atau Menteri/Pimpinan Lembaga dikecualikan dari pembatasan sbgmn Tim lintas eselon I dalam 1 K/L.
4. Honorarium
Penyelenggaraan Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
a. Honorarium Penceramah
Praktisi pada honor penceramah dihilangkan karena dalam prakteknya variasi praktisi sangat banyak. b. Honorarium Tim Penyusunan Modul Diklat (SB baru) menyusun dan menerbitkan Modul untuk
pelaksanaan Diklat berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang c. Besaran Honorarium Panitia Diklat dikelompokkan menjadi :
1) Lama Diklat s.d 5 hari satuan OK 2) Lama Diklat 6 s.d 30 hari
3) Lama Diklat lebih dari 30 hari Penyelenggaraan Kegiatan Diklat
d. Honorarium Penyusunan Modul Diklatsatuan biaya baru (satuan : per modul). Pemberian honorarium dimaksud berpedoman pada ketentuan sebagai berikut :
1) Bagi widyaiswara, honorarium dimaksud diberikan atas kelebihan beban wajib penyusunan modul sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Satuan biaya ini diperuntukan bagi penyusunan modul diklat baru atau penyempurnaan modul diklat lama dengan persentase penyempurnaan isi modul diklat paling sedikit 20% (dua puluh persen).
e. Pengaturan jumlah panitia disempurnakan dengan tambahan ketentuan : ‘Dalam hal jumlah peserta kurang dari 40 (empat puluh) orang, jumlah panitia yang dapat diberikan honorarium paling banyak 4 (empat) orang’.
PENYEMPURNAAN PENGATURAN SBM PADA PENJELASAN LAMPIRAN I
DAN LAMPIRAN II (2)
Lampiran I
5. Satuan Biaya Uang Saku Rapat Di Dalam Kantor (RDK)
a. Besaran Uang Saku RDK dikelompokkan menjadi 3 : 1) Gol IV :
Rp400.000,-2) Gol III : Rp350.000,-3) Gol II ke bawah :
Rp300.000,-b. Definisi uang saku RDK disempurnakan dg menambah kata ‘di luar jam kerja pada harikerja’
c. Syarat pemberian uang saku RDK ditambah keikutsertaan ‘Instansi Pemerintah’ sehingga lebih luas cakupannya. Misalnya : Pemda.
6. Satuan Biaya Uang Lembur dan Uang Makan Lembur bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara
Penghapusan ketentuan : ‘Satuan biaya ini dapat digunakan bagi Satpam, Pengemudi, Petugas Kebersihan dan Pramubakti yang melakukan perikatan langsung dengansatker’ karena akan ditetapkan sebagai satuan biaya tersendiri.
7. Honorarium Satpam, Pengemudi, Petugas Kebersihan dan Pramubakti
Penyempurnaan pengaturan mengenai pengadaan Satpam, Pengemudi, Petugas Kebersihan dan Pramubakti melalui jasa pihak ketiga/ diborongkan dengan menambah ketentuan : ‘dalam rangka pelaksanaan kewajiban pemberi kerja untuk membayar iuran/ premi jaminan sosial, maka alokasi honorarium dimaksud dapat ditambahkan iuran/premi jaminan sosial sesuai ketentuan yang berlaku’.
PENYEMPURNAAN PENGATURAN SBM PADA PENJELASAN LAMPIRAN I
DAN LAMPIRAN II (3)
Lampiran I
8. Satuan Biaya
Rapat/Pertemuan di Luar Kantor
Penghapusan ketentuan mengenai ‘kegiatan rapat koordinasi internal eselon I yang harus dilaksanakan di luar kantor dan tidak memungkinkan untuk mengikutsertakan eselon I lain, maka kegiatan tersebut menggunakan ketentuan satuan biaya ini sepanjang telah mendapat persetujuan dari Pejabat Eselon I pemegang portofolio program dan dilakukan secara selektif serta harus dipertanggungjawabkan urgensi pelaksanaannya’ agar selaras dengan pengaturan Peraturan Menpan Nomor 6 Tahun 2015.
9. Satuan Biaya
Pengadaan Pakaian Dinas
Penyempurnaan definisi pakaian dinas dengan menghilangkan kata ‘termasuk atribut’ karena atribut pakaian dinas K/L sangat bervariasi.
PENYEMPURNAAN PENGATURAN SBM PADA PENJELASAN LAMPIRAN I
DAN LAMPIRAN II (4)
Lampiran II
1.
Satuan Biaya Uang
Transpor
Kegiatan
Dalam
Kabupaten/Kota
Pergi Pulang
a.
Nomenklatur
disempurnakan
menjadi
Satuan
Biaya
Transpor
Kegiatan Dalam Kabupaten/Kota Pergi Pulang untuk mengaskan
bahwa satuan biaya ini bukan sebagai tambahan penghasilan.
b.
Penyempurnaan
ketentuan
mengenai
pembiayaan
Transpor
Kegiatan Dalam Kabupaten/Kota yaitu
‘dalam hal instansi/unit
penyelenggara tidak memberikan satuan biaya transpor kegiatan
dalam kabupaten/kota, instansi/unit pengirim dapat memberikan
satuan biaya transpor kegiatan dalam kabupaten/kota’.
2.
Satuan Biaya Sewa
Mesin Fotokopi
Penyempurnaan pengaturan bahwa satuan biaya ini sudah termasuk
toner dan biaya perawatan untuk pencetakan sampai dengan 6.000
(enam ribu) lembar/bulan (sebelumnya 10.000)
data di pasar rata-rata
6.000 lembar/bulan).
3.
Honorarium
Narasumber/
Pembahas
Pakar/
Praktisi/ Profesional
a.
Penyempurnaan pengaturan Pakar/ Praktisi/
Profesional dengan
menghilangkan
nomenklatur
‘non
ASN’
fokus
pada
profesionalisme/keahlian di bidang tertentu.
b.
Pengaturan
‘ tidak termasuk untuk kegiatan kediklatan’ dihapus
PENYEMPURNAAN PENGATURAN SBM PADA PENJELASAN LAMPIRAN I
DAN LAMPIRAN II (5)
Lampiran II
4.
Satuan
Biaya
Konsumsi
Tahanan/Deteni
Cakupan diperluas
dapat digunakan untuk konsumsi deteni
pada Kementerian Hukum dan HAM.
5.
Satuan
Biaya
Penyelenggara
an
Perwakilan
RI
di
Luar
Negeri
20.2 Pemeliharaan, Pengadaan Inventaris Kantor, Pakaian
Sopir/ Satpam, Sewa Kendaraan, dan Konsumsi Rapat.
Penyempurnaan
pada poin d, dengan menghapus kata
‘minimal untuk 1 (satu) pegawai’.
Catatan Umum
Penyempurnaan pada catatan umum :
a.
Menghapus pengaturan
‘Satuan biaya yang terdapat dalam
Peraturan Menteri ini sudah termasuk
pajak’
b.