• Tidak ada hasil yang ditemukan

II.TINJAUAN PUSTAKA. dengan maksud dan tujuan yang telah ditentukan. Sistem terdiri dari masukan (input), proses

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II.TINJAUAN PUSTAKA. dengan maksud dan tujuan yang telah ditentukan. Sistem terdiri dari masukan (input), proses"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Geografi

Sistem Informasi Geografi atau yang disingkat dengan SIG berasal dari 3 kata yaitu Sistem, Informasi dan Geografi. Sistem merupakan sekelompok elemen yang saling berkaitan dengan maksud dan tujuan yang telah ditentukan. Sistem terdiri dari masukan (input), proses (process) dan keluaran (output). Informasi adalah data yang sudah diproses dan memiliki arti bagi penerimanya. Data merupakan sumber informasi yang menggambarkan kenyataan suatu peristiwa pada waktu tertentu (Prahasta, 2009 dalam Hutauruk, 2016). Menurut Erarostenens geografi berasal sari bahasa Yunani asal kata geo berarti bumi dan graphein yang berarti lukisan atau tulisan, geographika berarti tulisan tentang bumi, sehingga geografi merupakan studi yang menjelaskan tentang fenomena alam dengan manusia dan keterkaitan keduanya di permukaan bumi dalam pendekatan keruangan , kelingkungan dan kompleks wilayah (Erarostenens dalam Arif, 2009).

Pengertian Sistem Informasi Geografi (SIG) sangat beragam. Definisi SIG yang berasal dari berbagai putaka bervariasi karena SIG berkembang sangat cepat di berbagai bidang. SIG merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan data (Kardono dkk, 2015). Menurut Prahasta (2009) SIG merupakan sebuah sistem atau teknologi berbasis computer yang dibangun dengan tujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah dan menganalisis, serta menyajikan data dan informasi dari suatu objek atau fenomena yang berkaitan dengan letak keberadaannya di permukaan bumi. data geografis pada dasarnya tersusun atas dua komponen yaitu data spasial dan data atribut (Prahasta, 2009 dalam Hutauruk, 2016). Informasi dalam peta mengalami banyak perkembangan sehingga berkembang menjadi representasi objek di atas muka bumi (di udara) dan di bawah permukaan bumi. Ilmu yang digunakan untuk merekam objek di

(2)

permukaan bumi adalah penginderaan jauh. Penginderaan jauh adalah suatu ilmu dan seni untuk memperoleh data dan informasi suatu objek dipermukaan bumi dengan menggunakan alat yang tak berhubungan langsung dengan objek yang dikajinya (Kardono dkk, 2015). Alat yang digunakan untuk penginderaan jauh adalah alat perekam berupa sensor dan wahana yang berada jauh dari permukaan bumi seperti di udara atau di angkasa. Alat perekam menggunakan wahana (platform) seperti satelit, pesawat udara, balon udara dan lain sebagainya. Tenaga dalam penginderaan jauh merupakan tenaga penghubung yang membawa data tentang objek ke sensor dapat berupa bunyi, daya magnetik, gaya berat, dan tenaga elektromagnetik. Penginderaan jauh untuk menginderaan permukaan bumi adalah tenaga elektromagnetik. Informasi dari penginderaan jauh yang berupa citra diinterpretasikan atau dilakukan dengan pengenalan objek yang berupa citra untuk digunakan dalam disiplin ilmu tertentu. Interpretasi citra dilakukan dengan dua cara yaitu manual dan interpretasi secara digital (Purwadi, 2001). Interpretasi citra secara manual merupakan interpretasi data penginderaan jauh dengan menggunakan pengenalan ciri/karakteristik objek secara keruangan. Karakteristik objek tersebut dikenali berdasarkan 9 unsur interpretasi menurut Lillesand dan Kiefer (1979) yaitu rona, warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, bayangan, situs dan asosiasi. Informasi yang diperoleh tersebut diolah dan dimasukkan dalam sistem informasi sehingga integrasi sistem informasi dengan penginderaan jauh dilakukan untuk menghasilkan data spasial dan data atribut. Dua jenis data tersebut dibedakan sebagai berikut:

1) Data Spasial

Data spasial merupakan data yang bereferensi geografis atas representasi objek di bumi. Data spasial didasari oleh peta yang berisikan interpretasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format antara lain mencakup: data grafis peta analog, foto udara, citra satelit, survei lapangan, pengukuran theodolite, pengukuran dengan menggunakan global positioning

(3)

system (GPS) dan lannya. Data spasial terdiri dari 2 macam yaitu data spasial berbentuk vektor dan data spasial berbentuk raster, dibedakan sebagai berikut:

A. Data spasial berbentuk vector

Bentuk dasar model vektor didefinisikan oleh sistem koordinat kartesius dua dimensi (x,y) dengan menggunakan model vektor, objek-objek dan informasi di permukaan bumi. Model vektor dilambangkan sebagai titik, garis, atau poligon, dijelaskan sebagai berikut: 1. Titik (point), mempresentasikan objek spasial yang tidak memiliki dimensi panjang dan/ atau luas. Fitur spasial dipresentasikan dalam satu pasangan koordinat x,y. contohnya stasiun curah hujan, titik ketinggian, observasi lapangan, titik-titik sampel. 2. Garis (line/segment), mempresentasikan objek yang memiliki dimensi panjang namun

tidak mempunyai dimensi area, misalnya jaringan jalan, pola aliran, garis kontur. 3. Poligon, mempresentasikan fitur yang memiliki area, contohnya adalah unit

administrasi, unit tanah, zona penggunaan lahan. B. Data spasial berbentuk raster

Data spasial berbentuk raster memberikan informasi spasial apa saja dan di mana saja dalam bentuk gambar yang digeneralisasikan. Menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel yang membentuk bidang referensi horizontal dan vertikal yang terbagi menjadi kotak-kotak (grid). Piksel merupakan unit dasar yang digunakan untuk menyimpan informasi secara eksplisit, setiap piksel memiliki atribut dan koordinatnya sendiri. Keakuratan dari bentuk raster yaitu tergantung pada resolusi atau ukuran piksel suatu gambar. Jenis data spasial berbentuk raster salah satunya yaitu citra satelit Worldview-2. Worldview-2 diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009 oleh Digital Globe (USA). Digital Globe (USA) merupakan pengembang satelit beresolusi tinggi yang dikelola oleh pengelola Quickbird.

(4)

Worldview-2 merupakan satelit beresolusi tinggi karena mempunyai spasial 46 cm (0.46 meter) pada GSD at-nadir panjang gelombang pankromatik 400-850 nm, sedngkan GSD 25º off-nadir pankromatik memiliki resolusi spasial 0.55 meter (Kardono dkk, 2015). Worldview-2 dapat bertindak bagai sebuah kuas karena kelincahannya, menyapu bolak-balik untuk mengambil area yang luas dengan sekali sapuan citra multispektral. Worldview-2 juga menyediakan detail citra dan akurasi geospasial yang belum pernah ada sebelumnya, lebih memperluas aplikasi citra satelit di pasar komersial dan pemerintahan. Dengan penambahan keragaman spektralnya menyediakan kemampuan untuk melakukan deteksi perubahan dan pemetaan yang tepat.

Kaitannya dengan kemampuan citra Worldview mempunyai resolusi yang sangat halus sehingga dapat digunakan untuk menghitung rumah di perkotaan, jaringan jalan, saluran air, serta taman kota hingga tajuk pohom secara jelas dan teliti. Worldview mempunyai kemampuan sangat rinci, mencakup sarana dan prasarana (struktur ruang dan pola ruang) kawasan perkotaan yang di tandai dengan resolusi 50 cm. Citra Worldview mampu membuat peta hingga skala 1:1000, yang dalam pengembangan wilayah perkotaan sangat bermanfaat untuk penentuan zonasi rinci, bahkan dapat digunakan untuk penentuan luas bangunan dan pekarangan dalam penentuan pajak bumi dan bangunan (PBB) di wilayah perkotaan (Kardono dkk, 2015).

2) Data Atribut

Data atribut merupakan data yang mendeskripsikan karakteristik atau fenomena yang dikandung pada suatu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan dengan posisi geografi. Data atribut ini berupa numerik, foto, teks dan lain sebagainya yang didapatkan dari data statistik, pengukuran lapangan, sensus, dan lainnya.

Data atribut dapat dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif. Pendeskripsian secara kualitatif, dilakukan untuk mendeskripsikan tipe, klasifikasi, label suatu objek agar dapat

(5)

dikenal dan dibedakan dengan objek lain, seperti sekolah, rumah sakit, hotel dan sebagainya. Pendeskripsian secara kuantitatif, data objek dapat diukur atau dinilai berdasarkan skala ordinat atau tingkatan, interval atau selang, dan rasio atau perbandingan dari suatu titik tertentu, misalnya populasi atau jumlah penduduk banjar A 500-800 orang, beragama, pekerjaan dan sebagainya. SIG merupakan suatu sistem yang cukup kompleks dan terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen yang membangun SIG adalah:

1) Perangkat Lunak (software) a. OS : DOS, Windows, Linux

b. Software SIG : QGIS, ArcInfo, ArcView, ArcGis, ENVI, ERDAS, Mapinfo, ILWIS, dan sebagainya.

Quantum GIS (QGIS) merupakan software Sistem Informasi Geografis (SIG) Open Source yang memberikan kemudahan bagi pengguna untuk melakukan pencarian (browse) dan membuat data peta di computer sendiri. QGIS juga mendukung plug-in untuk melakukan penampilan jejak GPS. QGIS mendukung format vektor, raster, dan database, serta mendukung juga format data spasial, seperti ESRI Shapefile, dan Geotiff. Modul Quantum 1 dan 2 menjelaskan tentang 3 hal yaitu raster, vektor dan kartografi, yaitu:

1. Raster

Data raster adalah data spasial yang ditampilkan dalam bentuk piksel seperti gambar dan citra.

2. Vektor

Data vektor adalah data spasial yang ditampilkan dalam bentuk titik, garis dan poligon/area. Data vektor dapat digunakan untuk keperluan peta administrative atau rancangan pembangunan jalan.

(6)

3. Kartografi

Kartografi adalah studi dan praktik pembuatan peta. Kartografi dalam QGIS dapat digunakan saat membuat layout , sehingga pengguna dapat menghasilkan layout peta hasil interpretasi dan digitasi pada layer (on-screen digitizing) untuk melengkapi informasi data digital yang memiliki tipologi unsur berupa titik, garis dan area/poligon. Layout harus memenuhi syarat yaitu isi peta, koordinat peta, judul peta, arah utara, skala (angka dan garis), legenda. Keterangan isi peta, keterangan instansi/pembuat peta, dan riset dapat dipenuhi setelah syarat di atas sudah dipenuhi (Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara, 2014).

1) Perangkat Keras (hardware)

a. Komputer (PC : desktop, notebook, desknote), stand alone/lan (procesr, memori/ram, video card, harddisk, display)

b. Peripheral : digitizer, scanner, printer, plotter, CD writer. 2) Data

a. Data : satu set informasi (numerik, alphabet, gambar) tentang sesuatu (barang, kejadian, kegiatan)

b. Metadata : informasi identitas data

3) Pengguna : operator ataupun pemakai yang sangat berpengaruh pada hasil akhir SIG 4) Aplikasi

a. Penentuan tata guna lahan

b. Mengetahui kawasan yang bernilai konservasi tinggi c. Hidrologi hutan

d. Mengetahui potensi suatu wilayah

(7)

2.2 Pariwisata

Bali merupakan primadona salah satu daeran tujuan wisata di Indonesia yang mendatangkan wisatawan. Pulau Bali terkenal di mancanegara dan nusantara, sehingga banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan asing maupun nusantara. Hal ini karena daya tarik Bali yang memukau wisatawan baik karena budaya, adat istiadat, kesenian yang beraneka ragam serta keindahan alam yang mempesona, sehingga Bali dijuluki The Last Paradise (Sri, 2013 dalam Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, 2013).

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Penyelenggaraan kepariwisataan budaya Bali dilaksanakan berdasarkan pada asas manfaat, kekeluargaan, kemandirian, keseimbangan, kelestarian, partisipatif, keberlanjutan, adil dan merata, demokratis, kesetaraan dan kesatuan yang dijiwai oleh nilai-nilai Agama Hindu dengan menerapkan falsafah Tri Hita Karana (Peraturan Daerah Provinsi Bali No 2 Tahun 2012).

Kebudayaan adalah alat konseptual untuk melakukan penafsiran dan analisis. Kebudayaan memiliki fungsi sebagai penunjang pembangunan mengenai eksistensi suatu masyarakat (Miharja, 2013). Budaya Bali memiliki konsep yaitu desa, kala, patra,dan kuna dresta maupun desa/drsta mawa cara. Keragaman budaya yang ada dimiliki oleh masing-masing komunitas desa pekraman telah diperkaya dan memberi keindahan tersendiri bagi Bali. Kultur keragaman budaya berada dalam ruang interaksi dan internalisasi nilai-nilai yang memiliki pandangan berbeda, bahwa kolektivitas atau komunitas menentukan anggotanya dan anggota menentukan kebersamaannya. Timbulnya budaya baru dalam kehidupan masyarakat khususnya tentang keseragaman dalam keragaman sarana upacara keagamaan tidak lepas dari keinginan dan rasa tanggung jawab untuk melestarikan tradisi yang sesuai dengan jiwa jamannya. Upaya dalam pelestariannya maka nilai-nilai sakral

(8)

religious magis tersebut harus dibarengi dengan kondisi perkembangan jaman yang ada. Hal ini mengandung pengertian bahwa desa wisata dapat digunakan dalam pelestarian budaya dan memiliki potensi untuk bisa berkembang dan bersaing untuk tujuan wisata. Desa Wisata adalah suatu wilayah pedesaan yang menawarkan keaslian dari desa yang disajikan dalam suatu bentuk integrasi pariwisata dengan kebudayaan (Zakaria dan Suprihardjo, 2014).

Perspektif historis kronologi kebudayaan Bali dapat dibagi menjadi tiga tradisi pokok yaitu tradisi kecil, tradisi besar, dan modern. Tradisi kecil adalah kebudayaan yang berorientasikan Bali lokal dengan ciri-ciri tertatanya sistem pengairan oleh kelompok-kelompok organisasi non-formal yang disebut subak dan berternak dengan tujuan untuk keperluan upacara maupun memenuhi kebutuhan keluarga serta membuat barang-barang/peralatan rumah dan sarana keagamaan. Tradisi besar merupakan hasil akulturasi antara kebudayaan Bali lokal dengan kebudayaan Hindu Jawa yang melahirkan kebudayaan Bali tradisi misalnya konsep Dewa Raja (Raja yang dianggap sebagai reinkarnasi Dewa). Sebagai Inti dari kebudayaan yaitu:

1. Sistem nilai.

2. Keyakinan keagamaan yang dianggap keramat.

3. Adat yang sudah dipelajari sangat dini dalam proses sosialisasi individu warga masyarakat.

4. Adat mempunyai fungsi dalam masyarakat (Mudra, 2011)

Kegiatan Budaya yang dilakukan dan berhubungan dengan kegiatan keagamaan di Bali yaitu kegiatan budaya yang ada di Pura, banjar dan desa, dan kegiatan budaya yang ada di subak. Subak adalah suatu masyarakat hukum adat yang memiliki karakteristik sosio-agraris-religius. Subak juga merupakan kumpulan petani yang mengelola air irigasi di lahan sawah. Pengertian tersebut dinyatakan dalam peraturan daerah pemerintah-daerah Provinsi Bali

(9)

No.02/PD/DPRD/1972. Menurut Windia dan Alit (2012) Subak adalah suatu organisasi petani pengelola air irigasi yang memiliki kawasan sawah tertentu, memiliki sumber air tertentu, memiliki pura Subak, dan bersifat otonum. Sistem irigasi Subak yang ada di Bali adalah sebuah organisasi yang berlandaskan pada konsep atau falsafah Tri Hita Karana (THK).

THK merupakan falsafah hidup yang bersumber dari konsep Agama Hindu yang bermakna tiga jalan untuk menuju pada kebahagiaan hidup. THK terdiri dari 3 yaitu Prahyangan (hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa), Palemahan (hubungan manusia dengan lingkungan alamnya), dan Pawongan (hubungan manusia dengan manusia). Ketiga hal tersebut harus dijalankan dengan harmoni agar tercapainya kebahagiaan. Keharmonian dan kebersamaaan dalam pengelolaan air irigasi dalam sistem irigasi Subak karena sikap toleransi antara anggota Subak (saling pinjam air, sistem perlampias) (Windia dan Alit, 2012).

Referensi

Dokumen terkait

Ketika saya menemukan materi matematika yang menarik, saya akan meluangkan waktu untuk mempelajarinya lebih mendalam.. Diwaktu luang, saya akan berusaha mencari informasi

Juga tidak dilupakan kepada semua kakitangan akademik dan pentadbiran Universiti Utara Malaysia, Kuala Lumpur yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam

Perusahaan dengan laba besar istimewa terhadap perusahaan yang cenderung akan melakukan tax avoidance memiliki koneksi politik ke dalam untuk menghindari pembayaran pajak

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan juga kemudahan dalam menyelesaikan tugas akhir dengan judul

kelamin siswa, serta dapat melihat nilai rata- rata dari tiap sekolah. Berdasarkan uraian di atas maka diambilah sebuah tema data warehouse siswa untuk memetakan

Disaat kita melihat kesalahan yang kita duga ada pada orang lain, maka mula-mula yang harus kita lakukan adalah menemukan kesungguhan sebuah kesalahan, jangan

Dengan berlandaskan salafiyah Pondok Pesantren Darussalam mencetak santri muslim sejati yang berjiwa salaf agar santri menjadi ulama yang intelektual dan intelektual yang

Bagi anak yang melakukan tindak pencabulan kepada anak berdasarkan Undang- Undang Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia apabila pelaku berusia 14 tahun tetapi belum