• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL PENELITIAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL PENELITIAN SKRIPSI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PETUGAS ROHANIAWAN DALAM PELAYANAN BIMBINGAN ROHANI ISLAMI

PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Oleh:

Sarojini Mutia Irfan 1210102010105 ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH 2017

(2)

Jurn alIlm iah Mah asisw a

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 3, Nomor 1, Februari 2018 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Corresponding Author : sarojinimutia@gmail.com 431

JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 3. №. 1, Februari 2018 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PETUGAS ROHANIAWAN DALAM PELAYANAN BIMBINGAN ROHANI ISLAMI PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH Sarojini Mutia Irfan1), Ade Irma, B. H. Sc., M. A 2)

Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK - Penelitian ini berjudul “Efektivitas Komunikasi Interpersonal

Petugas Rohaniawan Dalam Pelayanan Bimbingan Rohani Islami Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana efektivitas komunikasi interpersonal dalam proses pelayanan bimbingan rohani islami antara rohaniawan dengan pasien, dan untuk mengetahui faktor-faktor penghambat yang dihadapi petugas rohaniawan dalam memberikan pelayanan bimbingan rohani islami pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek penelitian yang menjadi informan adalah sebanyak 7 orang terdiri dari 5 orang petugas rohaniawan dan 2 orang pasien rawat inap. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perencanaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses komunikasi interpersonal dalam program pelayanan bimbingan rohani islami antara rohaniawan dengan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dikategorikan efektif. Keefektifan komunikasi interpersonal dalam program pelayanan bimbingan rohani islami antara rohaniawan dengan pasien rawat inap ditinjau dari indikator keterbukaan, empati, sikap suportif, sikap positif dan kesetaraan. Kemudian terdapat beberapa hambatan dalam menyampaikan bimbingan rohani islami yaitu berupa kurangnya komunikasi antara petugas rohaniawan, pasien dan keluarga

(3)

Efektivitas Komunikasi Interpersonal Petugas Rohaniawan Dalam Pelayanan Bimbingan Rohani Islami Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1, Februari 2018 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

432

pasien, kurangnya perhatian dari pasien kepada petugas bimbingan sehingga pelaksanaan bimbingan tidak tercapai secara maksimal serta kurangnya petugas yang memadai dalam bidang pelayanan bimbingan rohani.

Kata Kunci: Efektivitas Komunikasi Interpersonal, Bimbingan Rohani Islami, Rohaniawan dan Pasien.

ABSTRACT - The tittle of this research is “Interpersonal Communication Effectiveness of clerical officers In Islamic Spiritual Guidance Services In Inpatient Patients at Regional General Hospital dr. Zainoel Abidin. The purpose of this research to know how the effectiveness of interpersonal communication in the process of spiritual guidance services between the clergy with the patient, and to determine the inhibiting factors faced by clerical officers in providing services of Islamic spiritual guidance on inpatients at the Regional General Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. The approach used in this research is qualitative approach with descriptive method. Research subjects who become informants are as many as 7 people consisting of 5 people and 2 ward officers inpatients. Data collection techniques used are interviews, observation and documentation studies. The theory used in this research is the theory of planning. The results showed that the process of interpersonal communication in the program of spiritual guidance service islami between the clergy with inpatients at the Regional General Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh is categorized as effective. The effectiveness of interpersonal communication in the Islamic spiritual guidance service program between the priests and the inpatients is viewed from indicators of openness, empathy, supportive attitude, positive attitude and equality. Then there are some obstacles in delivering Islamic spiritual guidance which is lack of communication between clerical officer, patient and patient's family, lack of attention from patient to guidance officer so that guidance implementation is not reached maximally, lack of adequate officer in spiritual guidance service.

Keywords: Interpersonal Communication Effectiveness, Islamic Spiritual Guidance, Rohaniawan and Patient.

(4)

Jurn alIlm iah Mah asisw a

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 3, Nomor 1, Februari 2018 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Efektivitas Komunikasi Interpersonal Petugas Rohaniawan Dalam Pelayanan Bimbingan Rohani Islami Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1, Februari 2018 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

433 PENDAHULUAN

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Kemenkes RI No. 56 Tahun 2014). Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga ) tahun sekali. Akreditasi rumah sakit adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh pemerintah pada manajemen rumah sakit, karena telah memenuhi standar yang ditetapkan. Sehingga sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang semakin selektif dan berhak mendapatkan pelayanan yang bermutu. Salah satu standar akreditasi yang terdapat dalam kelompok standar pelayanan berfokus pada pasien adalah hak pasien dan keluarga. Rumah sakit mempunyai proses untuk merespon terhadap permintaan pasien dan keluarganya, untuk pelayanan rohani atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien. Setiap pasien adalah unik, dengan kebutuhan, kekuatan, nilai nilai dan kepercayaan masing masing. Rumah sakit membangun kepercayaan dan komunikasi terbuka dengan pasien untuk memahami dan melindungi nilai budaya, psikososial serta nilai spiritual setiap pasien (Kemenkes, 2011).

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin adalah rumah sakit

milik pemerintah Kota Banda Aceh yang menerapkan konsep Islami

dalam melakukan pengobatan/perawatan pasien. Rumah sakit ini

melayani pasien-pasiennya dengan pelayanan yang Islami dengan

mengedepankan kenyamanan pasien yang berujung pada kepuasan

pasien. Selain ingin menjaga, meningkatkan, dan menegakkan syariat

Islam di bumi Serambi Mekkah, hal ini juga merupakan bagian dari

perwujudan Banda Aceh sebagai Model Kota Madani untuk

menggelorakan kehidupan berbasis syariah agar masyarakat Banda Aceh

menjadi muslim secara kaffah. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin sejak 27 Juli 2015 telah diresmikan menjadi rumah sakit peduli ibadah. Yang mana rumah sakit ini tidak hanya terfokus kepada

(5)

Efektivitas Komunikasi Interpersonal Petugas Rohaniawan Dalam Pelayanan Bimbingan Rohani Islami Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1, Februari 2018 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

434

kesehatan secara fisik dan psikologis saja akan tetapi dilakukan melalui pendekatan agama atau aspek spiritual pasien. Di antara realisasi dalam bentuk pelayanannya adalah keberadaan instalasi pelayanan bimbingan kerohanian dengan kegiatan yang disesuaikan dengan perkembangan rumah sakit dan kebutuhan pasien. Saat ini, Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin telah mempunyai 5 orang rohaniawan yang saling bertugas memberikan siraman rohani dan juga penyembuhan secara pendekatan islami kepada pasien. Berdasarkan Surat Ketetapan (SK) DIR Nomor : 820 / 092 / 2015 tentang Pelayanan Islami di Rumah Sakit Banda Aceh ada 8 SOP Pelayanan Islami yang telah di tetapkan yaitu: (1) perawat berdoa sebelum bekerja, (2) pendampingan shalat bagi pasien, (3) memakaikan pakaian pasien yang akan di kirim ke kamar operasi atau untuk pemeriksaan penunjang, (4) orientasi pasien baru, (5) operan jaga/timbang terima, (6) hijab perawatan pasien, (7) persiapan pasien pulang, dan (8) tata cara mendapatkan kunjungan rohaniawan.

Pelayanan Kesehatan Islami merupakan segala bentuk pengelolaan kegiatan asuhan medik dan asuhan keperawatan yang dibingkai dengan kaidah-kaidah Islam. Praktik pelayanan kesehatan dirumah sakit mengharuskan untuk mampu memberikan pelayanan yang komprehensif bagi setiap pasiennya. Dimensi komprehensif tersebut meliputi dimensi biologis, psikologis, sosial dan spiritual (bio-psiko-sosio-spiritual), yang mana di antara satu dimensi dengan dimensi yang lainnya saling berhubungan (Potter & Perry, 2005). Pentingnya aspek spiritual dalam menunjang perawatan (pengobatan) tidak dapat diabaikan, karena pasien di rumah sakit terutama pasien rawat inap bukan hanya menderita berbagai penyakit fisik akan tetapi mereka juga mengalami berbagai tekanan, berbagai kecemasan, ketakutan, keputusasaan. demikian juga pasien yang akan menghadapi operasi dan pasca-operasi, pasien yang menghadapi saat-saat kritis seperti menghadapi kematian dan sakaratul maut, sudah bukan ranah persoalan perawatan medis saja. Melainkan sangat memerlukan pendampingan, pelayanan, dan bantuan spiritual. Karena itu salah satu kebutuhan mendesak bagi pasien rawat inap di

(6)

Jurn alIlm iah Mah asisw a

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 3, Nomor 1, Februari 2018 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Efektivitas Komunikasi Interpersonal Petugas Rohaniawan Dalam Pelayanan Bimbingan Rohani Islami Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1, Februari 2018 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

435

rumah sakit adalah perlunya bantuan dan layanan spiritual untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien (Priyanto, 2009: 105).

Hal ini karena kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar manusia dan mutlak yang tidak dapat digantikan oleh asuhan dan layanan apapun. Karena itu pemberian bantuan dan layanan spiritual ini tidak akan cukup jika hanya disampaikan melalui asuhan keperawatan pada umumnya melainkan harus melalui layanan bimbingan rohani atau konseling islami, maka kehadiran petugas rohaniawan di rumah sakit sangat dibutuhkan untuk bekerja secara kolaboratif dengan dokter dan petugas medis lain (Hawari, 1996: 20). Keberadaan pelayanan bimbingan rohani Islam merupakan salah satu bentuk pelayanan islami yang merupakan pembeda dengan rumah sakit pada umumnya. Di sisi lain perhatian terhadap aspek spiritual pasien merupakan suatu langkah untuk mewujudkan pendekatan holistik dalam dunia kesehatan sebagaimana yang diamanatkan WHO pada tahun 1948. Pendekatan holistik (terapi fisik, terapi psikologi, terapi psikososial, dan terapi psikoreligius), dapat dicapai apabila tersedia tim perawatan kesehatan yang meliputi kelompok profesional yaitu dokter, perawat dan ahli terapis serta kelompok profesional lainnya seperti pekerja sosial dan rohaniawan (Patricia, dkk, 2005: 289).

Permasalahan pasien dengan segala keunikannya tersebut harus dihadapi dengan pendekatan silaturrahmi (interpersonal) dengan sebaik-baiknya didasari dengan iman, ilmu dan amal. Untuk memberikan pelayanan bimbingan rohani islami tersebut rohaniawan dituntut memiliki ketrampilan intelektual, interpersonal, tehnikal serta memiliki kemampuan berdakwah. Rohaniawan juga diharuskan untuk dapat membangun komunikasi yang efektif dengan pasien secara langsung agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh pasien. Hal demikian dilakukan untuk menciptakan hubungan timbal balik antara komunikator dengan komunikan, sehingga di dalamnya terjadi saling pengertian yang berujung pada muncul efek, yang mungkin saja hanya melalui kata-kata, atau perilaku, atau bahkan kedua-duanya. Sehingga di sini letak

(7)

Efektivitas Komunikasi Interpersonal Petugas Rohaniawan Dalam Pelayanan Bimbingan Rohani Islami Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1, Februari 2018 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

436

kedinamisan yang diinginkan dalam proses komunikasi yang dilaksanakan. Karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana petugas

rohaniawan mampu dekat dengan pasien dan melakukan hubungan

dengan baik dan dapat berkomunikasi sesuai yang diharapkan sehingga

terjalin hubungan komunikasi yang dapat dikatakan efektif yakni petugas

rohaniawan mampu berinteraksi dengan baik, menjalin hubungan yang

akrab terhadap pasien yang dirawatnya terutamadilihat dari kenyamanan

dan keluasan berkomunikasi antara keduanya.

TINJAUAN PUSTAKA

Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah Teori Perencanaan (Theory of Planning). Teori perencanaan merupakan sebuah teori terkemuka tentang perencanaan dalam bidang komunikasi yang dikembangkan oleh Charles Berger (1995) yang menjelaskan proses oleh individu atau lembaga dalam merencanakan perilaku komunikasi. Teori perencanaan dikembangkan sebagai jawaban atas gagasan bahwa komunikasi merupakan proses mencapai tujuan. Manusia melakukan kegiatan komunikasi tidak hanya karena mereka ingin melakukannya, namun berkomunikasi dilakukan untuk memenuhi tujuan. Teori ini memberikan penjelasan tentang bagaimana rencana dibuat dan dirumuskan, teori perencanaan yang dibuat Charles Berger ini menjelaskan proses individu melakukan perencanaan dalam proses komunikasi. Perencanaan merupakan proses berpikir atas rencana aksi, karena komunikasi sangat penting untuk mencapai tujuan. Teori yang berangkat dari psikologi sosial ini menjelaskan tentang proses komunikasi yaitu proses membuat pesan dan proses memahami pesan.

Penelitian ini dinilai berkaitan dengan teori perencanaan tersebut. Melalui teori ini diharapkan petugas rohaniawan dapat menetapkan langkah-langkah dalam proses komunikasi yang efektif sebelum melakukan komunikasi dengan pasien. Tujuannya adalah dengan komunikasi yang efektif maka pesan-pesan yang disampaikan petugas rohaniawan akan diterima dengan baik oleh pasien. Teori perencanaan

(8)

Jurn alIlm iah Mah asisw a

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 3, Nomor 1, Februari 2018 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Efektivitas Komunikasi Interpersonal Petugas Rohaniawan Dalam Pelayanan Bimbingan Rohani Islami Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1, Februari 2018 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

437

dipilih karena dapat memberikan pemahaman mengenai pentingnya menentukan rencana-rencana komunikasi agar langkah-langkah atau tindakan yang diambil dapat memenuhi tujuan. Dengan menentukan perencanaan tindakan, maka dapat mengatasi rintangan-rintangan dan mencapai efektivitas dalam berkomunikasi.

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

RESPON (EFEK/ TINDAKAN)

a. Kondisi pasien sesudah mendapatkan bimbingan rohani

b. Sikap pasien sesudah mendapatkan bimbingan rohani

c. Tindakan pasien sesudah mendapatkan bimbingan rohani

Teori perencanaan Proses komunikasi interpersonal Petugas rohaniawan Hambatan dalam proses komunikasi Efektivitas komunikasi 1. Keterbukaan 2. Empati 3. Sikap mendukung 4. Sikap positif 5. kesetaraan Pasien rawat inap Pelayanan bimbingan rohani

(9)

Efektivitas Komunikasi Interpersonal Petugas Rohaniawan Dalam Pelayanan Bimbingan Rohani Islami Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1, Februari 2018 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

438 METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif yang bersifat berangkat dari fakta yang diperoleh di lapangan kemudian diteliti mengacu pada landasan teoritis yang sesuai dengan permasalahan penelitian atau yang bersifat induktif. Menurut Suyanto (2005: 169) penelitian kualitatif memiliki karakteristik khusus yaitu penelitian kualitatif bersifat induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil penelitian, menekankan pada validitas data dan menghargai seluruh aspek kehidupan sosial manusia.

Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, dimana masalah yang diselidiki akan dipecahkan dengan menggambarkan, menuliskan, memaparkan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan tidak mengurangi sebagaimana adanya (Arikunto: 1998: 63). Dengan menggunakan jenis metode deskriptif akan mempermudah dalam menelaah suatu pokok permasalahan penelitian dengan cara memaparkan, menuliskan, serta menggambarkannya Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:13) mendefinisikan objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu). Dalam penelitian ini, objek yang akan diteliti adalah efektivitas komunikasi interpersonal petugas rohaniawan dalam pelayanan bimbingan rohani islami pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin.

Subjek penelitian merupakan informan pada penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2000) dalam Taher (2012:43) informan adalah orang yang dapat memberikan keterangan atau informasi mengenai masalah yang sedang diteliti dan dapat berperan sebagai narasumber selama proses penelitian. Oleh sebab itu maka subjek atau informan dalam penelitian ini adalah petugas rohaniawan dan pasien di RSUD dr. Zainoel Abidin. Informan pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik

(10)

Jurn alIlm iah Mah asisw a

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 3, Nomor 1, Februari 2018 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Efektivitas Komunikasi Interpersonal Petugas Rohaniawan Dalam Pelayanan Bimbingan Rohani Islami Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1, Februari 2018 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

439

purposive. Teknik purposive dipilih berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti.

Adapun kriteria yang dipakai untuk menentukan informan atau subjek penelitian ini sebagai berikut:

1. Petugas rohaniawan yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin yang memahami program pelayanan bimbingan rohani islami.

2. Jumlah informan (subjek) penelitian adalah 5 orang petugas rohaniawan dan 2 orang pasien rawat inap.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan efektivitas komunikasi interpersonal petugas rohaniawan dengan pasien sangat dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal itu sendiri. Efektivitas komunikasi interpersonal antara rohaniawan dan pasien dalam pelayanan bimbingan rohani islami merupakan suatu interaksi antara rohaniawan dan pasien dimana pesan (materi) yang disampaikan rohaniawan dapat diterima dengan baik oleh pasien, sehingga terjadi umpan balik seketika melalui interaksi tersebut dan dapat memperoleh hasil terhadap efek atau perilaku pasien itu sendiri. Efektivitas yang dilakukan petugas rohaniawan terhadap pasien ditinjau melalui lima indikator komunikasi interpersonal yaitu keterbukaan, empati, sikap positif, sikap suportif dan kesetaraan.

Aspek keterbukaan, yaitu petugas rohaniawan memberi kebebasan kepada setiap pasiennya untuk berkomunikasi, baik dalam mengemukaan keluhan, pendapat atau keinginan setiap pasien. Kemudian aspek empati, rasa empati rohaniawan ditunjukkan dengan memahami kebutuhan, keadaan, keinginan serta perilaku setiap pasien. Adanya rasa empati antara rohaniawan dan pasien dalam proses bimbingan rohani menumbuhkan sikap saling menghargai serta tumbuhnya kepedulian antara rohaniawan dan pasien. Aspek positif, perilaku yang dimiliki

(11)

Efektivitas Komunikasi Interpersonal Petugas Rohaniawan Dalam Pelayanan Bimbingan Rohani Islami Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1, Februari 2018 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

440

rohaniawan ditunjukkan dengan sikap petugas yang menyenangkan, ramah, humoris, tidak pemarah, sabar, saling menghargai ketika sedang berlangsungnya proses bimbingan. Dalam berkomunikasi biasanya rohaniawan mengajak pasien berbincang dengan suasana yang tidak terlalu serius kemudian sesekali bergurau dengan pasien sehingga pasien merasa senang untuk berkomunikasi dan mau menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan rohaniawan. Kemudian aspek sikap suportif (dukungan), sikap suportif diberikan petugas dalam membangkitkan semangat pasien memperoleh kesembuhan yang dilakukan selain dengan menggunakan lisan, seperti memberikan ceramah agama, dzikir dan doa-doa, memberikan materi mengenai akhlak, aqidah dan ibadah. Selain itu digunakan juga beberapa media lain untuk menunjang keberhasilan dan keefektifan program pelayanan bimbingan rohani ini yaitu dengan menggunakan media buku, brosur, bulletin (majalah) dan media audio. aspek kesetaraan, petugas rohaniawan dengan senang hati meluangkan waktu dan bersedia menerima keluhan serta tanggapan pasien dan bersedia memposisikan diri sebagai teman (partner) dan memperlakukan pasiennya secara sama.

Berdasarkan penelitian ini menunjukkan hasil bahwa semakin baik bimbingan keagamaan semakin tinggi kesehatan jiwa pasien penderita penyakit, sebaliknya semakin rendah bimbingan keagamaan semakin rendah kesehatan jiwa pasien tersebut. Kesehatan jiwa pasien penderita penyakit katakanlah kanker tentu berkaitan erat dengan motivasi hidup pasien. Pelayanan yang ramah dan baik dari petugas rohaniawan mampu menjadikan pasien menjadi lebih tenang, merasa diperhatikan, dan menjadi pribadi yang lebih positif dalam menghadapi cobaan. Proses penyembuhan menjadi lebih cepat, dan pasien menjadi pribadi yang lebih religius, serta mampu menyadari bahwa ada banyak hikmah dibalik cobaan yang tengah dihadapi. Hal ini dikarenakan pasien membutuhkan tambahan semangat guna menghadapi penyakit yang diderita. Pembimbing rohani menjadi penyemangat bagi para pasien untuk menumbuhkan kepercayaan diri pasien untuk sembuh, baik secara fisik

(12)

Jurn alIlm iah Mah asisw a

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 3, Nomor 1, Februari 2018 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Efektivitas Komunikasi Interpersonal Petugas Rohaniawan Dalam Pelayanan Bimbingan Rohani Islami Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1, Februari 2018 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

441

maupun psikis. Psikis pasien perlu juga disirami dengan pencerahan islami agar mudah menerima penanganan dari tim medis. Secara keseluruhan pencapaian efektivitas pelayanan bimbingan rohani di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin dikategorikan berhasil dilihat dari respon pasien yang banyak mendukung pelayanan ini dan memberikan tanggapan yang positif.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah disajikan pada bab IV, dapat disimpulkan secara umum proses komunikasi interpersonal dalam program pelayanan bimbingan rohani islami antara petugas rohaniawan dengan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin dapat dikategorikan efektif. Dari hasil observasi terlihat bahwa secara garis besar petugas rohaniawan berhasil dalam melakukan lima kualitas umum yang merupakan indikator dari efektivitas komunikasi interpersonal yaitu: keterbukaan, empati, sikap suportif, sikap positif dan kesetaraan. Serta dalam memberikan pelayanan bimbingan rohani islami ditemukan dua aspek penghambat yaitu hambatan sosiologis dan psikologis. Hambatan sosiologis yaitu suatu hambatan komunikasi yang dialami karena diperkirakan terdapat perbedaan jenjang pendidikan, situasi sosial, ideologi, budaya, gaya hidup, norma dan kebiasaan. Dan hambatan psikologis terjadi dalam komunikasi disebabkan karena komunikator sebelum melancarkan komunikasinya tidak mengkaji diri komunikan. Komunikasi sulit berhasil apabila sedang sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa iri hati, juga jika komunikasi menaruh prasangka pada komunikator. Prasangka menjadi salah satu hambatan berat bagi kegiatan komunikasi karena orang yang berprasangka belum apa-apa sudah bersikap menentang komunikator. Hambatan-hambatan yang ditemukan petugas rohaniawan dalam memberikan pelayanan bimbingan rohani islami tersebut berupa kurangnya komunikasi antara petugas rohaniawan, pasien dan keluarga pasien kemudian kurangnya perhatian dari pasien kepada petugas bimbingan sehingga pelaksanaan

(13)

Efektivitas Komunikasi Interpersonal Petugas Rohaniawan Dalam Pelayanan Bimbingan Rohani Islami Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1, Februari 2018 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

442

bimbingan tidak tercapai secara maksimal dan kurangnya petugas yang memadai dalam bidang pelayanan bimbingan rohani.

SARAN

Agar komunikasi yang dilakukan rohaniawan dalam pelayanan bimbingan rohani islami dapat berlangsung dengan baik, rohaniawan perlu memperhatikan efektivitas dalam berkomunikasi. rohaniawan juga diharapkan untuk lebih meningkatkan dan menumbuhkan motivasi bagi pasien. Dikarenakan pelayanan islami sangat bermanfaat bagi kesembuhan pasien dan adanya penambahan tenaga rohaniawan yang profesional agar pelayanan yang diberikan lebih maksimal. Serta Bagi dokter, paramedis, karyawan, dan seluruh jajaran direksi RSUD. dr. Zainoel Abidin, perlu memperhatikan masalah pembinaan mental spiritual melalui kegiatan pelayanan Islami dalam upaya penyembuhan pasien dan perlunya upaya sosialisasi bimbingan rohani kepada masyarakat melalui berbagai media yang bisa dengan mudah diakses oleh berbagai kalangan.

(14)

Jurn alIlm iah Mah asisw a

FISIP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 3, Nomor 1, Februari 2018 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Efektivitas Komunikasi Interpersonal Petugas Rohaniawan Dalam Pelayanan Bimbingan Rohani Islami Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1, Februari 2018 (1Mahasiswi, 2Pembimbing)

443 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Berger, Athur Asa. 2000. Media and Communication Research Methods. London: Sage Publication

Hawari, Dadang. 1998. Al-Qur'an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa.

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial: Bergabai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Prenada Media.

Potter, P. A., & Perry, A. G. 2005. Fundamental of nursing: Fundamental keperawatan. Jakarta: EGC

Referensi

Dokumen terkait

dan telur mengalami kendala dalam hal ketersediaan secara kontinyu. Ketersediaan bahan pangan ini bergantung pada tingginya produktivitas, salah satunya dengan

[r]

Dengan pengertian tersebut di atas, konsep Green Economy telah mengalami evolusi dari perpekstif lama yang bersifat regulasi untuk “menghijaukan” kegiatan ekonomi

Seandainya diketahui bahwa Tugas Akhir ini temyata merupakan hasil karya orang lain, maka kami sadar dan menerima konsekuensi bahwa tugas akhir ini tidak dapat kami

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (Team Games Tournament) MENGGUNAKAN PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIE SMP NEGERI 2

3 Perkiraan ini juga mendapat dukungan dari apa yang ditulisnya dalam 1 Yohanes pasal 1:1 yang berbunyi: “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang

Aplikasi yang dibuat dapat membantu mempercepat transaksi penjualan yang terjadi karena data pelanggan dan data obat telah tersimpan di database sehingga petugas

Selanjutnya solusi yang digunakan sekolah dalam mengatasi hambatan-hambatan implementasi kurikulum 2013 terhadap prestasi siswa/I pada mata pelajaran akidah akhlak di MTs