• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI PEMBAHASAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN. Dari hasil penelitian ini dapat diambil 2 (dua) kesimpulan, yaitu :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN, DISKUSI PEMBAHASAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN. Dari hasil penelitian ini dapat diambil 2 (dua) kesimpulan, yaitu :"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

65 A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat diambil 2 (dua) kesimpulan, yaitu :

1. Ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan proses pengambilan keputusan dalam pemilihan sekolah nasional dan sekolah “nasional plus”.

Hal ini berarti pemilihan sekolah nasioanl dan “nasional plus” merupakan sebuah proses pemgambilan keputusan yang berhubungan dengan konsep diri. Hal ini sejalan dengan apa yang diutarakan oleh Solomon (2013). Sehingga dalam proses pengambilan keutusannya, orang tua tidak akan tergesa- gesa, namun melalui beberapa proses seperti mengidentifikasi alternatif, pengumpulan informasi yang dibutuhkan, kemudian pemiliha alternatif yan dianggap mewakili kebutuhan, yang termasuk juga konsep diri, dan kemudian memilih satu alternatif terbaik yang mewakili kebutuhan orang tua. .

Kesimpulan ini sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh Kotler (dalam Suhari, 2008) bahwa konsep diri adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku membeli, dalam hal ini pemilihan sekolah. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat menjadi salah satu jawaban dari fenomena yang berkembang di mana banyak orang tua yang bersedia mengeluarkan biaya

(2)

yang lebih besar untuk menyekolahkan putra/putri mereka di sekolah “nasional plus” dibanding dengan menyekolahkan mereka di sekolah nasional yang secara akademis relaif lebih baik. Hal tersebut menguatkan pernyataan Hirschman (dalam Ferinnadewi, 2008) yang mengatakan bahwa konsumen seringkali membeli produk bukan karena manfaat fungsionalnya tetapi lebih untuk nilai simboliknya.

2. Adanya perbedaan antara konsep diri orangtua yang memilih sekolah nasional dan “nasional plus”

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh bahwa ada perbedaan yang signifikan antara konsep diri orang tua yang memilih sekolah nasional dan sekolah “nasional plus”, yaitu sebesar 13,84. Orang tua yang memilih sekolah “nasional plus” rata-rata memiliki konsep diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang tua yang memilih sekolah nasional.

Hal ini berarti faktor-faktor seperti kurikulum tambahan dari luar negri, penggunaan teknologi informasi serta bahasa pengantar yang berupa bahasa asing merupakan hal yang dianggap mewakili diri para orang tua ini, dan membuat mereka melihat diri mereka sebagai diri yang lebih positif.

B. Diskusi Pembahasan

Dari gambaran umum subyek yang terdiri dari 90 orang tua yang memilih sekolah nasional dan 90 orang tua yang memilih sekolah “nasional plus”, mayoritas memiliki tingkat pendidikan strata 1 (S1) yaitu sebesar 49, 44% dari jumlah total subyek, yang berarti secara umum mereka mampu untuk berpikir

(3)

secara sistematis terutama dalam proses pengambilan keputusan. Apabila dihubungkan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa konsep diri orang tua yang memilih sekolah “nasional plus” lebih tinggi maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada kemungkinan hubungan antara konsep diri yang tinggi dan tingkat pendidikan orang tua. Namun untuk lebih memastikan pernyataan tersebut diperlukan penelitian lebih lanjut.

Melihat gambaran konsep diri subyek, mayoritas memiliki konsep diri yang tinggi berdasarkan data hipotetik, hal ini dapat disebabkan oleh pemilihan sekolah–sekolah yang menjadi tempat peneliti mencari subyek adalah sekolah-sekolah unggulan di Jakarta Barat, yang merupakan sekolah-sekolah 3 (tiga) besar berdasarkan hasil Ujian Nasional 2014. Kekhawatiran penulis adalah terjadi bias dalam penelitian ini, karena orang tua- orang tua yang dijadikan respon mungkin saja memilih sekolah ini bukan karena faktor –faktor fasilitas dan kurikulum namun juga karena prestasi dari sekolah tersebut.

Dalam gambaran proses pengambilan keputusan subyek secara umum mayoritas subyek berada dalam kategori sedang. Hal ini berarti mayoritas orang tua mampu melakukan proses pengambilan keputusan dengan kemampuan yang cukup, tidak buruk akan tetapi tidak juga dapat disebut baik.

Sementara uji korelasi antara konsep diri menunjukkan hasil bahwa adanya hubungan yang berarti dengan proses pengambilan keputusan, dengan korelasi sebesar 0,350. Walaupun nilai dari korelasi ini tidak terlalu besar namun nilai ini menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara kedua variabel

(4)

tersebut, di mana semakin tinggi konsep diri yang dimiliki maka akan semakin baik kemampuan subyek dalam proses pengambilan keputusan.

Selain itu berdasarkan hasil korelasi antara konsep diri dan proses pengambilan keputusan orang tua yang memilih sekolah nasional dan korelasi antara konsep diri dan proses pengambilan keputusan orang tua yang memilih sekolah “nasional plus” terdapat perbedaan. Korelasi antara konsep diri dengan proses pengambilan keputusan pada orang tua yang memilih sekolah “nasional plus” memiliki nilai korelasi sebesar 0,245, sementara nilai korelasi antara konsep diri dengan proses pengambilan keputusan orang tua yang memilih sekolah nasional memiliki nilai korelasi sebesar 0,211. Hal ini kembali menguatkan adanya hubungan yang lebih signifikan antara konsep diri orang tua dengan proses pengambilan keputusan terutama dalam pemilihan sekolah nasional plus dibandingkan dengan orang tua yang memilih sekolah nasional.

Dari hasil uji T juga didapatkan hasil bahwa konsep diri orang tua yang memilih sekolah “nasional plus” lebih tinggi dibandingkan orang tua yang memilih sekolah nasional. Hal ini dapat berarti bahwa orang tua – orang tua ini memiliki gambaran diri yang lebih positif dalam melihat diri mereka saat ini dan diri yang diinginkannya. Mereka memiliki keyakinan yang lebih positif mengenai dirinya sebagai diri yang dilihat, dipersepsikan dan dialami oleh para orang tua ini.

Berdasarkan hasil analisis masing-masing komponen konsep diri menurut Fitts (dalam Pattimahu, 2005) didapatkan hasil seperti tergambar pada tabel 15 di bawah ini.

(5)

Tabel. 15. Hasil Analisis Masing-masing Komponen Konsep Diri

Komponen Konsep Diri No. Item

Total Skor Nasional “Nasional

Plus”

Identitas diri (Self Identity) 10,19,27,41 1072 1166

Perilaku diri (Self Behaviour) 2,32,38,47 1054 1208

Penilaian diri (Self Judgement) 7,8,21,24,37 1261 1454

Fisik (Physical Self) 1, 28,33 725 857

Moral etika ( Moral Ethic Self) 6,26,35,42,45 1413 1523

Diri pribadi (Personal Self) 4,17,31,36,48 1089 1549

Diri keluarga (Family Self) 11,22,39 875 1006

Diri sosial (Social Self) 5,12,13,23,25,43 1337 1546

Dari tabel 15 tersebut kita dapat melihat bahwa secara umum total skor konsep diri orang tua yang memilih sekolah “nasional plus” pada masing-masing komponen lebih tinggi dibanding orang tua yang memilih sekolah nasional.

Secara umum juga dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa skor tertinggi pada konsep diri orang tua yang memilih sekolah nasional terdapat di komponen moral etika dan diri sosial, sementara bagi orang tua yang memilih sekolah „nasional plus‟ skor tertinggi terdapat pada komponen moral etika dan diri pribadi.

Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok orang tua ini memiliki persepsi yang positif mengenai kerangka acuan moral etika, nilai-nilai moral, hubungan dengan Tuhan, perasaan – perasaan sebagai orang baik atau buruk serta rasa puas terhadap kehidupan. Sementara kelompok orang tua yang memilih sekolah „nasional plus‟ memiliki skor lebih tinggi pada komponen diri pribadi, yang menunjukkan adanya perasaan positif terhadap nilai pribadi, perasaan adekuat sebagai pribadi dan penilaian individu terhadap kepribadiannya sendiri terlepas dari penilaian fisik atau hubungannya dengan orang lain.

(6)

Secara keseluruhan, hasil utama dari penelitian ini menambah ragam penelitian mengenai konsep diri yang telah dilakukan sebelumnya (Suhari, 2008; Hong & Zinkhan, 1995; Fatimah, 2013). Akan tetapi, penelitian – penelitian mengenai konsep diri masih patut untuk dilakukan lebih jauh lagi mengingat hasil dari penelitiannya yang masih beragam, sehingga memunculkan berbagai anggapan yang masih perlu dibuktikan secara empirik.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:

a. Jumlah responden yang masih kurang jumlahnya, sehingga kurang mewakili populasi orang tua di Jakarta Barat.

b. Kurangnya penelitian yang berhubungan langsung dengan judul penelitian ini.

c. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh penulis, sehingga kurang kesempatan untuk memperdalam dan memperluas hasil penelitian.

D. Saran

1. Saran Metodelogis

a. Mempertimbangkan perlunya menggunakan tingkat pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin serta variabel lainnya sebagai pembanding dari konsep diri. b. Memperluas penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh konsep

(7)

c. Jika ingin melakukan penelitian serupa, sebaiknya sekolah tempat penelitian dipilih secara random, terutama untuk sekolah “nasional plus” untuk mengindari bias yang terjadi karena pemilihan sekolah unggulan.

d. Mempertimbangkan penggunaan metode kualitatif sebagai pelengkap dari penelitian ini, untuk menggali lebih dalam konsep diri seperti apa yang dimiliki oleh subyek serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri.

e. Meneliti karakteristik subyek yang memilih sekolah nasional plus dengan memperbandingkan dengan subyek yang memilih sekolah nasional untuk dapat dilihat perbedaan- perbedaan yang ada.

2. Saran Praktis

Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan kepada pemilik sekolah adalah mempertimbangkan bentuk pemasaran yang sekiranya dapat disesuaikan dengan konsep diri orang tua yang tinggi, karena konsumen akan sangat berhati-hati dalam proses mengambil sebuah keputusan membeli, terutama bila hal tersebut berhubungan dengan konsep diri. (Solomon, 2013).

Sementara itu bagi para orang tua ataupun calon orang tua disarankan agar senantiasa mampu mengendalikan diri terutama dalam proses pengambilan keputusan, hingga bukan hanya memilih produk yang sesuai dengan konsep diri namun juga produk tersebut haruslah tepat guna, sehingga biaya yang dikeluarkan akan sebanding dengan faedah yang didapat.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mencapai akurasi dan kecepatan optimal pengenalan citra tanda tangan menggunakan metode 2DPCA dan 2DLDA yaitu dengan menggunakan jumlah data training 160 dari 200 data

Dikutip dari Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah dalam buku Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat (1981/1982), dilihat dari struktur bangunannya,

Dilihat dari segi biaya, manfaat dari informasi estimasi biaya total penggunaan dan pemanfaatan air tanah oleh hotel bagi manajer hotel adalah membuat manajer

Penulis menyadari bahwa pemahaman masalah sangat penting dalam kehidupan beragama, terutama dalam rangka menujang pelaksanaan ibadah, seperti ibadah sholat yang

Ketiga: Dari buku Seteguh Hati Sekokoh Nurani (2005:63) yang mengupas perjalanan enam puluh tahun Kedaulatan Rakyat, dinyatakan bahwa Kedaulatan Rakyat telah menyatu dengan

(b) Jumlah permesinan atau peralatan pra- sarana bengkel praktik mekanik otomotif, yang digunakan sangat kurang atau tidak memenuhi syarat sebagaimana tertunjuk dari temuan

Pemahaman bahwa semakin sulitnya mencari bahan baku bambu Hitam berpengaruh pada kesadaran masyarakat (pengguna) untuk melakukan konservasi dengan cara penanaman

Bagi perusahaan, diharapkan agar hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan tempat penelitian dilakukan, untuk dapat menentukan langkah selanjutnya