• Tidak ada hasil yang ditemukan

Troubleshooting Kebocoran Pada Rudder Power Control Unit (PCU) Boeing 737 NG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Troubleshooting Kebocoran Pada Rudder Power Control Unit (PCU) Boeing 737 NG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Troubleshooting Kebocoran Pada Rudder Power

Control Unit (PCU) Boeing 737 NG

Danu Wahidun Putra*, Domi Kamsyah

Batam Polytechnics

Program Teknik Mesin Perawatan Pesawat Udara

Jl. Ahmad Yani, Batam Center, Batam 29461, Indonesia

E-mail :

danuwahidun@gmail.com

Abstrak

Vertical stabilizer merupakan komponen dari pesawat yang terpasang pada bagian ekor. Di bagian ini menempel pula salah satu bidang kendali pesawat udara yang disebut rudder. Rudder terhubung dengan area cockpit secara mekanik (sistem manual) maupun memanfaatkan energi hidrolik. Pada pesawat Boeing 737-800 rudder digunakan sebagai kemudi utama pesawat untuk melakukan gerak yaw dan juga berfungsi sebagai directional stability. Dalam memaksimalkan fungsi kerja rudder maka harus di dukung dengan komponen lainnya seperti Rudder Power Control Unit. Salah satu masalah yang terjadi pada Rudder Power Control Unit ini adalah kebocoran hidrolik yang diakibatkan kerusakan pada valve. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa penyebab dari kegagalan sitem rudder, akibat yang terjadi dari kegagalan sistem rudder, dan bagaimana cara penanggulangan agar rudder dapat kembali beroperasi normal sebagaimana mestinya.

Kata kunci: Rudder, Power Control Unit, Valve.

Abstract

Vertical stabilizer is a component of the plane mounted on the tail. In this section attached also one area of aircraft control called rudder. Rudder connects to the cockpit area mechanically (manual system) or utilizes hydraulic energy. On Boeing 737-800 rudder aircraft is used as the main steering of the aircraft to perform yaw motion and also functions as directional stability. In maximizing the function of rudder work it must be supported with other components such as Rudder Power Control Unit. One of the problems that occur in this Rudder Power Control Unit is the hydraulic leak caused by damage to the valve. This study aims to determine what is the cause of the failure of rudder system, due to the failure of the rudder system, and how to overcome the rudder can return to normal operation properly.

(2)

1.

Pendahuluan.

Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki beribu-ribu pulau yang terpisahkan oleh lautan. Berdasarkan hal itu tentu saja pesawat adalah alat transportasi yang sangat strategis untuk menghubungkan dari pulau satu ke pulau lainnya atau dari daerah satu ke daerah lainnya, dibandingkan dengan alat tranportasi lainnya.

Pesawat merupakan alat transportasi yang mendapat perhatian lebih dari masyarakat, karena pesawat dapat menghubungkan pulau satu ke pulau yang lain dengan waktu yang lebih cepat serta tingkat keselamatan, kenyamanan, dan keamanannya lebih tinggi.

Pesawat Boeing 737-800 adalah salah satu contoh jenis pesawat yang digunakan oleh salah satu airlines di Indonesia sebagai armada pilihannya. Dalam operasional pesawat harus selalu dalam kondisi prima, semua sistem pada pesawat harus kondisi normal operational, karena pada pesawat sistem keselamatannya harus tinggi dan tidak menerima toleransi kesalahan pada sistem, karena hal ini berkaitan langsung dengan keselamatan penumpang. Apabila salah satu sistem mengalami kegagalan operasional atai malfunction maka harus segera dilakukan perbaikan.

Sistem perawatan pada pesawat merupakan rangkaian dari beberapa sistem yang terjadwal sehingga pesawat terbang dapat beroperasi secara optimal dengan mewujudkan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan.

Vertical stabilizer merupakan komponen dari pesawat yang terpasang pada bagian ekor. Di bagian ini menempel pula salah satu bidang kendali pesawat udara yang disebut rudder. Rudder terhubung dengan area cockpit secara mekanik (sistem manual) maupun memanfaatkan energi hidrolik.

Untuk sistem manual, pergerakan rudder pedal akan menarik control cable melalui pulley sehingga menggerakan rudder sesuai besarnya masukan yang diberikan.

Pada saat sistem hidrolik yang bekerja, pergerakan dari rudder pedal akan memberi masukan untuk power control unit (PCU).

Untuk selanjutnya PCU akan menggerakan fluida hidrolik yang bertekanan ke dalam actuator dan menggerakan rudder sesuai arah masukan dari rudder pedal. Rudder berperan dalam menjaga gerak yaw. Posisi rudder di ekor pesawat akan menghasilkan momen yang mempengaruhi kestabilan direksional pesawat udara, karena jaraknya yang cukup jauh dari center of gravity (CoG).

Rudder sistem harus bekerja dengan baik demi keselamatan saat melakukan perjalanan udara dan tidak boleh sampai tidak beroperasi dengan baik. Namun apabila rudder diketahui tidak beroperasi dengan baik, maka harus dilakukan troubleshooting untuk mengetahui apa penyebabnya. Adapun beberapa kemungkinan yang menyebabkan rudder tidak dapat bergerak bebas yaitu: faktor perawatan (maintenance), kesalahan pada saat pemasangan (installation), kerusakan pada rudder pedal, kerusakan pada control cable, kebocoran (internal leakage) pada rudder power control unit (PCU).

Setelah diketahui faktor kemungkinan yang menyebabkan kegagalan pada sistem-sistem rudder, selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada komponen-komponen tersebut.

Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini yaitu untuk mengetahui apa penyebab dari kegagalan sitem rudder, akibat yang terjadi dari kegagalan sistem rudder, dan bagaimana cara penanggulangan agar rudder dapat kembali beroperasi normal sebagaimana mestinya.

2.

Metodologi Penelitian.

Metode yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah metode Deskritif analisis yaitu dengan menguraikan permasalahan mengenai Analisa Tentang Kegagalan Sistem Rudder pada pesawat Boeing 737-800 disusun secara sistematis untuk pemecahan masalah dan evaluasi. Untuk melengkapi dan menyempurnakan analisa dilakukan metode pengumpulan data sebagai berikut :

A. Studi Literatur/referensi, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan mencari data atau dasar teori dari referensi yang berkaitan dengan pokok bahasan.

(3)

B. Diskusi, yaitu kegiatan pemahaman dengan cara tanya jawab dengan instruktur, juga dengan engineer pesawat Boeing 737-800 tentang rudder sistem yang dilakukan pada waktu OJT di GMF AeroAsia di Cengkareng dan Bandara Hang Nadim di Batam.

3.

Pembahasan.

a.

Faktor-faktor

Kemungkinan

Penyebab Kerusakan

Dalam pelaksanaan perawatan pesawat terbang ditemukan sistem pada rudder tidak bekerja secara normal, pergerakan rudder tidak smooth dan tersendat-sendat. Berikut adalah faktor-faktor kemungkinan penyebab kerusakan menurut AMM dan FIM.

A. Faktor perawatan.

Maintenance merupakan upaya dalam menjaga pesawat selalu dalam keadaan Airworthines atau laik terbang, akan tetapi maintenance juga bisa menimbulkan masalah dalam sistem apabila dalam melakukan perbaikan teknisi dalam

kondisi uncontrol atau kelalaian dalam melakukan servicing.

B. Kesalahan pada Installation.

Penggantian ataupun pelepasan komponen untuk dilakukan inspeksi, akan tetapi pada saat pemasangan (installation) komponen bisa saja terjadi kerusakan yang disebabkan kelalaian dalam pemasangan ataupun akibat dari tools yang tidak tersedia pada saat pemasangan komponen tersebut. Kesalahan ini ditemukan pada perawatan pesawat.

C. Kerusakan Rudder Pedal.

Rudder pedal merupakan komponen utama untuk memberikan input force dari pilot untuk ditransfer ke sistem lain, sehingga apabila terjadi kerusakan pada salah satu sub komponen ini akan menyebabkan rudder sistem tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

D. Kerusakan RudderControl Cable.

Rudder control cable merupakan salah satu komponen utama rudder sistem yang berfungsi menghubungkan komponen rudder yang letaknya di depan (forward) dengan bagian belakang (aft) dan juga sebagai media untuk menyalurkan gaya dari rudder pedal dan forward quadrand ke aft quadran. Apabila control cable tidak berfungsi dengan baik, maka gaya yang disalurkan oleh rudder pedal dan forward quadrand tidak sama dengan gaya yang diterima, akibatnya pergerakan rudder tidak normal.

E. Kebocoran pada Rudder Power Control Unit (PCU).

Power control unit merupakan komponen yang sangat penting, dalam pengoperasiannya menggunakan tenaga hidrolik, power control unit berfungsi menggerakan rudder. Ketika pilot mendorong rudder pedal maka rudder input rod bergerak, pergerakan rod ini menyebabkan eksternal summing lever dan input crank bergerak yang menyebabkan PCU menggerakan rudder. Apabila PCU mengalami kerusakan atau kebocoran pada sistem hidroliknya maka dapat menyebabkan pergerakan rudder menjadi tidak normal.

MULAI

IDENTIFIKASI

MASALAH

STUDI LITERATURE

WAWANCARA

OBSERVASI

LAPANGAN

SELESAI

KESIMPULAN

(4)

b.

Pembahasan.

Untuk memastikan penyebab dari kegagalan sistem rudder pada pesawat Boeing 737-800, maka harus dilakukan inspection komponen-komponen yang memungkinkan sebagai penyebabnya.

A. Faktor perawatan.

Setelah dilakukan pengecekan pada dokumen perawatan pesawat, ternyata prosedur perawatan pada pesawat sudah benar dilakukan sesuai dengan task card yang mengacu di dalamnya Aircraft Maintenance Manual (AMM), sehingga tidak berpengaruh pada permasalahan pada rudder yang tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya.

B. Kesalahan Installation.

Pada saat pelepasan dan pemasangan rudder telah dilakukan susuai prosedur dan task card yang mengacu di dalamnya Aircraft Maintenance Manual (AMM) chapter 27, jika pelaksanaan sudah sesuai prosedur tentu saja tidak akan berpengaruh pada permasalahan ini.

C. Kerusakan Rudder Pedal.

Untuk memastikan apakah rudder pedal terjadi masalah atau kerusakan maka harus dilakukan pengecekan dan pengetesan dengan berulang-ulang untuk meyakinkan tentunya harus sesuai dengan prosedur yang ada yaitu task card dan juga AMM. Setelah dilakukan pengetesan ternyata pada rudder pedal tidak terjadi masalah dan bekerja dengan baik, sehingga permasalahan yang terjadi tidak berhubungan dengan rudder pedal.

D. Kerusakan RudderControl Cable.

Pada saat inspection control cable tidak ditemukan cable yang rusak dan tidak ditemukan permasalahan yang dapat mempengaruhi pergerakan rudder tidak dapat bergerak bebas. Setelah dilakukan inspection kemudian dilakukan pelumasan kemudian dilakukan test, ternyata rudder masih tidak dapat bergerak bebas sesuai dengan normal fungsinya. Sudah dapat dipastikan kerusakan pada sistem rudder ini bukan diakibatkan oleh control cable nya kemudian dilakukan pemeriksaan pada komponen berikutnya.

E. Kebocoran Pada Rudder Power Control Unit.

Pada saat dilakukan general visual check melalui access panel bagian sebelah kiri yang

terletak pada vertical stabilizer, pada PCU terdapat kebocoran (leakage) yang diakibatkan oleh valve nya mengalami kerusakan. Jika valve ini mengalami kerusakan tentunya akan mempengaruhi performance dari system PCU karena valve yang rusak akan mengakibatkan jumlah dan hydraulic pressure yang menuju ke sistem untuk pergerakan power control unit tidak sesuai dengan ketentuannya.

Kerusakan ini diakibatkan karena dari pergerakan actuator yang berulang-ulang, dan bisa juga akibat dari pemasangan valve yang kurang tepat, karena pesawat Boeing 737-800 diproduksi secara massal dan yang melakukan pemasangan pun orang nya berbeda-beda sehingga kesalahan ini pun terjadi dan valve tidak bisa berfungsi sampai batas penggunaan yang telah ditentukan.

i. Akibat Kebocoran Pada Power Control Unit.

Pengaruh terjadinya kebocoran rudder Power Control Unit (PCU) pada pesawat Boeing 737-800 adalah menyebabkan tidak normal nya pergerakan rudder yaitu pergerakan rudder tersendat-sendat karena pressure pada hydraulic PCU tidak normal. Dengan terjadinya kebocoran pada power control unit (PCU) yang diakibatkan oleh kerusakan padal valve, yang mana valve ini berfungsi untuk menjaga tekanan (pressure) hydraulic pada power control unit tetap normal. Apabila pressure kurang akibat dari valve bocor maka pressure akan berkurang dan selalu membutuhkan input hydraulic pressure akibatnya rudder pergerakannya tidak normal atau tersendat-sendat.

Hal tersebut tentu secara langsung berpengaruh pada performance dari kinerja power control unit yang berdampak pada pergerakan rudder yang tidak normal, dan membahayakan keselamatan saat melakukan penerbangan, karena rudder merupakan salah satu primary flight control system.

ii. Upaya Penanggulangan Kebocoran Power Control Unit (PCU).

Sesuai dengan pembahasan sebelumnya bahwa tidak normalnya pada pergerakan rudder sistem disebabkan oleh rudder power control unit yang mengalami kebocoran, untuk penanggulangan masalah ini harus dilakukan perbaikan/penggantian komponen tersebut.

Untuk pelaksanaan inspection / pengecekan harus dilakukan pelepasan komponen-komponen pada rudder power control unit, removal pada power control unit bertujuan untuk melakukan pengecekan , perbaikan,

(5)

ataupun melakukan penggantian komponen yang rusak. Pada saat removal seluruh komponen power control unit dilakukan detail viasual inspection sesuai dengan task card / Aircraft Maintenance Manual.

Sebelum melakukan removal/pelepasan power control unit, harus di lakukan diskusi bersama rekan kerja dan juga harus mempersiapkan tools yang akan digunakan, tools yang digunakan harus sesuai dengan regulation biasa yang digunakan snap-on, berikut hal-hal yang harus di laksanakan sebelum pelepasan power control unit.

1.Prepare sebelum dilakukan removal / pelepasan lakukan terlebih dahulu visual inspectionsumming lever inner bolt, kita dapat melihatnya dari jarak anatara rudder fairing dan vertical fin blade seal dari sebelah kanan ketika rudder diputar kesebelah kiri menggunakan hidrolik power.

2.Pastikan bolt mempunyai nut and collar masing-masing.

3. Buka circuit breaker (CB) dan pasangkan safety tags pada electrical panel,P18-1.

4. Buka circuit breaker dan pasang safety tag pada electrical panel,P6-2.

5. Untuk pelepasan power control unit, untuk pelepasan dilakukan sesuai prosedur.

Gambar 3.1 Power Control Unit.

A. Pelepasan Power Control Unit (PCU)

Dalam melakukan pelepasan suatu komponen harus membaca dan mengikuti prosedur ataupun

petunjuk yang sesuai dengan Aircraft Maintenance Manual yang telah ditetapkan oleh pabrik, agar faktor keselamatan tetap terjaga, baik keselamatan personil ataupun materilnya. Hal yang harus diingat sebelum melakukan pelepasan power control unit pastikan control rod sudah terlepas, karena kesalahan pada saat pelepasan akan menyebabkan kerusakan pada control rod. Tahap-tahap pelepasan power control unit:

1. Procedure remove/pelepasan control rod [8];

a) Lepasakan nut [7],washer [6], washer [5], bolt [4] lepaskan control rod [8] dari external summing lever [3].

b) Lepaskan nut [44], washer [43], washer [42], dan bolt [41] lepaskan control rod [8] dari input crank [10]

c) Lepaskan control rod [8] dari pesawat 2. Pasangkan perlengkapan, SPL-1732; a) Pasang bracket assembly [56] dengan scew

[51] dan washer [52] pada vertical fin. 1. Kencangkan screw [51] kemudian torsi

anatara 18-25 pound-inche (2.0-2.8 newton meter).

b) Pasang beam assembly [55] dengan screw [53] dan washer [54] pada main rudder PCU [1].

1. Kencangkan screw [53] kemudian torsi antara 45-60 pound-inche (5.0-6.8 newton meter).

c) Pasang arm assembly [58] pada bracket assembly [56].

3. lepaskan nut [32], washer[31], nut[30], washer[29], dan bolt assembly[28], kemudian lepaskan rod assembly[2] dari rudder.

4. Lepas nut [27], washer [26], nut [25], washer [24], washer [34], bushing [23], dan bolt assembly [22], kemudian bagian depan PCU di lepas [11] dari vertical fin structure. 5. Pasang lock, SPL-1727 dan tahan rudder

pada posisinya.

6. Lepaskan sambungan electrical connector [9] dari main power control unit (PCU) [1]. 7. Lepaskan sambungan hydraulic line dari

main (PCU)[1];

a. Siapkan wadah berkapasitas 1 U.S-gal (3,81 L) dan letakan dibawah power control unit pada saat melepas hydraulic connection.

b. Lepas return line hydraulic system A [12] dari main rudder (PCU) [1]

(6)

c. Lepas pressure line hydraulic system A [21] dari main rudder PCU [1]

d. Lepas return line hydraulic system B [14] dari main rudder PCU [1]

e. Lepas pressure line hydraulic B [13] dari main rudder PCU [1]

f. Pasangkan plug dan cap pada hydraulic line and port

g. Pasangkan tag pada hydraulic line untuk memastikan pada saat pemasangan tidak terjadi kesalahan.

h. Gunakan fishpole hoist, COM-1582 untuk melepas main rudder PCU [1] dari pesawat

Caution : pastikan pada saat menggerakan pcu pada saat pelepasan atau pemasangan secara hati-hati, benturan pcu ke bolt dapat menyebabkan kerusakan pada bolt.

Gambar 3.2 SPL-1732 (Fishpole Hoist). B. Cleaning.

Pada saat selesai melakukan pelepasan dan lakukan cleaning pada power control unit (PCU), hal ini dilakukan bertujuan untuk memermudah dalam melakukan inspection, dan juga merupakan menjaga komponen agar tidak terkontaminasi dengan benda asing (FOD). Pada saat melakukan cleaning harus mengetahui cairan yang digunakan, karena untuk menghindari terjadinya korosi dan kerusakan pada komponen tersebut akibat dari kesalahan pada saat penggunaan cairan pembersih. Untuk mendapatkan cairan pembersih (ardrox 185) dapat dilihat pada Aircraft Maintenance Manual, juga tidak boleh menggunakan udara yang bertekanan tinggi pada saat membersihkan sisa cairan pada komponen PCU karena dapat menyebabkan kerusakan.

C. Inspection.

Setelah dilakukan cleaning pengerjaan selanjutnya yaitu dilakukan inspection. Inspection ini bertujuan untuk mengetahui secara pasti apa penyebab main power control unit tidak dapat bekerja secara normal. Pemeriksaan yang harus kita lakukan yaitu general visual inspection, setelah dilakukan visual inspection terdapat cairan yang keluar dan membasahi main rudder PCU. Dalam pemeriksaan ini sudah di ketahui bahwa main rudder Power control Unit telah terjadi Internal leakage yang disebabkan oleh kerusakan pada valve.

D. Perbaikan/Pergantian.

Setelah dilakukan inspection dan didapatkan bahwa penyebab dari rudder tidak dapat bergerak bebas yang diakibatkan kerusakan pada valve power control unit (PCU), kerusakan pada valve ini yang menyebabkan hidrolik pressure pada Power Control Unit tidak normal akibatnya tandem actuator selalu membutuhkan input hidrolik secara terus menerus yang mengakibatkan pergerakan rudder tidak bebas atau tersendat-sendat. Untuk mengembalikan power control unit (PCU) bekerja normal kembali harus dilakukan penggantian valve yang rusak.

E. Pemasangan Power Control Unit (PCU).

Setelah penggantian valve dilakukan pemasangan kembali main power control unit (PCU), sebelum pemasangan lakukan cleaning pada power control unit keringkan dengan menggukan majun/kain lap kering.

Langkah-langkah installation main PCU sebagai berikut :

1. Lepas lock, SPL-1727

2. Pasang equipment, SPL-1732 ke main rudder PCU [1]

3. Install/pemasangan main rudder PCU[1] a) Gunakan fishpole hoist, COM-1582

untuk meletakan main rudder PCU [1] posisinya berada di dalam dengan forward manifold [11] di arah depan. b) Hubungkan forward manifold [11] pada

vertical fin structure;

1) Pasang washer [34], bushing [23], bolt assembly [22],washer [24],dan nut [25]. 2) Gunakan equipment, SPL-1731 untuk

(7)

1000-1200 pound-inches (113,0-135,6 newton-meter).

3) Pasang washer [26] dan nut [27]

Caution : jangan mengencangkan nut [25] setelah mengencangkan nut [27], ini dapat menyebabkan kerusakan pada equipment. 4) Kencangkan nut [27] dengan torsi 650-800

pound-inch (73,4-90,4 newton meter) c) Hubungkan rod assembly [2] pada

rudder;

1) Pasang bolt assembly [28], washer [29], dan nut [30]

2) Kencangkan nut [30] dengan torsi 900-1050 pound-inch (101,7-118,6 newton-meter)

3) Pasang washer [31] dan nut [32]. 4) Kencangkan nut [32] dengan torsi

450-550 pound-inch (50,8-62,1 newton-meter).

d) Hubungkan return line hidrolik system B [14] ke main rudder PCU [1] e) Hubungkan pressure line hidrolik

system B [13] ke main rudder PCU [1] f) Lepaskan / remove 1 U.S.-gal (3.81 l)

oil resisten container, STD-203 container letakan di bawah hidrolik connections.

4. Pemasangan/installation control rod [8]; a) Letakan control rod [8] dengan posisi

di ujung adjustment forward direction.

b) Hubungkan control rods [8] ke external summing levers [3]

1) Pasangkan bolt [4], washer [5], washer [6], dan nut [7]

c) Hubungkan control rod [8] ke input cranks [10]

1) Pasangkan bolts [4], washer [42], washer [43], dan nut [44]

5. Hubungkan electrical connector [9] ke main rudder PCU [1], dan lakukan lubrication pada bearing di ujung PCU, spring slider shaft dari rudder feel and centring unit dengan grease D00633. 6. Remove/ lepaskan safety tags dan close

circuit breakers dengan : CAPT Electrical System Panel, P18-1

7. Lepaskan safety tags dan close circuit breaker dengan F/O Electrical System Panel, P6-2

8. Setelah ditutup dilanjutkan dengan kembalikan rudder pressure system A,B, dan standby ke kondisi sebelum dilepas/keadaan semula.

Warning : di area flight control surface harus terbebas dari personel maupun equipment, karena komponen dapat bergerak secara mendadak ketika disupply hidrolik power, hal

ini dapat membahayakan keselamatan personel dan equipment.

Gambar 3.3 Rudder feel and Centering unit.

9. Setelah terpasang semua komponen, sebelum melakukan testing dilakukan melubrikasi pada hinge-hinge rudder,

Gambar 3.4 Rudder PCU to Attachments. iii. Testing/Pengete

san.

Setelah dilakukan lubrication (pelumasan) dan pastikan hidrolik power sudah ON, pada rudder area clear dari equipment ataupun personel, kemudian lakukan testing. Pengetesan ini dilakukan untuk mengetahui apakah rudder bekerja secara normal atau tidak setelah dilakukan penggantian komponen main power control unit (PCU), pengecekan ini tentunya dilakukan pada saat di ground. Pengetesan ini

(8)

dilakukan dengan cara menggerakan rudder pedal berulang-ulang sampai main rudder power control unit menggerakan rudder dengan smooth atau normal.

Setelah pengetesan (testing) dan rudder sistem dinyatakan bekerja dengan normal oleh engineer (personel yang berwenang) dan pesawat telah kembali airworthinees/laik terbang, selanjutnya pesawat Boeing 737-800 telah siap kembali untuk dioperasikan.

4.

Kesimpulan.

Setelah dilakukan pemeriksaan didapat hasil komponen yang meneyebabkan kegagalan sistem rudder pada pesawat Boeing 737-800 adalah power control unit mengalami kebocoran (internal leakage). Analisa pada studi kasus ini penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Faktor yang menyebabkan kebocoran pada

power control unit ini diakibatkan oleh kerusakan pada valve power control unit. Kerusakan valve ini diakibatkan oleh pergerakan actuator yang berulang-ulang, sehingga valve pada power control unit tidak dapat berfungsi dengan baik.

2) Pengaruh adanya kebocoran (leakage) pada Rudder power control unit berimbas pada pressure hydraulic power control unit akibatnya pergerakan rudder menjadi tidak smooth atau zig-zag, sehingga pesawat tidak dapat dapat beroperasi dengan baik. 3) Upaya penanggulangannya pada kegagalan

sistem rudder ini harus dilakukan penggantian valve pada power control unit yang mengalami kerusakan. Proses penggantian valve pada power control unit dilakukan di bengkel yang mempunyai ijin untuk perbaikan power control unit.

5.

Referensi.

1. BOEING. 2018. 737-600/700/800/900 AIRCRAFT MAINTENANCE MANUAL. Seattle: BOEING.

2. Boeing. 2018. 737-600/700/800/900 FAULT ISOLATION MANUAL. Seattle: BOEING.

Gambar

Gambar 3.1 Power Control Unit.
Gambar 3.2 SPL-1732 (Fishpole Hoist).
Gambar 3.3 Rudder feel and Centering unit.

Referensi

Dokumen terkait

pemidanaan petindak dengan maksud untuk menetukan apakah seseorang terdakwa atau tersangka dipertanggungjawabkan atas suatu tindakan pidana yang terjadi atau tidak. Untuk

Bahkan pada saat pemerintahan Park Chung Hee yang memiliki visi untuk menjadikan Korea Selatan sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia, industri otomobil pada

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Action Reseach). Berdasarkan hasil pengamatan di Madrasah Ibtidaiyah Azzahidin Kecamatan Bukit Raya Kota

Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) - 71. Tagihan atas surat berharga yang dibeli

Pada level 5 ini atau Final level pemain harus menjawab soal waktu yang berkaitan dengan waktu yang terdapat di jam dinding. Gambar Tampilan Level 5

[r]

UPAYA PENGELOLAAN BAU YANG DIKELUARKAN KOTORAN AYAM Mengurangi dampak negatif bau yang ditimbulkan dari usaha peternakan ayam dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain

Dalam penelitian ini, berita yang dimaksud adalah pemberitaan mengenai UAJY yang dimuat oleh media massa yang sumbernya sebagian atau seluruhnya berasal dari release