• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. harinya. Hal kecil yang biasanya terjadi di kehidupan sehari hari ialah individu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. harinya. Hal kecil yang biasanya terjadi di kehidupan sehari hari ialah individu"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Interaksi sosial berperan langsung terhadap kehidupan manusia yang pada umumnya manusia tidak bisa hidup tanpa adanya interaksi dengan lingkungan sekitar, individu manusia pasti membutuhkan orang lain di kehidupan sehari – harinya. Hal kecil yang biasanya terjadi di kehidupan sehari – hari ialah individu yang membutuhkan individu lain untuk bertukar pikiran atau teman berbicara, atau ketika individu itu sakit maka ia akan membutuhkan bantuan orang lain agar bisa merawatnya. Kata interaksi sosial sangat kental terdengar masyarakat, karena interaksi sosial dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, seperti menegur guru, teman, dll

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu menjadi bagian dari lingkungan tertentu. Dilingkungan manapun individu berada, ia akan dihadapkan dengan harapan dan tuntutan dari lingkungan yang harus dipenuhinya baik dari lingkungan luar maupun dalam diri individu itu sendiri. Setiap individu memiliki respon atau tanggapan yang berbeda-beda mengenai harapan dan tuntutan yang ada disekitar lingkungannya.

(2)

Interaksi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah hal saling melakukan aksi, berhubungan, mem-pengaruhi, antar hubungan. Sedangkan sosial adalah berkenaan dengan masyarakat, perlu adanya komunikasi.

Menurut H. Bonner dalam Slamet (2006:11) berpendapat bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara 2 individu atau lebih, ketika kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.

Interaksi sosial sangat mempengaruhi lingkungan sekitar seperti yang telah dijelaskan oleh H. Bonner diatas, ketika seorang yang berlaku buruk maka perlakuan itu bisa berdampak pada orang terdekatnya dan megikuti perlakuan buruk tersebut. Perlakuan buruk yang sering terjadi pada siswa sekolah adalah kenakalan remaja, membully, dll.

Setiap individu pasti mempunyai cara interaksi sosial yang berbeda sosialnya merupakan salah satu tugas perkembangan pada masa remaja yaitu memiliki keterampilan sosial dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari Hurlock (2015:120). Salah satu lingkungan dalam penyesuaian diri adalah lingkungan sekolah (guru, mata pelajaran, teman sebaya dan kondisi lingkungan sekolah). Apabila siswa memiliki penyesuaian diri yang baik maka akan nyaman dalam melakukan segala aktivitas dilingkungan sekolah tersebut. Sebaliknya, apabila siswa/i tidak memiliki penyesuaian diri yang tidak baik maka siswa tidak akan nyaman dalam melakukan segala aktivitas dilingkungan sekolah tersebut.

(3)

Penyesuaian diri yang baik terhadap diri sendiri dan lingkungan akan dapat membantu proses pencapaian tujuan dan tuntutan sekeliling individu tersebut.

Individu yang sulit berinteraksi sosial di lingkungannnya maka akan berdampak pada cara berteman di lingkungannya. Seperti halnya bully yang marak terjadi di kalangan remaja pada saat ini.

Sejiwa (2008:2) “Bullying adalah sebuah situasi dimana terjadinya penyalahgunaan kekuataan/kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang / sekelompok. Bentuk yang paling umum terjadi pada kasus bullying di sekolah adalah pelecehan verbal, yang bisa datang dalam bentuk ejekan, menggoda atau meledek seseorang. Kasus bullying yang awalnya hanya verbal dapat pula menyebabkan munculnya perlakuan yang lebih berbahaya, seperti pelecehan secara fisik.”

Bully pada anak sekolah secara tidak sadar banyak terjadi, karena anak sekolah sering mengejek teman-temannya baik ejekan secara fisik, kekurangan, maupun nama orangtua. Berawal dari satu orang yang melakukan hal jelek (mengejek) maka bisa berdampak juga pada lingkungan sekitarnya, apalagi anak sekolah suka meniru perilaku orang sekitar, mereka tidak tau apakah hal yang ditiru baik ataukah buruk. Jika hal ini berlanjut maka bisa jadi hal ini akan semakin dalam dan membully secara fisik seperti yang telah dikatakan oleh Sejiwa diatas. Kalau hal ini telah terjadi maka bisa menjadi hal yang besar bagi siswa yang menjadi korban ejekan tersebut.

(4)

Perilaku siswa yang dibully ada banyak kemungkinan, yaitu siswa yang memperdulikanhal bully terjadi padanya, jika “iya” maka itu mungkin akan mempengaruhi pembelajarannya disekolah untuk kedepannya, dan itu merupakan hal buruk. Ada juga siswa yang acuh tak acuh atau siswa yang tidak memperdulikan adanya bully yang dialaminya, siswa cenderung cuek dan mengabaikan lingkungannya. atau mungkin ada juga siswa yang sebenarnya cuek tetapi malah menjadi terganggu dengan adanya bully tersebut.

Maka dari itu peneliti mengambil penelitian ini. Penelitian ini menarik untuk dilaksanakan mengingat bahwa pembullyan tidak terjadi satu atau dua kali, banyak berita-berita di televisi menyiarkan berita pembullyan terjadi, mulai dari pembullyan anak Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat Universitas yang baru-baru ini terjadi. Jika hal ini terus terjadi maka akan berdampak bagi korban bully tersebut. Jika siswa mendapatkan perlakuan bully maka bagaimana interaksi sosial yang ia lakukan untuk kedepannya.

Disinilah letak pentingnya penelitian ini dilaksanakan untuk mengungkapkan perilaku interaksi sosial siswa korban bully pada SMP Negeri 14 Kota Jambi.

(5)

B. Batasan Masalah

Mengetahui akan luasnya masalah yang akan dibahas, maka dalam pembahasan ini peneliti perlu memberikan batasan dengan maksud agar tidak menjadi kesalahan dan untuk memperjelas permasalahan tersebut maka peneliti membatasi masalah – masalah yang ada sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya menganalisis aspek – aspek kualitas interaksi sosial siswa korban bully dengan teman sebayanya di lingkungan sekolah. 2. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 14 Kota

Jambi.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan maslah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kualitas interaksi sosial siswa korban bully ditinjau dari kontak sosial di kelas IX SMP Negeri 14 Kota Jambi?

2. Bagaimana kualitas interaksi sosial siswa korban bully ditinjau dari komunikasi di kelas IX SMP Negeri 14 Kota Jambi?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan kualitas interaksi sosial siswa korban bully ditinjau dari kontak sosial di kelas IX SMP Negeri 14 Kota Jambi.

(6)

2. Mendeskripsikan kualitas interaksi sosial siswa korban bully ditinjau dari komunikasi di kelas IX SMP Negeri 14 Kota Jambi.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat diarahkan kepada:

1. Siswa dapat mengetahui bahwa perilaku buruk seperti bully itu tidak bagus untuk dilakukan, dan mengetahui perilaku yang sebaiknya dilakukan oleh korban bully.

2. Guru Bimbingan Konseling dapat mengetahui peran yang pas untuk menghadapi pelaku ataupun korban dari bully.

3. Orang tua dapat mengetahui ciri ciri jika anaknya menjadi pelaku atau korban dari bully.

4. Peneliti sendiri yang dapat mengetahui hasil dari penelitian ini. Memuaskan hasrat keingintahuan tentang perilaku interaksi sosial siswa korban bully ini dan menambah wawasan peneliti.

5. Peneliti selanjutnya dapat memberikan sedikit informasi tentang perilaku interaksi siswa korban bully dan menjadi acuan dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya.

F. Anggapan Dasar

Menurut Sutja, dkk (2016:64) “anggapan dasar atau asumsi adalah prinsip, kepercayaan, sikap atau prediposisi yang digunakan peneliti untuk membangun hipotesis.”

(7)

2. Bully adalah perilaku buruk yang tanpa sadar dilakukan oleh banyak orang.

G. Pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian yang akan dilakukan, maka pertanyaan penelitian utama yang akan diajukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Pada kualitas manakah prilaku interaksi siswa korban bully ditinjau dari kontak sosial di kelas IX SMP Negeri 14 Kota Jambi?

2. Pada kualitas manakah prilaku siswa korban bully ditinjau dari komunikasi di kelas IX SMP Negeri 14 Kota Jambi?

H. Definisi Operasional

Agar penjelasan variabel pada penelitian ini tidak menyimpang dari batasan teori yang dibahas, maka dijelaskan istilah yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu variabel“.

1. Interaksi sosial

Interaksi sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap maupun respon balik yang individu lakukan kepada individu lain, atau kelompok kepada kelompok lain. Hal ini dapat berupa tindakan maupun percakapan. 2. Korban Bully

Korban bully yang dimaksud dalam penelitian ini adalah individu yang dikucilkan dalam sosial, dilakukan tindakan verbal, fisik ataupun elektronik dalam lingkungan sekolah.

(8)

I. Kerangka Konseptual

Siswa korban

bully

INTERAKSI SOSIAL

1. Kontak Sosial 2. Komunikasi

Referensi

Dokumen terkait

Respon peserta didik terhadap Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) bermuatan lahan basah memperoleh respon yang positif dilihat dari jumlah persentase peserta didik yang setuju dan

Iklan yang diputar setelah program acara berlangsung akan dianggap sebagai posisi pasang iklan yang paling strategis sehingga dipasang harga lebih mahal dibandingkan iklan

konvensional suhu rata-rata total dari hasil pengamatan 32º C, dan pada dalam ruang bangunan dengan dinding menggunakan batako pemanfaatan sabut kelapa suhu

Nilai rata-rata organoleptik daging ikan Tuna (Thunnus albacares) segar pada waktu pengambilan sampel, pedagang yang berbeda dan 3 kali ulangan.. Nilai rata-rata

Melakukan klasifikasi perusahaan yang terprediksi finansial distress dengan metode analisis diskriminan menggunakan variabelprediktor asli dan variabel prediktor yang

konvensional, walaupun packet switching sudah digunakan untuk beberapa bagian jaringan mobile phone, khususnya untuk layanan akses Internet dan WAP..

dapat diartikan citra merek tidak berpegnaruh signifikan terhadap loyalitas Adanya pengaruh secara kepercayaan merek terhadap loyalitas pada perusahaan Bordir Irma

4 • < LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANJARMASIN BAGAN SUSUNAN ORGANISASI