• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Massa Dan Dakwah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Media Massa Dan Dakwah"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Japarudin1

Abstrak

Sepert i halnya kom unikasi, akt ifit as dakw ah Islam mut lak membut uhkan media dakw ah. Penyampaian pesan dakw ah Islam dew asa ini idealnya memanfaat kan media yang dapat menyent uh masyarakat secara tepat dan menyeluruh. Salah sat u media komunikasi massa yang dapat digunakan dalam kom unikasi Dakw ah Islam adalah m edia Televisi. Televisi mempunyai khalayak yang beragam dan hampir distiap waktu menerpa pemirsanya, unt uk itu dakwah melalui media televisi dew asa ini cukup dapat diperhit ungkan.

1 Alum nus pascasarjana UIN Sunan Kalijaga program st udi social w orks –

(2)

A. Pendahuluan

Perkem bangan dan kem ajuan media m assa dari tahun ke t ahun sem akin m eningkat seiring dengan kem ajuan t eknologi komunikasi. Sebagai alat komunikasi massa, media massa mempunyai peranan yang signifikan sebagai agen perubahan sosial (agent of change). Dengan kemajuan yang dicapai peranan media massa sat ini bukan hanya terbatas pada alat komunikasi massa, penyampai berita dan hiburan saja, akan tetapi sebagian media m assa telah menggunakan acara siaran yang diprogramkan unt uk menyampaikan pesan agam a, khususnya m edia t elevisi. Dalam program acara disebuah stasiun televisi berbagai kemasan acara yang disusun unt uk menyampaikan pesan agama, baik itu melalui sinetron, acara siraman rohani, dan lain sebagainya. Dengan demikian media massa telah ambil bagian unt uk mengkomunikasikan penyampaian pesan agama pada masyarakat luas.

Apapun bent uknya, akt ivitas dakwah mut lak menggunakan media (channel) dakwah. Jika dakwah dilaksanakan dalam ruangan, maka m edia yang paling sederhana dapat m enggunakan mimbar ataupun penggunaan m ult im edia proyekt or. Perkem bangan dan kemajuan teknologi media massa khususnya televisi dapat dimanfaat-kan sebagai m edia dakw ah. Pada dasarnya m edia dakw ah yang digunakan mengacu pada siapa objek dakwah yang dihadapi, ke-pandaian subj ek dakw ah m enggunakan m edia dakw ah dapat mempengaruhi berhasil t idaknya pelaksanaan dakwah Islam iyah. Sebaliknya, keahlian subjek dakwah meramu materi dakwah dengan kesesuaian media yang digunakan, dapat menjadi fakt or penunjang keberhasilan dakw ah. Perlu diingat adalah, m at eri dakw ah ada kalanya memerlukan media tertent u dalam pelaksanaanya.

M edia massa merupakan sumber informasi utama mengenai kejahat an dan sist em peradilan, t erm asuk t elevisi m em berikan sumbangan yang relat if besar dalam membent uk kesan (impression)

t erhadap kenyataan kejahat an di t engah m asyarakat2. Pengaruh

2 Abdurrahm an M ukaffi. Kat egori Acara TV dan M edia Cet ak Haram di Indonesia, (Jakarta: Darul Falah, 2001).

(3)

posit if m edia m assa t er hadap m asyarakat , m asyarakat dapat menerima siaran berita dan informasi, dapat menambah wawasan pengentahuan, unsur hiburan yang dibut uhkan m asyarakat dapat terpenuhi melalui siaran televisi, maupun berita di koran ataupun majalah. Sedangkan unsur negat if dapat berupa pengurangan budaya dan moral, dalam acara televisi banyak kita temukan perkara-perkara sihir, yang biasanya dit ampilkan dalam bent uk sinet ron-sinet ron mist ik yang menampilkan kebolehan pemerannya yang mempunyai kekuatan sihir luar biasa dalam set iap adegan pertempuran3. Dengan

memanfaatkan peranan media massa yang dapat menjangkau semua lapisan masyarakat secara cepat dan akurat , diharapkan penyampai-an pespenyampai-an agama ypenyampai-ang difasilitasi oleh media massa dapat berhasil dengan baik.

A. Karakteristik M edia M assa

Ko m un i kasi m assa (m a ss co m m u ni cat io n) m er up akan komunikasi melalui media m assa yang m eliput i surat kabar yang m em punyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan t elevisi yang dit ujukan kepada umum, dan film yang dipert unjukan di gedung-gedung bioskop4. Komunikasi massa m erupakan jenis kom unikasi

yang dit ujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elekt ronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat5.

Kecanggihan t eknologi kemunikasi dengan m enggunakan media massa membuat sat u sistem kemunikasi, yang dapat dikenal dengan komunikasi massa. M enurut Rakhmat6, “ komunikasi massa

m er upakan j enis kom uni kasi yang dit uj ukan kepada sejum lah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elekt ronik sehingga pesan yang sam a dapat diterim a secara

3 Ibid, hlm . 101

4 Onong Uchyana Efendi. Ilmu Komunikasi Teori dan Prakt ek, (Bandung:

Rem aja Rosdakarya, 2000), hlm . 79

5 Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi , (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2005), hlm . 189

(4)

serentak dan sesaat ”. Sedangkan menurut Efendi7 komunikasi massa

(m ass com m unicat ion) adalah komunikasi m elalui m edia m assa modern, yang meliput i surat kabar, siaran radio dan televisi yang dit ujukan kepada umum, dan film yang dipert unjukkan digedung-gedung bioskop.

M enurut Elizabet h-Noelle Neum an yang dikut ip Jalaludin Rakhmat8, ada empat tanda pokok dari komunikasi massa yakni : (1)

bersifat t idak langsung, art inya harus melew at i m edia t eknis; (2) bersifat sat u arah, ar t inya t idak ada int eraksi ant ara peser t a komunikasi (para komunikan); (3) bersifat terbuka, art inya dit ujukan pada publik yang t idak terbatas dan anonim; (4) mempunyai publik yang secara geografis tersebar.

Harold D. Lassw ell yang dikut ip oleh Efendy9 mengemukakan

pendapat nya m engenai f ungsi kom uni kasi, yang beberapa di antaranya adalah :

- Pengamatan terhadap lingkungan , penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya.

- Korelasi unsur-unsur masyarakat ket ika menanggapi lingkungan. - Penyebaran warisan sosial, disini berperan para pendidik, baik dalam kehidupan berum ah tangga maupun di sekolah, yang meneruskan warisan sosial kepada generasi berikut nya.

Sebagai media komunikasi publik, media massa mempunyai kekuat an pengar uh yang cukup besar dalam kehidupan sosial masyarakat . Salah sat u dampak kehadiran media massa menurut M c Combs dan Shaw yang dikut ip Rakhmat10 mengemukakan, adanya

kem am puan unt uk m enim bulkan per ubahan kognit if di ant ara individu-individu – telah dijuluki sebagai fungsi agenda set t ing dari komunikasi massa. Disinilah terletak efek komunikasi massa yang terpent ing, kemampuan media unt uk menst rukt ur dunia buat kita.

7 Onong Uchyana Efendi, op.cit ., hlm . 79 8 Jalaludin Rakhm at , op.cit .,hlm . 189 9 Onong Uchyana Efendi, op.cit ., hlm . 29 10 Ibid, hlm . 229

(5)

Kelahiran t elevisi sebagai bagian dari media m assa, dapat ditelusuri lewat karya Alexander Edmund Becquerel dan penemuan elekt ro kimia tentang cahaya, sebab meskipun teknologi komunikasi massa telah banyak mendorong perkembangan radio, tetapi masih belum sampai pada penemuan media audio visual. Secara prakt is, aplikasi prinsip-prinsip t ransm isi infor m asi visual dim ulai pada t ahun1884 oleh Paul Nipkow, i lm uw an ber kebangsaan Jerm an dengan karyanya Scanning Disc Transmit ter and Receive. Pada saat yang t idak jauh berbeda Edward M uybridge dan J.D Isaacs berhasil dalam m em buat proyeksi gambar. Hasil eksprim en ini kem udian digunakan oleh Thomas A Edison dalam mengembangkan alat yang di seb ut Ki net oscop e, sebuah kam er a yan g d igunakan u nt uk mengambil gambar melalui gulungan film11.

Televisi mulai diperkenalkan pada publik dalam acara pameran dunia tahun 1939. perjalanannya terus melaju sehingga pada tahun 1950-an dikenal sebagi television golden era. Sejalan dengan sebutan masa keem asan it u, TV semakin berkembang pesat dan semakin popular di m asyarakat . Beberapa program yang cukup m enarik perhat ian publik ket ika it u, misalnya dua film komedi Love Lucy dan

The Live of Riley. Sajian unt uk anak-anak juga mulai hadir melengkapi acara televisi dengan menampilkan film boneka sepert i film Kukla, Fran, and Ollie. Dan sebuah film yang agak serius Juvenile Jury, Wonderfull Word of Disney dan M ickey M ouse Club, merupakan film yang tak kalah popular.

Pada tahun 1960-an, televisi telah memasuki berbagai sekt or kehidupan termasuk dalam kehidupan polit ik sekalipun. televisi mulai dimanfaat kan unt uk kepent ingan polit ik prakt is. Perdebatan polit ik antara Kennedy dan Nixon menjelang pemilihan presiden Amerika tahun 1960 dan terpilihnya Jimmy Carter, disiarkan secara terbuka melalui televisi. Carter bahkan mendapat julukan t he president of media, karena keberhasilannya dalam menduduki kursi kepresidenan lebih ditent ukan oleh peran media massa khususnya televisi.

Tahun 1970-an sebagai implikasi perkembangan televisi yang cukup pesat , mulai muncul berbagai tanggapan dan krit ik, terutama

(6)

menyangkut efeknya yang luar biasa bagi masyarakat . M isalnya M ar-shal M c. Luhan, m engem ukakan pandangan t ent ang t elevisi, menurut nya media televisi telah m am pu menggiring masyarakat pada pola pikir sepert i “ kaca spion” (rear view). Segala sesuat unya di lihat sebagai realitas yang bukan sesungguhnya. Televisi pendidikan (educat ion television) dirancang secara khusus unt uk memperkaya hasil proses belaj ar m engajar pada dunia pendidi kan. Televisi pendidikan beroperasi dengan mengacu pada program televisi non kom ersial. Televisi dipergunakan secara langsung unt uk m en-t ransmisikan program pendidikan, aen-tau secara en-tidak langsung dengan memanfaat kan televisi sebagai sumber belajar. Dalam banyak hal televisi memang mempunyai beberapa ciri khusus yang berbeda dari jenis dan bent uk media lainnya. Sajian gandanya yang berupa gambar dan suara telah mengantarkan media ini pada posisinya yang khas dan menarik12.

Rohani13 m engem ukakan beberapa keunt ungan t elevisi

sebagai media massa adalah :

1. Kenyataan yang ditayangkan kongkret dan langsung

2. M el alu i i nd era pen gl i hat an d an p en d en gar an, TV d apat membawa kontak dengan perist iwa nyata dan langsung. 3. M emberikan tantangan unt uk mengetahui lebih lanjut 4. Keseragaman komunikasi

5. Keterangan ringkas yang diprogramkan bersifat komprehensif. Sejalan dengan perkem bangan dunia pert elevisian sajian acara yang disuguhkan pada m asyarakat berupa berbagai bent uk acara di antaranya ada berupa film dokumenter, sinet ron, kuis, iklan layanan m asyarakat dan lain sebagainya. Lebih lanj ut Rohani mengemukakan, sebagai salah sat u media audio visual film/ sinet ron mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut :

1. Penerima pesan akan memperoleh tanggapan yang lebih jelas d an t i d ak m u dah d i lu p akan, karen a ant ara m eli h at dan mendengar dapat dikombinasikan menjadi sat u.

12 M uhtadi, 1999. Hlm . 97 13 Rohani. 1997

(7)

2. Dapat menikmat i kejadian dalam wakt u yang relat if lama pada suat u proses atau perist iwa tertent u.

3. Dengan teknik slow -mot ion dapat mengikut i suat u gerakan atau akt ifitas yang berlangsung cepat .

4. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan wakt u

5. Dapat m em bangun sikap dan perbuat an sert a dapat m em -bangkit kan emosi dan mengembangkan problem.

Selanjut nya Nasut ion14 menjelaskan beberapa kelebihan dan

keunt ungan film/ sinet ron yait u ; film sangat baik unt uk menjelaskan suat u proses bila perlu dengan slow -mot ion, film sejarah dapat menggambarkan masa lalu secara realitas dalam wakt u yang singkat , film dapat membawa orang dari negara yang sat u ke negara yang lain dan dari masa yang sat u kemasa yang lain, dan film dapat diulang bila perlu unt uk menambah kejelasan.

Kem ajuan t eknologi yang diikut i dengan kem ajuan dunia elekt ronik sepert i televsi dengan beberapa kelebihan dan kelemahan yang ada padanya dapat digunakan sebagai media dakwah, karena di zam an sekarang t elevisi ham pir dim iliki dan siarannya dapat dinikm at i oleh seluruh lapisan masyarakat , dari m asyarakat kota sampai masyarakat desa dan masyarakat pelosok sekalipun.

M edia massa, baik media cet ak maupun media elekt ronik mempunyai beberapa karakterist ik tersendiri dalam menyampaikan pesan, baik berupa pesan berita secara langsung ataupun melalui pertunjukan film, sinet ron dan lain sebagainya kepada kahalayak. Salah satu karakterist ik media massa sebagai alat komunikasi massa adalah kecepatan penyampaian, dan keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang j auh dar i kom uni kat or, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Ada dua segi pent ing mengenai kontak yang langsung tersebut yait u : pert ama kecepatan yang lebih t inggi dari penyebaran dan kelangsungan tanggapan. Kedua keserempakan adalah pent ing untuk keseragaman dalam seleksi dan interpretasi pesan-pesan15.

14 Nasut ion, 1994, hlm . 104

(8)

Karakt erist ik m edia m assa lainnya adalah m ampu mem -pengaruhi dan merubah opini publik. Salah sat u bent uk pengaruh t ayangan televisi adalah adanya anak-anak yang m enjadi korban

Smack Dow n. Tayangan smack dow n yang ditayangkan oleh salah sat u stasiun televisi swast a di Indonesia pada t ahun 2006 silam, disinyalir memakan banyak korban terutama pada anak-anak. Begit u besar pengaruh tayangan smack dow n tersebut , sebagaimana yang diberitakan oleh koran harian M edia Indonesia berikut ini:

M EDAN (media): Nur Syahrizal, 15, pelajar kelas sat u SM P Budi Sat ria mengalam i pat ah t ulang akibat dibant ing oleh saudara sepupunya. Bant ingan it u membuat lengan kirinya terpaksa digips karena patah dibagian pertengahan ant ara siku dan pergelangan tangan. M enurut orangt ua Syahrizal, 59, anaknya m enj adi korban kekerasan saudaranya yang mempraktekkan gulat bebas ala smack dow n. Perist iwa it u terjadi pada M inggu (26/11). Kejadiannya berwal dari t ubuh Zulkarnain yang lebih besar m engangkat t ubuh Syahrizal hingga m elew at i kepala, dan selanj ut nya di bant ing ke belakang. Ia kini dirawat di rumah. “ anak dan keponakan saya m emang kereanjungan nonot on sm ack dow n di t elevisi,” ujarnya..

Di Sulaw esi Tenggara, para guru di SM P Negeri 3 Kendari m elakukan razia t erhadap para sisw a set elah dit em ukan korban sm ack do w n d i li n gku p seko lah t er seb u t . Ko r b an b er nam a M uhammad Hadiant o, 11, mengalam i cedera pada bagian kepala hingga mengeluarkan darah dan muntah-muntah16.

Sebuah kekuatan yang dimiliki dan menjadi karakterist ik me-dia massa adalah, m ampu m enjangkau khalayak secara luas, dan serent ak t anpa t erhalang oleh w akt u. M edia m assa merupakan seb u ah keku at an yan g dap at m er ub ah si kap d an p end apat masyarakat (publik).

Berbagai dampak dan pengaruh dapat dit imbulkan oleh me-dia massa sebagai meme-dia komunikasi yang universal, dengan meme-dia

(9)

massa berita dan hal- hal posit ot if sepert i kemajuan teknologi dan peradapan dapat disebarluaskan melalui media massa. Namun bukan hanya hal-hal yang posit if yang terdapat di media massa tersebut , ada juga sisi negat ifnya. Sepert i penyampaian adegan kekerasan baik melalui berita ataupun film dan sinet ron merupakan penyumbang kekerasan nom or dua di televisi setelah sinet ron. Hal ini sesuai dengan apa yang dilansir dan diberitakan oleh harian M edia Indo-nesia berikut ini :

“ JAKARTA (M edia): seb anyak 30 5 d ar i t ot al t ayangan kekerasan di televisi berasal dari pemberitaan. Unsur kekeras-an t erutam a berasal dari taykekeras-angkekeras-an pem berit akekeras-an kriminal. Tayangan pem berit aan krim inal yang m erupakan produk jurnalist ik m enjadi penyum bang kekerasan nom or dua di televisi. Sedangkan penyumbang kekerasan terbesaradalah acara sinet ron. Bahkan sebanyak 50 % daro t otal unsur ke-kerasan di televisi berasal dari sinet ron”17.

Berdasarkan pernyat aan pem ber it aan di at as, jelas m e-nunjukkan bahw a gejala sebagai sumber t erjadinya kekerasan di masyarakat adalah media televisi. Namun fenomena yang ada pada masa sekarang menunjukkan bahwa, ada sebagian stasiun televisi swasta yang mencoba memproduksi sinet ron yang dapat dikatakan bernuansa “ Islami”.

Kecenderungan dan animo masyarakat unt uk menyaksikan sinet ron di televisi dapat diasumsikan umumnya cukup besar, oleh karena it u berbagai sajian acara dapat dinikmat i dibeberapa stasiun televisi. Dengan karakteristik tersendiri televisi mempunyai kekuatan m eubah perilaku m asyarakat , unt uk it u perlu kiranya dilakukan pengkajian sejauhm ana m edia m assa khususnya t elevisi dapat memediasi penyampaian pesan agama kepadsa masyarakat .

C. Dakwah M elalui M edia M assa

Agam a Islam m engajarkan kepada um at nya unt uk saling mengasihi dan menyayangi, serta bersat u padu membina kerukunan

(10)

hidup. Sehingga kebahagiaan dunia akhirat dapat tercapai. M enurut Not t ingh am18, “ agam a m em per sat u kan kelo m pok nya send ir i

sehingga apabila t idak dianut oleh seluruh atau sebagian anggota m asyarakat , ia bisa m enjadi kekuat an yang m encerai beraikan, memecah-belah dan bahkan menghancurkan”. Perintah Allah unt uk selalu bersat u dan menjaga keut uhan umat , terdapat dalam Al-Quran Surah Ali Imran ayat 10319 :“ Dan berpegang teguhlah kamu kepada

tali (Agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai…”.

Asmuni Syukir20 mengelom pokkan macam-m acam m

asya-rakat menjadi t iga kelompok, yait u: “ masyaasya-rakat primit if, masyaasya-rakat desa, dan masyarakat kota. M asyarakat desa lebih religius dan masih sangat pat uh pada agama dan kepercayaan yang dianut nya”.

M encermat i pendapat Syukir tersebut di atas, t idak dapat d ip un gki r i bah w a m asyar akat d esa secara r eal it as m em an g cenderung lebih religius di bandingkan dengan masyarakat desa dan masyarakat prim it if. Suasana religius di desa lebih t erasa dengan adanya kebersamaan dalam m engam alkan ajaran agama, hal ini t erlihat m asih banyaknya m asyarakat desa yang m engaji, shalat berjamaah secara bersama-sama.

Walaupun demikian, masyarakat kota juga melakukan hal yang sama dengan masyarakat desa dalam kegiatan keagamaan, namun karena pengaruh pekerjan dan kesibukan serta wakt u sajalah maka masyarakat kota cenderung mengamalkan ajaran agama lebih sedikit secara bersama-sama sepert i masyarakat desa pada umumnya.

M enurut M aft uh yang dikut ip oleh M uhyidin21, karakt er

masyarakat desa dan met ode dakwah yang dapat digunakan pada mereka adalah sebagai berikut :

18 Elizabet h K. Nott ingham . Agama dan M asyarakat , (Jakarta: Rajaw ali

Pers, 1997), hlm . 42

19 Depart em en Agam a RI. Al – Quran dan Terjemahnya, (Sem arang: CV

Toha Put ra 1989), hlm . 93

20 Asm uni Syukir. 1983, hlm . 79

21 Asep M uhyidin dan Ahm ad Syafei. M etode Pengmbangan Dakw ah,

(11)

1. Komunitas desa relat if sederhana, taat pada t radisi dan agama. 2. Adanya kont rol sosial yang kuat .

3. M enggunakan pendekatan bahasa, st rukt ur, dan kult ur yang rel evan dengan m asyarakat ped esaan (bi l isani qaum i hi), sederhana, dapat dipahami, dan sesuai dengan kebut uhan. 4. M elalui pendekatan dan kerjasama dengan t okoh panutannya 5. M enggunakan bahasa lisan yang komunikat if dalam penjelasan

tentang sesuatu untuk terciptanya kondisi pemahaman, persepsi, dan sikap.

6. M enggunakan met ode pendekatan karya nyata (amal) dengan memprioritaskannya kebut uhan yang mendesak dan menyent uh kebut uhan real masyarakat secara umum.

7. M elalui pemanfaatan sikap dan karakterist ik yang posit if yang dimiliki m asyarakat pedesaan, yait u ketaatan, got ong royong, dan kepedulian.

8. M embant u dalam mencari solusi dari problema sosial, budaya, dan ekonomi yang sedang dihadapi.

Bangsa Indonesia dikenal dengan m asyarakat Islam yang terbesar di dunia. Namun walaupun demikian bukan berart i dengan besarnya jumlah penganut agama t idak ada masalah yang di hadapi. M asalah yang ada pada masyarakat memerlukan dakw ah sebagai filterisasi dan sarana terciptanya kerukunan ukhuwah Islamiah.

M asyarakat sebagai sub system dari suat u negara, dijamin d al am m engan ut agam a d an kep ercayaan nya. Di In do n esi a kebebasan menganut suat u agama oleh m asyarakat dijamin oleh undang-undang. Dalam UUD 1945 ayat 29 dikemukakan dengan jelas bahwa negara menjamin kemerdekaan t iap-t iap penduduk unt uk memeluk agamanya masing-masing.

Televisi dapat menjadi alat propaganda dan mempengaruhi si kap, dan opini publik m elalui acara siaran yang dit ayangkan. Pengaruh media massa cukup signifikan terhadap perilaku dan sikap orang yang mengkonsumsi produk media massa tersebut . Berita, film, dan sinet ron dapat m em pengar uhi opini dan si kap khalayak. Pengaruh tayangan film dan sinet ron yang tayang di set iap stasiun

(12)

televisi mempunyai muatan misi tertent u, misalnya ; hampir diset iap stasiun televisi khususnya televisi swasta memberikan hiburan film dan sinet ron yang berbau mist ik, animisme yang dapat mengurangi keyakinan terhadap kekuasaan Tuhan. Sebuah film/ sinet ron yang ditayangkan adakalanya hanya menceritakan perilaku hidup mewah dan konsumt if, pertengkaran keluarga, perebutan harta warisan dan lain sebagainya yang kesem uanya it u disadari at au t idak dapat mempengaruhi orang yang menyaksikan acara tersebut .

Pem anfaat an televisi sebagai media dakw ah di ant aranya t elah di lakukan o leh beber apa st asiu n t elevisi b ai k t el evi si pemerintah m aupun televisi swast a. Bent uk pemanfatan m edia televisi tersebut dibukt ikan dengan adanya beberapa acara sinet ron yang bernuansa Islam yang sebagian ceritanya diangkat dari kisah nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Sinet ron merupakan singkatan dari sinema elekt ronik yang berart i sebuah karya cipt a seni budaya, yang merupakan m edia komunikasi audio visual yang dibuat berdasarkan sinem at ografi dengan direkam pada pit a video, m elalui proses elekt ronik lalu dit ayangkan m elalui st asiun penyiaran t elevisi. Sebagai m edia komunikasi massa, sinet ron memiliki ciri-ciri, di antaranya bersifat sat u arah serta terbuka unt uk publik secara luas dan t idak terbatas. Pesan-pesan dakwah yang disampaikan melalui sinetron lebih mudah sampai kepada mad’u (masyarakat ). Selain it u, pesan verbal yang digunakan dalam sinet ron dapat diim bangi dengan pesan dakwah visual yang memiliki efek sangat kuat terhadap pendapat , sikap dan perilaku mad’u. Hal ini sangat mungkin terjadi karena dalam sinet ron, selain pikiran, perasaan pem irsa pun dilibat kan dalam penyampaian pesannya. Dalam sinet ron juga t erdapat kekuatan dramat ik dan hubungan logis bagian-bagian cerita yang tersaji dalam alur cerita, kekuatan yang dibangun akan diterima m ad’u secara penghayatan, sedangkan hubungan logis diterima mad’u secara pengetahuan22 (M uhyidin, 2002 :206).

22 M uhyidin, Asep dan Syafei, Ahm ad. 2002. M et ode Pengm bangan Dakw ah, Bandung : Pustaka Set ia

(13)

Lebih lanjut M uhyidin mengemukakan, bahwa sinet ron juga secara lengkap memiliki komponen dakwah. M at riks di bawah ini menggambarkan hal demikian secara lebih jelas :

Dakwah Sinetron  Da’i  Pesan Dakwah  Media Dakwah  Metode Dakwah  Materi Dakwah  Mad’u  Bintang Sinetron  Isi sinetron  Televisi  Dramatisasi  Naskah/Skenario  Pemirsa D. Penutup

Penyampaian pesan agama (dakw ah) melalui media massa, m eski pun di but uhkan pen eli t ian l ebi h l anj ut t er kai t d engan keberadaan dan hubungannya belum memberikan kejelasan secara spesif i k apakah ada hubungan ant ara kesej aht eraan keluarga masyarakat . Persoalan penyam paian pesan agama melalui media m assa t er hadap keluarga sakinah m uncul saat obj ek dakw ah (masyarakat umum) beranggapan kalau penyampaian pesan agama di media massa sama dengan acara hiburan lain yang diprogramkan oleh sebuah m edia m assa, sat u hal yang layak dianalisa adalah intensitas masyarakat menikmat i pesan agama melalui media massa tersebut . Bila masyarakat banyak menikmat i penyam paian pesan agama di media massa, apakah hal tersebut berpengaruh terhadap keluarga sakinah.

Disadari atau t idak pengaruh hiburan yang ada di media massa lebih banyak dinikmat i oleh masyarakat . Adanya penyampaian pesan agam a m elalu i m edia m assa m asih d ap at di rasakan ad anya kesenjangan dengan terbent uknya sebuah keluarga sakinah. Apakah penyam paian pesan agam a m elalui m edia m assa berpengar uh t er h adap kel u ar ga sak in ah ?, p ad ah al secar a u m um d ap at diasum sikan intensit as masyarakat yang menikmat i siaran pesan agama melalui media massa sudah cukup merata disemua lapisan masyarakat .

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. Al – Quran dan Terjemahnya, Semarang : CV Toha Put ra, 1989.

Efendi, Onong Uchyana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000.

. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : Cit ra Adit ya Bakt i, 2000.

M uhyidin, Asep dan Syafei, Ahmad. M etode Pengmbangan Dakw ah, Bandung : Pustaka Set ia, 2002.

M ukaffi, Abdurrahman. Kategori Acara TV dan M edia Cet ak Haram di Indonesia, Jakarta : Darul Falah, 2001.

Nott ingham, Elizabet h K. Agama dan M asyarakat , Jakarta: Rajawali Pers, 1997

Rakhmat , Jalaludin. Psikologi Komunikasi, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2005.

Sobur, Alex. Analisis Teks M edia, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004. htt p:/ / w w w.republika.co.id

Referensi

Dokumen terkait

1) biokaasusta puhdistetaan vain viiden osakastilan liikennekaasukäyttöön menevä osuus, loput lämmön ja sähkön tuotantoon, sekä lämpöä että sähköä tuotetaan yli

(pengumpulan data) yang termuat dalam LKK discovery learning, sehingga kegiatan pembelajaran melalui model discovery learning dapat mengem- bangkan keterampilan

tersebut. 2) Standard Operation Procedure juga dapat digunakan sebagai alat atau acuan untuk melaksanakan pelatihan baik bagi para staf dan karyawan, serta bagi

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan dalam pendidikan, segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar

- Pad a akuifer bebas, airtanah bebas mempunyai kedalaman 8 - 16 meter dari permukaan tanah setempat, sedangkan akuifer tertekan mempunyai tinggi head antara 20

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020 (Berita Negara Republik

Hasil pengisian kuesioner siswa yang diberikan akan digali melalui wawancara konseling individual dengan pendekatan rational emotif, untuk mendapatkan gambaran yang

Daerah, pendanaan penyelenggaraan pertambangan dan batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan