• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pembiayaan Kredit Sepeda Motor Di Oto Kredit Motor Salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pembiayaan Kredit Sepeda Motor Di Oto Kredit Motor Salatiga"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

i

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP PEMBIAYAAN

KREDIT SEPEDA MOTOR DI OTO KREDIT MOTOR

SALATIGA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum

Oleh:

MUHAMAD ULINNUHA C100150133

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT SEPEDA MOTOR DI OTO KREDIT MOTOR SALATIGA

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

MUHAMAD ULINNUHA C100150133

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT SEPEDA MOTOR DI OTO KREDIT MOTOR SALATIGA

OLEH

MUHAMAD ULINNUHA C100150133

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari ..., Juni 2020

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Nuswardhani, SH., S.U ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Abc ( )

(Anggota 1 Dewan Penguji)

3. Dfg ( )

(Anggota 2 Dewan Penguji ( )

Dekan

Prof. Dr. H. Khudzaifah Dimyati, S.H., M.Hum NIK. 537/NIDN. 0727085803

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diitulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam makalah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apaila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, makan akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 16 Juni 2020 Penulis

Muhamad Ulinnuha C100150133

(5)

1

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT SEPEDA MOTOR DI OTO KREDIT MOTOR SALATIGA

Abstrak

Seiring perkembangan zaman, kebutuhan terhadap alat transportasi semakin meningkat. Alat transportasi berupa kendaraan bermotor dapat dimiliki dengan pembelian secara cash atau tunai maupun dengan cara kredit. Pembelian kendaraan bermotor dengan cara kredit melibatkan perusahaan pembiayaan yang memberikan fasilitas kredit terhadap pembelian kendaraan bermotor yang tidak dapat dilaksanakan dengan pembayaran tunai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perjanjian kredit kendaraan bermotor antara OTO Kredit Motor Salatiga dengan nasabah, Untuk mengetahui peraturan serta hak dan kewajiban antara OTO Kredit Motor Salatiga dengan debitur dan Untuk mengetahui tanggung jawab hukum apabila salah satu pihak melakukan kesalahan atas dasar wanprestasi atau perbuatan melawan hukum. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif karena yang di teliti adalah aspek-aspek hukum, asas-asas hukum dan kaidah atau norma hukum. Jenis penelitian yang penulis gunakan ini bersifat deskriptif karena dalam penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan atau menjelaskan data seteliti mungkin tentang tanggung jawab hukum OTO Kredit Motor Salatiga dengan debitur dalam pelaksanaan kredit kendaraan bermotor. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum terjadinya perjanjian debitur harus memenuhi persyaratan yang deiberikan oleh pihak Oto Kredit Motor berupa persyaratan administratif maupun persyaratan hukum. Setelah persyaratan terpenuhi dan debitur menyetujui semua isi perjanjian maka terjadi sebuah perjanjian yang ditandai dengan penandatanganan akta perjanjian oleh kedua belah pihak. Setelah terjadinya perjanjian maka timbullah hubungan hukum antara kedua belah pihak untuk melaksanakan hak dan kewajiban masing-masing pihak, Pihak Oto Kredit Motor mempunyai kewajiban untuk memberikan kredit yang telah disepakati kepada debitur, sedangkan kewajiban debitur adalah mengembalikan kredit sesuai jangka waktu dan ketentuan yang telah disepakati kedua belah pihak pada peranjian tersebut. Apabila para pihak tidak melaksanakan kewajibanya maka harus mengganti ganti rugi karena terjadinya ingkar janji atau wanprestasi sebagaimana diatur dalam pasal 1243 KUH Perdata dan ganti rugi karena perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur dalam pasal 1365 KUH Perdata.

Kata Kunci: perjanjian kredit, hak dan kewajiban, tanggung jawab hokum

Abstract

Along with the times, the need for transportation is increasing. Transportation in the form of motorized vehicles can be owned by purchasing in cash or in cash or by credit. The purchase of a motorized vehicle by means of credit involves a finance company that provides credit facilities for the purchase of motorized vehicles which cannot be carried out by cash payment. This study aims to determine the process of motor vehicle loan agreements between OTO Salatiga Motor Credit and customers, to find out the rules and rights and obligations

(6)

2

between OTO Motorbike Salatiga and debtors and To find out legal liability if one party makes a mistake on the basis of default or acts against law. The method of approach used in this study is a normative approach because what is examined are legal aspects, legal principles and legal norms or norms. This type of research that the author uses is descriptive because in this study intends to describe or explain data as thoroughly as possible about the legal responsibility of the Salatiga Motor Credit OTO with debtors in the implementation of motor vehicle loans. The results showed that prior to the agreement the debtor must meet the requirements given by the Motor Credit Auto in the form of administrative and legal requirements. After the requirements are fulfilled and the debtor agrees to all contents of the agreement, an agreement is signed with both parties signing the deed of agreement. After the agreement, the legal relationship between the two parties arises to carry out the rights and obligations of each party, the Motor Credit Auto Party has the obligation to provide the agreed credit to the debtor, while the debtor's obligation is to return the credit in accordance with the agreed time period and conditions both parties to the agreement. If the parties do not carry out their obligations, they must compensate for violations of the promise or default as stipulated in article 1243 of the Civil Code and compensation for acts against the law as stipulated in article 1365 of the Civil Code.

Keywords: credit agreement, rights and obligations, legal liability

1. PENDAHULUAN

Kata kredit berasal dari bahasa Latin “credere” yang berarti percaya atau to believe atau to trust. Dasar pemikiran persetujuan pemberian kredit oleh suatu perusahaan pembiayaan adalah berlandaskan kepercayaan atau believe. Perjanjian kredit antara OTO Kredit Motor Salatiga dengan debitur dalam hal pembiayaan kendaraan bermotor dilakukan antara OTO Kredit Motor Salatiga dengan Debitur yang kemudian menimbulkan hubungan hukum yang masing-masing saling melakukan hak dan kewajiban, apabila salah satu pihak tidak memenuhi hak dan kewajiban atas dasar perbuatan melawan hukum dan wanprestasi, maka harus ada ganti kerugian dan pertanggung jawaban hukum.

Berkaitan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan memberikan nilai ekonomi kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaa saat itu, bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur (perusahaan pembiayaan) setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui antara kreditur (perusahaan pembiayaan) dengan debitur (Tjoekam, 1999).

(7)

3

Hubungan hukum para pihak dalam perjanjian kredit meliputi lessor yakni OTO Kredit Motor Salatiga sebagai pihak yang memberikan pembiayaan secara leasing. kemuadian lase yang disini disebut sebagai debitur merupakan pihak yang membutuhkan barang modal barang modal tersebut dibiayai oleh lessor dan diperuntukan untuk lase, kemudian supplier yang disini disebut sebagai dealer motor merupakan pihak yang menyediakan barang modal yang menjadi objeck leasing. Hubungan hukum antara lessor, supplier dan lesse adalah lessor memberikan biaya pembelian barang secara tunai kepada supplier. Supplier memberikan barang kepada lesse. Setelah lesse menerima barang maka ia melakukan pembayaran lasse kepada lessor. Dalam hal ini penulis penulis lebih memfokuskan untuk membahas hubungan hukum antara lessor yakni OTO Kredit Motor Salatiga dengan lasse yaitu debitur.

Berdasarkan pengertian kredit yang telah diuraikan di atas, pemberian kredit dilaksanakan atas dasar persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara OTO Kredit Motor Salatiga dengan nasabah atau klien maupun user melahirkan tanggung jawab hukum antara perusahaan pembiayaan sebagai kreditur dan nasabah sebagai debitur.

Perjanjian kredit antara OTO Kredit Motor Salatiga dengan debitur dalam hal pembiayaan kendaraan bermotor dilakukan antara OTO Kredit Motor Salatiga dengan Debitur yang kemudian menimbulkan hubungan hukum yang masing-masing saling melakukan hak dan kewajiban, apabila salah satu pihak tidak memenuhi hak dan kewajiban atas dasar perbuatan melawan hukum dan wanprestasi, maka harus ada ganti kerugian dan pertanggung jawaban hukum.

2. METODE

Metode penelitian yang di gunakan penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif karena yang di teliti adalah aspek-aspek hukum, asas-asas hukum dan kaidah atau norma hukum. membahas tentang tanggung jawab hukum OTO Kredit Motor Salatiga dengan nasabah dalam pelaksanaan kredit kendaran bermotor. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif karena dalam penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan atau menjelaskan data seteliti mungkin tentang

(8)

4

tanggung jawab hukum OTO Kredit Motor Salatiga dengan nasabah dalam pelaksanaan kredit kendaraan bermotor. Beerdasarkan latar belakang yang dibahas diatas, rumusan masalah yang akan dibahas adalah proses perjanjian kredit sepeda motor antara OTO Kredit Motor Salatiga dengan Nasabah, peraturan serta hak dan kewajiban pada pembiayaan kredit sepeda motor antara OTO Kredit Motor Salatiga dengan Nasabah dan tanggung jawab hukum apabila salah satu pihak melakukan kesalahan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Proses Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Kredit Sepeda Motor antara Debitur dan Oto Kredit Motor Salatiga

Proses perjanjian kredit sepeda motor antara Oto Kredit Motro Salatiga dengan debitur terdiri dari tahaapan proses pemberian kredit daiantaranya, Sebelum melakukan perjanjian kredit debitur harus mengajukan permohonan kredit kepada Oto Kredit Motor Salatiga terlebih dahulu, dimana debitur harus memenuhi persyartan administrasi maupun persyaratan hukum. Persyaratan administrasi yang harus dipenuhi debitur yaitu Identitas dan kelengkapan debitur meliputi Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, PBB, Rekening Tabungan, NPWP, Rekening listrik, SIUP, TDP, Nota-Nota Usaha, Pembukuan Usaha. dan persyaratan hukum yang harus dipenuhi yaitu syarat sahnya perjanjian kredit sesuai dengan pasal 1320 KUHPerdata yang isinya Kesepakatan, kecakapan, suatu persoalan tertentu, suatu sebab yang halal. saat perjnjian kredit Apabila persyaratan telah dipenuhi oleh debitur dan permohonan kredit telah diterima oleh Oto Kredit Motor Salatiga maka akan dilanjutkan pada tahap perjanjian kredit, dimana perjanjian tersebut dibuat oleh Oto Kredit Motor Salatiga dalam bentuk perjanjian baku, yang berisi mengenai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh Debitur. Apabila debitur menyetujui perjanjian tersebut kemudian dilaksanakan penandatanganan akta perjanjian kredit oleh kedua belah pihak. Setelah terjadinya perjanjian kredit maka timbullah hubungan hukum antara kedua belah pihak untuk melaksanakan hak dan kewajiban masing-masing pihak.

(9)

5

3.2 Pengaturan Serta Hak dan Kewajiban antara Debitur dan Oto Kredit Motor Salatiga

Perjanjian Kredit pada Oto Kredit Motor merupakan suatu bentuk perjanjian kredit yang dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pihak Oto Kredit Motor dan pihak debitur. Perjanjian tersebut didasarkan pada Pasal 1233 KUHPerdata. Kesepakatan perjanjian kredit antara pihak Oto Kredit Motor Salatiga dengan pihak nasabah terjadi setelah para pihak telah menandatangani perjanjian kredit. kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pihak Oto Kredit Motor adalah menyerahkan kredit sesuai yang telah di perjanjikan kepada debitur setelah penandatanganan perjanjian kredit dilaksanakan. Perjanjian kredit yang dilakukan antara pihak Oto Kredit Motor selaku pemberi kredit dengan debitur selaku penerima kredit, dimana yang menjadi objecknya berupa kredit, dengan mencantumkan jangka waktu, serta mewajibkan pihak debitur untuk mengembalikan kredit tersebut disertai dengan bunga dalam jangka waktu yang telah ditentukan/disepakati Bersama dalam perjanjian kredit Berdasarkan pasal 1338 KUHPerdata. Berdasarkan pasal 1338 KUHPerdata, maka perjanjian yang telah terjadi antara Oto Kredit Motor dengan debitur memiliki hubungan hukum dan saling mengikat anatar kedua belah pihak untuk melaksanakan hak dan kewajiban. Pihak Oto Kredit Motor mempunyai kewajiban untuk memberikan kredit yang telah disepakati kepada debitur, sedangkan kewajiban debitur adalah mengembalikan kredit sesuai jangka waktu dan ketentuan yang telah disepakati kedua belah pihak pada peranjian tersebut. Apabila para pihak tidak melaksanakan kewajibanya maka harus mengganti ganti rugi karena terjadinya ingkar janji atau wanprestasi sebagaimana diatur dalam pasal 1243 KUH Perdata dan ganti rugi karena perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur dalam pasal 1365 KUH Perdata

3.3 Tanggung Jawab Hukum Apabila Salah Satu Pihak Melakukan Wanprestasi atau Perbuatan Melawan Hukum

Dalam suatu perjanjian kredit apabila terjadi atau akan muncul karerna adanya keselahan dari kreditur maupun debitur, apabila salah satu pihak tidak memenuhi

(10)

6

apa yang telah diperjanjikan maka dapat dikatakan telah melakukan wanprestasi sesuai dengan pasal 1243 KUHPerdata

Salah satu contoh kesalahan yang dilakukan debitur adalah jatuh tempo hutang nya tapi tidak melakuka pembayaran kepada Oto Kredit Motor tanpa memberi keterangan. Pada akhirnya Oto Kredit Motot memberikan Surat Peringatan Pertama namun pihak debitur tidak memiliki itikad baik sehingga pihak Oto Kredit Motor memberikan Surat Peringatan kedua dan ketiga. Dalam keadaan tersebut dapat dikatakan debitur telah melakukan wanprestasi karena tidak sanggup membayar hutangnya sesuai perjanjian yang telah disepakati. Dengan demikian pihak debitur harus bertanggung jawab menurut hukum dengan mengganti kerugian. Salah satu contoh kesalahan yang dilakukan Oto Kredit Motor elaku kreditur sehingga dinyatakan wanprestasi adalah apabila pihak Oto Kredit Motor tanpa pemberitahuan dan persetujuan debitur pihak Oto Kredit Motor menaikan bunga secara mendadak sehingga pihak debitur merasa keberatan dengan naiknya bunga diluar kesepakatan yang disepakati sebelumnya. Jika debitur merasa keberatan maka debitur dapat menuntut ke Pengadilan Negri berdasarkan atas wanprestasi.

Kesalahan atau perbuatan yang mengakibatkan suatu kerugian bagi orang lain yang sebelumnya ada hubungan hukum, apabila tidak dipenuhi kewajiban tersebut maka dapat diminta suatu ganti kerugian dan dapat dikatan perbuatanmelawan hukum berdasarkan pasal 1365 KUHPerdata. Salah satu contoh perbuatan melewan hukum yang dilakuakan pihak debitur kepada pihak Oto Kredit Motor adalah menggadaikan kendaraan yang sudah dijaminkan kepada pihak lain tanpa sepengetahuan pihak Oto Kredit Motor perbuatan tersebut terjadi karena kesalahan dari pihak debitur sedangkan pihak debitur masih memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada pihak Oto Kredit Motor. Berdasarkan perjanjian yang telah disepakati pihak debitur tidak diperbolehkan untuk menjual,menggadaikan kepada pihak lain. Perbuatan yang dilakukan debitur ini merupakan perbuatan melawan hukum karena perbuatan debitur tidak beritikhad baik dan perbuatan tersebut menimbulkan kerugian bagi pihak Oto Kredit Motor maka Oto Kredit Motor dapat menuntut debitur ke

(11)

7

Pengadilan Negri berdasarkan perbuatan melawan hukum dan berdasarkan pasal 1365 KUHPerdata sehingga debitur harus bertanggung jawab mengganti kerugian berdasarkan hukum. Kemudian contoh perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pihak Oto Kredit Motor apabila Oto kredit Motor melakukan penarikan kendaraan secara paksa tanpa diawali pemberitahuan kepada debitur yang tidak sesuai dalam perjanjian, perbuatan Oto Kredit Motor tersebut terjadi karena sebuah kesalahan dari pihak Oto Kredit Motor Salatiga dan merupakan perbuatan melawan hukum karena perbuatan tersebut dapat merugikan pihak debitur. debitur dapat menuntut ke pengadilan negri berdasarkan perbuatan melawan hukum karena perbuatan Oto Kredit Motor tersebut tidak beritikhad baik dan menimbulkan kerugian bagi debitur, perbuatan tersebut telah melanggar isi perjanjian dan atas dasar pasal 1365 KUHPerdata Oto Kredit Motor harus pertanggung jawab atas perbuatan melawan hukum.

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Proses perjanjian kredit sepeda motor antara Oto Kredit Motro Salatiga dengan debitur terdiri dari tahaapan proses pemberian kredit daiantaranya, Sebelum melakukan perjanjian kredit debitur harus mengajukan permohonan kredit kepada Oto Kredit Motor Salatiga terlebih dahulu, dimana debitur harus memenuhi persyartan administrasi maupun persyaratan hukum. Persyaratan administrasi yang harus dipenuhi debitur yaitu Identitas dan kelengkapan debitur meliputi Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, PBB, Rekening Tabungan, NPWP, Rekening listrik, SIUP, TDP, Nota-Nota Usaha, Pembukuan Usaha. dan persyaratan hukum yang harus dipenuhi yaitu syarat sahnya perjanjian kredit sesuai dengan pasal 1320 KUHPerdata yang isinya Kesepakatan, kecakapan, suatu persoalan tertentu, suatu sebab yang halal, saat perjnjian kredit. Apabila persyaratan telah dipenuhi oleh debitur dan permohonan kredit telah diterima oleh Oto Kredit Motor Salatiga maka akan dilanjutkan pada tahap perjanjian kredit, dimana perjanjian tersebut dibuat oleh Oto Kredit Motor Salatiga dalam bentuk perjanjian baku, yang berisi mengenai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi

(12)

8

oleh Debitur. Apabila debitur menyetujui perjanjian tersebut kemudian dilaksanakan penandatanganan akta perjanjian kredit oleh kedua belah pihak, Setelah terjadinya perjanjian kredit maka timbullah hubungan hukum antara kedua belah pihak untuk melaksanakan hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Terjadinya kesepakatan oleh para pihak menimbulkan hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan dimana sebelumnya telah disepakati melalui perjanjian kredit yang telah ditandatangani kedua belah pihak. Kewajiban pihak Oto Kredit Motor Salatiga merupakan hak debitur dan hak debitur merupakan kewajiban dari pihak Oto Kredit Motor Salatiga atau sebaliknya, maka disini para pihak harus memenuhi kewajiban tersebut. Hak dan kewajiban tersebut berdasarkan peraturan Pasal 1338 KUPerdata, Debitur juga harus mematuhi peraturan dan ketentuan yang telah ditentukan oleh pihak Oto Kredit Motor Salatiga dan ketentuan lain seperti yang diatur dalam KUHPerdata.

Apabila salah satu pihak melanggar suatu perjanjian, maka dengan demikian pihak yang melanggar perjanjian tersebut dinyatakan wanprestasi sesuai ketentuan pasal 1243 KUHPerdata sehingga pihak tersebut harus bertanggung jawab mengganti kerugian. Sedangkan apabila salah satu pihak melanggar peraturan dalam perjanjian kredit dengan unsur kesalahan yang menimbulkan kerugian maka ia harus bertanggung jawab dengan mengganti kerugian yang dapat dinyatakan melakukan perbuatan melawan hukum sesuai dengan ketentuan pasal 1365 KUHPerdata

4.2 Saran

Bagi debitur sebelum melakukan perjanjian kredit dengan Oto Kredit Motor Salatiga sebaiknya harus meminta penjelasan sejelas jelasnya terlebih dulu tentang ketentuan dan penyelesaian dari perjanjian tersebut. Yang dimana perjanjian kredit tersebut telah dibuat oleh pihak Oto Kredit Motor Salatiga tanpa adanya ikut campur debitur. Jadi, disini pihak Oto Kredit Motor Salatiga telah menyediakan pembiayaan kredit dan membuat perjanjian untuk debitur. Apabila perjanjian pembiayaan kredit tersebut telah disetujui oleh debitur maka nasabah harus melunasi sesuai kesepakatan yang telah ditandatangani, sehingga tidak akan

(13)

9

terjadi wanprestasi dan perbuatan melawan hukum yang akan merugikan pihak debitur sendiri serta pihak Oto Kredit Motor Salatiga.

Bagi pihak Lembaga pembiayaan disini harus memperhatikan benar-benar calon debiturnya, dengan kehati-hatian dalam merealisasikan pengajuan permohonan kredit yang diajukan debitur. supaya terhindar dari debitur yang akan wanprestasi atau melakukan perbuatan melawan hukum.

Bagi masyarakat diharapkan lebih bijaksana dalam melaksanakan perjanjian kredit. Karena sebelum melibatkan diri dalam perjanjian kredit sebagai calon nasabah harus bisa menilai kemampuan diri sendiri apakah mampu untuk membayar angsurannya atau tidak

DAFTAR PUSTAKA

Adinugroho, R. Tjipto. (1992). Perbankan Masalah Kredit. Jakarta: Pradnya Paramita.

Badzulzaman, Mariam Darus. (1993). KUHPerdata Buku III Hukum Perikatan Dengan Penjelasan. Bandung: Alumni.

Daryanto. (1997). Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apolo

Febrian, Titik Tri Wulan Dan Shinta. (2010). Perlindungan Hukum Bagi Pasien. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Fuady, Munir. (2005). Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer. Bandung: Aditya Bakti.

Halim, Hamzah. (2004). Legal Audit & Legal Opinion. Jakarta: Kencana. Hamzah, Andi. (2005). Kamus Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kamelo, H.Tan. (2006). Hukum Jaminan Fidusia. Bandung: Alumni.

Khairunnisa. (2008). Peran Dan Tanggung Jawab Hukum Direksi. Medan: Pasca Sarjana.

Kitab Undang – Undang Hukum Perdata

Salim, H.S. (2009). Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak. Jakarta: Sinar Grafika. Tjoekam, H. Moh. (1999). Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersial Konsep,

(14)

10

Undang – Undang Nomor Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

Wardiono, Khuzdaifah Dimyati & Kelik. (2008). Metode Penelitian Hukum,. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

Referensi

Dokumen terkait

Indikator media pembelajaran berbasis edmodo meliputi Guru dan siswa terhubung di dalam dan di luar kelas untuk terjadinya pembelajaran pada Edmodo, Guru dapat mengirimkan

khusus yakni: 1) Bagaimanakah pola asuh orang tua pada anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak Swasta Katolik Karya Yosef Pontianak? 2) Bagaimanakah kecerdasan sosial

 Atau kita juga dapat melakukan pengaturan agar semua file dokumen yang dibuat melalui Microsoft office ketika diupload kedalam google drive akan langsung di konversi kedalam

dapat melepaskan atau menolak pelaksanaan haknya dengan syarat pelepasan atau penolakan pelaksanaan hak tersebut dinyatakan secara tertulis. Penjelasan diatas dimaksudkan

Keragaman jenis hutan mangrove secara umum relatif rendah jika dibandingkan dengan hutan alam tipe lainnya, hal ini disebabkan oleh kondisi lahan hutan mangrove yang secara

supporting the development of coherent global and regional follow-up and indicators, and in coordination, as appropriate, with other relevant mechanisms for sustainable

.Pada penelitian ini terdapat kesamaan yaitu dengan aplikasi yang akan dibuat sama- sama menggunakan Construct 2 untuk mempermudah pembelajaran bagi anak usia

Proses desain suatu struktur secara garis besar dilakukan melalui dua tahapan : (1) menentukan gaya – gaya dalam yang bekerja pada struktur tersebut dengan