• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGINTEGRASIKAN AJARAN LINGGA PURANA DALAM MATERI MANTRA YANTRA DAN TANTRA PADA PENDIDIKAN AGAMA HINDU KELAS XII TINGKAT SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENGINTEGRASIKAN AJARAN LINGGA PURANA DALAM MATERI MANTRA YANTRA DAN TANTRA PADA PENDIDIKAN AGAMA HINDU KELAS XII TINGKAT SMA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Sang Acharya: Jurnal Profesi Guru

Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar http://ejournal.uhnsugriwa.ac.id/index.php/ppg Volume. 1, Nomor 2 Oktober 2020; e ISSN: 2722-8614

ISSN: 2527-5445 (cetak

http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW

MENGINTEGRASIKAN AJARAN LINGGA PURANA DALAM MATERI MANTRA YANTRA DAN TANTRA PADA PENDIDIKAN AGAMA

HINDU KELAS XII TINGKAT SMA Komang Suastawan, Gusti Ayu Mastini Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.

komangsuastawan21@gmail.com

ABSTRAK

Yantra adalah bentuk “niyasa” (= simbol = pengganti yang sebenarnya) yang diwujudkan oleh manusia untuk mengkonsentrasikan baktinya ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, misalnya dalam perpaduan warna, kembang, banten, gambar, arca, dan lain-lain. Kata Purana berasal dari akar kata pura yang berarti kuno atau jaman kuno, dan ana berarti mengatakan. Jadi Purana adalah sejarah kuno.Purana dalam Pendidikan Agama Hindu merupakan metodologi yang dapat digunakan dalam upaya memudahkan peserta didik memahami ajaran Weda secara sederhana. Selain itu Purana dapat juga dijadikan sebagai sumber pengayaan pengetahuan pada Materi pendidikan Agama Hindu di jenjang SMA.

Kata kunci : lingga purana, agama Hindu, Siswa, SMA

I. PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai ujung tombak kemajuan suatu bangsa hendaknya memberikan pelayanan yang selaras dengan tuntutan zaman. Agar menjadi pribadi yang sukses di abad ke-21 seseorang yang hidup di abad tersebut dituntut berbagai keterampilan relevan yang harus dikuasai agar dapat beradaptasi dan berkontribusi. Tuntutan kemampuan abad 21 yang semakin kompetitif menuntut empat kompetensi yaitu: Critical Thinking and Problem Solving, Creativity and Innovation, Communication dan Collaboration. Pendidikan sebagai pengemban peran reformatif dan transformatif harus mampu mempersiapkan peserta didik untuk menguasai berbagai keterampilan tersebut.

Kurikulum 2013 lebih diarahkan untuk membekali siswa sejumlah kompetensi yang dibutuhkan menyongsong abad ke-21. Beberapa kompetensi penting yang dibutuhkan pada abad ke-21 yaitu 4C meliputi: (1) critical thinking (kemampuan berpikir kritis) bertujuan agar siswa dapat memecahkan berbagai permasalahan kontekstual menggunakan logika-logika yang kritis dan rasional; (2) creativity (kreativitas) mendorong siswa untuk kreatif menemukan beragam solusi, merancang strategi baru, atau menemukan cara-cara yang tidak lazim digunakan sebelumnya; (3) collaboration (kerjasama) memfasilitasi siswa untuk memiliki kemampuan bekerja dalam tim, toleran, memahami perbedaan, mampu untuk hidup

(2)

Sang Acharya: Jurnal Profesi Guru

Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar http://ejournal.uhnsugriwa.ac.id/index.php/ppg Volume. 1, Nomor 2 Oktober 2020; e ISSN: 2722-8614

ISSN: 2527-5445 (cetak

http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW

bersama untuk mencapai suatu tujuan; dan (4) communication (kemampuan berkomunikasi) memfasilitasi siswa untuk mampu berkomunikasi secara luas, kemampuan menangkap gagasan/informasi, kemampuan menginterpretasikan suatu informasi, dan kemampuan berargumen dalam arti luas.

Purana dalam Pendidikan Agama Hindu merupakan metodologi yang dapat digunakan dalam upaya memudahkan peserta didik memahami ajaran Weda secara sederhana. Selain itu Purana dapat juga dijadikan sebagai sumber pengayaan pengetahuan pada Materi pendidikan Agama Hindu di jenjang SMA. Seperti pada Kompetensi Dasar Mantra, Yantra dan Tantra di kelas XII.

Kompetensi Dasar tersebut merupakan salah satu materi yang baru dimunculkan pada kurikulum tingkat SMA sehingga belum banyak sumber bahan ajar yang dapat dijadikan referensi oleh peserta didik untuk menambah pengetahuan maupun sebagai pembanding Buku Siswa kurikulum 2013 kelas XII. Menyikapi hal tersebut, mengintegrasikan Purana dalam materi Mantra, Yantra dan Tantra merupakan salah satu upaya untuk melatih peserta didik untuk menganalis salah satu Kitab Purana yang ajaranya sesuai dengan Kompetensi Dasar Mantra, Yantra dan Tantra seperti harapan dalam pengembangan Kurikulum 2013 yaitu melatih High Order Thinking Skill dalam pembelajaran.

II. PEMBAHASAN

Pada Kompetensi Dasar Mantra Yantra dan Tantra dibagi menjadi tiga pokok pembahasan yaitu menguraikan Mantra, Mengenali dan Menggambarkan bentuk-bentuk Yantra serta Ajaran Tantra dalam Agama Hindu. Mengenali dan menggambarkan bentuk-bentuk Yantra merupakan salah satu bahasan yang dapat diintegrasikan dengan ajaran yang terdapat dalam kitab Lingga Purana. Dalam pembelajaran tentunya peserta didik dituntut untuk mampu terlebih dahulu menjelaskan pengertian Yantra dan memahami Ajaran Purana dalam Agama Hindu.

2.1. Pengertian Yantra

Yantra adalah bentuk “niyasa” (= simbol = pengganti yang sebenarnya) yang diwujudkan oleh manusia untuk mengkonsentrasikan baktinya ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, misalnya dalam perpaduan warna, kembang, banten, gambar, arca, dan lain-lain. Dalam tradisi hindu,Yantra umumnya digunakan dalam melakukan upakara puja dengan mengikut sertakan bija mantra sesuai Yantra tersebut Dengan banyaknya jenis puja dan setiap puja menggunakan yantra dan mantra yang berbeda. Setiap Yantra baik dari segi bentuk maupun goresan yang

(3)

Sang Acharya: Jurnal Profesi Guru

Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar http://ejournal.uhnsugriwa.ac.id/index.php/ppg Volume. 1, Nomor 2 Oktober 2020; e ISSN: 2722-8614

ISSN: 2527-5445 (cetak

http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW

2.2. Pengertian Purana

Kata Purana berasal dari akar kata pura yang berarti kuno atau jaman kuno, dan ana berarti mengatakan. Jadi Purana adalah sejarah kuno. Purana isinya menceritakan cerita dewa-dewa, raja-raja dan rsi-rsi kuno. Purana juga berarti cerita kuno, penceritra sejarah, koleksi ceritra. Setiap ceritra Purana intinya mengandung ajaran agama.

Kitab Purana merupakan salah satu susastra Veda (Hindu) yang di dalamnya penuh dengan cerita keagamaan, memberi tuntunan bagi hidup dan kehidupan umat manusia. Purana bagaikan glosari, ensiklopedi dan kompedium dari Veda dan susastra Hindu. Dengan membaca kitab-kitab Purana, umat yang awam terhadap ajaran agamanya akan lebih mudah memahami, menghayati dan mengamalkannya. Di dalam kitab-kitabPurana, dijumpai berbagai aspek ajaran agama Hindu mulai dari teologi atau Sraddha (keimanan), etika, moralitas, berbagai aspek acara (ritual), termasuk berbagai tuntutan dalam berbhakti kepada-Nya, berbagai keutamaan tempat-tempat suci untuk melakukan Tirtha Yatra, dan hal lainnya yang mempesona.

Secara garis besar, kitab-kitab Purana terbagi ke dalam dua kelompok besar yakni Mahapurana dan Upapurana. Mahapurana merupakan purana yang utama (major) sedangkan Upapurana (purana minor) dikatakan sebagai pelengkap dari Mahapurana. Jumlah dari masing-masing kitab Purana, baik itu Mahapurana maupun Upapurana masing-masing berjumlah 18 kitab. Intisari dari kedelapanbelas Yantra dalam lingga purana

Lingga purana merupakan salah satu bagian dari delapan belas purana yang cenderung bersifat siwaistis. Kitab lingga purana didalamnya menggambarkan beberapa bentuk Yantra. Secara umum isi lingga purana dapat diuraikan menjadi dua bagian yaitu :

Bagian pertama menggambarkan evolusi Linga (wujud Sang Hyang Siwa sebagai phallus. Diuraikan juga tentang geografi bumi yang terdiri dari 7 benua, flora dan faunanya, orang-orang yang mendiami bumi, gununggunung dan sungai-sungai, ukuran lebar bumi, bintang-bintang, dan planetplanet, posisinya dan pergerakannya di langit. Menguraikan juga silsilah dari dinasti raja-raja terkenal terutama Surya dan Candravamsa. Diuraikan pula eksistensi para raksasa (asura) tentang usaha dan kegiatannya menghancurkan dunia.

Bagian kedua terdiri dari cerita-cerita tentang keagungan Linga, bentuknya secara mendetail, konsepsi dan atributnya, vrata (pantangan/puasa), hadiah-hadiah dan mantra-mantra yang berhubungan dengan pemujaan kepada Linga, tentang Yoga pasupata dalam arti usaha mencapai tujuan tertinggi, jiwa manusia bersatu dengan Sang Hyang Siwa.

(4)

Sang Acharya: Jurnal Profesi Guru

Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar http://ejournal.uhnsugriwa.ac.id/index.php/ppg Volume. 1, Nomor 2 Oktober 2020; e ISSN: 2722-8614

ISSN: 2527-5445 (cetak

http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW

2.3. Model pembelajaran dalam mengintegrasikan Ajaran purana dalam Materi Mantra, Yantra dan Tantra

Pembelajaran yang diharapkan dalam Kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang memperkaya pengalaman belajar siswa dengan menggunakan pendekatan berbasis keilmuan/saintifik. Guru dapat menerapkan berbagai model pembelajaran dengan pendekatan berbasis keilmuan dalam rangka mengembangkan tiga ranah kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Menurut Arends (1997) tidak ada satupun model pembelajaran yang paling baik di antara yang lainnya. Masing-masing model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, dalam menggunakan model pembelajaran guru perlu menyesuaikan dengan berbagai pertimbangan antara lain karakteristik mata pelajaran, KD atau materi pembelajaran, karakteristik dan modalitas belajar siswa yang akan belajar dengan model tersebut, serta sarana pendukung belajar lainnya.

Dalam mengintegrasikan ini, dapat menggunakan model pembelajaran Model Penyingkapan (Discovery Learning). Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyingkap atau mencari tahu tentang suatu permasalahan atau sesuatu yang sebenarnya ada namun belum mengemuka dan menemukan solusinya berdasarkan hasil pengolahan informasi yang dicari dan dikumpulkannya sendiri, sehingga siswa memiliki pengetahuan baru yang dapat digunakannya dalam memecahkan persoalan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Alur kegiatan pembelajarannya sebagai berikut.

1. Memberi stimulus (Stimulation): guru memberikan stimulus berupa masalah untuk diamati dan disimak siswa melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar, dan lain-lain.

2. Mengidentifikasi masalah (Problem Statement): siswa menemukan permasalahan, mencari informasi terkait permasalahan, dan merumuskan masalah.

3. Mengumpulkan data (Data Collecting): siswa mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi (mencari atau merumuskan berbagai alternative pemecahan masalah, terutama jika satu alternatif mengalami kegagalan). 4. Mengolah data (Data Processing): siswa mencoba dan mengeksplorasi

kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata (melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif).

5. Memverifikasi (Verification): siswa mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.

(5)

Sang Acharya: Jurnal Profesi Guru

Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar http://ejournal.uhnsugriwa.ac.id/index.php/ppg Volume. 1, Nomor 2 Oktober 2020; e ISSN: 2722-8614

ISSN: 2527-5445 (cetak

http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW

Pada pembelajaran mengintegrasikan Ajaran purana pada materi Yantra peserta didik diharapkan mampu : 1). Mengindentifikasi bentuk bentuk yantra dalam Kitab Lingga Purana; 2). Menganalisis simbol simbol yantra dalam kitab Lingga Purana

III. KESIMPULAN

Sosial budaya sangat berperan dalam proses pendidikan, sehingga dapat membangun konsep diri positif seseorang. Konsep diri positif yang tertanam sejak masa anak-anak dapat menjadi pondasi perilaku yang baik seseorang kelak dewasa nanti. Sehingga menghasilkan seseorang yang memberi pengaruh positif dalam lingkungan masyarakat disekitarnya.

(6)

Sang Acharya: Jurnal Profesi Guru

Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar http://ejournal.uhnsugriwa.ac.id/index.php/ppg Volume. 1, Nomor 2 Oktober 2020; e ISSN: 2722-8614

ISSN: 2527-5445 (cetak

http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW DAFTAR PUSTAKA

Detik.2017. Punya Banyak Rumah dan Investasi, Berapa Total Harta Setya Novanto?. m.detik.com. Diakses pada tanggal 13 Februari 2018 pukul 08.25. Hadikusuma, H. 1993. Antropologi Agama Bagian 1. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti

Honig Jr,A.G. 2015. Ilmu Agama. Jakarta : BPK Gunung Mulia

Kartinah, H. 2011. Pornografi, Candu Perusak Otak. Media Indonesia. (29 April 2011)

Krishna, A. 2015. Bhagavad Gita Bagi Orang Modern. Jakarta : Gramedia.

Manuabe, I.B. 2008. Masturbasi dan Daya Spritual. Singaraja.wordpress.com. diakses pada tanggal 26 Februari 2018 pukul 8.31.

Setyaningrum, S.R., Triyanti dan Indrawani, Y.M. 2014. Pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini dengan Perkembangan Kognitif pada Anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.8(6).243-249.

Sudirga, I.B dan Segara, I.N.Y. 2014. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas X. Jakarta : Kemendikbud

Sudirga, I.B. dkk. 2007. Widya Dharma Agama Hindu Untuk SMA Kelas XII.Jakarta :Ganeca Exact.

Suendi, I Nyoman. 2015. Pengendalian Diri, Etika dan Yajna dalam Ajaran Agama Hindu. Surakarta : LPPM Universitas Sebelas Maret.

Sugiarta, N . Mengenal Ajaran Sanatana Dharma- Hindu. www.mantrahindu.com diakses pada tanggal 1 Februari 2018 pukul 14.54

Tantrayasa. 2015.Ajaran Wrhaspati Tattwa Sebagai Jalan Mencapai Moksa. https://tantrayasa.wordpress.com. diakses pada tanggal 15 Februari 2018 pukul 21.31.

Wahana, H.D. 2015. Pengaruh Nilai-Nilai Budaya Generasi Milenial dan Budaya Sekolah Terhadap Ketahanan Individu (Studi Di SMA Negeri 39, Cijantung, Jakarta). Jurnal Ketahanan Nasional. 21(1).14-22.

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis bioentrepreneurship pada Materi Fungi merupakan salah satu solusi atau upaya untuk membantu memberikan

Penelitian di tingkat mikro (usahatani) oleh beberapa peneliti juga menunjukkan keragaan serupa, yakni penyerapan angkatan kerja di sektor pertanian terutama di sub sektor

Pembuatan minyak essensial dengan cara tekanan dingin merupakan dengan cara pengepresan tanpa pemanasan, dilakukan terhadap bahan berupa biji, buah atau kulit buah

Bir örf ve adet hukuku kuralı, bazen kanun koyucuyu bir hukuk kuralını değiştirmeye veya yeni bir hükmün kabulüne zorlayabilir. 2002 tarihli Türk Medeni Kanunu da

REKRUTMEN D3 KERJASAMA PLN – POLIBAN TAHUN 2018 Peserta yang dinyatakan lulus Tes Adaftif PLN (TAP) dan Psikotes serta telah mendaftar melalui aplikasi rekrutmen

Kepada kakitangan Program Pengurusan Kerja Sosial, Kolej Sastera dan Sains, Universiti Utara Malaysia yang terlibat secara tidak langsung dan tidak langsung dalam menjayakan

Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta. NO INDIKATOR

Akun o Akun