• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN BAHASA INGGRIS UNTUK KELOMPOK SADAR WISATA DALAM PROGRAM DESA BINAAN DI DESA PANJI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN BAHASA INGGRIS UNTUK KELOMPOK SADAR WISATA DALAM PROGRAM DESA BINAAN DI DESA PANJI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 936 Made Kurnia Widiastuti Giri 1, Ni Komang Arie Suwastini 2, Kadek Rihendra Dantes 3, Ni Putu

Dewi Sri Wahyuni 4, Komang Hendra Setiawan 5

ABSTRACT

ABSTRAK

PELATIHAN BAHASA INGGRIS UNTUK KELOMPOK SADAR

WISATA DALAM PROGRAM DESA BINAAN DI DESA PANJI

1,4,5Universitas Pendidikan Ganesha, Prodi Kedokteran, 2Universitas Pendidikan Ganesha, Prodi S1 Pendidikan Bahasa

Inggris, 3Universitas Pendidikan Gnesha, Prodi Pendidikan Teknik Mesin

Email:kurnia.widiastuti@undiksha.ac.id)

Panji Village in Buleleng Regency is a village that has tourism potential that has not been opimally developed. Based on the government's grand design so that the tourism sector owned by a region can be developed from recreational tourism to creative tourism (creative based tourism), it is necessary to take strategic steps to strengthen village institutions. This program aims (1) to improve the ability of the Panji Village community in increasing the ability of family nutrition in daily consumption, (2) strengthening community literacy for tourism, and (3) strengthening basic life support skills. It is intended that the Panji village is able to become a tourism village with excellence based on the Tri Hita Karana concept. The solution to the problem solving is by using several models, namely the Problem Based Discussion (PBD) model and the Expert Assistance Model. The target subject is the tourism assistance community group (Sadar Wisata group). The implementation of the program on the target subjects resulted in the following: (1) an idea emerged from the workshop to cooperate with tourism managers to intensify the marketing of local products in the form of herbal drinks and safety tourism; (2) implementation of the use of English for groups of tourism assitance to promote tourism in Panji village. One of the activitiesini this program desa binaan is the training of tourism English for tourism purposes, provided by the PBD method and mentoring by experts and followed by to 25 participants. The results of the pre test and post test showed a significant effect in the form of an increase in test scores. Keywords: desa binaan, English, tourism

Desa Panji di Kabupaten Buleleng merupakan desa yang memiliki potensi kepariwisataan yang belum dikembangkan secara optimal. Berpijak dari grand desain pemerintah agar sektor kepariwisataan yang dimiliki suatu daerah dapat dikembangkan dari wisata rekreatif menuju wisata kreatif (creative based tourism) diperlukan adanya langkah-langkah strategis untuk memperkuat kelembagaan desa. Kegiatan ini bertujuan (1) untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Desa Panji dalam meningkatkan kemampuan ketahanan nutrisi keluarga, (2) penguatan Literasi Masyarakat pelaku pariwisata, dan (3) Penguatan skill bantuan hidup dasar. Hal ini bertujuan agar desa panji mampu menjadi desa pariwisata dengan unggulan berbasis agar konsep Tri Hita Karana. Solusi pemecahan masalahnya dengan cara menggunakan beberapa model yaitu model Problem Based Discussion (PBD) dan Model Pendampingan Pakar. Subyek sasarannya adalah kelompok masyarakat pelaku wisata (kelompok sadar wisata ). .Pelaksaan program P2M kepada subyek sasaran menghasilkan hal-hal berikut ini: (1) muncul gagasan dari perbekel untuk bekerja sama dengan pengelola ke pariwisataan untuk menggiatkan pemasaran produk lokal berupa minuman herbal dan lokasi wisata safety ; (2) implementasi penggunaan bahasa inggris bagi kelompok pelaku wisata untuk memajukan kepariwisataan desa panji. Adapun kegiatannya salah satunya dalah dengan pelatihan bahasa inggris kepariwisataan yang diberikan dengan metode PBD dan pendampingan oleh pakar dan tim pengabdi kepada 25 orang paserta. Hasil Pre test dan post test menunjukkan adanya pengaruh signifikan berupa peningkatan nilai test.

(2)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 937 PENDAHULUAN

Pembangunan di Kabupaten Buleleng termaknai sebagai pembangunan yang harus mampu menggiatkan desa-desa di wilayah Kabupaten Buleleng. Secara luas wilayah, Kabupaten Buleleng adalah 136.588 hektar atau 24,25% dari Luas Provinsi Bali. Kecamatan Sukasada terletak di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali yang terdiri dari 15 Desa, yang salah satunya adalah desa panji. Berbicara tentang desa maka asumsi tentang ketertinggalan akan sentuhan teknologi sangat kental dalam pemikiran beberapa individu.

Menjadikan desa mandiri dan muncul kepermukaan sebagai komoditi pariwisata haruslah berangkat dari potensi dan kearifan lokal desa tersebut. Hal ini berarti kita tidak harus berangkat dari kemampuan desa tersebut mengaplikasikan teknologi. Teknologi akan membantu desa menjadi lebih siap dalam melaksanakan dan memasarkan dirinya. Menilik beberapa potensi sumberdaya yang berada di desa maka hal-hal yang perlu dikaji adalah Sumber daya manusia (SDM). Sumberdaya alam(SDA), jejaring dan produk unggulan dari desa. Program pengembangan desa wisata kesehatan ini menselaraskan potensi desa yang menjadi wilayah sasaran kegiatan. Desa Panji memiliki potensi SDM yang cukup besar yaitu sejumlah 9712 jiwa. SDA di desa Panji sangat kaya akan persawahan, perkebunan dan hutan. Melalui observasi dan wawancara mendalam dengan perbekel dan perangkat desa, disebutkan produk unggulan desa panji adalah sektor pertanian. Pada Rencana Pengembangan Jangka Menengah (RPJM) Desa Panji, di tahun 2020 maka pemerintah desa ingin memajukan sektor pariwisata desa Panji. Aspek budaya dalam wisata adat telah menjadi wilayah penelitian populer yang menyoroti adat

orang dan gaya hidup mereka yang unik dan otentik. Di berbagai belahan dunia, komersialisasi budaya telah dijadikan atraksi pariwisata menjadi sasaran terutama pada perayaan terkait budaya. Budaya masing-masing etnis oleh masyarakat adat merepresentasikan identitas mereka. Perkembangan pariwisata sangat bergantung pada etnis dan muncul sebagai daya tarik yang kuat tidak hanya untuk wisatawan tetapi juga untuk pengusaha, lembaga pemerintah, dan peneliti akademisi (Kunasekaran,2016).

Dewasa ini, Pariwisata melirik pertanian sebagai komoditi agrotourism dan spot selfie yang menarik. Hamparan sawah dengan jalur yang cukup berpotensi untuk ditata rapi sangat menjadikan potensi wisata yang tinggi panji. Dari segi kesehatan potensi yang dilihat adalah relaxing effect dari pemandangan alam. Efek relaksasi ini sangat dibutuhkan untuk kegiatan yoga dan meditasi. Menilik lebih spesifik pada titik area yang berpotensi pariwisata di desa panji adalah perswahan, pura-pura (wisata religi) dan air terjun dedari. Untuk kegiatan pelatihan bahasa inggris merupakan bagian dari program desa binaan di desa Panji. METODE

Dalam pelaksanaan program ini dilaksanakan Pelatihan penggunaan bahasa Inggris praktis melalui metode langsung, sesuai dengan kondisi lapangan. Sebelum kegiatan ini dilaksanakan terlebih dahulu disusun materi pelatihan berupa modul dan pemebrian contact person pendampingan. Dalam mengatasi permasalahan yang dipaparkan sebelumnya, maka dianggap perlu diselenggarakannya pelatihan bahasa Inggris untuk pelaku pariwisata di Desa Panji. Pelatihan ini diharapkan dapat memberi pengetahuan mengenai pentingnya pemahaman lintas budaya dan penguasaan bahasa Inggris bagi pelaku pariwisata (kelompok sadar wisata

(3)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 938 guna memfasilitasi segala bentuk komunikasi

dengan wisatawan mancanegara. Mereka diharapkan dapat berinteraksi dengan wisatawan mancanegara yang mayoritas

berkomunikasi dalam bahasa Inggris termasuk ketika menawarkan/menjelaskan produk wisata desa Panji.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan dari terselenggaranya pelatihan ini adalah tumbuhnya pemahaman masyarakat pelaku uaha pariwisata bahwa bahasa Inggris sangat diperlukan untuk menunjang pariwisata dan membantu memperluas pasar produk para pelaku usaha pariwisata. Mereka akan menyadari pentingnya etika komunikasi dan

pemahaman lintas budaya dalam

berkomunikasi dengan wisatawan

mancanegara yang berkunjung. Selain itu, mereka dapat lebih percaya diri saat berkomunikasi dalam bahasa Inggris, dengan ekspresi-ekspresi yang dipergunakan dalam percakapan sehari-hari, bidang usaha/jual-beli, dan sebagainya. Secara umum, diharapkan dengan adanya pelatihan ini dapat mendukung pengembangan potensi pariwisata Desa Panji.

Dalam pelatihan bahasa Inggris yang sifatnya praktis ini, lingkup materi akan dominan pada keterampilan berbahasa secara aktif dalam interaksi langsung yaitu bagaimana bahasa itu dimanfaatkan dalam keterampilan menyimak (listening) dan berbicara (speaking) yaitu kemampuan mengidentifikasi ujaran sehingga dapat memahami pesan yang disampaikan oleh seseorang dan keterampilan menyampaikan pesan kepada seseorang yang menjadi target dalam berkomunikasi. Djojosuroto (2007) menyatakan proses komunikasi terdiri atas peserta tutur encouder atau pengirim pesan dan decouder, yaitu peserta tutur yang menerima pesan yang disampaikan. Dalam proses berinteraksi terdapat pesan yang diartikulasikan oleh encouder dan diinterprestasikan oleh decouder. Pesan-pesan yang dikemas dalam simbol-simbol bahasa tersebut mengandung pesan yang relatif sama antara maksud pembicara

dan penafsiran pendengarnya, sehingga terjadi transaksi makna yang dapat menimbulkan reaksi dan aksi sebagai perwujudan komunikasi. Pelaksanaan pelatihan dilakukan dengan metode ceramah, diskusi (sharing), latihan, dan praktek/demonstrasi English conversation sederhana dan praktis yang dilakukan oleh tim pengabdi dengan melibatkan peserta pelatihan. Richard (2001) menyebutkan bahwa elemen penting untuk diajarkan pada skill berbicara adalah pengucapan kosa kata dan pemilihan language expression yang tepat, intonasi, tata bahasa dan kelancaran menyampaikan suatu ide (ichard, 2001).

Penggunaan metode demonstrasi dalam pelatihan ini didasari oleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa metode demonstrasi sangat sesuai dalam memberikan keterampilan proses kepada peserta didik dan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkret (Rohaeti, 2014). Sebelum diberikan pelatihan, para peserta terlebih dahulu diberikan semacam pertanyaan-pertanyaan sederhana untuk mengetahui kemampuan awal mereka dalam hal bahasa Inggris dan pemahaman lintas budaya, sedangkan di akhir kegiatan pelatihan dilakukan praktek percakapan sederhana.

Materi berupa explaining direction

sangat disukai oleh peserta karena sangat bersentuhan langsung dengan keseharian mereka sebagai pelaku wisata. Materi pelatihan juga meliputi cara menerima tamu wisatawan mancanegara tentunya harus penuh keramahtamahan dan keberterimaan yang baik, dan tentunya bagaimana melakukan komunikasi dalam bahasa Inggris dengan etika berkomunikasi dan pemahaman lintas budaya yang baik, seperti dalam komunikasi ketika menerima wisatawan mancanegara (greeting, welcoming, introducing oneself, offering assistance, informing the product, thanking,

(4)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 939 dan expressing farewell). Kegiatan pengabdian

kemudian dilanjutkan dengan diskusi (sharing) yang berkaitan dengan materi yang sudah disampaikan sebelumnya dan diikuti dengan sesi demonstrasi dan praktek peserta dalam melakukan percakapan sederhana dalam bahasa Inggris mengenai giving direction and explaining a destination. Kegiatan terakhir ini menjadi semacam evaluasi untuk melihat peningkatan kemampuan berbahasa Inggris dalam menerima wisatawan mancanegara dan pemahaman lintas budaya para peserta. Kegiatan pelatihan bahasa Inggris bagi pelaku usaha Desa Panji ini tentunya sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dalam mereka menerima tamu wisatawan mancanegara dan pemahaman lintas budaya para peserta. Melalui pelatihan para peserta diharapkan memiliki kesadaran untuk lebih meningkatkan keterampilan verbal maupun non-verbal dalam bahasa Inggris dan pemahaman lintas budaya mereka. Motivasi para peserta dalam mengikuti pelatihan ini cukup tinggi yang terlihat dengan tingkat kehadiran lebih dari 75% dari jumlah peserta yang ditargetkan sebelumnya. Materi pelatihan juga diberikan kepada setiap peserta dalam bentuk hardcopy agar jika mereka merasa perlu berlatih lagi, mereka bisa melakukannya sendiri. Peserta berlatih mempergunakan language expressions yang diberikan dengan pelafalan dan intonasi yang sesuai, sedangkan pengabdi mengarahkan mereka dan mengkoreksi apabila terdapat kesalahan. Peserta yang mulai memahami penggunaan/ penyampaian language expressions kemudian berlatih melakukan percakapan dalam bahasa Inggris sesuai urutannya. Selain itu juga mengenai etika berkomunikasi lintas budaya, seperti pertanyaan-pertanyaan yang tidak boleh disampaikan dan perilaku yang tidak diperlihatkan dalam berinteraksi dengan tamu wisatawan mancanegara Para anggota kelompok sadar wisata desa Panji menyadari pentingnya mempersiapkan diri mereka seriring perkembangan sektor pariwisata desa Panji yang mulai domestik hingga hingga

masyarakat internasional. Oleh karenanya keterampilan berbahasa Inggris sebagai bahasa internasional dan pemahaman lintas budaya perlu dimiliki setiap individu yang akan berinteraksi dengan tamu wisatawan mancanegara. Pelaku usaha merupakan bagian dari masyarakat yang akan berinteraksi dan bersinggungan langsung dengan tamu wisatawan mancanegara dan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Dengan berkembangnya sektor pariwisata di desa Panji, secara langsung masyarakat Desa Panji dapat turut meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan hidup mereka. Kegiatan pelatihan bahasa Inggris bagi kelompok sadar wisata Desa Panji diikuti dengan antusiasme peserta, meskipun pada awalnya mereka merasa canggung untuk melafalkan atau mengucapkan kosakata bahasa Inggris dan melakukan praktek percakapan bahasa Inggris meskipun dengan membaca skrip dalam materi pelatihan. Secara umum para peserta hanya kurang terbiasa dalam mengucapkan kosakata dan menggunakan bahasa Inggris dengan benar. Mereka cukup bersemangat dan berusaha mengikuti kegiatan pelatihan hingga akhir, meskipun beberapa peserta harus meninggalkan acara lebih awal karena pada hari itu kebetulan ada yang sedang punya hajatan. Dalam sesi diskusi terdapat beberapa peserta yang mengajukan pertanyaan berkaitan dengan pembelajaran, seperti cara agar bisa cepat bisa menguasai bahasa Inggris, pelafalan kosakata bahasa Inggris yang sulit karena sangat berbeda dengan tulisannya, hingga solusi mengatasi rasa malu ketika menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi. Hal yang perlu dilakukan oleh mereka yang mau menguasai bahasa Inggris tentunya adalah terus berlatih dan mempraktekannya dengan membuang jauh-jauh rasa malu dan takut melakukan kesalahan dalam menggunakan bahasa Inggris.

(5)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 940 Gambar 1. Pelaksanaan Pelatihan (11-12 Agustus

2020), Sumber: dokumentasi Tim Pelaksana Hal ini dikarenakan pembelajaran bahasa tidak cukup dengan mengingat dan memahami namun juga mempraktekannya. Berdasarkan hasil evaluasi di akhir kegiatan pelatihan, terlihat secara umum penguasaan bahasa Inggris sebagai media berkomunikasi langsung dan pemahaman lintas budaya untuk interaksi dengan tamu wisatawan mancanegara masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu mereka sangat merasa terbantu dengana danya kontak person sebagai pendamping yang akan

memberikan pendampingan untuk

keberlanjutan program. SIMPULAN

Bahasa Inggris sangat diperlukan oleh pelaku pariwisata di Desa Panji, untuk menghadapi kedatangan tamu wisatawan asing seiring dengan berkembangnya potensi pariwisata yang mulai dikenal secara internasional. Kegiatan pelatihan diikuti oleh 25 peserta yang seluruhnya merupakan anggota kelompok sadar wisata. Hampir seluruh peserta pelatihan belum menguasai bahasa Inggris dengan benar mengingat latar belakang pendidikan mereka yang sangat variatif, namun dilihat dari antusiasme selama pelatihan, mereka memiliki potensi untuk ditingkatkan kemampuannya dalam berbahasa Inggris. Manfaat dari pelatihan dirasakan belum optimal dan peserta masih perlu

meningkatkan kemampuan dan

keterampilan berbahasa Inggris. Hal ini

masih bisa ditingkatkan mengingat semangat sebagian besar peserta tetap tinggi. Aspek bahasa Inggris lebih banyak diberikan melalui latihan praktis, aspek pemahaman lintas budaya dapat disampaikan dengan contoh-contoh sederhana, sehingga peserta dapat menyadari pentingnya etika dan kesopanan dalam berbahasa supaya komunikasi dengan tamu wisatawan mancanegara bisa berlangsung dengan baik. Penguasaan bahasa Inggris dan pemahaman lintas budaya merupakan keterampilan yang penting.

DAFTAR RUJUKAN

Kunasekaran, P., & Gill, S. S.,2016. Utilizing Cultural and Natural Resources Towards Sustainability of Indigenous Tourism : A Case Study of Mah Meri Community in Carey , Island , Malaysia. Option,

20(1), 3–11.

Djojosuroto, Kinayati. (2007). Filsafat Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Rohaeti, Salimi, Sugiyono. (2014). ”Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, III (4), halaman 1 – 12.

Richard, J. (2001). Curriculum Development in Language Teaching. New York: Cambridge University PressMacDonald, R., & Jolliffe, L., 2003. Cultural rural tourism: Evidence from Canada.

Annals of Tourism Research,

30(2), 307–322.

http://doi.org/10.1016/S0160-7383(02)00061-0

Pemerintah Desa Panji, 2018. Buku Profil Desa Panji tahun 2018 Pemerintah Desa Panji, 2019. Buku

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk tindakan pelanggaran tata tertib kehadiran yang paling sering dilakukan siswa SMAN 2 Karangayar adalah datang terlambat ke sekolah. Keterlambatan yang dialami

In- formation sharing dapat membantu perusahaan dalam memperbaiki efisiensi dan efektivitas rantai pasokan dan merupakan faktor yang paling penting untuk mencapai

Perumusan masalah dalam penelitian ini ialah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah karakteristik pertunjukan ludruk di daerah Jawa Timur bagian timur? Rumusan masalah ini diarahkan

In this study, besides comparing the door- to- needle time of starting streptokinase in the emergency department, discussion will be made on the current concept of acute

Pada umumnya konsumen dalam hal ini pasien pelayanan kesehatan tidak dihadapkan pada persoalan ketidakmengertian ataupun ketidakjelasan akan pemanfaatan, penggunaan, maupun

Sheldon  juga  menemukan  bahwa  32  buku  teks  dari  keseluruhan  36  buku  teks  (92%)  gagal  menginformasikan  kepada  pembaca  bahwa  perubahan  peluang 

Rata-rata harga gabah di tingkat petani pada Oktober dibandingkan keadaan September untuk Gabah Kering Panen (GKP) mengalami kenaikan 4,33 persen dan untuk Gabah

pengawasan pendidikan. Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi delapan standar, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik