• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords: Small industry growth, investment, wage, employment.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keywords: Small industry growth, investment, wage, employment."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

431 JEB 17

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 431 - 444 Volume 2, Nomor 2, September 2017

PENGARUH LAJU PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI KECIL, INVESTASI DAN UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KOTA SURABAYA TAHUN

2005-2012

Danik Sudarwati1, Parikesit Penangsang2

Alumni Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya2

parikesit_1@untag-sby.ac.id

ABSTRACT

This study entitled "The Influence of Growth Rate of Small Industry Sector, Investment and Wages Against Labor Absorption in Surabaya City 2005-2012 ". The purpose of this research is to know the influence of growth rate of small industry sector, investment and wage to the absorption of labor force in Surabaya city and also to know which variable is the most dominant in the absorption of manpower in Surabaya city.

Types and sources of data using quantitative approach with secondary data in the form of time series data observation period 2005-2012. The research variable consists of dependent variable that is labor absorption (Y). Independent variables are growth of small industry sector (X1), investment (X2), and wage (X3). Data analysis tools using multiple linear regression method. Based on the result of multiple linear regression analysis obtained result: Y = 58768,352 + 58,258

X1 + 1.049E-8 X2 + 0,009 X3 + e. Obtained also thitung value of small industry growth of 1,101, investment of 3,731 and wage 3,357. While for testing simultaneously obtained value Fhitung 125,305> Ftabel 6,59. Thus H0 is rejected and Ha accepted.

The conclusions of this study indicate that the growth rate of small industries, investment and wages affect the absorption of labor in the city of Surabaya. And investment variable is the most dominant variable in the absorption of manpower in Surabaya.

Keywords: Small industry growth, investment, wage, employment.

1. PENDAHULUAN

Pendapatan reginal bruto (PDRB) kota surabaya mengalami kenaikan selama tiga tahun terakhir. Pada tahun 2011 besar PDRB kota surabaya Rp. 94.741.049.660.000,00 dan berubah menjadi Rp. 109.137.301.870.000,00 di tahun 2013. Nilai pertambahan PDRB cukub besar yaitu yaitu apabila

diprosentasekan sebesar 15,20 % . apabila dilihat dari besarnya sumbangan sektor- sektor ekonomi terhadap PDRB sektor yang kontribusinya paling besar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar Rp. 40.371.150.000.000,00 kemudian yang kedua adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar Rp. 20.223.278.640.000,00. Karena

(2)

432 JEB 17

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 431 - 444 Volume 2, Nomor 2, September 2017 perkembang sektor industri yang cukup

pesat yang terjadi di kota Surabaya dan termasuk didalamnya adalah sektor industri kecil yang juga termsuk dalam sektor indutri pengolahan.

Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Dalam bukunya yang di tulis oleh Dumairy (Dumairy, 1996: 125). Oleh karena itu sektor industri berkontribusi cukup besar dalam pendapatan daerah. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan tekhnologi sekarang ini juga sebagai pendorong terhadap berkembangnya sektor industri yang ada. Meskipun dalam negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki jumlah peduduk yang besar sehingga industri yang diharapkan berkembang disini adalah industri yang berorientasi terhadap tenaga kerja bukan terhadap teknologi=teknologi canggih. Karena dengan adanya induetri yang berorientasi terhadap tenaga kerja maka industri tersebut akan menyerap tenaga kerja. Dengan begitu jumlah pengangguran dapat dikurangi.

Kesempatan kerja terjadi karena adanya investasi dan usaha untuk memperluas lapangan pekerjaan yang ada. Pertumbuhan investasi juga menentukan perkembangan perekonomian suatu daerah atau wilayah. Karena dengan adanya investasi juga dapat mendorong kemajuan tekhnologi yang akan menambah kesempatan kerja baru.

Di sektor industri sejak tahun 2007 hingga 2012 juga terjadi peningkatan nilai investasi. Dimulai dari tahun 2007 yang memiliki jumlah investasi sebesar 71.432.960.478, di tahun 2012 nilai investasinya naik menjadi 73.471.806.636 (informasi data pokok kota Surabaya : 2012) Pengangguran adalah masalah terbesar bagi suatu negara. Karena pengangguran dapat menyebabkan masalah-masalah lain seperti kemiskinan, dan masalah-masalah sosial lainnya. Apalagi bagi negara berkembang

seperti Indonesia yang angka pertumbuhan peduduknya cukup tinggi. Selain itu persebaran penduuk yang tidak merata juga menjadi masalah bagi suatu daerah. Karena kebanyakan orang-orang akan lebih meilih tinggal di kota besar dibanding di daerah mereka sendiri. Salah satu alasannya adalah di kota besar mudah mencari pekerjaan. Karena memang pusat perekonomian suatu daerah biasanya adalah di kota besar. Seperti halnya di Surabaya yang jumlah penduduknya sendiri daja cukup padat belom lagi ditambah kedatangan para kaum urban yang ingin mencari pekerjaan di kota surabaya kemudian ditambah lagi para pelajar dari luar wilayah surabaya yang menuntut ilmu di surabaya karena memang terdapat cukup banyak perguruan tinggi yang menjadi pilihan bagi mereka untuk melanjutkan pendidikannya.

Apabila nilai upah tinggi maka penawaran akan tenaga kerja semakin tinggi namun permintaannya akan menurun. Karena pengusaha tidak mampu untuk mebayar gaji yang tinggi dan lebih memilih untuk mengurangi tenaga kerjanya. Tujuan peelitian ini adalah menganalisis pengaruh laju pertumbuhan sektor industri kecil, investasi dan upah terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri di kota Surabaya tahun 2008-2012

2. TINJAUAN PUSTAKA

Laju pertumbuhan sektor industri

Pertumbuhan industri yang cukup cepat akan mendorong adanya perluasan peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat. Adanya peningkatan dan daya beli (permintaan) tersebut menunjukkan bahwa perekonomian itu tumbuh dan sehat. Hubungan antara aktivitas pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja ini terlihat bila terdapat

pertumbuhan ekonomi maka

mengakibatkan meningkatnya aktivitas kegiatan ekonomi, demikian sebaliknya.

(3)

433 JEB 17

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 431 - 444 Volume 2, Nomor 2, September 2017 Dengan adanya kegiatan ekonomi yang

meningkat akan membuka lapangan kerja dan menambah kesempatan kerja.

Laju pertumbuhan sektor industri mengacu pada teori pertumbuhan ekonomi regional dimana menyangkut perkembangan berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi (output) dan pendapatan.

Pertumbuhan ekonomi biasanya diikuti dengan tingkat pengangguran yang semakin menurun. Demikian juga semakin tinggi pertumbuhan sektor industri maka semakin rendah tingkat pengangguran dan semakin tinggi tingat penyerapan tenaga kerja.

Investasi

Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang unruk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu (Jogiyanto : 2000) . Menurut Sadono Sukirno (2000) kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.

Upah

Upah adalah imbalan yang akan diterima oleh pekerja setelah melakukan pekerjaan. Dalam hal ini upah juga dapat diartikan sebagai balas jasa yang berupa uang yang diberikan oleh perusahaan kepada pekerjanya. Hal ini damaksudkan agar dapat menjaga kelangsungan hidup pekerja, perusahaan serta memberi manfaat bagi masyarakat.

Sedangkan dalam peraturan pemerintah No. 8 Tahun 1981 tentang perlindungan upah, upah diartikan sebagai suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha terhadap buruh untuk sesuatau pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan atau peraturan perundang-

undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh termasuk tunjangan baik untuk buruh itu sendiri maupun keluargannya.

Menurut Pasal 1 ayat 30 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

Dalam Undang-undang No. 3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial dan tenaga kerja menjelasakan bahwa upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada tenaga kerja untuk suatu pekerjaan yang telah atau akan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang ditetapkan menurut suatu perjanjian atau peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar perjanjian kerja antara pengusaha dengan tenaga kerja termasuk tunjangan untuk tenaga kerja sendiri maupun keluarganya. Upah tenaga kerja yang diberikan tergantung pada : 1. Biaya keperluan hidup minimum

pekerja dan keluarganya

2. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang upam minimum pekerja

3. Produktifitas marginal pekerja

4. Tekanan yang diberikan oleh serikat buruh dan pengusaha

5. Perbedaan jenis pekerjaan

Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (Undang-undang No.13 tahun 2003 pasal 88 ayat 1). Kebijakan pemerintah mengenai pengupahan yang melindungi pekerja/buruh meliputi:

1. upah minimum 2. upah kerja lembur

(4)

434 JEB 17

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 431 - 444 Volume 2, Nomor 2, September 2017 3. upah tidak masuk kerja karena

berhalangan

4. upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar

pekerjaannya

5. upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya;

6. bentuk dan cara pembayaran upah 7. denda dan potongan upah

8. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah

9. struktur dan skala pengupahan yang proporsional

10. upah untuk pembayaran pesangon 11. upah untuk perhitungan pajak

penghasilan.

Komponen upah sendiri terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap, maka besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75% dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap (Undang-undanang No.13 tahun 2003 Pasal 94).

Setiap daerah memiliki besaran upah yang berbeda-beda karena tiap daerah memiliki standar dalam penetapan upah. Karena pemenuhan kebutuhan yang layak di setiap provinsi berbeda-beda, maka disebut Upah Minimum Provinsi. Upah Minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Undang-Undang Nomor 13 pasal 89 tahun 2003 menyatakan bahwa penentuan upah minimum diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan kehidupan yang layak. Upah minimum ditentukan oleh Gubernur setelah mempertimbangkan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi yang terdiri dari pihak pengusaha, pemerintah dan serikat buruh/serikat pekerja ditambah perguruan tinggi dan pakar. Kebijakan komponen gaji/upah ditetapkan oleh masing-masing perusahaan. Yang jelas, gaji tidak boleh lebih rendah dari Upah Minimum Propinsi (UMP) yang ditetapkan pemerintah.

Secara teori upah yang diberikan pengusaha adalah harga dari tenaga yang telah dikeluarkan oleh pekerja dalam menjalankan pekerjaan yaitu dalam proses produksi. Maka dari itu upah yang diterima oleh pekerja dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Upah Nominal, yaitu upah dalam bentuk uang yang diterima oleh pekerja secara rutin.

2. Upah Riil, adalah kemampuan upah nominal yang diterima oleh pekerja jika ditukarkan dengan barang dan jasa yang diukur berdasarkan banyaknya barang dan jasa yang bisa didapatkan dari pertukaran tersebut.

Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi tertentu. Biasanya permintaan akan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan perubahan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan hasil output. Semakin tinggi tingkat upah maka semakin kecil permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja.

Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang ditawarkan oleh pemilik tenaga kerja pada setiap kemungkinan upah dalam jangka wakti tertentu. Dalam teori klasik sumberdaya manusia dalam hal ini pekerja merupakan individu yang bebas mengambil keputusan untuk bekerja atau tidak bekerja. Bahkan pekerja juga bebas menetapkan jumlah jam kerja yang dikehendaki.

Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan dalam masyarakat. Besarnya penempatan (jumlah orang yang bekerja atau tingkat employment) dipengaruhi oleh faktor kekuatan penyediaan dan permintaan tersebut. Selanjutnya, besarnya penyediaan dan permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh tingkat upah. Apabila tingkat upah naik maka jumlah penawaran tenaga kerja

(5)

435 JEB 17

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 431 - 444 Volume 2, Nomor 2, September 2017 akan meningkat. Sebaliknya jika tingkat

upah meningkat maka permintaan tenaga kerja akan menurun (Payaman J. Simanjuntak, 2001).

3. KERANGKA KONSEP TUAL DAN HIPOTESIS

Kerangka Konseptual

Dalam skema di bawah ini, memuat pokok-pokok variabel-variabel penelitian dan arah hubungan antar variabel, sebagai berikut :

Hipotesis

Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi : 2006). Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Diduga laju pertumbuhan sektor industri kecil, Investasi dan upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri di kota Surabaya

2. Diduga variabel investasi memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri di kota Surabaya.

4. METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan dokumentasi dan studi kepustakaan dengan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan topik dan juga dengan mengumpulkan data yang diperlukan dari dinas terkait.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Dimana penelitian ini menjelaskan tentang hubungan antara fenomena yang sedang diuji atau hubungan antar variabel yang diuji.

Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data yang telah diolah dan tersedia dari sumber lain. Sumber tersebut antara lain :

1. BPS Kota Surabaya

2. Dinas perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Surabaya Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data sekunderyang berupa time series, dengan periode pengamatan tahun 2005-2012 (delapan tahun). Data yang digunakan antara lain :

1. Data PDRB kota surabaya

2. Data banyaknya industri kecil, tenaga kerja, nilai produksi, investasi dan rata- rata investasi per unit

3. Upah minimum provinsi jawa timur Teknik Sampling

Teknik penarikan sample dalam penelitian ini menggunkan pendekatan kuantitatif. Teknik kuantitatif yang

(6)

436 JEB 17

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 431 - 444 Volume 2, Nomor 2, September 2017 digunakan adalah time series selama tahun

2005-2008 (delapan tahun). Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini terdapat dua prosedur dalam pengumpulan data, yaitu 1. Dokumentasi

Teknik ini digunakan karena data yang digunakan untuk penelitian ini adalah berupa data sekunder. Data tersebut didapat dari mempelajari buku dan jurnal terbitan pemerintah kota Surabaya, BPS kota Surabaya, Disperindag kota Surabaya atau jurnal- jurnal penelitian lain yang membahas tentang masalah penyerapan tenaga kerja dan sektor industri.

2. Studi kepustakaan

Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan topik atau masalah yang sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari literatur yang berupa buku-buku ilmiah, karangan-karangan ilmiah, peraturan-peraturan, ketetapan- ketetapan, ensiklopedia, dan jurnal- jurnal ilmiah yang berupa laporan- laporan penelitian sebelumnya, serta sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.

Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yang digunakan, yaitu :

1. Dependen Variabel (Y)

Dependen variabel adalah variabel terikat. Dalam penelitian ini varibel dependennya adalah penyerapan tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan oleh sektor usaha atau sektor produksi untuk memenuhi kebutuhan produksi industri. Dalam hal ini penyerapan tenaga kerja yang dimaksud adalah mereka yang berkerja pada sektor

industri kecil yang ada di kota Surabaya dalam satuan orang. Datayang digunakan adalah data tahun 2008-2012. 2. Independen Variabel (X)

Independen variabel adalah variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah :

a. Laju pertumbuhan sektor industri kecil (X1)

Laju pertumbuhan sektor industri kecil adalah perubahan relatif jumlah industri kecil di kota surabaya. data yang digunakan adalah data tahun 2008-2012 yang dinyatakan dalam persen.

b. Investasi (X2)

Investasi adalah suatu pengeluaran sejumlah dana oleh investor untuk membiayai kegiatan produksi dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Investasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data investasi industri kecil yang ada di kota surabaya tahun 2008-2012. Data diperoleh dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Surabaya. Dan dinyatakan dalam jutaan rupiah.

c. Upah (X3)

Upah adalah imbalan yang diterima oleh seseorang setelah bekerja. Data upah yang dimaksud disini adalah upah minimum regional kota Surabaya tahun 2008-2012 yang dinyatakan dalam rupiah.

Metode Analisi Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengaruh laju pertumbuhan sektor industri kecil, investasi dan upah terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri di kota surabaya adalah sebagai berikut :

Analisis Regresi Linier Berganda

Proses atau metode analisis yang digunakan untuk menganalisis pengaru laju

(7)

437 JEB 17

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 431 - 444 Volume 2, Nomor 2, September 2017

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel pertumbuhan sektor industri kecil, investasi dan upah terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri di kota surabaya adalah metode analisis regresi linier berganda yang diolah dengan menggunakan software SPSS 16.0

Rumusnya adalah sebagai berikut : Y = a + b1 X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Y = penyerapan tenaga kerja a = Konstanta

X1, X2, X3 = Variabel bebas

b1, b2, b3 = Koefisien regresi

e

= Standar eror Pengujian Statistik

Uji Simultan (Uji Statistik F)

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama dan upah terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri

Dengan taraf signifikasinya adalah α = 5% atau α = 0,05

Daerah penerimaan dan penolakan H0 :

1. Apabila F hitung < F tabel = H0 diterima dan Ha ditolak

2. Apabila F hitung > F tabel = H0 ditolak dan Ha diterima

Uji Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk meguji signifikasi masing-masing variabel. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

atau simultan terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dan F tabel, menghitung nilai F statistik dengan rumus:

H0 : b1 = b2 = b3 = 0

berarti tidak ada pengaruh antara laju pertumbuhan sektor industri kecil, investasi dan upah terhadapa penyerapan tenaga kerja sektor industri

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0

berarti ada pengaruh antara laju pertumbuhan sektor industri kecil, investasi

H0 : bi = 0 berarti tidak ada pengaruh

Ha : bi > 0 berarti ada pengaruh

Adapun daerah penerimaan dan penolakannya adalah :

1. t hitung < t tabel = H0 diterima Ha ditolak 2. t hitung > t tabel = H0 ditolak Ha diterima

(8)

438 JEB 17

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 431 - 444 Volume 2, Nomor 2, September 2017

Tahun Jumlah Industri kecil Besar pertumbuhan Industri kecil (%) 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 3.458 3.710 3.945 4.031 4.031 4.550 4.673 4.922 0.0 7.29 6.33 2.18 0.0 12.88 2.70 5.33 5. ANALISIS DATA

Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil di Kota Surabaya

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah riil dari tenaga kerja yang dikerjakan dalam unit usaha. Penyerapan tenaga kerja yang terjadi di kota Surabaya cenderung fluktuatif dari tahun 2005 – 2012.

Gambar 5.1

Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil di Kota Surabaya

Tahun 2005-2012

ada di kota Surabaya. Perkembangan sektor industri tidak hanya ditandai dengan semakin meningkatnya volume produksi, tetapi juga dengan semakin beragam produk yang dihasilkan oleh industri. Sektor industri di kota Surabaya merupakan sektor penyumbang PDRB terbesar kedua setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Tabel 5.1

Jumlah industri kecil di kota surabaya periode tahun 2005-2012 85000 80000 75000 70000 65000 60000 20052006200720082009201020112012

Sumber : BPS kota Surabaya

Sumber : BPS Kota Surabaya

Berdasarkan gambar 5.2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja yangterserap dalam sektor industri kecil mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dari awal tahun 2005 yang hanya

sebanyak 67.688 orang pekerja menjadi 79.882

orang pekerja ditahun 2012. Petumbuhan penyerapan tenaga kerja tesebut mencapai 18,02 % atau sebanyak 12.194 orang pekerja.

Perkembangan Pertumbuhan Sektor Industri Kecil di Kota Surabaya

Sektor industri merupakan sektor yang sangat berperan dalam pembangunan ekonomi karena dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Industri kecil yang ada disekarang ini cukup berkembang dengan pesat dan juga menjadi salah satu faktor yang turut mendukung semakin pesatnya pertumbuhan sektor industri yang

Sektor industri kecil yang ada di Kota Surabaya mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir dan cukup memiliki andil dalam adanya pertumbuhan ekonomi sektor industri. Pada tahun 2005 jumlah industri kecil yang ada di kota Surabaya sebanyak 3.458 kemudian di tahun 2012 sudah menjadi 4.922 dengan kenaikan jumlah industri yang cukup pesat itulah yang kemudian juga meningkatkan rata-rata pertumbuhan industri yang ada di kota Surabaya. Akan tetapi di tahun 2009 jumlah industri kecil yang ada tidak mengalami kenaikan yaitu tetap pada jumlah 4.031 sama dengan jumlah industri ditahun 2008. Karena memang di tahun 2009 terjadi penurunan dalam pertumbuhan ekonomi yang dikarenakan faktor global.

(9)

439 JEB 17

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 431 - 444 Volume 2, Nomor 2, September 2017

Tahun Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) ($) Penanaman Modal Dalam Negri (PMDN) (Rp) 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 157.611.742 234.087.111 397.436.992 558.827.182 5.319.160 42.571.713 25.431.570 9.984.152 3.664.566.835.000 941.386.000.000 275.075.540.000 682.144.172.000 213.548.500.000 301508..197.722 725.625.178.209 4.396.363.620.332

Tahun Nilai Investasi Sektor Industri Kecil (Rp) 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 406.234.000.000 440.346.000.000 470.234.000.000 481.768.000.000 481.768.000.000 721.582.000.000 884.422.000.000 918.346.000.000 Perkembangan Investasi di kota

Surabaya

Investasi merupakan salah satu faktor pendorong untuk menggerakkanan perekonomian atau kegiatan ekonomi yang ada di suatu daerah. Jika semakin banyak orang yang berinvestasi di kota Surabaya maka semakin banyak pula kegiatan ekonomi yang berlangsung dan perekonomian kota Surabaya menjadi tinggi. Kesempatan kerja juga mungkin akan meningkat karena tingginya kegiatan ekonomi yang berlangsung dan kesejahteraan masyarakat juga akan lebih baik.

Tabel 5.2

Besarnya Investasi Yang Disetujui di Kota Surabaya

Tahun 2005 – 2012

Kemudian untuk nilai penanaman modal asing (PMA) nilai investasi tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 558.827.182 USD. Dan yang paling rendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 5.319.160 USD. Penurunan nilai investasi yang terjadi pada tahun 2009 adalah akibat dari adanya krisi global yang melanda dunia pada saat itu yang mengakibatkan tidak stabilnya kondisi ekonomi. Hal ini berakibat pada para investor yang kemudian menjadi tidak tertarik untuk berinvestasi atau menanmkan modal mereka karena keuntungan yang akan diperoleh nantinya akan berkurang karena adanya krisis tersebut. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena di tahun 2010 nilai investasi dapat kembali naik. Selain itu naik turunnya nilai investasi juga dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Misalnya, kondisi ekonomi daerah, kondisi politik suatu negara, krisis ekonomi yang terjadi, dan lain-lain.

Sedangkan untuk nilai investasi dalam sektor industri kecil yang ada di kota Surabaya adalah sebagai berikut :

Tabel 5.3

Nilai Investasi Sektor Industri Kecil Tahun 2005-2012

Sumber : BPS kota Surabaya

Dari tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa besaran nilai investasi yang telah disetujui oleh pemerintah kota Surabaya. Baik investasi modal dalam negri maupun investasi modal asing. Nilai investasi tersebut merupakan nilai dari semua investasi yang telah disetujui. Baik investasi untuk industri besar, sedang maupun industri kecil. Besaran nilai investasi yang masuk pun tidak selalu mengalami kenaikan di setiap tahunnya. Dapat dilihat bahwa untuk besaran nilai penanaman modal dalam negri (PMDN) yang paling tinggi adalah pada tahun 2012 yaitu sebesar 4.396.363.620.332 dan untuk nilai yang paling rendah adalah pada tahun 2009 yang hanya sebesar 213.548.500.000.

Sumber : BPS kota Surabaya

Dari tabel 5.3 diatas dapat dilihat bahwa nilai investasi sektor industri kecil selalu mengalami kenaaikan setiap tahunnya kecuali di tahun 2009 yang tidak mengalami perubahan. Dan nilai investasi tertinggi terjadi pada tahun 2012.

Perkembangan Upah Di Kota Surabaya Upah mempunyai kedudukan yang sangat strategis bagi tenaga kerja,

(10)

440 JEB 17

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 431 - 444 Volume 2, Nomor 2, September 2017

Tahu n Tenag a Kerja (orang ) Pertumb uhan Industri Kecil (%) Investasi (Rp) Upah (Rp) 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 67688 69786 71210 71897 71897 75997 78280 79882 0.0 7.29 6.33 2.18 0.0 12.88 2.70 5.33 406.234.000.000 440.346.000.000 470.234.000.000 481.768.000.000 481.768.000.000 721.582.000.000 884.422.000.000 918.346.000.000 578.500 685.500 746.000 805.500 948.500 1.031.500 1.115.000 1.257.000 Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficie nts t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) Pertumbuhan Industri Kecil Investasi Upah 58768.3 52 968.338 60.69 0 .000 58.258 52.914 .059 1.101 .333 1.049E- 8 .000 .513 3.731 .020 .009 .002 .484 3.575 .023

pengusaha dan pemerintah. Karena upah merupakan alat yang paling efektif bagi pemerintah untuk mengontrol buruh. Upah juga merupakan alat bagi buruh untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan bagi pengusaha upah adalah biaya yang dapat mempengaruhi dan menentukan produksi perusahaan.

Kenaikan upah minimum dapat memperbaiki kehidupan para pekerjanya. Sedangkan bagi perusahaan kenaikan upah dapat mejadi beban bagi perusahaan apabila kenaikan itu tidak diimbangi dengan kenaikan hasil produksi. Apabila hal itu terjadi maka perusahaan dapat mengurangi jumlah burunya yang mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran yang ada.

1500000

1000000

Analisis Data

Dalam menganalisis pengaruh laju pertumbuhan sektor industri, investasi dan upah terhadap penyerapan tenaga kerja yang ada di kota Surabaya tahun 2005-2012 menggunakan teknik penghitungan regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS 16.0 Berikut uraian data dan variabel yang dianalisis:

Tabel 5.4 Tabulasi Data Mentah

500000

0

20052006200720082009201020112012

Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Sumber : BPS kota Surabaya, diolah

Hasil Analisa Regresi

Dari hasil pengolahan data pada tabel 5.5 menggunakan program SPSS Gambar 5.2

Perkembangan Upah Minimum Kota Surabaya Tahun 2005-2012

Perkembangan nilai uapah minimum yang ada di kota Surabaya selalu mengalami kenaikna setiap tahunnya. Berdasarkan gambar 5.1 dapat dilihat kenaikan nilai upah yang ada di kota Surabaya. Rata-rata kenaikannya adalah sebesar 10,30% per tahun. Kenaikan upah tertinggi terjadi pada tahun 2009 dan kenaikan terendah terjadi pada tahun 2011. Kenaikan upah yang ada belom dapat diartikan sebagai kenikan kesejahteraan masyarakat. Karena kenaikan upang belum dapat mengimbangi kenaikan penghasilan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup layak (KHL).

16.0 diperoleh hasil sebgai berikut: Tabel 5.5

Coefficientsa

a. Dependent Variable: Penyerapan Tenaga Kerja

Setelah dilakukan pengujian regresi linier berganda terhadap data dalam tabel 5.4

(11)

441 JEB 17

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 431 - 444 Volume 2, Nomor 2, September 2017

Model Sum of Square s df Mean Square F Sig. 1 Regre ssion Resid ual Total 1.262E 8 3 4.206E 7 125. 305 .000 a 134280 1.672 4 33570 0.418 1.275E 8 7 Mod el R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .995a .989 .982 579.397

maka diperoleh hasil pada tabel 5.5. dengan tingkat signifikan α = 5 % maka dapat dituliskan persamaan regresi sebagai berikut :

Y= 58768,352 + 58,258 X1 + 1,049E-8 X2

+ 0,009 X3

a = 58768,352 artinya, apabila variabel- variabel independen yaitu laju pertumbuhan sektor industri, investasi dan upah sama dengan nol maka penyerapan jumlah tenaga kerja yang ada di kota Surabaya mengalami kenaikan sebesar 58768,352.

b1 = 58,258 artinya, apabila variabel

penyerapan tenaga kerja berubah atau naik 1 satuan maka variabel pertumbuhan sektor industri juga akan mengalami kenaikan sebesar 58,258 dengan asumsi variabel yang lain tetap.

b2 = 1,049E-8 artinya, apabila variabel

penyerapan tenaga kerja berubah atau naik 1 satuan maka variabel investasi juga akan mengalami kenaikan sebesar 1,049E-8 dengan asumsi variabel yang lain tetap. b3 = 0,009 artinya, apabila apabila variabel

penyerapan tenaga kerja berubah atau naik 1 satuan maka variabel upah juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,009 dengan asumsi variabel yang lain tetap.

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi menunjukkan tingkat keakuratan hubungan antar variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen. Berikut hasil penghitungan menggunakan program SPSS 16.0

Tabel 5.6 Model Summary

Hasil estimasi yang diperoleh dari tabel 5.5 diperoleh nilai R2 adalah sebesar

0,982 yang berarti, tingkat penyerapan tenaga kerja di kota Surabaya dijelaskan oleh variasi variabel laju pertumbuhan sektor industri kecil, investasi dan upah sebesar 98,2% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yaitu sebesar 1,8%.

Uji Signifikansi Regresi Secara Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Dalam hal ini apakah variabel laju pertumbuhan sektor industri kecil, investasi dan upah secara bersama-sama berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di kota Surabaya.

Tabel 5.7 ANOVAb

a. Predictors: (Constant), Upah, Pertumbuhan Industri Kecil, Investasi b. Dependent Variable:

Penyerapan Tenaga Kerja

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan yang diperoleh adalah nilai Fhitung sebesar 125,205

dengan signifikan 0,000. Nilai Ftabel

dengan df1 = k-1 = 4-1 = 3, df2 = n-k = 8-

4 = 4. Maka diperoleh nilai Ftabel sebesar

6,59 dan signifikan yang digunakan sebesar 0,05. Hal ini berarti Fhitung

(125,305) > Ftabel (6,59) dan signifikan

0,000 < 0,05. Dengan demikian maka H0

a. Predictors: (Constant), Upah, Pertumbuhan Industri Kecil, Investasi

(12)

442 JEB 17

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 431 - 444 Volume 2, Nomor 2, September 2017 ditolak dan Ha diterima. Maka hipotesis

yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel pertumbuhan sektor industri, investasi dan upah terhadap penyerapan tenaga kerja yang ada di kota Surabaya diterima. Uji Signifikansi Regresi Secara parsial (Uji t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen yaitu laju pertumbuhan sektor industri, investasi dan upah terhadap variabel dependen yaitu penyerapan tenaga kerja. Pengujian t ini dilakukan dengan membandingkan antara nilai thitung dengan ttabel . Dengan signifikansi

α= 0,05 nilai ttabel dengan df = n-1 = 8-1 =7

, diperoleh ttabel = 0,025 maka besar nilai

ttabel adalah 2,365.

Dari hasil penghitungan dengan menggunakan program SPSS 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut (lihat tabel 5.5):

1. Pengaruh pertumbuhan sektor industri kecil terhadap penyerapan tenaga kerja.

Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan nilai thitung pertumbuhan industri kecil

sebesar 1,101 dengan tingkat signifikan 0,333. Ini berarti nilai signifikansi sebesar 0,333 > 0,05. Dan thitung

pertumbuhan sektor industri sebesar 1,101 < ttabel 2,365. Dengan demikian H0

diterima dan Ha ditolak. Maka

pertumbuhan sektor industri kecil berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

2. Pengaruh investasi terhadap penyerapan tenaga kerja

Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan nilai thitung investasi sebesar 3,731

dengan tingkat signifikan 0,020. Ini berarti nilai signifikansi sebesar 0,020 < 0,05. Dan thitung investasi sebesar 3,731 >

ttabel 2,365. Dengan demikian H0 ditolak

dan Ha diterima. Maka investasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

3. Pengaruh upah terhadap penyerapan tenaga kerja

Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan nilai thitung upah sebesar 3,575 dengan

tingkat signifikan 0,023. Ini berarti nilai signifikansi sebesar 0,023 < 0,05. Dan thitung pertumbuhan sektor industri

sebesar 3,575 > ttabel 2,365. Dengan

demikian H0 ditolak dan Ha diterima.

Maka upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh Laju Pertumbuhan Sektor Industri Kecil, Investasi dan Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diuraikan diatas serta hasil penghitungan yang telah dilakukan dengan program SPSS 16.0 diketahui bahwa nilai Fhitung (125,305)

> Ftabel (6,59) dan signifikan 0,000 < 0,05.

Dengan demikian maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaru positif dan signifikan antara variabel pertumbuhan sektor industri, investasi dan upah terhadap penyerapan tenaga kerja yang ada di kota Surabaya diterima. Karena dari ketiga variabel independen tersebut berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.

Variabel Yang Paling Dominan Pengaruhnya Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diuraikan diatas serta hasil penghitungan dengan menggunakan uji signifikansi regresi secara parsial (uji t) yang telah dilakukan dengan program SPSS 16.0 diketahui bahwa:

1. nilai thitung pertumbuhan industri kecil

sebesar 1,101 dengan tingkat signifikan 0,333. Ini berarti nilai signifikansi sebesar 0,333 > 0,05. Dan thitung pertumbuhan sektor industri

(13)

443 JEB 17

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 431 - 444 Volume 2, Nomor 2, September 2017 pertumbuhan sektor industri kecil

berpengaruh namun tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal ini disebabkan kerana keterbatasan yang dimiliki oleh sektor industri kecil. Misalnya keterbatasan dalam hal pemenuhan bahan baku, tenaga kerja atau modal. Sehingga tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Kemudahan peningkatan jumlah industri kecil yang terjadi setiap tahun juga menajadikan indutri kecil mudah berkurang karena faktor keterbatasan yang dimiki. Jadi meskipun jumlah industri kecil setiap tahun meningkat tetapi pengaruh mereka dalam penyerapan tenaga kerja tidak signifikan.

2. nilai thitung investasi sebesar 3,731

dengan tingkat signifikan 0,020. Ini berarti nilai signifikansi sebesar 0,020 < 0,05. Dan thitung investasi sebesar

3,731 > ttabel 2,365. Maka pengaruh

investasi adalah positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Apabila investasi naik maka penyerapan tenaga kerja sektor industri mengalami kenaikan. Semakin meningkatnya nilai investai maka perusahaan-perusahaan akan memperbesar hasil produksi atau akan ada perusahaan-perusahaan baru yang pada akhirnya membutuhkan tenaga kerja atau menciptakan lapangan kerja baru sehingga penyerapan tenaga kerja juga ikut meningkat.

3. nilai thitung upah sebesar 3,575 dengan

tingkat signifikan 0,023. Ini berarti nilai signifikansi sebesar 0,02 < 0,05. Dan thitung pertumbuhan sektor industri

sebesar 3,575 > ttabel 2,365. Maka

pengaruh upah adalah positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Semakin tinggi nilai upah maka penyerapan tenaga kerja juga ikut naik. Karena nilai upah yang yang selalu meningkat dan kaitannya dengan harga yang selalu mengalami kenaikan nilai setiap tahunnya maka dari itu pengaruh

upah cukup signifikan meskipun nilainya kecil.

Dari ketiga hasil analisis variabel pertumbuhan sektor industri kecil, investasi dan upah. Variabel investasilah yang memiliki pengaruh paling dominan. Yaitu dengan nilai thitung yang paling besar yaitu

3,731 dibandingkan dengan nilai thitung

variabel pertumbuhan industri kecil atau upah. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa variabel investasi memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap penyerapan tenaga kerja di kota Surabaya diterima.

6. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang ada dalam penelitian ini maka dapat diambil bebrapa kesimpulan, antara lain:

1. Laju pertumbuhan sektor industri adalah variabel yang nilainya paling fluktuatif dibandingkan nilai-nilai variabel lain yang cenderung naik setiap tahunnya. 2. Variabel laju pertumbuhan sektor

industri kecil tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di kota Surabaya.

3. Variabel investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di mota Surabaya. Dan juga merupakan variabel yang palin dominan dalam mempengaruhu penyerapan tenaga kerja sektor industri kecil yang ada di kota Surabaya.

4. Variabel upah memiliki pengaruh positif dan dominan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri kecil di kota Surabaya. Sehingga apabila upah naik maka penyerapan tenaga kerja sektor industri juga ikut meningkat.

5. Berdasarkan uji secara simultan atau bersama-sama variabel independen yaitu laju pertumbuhan sektor industri kecil, investasi dan upah secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap penyerapan

(14)

444 JEB 17

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 431 - 444 Volume 2, Nomor 2, September 2017 tenaga kerja sektor industri kecil di kota

Surabaya. Saran

Dari kesimpulan diatas maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Adanya inovasi yang lebih banyak terhadap sektor industri kecil agar mampu untuk bersaing dalam era globalisasi yang sudah ada di depan mata.

2. Diharapkan pemerintah dapat membantu dalam memberikan kemudahan kredit bagi para pengusaha sektor industri yang ingin mengembangkan usahnya. Terutama untuk industri padat karya. Sehingga dapat menyerap pekerja lebih banyak lagi.

3. Meningkatkan peluang investasi bagi para investor. Karena investasi memiliki peran paling dominan dalam penyerapan tenaga kerja yang ada. 4. Kebijakan dalam menentukan besaran

upah yang diperoleh pekerja agar di sesuaikan dengan kebutuhan hidup layak pekerja. dengan demikian pekerja pun dapat hidup layak dan bekerja dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

Global. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Payaman J Simanjuntak, 1985, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia,

BPFE UI,Jakarta.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/Men/1999 Tenatang Upah Minimum Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan

Provinsi Sebagai daerah otonom Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 1981

Tentang Perlindungan Upah

Prasetyo, P. Eko. 2009. Fundamental Makro Ekonomi.Yogyakarta : Beta Offset

Sudarsono dkk, 1988, Ekonomi Sumber Daya Manusia, Karunia Jakarta,

Universitas Terbuka Jakarta.

Undang-undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial dan Tenaga Kerja Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan

Undang-Unda,ng Republik Indosnesia No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman

Modal

Zamroni, M. Taufik. 2007. Analisis Penyerapan Tenaga Pada Industri Kecil Studi di Industri Kecil Mebel di Kota Semarang: Tesis. Semarang: Fakultas Ekonomi UNDIP

, Surabaya Dalam Angka. Berbagai Terbitan. Diunduh 20

November 2014 Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. , Jakarta: PT Rineka Cipta

Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN

Badan Pusat Statistik 2013, Kota Surabaya Dalam Angka Surabaya

Badan Pusat Statistik 2008, Kota Surabaya Dalam Angka Surabaya

Dumairy, 1996, Perekonomian Indonesia, Erlangga Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Ekonomika Indosnesia Dinamika Lingkungan Bisnis di Tengah Krisis

id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Surab aya. Diunduh tanggal 10

(15)

445 JEB 17

Gambar

Tabel 5.4  Tabulasi Data Mentah
Tabel 5.6  Model Summary

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2009 ini Kebun Raya “Eka Karya” Bali menggandeng kembali Universitas Udayana, beserta Penggalang Taksonomi Tumbuhan Indonesia dan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali

Menurut Amalia Levanoni, sikap para petinggi Mamlûk yang se­ belumnya menyerahkan urusan kepemimpinan kepada Syajarat al­ Durr dan tanggapan Syajarat al­Durr yang menerima

Kebijakan larangan ekspor Indonesia ini ternyata berdampak pada harga nikel di dunia dan juga kondisi nikel di dunia karena posisi Indonesia yang selama ini menjadi

Menurut saya apa yang dilakukan oleh Dani dengan men-deface KPU adalah mengakses komputer dimana data-data tentang hasil Pemilu terekam, dan pada UU RI No.36 tahun 1999 tidak

Berdasarkan perbedaan pertumbuhan laba antar kelompok perusahaan dan antar periode, serta terdapat ketidaksamaan ( inkonsistensi ) diantara para peneliti, maka penelitian

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk..

flakes , mengetahui formula terbaik flakes berbahan dasar tepung milet putih dengan penambahan koya ikan gabus dan tepung tempe sebagai sereal tinggi protein

Regulasi diri adalah kemampuan mengatur tingkah laku dan menjalankan tingkah laku tersebut sebagai strategi yang berpengaruh terhadap performansi seseorang mencapai