• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketenagakerjaan 2.1.1 Kesempatan Kerja dan Tenaga Kerja - Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi, Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketenagakerjaan 2.1.1 Kesempatan Kerja dan Tenaga Kerja - Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi, Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Ketenagakerjaan

2.1.1 Kesempatan Kerja dan Tenaga Kerja

Menurut Suroto (1992), kesempatan kerja adalah keadaan orang yang sedang mempunyai

pekerjaan dalam suatu wilayah. Menurut Payaman (2001), kesempatan kerja adalah penduduk

yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor. Pendapat lain mengatakan, kesempatan

kerja adalah termasuk lapangan pekerjaan yang sudah diduduki dan masih lowong. Dari

lapangan pekerjaan yang masih lowong tersebut timbul kebutuhan tenaga kerja yang datang.

Adanya kebutuhan tersebut berarti ada kesempatan kerja bagi orang yang menganggur untuk

bekerja (Tambunan, 1998). Dengan kata lain, kesempatan kerja disini tidak menunjukkan pada

potensi tetapi pada fakta jumlah orang yang bekerja. Dan jumlah orang yang bekerja tersebut

termasuk kategori tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja sangat dibutuhkan oleh

perusahaan/lembaga pada suatu tingkat upah tertentu.

Dalam pasal 1 angka 2 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.

Sedangkan dalam buku Lalu Husni “Hukum Ketenagakerjaan Indonesia” Payaman J.

Simanjuntak mengatakan bahwa tenaga kerja adalah mencakup penduduk yang sudah atau

sedang bekerja, yang sedang mencari kerja dan yang melakukan pekerjaan lain seperti sekolah

dan mengurus rumah tangga. Penulis yang lain mengatakan bahwa tenaga kerja adalah penduduk

(2)

dapat memproduksi barang atau jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika

mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut (Mulyadi, 2003).

Semua defenisi dari tenaga kerja tersebut menyimpulkan bahwa tenaga kerja adalah

penduduk dengan usia kerja yang telah ditetapkan yang dapat memproduksi barang atau jasa dan

sesuai dengan permintaan dari mereka. Adanya permintaan tenaga kerja karena terdapat

kebutuhan yang sudah didasarkan atas kesediaan membayarkan upah tertentu sebagai

imbalannya (Suroto, 1992). Kurva permintaan tenaga kerja menggambarkan jumlah maksimum

tenaga kerja yang seorang pengusaha bersedia untuk memperkerjakan pada setiap kemungkinan

tingkat upah dalam jangka waktu tertentu. Tenaga kerja terdiri dari : 1) Angkatan Kerja (Labor

Force) dan 2) Bukan Angkatan Kerja.

Angkatan kerja (Labor Force) adalah penduduk yang bekerja dan yang tidak bekerja tetapi

siap untuk mencari kerja. Dan bukan angkatan kerja adalah mereka yang masih bersekolah, ibu

rumah tangga dan para penyandang cacat lanjut usia (Prijono, 1996).

2.1.2 Jenis-Jenis Tenaga Kerja

Jenis tenaga kerja dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu :

1. Tenaga kerja terampil tinggi (high skilled labour). Yang termasuk ke dalam kelompok

tenaga kerja ini adalah pada digit 0/1 dan 2 yakni tenaga profesional, teknisi dan yang

(3)

2. Tenaga kerja tidak terampil (casual white collar worker) namun masuk ke dalam “kerah

putih” adalah yang bekerja pada jenis digit 3,4 dan 5 yakni tenaga tata usaha yang sejenis,

tenaga usaha penjualan dan tenaga usaha jasa

3. Tenaga kerja kasar (blue collar worker) yang masuk ke dalam digit 6/7/8/9 dan lainnya,

yakni mereka yang bekerja sebagai tenaga usaha pertanian, peternakan, perburuan dan

perikanan, tenaga produksi, operator alat-alat angkutan dan pekerja kasar serta lainnya

(Elfindri dan Nasri, 2004).

Di Sumatera Utara jenis pekerjaannya lebih banyak tenaga kerja tidak terampil (casual white

collar worker) yaitu sebagai buruh dan karyawan sebanyak 28,43% dari jumlah angkatan kerja di

Sumatera Utara Februari 2012 sebanyak 6,56 juta orang (dephut.go.id).

2.1.2 Teori Tenaga kerja

Lewis, (dalam Sadono Sukirno, 2006) menyatakan bahwa Kenaikan produktivitas

merupakan keadaan yang menyebabkan proses pembangunan terus-menerus berlangsung.

Dengan adanya kenaikan produktivitas maka produk marjinal tenaga kerja di sektor kapitalis

dapat dipertahankan agar besarnya tetap lebih dari tingkat upah di sektor tersebut. Keadaan ini

memungkinkan para pengusaha tetap dapat mengembangkan kegiatan-kegiatan produktif

(4)

Dapat disimpulkan bahwa inti dari teori Lewis memberikan gambaran tentang peranan

pembentukan modal terhadap perkembangan kesempatan kerja dan kenaikan produktifitas dan

akibat dari perubahan-perubahan tersebut kepada perekonomian. Teori Lewis mengemukakan

bahwa kelebihan pekerja merupakan kesempatan dan bukan suatu masalah. Kelebihan pekerja

satu sektor akan memberikan andil terhadap pertumbuhan output dan penyediaan pekerja di

sektor lain.

Teori Fei-Ranis berpendapat bahwa berkaitan dengan negara berkembang yang mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut : kelebihan buruh, sumber daya alamnya belum dapat diolah, sebagian

besar penduduknya bergerak di sektor pertanian, banyak pengangguran dan tingkat pertumbuhan

penduduk yang tinggi. Menurut Fei-Ranis ada tiga tahap dalam kondisi kelebihan buruh.

Pertama, dimana pengangguran semu dialihkan ke sektor industri dengan upah institusional yang

sama. Kedua, tahap dimana pekerjaan pertanian menambah output tetapi memproduksi lebih dari

upah institusional yang mereka peroleh, dialihkan pula ke sektor indutri. Ketiga, tahap ditandai

awal pertumbuhan swasembada pada saat buruh pertanian menghasilkan output lebih daripada

perolehan upah institusional.

2.2Upah

2.2.1 Pengertian Upah

Dalam peraturan pemerintah No. 8 Tahun 1981 tentang perlindungan upah disebutkan

bahwa upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk suatu

pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang

(5)

dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh, termasuk tunjangan,

baik untuk buruh itu sendiri maupun keluarganya.

Dalam pasal 1 angka 30 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

menyebutkan pengertian upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam

bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang

ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan

perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu

pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

Dengan kata lain bahwa upah adalah imbalan yang didapat pekerja/buruh atas pekerjaan

yang dilakukan dengan adanya suatu perjanjian kerja yang telah disepakati. Walaupun adanya

perjanjian kerja yang disepakati, namun pemerintah membuat kebijakan untuk melindungi para

pekerja/buruh atas upah yang mereka terima. Agar para pengusaha juga tidak dapat memberikan

upah yang terlalu rendah kepada pekerja/buruh. Sebagaimana undang-undang No. 13 Tahun

2003 menyebutkan setiap/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan

yang layak bagi kemanusiaan (Pasal 88 ayat 1). Oleh karena itu, pemerintah menetapkan

kebijakan standar upah terendah melalui peraturan perundang-undangan yang disebut upah

minimum atau dalam era otonomi daerah saat ini disebut “Upah Minimum Provinsi”. Upah

minimum provinsi adalah upah minimum yang berlaku untuk semua perusahaan dalam daerah

tertentu.

Dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Per-01/Men/1999 mengatakan bahwa upah

(6)

Tujuan ditetapkannya upah minimum adalah untuk memberikan penghasilan yang layak bagi

pekerja tanpa harus mengenyampingkan produktifitas perusahaan.

2.2.2 Teori-teori Upah Tenaga Kerja

Teori yang mendasari sistem pengupahan pada dasarnya dibedakan atas dua ekstrim.

Pertama, didasarkan pada ajaran Karl Marx yang berpendapat :

1. Teori nilai, bahwa hanya buruh yang merupakan sumber nilai ekonomi. Jadi nilai suatu

barang adalah nilai dari jasa buruh atau dari jumlah waktu kerja yang dipergunakan untuk

memproduksi barang tersebut.

2. Peranan selera dan pola konsumsi masyarakat ternyata sangat berpengaruh dalam penentuan

harga. Marx berpendapat bahwa kapitalis selalu menciptakan barang-barang modal untuk

mengurangi penggunaan buruh. Dengan demikian munculnya pengangguran yang besar.

Dengan adanya pengangguran yang besar ini pengusaha dapat menekan upah.

Didalam pembahasan mengenai tenaga kerja, diasumsikan terdapatnya keseimbangan antara

penawaran dengan permintaan tenaga kerja pada tingkat upah tertentu dengan jumlah tenaga

kerja yang tertentu pula. Bila ada campur tangan pemerintah ataupun desakan tenaga kerja dalam

menentukan upah minimum, keseimbangan ini tidak menunjukkan tingkat upah yang berlaku di

pasar kerja. Dalam teori tenaga kerja yang ditandai dengan persaingan, diperkirakan pengenaan

upah minimal yang efektif akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja. Hal ini bisa diperhatikan

dalam gambar dibawah ini.

Upah

(7)

Um ---a--b---c

Ue ---

S

TKm D

0 Tke Jumlah Tenaga Kerja

Gambar 2.1 Pengaruh Upah Minimal Resmi Dalam Pasar Persaingan Sempurna

Kurva permintaan tenaga kerja adalah DD dan kurva penawarannya adalah SS. Titik pertemuan

kedua kurva ini menunjukkan keseimbangan upah pada Ue dan banyaknya tenaga kerja yang

dipekerjakan Tke. Apabila ditetapkan upah minimum sebesar Um, yang berada di atas upah nyata

di pasar Ue, maka jumlah tenaga kerja yang dikerjakan akan berkurang dari Tke ke titik TKm.

Pengurangan pekerja sebesar TKe – TKm ini lebih kecil dari kelebihan penawaran tenaga kerja

akibat penetapan upah minimum. Hal ini terjadi karena semakin banyaknya orang yang ingin

masuk pasar kerja bila mendengar upah dinaikkan. Namun, harapan mereka sia-sia, karena dari

gambar tersebut tampak, bila upah dinaikkan maka pengusaha justru berusaha mengurangi

pekerjanya. Sehingga orang-orang yang ingin bekerja dengan tingkat upah yang baru, Um, tidak

bisa dipekerjakan. Keadaan ini menyebabkan sebagian orang kehilangan pekerjaannya, garis ab,

dan yang lain mungkin bekerja dimana saja meskipun dengan tingkat upah yang lebih rendah

dari Um, seperti ditunjukkan dengan garis bc (Prijono, 1989).

Teori lain menjelaskan teori upah-efisiensi mengajukan penyebab kekakuan upah dan

(8)

1. Teori ini menyatakan bahwa upah yang tinggi membuat para pekerja lebih produktif.

2. Teori kedua menyatakan, upah yang tinggi menurunkan perputaran tenaga kerja. Para

pekerja keluar dari pekerjaannya karena berbagai alasan untuk menerima posisi yang

lebih baik di perusahaan lain, mengubah karier atau pindah ke wilayah lain. Teori ini

lebih relevan bagi negara-negara maju.

3. Teori ketiga menyatakan bahwa kualitas rata-rata dari tenaga kerja perusahaan

bergantung pada upah yang dibayar kepada karyawannya

4. Teori keempat menyatakan bahwa upah yang tinggi meningkatkan upaya pekerja.

Upah di provinsi Sumatera Utara lebih mengarah kepada teori upah-efisiensi poin ketiga dan

keempat. Hal ini dibuktikan karena banyaknya tuntutan dari masyarakat dalam meningkatkan

upah minimum provinsi.

Dalam buku Elfindri dan Nasri, Manning (2000) menyampaikan pendekatan Keynessian dan

Neo Klassic yaitu penggunaan asumsi bekerjanya dampak perubahan upah terhadap penggunaan

ketenagakerjaan pada perekonomian makro. Keynessian dengan non-flexible wage hypothesis

menyatakan bahwa penurunan nilai real upah menyebabkan penurunan permintaan tenaga kerja.

Sedangkan Neo Klassic dalam flexible wage hypotesis menyatakan dampak penurunan upah

menyebabkan berpindahnya tenaga kerja dari sektor upahan ke sektor non upahan. Akan tetapi

hipotesa Neo classic lebih relevan untuk tenaga kerja di Sumatera Utara khususnya pada masa

sekarang.

. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa hubungan upah dengan kesempatan kerja

memiliki dua sisi yaitu upah dapat menurunkan kesempatan kerja dan kenaikan upah juga dapat

(9)

dan menunjukkan peningkatan kesempatan kerja sebanyak 5 persen, itu berarti upah minimum

provinsi menambah jumlah orang yang bekerja sebanyak 5 persen.

2.3Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Schumpeter dalam (Iskandar, 2008) pertumbuhan ekonomi adalah pertambahan

output (pendapatan nasional) yang disebabkan oleh pertambahan alami dari tingkat pertambahan

penduduk dan tingkat tabungan.

Pendapat lain mengatakan pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan dalam kemampuan

dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa (Muana Nanga,

2005). Dalam Sadono Sukirno (2006) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah suatu

ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun

tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Menurut Prof. Simon Kuznets mendefenisikan pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan

jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak

barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan

teknologi, penyesuaian kelembagaan dan ideologi yang diperlukannya.

Sehingga dapat disimpulkan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita

dalam jangka panjang dalam suatu negara. Pertumbuhan ekonomi lebih mengacu pada

perubahan kuantitatif dan diukur dengan menggunakan data Produk Domestik Bruto (PDB) /

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau pendapatan atau output perkapita.

(10)

1. Teori Pertumbuhan Klasik

Menurut Adam Smith, pembangunan merupakan proses perpaduan antara pertumbuhan

penduduk dan kemajuan teknologi. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar, dan

perluasan pasar akan mendorong tingkat spesialisasi. Dengan adanya spesialisasi akan

mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi atau mempercepat proses pembangunan, karena

spesialisasi akan mendorong tingkat perkembangan teknologi (Suryana, 2000).

2. Teori Basis Ekonomi

Teori ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pembangunan ekonomi suatu daerah

berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah.

Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja,

bahan baku untuk kemudian diekspor, sehingga akan menghasilkan kekayaan daerah dan

penciptaan peluang kerja (Job creation) baru (Arsyad, 2010).

Strategi pembangunan daerah berdasarkan teori ini memberikan penekanan kepada

pentingnya dunia usaha yang mempunyai pasar secara luas. Laju pertumbuhan ekonomi pada

suatu tahun tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini :

Yt =

PDRBt−PDRBt−1

PDRBt−1 X 100

Secara teori semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu sektor, maka semakin tinggi

pertumbuhan kesempatan kerja sektor tersebut. Dengan kata lain hubungan pertumbuhan

ekonomi dengan kesempatan kerja sangat erat, semakin baik peningkatan pertumbuhan ekonomi,

maka semakin meningkat kesempatan kerja yang tersedia.

(11)

Salah satu faktor-faktor pertumbuhan ekonomi menurut Todaro (1998) adalah pertumbuhan

penduduk dan tenaga kerja. Todaro mengatakan pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja

merupakan faktor positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang

lebih besar akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertambahan penduduk yang

lebih besar akan menambah luasnya pasar domestik.

Pertumbuhan ekonomi akan mendorong kenaikan produktivitas. Kenaikan produktivitas

total adalah kenaikan hasil atau output per unit dari seluruh sumber daya sehingga menyebabkan

peningkatan produktifitas tenaga kerja. Kenaikan produktifitas tenaga kerja ada yang bersifat

positif dan diantaranya ada yang bersifat negatif. Karena meningkatnya produktivitas

menyebabkan penggunaan lebih banyak modal dalam proses produksi atau sehubungan adanya

impor mesin-mesin dan peralatan serba canggih yang cenderung mengurangi pemakaian tenaga

kerja, hal ini dapat merugikan kepentingan negara-negara yang pencari kerjanya sangat banyak.

Adanya penggunaan barang modal tidak hanya membuang-buang sumber daya keuangan

domestik serta devisa, tetapi juga akan menghalangi upaya-upaya dalam rangka menciptakan

pertumbuhan penciptaan lapangan kerja baru (Todaro, 1998).

Pertumbuhan ekonomi mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat

dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, pertumbuan ekonomi menunjukkan sejauh mana

aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan kesempatan kerja dalam setiap

periodenya. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah yang terus menunjukkan

peningkatan, maka itu menggambarkan bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut

berkembang dengan baik.

(12)

Menurut penelitian Arifatul (2013), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau

sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah

keuntungan di masa yang akan datang. Sedangkan pendapat lain mengatakan, investasi adalah

jumlah yang dibelanjakan sektor bisnis untuk menambah stok modal dalam periode tertentu

(Muana Nanga, 2005).

Menurut Sadono Sukirno (2000) kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus

menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan

nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.

Dampak langsung dari investasi adalah investor mendapat keuntungan yang memadai untuk

melakukan penambahan modal, meningkatkan produktivitas, meningkatkan kesejahteraan

pekerja, dan melakukan ekspansi usaha.

Oleh sebab itu, investasi merupakan kegiatan yang dilaksanakan saat ini dengan mengolah

dana atau sumber daya yang tersedia sehingga akan memperoleh keuntungan dari usaha yang

telah dilakukan.

2.4.1 Jenis-Jenis Investasi

Jenis-jenis investasi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu (Sukirno, 2010) :

1. Autonomous investment, yaitu investasi yang tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan,

misalnya investasi pada rehabilitasi prasarana jalan danirigasi. Investasi jenis ini biasanya

lebih banyak dilakukan oleh sektor pemerintah, karena investasi ini akan menyangkut

(13)

2. Induced investment, yaitu macam investasi yang mempunyai hubungan dengan tingkat

pendapatan, misalnya adanya kenaikan pendapatan yang ada pada masyarakat di suatu

tempat atau negara menyebabkan kenaikan kebutuhan barang tertentu. Kenaikan atau

pertambahan permintaan terhadap barang sudah pasti akan mendorong untuk melakukan

investasi.

3. Investasi yang sifatnya dipengaruhi oleh adanya kenaikan tingkat bunga uang atas modal

yang berlaku di masyarakat.

2.4.2 Investasi Dan Kesempatan kerja

Menurut neo-klasik tingkat bunga dan tingkat pendapatan menentukan tingginya tingkat

tabungan. Dimana tingkat bunga akan menentukan tingginya tingkat investasi. Jika tingkat bunga

rendah, maka tingkat investasi akan tinggi, dan sebaliknya. Apabila permintaan investasi

berkurang maka tingkat bunga turun dan barang-barang kapital turun dan keinginan untuk

menabung akan turun. Dalam tingkat perkembangan ini, akumulasi modal berakhir dan

perekonomian menjadi tidak berkembang.

Investasi adalah kata kunci penentu laju pertumbuhan ekonomi, karena disamping akan

mendorong kenaikan ouput secara signifikan, juga secara otomatis akan meningkatkan

permintaan input, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan kesempatan kerja dan

kesejahteraan masyarakat sebagai konsekuensi dari meningkatnya pendapatan yang diterima

masyarakat (Makmun dan Yasin, 2003).

Menurut Rostow dalam ( Todaro, 2000) menyatakan bahwa setiap upaya untuk tinggal

landas mengharuskan adanya mobilisasi tabungan dalam dan luar negeri dengan maksud untuk

(14)

Dengan meningkatnya investasi dengan berarti akan menciptakan lapangan pekerjaan yang

baru, sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi. Terciptanya lapangan kerja yang baru

berarti memperluas kesempatan kerja yang tersedia dan menyerap tenaga kerja yang lebih

banyak lagi. Masyarakat yang bekerja juga pasti akan meningkat.

2.5Penelitian Terdahulu

Dalam mendukung penelitian yang dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, maka ada

penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu bertujuan untuk

membandingkan dan memperkuat atas hasil analisis yang dilakukan. Hasil dari penelitian

terdahulu dapat dilihat berikut ini:

1. Mukhamad Rizal Azaini (2014), Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah

Minimum dan Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Malang (studi kasus

pada tahun 1998-2012), menunjukkan hasil pertumbuhan ekonomi dan investasi

berpengaruh positif terhadap kesempatan kerja, namun upah minimum berpengaruh

negatif terhadap kesempatan kerja.

2. Ikka Dewi Rahmawati (2013), Pengaruh Investasi dan Tingkat Upah Terhadap

Kesempatan Kerja di Jawa Timur, menunjukkan hasil investasi berpengaruh tidak

signifikan terhadap variabel kesempatan kerja di Jawa Timur dan tingkat upah

berpengaruh signifikan terhadap variabel kesempatan kerja di Jawa Timur.

3. Arifatul Chusna (2013), Pengaruh Laju Pertumbuhan Sektor Industri, Investasi, dan Upah

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Provinsi Jawa Tengah Tahun

1980-2011, menunjukkan hasil variabel investasi dan upah berpengaruh positif dan

(15)

sedangkan laju pertumbuhan sektor industri tidak berpengaruh terhadap penyerapan

tenaga kerja.

2.6Ringkasan Penelitian Terdahulu

No NAMA dan Sedang di Jawa

Tengah (35 kesempatan kerja di Jawa Timur dan tingkat upah berpengaruh signifikan terhadap variabel kesempatan kerja di Jawa Timur.

3 Arifatul Chusna (2013)

(16)

2.7Kerangka Konseptual

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual 2.9 Hipotesis

Berdasarkan penelitian terdahulu diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah :

1. Diduga upah minimum provinsi berdampak positif terhadap kesempatan kerja di

Sumatera Utara.

2. Diduga pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap kesempatan kerja di

Sumatera Utara. Upah Minimum Provinsi

Sumatera Utara

Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara

Investasi

Kesempatan kerja Provinsi

Gambar

Gambar 2.1 Pengaruh Upah Minimal Resmi Dalam Pasar Persaingan Sempurna
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

research dealing with teaching speaking using KWL strategy to improve. student’s speaking skill at the seventh year of SMPN

Menurut Amalia Levanoni, sikap para petinggi Mamlûk yang se­ belumnya menyerahkan urusan kepemimpinan kepada Syajarat al­ Durr dan tanggapan Syajarat al­Durr yang menerima

24 Subyek 1.Sebagai frater yunior yang tercatat sebagai anggota kongregasi frater CMM, selalu diberikan kepercayaan dalam mengemban sebuah tugas atau tanggungjawab dalam

1) Toleransi akan resiko berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa untuk berwirausaha, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan mahasiswa dalam

Dapat dilihat bahwa angka porositas terbesar terletak pada spesimen B yang merupakan hasil pengecoran dari almuniun yang menggunakan media pasir cetak dengan campuran pasir

flakes , mengetahui formula terbaik flakes berbahan dasar tepung milet putih dengan penambahan koya ikan gabus dan tepung tempe sebagai sereal tinggi protein

Hasil penelitian efek hepatoprotektif serbuk kering teripang emas ( Stichopus variegatus ) dapat disimpulkan bahwa pemberian serbuk kering teripang emas ( Stichopus

Asuhan kebidanan berkelanjutan adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan.Tujuan asuhan komprehensif yang