vii
ABSTRACT
This research aims to examine the influence of auditor’s professionalism and auditor’s professional ethics toward materiality level judgment. This research uses primary data in distributing questionnaires, which is conducted in Bandung with auditor respondents who worked in the Office of Public Accountant. Determination of sample is done with using purposive sampling. There are fifty questionnaires distributed, but only fourty questionnairs return. Analyzing the data for hypothesis testing is done by multiple regressions tests.
Based on the results of multiple regressions tests known treatment that the independent variable (auditor’s professionalism and auditor’s professional ethics) have an impact on the dependent variable (the level of materiality) with a percentage of the influence of 68,7%. The results of this research indicate that the ethics of the profession of auditor's significant influence on consideration of that both partial and simultaneous auditor’s professionalism and auditor’s ethics significantly effect materiality level judgment.
Key Words: Auditor’s professionalism, Auditor’s professional ethics, materiality
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profesionalisme auditor dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Pada penelitian ini digunakan data primer dalam penyebaran kuesioner yang dilakukan di Bandung dengan responden auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Kuesioner yang disebarkan berjumlah lima puluh akan tetapi hanya empat puluh yang kembali. Penganalisaan data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan uji regresi berganda.
Berdasarkan hasil pengolahan Uji Regresi Berganda diketahui bahwa variabel independen (profesionalisme auditor dan etika profesi) memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (pertimbangan tingkat materialitas) dengan presentase pengaruh sebesar 68,7%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun simultan profesionalisme auditor dan etika profesi berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
Kata Kunci : Profesionalisme auditor, etika profesi, dan pertimbangan tingkat
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
1.4 Kegunaan Penelitian... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory) ... 12
2.1.3 Profesionalisme Auditor ... 17
2.1.3.1 Pengertian Profesionalisme ... 17
2.1.3.2 Konsep Profesionalisme ... .. 18
2.1.3.3 Cara Auditor Mewujudkan Perilaku Profesional ... 19
2.1.4 Etika Profesi ... 21
2.1.5 Pertimbangan Tingkat Materialitas ... 26
2.1.5.1 Pengertian Materialitas ... 26
2.1.5.2 Konsep Materialitas ... 27
2.1.5.3 Menentukan Pertimbangan Tingkat Materialitas ... 29
2.2 Kerangka Pemikiran ... 34
2.3 Pengembangan Hipotesis ... 37
2.3.1 Hubungan Profesionalisme Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas ... 38
2.3.2 Hubungan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas ... 39
2.3.3 Hubungan Profesionalisme Auditor dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas ... 40
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... 42
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 42
3.2.1 Populasi ... 42
xi
3.3 Metode Penelitian... 45
3.3.1 Jenis Penelitian ... 45
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 45
3.3.3 Jenis dan Sumber Data ... 47
3.4 Definisi Operasional dan VariabelPenelitian ... 48
3.4.1 Variabel Dependen (Y) ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 61
4.1.1 Deskriptif Data ... 61
4.1.2.1 Uji Validitas ... 66
4.1.2.2 Uji Reliabilitas ... 68
4.1.3 Deskriptif Data Variabel Penelitian ... 69
4.1.3.1 Variabel Profesionalisme Auditor ... 70
4.1.3.2 Variabel Etika Profesi ... 79
4.1.3.3 Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas ... 88
4.1.4 Uji Asumsi Klasik ... 97
4.1.4.1 Uji Normalitas ... 97
4.1.4.2 Uji Multikolinieritas ... 98
4.1.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 99
4.1.5 Uji Hipotesis ... 100
4.1.5.1 Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda ... 101
4.1.5.2 Analisis Korelasi Ganda ... 102
4.1.5.3 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji-F) ... 103
4.1.5.4 Pengujian Hipotesis Parsial (Uji-t) ... 105
4.2 Pembahasan ... 107
4.2.1 Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas ... 108
4.2.2 Pengaruh Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas ... 109
4.2.3 Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Etika Profesi ... terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas ... 110
xiii
5.2 Saran ... 113
DAFTAR PUSTAKA ... 115
LAMPIRAN ... 120
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Etika Profesional AICPA ... 25
Gambar 2.2 Model Kerangka Pemikiran ... 37
Gambar 4.1 Normality Probability Plot ... 97
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas dengan menggunakan Scatterplot ... 100
Gambar 4.3 Kurva Uji-t Dua Pihak (X1) ... 106
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-langkah dalam Menetapkan Materialitas ... 30
Tabel 3.1 Nama kantor Akuntan Publik dan Alamat ... 44
Tabel 3.2 Daftar Skala Likert ... 47
Tabel 3.3 Operasional Variabel ... 51
Tabel 4.1 Pengembalian Kuisioner ... 61
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 62
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 63
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 64
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berprofesi ... 65
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Profesionalisme Auditor ... 67
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Etika Profesi ... 67
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas ... 68
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner Penelitian ... 69
Tabel 4.11 Tanggapan Responden tentang Profesionalisme Auditor ... 69
Tabel 4.12 Tanggapan Responden tentang Pengetahuan, Kemampuan dan Pengalaman Auditor ... 72
Tabel 4.13 Tanggapan Responden tentang Tetap Teguh Pada Profesi .... 72
Tabel 4.14 Tanggapan Responden tentang Kepuasan Batin Berprofesi Sebagai Auditor ... 73
Tabel 4.16 Tanggapan Responden tentang Profesi Auditor Merupakan
Pekerjaan yang Penting Bagi Masyarakat ... 74
Tabel 4.17 Tanggapan Responden tentang Transparansi dalam LK ... 74
Tabel 4.18 Tanggapan Responden tentang Pendapat yang Benar ... 75
Tabel 4.19 Tanggapan Responden tentang Perencanaan Materialitas ... 75
Tabel 4.20 Tanggapan Responden tentang Hasil Audit Sesuai Fakta ... 76
Tabel 4.21 Tanggapan Responden tentang Bersedia Menerima Penilaian 76 Tabel 4.22 Tanggapan Responden tentang Memberikan Penilaian ... 77
Tabel 4.23 Tanggapan Responden tentang Penentuan Ketepatan Materialitas Menentukan Penilaian Pekerjaan ... 77
Tabel 4.24 Tanggapan Responden tentang Saling Tukar Pendapat ... 78
Tabel 4.25 Tanggapan Responden tentang Mendukung Organisasi ... 78
Tabel 4.26 Tanggapan Responden tentang Bekerja Sesuai Standar ... 79
Tabel 4.27 Tanggapan Responden tentang Etika Profesi ... 80
Tabel 4.28 Tanggapan Responden tentang Tanggungjawab Profesi ... 81
Tabel 4.29 Tanggapan Responden tentang Kepentingan ... 82
Tabel 4.30 Tanggapan Responden tentang Bekerja Sebagai Satu Rekan 82 Tabel 4.31 Tanggapan Responden tentang Bersikap Obyektif ... 83
Tabel 4.32 Tanggapan Responden tentang Peinsip Kehati-hatian ... 83
Tabel 4.33 Tanggapan Responden tentang Menjaga Rahasia Klien ... 84
Tabel 4.34 Tanggapan Responden tentang Bersikap Profesional ... 84
Tabel 4.35 Tanggapan Responden tentang Bekerja Sesuai Standar ... 85
Tabel 4.36 Tanggapan Responden tentang Bekerja Sesuai Kode Etik ... 85
xvii
Tabel 4.38 Tanggapan Responden tentang Teguh Pada Kode Erik ... 86
Tabel 4.39 Tanggapan Responden tentang Penafsiran kode Etik ... 87
Tabel 4.40 Tanggapan Responden tentang Bekerja Lebih dari Ketentuan 87 Tabel 4.41 Tanggapan Responden tentang Kode Etik ... 88
Tabel 4.42 Tanggapan Responden tentang Pertimbangan Tingkat Materialitas ... 89
Tabel 4.43 Tanggapan Responden tentang Kebijakan Auditor ... 90
Tabel 4.44 Tanggapan Responden tentang Permasalahan Materialitas ... 91
Tabel 4.45 Tanggapan Responden tentang Pengetahuan Yang Memadai 91 Tabel 4.46 Tanggapan Responden tentang Pengetahuan Materialitas ... 92
Tabel 4.47 Tanggapan Responden tentang Pengetahuan Tambahan ... 92
Tabel 4.48 Tanggapan Responden tentang Pengaruh Materialitas ... 93
Tabel 4.49 Tanggapan Responden tentang Resiko Audit ... 93
Tabel 4.50 Tanggapan Responden tentang Ketepatan Materialitas ... 94
Tabel 4.51 Tanggapan Responden tentang Materialitas Perusahaan Berbeda Satu dengan Lainnya ... 95
Tabel 4.52 Tanggapan Responden tentang Perbedaan Pendapat Auditor 95 Tabel 4.53 Tanggapan Responden tentang Pentingnya Materialitas ... 96
Tabel 4.54 Tanggapan Responden tentang Kesalahan Materialitas ... 96
Tabel 4.55 Rekapitulasi Hasil Uji Multikolinieritas ... 99
Tabel 4.56 Rekapitulasi Hasil uji Regresi Linier Berganda ... 101
Tabel 4.57 Koefisien Korelasi dan Taksirannya ... 102
Tabel 4.58 Rekapitulasi Hasil Uji Korelasi Ganda ... 103
Tabel 4.59 Rekapitulasi Hasil Uji-F ... 104
DAFTAR GRAFIK
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Kuesioner Penelitian ... 121
Lampiran B Hasil Tabulasi Data Kuesioner Penelitian ... 126
Lampiran C Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Profesionalisme Auditor ... 127
Lampiran D Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Etika Profesi ... 128
Lampiran E Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pertimbangan Tingkat Materialitas ... 129
Lampiran F Hasil Uji Asumsi Klasik ... 130
Lampiran G Hasil Uji Analisis Regresi Berganda ... 132
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Bab I. Pendahuluan 2
Universitas Kristen Maranatha
Triyasa (2013) Akuntan Publik (Biasa Sitepu) dalam kasus ini telah melanggar beberapa prinsip kode etik diantaranya yaitu:
- Prinsip tanggung jawab : Dalam melaksanakan tugasnya Biasa Sitepu tidak mempertimbangkan moral dan profesionalismenya sebagai seorang akuntan sehingga dapat menimbulkan berbagai kecurangan dan membuat ketidakpercayaan masyarakat (Raden Motor) terhadap akuntan publik hilang.
- Prinsip integritas : Akuntan Publik tidak dapat mempertahankan integritasnya sehingga terjadi benturan kepentingan (conflict of interest). Kepentingan yang dimaksud adalah kepentingan publik dan kepentingan pribadi dari akuntan publik.
- Prinsip obyektivitas : Akuntan Publik melakukan tindak ketidakjujuran secara intelektual dengan melakukan kecurangan dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan Raden Motor.
- Prinsip perilaku profesional : Akuntan Publik berperilaku tidak baik dengan melakukan pembuatan laporan keuangan palsu sehingga menyebabkan reputasi profesinya buruk dan dapat mendiskreditkan profesinya.
- Prinsip standar teknis : Akuntan Publik tidak menjalankan etika/tugasnya sesuai pada etika profesi yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia-Komparatemen Akuntan Publik (IAI-KAP) diantaranya etika tersebut antara lain :
Bab I. Pendahuluan 3
c. Tanggung jawab kepada klien
d. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi
Kasus diatas merupakan salah satu contoh pelanggaran yang dilakukan oleh akuntan publik yang menyebabkan profesi akuntan beberapa tahun terakhir ini telah mengalami krisis kepercayaan. Hal ini membuktikan bahwa masih banyak akuntan publik dan auditor yang tidak menegakkan etika profesi dalam menjalankan profesinya. Alasan yang mendasari diperlukannya perilaku profesional pada setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi, terlepas dari yang dilakukan perseorangan (Mayeni, 2011). Auditor mempunyai peranan penting dalam menjembatani antara kepentingan investor dan kepentingan perusahaan sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan karena data-data perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh investor dan pemakai laporan keuangan lainnya apabila laporan keuangan yang mencerminkan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan yang telah diaudit dengan mendapat pernyataan wajar dari auditor, sehingga investor dan pemakai laporan keuangan lainnya dapat mengambil keputusan dengan benar sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya (Dewi, 2009 dalam Endah, 2012).
Dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang auditor harus memiliki
pengalaman yang memadai serta mengikuti pendidikan profesional yang
berkelanjutan untuk mendalami ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan
untuk menjadi seorang profesional. Auditor harus dapat melaksanakan tugas
Bab I. Pendahuluan 4
Universitas Kristen Maranatha
opini auditor yang tepat dan dapat dipercaya oleh para pemakai (Permatasari, 2010). Auditor sebagai profesi yang dituntut atas opini atas laporan keuangan perlu menjaga sikap profesionalnya. Masyarakat sangat menghargai profesi yang menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan anggota profesi, karena dengan demikian masyarakat akan merasa terjamin untuk memperoleh jasa yang dapat diandalkan dari profesi yang bersangkutan (Kushasyandita, 2012).
Standar Profesi Akuntan Publik SA Seksi 200 PSA No. 04 menyatakan bahwa dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang profesional dalam bidang akuntansi dan bidang auditing. Profesionalisme telah menjadi isu yang kritis untuk profesi akuntan karena dapat menggambarkan kinerja akuntan tersebut. Gambaran terhadap profesionalisme dalam profesi akuntan publik seperti yang dikemukakan oleh Hastuti et al. (2003) dicerminkan melalui lima dimensi, yaitu pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi dan hubungan dengan rekan seprofesi. Auditor harus memiliki sikap profesionalisme dan juga harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam profesinya untuk mendukung pekerjaannya dalam melakukan setiap pemeriksaan. Selain menjadi seorang profesional yang memiliki sikap profesionalisme, setiap auditor juga diharapkan memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), agar situasi persaingan tidak sehat dapat dihindarkan.
Alvin A. Arens, et.al. (2008) mendefinisikan etika (ethics) secara garis besar dapat difenisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral. Menurut Boynton,
et.al. (2002) etika profesional harus lebih dari sekedar prinsip-prinsip moral. Etika
Bab I. Pendahuluan 5
praktis dan idealistik. Boynton, et.al. menambahkan bahwa kode etik profesional dapat dirancang sebagian untuk mendorong perilaku yang ideal, sehingga harus bersifat realistis dan dapat ditegakkan. Di Indonesia, etika akuntan menjadi isu yang sangat menarik. Hal ini seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika yang dilakukan oleh akuntan, baik akuntan independen, akuntan intern perusahaan maupun akuntan pemerintah. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Di samping itu, profesi akuntansi mendapat sorotan yang cukup tajam dari masyarakat (Kusuma, 2012).
Bab I. Pendahuluan 6
Universitas Kristen Maranatha
Alvin A. Arens, et.al. (2008) mengemukakan bahwa keputusan pelaporan audit dipengaruhi oleh materialitas yang merupakan suatu pertimbangan terhadap laporan keuangan. Arens,et.al. menambahkan konsep pengaruhnya materialitas terhadap jenis opini pada laporan audit bersifat langsung dan dalam penerapannya mempertimbangkan materialitas dalam situasi tertentu merupakan pertimbangan yang sulit serta tidak ada pedoman yang sederhana dan jelas yang dapat memungkinkan auditor dapat memutuskan apakah suatu hal dianggap tidak material, material, atau sangat material.
Menurut PSA 25 (SA seksi 312) materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut. Menurut Alvin A. Arens, et.al (2008) materialitas adalah jumlah atau besarnya kekeliruan atau salah saji dalam informasi yang dalam kaitannya dengan kondisi yang bersangkutan, mungkin membuat pertimbangan pengambilan keputusan pihak yang berkepentingan berubah atau terpengaruh oleh salah saji tersebut.
Pertimbangan mengenai materialitas yang digunakan oleh auditor dihubungkan dengan keadaan sekitarnya dan mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif. Sebagai akibat interaksi antara pertimbangan kuantitatif dalam mempertimbangkan materialitas, salah saji yang jumlahnya relatif kecil ditemukan oleh auditor dapat berdampak material terhadap laporan keuangan (SA Seksi 31: 2001).
Bab I. Pendahuluan 7
jumlah rupiah materialitas suatu laporan keuangan kliennya. Jika auditor dalam menentukan jumlah rupiah materialitas terlalu rendah, auditor akan mengkonsumsi waktu dan usaha yang sebenarnya tidak diperlukan, sehingga akan memunculkan masalah yang akan merugikan auditor itu sendiri maupun Kantor Akuntan Publik tempat dimana dia bekerja, dikarenakan tidak efisiennya waktu dan usaha yang digunakan oleh auditor tersebut untuk menentukan jumlah materialitas suatu laporan keuangan kliennya. Sebaliknya jika auditor menentukan jumlah rupiah materialitas terlalu tinggi, auditor akan mengabaikan salah saji yang signifikan sehingga ia memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material, yang akan dapat menimbulkan masalah yang dapat berupa rasa tidak percaya masyarakat kepada Kantor Akuntan Publik dimana auditor tersebut bekerja akan muncul karena memberikan pendapat yang ceroboh terhadap laporan keuangan yang berisi salah saji yang material (Mulyadi, 2002).
Dalam pelaksanaan audit di lapangan, tingkat materialitas yang telah ditetapkan pada tahap pembuatan program pemeriksaan dapat berubah seiring dengan adanya perubahan lingkup pemeriksaan. Jika seorang auditor tidak patuh terhadap kode etik akuntan, maka tingkat materialitas yang ditetapkan tidak akan sesuai dengan tujuan audit yang ingin dicapai. Penerapan kode etik akuntan ini membuat seorang auditor itu dapat bersikap profesional sehingga kesalahan dalam audit dapat dikurangi (Binekas, 2014).
Bab I. Pendahuluan 8
Universitas Kristen Maranatha
Muhammad ini memiliki kesimpulan bahwa profesionalisme auditor mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Reza Minanda (2013) mengenai pengaruh etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas pada akuntan yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di kota Semarang. Penelitian yang dilakukan oleh Reza Minanda dan Dul Muid ini memiliki kesimpulan bahwa etika profesi berhubungan secara signifikan dengan pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pemeriksaan laporan keuangan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh A.M. Kurniawanda (2013) mengenai pengaruh profesionalisme auditor dan etika profesi terhadap pertimbangan materialitas pada akuntan yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di kota Palembang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profesionalisme auditor dan Etika Profesi secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.
Bab I. Pendahuluan 9
kembali dengan menggunakan objek yang berbeda dibandingkan dengan objek penelitian sebelumnya, sehingga dapat diperoleh generalisasi hasil penelitian.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Etika Profesi Terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas: Studi Empiris Pada Kantor Akuntan
Publik (KAP) di Kota Bandung”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dibahas sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah Profesionalisme Auditor berpengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas?
2. Apakah Etika Profesi berpengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas?
3. Apakah Profesionalisme Auditor dan Etika Profesi berpengaruh secara simultan terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Bab I. Pendahuluan 10
Universitas Kristen Maranatha
1. Untuk menganalisis dan menguji seberapa besar Profesionalisme Auditor berpengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. 2. Untuk menganalisis dan menguji seberapa besar Etika Profesi
berpengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.
3. Untuk menganalisis dan menguji seberapa besar Profesionalisme Auditor dan Etika Profesi berpengaruh secara simultan terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan secara teoritis sebagai berikut:
1. Manfaat bagi akademisi
• Bagi pengembangan teori dan pengetahuan di bidang akuntansi, terutama yang berkaitan dengan auditing seta menambah wawasan mengenai Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.
Bab I. Pendahuluan 11
2. Manfaat Bagi Praktisi Bisnis
• Bagi Profesi Akuntan Publik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu auditor sebagai bahan masukan dalam memecahkan masalah yang disebabkan oleh profesionalisme auditor dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas sehingga dapat diterapkan dalam melakukan pekerjaannya.
• Bagi investor dan Kreditor
Agar dapat membantu investor dan kreditor dalam hal keyakinan atas penyajian laporan keuangan badan usaha.
• Bagi Peneliti
112
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil dari uji-t ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,001 lebih kecil daripada taraf signifikansi 0,05 dan nilai thitung variabel profesionalisme auditor > ttabel (3,559 > 2,026). Hal tersebut menunjukkan variabel profesionalisme auditor mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Besarnya pengaruh secara parsial profesionalisme auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas adalah sebesar 28,17%. Sehingga hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Hastuti et. al. (2003), Wahyudi et.al. (2006), Kirana (2010), Desiana (2012).
Bab V. Kesimpulan dan Saran 113
Agoes (1996), Herawati dan Susanto (2009), Kusuma (2012), Binekas (2013).
3. Berdasarkan hasil dari uji-F ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,000 lebih kecil daripada taraf signifikansi 0,05 dan nilai Fhitung > Ftabel (40,627 > 3,252), maka dapat disimpulkan bahwa variabel profesionalisme auditor dan etika profesi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Besarnya pengaruh secara simultan sebesar 68,7% terhadappertimbangan tingkat materialitas. Sedangkan sisanya 31,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati penulis. Sehingga hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Fridati (2005), Herawati dan Susanto (2009), Andriadi (2010), Kusuma (2012).
5.2 Saran
1. Bagi auditor, perlu meningkatkan pengetahuan tambahan yang dapat mendukung pertimbangan auditor dalam menentukan tingkat materialitas suatu laporan keuangan.
Bab V. Kesimpulan dan Saran 114
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan
Publik. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Akuntan Publik Diduga Terlibat. 2010. Diambil dari
http://regional.kompas.com/read/2010/05/18/21371744/Akuntan.Publik.Did uga.Terlibat. Diakses tanggal 5 Maret 2014.
Andriadi, Anggi. 2010. Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Etika Profesi
terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta.
Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2005. Management Control Systems. Jakarta: Salemba Empat.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S. Basley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi. Jakarta: Erlangga.
Arifuddin dan Sri Anik. 2002. Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi dan
Keterlibatan Kerja Terhadap Hubungan Antara Etika Kerja Islam Dengan Sikap Perubahan Organisasi. Simposium Nasional Akuntansi V, September
2002.
Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Badudu, J.S dan Sutan Muhammad Zain. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Binekas, Bani. 2014. Pengaruh Etika Profesi Auditor Terhadap Pertimbangan
Tingkat Materialitas. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
116
Universitas Kristen Maranatha
Boynton, W. C., Raymond N. J., dan Walter G. K. 2002. Modern Auditing. Edisi 7. Jilid 1. Terjemahan oleh Paul A. Rajoe, dkk. Jakarta: Erlangga.
Endah, Adityaningrum. 2012. Analisis Hubungan Antara Kondisi Keuangan Perusahaan dengan Penerimaan Opini Audit Going Concern. Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Methods dengan Program
SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Hall, Richard. 1968. Professionalism and Bureaucratization. American Sosiological Review, 33: 92-104. New Jersey.
Herawaty, Arleen dan Yulius Kurnia Susanto. 2009. Pengaruh Profesionalisme,
Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik. JAAI, Volume 13,
Nomor 2, Desember 2009, Halaman 211-220.
Hidayat, Mochamad Taufik. 2011. Pengaruh Faktor-faktor Akuntabilitas Auditor
dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Auditor. Skripsi.
Universitas Diponegoro, Semarang.
Husein, Fakhri. 2003. Pengaruh Pemahaman Kode Etik, Nilai Etis Organisasi, dan Prinsip Moral Terhadap Penilaian Etis Akuntan. Ventura Vol 6.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba Empat: Jakarta.
Ikhsan, Arfan Dan Muhammad Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat.
Indriantoro, Nur. dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics3. hal. 305-360. www.ssrn.com.
Jogiyanto. H.M. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.
Kaplan, Robert M & Dennis P. Saccuzzo. 1993. Psycological Testing Principles,
Application, and Iissues, California: Brooks/Cole Publishing Company,
Pasific Group.
Kurniawanda, A. M. 2013. Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Etika Profesi
terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. Prosiding e-Jurnal Binar
Akuntansi Vol. 2 No.1.
Kushasyandita, Sabrhina. 2012. Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Situasi Audit, Etika, dan Gender Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor Melalui Skeptisisme Profesional Auditor. Skripsi. Universitas Diponegoro,
Semarang
Kusuma, Novanda F. B. A. 2012. Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi
dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.
Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta
Mayani, T dan Ludigdo. 2001. Survey Atas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap dan perilaku Etis Akuntan. Jurnal Team. Vol II, Maret; 49-62.
Mayeni, Yeni Indra. 2011. Pengaruh Etika Profesi Auditor dalam Pengambilan
Keputusan. Rangkuman Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas,
Surabaya.
Martandi, Indriana Farid dan Sri Suranta. 2006. Persepsi Akuntan, Mahasiswa
Akuntansi, dan Karyawan Bagian Akuntansi dipandang dari Segi Gender Terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi. Simposium Nasional Akuntansi
(SNA) IX, Padang, 23-26 Agustus.
Minanda, Reza dan Dul Muid. 2013. Analisis Pengaruh Profesionalisme
118
Universitas Kristen Maranatha Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik (Studi Empiris Pada Auditor KAP di Semarang). Dipenogoro Journal of
Accounting, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013, halaman 1-8
Mulyadi. 2002. Auditing Buku I. Salemba Empat: Jakarta.
Murtanto dan Marini. 2003. Persepsi Akuntan Pria dan Wanita serta Mahasiswa dan
Mahasiswi Akuntansi terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan.
Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI. Oktober. hlm.790-805.
Nugrahaningsih, P. 2005. Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP Dalam Etika Profesi. Jurnal SNA VIII, Solo.
Permatasari, Carolina. 2010.Pengaruh Faktor Keahlian Dan IndependensiTerhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang. Jurnal.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri, Semarang. Hlmn 95.
Reiss, Michelle C, Kausik Mitra. 1998. The Effects Of Individual Difference Factors On The Acceptabillity Of Ethical and Unethical Workplace Behaviours. Journal Of Business Ethics 17: 1581-1593.
Rifqi, Muhammad. 2008. Analisis Hubungan Antara Profesionalisme Auditor
Dengan Pertimbangang Tingkat Materialitas Dalam Proses Laporan Keuangan. Jurnal Fenomena. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT ElexMedia Komputindo.
Sekaran, Uma. 2009. Research Methods for Business: A Skill Building Approach, Fifth Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons Ltd.
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Research and Development. Bandung: Alfabeta.
Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: ANDI.
Suraida, Ida. 2005. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Resiko Audit Terhadap Skeptisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik. Sosiohumaniora, Vol. 7, No. 3, November 2005, halaman 186-202.
Theresia Dwi Hastuti, Stefani Lily I, Clara Susilawati. 2003. Hubungan Antara
Profesionalisme Auditor Dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan. Jurnal Simposium Nasional
Akuntansi VI, Jakarta.
Triyasa, Erwien. 2013. Contoh-Contoh Kasus dalam Etika Profesi Akuntansi.
http://erwientriyasa.blogspot.com/2013_01_01_archive.html. Diakses tanggal 5 Maret 2014.
Ujiyanto. M. Arief dan Pramuka. B. Agus. 2007. Mekanisme Corporate Governance,
Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi
X Makasar.
Wahyudi, Hendro dan Aida Ainul Mardiyah. 2006. Pengaruh Profesionalisme
Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.
Yendrawati, Reni. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada
Perusahaan-perusahaan Go Publik di BEJ. Jurnal Keuangan dan Perbankan,