• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kadar Glukosa Darah Laki-laki Satu dan Dua Jam Pasca Konsumsi Instan Oatmeal Dibandingkan Mi Instan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan Kadar Glukosa Darah Laki-laki Satu dan Dua Jam Pasca Konsumsi Instan Oatmeal Dibandingkan Mi Instan."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KADAR GLUKOSA DARAH LAKI-LAKI SATU DAN DUA JAM PASCA KONSUMSI

INSTANT OATMEAL DIBANDINGKAN MI INSTAN

Jessica Yudiarta, 1310036 ; Pembimbing 1: Penny Setyawati M, dr, SpPK,M.Kes Pembimbing 2: Harijadi Pramono, dr. ,M.Kes.

Mi telah menjadi makanan favorit dunia karena relatif murah, mudah disajikan, dan lezat, walau telah diketahui memiliki reputasi sebagai makanan tidak sehat. Indeks glikemik mi tinggi 80, berisiko mengakibatkan hiperglikemia dan bila berlangsung dalam waktu lama akan mengakibatkan Diabetes mellitus. American Diabetes Association merekomendasikan konsumsi gandum utuh seperti oatmeal untuk mengontrol kadar glukosa darah. Indeks glikemik oatmeal rendah 55 dan mengandung tinggi serat, maka dapat menghambat absorbsi gula dari sistem pencernaan. Tujuan penelitian ini ingin membandingkan peningkatan kadar glukosa darah 1 dan 2 jam pasca konsumsi instant oatmeal dan mi instan.

Penelitian eksperimental kuasi terhadap 30 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung, pada periode Agustus-Oktober 2016. Sampel darah vena subjek penelitian dikumpulkan dalam tabung NaF setelah puasa 10 jam, 1 dan 2 jam pasca konsumsi 45 g instant oatmeal. Prosedur diulang pada subjek penelitian yang sama pasca konsumsi 85 g mi instan setelah masa klirens 1 minggu. Data dianalisis dengan uji t berpasangan α=0,05 dan p<0,05. Peningkatan kadar glukosa darah pasca konsumsi instant oatmeal dibandingkan mi instan pasca 1 jam 7,97:20,37 dan 2 jam 3,17:9,83 (mg/dL). Peningkatan kadar glukosa darah baik 1 jam maupun 2 jam pasca konsumsi instant oatmeal sangat signifikan lebih rendah dibandingkan mi instan (p<0,01). Simpulan penelitian ini yaitu peningkatan kadar glukosa darah satu dan dua jam pasca konsumsi instant oatmeal lebih rendah dibanding mi instan. Oatmeal dapat mengontrol kadar glukosa darah.

(2)

v ABSTRACT

COMPARISON THE INCREASING OF ONE AND TWO HOURS

MEN’S POSTPRANDIAL BLOOD GLUCOSE LEVELS

BETWEEN CONSUMING INSTANT OATMEAL AND INSTANT NOODLES

Jessica Yudiarta, 1310036; 1st Tutor : Penny Setyawati M., dr., Sp.PK., M.Kes. 2nd Tutor : Harijadi Pramono, dr., M.Kes.

Instant noodles are relative cheap, easy to prepare and delicious, become favourite food around world despite its unhealthy reputation. Instant noodles have high glycemic index 80, risks for hyperglycemia and if happens for long time causes Diabetes mellitus. American Diabetes Association recommend consume whole grains such as oatmeal for blood glucose controle. Oatmeal have low glycemic index 55 and high fiber, which slowing sugar absorption from digestive system. The aim of this study are to compare the increasing of postprandial blood glucose levels after one and two hours consuming oatmeal and noodles.

This quasi experimental study involved 30 young healthy men medical students of Maranatha Christian University Bandung, in the period August-October 2016. Venous blood samples were collected in NaF tubes after 10 hours fasting, one and two hours after consumed 45 g instant oatmeal. After one week clearance time, same procedure were done after consumed 85 g instant noodles. Data were analysed with paired t-test (α=0.05 and p<0.05).

Comparison of the increasing blood glucose levels after one and two hours consuming instant oatmeal and instant noodles were 7.97:20.37 (mg/dL) and 3.17:9.83 (mg/dL). The increasing blood glucose levels after one and two hours consuming instant oatmeal were very significantly lower than noodles (p<0.01). The conclusion was the increasing postprandial blood glucose levels one and two hours after consuming instant oatmeal were significantly lower than instant noodles. Oatmeal could controle blood glucose level.

Keywords: instant oatmeal, instant noodles, increasing blood glucose

(3)

DAFTAR ISI

1.2Identifikasi Masalah ... 3

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Maksud Penelitian ... 3

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Manfaat Akademis ... 4

1.4.2 Manfaat Praktis ... 4

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 4

(4)
(5)

2.8 Hiperglikemia dan Diabetes mellitus Tipe 2 ………. 28 2.8.1 Patogenesis Hiperglikemia dan Diabetes mellitus Tipe 2 ……… 28 2.8.2 Komplikasi Diabetes mellitus Tipe 2 ………... 31 2.9 Penelitian Tentang Mekanisme β-glucan pada Metabolisme Glukosa …….. 32

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan Penelitian... 34

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 36

3.3.1 Variabel Perlakuan dan Variabel Respon ... 36

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian ... 42

(6)

x

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 1.1Simpulan ... 47

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 49

LAMPIRAN ... 52

RIWAYAT HIDUP ... 59

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengangkut glukosa utama ………... 14

Tabel 2.2 Evaluasi dampak makanan tinggi karbohidrat pada non-DM ...…... 16

(8)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Kerangka pemikiran ... 6

Gambar 2.1 Faktor yang mempengaruhi pencernaan karbohidrat ………….…… 9

Gambar 2.2 Metabolisme glukosa ... 11

Gambar 2.3 Efek makanan dengan IG tinggi terhadap glukosa darah

.………… 1

5

Gambar 2.4 Grafik efek IG makanan terhadap glukosa darah …………..……... 16

Gambar 2.5 Grafik efek kadar IG dan serat makanan terhadap glukosa darah ... 16

Gambar 2.6 Avena sativa ………... 18 Gambar 2.7 Susunan lapisan bulir Avena sativa ………...…………... 19 Gambar 2.8 Tiga jenis oat (steel-cut oat (A), rolled oat (B),quick oat (C)) ….... 19 Gambar 2.9 Mekanisme pengaturan glukosa darah normal ... 22 Gambar 2.10 Tabel & grafik kadar glukosa darah hasil percobaan & teoritis ... 24 Gambar 2.11 Mekanisme dasar sekresi insulin oleh sel beta pankreas melalui stimulasi glukosa …... 25 Gambar 2.12 Grafik hubungan waktu & kadar insulin plasma ... 26 Gambar 2.13 Grafik hubungan glukosa darah dengan glukagon plasma ... 27

Gambar 2.14 Delapan organ (Ominous octet) yang berperan dalam patogenesis

hiperglikemia pada DMT-2 ………..……...…... 29 Gambar 2.15 Grafik peningkatan kadar glukosa darah (A) & GLP-1 (C) ... 33 Gambar 3.1 Alat yang digunakan dalam penelitian ... 34

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik ... 52

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Subjek Penelitian ... 53

Lampiran 3 Hasil Kadar Glukosa Darah ... 54

Lampiran 4 Hasil Analisis Data ... 56

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Gaya hidup modern dengan kesibukan tinggi dan serba otomatisasi menyebabkan masyarakat cenderung lebih suka mengonsumsi makanan cepat saji dan kurang aktivitas fisik dengan sedentary lifestyle. Pola hidup demikian mengakibatkan kasus obesitas dan Diabetes mellitus (DM) semakin meningkat secara global. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2014 prevalensi penderita obesitas kelompok usia lebih dari 18 tahun meningkat tajam menjadi lebih dari 600 juta orang (WHO, 2015). International Diabetes Federation (IDF) tahun 2015 memprediksikan bahwa pada tahun 2040 jumlah penderita DM akan mencapai 642 juta orang, 140 juta di antaranya adalah populasi masyarakat di wilayah Asia Tenggara (IDF, 2015). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 melaporkan bahwa jumlah penyandang DM di Indonesia ada 12 juta atau sekitar 6,9% (Kemenkes RI, 2014). IDF tahun 2015 melaporkan jumlah penyandang DM di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 10 juta orang dan memprediksikan pada tahun 2040 menjadi 16 juta orang (IDF, 2015). Insidensi obesitas di Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 dibandingkan 2007 didapatkan peningkatan, untuk populasi pria dewasa dari 13,9% menjadi 19,7%, dan wanita dewasa meningkat sangat ekstrim dari 14,8% menjadi 32,9 % (Kemenkes RI, 2014).

Makanan siap saji cenderung tinggi kalori karena tinggi karbohidrat, lemak, dan protein, tapi miskin mikronutrien dan rendah serat. Kebiasaan pola makan demikian cenderung mengakibatkan kondisi hiperglikemia. Kondisi hiperglikemia kronis dapat mengakibatkan resistensi reseptor insulin sehingga uptake glukosa sel-sel tubuh terganggu, maka terjadi gangguan toleransi glukosa yang dapat berkembang menjadi DM tipe 2 (DMT-2). Komplikasi DM disebabkan makroangiopati dan mikroangiopati akibat proses aterosklerosis, serta neuropati.

(11)

Komplikasi DM akibat makroangiopati antara lain hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, dan peripheral arterial disease (PAD). Komplikasi DM akibat mikroangiopati antara lain penyakit periodontal yang mengakibatkan lepasnya gigi geligi, Diabetic Retinopathy, dan Chronic Kidney Disease yang dapat berakhir dengan End State Renal Disease yang memerlukan terapi hemodialisis. Komplikasi DM neuropati akan mengakibatkan gangguan pada sistem saraf yaitu Diabetic Polyneuropathy yang umumnya disertai PAD hingga menyebabkan Diabetic foot yang dapat berkembang menjadi gangren sehingga mengakibatkan

kecacatan akibat tindakan amputasi. Komplikasi neuropati lain yang sering dijumpai pada penderita DM yaitu penurunan libido hingga gangguan fungsi seksual impotensi (ADA, 2015; PERKENI, 2015; Powers, 2016).

Mi instan adalah makanan cepat saji yang menjadi favorit masyarakat di dunia, termasuk Indonesia karena selain mudah didapat, cara penyajiannya relatif mudah dan cepat, serta mempunyai aroma dan cita rasa yang nikmat. Komposisi mi instan terutama terdiri atas tepung terigu yang mengandung karbohidrat sederhana, rendah serat, dan memiliki indeks glikemik tinggi 80 (Allocca, 2011). Upaya untuk mengatasi hiperglikemia, DM, obesitas, dan risiko penyakit kardiovaskuler, maka saat ini telah banyak diperkenalkan makanan tinggi serat dengan indeks glikemik rendah antara lain oatmeal yaitu sebesar 55 dan instant oatmeal yang lebih mudah disajikan dengan indeks glikemik sedang 65 dan kadar glukosa sedikit lebih tinggi dibandingkan traditional oatmeal. Instant oatmeal adalah oatmeal yang kulit bagian luarnya yaitu hull telah dikupas dan diolah setengah matang dengan cara dikukus dan ditekan hingga pipih, maka penyajiannya menjadi lebih mudah dan cepat, hanya diaduk dengan air panas suhu 80-90oC sekitar 90 detik dibandingkan dengan traditional oatmeal yang perlu dimasak lebih dahulu selama 3-5 menit di atas api. Oatmeal mengandung kadar serat β-glucan tinggi sehingga dapat menunda timbul rasa lapar, meningkatkan

(12)

3

Latar belakang di atas menarik minat penulis untuk mengetahui dan membandingkan indeks glikemik mi instan dan instant oatmeal terhadap peningkatan kadar glukosa darah satu dan dua jam postprandial dari kadar puasa.

1.2IDENTIFIKASI MASALAH

 Berapa rerata peningkatan kadar glukosa satu dan dua jam pasca konsumsi satu porsi kenyang instant oatmeal

 Berapa rerata peningkatan kadar glukosa satu dan dua jam pasca konsumsi satu porsi kenyang mi instan

Bagaimana peningkatan kadar glukosa pasca konsumsi instant oatmeal dibandingkan mi instan

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Maksud Penelitian

Mengetahui peningkatan kadar glukosa darah subjek penelitian yang sama pada jam pertama dan kedua dari kadar glukosa puasa pasca konsumsi satu porsi instant oatmeal dibandingkan mi instan dengan masa klirens selama satu minggu.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Mengukur kadar glukosa darah puasa, satu jam dan dua jam postprandial pasca konsumsi instant oatmeal dan mi instan setelah masa klirens satu minggu.

(13)

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Manfaat Akademis

Manfaat akademis yang diharapkan dari penelitian ini yaitu menambah wacana ilmu pengetahuan tentang terapi gizi medik bagi penyandang DM, kelompok berisiko tinggi menderita DM dan pradiabetik, bahwa konsumsi oatmeal dapat membantu mengontrol kadar glukosa darah.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini yaitu memberi informasi pada masyarakat bahwa oatmeal dapat membantu mengontrol kadar glukosa darah, mencegah obesitas, dan DM beserta komplikasinya.

1.5 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

1.5.1 Kerangka pemikiran

(14)

5

motilitas peristaltik usus, maka penyerapan glukosa akan berlangsung lebih lama dan kadar glukosa darah meningkat lebih tinggi (Riccardi et al, 2008).

Oatmeal adalah salah satu jenis makanan yang disarankan oleh American Diabetes Association karena mempunyai indeks glikemik rendah (≤55) yaitu 55. Instant oatmeal memiliki indeks glikemik sedang (56-70) yaitu 65, tetapi pengolahannya lebih sederhana dan cepat (ADA, 2014). Efektivitas instant oatmeal tidak berbeda jauh dibandingkan traditional oatmeal. Oatmeal adalah

makanan tinggi serat yang mengandung kadar β-glucan tinggi. Serat yang terkandung dalam oatmeal mengurangi kecepatan pengosongan makanan di lambung dengan membentuk struktur seperti gel, sehingga rasa kenyang dapat berlangsung lebih lama, selain itu, struktur ini dapat menginhibisi aktivasi enzim amilase, sehingga pemecahan glukosa dapat dihambat dan absorpsinya dapat dikurangi, maka glukosa darahnya tidak meningkat tinggi dalam waktu singkat sehingga kondisi hiperglikemia dapat dihindari (Willis & Slavin, 2014). β-glucan yang terkandung dalam oatmeal memiliki beberapa fungsi, yaitu meningkatkan aktivasi PI3K/Akt yang merangsang sekresi insulin, menghambat GLUT-2 dan SGLT-1 pada sel intestinal, sehingga penyerapan glukosa dapat dihambat, dan menstimulasi GLP-1 yang meningkatkan sekresi insulin, sensitivitas reseptor insulin dan menghambat apoptosis sel beta pankreas. Insulin yang meningkat akan menurunkan kadar glukosa darah (Cheng & Raymond, 2008; Abbasi et al, 2016; Mottalib et al, 2016). Satu porsi kenyang oatmeal (45 g) mengandung 150 kkal. Kandungan karbohidrat dan serat yang terdapat dalam instant oatmeal antara lain 27 g dan 4 g (Sugar, 2016).

(15)

Gambar 1.1 Kerangka pemikiran

1.5.2 Hipotesis

Hipotesis yang dapat disimpulkan berdasarkan kerangka pemikiran penelitian tentang peningkatan kadar glukosa darah 1 jam postprandial (GD1Jpp) dan kadar glukosa darah 2 jam postprandial (GD2Jpp) pasca konsumsi instant oatmeal dibandingkan mi instan adalah sebagai berikut:

 Hipotesis 1:

Peningkatan kadar GD1Jpp instant oatmeal lebih rendah daripada mi instan.  Hipotesis 2:

(16)

47 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1SIMPULAN

Simpulan penelitian “Peningkatan Kadar Glukosa Darah Laki-laki Satu dan Dua Jam Pasca Konsumsi Instant Oatmeal Dibandingkan Mi Instan” yaitu:

 Rerata peningkatan kadar glukosa darah satu dan dua jam pasca konsumsi instant oatmeal yaitu 7,97 mg/dL dan 3,17 mg/dL.

 Rerata peningkatan kadar glukosa darah satu dan dua jam pasca konsumsi mi instan yaitu 20,37 mg/dL dan 9,83 mg/dL.

Peningkatan kadar glukosa darah pasca konsumsi instant oatmeal lebih rendah daripada mi instan.

5.2SARAN

Saran-saran penulis berdasarkan hasil penelitian “Peningkatan Kadar Glukosa Darah Laki-laki Satu dan Dua Jam Pasca Konsumsi Instant Oatmeal Dibandingkan Mi Instan” yaitu:

 Saran untuk peneliti selanjutnya antara lain penelitian ini perlu dilanjutkan dengan subjek penelitian penderita prediabetes dan DM dengan jumlah populasi lebih banyak. Peneliti sebaiknya membandingkan peningkatan kadar glukosa darah pasca konsumsi steel-cut oatmeal, traditional oatmeal dan instant oatmeal, apakah terdapat perbedaan peningkatan kadar glukosa darah yang bermakna dari tiga jenis oatmeal.

 Saran kepada klinisi dalam pengelolaan penderita DM perlu memotivasi penderita perlunya terapi nutrisi dengan membiasakan diri mengkonsumsi oatmeal untuk membantu mengontrol kadar glukosa darah selain terapi OHO atau insulin dan dianjurkan lebih baik mengonsumsi steel cut oatmeal atau

(17)

traditional oatmeal dibandingkan instant oatmeal sesuai dengan anjuran American Diabetes Association karena indeks glikemik lebih rendah dan serat lebih tinggi.

Saran untuk penyandang DM agar membiasakan konsumsi oatmeal untuk membantu pengontrolan kadar glukosa darah. Konsumsi oatmeal akan membantu penderita mengatasi polifagi karena oatmeal mengandung tinggi serat yang menunda rasa lapar dan β-glucan yang membantu mengontrol

glukosa darah, sehingga penderita merasa lebih kenyang dalam waktu lebih lama.

(18)

PENINGKATAN KADAR GLUKOSA DARAH LAKI-LAKI

SATU DAN DUA JAM PASCA KONSUMSI

INSTANT OATMEAL DIBANDINGKAN MI INSTAN

KARYA TULIS ILMIAH

Karya tulis ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran

JESSICA YUDIARTA

1310036

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(19)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya Karya Tulis Ilmiah (KTI) “Peningkatan Kadar Glukosa Darah Laki -Laki Satu dan Dua Jam Pasca Konsumsi Instant Oatmeal Dibandingkan Mi

Instan” ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu. Karya tulis ilmiah ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran (S. Ked) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Karya Tulis Ilmiah ini dapat tersusun tepat waktu berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Penny Setyawati M.,dr.,Sp.PK.,M.Kes. dan Harijadi Pramono,dr.,M.Kes. yang telah membimbing, berbagi ilmu, memberi saran, arahan, motivasi, menyediakan waktu dan tenaga hingga selesainya Karya Tulis Ilmiah ini. 2. Evelyn Nathania, Stefanie Djoenneady, dan Alfonsa Angwarmase, atas

dukungan, semangat, dan motivasinya dalam penyusunan KTI ini.

3. Aisyah Mulqiah, Frederica Mutiara Dili Nasti, Fakhri Firman Gunawan, dan Kristian Pasgha Tutuhatunewa, teman seperjuangan yang senantiasa saling memotivasi dan memberi semangat hingga tersusunnya KTI ini. 4. Papa Chandra Yudiarta dan Mama Vinda Erliani, adik Jeffrey dan Jeremy,

atas kasih sayang, bantuan, perhatian, dan dukungan doa yang senantiasa menyertai penulis selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah dengan sukarela berpartisipasi dan membantu penelitian ini.

Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Bandung, November 2016

(20)

49

DAFTAR PUSTAKA

A Mottalib et al. 2016. Impact of Diabetes-Specific Nutritional Formulas versus Oatmeal on Postprandial Glucose, Insulin, GLP-1 and Postprandial Lipidemia.Nutrients 8:443.

Allocca JA. 2011. The Glycemic Index. http://www.allocca.com/Glycemic.pdf

American Diabetes Association (ADA). 2014. Standards of medical care in diabetes 2014, Diabetes Care; 37 (Suppl 1): S14-80.

American Diabetes Association (ADA). 2015. Diagnosing Diabetes and Learning about Prediabetes. http://www.diabetes.org/diabetes-basic

American Heart Association (AHA). 2013. Healthy Foods Under $1 Per Serving.

http://www.heart.org/Healthy-Foods-Under-1-Per-ServingM303809Article.jsp

Bender DA & Mayes PA. 2015. Metabolism of Carbohydrates. In: VW Rodwell, PA Weil, DA Bender et al (Eds.), Harper’s Illustrated Biochemistry, 30th Edition. USA: The McGraw-Hill Education.

C Estela. 2011. Blood Glucose Levels. UJMM 3:(2). Pg. 6.

Cope T. 2008. Avena sativa (Oat).

http://www.kew.org/science-conservation/plants-fungi/avena-sativa-oat

Fat Secret Indonesia. 2016. Kalori Gizi. http://www.fatsecret.co.id/kalori-gizi/

Foster K. 2015. What's the Difference Between Steel-Cut, Rolled, and Instant Oats? http://www.thekitchn.com/whats-the-difference-between-steel-cut-rolled-and-instant-oats-138355

Gardner A. 2015. Soluble and Insoluble Fiber: What’s the Difference? http://www.webmd.com/diet/insoluble-soluble-fiber

G Riccardi et al. 2008. Role of Glycemic Index and Glycemic Load in the Healthy State, In Prediabetes, and in Diabetes. Am J Clin Nutr 87:269S-74S.

(21)

Hall JE. 2016. Chp. 79: Insulin, Glucagon, and Diabetes mellitus. In: JE Hall (Ed.), Guyton and Hall: Textbook of Medical Physiology, 13th Edition. Philadelphia USA: Saunders Elsevier. Pp: 983-99.

International Diabetes Federation (IDF). 2015. IDF Diabetes Atlas – 7th Edition. www.diabetesatlas.org

J Chen, K Raymond. 2008. Beta-glucans in the treatment of diabetes and associated cardiovascular risk. Vascular Health and Risk Management 4(6): 1265–72

Keim NL, Levin RJ, Havel PJ. 2014. Ch 2: Carbohydrates: Definition. In: AC Ross; Caballero B; Cousins RJ et al (Eds.), Modern Nutrition in Health and Disease 11th Edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins. Pg 37.

Kemenkes RI. 2014. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Manaf A. 2006. Insulin: Mekanisme Sekresi dan Aspek Metabolisme. Dalam: AW Sudoyo, B Setiyohadi, I Alwi et al (Eds.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. h. 1890.

NN Abbasi et al. 2016. Oat β-glucan depresses SGLT1- and GLUT2-mediated glucose transport in intestinal epithelial cells (IEC-6). Nutr Res 36(6): 541-52.

Powers AC. 2016. Obesity, Diabetes Mellitus, and Metabolic Syndrome: Diabetes Mellitus Complications. In: D Kasper, A Fauci, S Hauser et al (Eds.),

Harrison’s Principles of Internal Medicine, 19th Edition. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.

PERKENI. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2015. Indonesia: PB PERKENI. Pp: 1, 6-10.

RA DeFronzo. 2009. From the Triumvirate to the Ominous Octet: A New Paradigm for the Treatment of Type 2 Diabetes Mellitus. Diabetes. 58: 773-95.

(22)

51

Sugar J. 2016. Are Steel-Cut Oats That Much Healthier Than Rolled Oats?

http://www.popsugar.com/fitness/Comparison-Steel-Cut-Oats-Old-Fashioned-Oats-Quick-Oats-5321167

Tumbelaka AR et al. 2011. Pemilihan Uji Hipotesis. In: S Ismael & S Sastroasmoro, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi ke-4. Jakarta: Sagung Seto. h:334-7.

Willis HJ and Slavin JL. 2014. Chp. 3: Dietary Fiber: What Happens to Fiber in the Gastrointestinal Tract. In: AC Ross; Caballero B; Cousins RJ et al (Eds.), Modern Nutrition in Health and Disease 11th Edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins. Pg 60.

World Health Organization (WHO). 2015. Obesity and Overweight. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/

Gambar

Tabel 2.1 Pengangkut glukosa utama …………………………………………... 14
Gambar 1.1 Kerangka pemikiran

Referensi

Dokumen terkait