Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
PERBANDINGAN PENINGKATAN KADAR GLUKOSA DARAH PASCA KONSUMSI NASI HITAM DENGAN PASCA KONSUMSI NASI PUTIH
Evelyn Nathania, 1310023
Pembimbing I : Dr. Hana Ratnawati, dr.,M.Kes., PA(K) Pembimbing II : dr. Hendra Subroto, SpPK.
Latar Belakang: nasi merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia.
Seiring terus meningkatnya angka penderita diabetus melitus, mengatur gaya hidup juga diperlukan, salah satunya adalah mengatur jenis makanan yang kita makan. Banyak berbagai varian nasi selain nasi putih yang lebih baik terutama untuk pengaturan glukosa darah, salah satunya adalah nasi hitam.
Tujuan Penelitian: membandingkan kenaikan kadar glukosa darah setelah
mengkonsumsi nasi hitam dan nasi putih.
Metode Penelitian: menggunakan eksperimental semu dengan analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan = 0,05. Penelitian dilakukan terhadap 30 orang pria dengan rentang usia 17-25 tahun. Glukosa darah diukur dengan glukometer dalam satuan mg/dL, 2 jam setelah mengonsumsi nasi putih dan perlakuan ini diulang dengan mengonsumsi nasi hitam.
Hasil penelitian: rerata selisih kadar glukosa darah puasa dengan glukosa darah 2
jam post prandial setelah mengonsumsi nasi hitam sebesar 0,03 mg/dL lebih rendah secara sangat bermakna (p<0,01) daripada setelah mengonsumsi nasi putih, sebesar 20,07 mg/dL.
Simpulan penelitian Rerata peningkatan kadar glukosa darah pasca konsumsi nasi
hitam adalah 0,03 mg/dL sedangkan pasca konsumsi nasi putih adalah 20,07 mg/dL. Kenaikan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi nasi hitam lebih rendah dibandingkan setelah mengonsumsi nasi putih.
Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
COMPARISON OF BLOOD GLUCOSE LEVEL AFTER BLACK RICE AND WHITE RICE CONSUMPTION
Evelyn Nathania, 1310023,
1st Tutor : Dr. Hana Ratnawati, dr., Kes., PA (K)
2nd Tutor : dr. Hendra Subroto, SpPK.
Background: Indonesian population consumes large quantities of rice. Healthy eating is one of the most important things to lower diabetes mellitus risk. White rice, which primarily consists of starch, is the predominant type of rice consumed worldwide. Even though many different variants of rice which has better nutrients, such as black rice.
Aim: To compare the blood glucose levels after black rice and white rice consumption.
Methods: Using quasi-experimental research with data analysed with paired "t" test and α = 0.05. The research was conducted towards 30 men with age range between 17-25 years. Blood glucose was measured with a glucometer (mg / dL), while fasting and two hours after consuming white rice and black rice.
Result: The mean difference between fasting blood glucose levels and 2 hours postprandial after consuming black rice was 0,03 mg / dL, which was highly significant different (p <0.01) compare to consuming white rice (20,07 mg/dL) Conclusion: The blood glucose level after consuming black rice was 20,07 mg/dL and white rice was 0,03 mg/dL. The concentration of blood glucose level after consuming black rice is lower compared to white rice.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN...iii
ABSTRAK ...iv
ABSTRACT ...v
KATA PENGANTAR ...vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ...xi
DAFTAR GAMBAR ...xii
DAFTAR LAMPIRAN ...xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 2
1.3Tujuan Penelitian ... 2
1.4Manfaat Penelitian ... 2
1.5Kerangka Pemikiran ...3
1.6Hipotesis Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pankreas ... 6
2.1.1 Histologi Pankreas ...6
Universitas Kristen Maranatha
2.3.3 Pengangkut Glukosa dan Pengaruh Hormonal terhadap Kadar Glukosa Darah ...13
Universitas Kristen Maranatha
3.2.2 Data yang Diukur ...25
3.2.3 Analisis Data ...25
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...25
3.3.1 Variabel Perlakuan dan Variabel Respon ...25
3.3.2 Definisi Operasional ...25
3.4 Prosedur Penelitian ...26
3.5 Aspek Etika Penelitian ...27
3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ...27
BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1 Kadar GDP dan GD2JPP ...28
4.2 Pembahasan Penelitian ...39
4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ...30
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...32
5.2 Saran ...32
DAFTAR PUSTAKA ...33
LAMPIRAN ...35
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Monosakarida... 9
Tabel 2.2 Pengangkut Glukosa yang Utama...14
Tabel 4.1 Perbandingan Rerata Selisih Kadar Glukosa Darah Puasa dengan
Glukosa 2 Jam Post Prandial setelah Mengonsumsi Nasi Purih dan Nasi
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran (Beras Hitam) ...4
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran (Beras Putih) ...5
Gambar 2.1 Anatomi Pankreas ...6
Gambar 2.2 Histologi Pankreas ...7
Gambar 2.3 Bagian-Bagian Beras ...17
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Subjek Penelitian ... 35
Lampiran 2 Hasil Percobaan ... 36
Lampiran 3 Hasil Analisis Data ... 37
Lampiran 4 Dokumentasi ... 38
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia akibat gannguan sekresi insulin, kerja insulin, atau
kedua-duanya (ADA, 2010; PERKENI, 2015).
Diabetes melitus terdiri dari beberapa tipe, yaitu tipe 1, tipe 2 dan tipe lain seperti
Diabetes melitus gestasional. Diabetes melitus tipe 1 disebabkan defisiensi insulin
absolut akibat destruksi sel beta pankreas sehingga mutlak membutuhkan terapi
insulin, biasanya disebabkan penyakit autoimun atau genetik. Diabetes melitus tipe
2 merupakan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai dominan
akibat defek sekresi insulin disertai resistensi insulin, biasanya disebabkan gaya
hidup yang tidak baik (ADA, 2010; PERKENI, 2015).
Jumlah penyandang DM di Indonesia cenderung semakin meningkat. Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia pada tahun 2013 menyatakan bahwa 6,9%
penduduk Indonesia menderita DM dan bervariasi di beberapa kota besar di
Indonesia. Diprediksi pada tahun 2030, penyandang DM di Indonesia menjadi
sekitar 21,37 juta orang (Riskesdas, 2013).
Penanganan penderita DM selain menggunakan obat hipoglikemi oral juga
dengan terapi nutrisi medis. Kunci terapi nutrisi medis adalah mengatur pola makan
dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan. Kadar glukosa darah pada
penderita DM sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisinya (PERKENI, 2015).
Beras (Oryza sativa L.) menjadi bahan makanan pokok utama di negara Asia
termasuk Indonesia yang sebagian besar penduduknya mengonsumsi nasi.
Tingginya tingkat konsumsi nasi putih dapat meningkatkan risiko terkena DM tipe
2. Masyarakat di Indonesia umumnya mengonsumsi nasi putih, meskipun saat ini
terdapat berbagai macam beras lain dengan kadar indeks glikemik yang lebih
Universitas Kristen Maranatha
Beras hitam mengandung banyak komponen antara lain antosianin yang
memiliki manfaat kesehatan bagi pasien dengan resistensi insulin dan pasien
hiperglikemik serta mencegah peningkatan glukosa darah secara berlebihan (Guo,
et al., 2007). Masyarakat di Indonesia belum banyak yang memanfaatkan beras
hitam sabagai makanan pokok karena belum mengetahui manfaatnya dalam
mencegah peningkatan kadar glukosa darah secara berlebihan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti
mengenai perbandingan pengingkatan kadar glukosa darah pasca konsumsi nasi
hitam dibandingkan dengan pasca konsumsi nasi putih
1.2 Identifikasi Masalah.
Bagaimana peningkatan kadar glukosa darah pasca konsumsi nasi hitam
dibandingkan dengan nasi putih.
1.3 Tujuan Penelitian
Ingin mengetahui perbandingan peningkatan kadar glukosa darah pasca
konsumsi nasi hitam dengan nasi putih
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat akademis : Memberikan informasi mengenai makanan dengan kadar indeks glikemik rendah, tinggi serat dan mengandung antosianin
sebagai antioksidan tinggi yang berefek baik pada pengaturan kadar glukosa
darah dan menjadi makanan pokok terutama bagi penderita Diabetus
melitus.
Manfaat praktis : Meningkatkan keinginan masyarakat akan pentingnya mengonsumsi makanan rendah glukosa seperti nasi hitam, dalam upaya
Universitas Kristen Maranatha 1.5. Kerangka Pemikiran
Kadar glukosa dalam darah berkaitan erat dengan insulin. Glukosa diambil oleh
sel beta pankreas dan dimetabolisme di pankreas dengan proses penghambatan
kanal K+ oleh ATP yang mengakibatkan depolarisasi dan Ca2+ masuk ke dalam
sel, sehingga memicu pelepasan insulin. Insulin bekerja untuk menghasilkan energi
dan meningkatkan ambilan glukosa (Silbernagl & Lang, 2007)
Aleuron beras hitam mengandung kadar antosianin tinggi. Antosianin adalah
pigmen yang memberi warna biru, merah, keunguan pada bunga, buah, dan
sayuran, berefek tinggi sebagai antioksidan yang mampu melindungi sel beta
pankreas dari stres oksidatif yang diinduksi glukosa. Antosianin dapat menurunkan
risiko obesitas, menurunkan resistensi insulin, serta meningkatkan sekresi insulin
sehingga pengendalian glukosa darah menjadi lebih baik (Ghosh & Konishi, 2007).
Kandungan antosianin beras hitam menurut penelitian sebesar 39,4 mg/100g dan
beras putih sebesar 0,26 mg/100g (Indrasari, Purwani, & Wibowo, 2010).
Kadar glukosa darah pun erat kaitannya dengan indeks glikemik. Indeks
glikemik (IG) adalah jenis pangan berdasarkan efeknya terhadap kadar glukosa
darah. Pangan yang menaikkan kadar glukosa darah dengan cepat memiliki kadar
IG yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Nilai IG diuji dengan pangan yang memiliki
kandungan karbohidrat total setara 50 g gula terhadap 50 g glukosa berdasarkan
luas area kurva glukosa pada orang yang sama dan hari yang berbeda. Berdasarkan
itu, glukosa memiliki nilai IG 100. Klasifikasi nilai IG yaitu : rendah (<55), sedang
(55-70), dan tinggi (>70) (Purwani, 2007).
Kadar IG dari beras hitam (42,3) lebih rendah daripada beras putih (64) yang
dikarenakan tingginya struktur amilosa beras hitam (25,49%) yang tidak bercabang
sehingga terikat lebih kuat dan sukar tergelatinisasi dan dicerna. Hal ini
menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah secara perlahan (Sekar &
Ayustaningwarno, 2013).
Beras hitam mengandung serat pangan yang tinggi. Polisakarida penyusun
dinding sel tanaman ini mampu memperlambat penyerapan glukosa dalam usus
Universitas Kristen Maranatha
glukosa dan menyebabkan kadar IG lebih rendah (Sekar & Ayustaningwarno,
2013).
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran (Beras Hitam)
Beras putih dibandingkan dengan beras putih memiliki IG yang lebih besar yaitu
64. Kadar antosianin pada lapisan aleuron yang dimiliki beras putih sebesar
0,26mg/100g sehingga beras putih tidak berwarna sepekat beras hitam. Proses
penggilingan dan pembuangan lapisan aleuronnya berkali-kali menghilangkan
banyak kadar antosianin, serat, vitamin, dan mineral (Mateljan, 2013).
Pengendalian glukosa darah lebih baik dan kenaikan kadar glukosa darah lebih rendah
Universitas Kristen Maranatha Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran (Beras Putih)
1.6Hipotesis Penelitian
Kenaikan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi nasi hitam lebih rendah
daripada setelah mengonsumsi nasi putih.
Beras Putih
Serat banyak terbuang
Penggilingan dan pembuangan lapisan
aleuron berkali-kali
Kadar antosianin banyak berkurang
Indeks Glikemik = 64
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Kenaikan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi nasi hitam lebih rendah
daripada nasi putih.
5.2 Saran
Penelitian dapat dilakukan terhadap SP dengan jenis kelamin yang berbeda.
Penelitian dapat menggunakan pemeriksaan kadar glukosa darah dengan sampel yang berasal dari darah vena.
Penelitian menggunakan varian beras lainnya.
Universitas Kristen Maranatha
PERBANDINGAN PENINGKATAN KADAR
GLUKOSA DARAH PASCA KONSUMSI
NASI HITAM DENGAN PASCA
KONSUMSI NASI PUTIH
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis ini Dibuat sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
EVELYN NATHANIA
1310023
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
Universitas Kristen Maranatha
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, saya panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nya karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Nasi
Putih dan Nasi Hitam terhadap Kadar Glukosa Darah” ini dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat sebelum waktunya. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran (S. Ked) di Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tentunya tidak jarang dijumpai adanya
halangan, rintangan, dan kesibukan sebagai mahasiswa kedokteran, namun dengan
bantuan berbagai pihak yang mendukung, karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan
dengan baik, oleh karena itu, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Hana Ratnawati, dr.,M.Kes., PA(K) sebagai pembimbing pertama
penulis yang selalu mendukung, memberi ilmu, saran, masukan, dan ide-ide
selama penulisan karya tulis ilmiah ini, juga atas perhatian, kesabaran,
waktu, dan tenaga yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. dr. Hendra Subroto, Sp.PK. sebagai pembimbing kedua penulis atas
dukungan, ilmu, saran, arahan, waktu, dan tenaga yang diberikan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. dr. Sylvia Soeng, M.Kes., PA(K) yang telah bersedia meluangkan waktunya
menjadi koordinator sidang.
4. dr. Penny Setyawati, Sp. PK, M.Kes. dan dr. Decky Gunawan, M.Kes.,
AIFO yang telah bersedia meluangkan waktu menjadi penguji sidang.
5. Teman-teman yang telah bersedia menjadi subjek penelitian, terimakasih
telah meluangkan waktu demi pembuatan KTI ini.
6. Anthony Setiawan dan keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan
Universitas Kristen Maranatha
7. Keluarga TBM Galenus, Wigelywood, Hula-hula, Kabinet JUARA
khususnya dept. Pendpro yang telah memberikan dukungan dan perhatian
agar karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
8. Edelina, Stefanie D.J , Alfonsa, Jessica Y., Christian E., Shintiagi E., Enrico
N., Winanda W., Faizal, Liliana H. , Sheila T., Annisa P., Cica, Ayunda,
Elizabeth, Fini, Fakhri, Petra, Puput, Reevaldo, Risya, Selly, Tita, Maria,
Patricia, Samuel, Ninda, Gilang, Savira, Angela, Melisa, Hansel, Yosep,
Amedea, Vilia, Allisa, Alfred, Ameldo, Yossie, Vina, Fionadine, Leoni,
Ratna, Gungmas, Andrew, Yahdiel yang memberikan semangat, bantuan,
dukungan dan perhatian.
9. Papa Setiadi S. Logamarta dan Mama Ifa Wijaya tercinta, dan adik Rosalyn
Natasya terimakasih atas doa, dukungan dan bantuan bagi penulis untuk
menyelesaikan KTI ini. KTI ini dipersembahkan khusus untuk kalian.
10.Ai Liliana, itiu Yogantara, wamak Ratna, wakong Chandra dan keluarga,
terima kasih atas kasih sayang, segenap bantuan, perhatian, doa, dan
dukungan kepada penulis untuk menyusun KTI ini.
11.Kepada berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian KTI ini.
Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Bandung, September 2016
33
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. (2010). American Diabetes Association. Dipetik 1 9, 2015, dari http://www.diabetes.org/
Autocheck, I. (2016).
Food and Agriculture Organization of The United Nations. (2013). Diambil
kembali dari www.fao.org/.
Ghosh, D., & Konishi, T. (2007). Anthocyanins and Anthocyanin- Rich Extracts Role in Diabetes and Eye Function. APJCN, 200-207.
Guo, H., Ling, W., Wang, Q., et al. (2007). Effect of Anthocyanin Rich Extract from Black Rice ( Oryza Sativa L. ) on Hyperlipidemia and Insulin Resistance in Fructose - Fed Rats. Springer, 1-2.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Textbook of Medical Physiology. Indonesia: Elsevier.
Indrasari, S. D., Purwani, E. Y., & Wibowo, P. (2010). Evaluasi Mutu Fisik, Mutu Giling dan Kandungan Antosianin Kultivar Beras Merah. Pangan litbang
pertanian, 61.
Lee, J. H. (2010). Identificatian and Quantification of Anthocyanins from the Grains of Black Rice ( Oryza Sativa L. ) Varieties. Springer, 1.
Lippincott, W., & Wilkins Lippincott. (2014). Modern Nutrition in Health and
Disease.
Mateljan, G. (2013). Brown Rice. Diambil kembali dari whfoods.org.
Murray, R. K., Bender, D., Botham, K.,et al. (2009). Harper's Illustrated
Biochemistry. New York:McGraw-Hill.
PERKENI. (2015). Konsensus DM Tipe 2 Indonesia. Persatuan Endokrinologi Indonesia.
Purwani E Y, Yuliani S, Indrasari S D, Nugraha S, & Thahir, R. (2007). Sifat Fisiko-Kimia Beras dan Indeks Glikemiknya. Jurnal.Teknologi dan
Industri Pangan, Vol XVIII No.1, 59.
34
Universitas Kristen Maranatha
Sekar, A., & Ayustaningwarno, F. (2013). Analis Kandungan Zat Gizi Makro dan Indeks Glikemik Snack Bar Beras Warna sebagai Makanan Selingan Penderita Nefropati Diabetik. Journal of Nutrition College, Vol 2, No. 4, 514-22.
Silbernagl, S., & Lang, F. (2007). Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC.