• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Kecemasan Sebelum dan Sesudah Mendengarkan Musik pada Prosedur Ekstraksi dengan Anestesi Infiltrasi pada Anak Usia 10-12 Tahun.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Kecemasan Sebelum dan Sesudah Mendengarkan Musik pada Prosedur Ekstraksi dengan Anestesi Infiltrasi pada Anak Usia 10-12 Tahun."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha iv

ABSTRAK

Kecemasan pasien dapat menjadi sebuah hambatan bagi dokter gigi dalam melakukan perawatan karena kecemasan dapat menyebabkan pasien untuk menunda atau menghindari perawatan dan sulit diberikan perawatan ketika berada di dental chair. Pemutaran musik pada saat tindakan ekstraksi dapat mempengaruhi kinerja jantung karena jantung cenderung mengikuti tempo dan frekuensi dari suatu bunyi sehingga pemutaran musik klasik membantu pasien agar lebih tenang.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pemutaran musik dapat menunjukkan perubahan psikologis dan fisiologis pada pasien anak yang berhubungan dengan kecemasan selama prosedur ekstraksi.

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah pasien RSGM Maranatha yang akan menjalani prosedur ekstraksi gigi dan memenuhi kriteria. Pada saat sebelum prosedur ekstraksi dimulai pasien diminta untuk mengisi kuisioner dan dilakukan pengukuran jumlah nadi dan tekanan darah. Selama prosedur ekstraksi pasien mendengarkan musik yang sudah ditentukan dan setelah ekstraksi gigi selesai dilakukan pasien diminta untuk mengisi kuisioner kembali diikuti oleh pengukuran jumlah nadi dan tekanan darah. Data yang didapat dianalisis menggunakan tabel dan diagram.

Dari data yang didapatkan dapat dilihat bahwa jumlah skor dari hasil kuisioner sebelum mendengarkan musik adalah 42 dan 40 dan menurun menjadi 40 dan 36 setelah mendengarkan musik. Tekanan darah sistole sebelum mendengarkan musik didapatkan sebesar 101 dan 103 mmHg yang mengalami penurunan menjadi 100 dan 102 mmHg setelah mendengarkan musik. Tekanan darah diastole mengalami sedikit kenaikan dari 63 dan 67 mmHg sebelum mendengarkan musik menjadi 63 dan 68 mmHg setelah mendengarkan musik. Sedangkan jumlah denyut nadi setelah mendengarkan musik tidak mengalami perubahan dari jumlah denyut nadi sebelum mendengarkan musik yaitu 87 dan 99 bpm.

Pemutaran musik menunjukkan adanya perubahan pada keadaan psikologis anak namun tidak menunjukkan adanya perubahan yang berpengaruh pada keadaan fisiologis anak yang berhubungan dengan kecemasan pada tindakan ektraksi.

(2)

Universitas Kristen Maranatha v

ABSTRACT

Patients’ anxiety may pose as an obstacle for dentists during a treatment procedure due to causing the patient to postpone or avoid their treatment and being difficult to be given treatment within the dental chair. The application of music during tooth extraction procedure may affect the heart’s performance due to the heart’s tendency to match the tempo and frequency of the a tone, helping the patients to relax during the music application.

This study is conducted to determine whether the application of music during a tooth extraction procedure could show changes to psychological and/or physiological state of the patient that associates with anxiety.

The samples being used in this study are pediatric patients from RSGM Maranatha which will undergo a tooth extraction procedure who also meet the criteria for this study. The patients are asked to fill in a questionnaire before undergoing the extraction procedure followed by measuring their blood pressure and heart rate. During the procedure patients will be listening to a set of chosen music. After the procedure the patients are asked to fill the questionnaire once more followed by blood pressure and heart rate measurement. Data is analyzed using tables and diagrams.

From the obtained data, it can be seen that that the total score from the questionnaire prior to listening to music are 42 and 40 and declined to 40 and 36 after listening to music. Systolic blood pressure decreased from 101 and 103 mmHg prior to listening to music to 100 and 102 mmHg after listening to music. Diastolic blood pressure slightly increased from 63 and 67 mmHg before listening to music to 63 and 68 mmHg after listening to music. However, there are no changes to heart rate, namely 87and 99 bpm.

The conclusion to this study is that listening to music during a tooth extraction treatment shows changes to the psychological state of the pediatric patient although there are no significant changes to the physiological state of the pediatric patient that associates with anxiety.

(3)

Universitas Kristen Maranatha vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Kegunaan Akademis ... 3

1.4.2 Kegunaan Klinis ... 3

(4)

Universitas Kristen Maranatha vii

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan ... 6

2.2 Kecemasan Dental ... 6

2.2.1Penanganan Kecemasan Dental ... 7

2.3 Ekstraksi Gigi ... 9

2.3.1Persiapan Sebelum Melakukan EkstraksiGigi ... 10

2.3.2Anestesi Pada Bidang Kedokteran Gigi ... 10

2.3.3Teknik Ekstraksi Gigi ... 16

2.3.4 Tahap Pasca Ekstraksi ... 17

2.4 Musik Untuk Terapi ... 18

2.4.1 Efek Yang Ditimbulkan Oleh Musik ... 18

2.5 Tekanan Darah ... 20

2.5.1Faktor –Faktor Yang MempengaruhiTekanan Darah ... 21

2.6 Heart Rate ... 23

2.6.1Faktor Yang Mempengaruhi Heart Rate... 23

2.6.2Cara MengukurHeart Rate ... 25

2.7Pertumbuhan Gigi Anak ... 26

(5)

Universitas Kristen Maranatha viii

3.2 Jenis Penelitian ... 28

3.3Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

3.4 Metode Pengambilan Data... 29

3.5Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 29

3.6.1 Kriteria Inklusi ... 29

3.6.2 Kriteria Eksklusi ... 30

3.7 Prosedur Penellitian ... 30

3.7.1 Sebelum Prosedur Ekstraksi ... 30

3.7.2 Selama Prosedur Ekstraksi ... 30

3.7.3Sesudah Prosedur Ekstraksi ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 31

4.2 Pembahasan ... 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 38

5.2 Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

LAMPIRAN ... 44

(6)

Universitas Kristen Maranatha ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tingkat Kecemasan Berdasarkan Jumlah Skor Kuisioner

Sebelum Dan Sesudah Tindakan Ekstraksi.………. 31 Tabel 3.2 Perubahan Tingkat Kecemasan Yang Terjadi Pada

(7)

Universitas Kristen Maranatha x

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Jumlah Skor Kuisioner Sebelum Dan Sesudah Tindakan

Ekstraksi ……….………. 31

Grafik 4.2 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sebelum dan Setelah

Tindakan Ekstraksi……….. 33

Grafik 4.3 Hasil Pengukuran Heart Rate Sebelum dan Setelah

(8)

Universitas Kristen Maranatha xi

DAFTAR LAMPIRAN

Kuisioner Tingkat Kecemasan……….……… 44

Informed Consent……….……… 46

Surat Permohonan Melaksanakan Penelitian 47

Surat Izin Melaksanakan Penelitian 48

(9)

Universitas Kristen Maranatha

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Tindakan ekstraksi adalah prosedur yang menerapkan prinsip bedah, fisika, dan mekanik. Ketika prinsip tersebut diterapkan dengan tepat, gigi dapat dikeluarkan dalam keadaan utuh dari prosesus alveolaris tanpa komplikasi.1 Tindakan ekstraksi secara umum dapat dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama gigi dipisahkan dari jaringan lunak di sekitarnya dengan menggunakan desmotom atau elevator dan pada tahap kedua gigi diangkat dari soketnya menggunakan tang.2 Tindakan ekstraksi merupakan sebuah tantangan bagi dokter gigi karena membutuhkan anestesi lokal untuk mengontrol rasa sakit pada pasien.1 Pada penelitian ini anestesi lokal dilakukan dengan teknik infiltrasi. Teknik infiltrasi lebih mudah untuk dilakukan oleh operator dan lebih efektif digunakan pada anak karena komposisi tulang rahang belum terlalu padat sehingga daya penetrasi anestesi cukup dalam.3

(10)

2

Universitas Kristen Maranatha sikap yang tidak kooperatif, memberikan efek negatif terhadap prosedur perawatan yang akan dilakukan sehingga akan menghambat proses perawatan gigi.5,7

Kecemasan dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pasien akan menurun jika mendengarkan musik selama prosedur dental karena musik merupakan audioanalgesik yang efektif.8 Audioanalgesik merupakan cara mengurangi sensitivitas terhadap rasa sakit dengan menggunakan media suara.9 Musik digunakan secara umum untuk membantu mengalihkan perhatian seseorang dari situasi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman.10 Pada tahun 1960an, sekelompok dokter gigi menggunakan musik dalam melakukan pembedahan dental; 65% sampai 90% dari pasien mereka hanya memerlukan sedikit atau tidak menggunakan anestesi sama sekali untuk ekstraksi dental.8 Pada sebuah studi singkat juga ditemukan bahwa tingkat kecemasan anak berkurang ketika mendengarkan musik dalam sebuah periode.11

1.2Identifikasi Masalah

1. Apakah pemutaran musik dapat menunjukkan perubahan keadaan psikologis pasien anak yang berhubungan dengan kecemasan pada prosedur ekstraksi?

2. Apakah pemutaran musik dapat menunjukkan perubahan keadaan fisiologis pasien anak yang berhubungan dengan kecemasan pada prosedur ekstraksi?

1.3Tujuan Penelitian

1. Mengetahui perubahan psikologis anak pada prosedur ekstraksi yang berhubungan dengan kecemasan sebelum dan sesudah pemutaran musik.

(11)

3

Universitas Kristen Maranatha

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Secara Akademis:

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi ilmiah mengenai efek dari pemutaran musik terhadap kecemasan pasien anak selama prosedur ekstraksi.

1.4.2 Secara Klinis:

1. Pemutaran musik selama prosedur ekstraksi diharapkan dapat mengurangi atau mengalihkan kecemasan pasien sehingga pasien lebih kooperatif pada saat menjalankan prosedur ekstraksi.

2. Pemutaran musik selama prosedur ekstraksi diharapkan dapat membantu dokter gigi menangani pasien anak yang kurang kooperatif selama berjalannya prosedur ekstraksi.

3. Memberikan informasi kepada instansi rumah sakit bahwa pemutaran musik dapat membantu mengurangi kecemasan pada pasien sehingga kenyamanan pasien pada saat perawatan dapat ditingkatkan.

1.5 Landasan Teori

(12)

4

Universitas Kristen Maranatha dengan menghindar dari banyak kegiatan dan situasi seperti menunda kunjungan untuk perawatan gigi. Rasa cemas juga menyebabkan rasa gelisah, tidak nyaman, dan dapat menimbulkan sikap yang memberontak atau sikap agresif yang berlebihan dari anak tersebut.14

Kecemasan yang timbul pada anak dalam usia late childhood (10 - 12 tahun) umumnya berupa ketakutan akan rasa sakit atau bahaya yang dapat terjadi pada diri mereka seperti luka-luka, cedera, atau kecelakaan.6 Faktor lain penyebab kecemasan dapat berupa faktor personal dan faktor eksternal. Faktor personal meliputi umur, keadaan psikis, dan keadaan sistemik. Faktor eksternal dapat berupa pengaruh dari orangtua, sekolah, dan hubungan sosial dengan orang lain khususnya dengan teman seumurnya.14 Faktor lain yang dapat menjadi penyebab meningkatnya rasa takut dan cemas pada anak adalah timbulnya rasa sakit dan kurangnya informasi tentang sebuah prosedur.15

(13)

5

Universitas Kristen Maranatha Musik dapat digunakan sebagai pendukung farmakoterapi dalam mengendalikan rasa sakit.17 Pemutaran musik pada saat prosedur ekstraksi diharapkan dapat membantu mengurangi rasa sakit dengan cara mengalihkan perhatian seseorang dari sumber rasa sakit atau hal yang dapat menyebabkan stress sehingga pasien dapat menjalani prosedur ekstraksi dengan lebih tenang dan lebih kooperatif.11 Pengalihan dalam bentuk audio terbukti lebih efektif untuk anak sebelum menjalani prosedur yang menyebabkan stress pada anak tersebut.11

Respon musik dapat dideteksi dengan mudah pada tubuh manusia. Musik dengan tempo yang cepat dapat menghasilkan perasaan marah, bergairah, cemas, frustrasi atau menyegarkan fisik. Pada sisi lain, musik yang lebih rileks akan menghasilkan perasaan senang, damai, dan tenang. Musik yang didengarkan pada tempo sekitar 60 sampai 80 bpm kurang lebih mirip dengan jumlah detak jantung dalam keadaan istirahat. Musik pada tempo tersebut akan memperlambat pernafasan seseorang sehingga detak jantungnya juga akan ikut melambat.Kondisi tersebut akan menghasilkan keadaan yang tenang dan rileks yang akan membantu mengurangi tingkat kecemasan. Musik dengan tempo cepat dimulai dari tempo 90 bpm dan musik yang lebih rileks berada pada tempo 50 bpm.18,19 Musik klasik dari periode baroque menimbulkan detak jantung dan denyut nadi untuk berelaksasi sesuai dengan tempo dari musik tersebut. Hal ini disebabkan karena kebanyakan dari musik baroque mempunyai dinamik yang lembut dan ritme yang identik dengan tubuh manusia (60 - 80 bpm). 20

1.6Waktu dan Lokasi

(14)

Universitas Kristen Maranatha 38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemutaran musik menunjukkan adanya perubahan pada keadaan psikologis anak yang berhubungan dengan kecemasan pada tindakan ektraksi.

2. Pemutaran musik tidak menunjukkan adanya perubahan yang berpengaruh pada keadaan fisiologis anak yang berhubungan dengan kecemasan pada tindakan ektraksi.

5.2 Saran

1. Dapat dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan pemutaran musik jenis lain pada tindakan ekstraksi untuk mengetahui perbedaan pada perubahan kecemasan yang terjadi.

2. Dapat dilakukan pengukuran perubahan kecemasan pada jenis tindakan dental yang lain untuk dibandingkan dengan perubahan kecemasan pada tindakan ekstraksi. 3. Jumlah sampel dapat ditambahkan dan disesuaikan dengan metode penelitian yang

akan datang.

(15)

Universitas Kristen Maranatha

39

DAFTAR PUSTAKA

1. Hupp, James. Ellis, Edward. Myron, Tucker. 2008. Contemporary Maxillofacial Surgery. 5th edition.St. Louis: Elsevier

2. Fragiskos. 2007. Oral Surgery. [internet] Tersedia: http://daf.zaums.ac.ir/uploads/1_296_oral%20surg.pdf

3. Anestesi Lokal Pada Anak. [internet] Tersedia:

http://www.scribd.com/doc/76682421/Anestesi-lokal-pada-anak-makalah].

4. Lahmann. 2008. Brief Relaxation Versus Music Distraction in the

Treatment of Dental Anxiety. Tersedia:

http://www.researchgate.net/publication/5541080_Brief_relaxation_versus _music_distraction_in_the_treatment_of_dental_anxiety_a_randomized_c ontrolled_clinical_trial/file/9fcfd508e60a3a3489.pdf

5. Farhat-Mchayleh, Nada. Harfouche, Alice. Souaid, Philippe. 2009. Techniques for Managing Behavior in Pediatric Dentistry: Comparative Study of Live Modelling and Tell–Show–Do Based on Children’s Heart Rates during Treatment. Tersedia: http://cda-adc.ca/jcda/vol-75/issue-4/283.pdf

6. Sarafino, Edward P. Armstrong, James W. 1980. Child And Adolescent Development. Glenville: Foreman and Company

7. Fathin, Aulia. 2012. Pengaruh jazz instrumental music terhadap kecemasan pasien sebelum tindakan operasi odontektomi. Tersedia: https://www.scribd.com/doc/146652479/8-E-journal-Aulia-p-47-53

8. Marc E, Koch; Zeev N, Kain; Ayoub, Chakib; Rosenbaum, Stanley H. 1998. The Sedative and Analgesic Sparing Effect of Music. Anesthesiology 1998;89:300-306.

9. Weisbrod, Richard. 1969. Audioanalgesia Revisited. Tersedia: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2235527/

(16)

40

Universitas Kristen Maranatha http://www.researchgate.net/publication/8413793_Music_can_facilitate_bl ood_pressure_recovery_from_stress/links/0046352812a6c470d0000000

11.Aitken, Jennifer. Wilson. Stephen. Coury. Daniel. 2001. The Effect of Music Distraction on Pain, Anxiety and Behavior in Pediatric Dental Patients. Tersedia: http://www.aapd.org/assets/1/25/Aitken2-02.pdf

12.Hornby. 1987. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English. Oxford University Press: Oxford.

13.Marks, IM. Nesse, RM. Fear and Fitness: An Evolutionary Analysis of Anxiety Disorders. Ethol Sociobiol 1994; 15: 247-61.

14.Koch, Goran; Poulsen, Sven. 2009. Pediatric Dentistry A Clinical Approach. 2nd Edition. Copenhagen: Blackwell Publishing Ltd.

15.Vestfjord, Maria. 2012. Introducing Dental Local Anesthesia Using A Standardized Cognitive Behavioural Technique. Tersedia: http://munin.uit.no/bitstream/handle/10037/4254/thesis.pdf?sequence=2

16.Wray, David; Stenhouse, David; Lee, David. 2003. Textbook of General and Oral Surgery. London: Chuchill Livingstone.

17.Klassen, Jeffrey; Liang, Yuanyuan; Tjosvold, Lisa. 2008. Music for Pain and Anxiety in Children Undergoing Medical Procedures. Tersedia: http://thecmf.org/pdfs/Article-2.pdf

18.CDENLINGER. 2012. The Power of Music Therapy (BPM) to Reduce Anxiety in Alzheimer’s Disease Mice. Tersedia: https://musicandspeech.voices.wooster.edu/the-power-of-music-therapy-bpm-to-reduce-anxiety-in-alzheimers-disease-mice/

19.Soeparmin. Surjaya. Tyas. Peranan Musik Dalam Mengurangi Kecemasan Anak Selama Perawatan Gigi. Pada journal interdental. [Online] 6 (1).

Halaman 1-5.

http://unmas-library.ac.id/jurnal_unmas/INTERDENTAL%20Vol.6%20No.1.pdf

20.Womack, JJ. 2003. Tempo in the Baroque Period. Tersedia:

(17)

41

Universitas Kristen Maranatha 21.Bouras, N. Holt, G. 2007. Psychiatric and Behavioral Disorders in

Intellectual and Developmental Disabilities. 2nd ed. Cambridge University Press

22.Mu’ arifah, A. Hubungan kecemasan dan agresivitas. Humanitas : Indonesian Psychological Journal 2005 Aug ; 2 (2) : 102 - 111.

23.Gow, Mike. 2011. Dental anxiety, fear, and phobia. 37,38,40 DM Jan Gow.qxd:DM News+Edit+lettr+FCover

24.Joanna Briggs Institute. 2011. Music Interventions For Dental Anxiety In

Paediatric And Adult Patients. Tersedia:

http://connect.jbiconnectplus.org/ViewSourceFile.aspx?0=7113

25.Armfield, JM. Spencer, AJ. Stewart, JF. 2006. Dental fear in Australia: who’s afraid of the dentist?. Aust Dent J: 51: 78-85.

26.Prasetyo, EP. 2005. Peran Musik Sebagai Fasilitas Dalam Praktek Dokter Gigi Untuk Mengurangi Kecemasan. Majalah Kedokteran Gigi Dent J: 38: 41-44

27.Nadin, G. Coulthard, P. Memory and Midazolam Conscious Sedation. Br Dent J 1997; 183: 399-407.

28.Ash, Major M. Stanley, J Nelson. 2003. Wheeler’s Dental Anatomy,

Physiology, and Occlusion. 8th edition. St Louis: Elsevier

29.Hmud, R. Walsh, LJ. 2009.Dental Anxiety : Causes, Complications and Management Approaches. J Minim Interv Dent; 2 (1) : 67-78. Tersedia : http://www.micompendium.org/journal/index.php/JMID/article/viewFile/3 1/29

30.Pedlar, J. 2007. Oral and Maxillofacial Surgery: An Objective Based Textbook. London: Churchill Livingstone

(18)

42

Universitas Kristen Maranatha 32.Rahmadhan, AG. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Cetakan

pertama, Jakarta : Penerbit Bukune.

33.Usri, Kosterman dkk. 2006 Diagnosis dan Terapi Gigi dan Mulut. cetakan ke-3. Bandung :Penerbit LSKI.

34.Howe L, Whitehead. Anestesi Lokal. 3rd Ed. Ahli bahasa : Lilian Yuwono. Butterworth-heinermann (Oxford). 1990.

35.Kaiin, Harry A. Anestesi Blok Mandibula. Sub bagian Dental Anestesi, Bagian bedah Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Bandung.

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/anestesi_blok_mandibula.pdf

36.Darby M, Walsh M: Dental Hygiene Theory And Practice, 3rd edition, St Louis, 2010, Saunders.

37.Mcdonald. Avery. Dean. 2007. Dentistry For The Child and Adolescent. 8th edition. St. Louis: Elsevier.

38.Hendricks, CB. Robinson, B. Bradley, LJ. Davis, K. 1999. Using Music Techniques To Treat Adolescent Depression. Journal of Humanistic Counseling, Education & Development, 38, 39-46

39.Toladeno, M. Osorio, R. Arguilera, FS. Pegalajar, J. Children's dental anxiety: influence personality and intelligence factors. Int J Pediatr Dent 1995; 5: 23-8.

40.Meyer, L. B. 1956. Emotion and Meaning In Music. Chicago: The University of Chicago Press.

41.Helen, L. Bonny. 1986. Music and healing, music therapy. 6A, pp.3-12

42.Standley, JM. 1996. Music Research In Medical/Dental Treatment: An Update Of A Prior Meta-Analysis. In C. E. Furman (Ed.), Effectiveness Of Music Therapy Procedures: Documentation Of Research And Clinical Practice (Pp1- 60). Washington, dc: national association for music therapy, inc.

(19)

43

Universitas Kristen Maranatha 44.Maglione, S,F. 2006. Effect of Classical Music on the Brain . Tersedia:

http://www.classicalforums.com/articles/Music_Brain.html

45.O’Sullivan, R. 1991. A Musical Road to Recovery: Music in Intensive Care. Intensive Care Nursing, 7(3), 160-163, doi:10.1016/0266-612X(91)90004-B

46.Bangaca. 2010. We Know Before We Hear. Tersedia: https://bangaca.wordpress.com/2010/10/30/we-know-before-we-hear/

47.Qureshi, AS. 2015. Our Heart Like Rhythm And Our Brain Like Melody And Harmony. International journal of research – granthaalayah. [online].

P 1-5.

Gambar

Tabel 3.2 Perubahan Tingkat Kecemasan Yang Terjadi Pada
Grafik 4.1 Jumlah Skor Kuisioner Sebelum Dan Sesudah Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

Banyaknya pemilih pemula yang golput atau memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya sudah menjadi sebuah indikasi bahwa pemilih pemula yang juga anggota dalam

Hasil wawancara dengan salah satu anak kelas XI menunjukan bahwa di antara mereka jarang sekali ikut berkumpul bersama dengan anak- anak kelas lain atau dengan jurusan

Katup kontrol balik fungsi arah aliran/fungsi ATAU (shuttle valve) berfungsi untuk mengontrol arah aliran satu arah atau dua sumber tekanan yang masuk.. Gambar 1.2

Dari tabel diatas terlihat bahwasanya ada dua waktu terjadinya bullying tersebut yaitu pada saat jam pelajaran dan juga pada saat jam istirahat dimana pada dua waktu

Berkaitan dengan masalah penyerapan karbon dalam mengatasi pemanasan global, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan biomassa dan karbon yang tersimpan pada

Berawal dari uraian diatas, maka jelas sekali tujuan dari pembuatan struktur organisasi ini adalah untuk memberikan dasar dari rencana manajemen perusahaan yang akan

Orang tua hendaknya memperhatikan benar perawatan diri anak retardasi mental, sehubungan dengan fungsi peran anak dalam merawat diri kurang. Orang tua perlu mengetahui bahwa anak

Kacang kedelai merupakan bahan pangan yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan karena adanya sumber protein dan lemak nabati dan biasanya diolah menjadi