• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Forum Jurnalis Salatiga dengan Pemerintah Kota Salatiga T1 362009602 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Forum Jurnalis Salatiga dengan Pemerintah Kota Salatiga T1 362009602 BAB IV"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PENELITIAN

4.1. Sejarah Singkat Berdirinya Forum Jurnalis Salatiga

Media massa mempunyai potensi yang besar untuk dapat

mempengaruhi khalayak dengan pesan-pesan yang disampaikannya

melalui media massa. Maka tak heran jika media massa saat ini

seolah-olah menjadi candu akan pemenuhan kebutuhan masyarakat

dalam mengkonsumsi media massa. Berbicara mengenai media massa

maka tak lepas dari kaitannya dengan dunia pers di mana jurnalistik

merupakan aktivitasnya. Kata jurnalistik sendiri berasal dari bahasa

Prancis yaitu du jour yang artinya hari dan journal yang artinya

catatan. Sehingga jurnalistik dapat diartikan sebagai catatan harian

tentang hal-hal yang dianggap penting yang terjadi pada hari itu.

Sehingga saat ini dikenal dengan istilah Journalism (Inggris) atau

Jurnalistik (Indonesia).

Forum Jurnalis Salatiga (FJS) berdiri pada bulan Agustus 2013

yang diprakarsai beberapa jurnalis media cetak, elektronik dan on line

di Salatiga. FJS merupakan wadah bagi para jurnalis di Salatiga dalam

rangka mempererat ikatan komunikasi di antara sesama jurnalis dari

berbagai media. Adapun nama FJS pertamakali dilontarkan oleh

jurnalis SCTV yang bertugas di Salatiga bernama Yulianto. Dari

Yulianto kemudian muncul diskusi beberapa jurnalis di antaranya, Edi

Susanto (Kedaulatan Rakyat), Dekan Bawono (Jateng Pos), Tata

(2)

Dari diskusi tersebut kemudian seluruh jurnalis dari berbagai

media yang bertugas di Salatiga berkumpul dan sepakat untuk

membentuk suatu wadah komunikasi bernama FJS. Sejumlah jurnalis

kemudian bergabung di antaranya Guruh Cahyono (matatajam.com),

Ernawaty (Wawasan), Kundori dan Dian Chandra (Suara Merdeka),

Rizal Gozali (Zenith FM), Pranoto Siregar (Elshinta Radio), Is

Hartoko (TV KU), Maziunir Abdillah (Jawa Pos) dan Angga Rosa

(Koran Sindo).

Dalam perkembangannya, FJS kemudian menjadi sebuah wadah

komunikasi para jurnalis dengan sejumlah pihak sebagai mitra

diantaranya Pemkot Salatiga, DPRD Salatiga, Polres Salatiga dan

sebagainya. Peran FJS kemudian menjadi wakil dari segenap jurnalis

di Salatiga untuk berkomunikasi dengan pihak luar baik nara sumber

maupun mitra kerja. Hal ini menjadi satu kemajuan bagi para jurnalis

di Salatiga di mana sebelumnya tidak ada satu kesatuan langkah

sesama profesi dalam rangka membangun komunikasi ke luar.

Dengan hadirnya FJS ini, posisi tawar para awak media menjadi

semakin kuat manakala dihadapkan pada satu situasi komunikasi yang

membutuhkan keberadaan FJS di tengah-tengah masyarakat. Artinya

bahwa, FJS dipandang sebagai sebuah kekuatan media massa yang ada

di Salatiga dan menjadi bagian dari pihak yang tidak bisa ditinggal

begitu saja dalam rangka perkembangan pembangunan di Kota

(3)

Berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemkot Salatiga,

dengan hadirnya FJS ini semakin bisa terawasi dan cenderung terbuka

dan transparan. FJS menjadi mitra Pemkot Salatiga untuk memberikan

informasi kepada masyarakat Salatiga. Begitu juga sebaliknya, FJS

juga menjadi mitra masyarakat dalam rangka menyampaikan aspirasi

kepada pemerintah kota.

Forum Jurnalis Salatiga pada saat terbentuknya, diawali dengan

sejumlah optimisime bahwa dengan wadah tersebut, diharapkan dapat

menaungi kepentingan-kepentingan awak media.Hal ini sangat

disadari sebagai sebuah hal yang perlu diperjuangkan mengingat

dalam penugasannya awak media sering kali mendapatkan

pengalaman-pengalaman yang baik maupun buruk.

Terkait dengan hubungannya dengan pemerintah kota, FJS saat

ini berada di bawah koordinasi Bagian Humas Pemkot Salatiga.

Adapun koordinasi tersebut meliputi berbagai hal yang mendukung

akses peliputan, data dan naras umber berita yang berkaitan dengan

isu-isu di pemerintahan kota Salatiga. Hal ini tentu saja membutuhkan

pengelolaan komunikasi yang baik dan terarah sehingga diharapkan

dapat meminimalisir adanya konflik komunikasi.

4.2. Visi dan Misi Forum Jurnalis Salatiga

Seperti halnya organisasi lainnya, Forum Jurnalis Salatiga

(4)

Meskipun demikian, FJS tidak secara rinci mengatur secara tertulis

visi dan misi tersebut. Berdasarkan wawancara dengan sekertaris FJS,

Kundori (Suara Merdeka), Visi dari FJS adalah menaungi para awak

media yang bertugas di Salatiga dalam rangka menjembatani

komunkasi antara awak media tersebut dengan pemerintah kota

Salatiga maupun stake holder yang lain. Selain itu FJS juga memiliki

pandangan bahwa dengan adanya forum jurnalis di Salatiga, posisi

tawar para awak media yang bersatu akan dapan menguatkan

komunikasi dengan sejumlah stake holder terutama Pemkot Salatiga.

Kundori menambahkan, adapun misi dari FJS adalah

menghindari intervensi dari pihak manapun dalam kaitannya dengan

pemberitaan yang dibuat oleh para anggota FJS. Melindungi anggota

FJS terhadap kemungkinan-kemungkinan tersangkut masalah maupun

konflik dengan pihak lain terkait dengan pemberitaan. Dalam kondisi

seperti inilah FJS hadir untuk menaungi anggotanya dalam rangka

pengelolaan komunikasi dengan para stake holder terutama pemerintah

(5)

4.3. Struktur Organisasi FJS

KETUA : YULIYANTO (SCTV)

WAKIL KETUA : GURUH CAHYONO (MATATAJAM)

SEKERTARIS : M KUNDORI (SUARA MERDEKA)

BENDAHARA : AGUNG NUGROHO (CAKRA TV)

ANGGOTA : EDI SUSANTO ( KEDAULATAN RAKYAT)

ANGGA ROSA (KORAN SINDO)

ERNAWATY (WAWASAN)

ARIE WIDIARTO (SUARA MERDEKA)

TATA RAHMANTA (TA TV)

DEKAN BAWONO (JATENG POS)

IS HARTOKO (TV KU)

PRANOTO (ELSHINTA)

RIZAL (ZENITH)

HERU SANTOSA (KABAR17)

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan Peneliti dari penelitian Sirikit Syah mengenai Pemberitaan Persoalan Lingkungan Hidup di Media Massa Surabaya yang terkesan ‘menjauhi’ topik lingkungan hidup

[r]

Sungai Nanggewer yang berada tidak jauh dari lokasi bencana sempat merendam 93 rumah warga di Desa Margaluyu hingga beberapa jam.. Bahkan, empat rumah warga yang berada tidak jauh

(4) Menteri atau pejabat yang berwenang dapat menolak usul untuk mengangkat kembali dosen/peneliti/tenaga kependidikan dalam jabatan guru besar/profesor/ahli

Pemerintah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini formal dan pendidikan dasar mengacu pada norma, standar, prosedur, dan kriteria

[r]

Masing-masing indikator baik indikator SNP memiliki bobot yang berbeda-beda pula tergantung besar kecilnya dukungan indikator terhadap tiap aspek dan tiap aspek dukungannya

energi yang relatif lebih cepat tanpa membutuhkan waktu yang