BAB II
LANDASAN TEORI
A.Tabuhan Telu Kagitaan
“Tabuhan Telu Kagitaan” berasal dari bahasa Bali, yang mempunyai arti tiga
variasi atau bagian lagu. Komposisi musik program “Tabuhan Telu Kagitaan”
terbagi dalam tiga bagian yang masing-masing bagiannya menceritakan tentang
suasana yang berbeda. Pada bagian pertama menceritakan suasana jalanan di pagi
hari di Titik Nol Kilometer kota Yogyakarta yang tenang menuju keriuhan
aktivitas. Bagian kedua menceritakan suasana keriuhan di siang hari, masih
ditempat yang sama. Bagian ketiga menceritakan suasana malam hari, jalanan Titik
Nol Kilometer kota Yogyakarta masih terjadi aktivitas.
Instrumen musik yang digunakan pada komposisi “Tabuhan Telu Kagiataan”
meliputi saron, demung, bonang barung, bonang penerus, drum set, gitar elektrik,
bas elektrik, keyboard, syntheziser, dan alat perkusi lainnya.
B.Musik Program
Musik Program mulai dipelkenalkan oleh Hector Berlioz. Hector Berlioz
merupakan komponis Perancis dari zaman Romantik, lahir pada tahun 1803 dan
wafat pada tahun 1869. Karyanya yang terkenal adalah Symphonie Fantastique dan
pertama kali ditampilkan pada tahun 18301. Karya tersebut mengisahkan tentang
seorang seniman yang berbakat yang meracuni dirinya sendiri karena cinta yang
tidak berpengharapan. Itulah awal terbentuknya istilah musik program. hakekat
dari musik program adalah suatu peristiwa, cerita, situasi yang dilukiskan melalui
sarana musik sehingga terciptalah asosiasi kepada peristiwa yang diangkat saat
musik dibunyikan
Musik program termasuk dalam kategori free form atau komposisi musik
dalam bentuk bebas. Dalam teknik penulisan tidak ada aturan yang baku, karena
keseluruhan bagian dari komposisi diciptakan berdasarkan ide atau inspirasi dari
unsur-unsur lain diluar musik dimana ide tersebut merangsang komposer untuk
merefleksikannya dengan bunyi.
C.Instrumen Musik 1. Combo
Combo berasal dari kata combine yang mempunyai arti menggabungkan.
Dalam istilah musik combo dapat didefinisikan menjadi menggabungkan beberapa
alat musik menjadi satu kesatuan yang harmonis. Suatu permainan bersama dalam
satuan kecil alat musik.2
Menurut peneliti, definisi combo pada zaman medern atau sekarang lebih
terkonsep menjadi sebuah band, yang terdiri dari beberapa pemain, menggunakan
beberapa instrument yaitu gitar elektrik, bas elektrik, keyboard, drum set, dan
perkusi.
a. Gitar Elektrik
Gitar merupakan salah satu alat musik yang sumber suaranya berasal dari
dawai (berjumlah enam) atau dawai yang dipetik dan mempunyai lubang suara
yang berfungsi sebagai resonansi udara. Gitar ini sering disebut gitar klasik (senar
terbuat dari nylon) atau gitar akustik (dawai terbuat dari besi paduan).3
Pada era modern, alat musik ini mengalamai berbagai perkembangan serta
modifikasi karena kebutuhan akan teknik bermain gitar yang semakin inovatif dan
kebutuhan sound yang lebih bervariasi, maka terciptalah gitar elektrik yang
memiliki komponen pengeras suara (pick up)
Gambar 2.1. Gitar Elektrik
2 Pono Banoe, Kamus Musik ( Yogyakarta: Kanisius ),. 133
3
b. Bas Elektrik
Bas elektrik adalah salah satu instrumen yang memainkan ritme, yang
biasanya pada grup band dipandu dengan drum yang menciptakan irama,
seperti disco, slowrock, 8 beat, 16 beat, swing, waltz dan lain-lain.4
Gambar 2.2. Bas Elektrik
b. Drum
Drum adalah salah satu instrumen membranophone (alat musik yang sumber
bunyinya berasal dari membran). Cara memainkan alat musik drum dengan
memukul bagian atas membran dan disamping objek tersebut telah terpasang alat
yang berfungsi untuk mengencangkan membran (lugs).
Gambar 2.3. Drum set
c. Keyboard
Keyboard adalah sebuah alat musik yang dimainkan seperti piano, hanya
keyboard dapat memainkan beragam suara, seperti trompet, suling, gitar, biola,
4
sampai segala alat perkusi. Dengan keyboard, kita juga dapat bermain layaknya
sebuah band. Keyboard adalah alat musik yang mudah dibawa ke mana-mana dan
menggunakan sumber energi listrik untuk menyalakannya.
Gambar 2.4. Keyboard
2. Gamelan
Gamelan merupakan seperangkat alat musik tradisional yang didominasi
alat-alat musik pukul. Gamelan dikenal masyarakat pada umumnya berasal dari
daerah Jawa dan sering digunakan pada sebuah pagelaran seni wayang, tari,
ketoprak, dan upacara pernikahan adat. Gamelan terdiri dari instrumen pukul yang
terbuat dari logam, berbentuk bilah (wilahan) ataupun canang (pencon) dalam
berbagai ukuran yang menggunakan atau menggunakan tabung resonansi.
Dalam satu perangkat gamelan terdapat instrumen lain: kendhang, rebab,
gambang, siter, yang dimainkan oleh niyaga dengan cara yang sesuai nama dan
fungsinya masing-masing.
Instrumen gamelan yang dipakai dalam komposisi Tabuhan Telu Kagitaan
adalah:
a. Saron
Saron merupakan ricikan yang berbentuk bilah yang ditata berjejer di atas
pangkon atau dudukan yang terbuat dari kayu dengan celah di tengahnya berfungsi
sebagai resonator suara.5 Memainkan saron dengan cara dipukul menggunakan
thuthuk atau pemukul berbentuk martil yang terbuat dari kayu.
Gambar 2.5. Saron dan pemukul
b. Demung
Demung merupakan salah satu anggota dari keluarga bilah. Bentuknya sama
dengan saron, namun ukurannya lebih besar, sehingga karakter suara yang
dihasilkan lebih rendah.6
Gambar 2.6. Demung dan pemukul
c. Bonang
Bonang merupakan ricikan7 terpanjang dalam gamelan. Bonang memiliki
struktur berbentuk pencon atau canang yang diletakkan berjejer di atas tali yang
direntangkan pada jagrak. Bentuk pemukul dari bonang adalah panjang dengan
dibalut tali pada seperempat bagian. Susunan sebuah bonang terdapat dua macam
pencon yang berbeda ukuran dan kualitas suara. Susunan pertama pencon
berukuran agak besar dengan hasil suara rendah, sedang yang kedua sedikit lebih
kecil dengan kualitas 1 oktaf lebih tinggi.8
Gambar 2.7. Bonang
D.Tangganada
6
(http://yudhipri.wordpress.com/2010/06/15/bagian-alat-musik-gamelan/).
7 Ricikan adalah perangkat gamelan.
Tangganada adalah susunan nada-nada secara alphabetis yang disusun ke
atas, dari nada terendah ke nada tertinggi maupun sebaliknya.9
Berikut ini adalah tangga nada yang digunakan dalam penyusunan komposisi
Tabuhan Telu Kagitaan:
1. Tangganada Diatonis
Tangganada diatonis adalah sebuah sistem tangganada yang masing-masing
nada dalam tangganada tersebut mempunyai jarak 1 tone (whole-tone), dan 1
semtone (half-tone), secara bervariasi.
Ada 2 jenis tangganada diatonis, yaitu tangganada mayor dan tangganada
minor.
a. Tangganada Mayor
Tangganada mayor adalah susunan nada-nada yang mempunyai jarak 1
semitone pada nada ke 3-4 dan 7-1(oktaf) dan jarak lain adalah 1 tone.
Tangga nada Mayor
b. Tangganada Minor
Tangganada minor adalah susunan nada-nada yang mempunyai jarak 1
semitone pada nada ke 2-3 dan 5-6 dan jarak nada-nada yang lain adalah 1 tone.
Tangganada minor yang digunakan:
Tangganada minor harmonis
Tangganada minor harmonis berasal dari tangganada minor asli, yang nada
ke-7 nya dinaikkan 1 semitone. Sehingga nada-nada yang tersusun dalam
tangganada minor harmonis natural adalah :
2. Tangga nada Pentatonis
Tangga nada pentatonis berasal dari kata penta (lima) dan tonic (nada),
sehingga dapat diartikan sebagai tangga nada yang terdiri dari lima nada. Tangga
nada pentatonis digunakan pada musik tradisional. Instrumen gamelan
menggunakan tangga nada pentatonis. Khusus instrumen gamelan Jawa terdapat
dua macam tangga nada pentatonis yang sering disebut dengan titi laras slendro
dan titi laras pelog. Dalam istilah Jawa, laras (nada) mempunyai tiga sifat dasar, yaitu 1. Tinggi rendah, yang disebabkan oleh banyak sedikitnya getaran dalam
periode waktu tertentu (frekuensi). 2. Panjang pendek, yang disebabkan oleh
lamanya terjadi getaran pada sumber bunyi (periode). 3. Keras lembut, yang
disebabkan oleh besar atau jauhnya getaran (amplitudo).10
a. Laras Slendro
Laras Slendro adalah tangga nada dalam karawitan yang mempunyai lima
jenis nada (pentatonis), sedangkan surti-nya11 berjarak sama. Kelima nada pada
laras slendro dapat dituliskan sebagai berikut
1(ji) 2(ro) 3(lu) 5(ma) 6(nem) 1(ji)
Barang Gulu Dhadha Lima Nem Barang Alit b. Laras Pelog
Laras Pelog adalah tangga nada pada karawitan jawa yang memiliki tujuh
jenis nada (heptatonis) dalam satu gembyangan (oktafnya), sedangkan surti-nya
berjarak tidak sama. Ketujuh nada tersebut dapat dituliskan sebagai berikut
1(ji) 2(ro) 3(lu) 4(pat) 5(mo) 6(nem) 7(pi)
Panggul Gulu Dhadha Pelog Lima Nem Barang
Selain terdapat tangga nada pelog dan slendro, dalam instrumen gamelan
terdapat pula istilah Pathet. Pathet mempunyai beberapa pengertian tergantung
pada konteks penggunaannya. Istilah pathet pada seni tembang dapat disejajarkan
dengan nada dasar pada musik diatonis. Pada tangga nada pelog dan slendro,
pathet dapat dibagi menjadi:
1) Pelog
Dalam laras pelog, pathet terdapat tiga macam, yaitu:
a) Pathet Lima
Pathet Lima menggunakan nada-nada 1 2 4 5 6, fungsi nada sebagai berikut : 5 berfungsi sebagai tonica/finalis/dhong.
2 berfungsi sebagai dominant /dhang.
1 berfungsi sebagai sub dominant/ dhung.
4 dan 6 berfungsi sebagai nada penyalur
b) Pathet Nem
Pathet Nem terdiri dari nada – nada 1 2 3 5 6, fungsi nada sebagai berikut 2 berfungsi sebagai tonica/finalis/dhong
6 berfungsi sebagai dominant /dhang.
5 berfungsi sebagai sub dominant/ dhung.
1 dan 3 berfungsi sebagai nada penyalur.
c) Pathet Barang
Pathet Barang terdiri dari nada – nada 2 3 5 6 7, fungsi nada sebagai berikut: 6 berfungsi sebagai tonica/finalis/dhong
3 berfungsi sebagai dominant /dhang.
2 berfungsi sebagai sub dominant/ dhung.
5 dan 7 berfungsi sebagai nada penyalur.
2) Slendro
Pathet pada laras slendro dibagi dalam 3 macam, yaitu: (Kusnadi 2004 : 36).
a) Pathet Sanga
Pathet sanga terdiri dari nada – nada 1 2 3 5 6, fungsi nada sebagai berikut: 5 berfungsi sebagai tonica/finalis/dhong
2 berfungsi sebagai dominant /dhang.
1 berfungsi sebagai sub dominant/ dhung.
3 dan 6 berfungsi sebagai nada penyalur.
d) Pathet nem
Pathet nem terdiri dari nada – nada 1 2 3 5 6, fungsi nada sebagai berikut: 2 berfungsi sebagai tonica/finalis/dhong
6 berfungsi sebagai dominant /dhang.
5 berfungsi sebagai sub dominant/ dhung.
1 dan 3 berfungsi sebagai nada penyalur.
Pathet Manyura terdiri dari nada – nada 1 2 3 5 6, fungsi nada sebagai berikut:
6 berfungsi sebagai tonica/finalis/dhong
3 berfungsi sebagai dominant /dhang.
2 berfungsi sebagai sub dominant/ dhung.