• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN YURIDIS HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN PINJAM JAGO MENURUT HUKUM ADAT KARO DAN HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN YURIDIS HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN PINJAM JAGO MENURUT HUKUM ADAT KARO DAN HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN YURIDIS HAK WARIS ANAK DALAM PERKAWINAN PINJAM JAGO MENURUT HUKUM ADAT KARO DAN HUKUM ISLAM

DIKAITKAN DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

ABSTRAK

Muhammad Satria Mustafa Bangun 110110080116

Manusia diciptakan oleh Allah SWT ke dunia berpasang-pasangan, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Sejak seorang manusia dilahirkan dalam kondisi hidup, maka pada saat itu adalah awal dirinya menjadi subjek hukum yang akan mengemban hak dan kewajiban. Peristiwa hukum yang pasti dialami oleh manusia adalah ketika dilahirkan, perkawinan, dan meninggal dunia. Pada peristiwa perkawinan yang dilangsungkan bertujuan untuk memperoleh keturunan. Tetapi pada kenyataannya banyak pasangan suami istri tidak memperoleh keturunan dari perkawinannya. Namun untuk mengatasi masalah tersebut, dalam adat Karo ada yang dikenal dengan istilah perkawinan pinjam jago. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hak waris anak dalam perkawinan pinjam jago menurut Hukum Adat Karo dan Hukum Islam dikaitkan dengan Kompilasi Hukum Islam.

Penelitian ini bersifat deskriptif analis, yaitu memberikan gambaran yang menyeluruh dan sistematik tentang hak waris anak dari adanya perkawinan pinjam jago dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif, utamanya melakukan pengumpulan data baik studi kepustakaan maupun studi lapangan guna memperoleh gambaran menyeluruh mengenai norma-norma dan asas-asas hukum yang terdapat dalam peraturan yang berlaku yang dikaitkan dengan masalah yang diteliti.

Referensi

Dokumen terkait

Konsekuensi dari penetapan jenis kelamin transeksual terhadap hak warisnya adalah posisi sebagai ahli waris tetap, dalam artian tetap bagian hak warisnya, tetap

Pasal 6 KHI, bahwa aturan mengenai sahnya perkawinan dalam KHI yang telah disesuaikan dengan perkembangan jaman dan tidak melanggar hukum dasar dari syari’at hukum Islam

pasal 6 KHI, bahwa aturan mengenai sahnya perkawinan dalam KHI yang telah disesuaikan dengan perkembangan jaman dan tidak melanggar hukum dasar dari syari‟at hukum

fiqh menyebut adanya istilah ahli waris karena pergantian. Meskipun dalam makna pergantian lain ada mereka menyebut namun pergantian tersebut bersifat penuh. Menurut

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul : PERBANDINGAN STATUS HAK WARIS ANAK LUAR KAWIN ANTARA KOMPILASI HUKUM ISLAM

Dan dalam hukum waris Islam, anak tiri bisa mendapatkan harta warisan dari perkawinan ayah atau ibu kandung-nya yang baru (keluarganya yang baru) dengan cara Qiyas

Terkait hak waris atas tanah bagi anak hasil perkawinan campuran, merujuk pada asas lex resitae maka negara yang berhak mengeksekusi harta warisan adalah negara dimana benda tersebut

Sedangkan sistem kewarisan dalam perkawinan bleket adat rejang yang dilakukan secara tidak murni yaitu tidak menyalahi hukum syara’ karena hal tersebut tidak terputusnya hak waris