• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Keputusan Pembelian

Prilaku konsumen saat mengambil keputusan sangat penting saat proses pembelian suatu barang atau jasa, prilaku pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan seseorang yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Menurut Olson (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:332) yang dimaksud keputusan pembelian adalah suatu proses pemecahan masalah yang meliputi semua proses yang dilalui konsumen untuk mengelai masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternative, dan memilih diantara pilihan-pilihan. Adapun factor dan indikator yang mempengaruhi keputusan pembelian.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:335), faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian terdiri dari berbagai faktor, yaitu:

1) Faktor pribadi

Faktor pribadi merupakan faktor yang unik bagi seseorang. Berbagai faktor pribadi dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Faktor digolongkan menjadi tiga yaitu :

a) Faktor demografi berkaitan dengan siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan pembelian. Faktor ini meliputi ciri-ciri

(2)

individual seperti jenis kelamin, usia, ras, suku bangsa, pendapatan, siklus, kehidupan keluarga, dan pekerjaan.

b) Faktor situsional

Faktor situsional merupakan keadaan atau kondisi eksternal yang ada ketika konsumen membuat keputusan pembelian.

c) Faktor keterlibatan

Faktor keterlibatan konsumen ditunjukan dengan sejauh mana konsumen mempertimbangkan terlebih dahulu keputusannya sebelum membeli suatu produk.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis yang ada pada diri seseorang sebagian menetapkan perilaku orang tersebut sehingga mempengaruhi perilakunya sebagai konsumen. Faktor-faktor psikologis meliputi :

1) Motif

Motif adalah kekuatan energy internal yang mengarahkan kegiatan seseorang kearah pemenuhan kebutuhan atau pencapaian sasaran.

2) Persepsi

Persepsi adalah proses pemilihan, pengorganisasian, dan penginterpretasian masukan informasi untuk menghasilkan makna.

3) Kemampuan dan pengetahuan

Kemampuan adalah kesanggupan dan efisiensi untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Kemampuan yang diminati oleh para pemasar adalah kemampuan seorang individu untuk belajar dimana proses

(3)

pembelajaran tersebut merupakan perubahan perilaku seseorang yang disebabkan oleh informasi dan pengalaman.

4) Sikap

Sikap merujuk pada pengetahuan dan perasaan positif atau negatif terhadap sebuah objek atau kegiatan tertentu.

5) Kepribadian

Kepribadian adalah semua ciriinternal dan perilaku yang membuat seseorang itu unik. Kepribadian sesorang berasal dari keturunan dan pengalaman pribadi.

3) Faktor sosial

Manusia hidup ditengah-tengah masyarakat. Sudah tentu manusia akan dipengaruhi oleh masyarakat dimana dia hidup. Dengan demikian, perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh masyarakat atau faktor sosial yang melingkarinya. Faktor sosial tersebut meliputi:

1) Peran dan pengaruh keluarga

Dalam kaitannya dengan perilaku konsumen, keluarga mempunyai pengaruh langsung terhadap keputusan pembelian konsumen. Setiap anggota keluarga mempunyai kebutuhan, keinginan, dan selera yang berbeda-beda.

2) kelompok referensi

Kelompok referensi dapat berfungsi sebagai perbandingan dan sumber informasi bagi sesorang sehingga perilaku para anggota kelompok referensi ketika membeli satu produk bermerek tertentu akan dapat dipengaruhi oleh kelompok referensi.

(4)

3) Kelas social

Kelas sosial adalah senuah kelompok yang terbuka untuk para individu yang memiliki tingkat sosial yang serupa. Dalam kelas sosial terjadi pembedaan masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat, ada kelas yang tinggi, ada yang rendah.

4) Budaya dan sub budaya

Budaya mempengaruhi bagaimana seseorang membeli dan menggunakan produk, serta kepuasan konsumen terhadap produk tersebut sebab budaya juga menentukan produk-produk yang dibeli dan digunakan.

b. Indikator keputusan pembelian

Keputusan pembelian memiliki lima tahapan dengan masing masing tahapan memiliki indikator yang dapat mempengaruhi tindakan konsumen. Menurut Engel et al (2006) (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:334) tersebut adalah :

1) Pengenalan masalah

Pengenalan masalah adalah suau keadaan dimana terdapat perbeda antara keadaan yang diinginkan dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. indikator ini dapat diukur melalui: pemenuhan kebutuhan, produk komoditas dan kualitas produk.

2) Pencarian informasi

Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa keputusan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan

(5)

mengkonsumsi suatu produk.

Indikator ini dapat diukur melalui : hambatan informasi, pengamatan produk dan media promosi dari produk.

3) Evaluasi alternatif

Evaluasi alternatif adalah proses yang mengevaluasi pilihan produk atau merek dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen.

Indikator ini dapat diukur melalui : Nilai prestise produk, standar kualitas.

4) Keputusan Pembelian

Setelah tahap-tahap diatas dilakukan, pembeli akan menentukan sikap dalam pengambilan keputusan apakah membeli atau tidak. Jika memilih untuk membeli produk, dalam hal ini konsumen dihadapkan pada beberapa alternative pengambilan keputusan seperti produk, merek, penjual, kuantitas, dan waktu pembeliannya. Indikator ini dapat diukur melalui: Pengaruh dari orang lain, kenginan dan kemampuan konsumen serta yang terakhir adalah intensitas pembelian konsumen terjadi. indikator ini dapat diukur melalui : pemenuhan kebutuhan, produk komoditas dan kualitas produk.

5) Pencarian informasi

Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa keputusan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Indikator ini dapat diukur melalui: hambatan informasi, pengamatan produk dan media promosi dari produk.

(6)

6) Evaluasi alternatif

Evaluasi alternatif adalah proses yang mengevaluasi pilihan produk atau merek dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen.

Indikator ini dapat diukur melalui : Nilai prestise produk, standar kualitas.

7) Keputusan Pembelian

Setelah tahap-tahap diatas dilakukan, pembeli akan menentukan sikap dalam pengambilan keputusan apakah membeli atau tidak. Jika memilih untuk membeli produk, dalam hal ini konsumen dihadapkan pada beberapa alternative pengambilan keputusan seperti produk, merek, penjual, kuantitas, dan waktu pembeliannya. Indikator ini dapat diukur melalui: Pengaruh dari orang lain, kenginan dan kemampuan konsumen serta yang terakhir adalah intensitas pembelian konsumen.

8) Hasil

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Tahap ini dapat memberikan informasi yang penting bagi perusahaan apakah produk dan pelayanan yang telah dijual dapat memuaskan konsumen atau tidak. indikator dapat diukur melalui: Penilaian terhadap kualitas, rekomendasi kepada orang lain serta penilaian terhadap produk.

2. Gaya Hidup

Gaya hidup atau lifestyle adalah pola hidup manusia dalam kehidupan.

Setiawan dan Handojo (2018: 3) menyatakan gaya hidup mencakup sesuatu yang lebih dari sekedar kelas sosial ataupun kepribadian seseorang. Menurut Priansa

(7)

(2017:185) gaya hidup adalah gambaran perilaku konsumen yang terkait dengan bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya, dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya. Kotler dan Keller (2009) dalam Mokoagouw (2016) menyatakan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Gaya hidup dapat berubah namun bukan disebabkan oleh berubahnya kebutuhan karena pada umumnya kebutuhan manusia tetap sama seumur hidup. Perubahan tersebut terjadi karena adanya sebuah yang pengaruh lingkungan. Konsumen akan cenderung mencari alternatif yang ada dengan kelengkapan produk yang menjanjikan pemenuhan kebutuhan gaya hidup yang dianutnya.

Dari beberapa definisi yang disebutkan diatas, dapat disimpulkan gaya hidup akan menggambarkan bagaimana pola, cara dan perilaku seseorang dalam menghabiskan waktu yang dimilikinya. Gaya hidup juga menampilkan pola perilaku dan kebiasaan seseorang terhadap interaksinya di dunia.

a. Indikator Gaya Hidup

Indikator gaya hidup menurut Assael (1992) dalam Badjamal (2019) yaitu : 1. Aktivitas

Adalah orang dengan gaya hidup konservatif-trendsetter senang berkelompok, aktif dalam komunikasi tertentu, suka berbelanja dan berpenampilan baik dengan menggunakan pakaian yang bagus.

2. Minat

Adalah orang dengan gaya hidup konservatif-trendsetter biasanya tertarik dengan mode, pakaian dan pendidikan.

3. Opini

Adalah orang dengan gaya hidup konservatif-trendsetter menganggap berbusana adalah sebuah aktualisasi diri.

(8)

3. Citra Merek

Menurut Rangkuti (2004) dalam Sangadji dan Sopiah (2017) Citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen. Citra merek merupakan serangkaian asosiasi (persepsi) yang ada dalam benak konsumen terhadap suatu merek, biasanya terorganisasi menjadi suatu makna.

Citra merek merupakan refresentasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek tersebut.

Citra merek menurut Tabalema, dkk (2016: 445) adalah persepsi yang muncul dalam benak konsumen untuk mengingat suatu brand. Citra merek meliputi pengetahuan dan kepercayaan akan kelengkapan merek tersebut dan evaluasi yang dipersepsikan dengan merek tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas terkait definisi citra merek, dapat disimpulkan bahwa citra merek adalah persepsi konsumen dan prefensi terhadap produk. Citra merek terbentuk dari asosiasi (persepsi) yang mendasari keputusan membeli bahkan loyalitas merek dari konsumen. Konsumen yang memiliki citra yang poitif terhadap suatu merek, akan lebih meyakinkan untuk melakukan pembelian.

a. Indikator Citra Merek

Citra merek memiliki beberapa indikator. Menurut Mohammad dalam Iswanto (2016: 120) ada 3 indikator :

1) Corporate Image (citra pembuat), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu barang atau jasa. Citra pembuat meliputi: popularitas, kredibilitas, jaringan perusahaan, serta pemakai itu sendiri/ penggunanya.

2) User Image (citra pemakai), yaitu sekumpulan asosiasi yang

(9)

dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. Meliputi: pemakai itu sendiri, serta status sosialnya.

3) Product Image (citra produk), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu barang atau jasa. Meliputi:

atribut dari produk, manfaat bagi konsumen, serta jaminan.

4. Word of Mouth

Promosi atau strategi pemasaran dapat dilakukan dengan word of mouth.

Kotler & Keller (2009;19) berpendapat bahwa word of mouth (WOM) adalah kegiatan pemasaran melalui perantara orang ke orangbaik secara lisan, tulisan, maupun lewat alat komunikasi elektronik yang terhubung internet yang didasari oleh pengalaman atas produk atau jasa. Menurut Sumardy dalam Effendi (2016) terdapat indikator word of mouth yaitu: keinginan konsumen menceritakan hal baik tentang produk, keinginan konsumen menyarankan orang lain untuk menggunakan produk, keinginan konsumen untuk mempengaruhi orang lain untuk membeli produk, keinginan konsumen untuk memotivasi orang lain untuk menggunakan produk, keinginan konsumen untuk mengajak orang lain untuk menggunakan produk.

a. Dimensi atau indikator Word of Mouth

Word of mouth memiliki beberapa elemen atau dimensi. Menurut

Sernovitz dalam Mahdiasukma dan Achmad (2018: 57), terdapat lima dimensi atau indikator dasar word of mouth yang dikenal dengan 5T, yaitu: Talkers (pembicara), Topics (topik), Tools (alat), Talking part (partisipasi) dan Tracking (pengawasan). Penjelasan kelima elemen tersebut adalah sebagai berikut:

(10)

1. Talkers (pembicara), ini adalah kumpulan target dimana mereka yang akan membicarakan suatu merek biasa disebut juga influencer. Talkers ini bisa siapa saja mulai dari teman, tetangga, keluarga, dll. Selalu ada orang yang antusias untuk berbicara. Mereka ini yang paling bersemangat menceritakan pengalamannya.

2. Topics (topik), ini berkaitan dengan apa yang dibicarakan oleh talker.

Topik ini berhubungan dengan apa yang ditawarkan oleh suatu merek.

Seperti tawaran spesial, diskon, produk baru, atau pelayanan yang memuaskan. Topik yang baik ialah topik yang simpel, mudah dibawa, dan natural. Seluruh word of mouth memang bermula dari topik yang menggairahkan untuk dibicarakan.

3. Tools (alat), ini merupakan alat penyebaran dari topic dan talker.

Topik yang telah ada juga membutuhkan suatu alat yang membantu agar topik atau pesan dapat berjalan. Alat ini membuat orang mudah membicarakan atau menularkan produk atau jasa perusahaan kepada orang lain.

4. Talking part (partisipasi), suatu pembicaraan akan hilang jika hanya

ada satu orang yang berbicara mengenai suatu produk. Maka perlu adanya orang lain yang ikut serta dalam percakapan agar word of mouth dapat terus berlanjut.

5. Tracking (pengawasan), ialah suatu tindakan perusahaan untuk mengawasi serta memantau respon konsumen. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mempelajari masukan positif atau negatif konsumen, sehingga dengan begitu perusahaan dapat belajar dari masukan tersebut untuk kemajuan yang lebih baik.

(11)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian ini tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu, sebagai bahan perbandingan, refresnsi dan kajian serta memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang akan dilakukan. Berikut merupakan penelitian terdahulu dari beberapa jurnal yang terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis diantaranya sebagai berikut :

Tabel 2.1

Hasil penelitian terdahulu

No Penulis dan

identitas jurnal Variabel Hasil

1. Bambang Somantri, Ridha Afrianka,

Fahrurrazi (2020) CAKRAWALA – Repositori IMWI Volume 3, Nomor 1, April 2020 p- ISSN: 2620-8490;

e-ISSN: 2620- 8814

INDEPENDEN Gaya Hidup (X1) Citra Merek (X2) DEPENDEN

Keputusan Pembelian (Y)

1. gaya hidup

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

2. citra merek

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

3. gaya hidup dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap keputusan pembelian

2. Fanny Puspita Sari (2016) Jurnal Ilmu dan Riset

Manajemen : Volume 5, Nomor 6, Juni 2016

INDEPENDEN Harga (X1) Citra merek (X2) Word of mouth (X3) DEPENDEN

Keputusan pembelian (Y)

1. harga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

2. citra merek

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

3. word of mouth berpengaruh signifkan terhadap keputusan

pembelian.

3 Milly Lingkan INDEPENDEN 1. Gaya hidup, Harga dan

(12)

Mokoagouw Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 01 Tahun 2016

X1:Gaya hdup X2:harga

X3:Kualitas prosuk DEPENDEN

Y:keputusan pembelian

Kualitas Produk secara simultan memiliki pengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian handphone Samsung yang ada di Samsung Mobile IT Center Manado.

2. Gaya Hidup memiliki pengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian handphone Samsung yang ada di Samsung Mobile IT Center Manado.

3. Harga memiliki pengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian handphone Samsung yang ada di Samsung Mobile IT Center Manado.

4. Kualitas Produk memiliki pengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian handphone Samsung yang ada di Samsung Mobile IT Center Manado.

4. Setiawan, Kezia M dan Handojo Djoko. 2018.

Dalam Jurnal Administrasi Bisnis, Vol 7, No 4, Halaman 1-7.

INDEPENDEN X1= Word of outh X2= Kualitas produk X3= Brand image X4= Gaya hidup DEPENDEN

Y= Keputusan Pembelian

1. Word of mouth

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian 2. Kualaitas produk, brand

image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

3. Brand Image

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian 4. Gaya hidup berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

(13)

5. Tabalema,

Muhammad R. S., Untung

Sriwidodo., Sumaryanto.

2016.. Dalam Jurnal Ekonomi dan

Kewirausahaan, Vol 16, No 4, Halaman 442-449

X1= Brand image X2= Word of mouth Y= Keputusan Pembelian

1. Brand image

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

2. Word of mouth tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

3. Word of mouth tidak memoderasi pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian.

6. Effendi, Rudi., Marjam Dhesma Rahadhini., Alwi Suddin. 2016.

Dalam Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, Vol 16, No 4, Halaman 418-425

X1= Word of Mouth X2= Lokasi

X3= Kualitas Pelayanan Y=Keputusan Pembelian

1. Word of mouth

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

2. Lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

3. Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan

7. Sarah Vivian (2020)

Jurnal Transaksi Vol. 12, No. 1 ISSN 1979-990X

INDEPENDEN Brand image (X1) Gaya hidup (X2) DEPENDEN

Keputusan pembelian (Y)

Keputusan Pembelian (Y) Brand Image (X₁)

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap, kemudian variabel Gaya Hidup Hedonis (X₂) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y).

8. Fulani, Barde E.

Barnabas2 Ibrhim Y. Ohida. 2018..

African Journal of Management (Vol.3, No.2 2018), Business Admin. University of Maiduguri

X1=BRAND IMAGE X2=PROMOTIONAL MIX

Y= CONSUMER BUYING DECISION

1. There is no significant relationship between brand image and consumers’ buying decision.

2. There is no significant relationship between advertising and consumers’ buying decision.

3. There is no significant relationship between sales promotion and consumers’ buying decision.

4. There is no significant

(14)

relationship between personal selling and consumer’s buying decision.

9. Ryan Tantri Andi, and Mochammad Mukti Ali (2019) EJBMR, European Journal of

Business and Management Research Vol. 4, No. 4, August 2019

X = Lifestyle Y=Purchasing

The results of the study showed that lifestyle had a positive

and significant effect on purchasing decision.

(Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

10. Shochibul Mighfar, Sukaris, Moch.

Saleh, Ahmad Qoni Dewantoro (2020) IRJ:

Innovation

Research Journal- Volume 1 Issue 2, October2020; 99- 104

THE EFFECT OF X1=PRODUCT QUALIT

X2= FEATURES X3=WORD OF MOUTH

X4= E-COMMERCE Y=PURCHASE DECISIONS

1. The results of the t- test indicate that product quality and features influence the Xiaomi smartphone purchase decision.( Hasil uji-t menunjukkan bahwa kualitas produk dan fitur mempengaruhi keputusan pembelian ) 2. word of mouth and e-

commerce have no effect. (word of mouth dan e-commerce tidak berpengaruh pada smartphone)

3. Simultaneous results with the F test, product quality, features, word of mouth and e- commerce

simultaneously

influence the purchase decisions of Xiaomi smartphones. (Hasil bersamaan dengan uji F, kualitas produk, fitur, dari mulut ke mulut dan e-commerce secara bersamaan memengaruhi

(15)

keputusan pembelian) 11 Iswanto, R. (2016)

JurnalD Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain dan

Periklanan.

Vol.3, No.2 Hal 116-133

X = Brand Image Y = Keputusan Pembelian

Brand image memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

12 Mahdiasukma &

Fauzi (2018).

Jurnal Administrasi Bisnis.Vol. 55 No.

3 Hal 55-63

X = Word of Mouth marketing Y = Keputusan Pembelian

Word of Mouth memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap Proses Keputusan Pembelian.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh antara Gaya Hidup, Citra Merek dan Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian.

Menurut Priansa (2017:185) gaya hidup adalah gambaran perilaku konsumen yang terkait dengan bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya, dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya. Memahami gaya hidup konsumen, pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan, jika gaya hidup diketahui maka pemasar dapat menempatkan iklannya pada media-media yang paling cocok, jika mengetahui gaya hidup konsumen maka pemasar biasa mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka (Mokoagouw 2016). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Somantri dkk (2020), Mokoagouw (2016), Vivian (2020), Andi dan Ali (2019) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

(16)

Schiffman dan Kanuk (2008:173) dalam Iswanto (2016) juga menyatakan jika konsumen tidak memiliki informasi/pengalaman tentang suatu brand/merek, produk atau jasa, maka mereka akan cenderung untuk lebih mempercayai brand/merek yang sudah terkenal atau disukai banyak orang. Menurut Aaker dalam Simamora (2004) dalam Sangadji dan Sopiah (2013:327) citra merek adalah seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan atau dipelihara oleh pemasar. Citra merek dapat mempengaruhi keputusan pembelian, ini bisa dilihat dari konsumen menjadikan citra merek sebagai acuan dalam membuat keputsan pembelian produk. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Handojo (2018) hasil penelitian, bahwa Citra Merek merupakan salah satu variabel yang sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.

Kotler & Keller (2009;19) berpendapat bahwa word of mouth (WOM) adalah kegiatan pemasaran melalui perantara orang ke orangbaik secara lisan, tulisan, maupun lewat alat komunikasi elektronik yang terhubung internet yang didasari oleh pengalaman atas produk atau jasa. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2016) diketahui hasil bahwa word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

2. Pengaruh antara Gaya Hidup terhadap keputusan pembelian.

Menurut Priansa (2017:185) gaya hidup adalah gambaran perilaku konsumen yang terkait dengan bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya, dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya. Memahami gaya hidup konsumen, pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan, jika gaya hidup diketahui maka pemasar dapat menempatkan iklannya pada media-media yang paling cocok, jika mengetahui gaya hidup konsumen maka pemasar biasa mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka (Mokoagouw 2016).

(17)

Gaya hidup adalah salah satu factor kunci dalam setiap transakasi pembelian suatu barang atau jasa. Keputusan pembelian tidak lepas dari gaya hidup, mereka yang ingin membeli produk untuk memenuhi kebutuhannya dengan di pengaruhi karakteristik gaya hidup untuk mengukur berdasarkan kegiatan seperti pekerjaan, hobi, kuliah, belanja, dan minat yang dibutuhkan berdasarkan produk yang diinginkan sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian.

Hal ini didukung dengan Penlitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Handojo (2018) Somantri dkk (2020), Mokoagouw (2016), Vivian (2020), Andi dan Ali (2019) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

3. Pengaruh antara Citra Merek terhadap keputusan pembelian

Schiffman dan Kanuk (2008:173) dalam Iswanto (2016) juga menyatakan jika konsumen tidak memiliki informasi/pengalaman tentang suatu brand/merek, produk atau jasa, maka mereka akan cenderung untuk lebih mempercayai brand/merek yang sudah terkenal atau disukai banyak orang. Menurut Aaker dalam Simamora (2004) dalam Sangadji dan Sopiah (2013:327) citra merek adalah seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan atau dipelihara oleh pemasar.

Citra merek dapat mempengaruhi keputusan pembelian, ini bisa dilihat dari konsumen menjadikan citra merek sebagai acuan dalam membuat keputsan pembelian produk. Sebuah merek yang memiliki citra positif atau disukai dianggap mengurangi resiko pembelian, sehingga citra merek sangat mempengaruhi keputusan pembelian dalam melakukan suatu pembelian. Hal ini didukung dalam penelitian Setiawan dan Handojo (2018), Tabalema dkk (2016), Somantri dkk (2020), Vivian (2020),Sari (2016), Setiawan dan Handojo (2018) hasil penelitian, bahwa Citra Merek merupakan salah satu variabel yang sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.

(18)

4. Pengaruh antara Word of Mouth terhadap keputusan pembelian.

Kotler & Keller (2009;19) berpendapat bahwa word of mouth (WOM) adalah kegiatan pemasaran melalui perantara orang ke orangbaik secara lisan, tulisan, maupun lewat alat komunikasi elektronik yang terhubung internet yang didasari oleh pengalaman atas produk atau jasa. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2016), Setiawan dan Handojo (2018),Tabalema dkk (2016), Effendi dkk (2016), Mighfar dkk (2020) diketahui hasil bahwa word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Keterangan:

= secara simultan

= secara parsial H1

Keputusan Pembelian (Y) H2+

Word of Mouth X3 Citra Merek

X2 Gaya hidup

X1

H3+

H4+

(19)

D. Hipotesis

Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan, hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Gaya Hidup,Citra Merek, dan Word of Mouth berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian Samsung Smartphone.

H2 : Gaya Hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Samsung Smartphone.

H3 : Citra Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Samsung Smartphone.

H4 : Word of Mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Samsung Smartphone.

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Proses pengambilan keputusan merupakan kebiasaan atau rutin (habitual or ruotine decisions) merupakan proses pengambilan keputusan dalam pembelian produk-produk

Pada dasarnya sistem pendukung keputusan dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan,

Keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling di sukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan pembelian, yaitu faktor

pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian ( attention )

(2019) menunjukkan bahwa sikap terhadap produk environmentally sustainable apparel (ESA) memiliki pengaruh positif yang kuat terhadap niat konsumen untuk membeli pakaian

Menentukan pembelian tahap dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling

Uraian mengenai pengertian keputusan pembelian diatas maka dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah tahap kecenderungan perilaku membeli dari konsumen pada suatu

Anoraga (2000) menyatakan bahwa ada lima tahap dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli yang umum dilakukan oleh seseorang, yaitu pengenalan kebutuhan,