• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Auditor Pada Masa Pandemi ( Studi Empiris Kantor Akuntan Publik Kota Pekanbaru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Auditor Pada Masa Pandemi ( Studi Empiris Kantor Akuntan Publik Kota Pekanbaru"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

RAJ, 3 (1) 2023 : 161-171, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj |

Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International license.

THE INFLUENCE OF AUDIT STRUCTURE, ROLE CONFLICT, ROLE ILLUSION AND EMOTIONAL INTELLIGENCE ON AUDITOR PERFORMANCE DURING A STUDY (EMPIRE STUDY OF PEKANBARU PUBLIC ACCOUNTING)

Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Auditor Pada Masa Pandemi ( Studi Empiris

Kantor Akuntan Publik Kota Pekanbaru

Fitri Wulandari*¹ Rama Gita Suci² Dian Puji Puspitasari³

Universitas Muhammadiyah Riau, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Indonesia

1fitriwulandari392@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of audit structure, role conflict, role ambiguity and emotional intelligence on auditor performance during the pandemic. This research was conducted with quantitative methods. In this study the method used for data collection is a questionnaire. The population in this study were all auditors who worked at the Pekanbaru City Public Accounting Firm (KAP). The sampling technique uses the Convenience Sampling method, and the sample is the auditors who participate in the number of 38 respondents. The data analysis technique uses multiple linear regression, and the data obtained is processed using SPSS version 23. The results of this study show that audit structure affects auditor performance, role conflict affects auditor performance, role ambiguity does not affect auditor performance, emotional intelligence affects auditor performance .

Keywords: audit structure, role conflict, role ambiguity, emotional intelligence

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh struktur audit, konflik peran, ketidak jelasan peran dan kecerdasan emosional terhadap kinerja auditor pada masa pendemi. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) Kota Pekanbaru. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan metode Conveniece Sampling, dan sampelnya adalah auditor yang berpartisipasi sejumlah 38 responden. Teknik analisis data menggunakan regresi linear berganda, dan data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS versi 23. Hasil penelitian ini menjukkan struktur audit berpengaruh terhadap kinerja auditor, konflik peran berpengaruh terhadap kinerja auditor, ketidakjelasan peran tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor, kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Kata kunci : Struktur audit, Konflik peran, Ketidakjelasan Peran, Kecerdasan Emosional 1. Pendahuluan

Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Pengertian kinerja auditor adalah hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya, sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja auditor menjadi perhatian utama, bagi klien ataupun publik dalam menilai hasil audit yang dilakukan (Zainal Fanani et al., 2007)

Seorang auditor dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas khususnya dibidang auditing. Salah satu sumber peningkatan kinerja seorang auditor dapat berasal dari pengalaman- penggalaman dalam bidang audit dan akuntansi. Pengalaman tersebut dapat diperoleh melalui

(2)

162

proses yang bertahap, seperti: pelaksanaan tugas-tugas pemeriksaan, intensitas pelatihan ataupun kegiatan lain yang dapat meningkatkan kinerja auditor. Beberapa proses yang dialami tersebut dalam memberikan manfaat pengembangan pengalaman seorang auditor yang dimiliki agar lebih memiliki kecakapan yang matang. Pertambahan pengalaman akan meningkatkan perhatian auditor dalam menemukan pelanggaran-pelanggaran. Dan pengalaman-pengalaman yang didapat auditor, memungkinkan berkembangnya potensi yang dimiliki auditor melalui proses-proses yang telah dipelajari sebelumnya, sehingga potensi terjadinya kekeliruan di masa mendatang akan semakin berkurang. Pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih. Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki akan memberikan hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup dalam tugasnya (Herliansyah, 2006).

Pada masa pandemi ini auditor melaksanakan tugas nya dari jarak jauh yang menyebabkan sangat sensitive terhadap kinerja auditor. Sebagaimana dipahami, auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari kesimpulan sebagai basis memberikan opini.

Pandemi Covid-19 juga mempengaruhi hasil pemerolehan bukti audit, misalnya saja pemberlakuan PPKM (Perlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang berimbas pada pembatasan akses dan perjalanan maupun ketersediaan personel dari auditor dan auditee.

Dalam situasi saat ini, Auditor harus menjaga kinerja auditor dan dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk mendukung opini audit.

Diawal tahun 2020 terangkat ke media massa akan Kasus gagal bayar polis nasabah yang mengarah pada korupsi PT Asuransi Jiwasraya dinilai melibatkan banyak pihak termasuk akuntan publik. Kasus ini sangat mengundang perhatian masyarakat dikarenakan nilai kerugian yang tercatat cukup besar, yakni sekitar 17 triliun Rupiah. Auditor dianggap tidak mampu atau mengungkap kondisi sebenarnya pada Jiwasraya. Terlebih lagi, laporan keuangan teraudit yang dipublikasikan Jiwasraya ternyata telah dimanipulasi atau window dressing sehingga perusahaan terlihat sehat. Dalam laporan keuangan Jiwasraya 2017, misalnya, akuntan publik telah memberikan pendapat "opini dengan modifikasi". Opini tersebut mencakup salah satu dari tiga jenis opini auditor yaitu opini wajar dengan mengecualian, opini tidak wajar dan opini tanpa memberikan pendapat. "Opini ini disebabkan karena tidak sesuainya material laporan keuangan dengan standar akuntansi atau karena auditor kekurangan memperoleh bukti karena berbagai sebab sehingga tidak cukup untuk memberikan opini wajar tanpa pengecualian. (CNN Indonesia;

2020).

Dari kasus yang telah di paparkan diatas cukup beralasan bila mucul keraguan dari publik terkait kinerja akuntan publik. Bagaimana tidak, dari kasus di atas terlihat mereka yang telah berpengalaman dan sangat memahami seluk-beluk akuntansi. Dari kasus diatas dapat mengakibatkan tuntutan pekerjaan yang semakin tinggi bagi auditor, terutama untuk memperbaiki kinerja dan mempertahankan kepercayaan klien terhadap auditor tersebut.Bercermin dari kesalahan akuntan publik sebelumnya, maka auditor dituntut untuk mampu meningkatkan kinerja dalam segi kecermatan dan ketelitian terutama dalam hal mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti yang ada dengan berpedoman pada standar dan etika yang berlaku di kondisi pandemi Covid-19 seperti ini. Berdasarkan fenomena tersebut dapat dinyatakan bahwa kinerja auditor masih belum seluruhnya memenuhi karakteristik kualitatif yang disyaratkan. Sehingga perlunya pembenahan terhadap sistem kerja pada kantor akuntan publik terutama pada auditor.

Pada dasar nya banyak faktor yang mempengaruhi kinerja auditor. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu faktor individu yang berasal dari dalam diri seseorang, faktor organisasi dan faktor psikologis. Dalam kegiatan audit, seorang auditor dapat dipengaruhi oleh stuktur audit yang dilaksanakan. Struktur audit dimulai dari proses pencarian informasi, pencatatan hingga publikasi opini audit. Jika struktur audit dilaksanakan dengan baik maka akan mendorong kinerja audit yang tinggi. Pelaksanaan struktur audit akan menciptakan laporan audit yang sistematis dan relatif kecil dari kesalahan dalam melaksanakan proses audit.

(3)

163

Penggunaan struktur audit memungkinkan dapat membantu auditor dalam melaksanakan tugasnya agar menjadi lebih baik. Staf audit yang tidak memiliki pengetahuan tentang struktur audit yang baku cenderung mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Hal ini berkaitan dengan koordinasi arus kerja, wewenang yang dimiliki, komunikasi dan kemampuan beradaptasi. Penggunaan pendekatan struktur audit memiliki keuntungan yaitu : dapat mendorong efektivitas, dapat mendorong efisiensi, dapat mengurangi litigasi yang dihadapi KAP.

Penelitian yang telah mengkaji struktur audit terhadap kinerja auditor diantaranya adalah Fanani et al.(2008) hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur audit berpengaruh positif terhadap kinerja auditor, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan struktur audit dapat membantu auditor dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor. Sedangkan menurut Maulana (2019) Struktur audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditordengan Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan struktur audit belum tentudapat membantu auditor dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor.

Konflik peran merupakan suatu gejala psikologis yang dialami oleh anggota organisasi yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja.Konflik peran adalah suatu konflik yang timbul karena mekanisme pengendalian birokrasi organisasi tidak sesuai dengan norma, aturan, etika dan kemandirian profesional. Kondisi tersebut biasanya terjadi karena adanya dua perintah yang berbeda yang diterima secara berbarengan dan pelaksanaan salah satu perintah saja akan mengakibatkan terabainya perintah yang lain. Seseorang yang sedang mengalami konflik peran dapat mempengaruhi kinerjanya dalam melaksanakan pekerjaan. Pengaruh hubungan konflik peran terhadap kinerja auditor antara lain adanya kecenderungan atas rasa tidak nyaman dalam bekerja yang dapat mengakibatkan tidak adanya motivasi untuk menyelesaikan pekerjaan sehingga ketepatan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tersebut tidak dapat dicapai. Menurut Patria (2016) Konflik peran berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Artinya semakin tinggi konflik peran yang dihadapi oleh auditor maka akan menurunkan kinerja auditor tersebut.Sedangkan menurut Kristina (2014) konflik peran tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor hal ini disebabkan karena auditor yang menerima penugasan didukung dengan tenaga kerja (sumberdaya manusia) yang cukup untuk melakukannya, auditor mampu memecahkan masalah yang timbul karena konflik antar auditor, sehingga dapat meningktkan kinerja auditor.

Tekanan peran lainnya yang kerap dirasakan auditor adalah ketidak jelasan peran.

Ketidakjelasan peran merupakan tidak cukupnya informasi yang dimiliki untuk menyelesaikan pekerjaan serta tidak adanya arah dan kebijakan yang jelas, ketidak pastian tentang otoritas, kewajiban dan hubungan dengan lainnya, dan ketidakpastian sanksi dan ganjaran terhadap prilaku yang dilakukan. Individu dapat mengalami ketidak jelasan peran jika mereka merasa tidak ada kejelasan sehubungan dengan ekspektasi pekerjaan seperti kurangnya informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan atau tidak memperoleh kejelasan mengenai tugas- tugas dari pekerjaannya Ketika seorang auditor merasa tidak jelas atas pekerjaannya yang dilaksanakannya akan berdampak negatif kepada kinerja auditor tersebut menjadi kurang optimal dalam menangani tugas auditnya, sehingga mengakibatkan penurunan kinerja dari seorang auditor tersebut. Menurut Ustina (2009) Ketidak mjelasan peran berpengaruh terhdap kinerja namun menurut Maulana(2019) Ketidakjelasan peran tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Ketidakjelasan peran yang sedang di alami oleh seorang auditor seperti tidak adanya arah kebijakan yang jelas dan ketidak pastian tentang otoritas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor.

Kinerja auditor tidak hanya dilihat dari kemampuan kerja yang sempurna, tetapi juga kemampuan menguasai dan mengelola diri sendiri serta kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional adalah kemampuan dibidang yaitu kesanggupan menghadapi frustasi, kemampuan mengendalikan emosi, semangat optimisme, dan kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain. penggunaan emosi yang efektif akan dapat

(4)

164

mencapai tujuan dalam membangun hubungan yang produktif dalam meraih keberhasilan kerja.kecerdasan emosional yang baik akan membuat seorang karyawan menampilkan kinerja dan hasil kerja yang lebih baik. Menurut Setiawan (2016) Kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa seorang auditor akan dapat mengendalikan emosi yang akan memengaruhi kemampuan kognitifnya untuk menghadapi berbagai tuntutan klien, mudah untuk bekerjasama dalam suatu tim audit sehingga dapat menjalakan tugas dengan baik dan akan memengaruhi suatu kinerja auditor, manum menurut Maulana (2019) Kecerdasan emosional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor, Hal ini menunjukkan dapat atau tidaknya seorang auditor mengendalikan peristiwa yang terjadi padanya belum tentu mempengaruhi kinerjanya.

Penelitian ini merupakan pengembangan yang terispirasi dari Agnesyana Gultom (2020), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Struktur Audit Dan Konflik Peran Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik (Kap). Dimana pada penelitian ini, peneliti mengikuti saran dari penelitian terdahulu untuk menambah variabel Independen. Dimana penulis menambahkan dua variabel independen yaitu Ketidak jelasan peran dan Kecerdasan emosional., dimana dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti pengaruh konflik peran dan kecerdasan emosional terhadap kinerja auditor.

2. Tinjauan Pustaka 1. KINERJA AUDITOR

Kinerja merupakan istilah yang berasal dari kata job performance atau actual performance prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Kinerja adalah pencapaian atastujuan organisasi yang dapat berbentuk output kuantitatif maupun kualitatif, kreatifitas, fleksibilitas, dapat diandalkan, atau hal-hal lain yang diinginkan oleh organisasi (Brahmasari dan Siregar, 2008).

2. STRUKTUR AUDIT

Muslim (2002) menjelaskan bahwa struktur audit meliputi apa yang harus dilakukan, intruksi bagaimana pekerjaan harus diselesaikan, alat untuk melakukan koordinasi, alat untuk pengawasan dan pengendalian audit dan alat penilai kualitas kerja yang dilaksanakkan.

Pemahaman terhadap struktur audit yang baik dapat meningkatkan kinerja auditor. Hal ini disebabkan karena teknik dan prosedur audit yang digunakan KAP akan menjadi lebih efektif dan efisien sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik. Bowrin menjelaskan bahwa proses audit yang terstruktur dikarakteristikan dengan memperkenalkan perubahan dari pendekatan tradisional ke penggunaan kerangka konseptual yang lebih efisien dan efektif untuk menyusun program audit dalam setiap perikatan dengan klien. Sedangkan pendekatan audit yang tidak terstruktur dikarakteristikan dengan kurangnya pendokumentasian dal hal kerangka kerja, panduan sistematis dalam proses audit. Salah satu fokus terhadap struktur audit adalah pengembangan dalam proedur, aturan, dan komunikasi dalam audit . Penggunaan struktur audit merupakan salah satu strategi keputusan dalam hal pengumpulan bukti, struktur audit yang semakin baik akan membantu auditor dalam pengumpulan bukti sehingga akan berpengaruh terhadap penilaian atas sebuah pendapat audit, sehingga bukti yang kompeten dan relevan dapat terpenuhi guna memberikan pendapat terhadap laporan keuangan.

3. KONFLIK PERAN

Winardi(2003), konflik peran adalah konflik yang terjadi karena seseorang mengemban lebih dari satu peran yangsaling bertentangan. Konflik peran sangat mungkin dialami oleh auditor KAP karena dalam bekerja mereka dapat memperoleh peran tambahan yang sengaja diberikan oleh atasan dalam melaksanakan proses audit. Adanya konflik peran yang dialami oleh auditor dapat menyebabkan menurunnyamotivasi kerja serta obyektifitas dalam diri auditor sehingga hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kinerja auditor tersebut.Konflik ini

(5)

165

cenderung berkembang pada auditor karenabesarnya tuntutanpekerjaan dan tuntutan peran sosial sebagaitanggung jawab yang harus dilaksanakanoleh auditor.

Menurut Ramawati Hanny Yustrianthe (2008), konflik peran terjadi ketika seorang berada pada situasi tekanan untuk melakukan tugas yang berbeda dan tidak konsisten dalam waktu yang bersamaan.

4. KETIDAKJELASAN PERAN

Ketidakjelasan peran merupakan perilaku yang ditentukan kepadakaryawan adalah tidak jelas (Robbins dan Judge, 2009). Roleambiguityatau ketidakjelasan peran adalah tidak cukupnya informasi yangdimiliki serta tidak adanya arah dan kebijakan yang jelas, ketidakpastian otoritas, kewajiban dan hubungan dengan lainnya, dan ketidakpastiansanksi dan ganjaran terhadap prilaku yang dilakukan (Fanani et al., 2007).Sasono (2004) juga menyatakan bahwa ambiguitas peran muncul bilaharapan peran tidak dipahami dengan jelas dan karyawan tidak pastimengenai apa yang harus dikerjakan.

Individu mengalami ketidakjelasanperan apabila mereka merasa tidak adanya kejelasan ekspektasi pekerjaan mereka, seperti kurangnya informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka atautidak memperoleh kejelasan mengenai deskripsi tugas dari pekerjaanmereka. Ketidakjelasanperan muncul karena tidak cukupnya informasiyang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan yangdiberikan dengan cara yang memuaskan (Fanani et al,2008). Kreitner dan Kinicki (2007) menyatakan bahwa seseorang yang mengalamirole ambiguityterjadiketika mereka tidak mengetahui apa yang diharapkan darinya.

5. KECERDASAN EMOSIONAL

Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain. Goleman (2006) menyatakan kecerdasan emosional adalah kecerdasan mengendalikan dan memantau perasaan orang lain dan diri sendiri serta menggunakan perasaan-perasaan tersebut untuk memandu tindakan dan pikiran.

Martin (2003) mengatakan seorang pemberi kerja tidak hanya membutuhkan orang yang cerdas, namun dibutuhkan juga seseorang yang mampu untuk bertahan menghadapi frustasi dan memiliki kemampuan untuk memotivasi diri, tidak melebihlebihkan kesenangan dan mengendalikan dorongan hati, menjaga agar

beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir dan mengatur suasana hati, berdoa dan berempati.

3. Metode Penelitian

Penelitain ini berjenis Deskriptif Kuantitatif dengan pendekatan survei. Menurut Sugiyono (2015) bahwa pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dan pengambilan sampel secara random dengan pengumpulan data menggunakan instrumen, analisis data bersifat statistik. Dengan demikian, penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok

4. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini bersifat kuantitatif dimana data yang dihasilkan akan berbentuk dalam angka. Dari data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan dilakukan analisis dengan menggunakan Software SPSS versi 23. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, dan kecerdasan emosional terhadap kinerja auditor.

Penyebaran kuisioner ini dilakukan pada Auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yanga ada di kota Pekanbaru sebanyak 7 Kantor Akuntan Publik (KAP). Dari 7 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di kota Pekanbaru hanya 6 Kantor akuntan publik yang bersedia menerima kuisioner penelitian. Penyebaran kuisioner ini dilakukan secara offline dengan mendatangi setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di kota Pekanbaru

(6)

166 1. ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini merujuk pada nilai minimum, maximum, rata-rata (mean) dan simpangan baku (standard deviation) dari seluruh variabel dalam penelitian ini yaitu struktur audit (X1), konflik peran (X2), ketidakjelasan peran (X3), kecerdasan emosional (X4). Hasil analisis statistik deskriptif yang dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Min Max Mean Std.

Deviation

Struktur Audit (X1) 38 9 20 16.50 2.447

Konflik Peran(X2) 38 16 28 23.58 3.151

Ketidakjelasan Peran (X3) 38 15 28 23.66 2.802 Kecerdasan Emosional

(X4) 38 31 50 42.92 3.886

Kinerja Auditor (Y) 38 15 25 20.79 2.195

Valid N (listwise) 38

Sumber: Hasil Pengolahan Software SPSS Versi 23, 2022 2. UJI NORMALITAS

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2 dengan alpha 0,05, dalam hal ini n adalah jumlah sampel.

Dengan hal ini df= 38-2= 36, sehingga di dapat r table untuk df (36)= 0,3202 . masing- masing butir pernyataan untuk variabel dependen dan independen diatas kriteria 0,3202 (r tabel). Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik masing-masing indikator pernyataan untuk variabel dependen dan independen adalah valid dan layak untuk digunakan sebagai data penelitian.

3. UJI RELIABILITAS

Apabila nilai Alpha Cronbach lebih dari 0,6 maka kuesioner pada variabel tersebut dinyatakan reliabel, sebaliknya apabila nilai Alpha Cronbach kurang dari 0,6 maka pertanyaan pada variabel tersebut dinyatakan tidak reliabel. Maka hasil pengujian reliabilitas dapat ditunjukkan pada table 3 dibawah ini:

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Struktur Audit (X1) 0. 726 Reliabel

Konflik Peran (X2) 0. 748 Reliabel

Ketidakjelasan Peran (X3) 0. 743 Reliabel

Kecerdasan Emosional (X4) 0. 826 Reliabel

Kinerja Auditor (Y) 0.694 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Software SPSS Versi 23, 2022

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa koefisien reliabilitas variabel independen dan dependen menunjukkan bahwa koefisien cronbach alpha > 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua instrumen dalam penelitian ini adalah reliabel.

4. UJI NORMALITAS

Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan Kolmogorv-Smirnov pada tabel 4 berikut ini:

(7)

167

Tabel 4 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 38

Normal Parametersa,b

Mean 0,0000000

Std. Deviation 1.25855192

Most Extreme Differences

Absolute 0, 107

Positive 0, 107

Negative -0, 099

Test Statistic 0, 107

Asymp. Sig. (2-tailed) . 200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Hasil Pengolahan Software SPSS Versi 23, 2022

Berdasarkan tabel 4 hasil perhitungan uji normalitas kolmogorov – smirnov didapatkan dengan nilai Asymp Sig. 0,200. Maka hasil uji normalitas penelitian ini dapat dikatakan residual berdistribusi normal karena nilai Asymp Sig. 0,200 > 0,05.

5. UJI HETEROSKEDASTISITAS

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji heteroskedastisitas glejser.

Apabila nilai p-value pada hasil uji t terdapat nilai signifikan < 0,05 maka nilai residual terjadi gejala heteroskedastisitas. Sedangkan apabila nilai p-value pada hasil uji t terdapat nilai signifikan> 0,05 maka nilai residual tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat ditunjukkan pada tabel 5 berikut ini:

Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std.

Error Beta

1 (Constant) 1.699 1.716 0.990 0.329

Struktur Audit (X1)

0.079 0.068 .0239 1.149 0.259

Konflik Peran (X2)

-0.099 0.057 -0.390 -1.752 0.089

Ketidakjelasan Peran (X3)

0.034 0.067 0.117 0.504 0.618

Kecerdasan Emosional

(X4)

-0.011 0.039 -0.055 -0.294 0.771

a. Dependent Variable: abs_res

Sumber: Hasil Pengolahan Software SPSS Versi 23, 2022

Berdasarkan tebel 5 hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan nilai signifikansi (Sig) antara variabel independen dengan absolut residual lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas

6. UJI MULTIKOLINEARITAS

Salah satu cara mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflating factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dan jika nilai tolerance <

(8)

168

0,10 dan VIF > 10, maka terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini:

Tabel 6 Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Struktur Audit (X1) 0.620 1.613

Konflik Peran (X2) 0.543 1.841

Ketidakjelasan Peran (X3) 0.499 2.006

Kecerdasan Emosional (X4) 0.762 1.312

Berdasarkan tabel 6 hasil uji multikolinearitas pada variabel X1 (Struktur audit) terhadap Y (Kinerja aditor) dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas karena Tolerance 0,620 > 0,10 dan VIF 1,613 < 10,00. Variabel X2 (Konflik peran) terhadap Y (Kinerja auditir) dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas karena Tolerance 0,543 > 0,10 dan VIF 1,841 < 10,00. Variabel X3 (Ketidakjelasan Peran) terhadap Y (Kinerja Auditir) dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas karena Tolerance 0,499 > 0,10 dan VIF 2,006 < 10,00. Variabel X4 (Kecerdasan emosional) terhadap Y (Kinerja auditor) dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas karena Tolerance 0,762> 0,10 dan VIF 1,312 <

10,00.Dengan hasil data pada tabel diatas dinyatakan semua variabel tidak terjadi multikolinearitas.

7. UJI ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Hasil dari analisis regresi linier berganda adalah

sebagai berikut

Tabel 7 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std.

Error

Beta

1 (Constant) 1.327 2.853 0.465 0.645

Struktur Audit (X1) 0.369 0.114 0.412 3.247 0.003 Konflik Peran (X2) 0.213 0.094 0.306 2.262 0.030 Ketidakjelasan Peran

(X3)

0.084 .0111 0.107 0.754 0.456

Kecerdasan Emosional (X4)

0.148 0.065 0.262 2.294 0.028

Sumber: Hasil Pengolahan Software SPSS Versi 23, 2022

Berdasarkan tabel 4.14 hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai konstanta (a) adalah 1.327 Dari nilai konstanta dan koefisien regresi tersebut dapat dibuat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y= 1.327 + 0.369X1 + 0.213X2 + 0.084X3 + 0.104X4

(9)

169 8. UJI T

Pengujian hipotesis secara parsial (T) dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing – masing variabel independen secara parsial (T) mempengaruhi variabel dependen yaitu Kinerja Auditor dengan 4 (empat) variabel independen dalam penelitian ini yaitu Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran dan Kecerdasan Emosional . Adapun nilai t tabel nya dengan rumus t tabel = t (α/2;n-k-1) = t (0,025;33) = 2,03452.

Tabel 8 Hasil Uji T Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std.

Error

Beta

1 (Constant) 1.327 2.853 0.465 0.645

Struktur Audit (X1) 0.369 0.114 0.412 3.247 0.003 Konflik Peran (X2) 0.213 0.094 0.306 2.262 0.030

Ketidakjelasan Peran (X3)

0.084 .0111 0.107 0.754 0.456

Kecerdasan Emosional (X4)

0.148 0.065 0.262 2.294 0.028

a. Dependent Variable: Kinerja Auditor (Y) Sumber: Hasil Pengolahan Software SPSS Versi 23, 2022

Berdasarkan tabel 8 diatas, dapat dilihat hasil hipotesis secara parsial (t) yang akan dibahas sebagai berikut ini:

1) Hasil Pengujian Hipotesis H1

Untuk melihat pengaruh Struktur audit (X1) terhadap kinerja auditor pada masa pandemi (Y) digunakan uji hipotesis secara parsial (t). Dari tabel 4.13 diatas, dapat dilihat dan dibandingkan bahwa t hitung 3.247 > t tabel 2,03452 dan nilai sig. 0,003 < 0,05.

Artinya variabel Struktur Audit (X1) berpengaruh terhadap Kinerja Auditor Pada Masa Pandemi (Y). Maka dapat diambil kesimpulan hipotesis pertama Ho ditolak dan H1 diterima.

2) Hasil Pengujian Hipotesis H2

Untuk melihat pengaruh konflik peran (X2) terhadap kinerja auditor pada masa pandemi (Y) digunakan uji hipotesis secara parsial (t). Dari tabel 4.13 diatas, dapat dilihat dan dibandingkan bahwa t hitung 2.262 > t tabel 2,03452 dan nilai sig. 0,030 < 0,05.

Artinya variabel Konflik Peran (X2) berpengaruh terhadap Kinerja Auditor Pada Masa Pandemi (Y). Maka dapat diambil kesimpulan hipotesis pertama Ho ditolak dan H2 diterima.

3) Hasil Pengujian Hipotesis H3

Untuk melihat pengaruh ketidakjelasan peran (X3) terhadap terhadap kinerja auditor pada masa pandemi (Y) digunakan uji hipotesis secara parsial (t). Dari tabel 4.13 diatas, dapat dilihat dan dibandingkan bahwa t hitung 0.754 < t tabel 2,03452 dan nilai sig. 0.456 > 0.05. Artinya variabel Ketidakjelasan Peran (X3) tidak berpengaruh terhadap Kinerja Auditor pada Masa Pandemi (Y). Maka dapat diambil kesimpulan hipotesis pertama Ho diterima dan H3 ditolak.

4) Hasil Pengujian Hipotesis H4

Untuk melihat pengaruh kecerdasan emosional (x4) terhadap kinerja auditor pada masa pandemi (Y) digunakan uji hipotesis secara parsial (t). Dari tabel 4.13 diatas,

(10)

170

dapat dilihat dan dibandingkan bahwa t hitung 2.294 > t tabel 2,03452 dan nilai sig.

0.028 < 0,05. Artinya variabel Kecerdasan Emosional(X4) berpengaruh terhadap Kinerja Auditor Pada Masa Pandemi (Y). Maka dapat diambil kesimpulan hipotesis pertama Ho ditolak dan H4 diterima

9. Uji KOEFISIEN DETERMINAN

Tabel 9 Hasil Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .819a .671 .631 1.333

a. Dependent Variable: KINERJA AUDITOR

b. Predictors: (Constant), KECERDASAN EMOSIONAL, KETIDAKJELASAN PERAN, STRUKTUR AUDIT, KONFLIK PERAN

Sumber: Hasil Pengolahan Software SPSS Versi 23, 2022

Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai R Square sebesar 0,631 yang berarti bahwa variabel kinerja auditor pada masa pandemi dapat dijelaskan oleh variabel struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, kecerdasan emosional sebesar 63,1%, sedangkan sisanya 36,9% dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang diteliti.

5. Penutup

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, setelah melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, analisis regresi data panel dan menginterpretasi hasil analisis mengenai pengaruh struktur audit, konflik peran , ketidakjelasan peran dan kecerdasan emosional terhadap kinerja auditor pada masa pandemic maka kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis regresi data menggunakan Uji T dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Struktur Audit berpengaruh terhadap Kinerja Auditor pada Masa Pandemi karena struktur audit dibutuhkan oleh auditor untuk meningkatkan kinerja dalam kegiatan aktifitas maupun dalam penugasan audit. struktur audit dapat membantu auditor dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor.

2. Konflik Peran berpengaruh terhadap Kinerja Auditor pada Masa Pandemi karena konflik peran yang merupakan suatu gejala psikologis yang dialami oleh auditor yang timbul karena adanya dua rangkaian tuntutan yang bertentangan sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman dalam bekerja,

3. Ketidakjelasan Peran tidak berpengaruh terhadap Kinerja Auditor pada Masa Pandemi karena setiap auditor harus bersikap professional dalam berkerja, harus bertanggung jawab, auditor mampu membagi waktu dengan baik antara harus menyelesaikan penugasan di lapangan dengan menyelesaikan laporan, auditor mengetahui dengan jelas aturan dalam penugasan.

4. Kecerdasan Emosional berpengaruh terhadap Kinerja Auditor pada Masa Pandemi karena Secara khusus auditor membutuhkan Kecerdasan Emosional yang tinggi karena dalam lingkungan kerjanya auditor akan berinteraksi dengan orang banyak baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja. Kecerdasan Emosional berguna untuk mengelola diri sendiri, seorang auditor harus mampu memotivasi diri sendiri untuk menyelesaikan tugasnya dalam audit, jika auditor menghadapi situasi emosi yang kurang baik.

Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian ini dilakukan pada saat masa pandemi 2021 sehingga sampel yang diambil sebesar 38 responden. Hasil penelitian ini hanya berdasarkan jawaban dari responden terhadap kuesioner yang dibagikan, serta tidak didukung dengan wawancara. Lingkup penelitian ini hanya pada Auditor di Kantor Akuntan Publik di Wilayah

(11)

171

Pekanbaru, dan waktu yang digunakan sangat terbatas, sehingga tidak dapat dibandingkan dengan Kantor Akuntan Publik di daerah lainnya

Daftar Pustaka

Alifa, A. (2014). Pengaruh Internal Audit terhadap Kinerja Karyawan: Studi Kasus pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk., Kantor Cabang Purwakarta.

Anisa. (2012). Pengaruh Fungsi Audit Intern terhadap Pengendalian Intern Proses Produksi.

Ardiansyah, B. A. (2017). Pengaruh Audit Internal Terhadap Kinerja Karyawan PT Bank Central Asia, Tbk., Kantor Cabang Utama Garut.

Bodnar, G. H. (2003). Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.

Endiana, P. A. (2020). Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada Koperasi Di Kecamatan Payangan).

Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi.

Ghozali. (2016). Teknik Analisi Data. Jakarta.

Hesti, W. (Widianti, Hesti. 2014). Pengaruh Audit Internal terhadap Kinerja Staf Administrasi PT.

Arta Boga Cemerlang Tegal.

Kartono, K. (2006). Pemimpin dan Kepemimpinan, Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?

Jakarta: PT. Raja Gofindo Persada.

Kesuma, R. &. (2014). Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Dalam Penilaian Kinerja Keuangan PT. Budi Satria Wahana Motor.

Mangkunegara, A. (2005). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.Bandung. Bandung: Refika Aditama.

Mulyadi. (2002). Auditing (Buku Dua), Edisi ke Enam. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyanti, K. (2020). Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Karyawan Pada PT Iron Bird Logistics.

Nawawi, H. &. (2004). Kepemimpinan Yang Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada Univesity.

Ni Ketut Rusmiadi Putri, N. A. (2015). Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Bidang Akuntansi Dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas laporan keuangan pada koperasi Simpan Pinjam Di Kecamatan Bulelen. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha.

Nurmala, D. W. (2019). Pengaruh Internal Audit, Sistem Informasi Akuntansi Dan Sistem Pengendalian Internal terhadap Kinerja Karyawan (Studi Empiris pada PT BPRS Al Salaam Amal Salman) .

Perangin-angin, Z. (2017). Pengaruh Sasaran Audit Manajemen Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 21.

Purnama. (2005). Kepemimpinan Organisasi Masa Depan Konsep dan Strategi Keefektifan.

Robbins. (2006). Indikator Kinerja Karyawan. Bandung.

Romney, M. d. (2016). Sistem Informasi Akuntansi Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat.

Sanyoto. (2010). Audit Sistem Informasi dan Pendekatan CobIT. Jakarta: Wacana Media.

Saraswati. (2012). Peranan Analisis Laporan Keuangan.

Sawyer, L. B. (2015). Sawyer's Internal Audit, Fifth Edition. Jakarta: Salemba Empat.

Seftika, M. (2008). Pengaruh Audit Internal terhadap Kinerja Karyawan pada Perbankan di Kota Kediri.

Singarimbun. (2006). Metodologi Penelitian.

Sugiyono. (2008). Metodologi Penelitan. 80.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Wartini, R. (2021). Pengaruh Audit Internal Dan Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Karyawan.

Wirawan. (2013). Kepemimpinan : Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian.

Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Proses registrasi yang digunakan untuk menyatukan 4 buah point clouds yang didapat dari pengambilan data TLS adalah Cloud to Cloud registration, yakni

[r]

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh motivasi kerja, kepemimpinan dan budaya organisasi melalui kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Kharisma

Dari hasil penelusuran, hadis tersebut ditemukan beberapa kitab hadis seperti Musnad Ah}mad bin H{anbal, Sunan Abi&gt; Da&gt;wu&gt;d, Sunan Ibn Ma&gt;jah dan

Chudlori dalam Islamisasi di Desa Ngayung Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan ( 1946 – 2016 ). Teori yang dipakai dalam skripsi ini adalah teori kepemimpinan dan teori

Mi dengan subtitusi tepung ubi jalar ungu memiliki tekstur yang lebih.. lengket satu sama

Pendekatan yang digunakan adalah Survey cross sectionalialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan