• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi Anggota Kelompok Tani dalam Penggunaan Asam Humat pada Budidaya Bawang Merah di Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Motivasi Anggota Kelompok Tani dalam Penggunaan Asam Humat pada Budidaya Bawang Merah di Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIVASI ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM PENGGUNAAN ASAM HUMAT PADA BUDIDAYA

BAWANG MERAH DI KECAMATAN CILAWU KABUPATEN GARUT

LAPORAN TUGAS AKHIR

FADILA 020118015

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR BOGOR

2022

(2)

ii

MOTIVASI ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM PENGGUNAAN ASAM HUMAT PADA BUDIDAYA

BAWANG MERAH DI KECAMATAN CILAWU KABUPATEN GARUT

FADILA 020118015

Laporan Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat memperoleh sebutan gelar profesional Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.P)

pada Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR BOGOR

2022

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

(4)

iv

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

(5)

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik untuk memperoleh gelar S.Tr.P, sebagai Sarjana Terapan Pertanian.

Selanjutnya saya persembahkan gelar S.Tr.P dan karya tulis ini untuk Ibu saya Msy. Amanah, ayah saya yang bernama Khairul, kedua Kakak saya Rahmad Padli dan M. Firdaus, serta adik saya M. Farhan yang telah berjibaku memfasilitasi, mendukung dalam setiap pilihan langkah yang saya ambil, serta tidak henti- hentinya selalu memberikan kasih sayang dan cintanya kepadaku dengan memberikan semangat untuk mewujudkan cita-citaku sehingga dapat menempuh pendidikan tinggi sejauh ini. Terima kasih sudah menjadi penyemangat suka maupun duka sehingga tugas akhir ini bisa terselesaikan dengan baik meskipun ada hambatan yang datang tetapi doa kalian tetap mengiringi saya sehingga menjadikan saya kuat dalam menghadapi hambatan yang datang.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada segenap civitas akademika Polbangtan Bogor, rekan seperjuangan Angkatan Colocasia Esculenta terutama keluarga besar Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan A dan alumni SMK PP N Sembawa yang telah menjadi keluarga kecil saya selama menempuh pendidikan di Bogor, terkhusus kakak tingkat saya yang selalu membantu dalam menyusun laporan dan semua kegiatan yang mendukung pembelajaran saya.

Kepada sahabat sepersambatan saya Cute Girls VS JJIB dan sahabat sedaerah saya dalam grup telletubies terimakasih atas dukungan dan bantuan kalian semua selama di Polbangtan Bogor. Tak lupa juga sahabat terbaik saya Bela Sukmayanti dan Arneta Yulistiani yang senanantiasa mendengarkan segenap curahan hati selama diasrama dan siap siaga direpotkan dalam membantu penugasan saya. Teruntuk teman sekamar saya, Arini Husna Rohmatika semoga dipertemukan kembali di gerbang kesuksesan yang kita impikan.

Apresiasi terbesar dalam diri saya pribadi yang bisa melangkah sejauh ini, bukan hanya suka tapi juga duka. Tak terasa lembar persembahan ini akhirnya disusun dengan penuh rasa bangga atas dasar kerja keras dan perjuangan lahir batin yang tak terbeli prosesnya. Banyak cerita dan juga momen yang tercipta, dengan

(6)

vi

segala keribetan dan keributan dari dalam dan luar diri yang masih banyak kekurangan dalam menggapai gelar S.Tr.P ini. Perihal kesendirian yang dibaluti overthingking yang berlebihan hingga akhirnya dipertemukan seseorang yang menemani ketika orang lain memilih untuk menjauh karena sikap atau tindakanku, selalu membantu dan meyakinkan setiap langkah, dan super menyebalkan tapi tak pernah meninggalkan. Doa terbaik semoga disukseskan dan harapan saya bisa kembali dipertemukan. “Ambil yang baik dan buang yang buruk” semoga kutipan ini selalu tertanam dan bermakna bagi saya dan juga para pembaca laporan penelitian ini. Semoga semua yang sudah kita lewati menjadi kenangan manis dan berkesan yang selalu ada dalam memori meskipun terkadang ada terselip kenangan yang kurang berkesan di hati kalian semua.

Terimakasih juga kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang ikut berperan dalam membantu dan mengantarkan saya menjadi seorang Sarjana Terapan Pertanian. Semoga senantiasa selalu diberikan kemudahan di setiap langkah kalian.

(7)

vii

SURAT PERNYATAAN

(8)

viii ABSTRAK

FADILA. Motivasi Anggota Kelompok Tani dalam Penggunaan Asam Humat pada Budidaya Bawang Merah di Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut, Dibimbing oleh YOYON HARYANTO dan NENI MUSYAROFAH

Permasalahan yang banyak terjadi saat ini yaitu penurunan kesuburan tanah pada lahan pertanian akibat penggunaan pupuk kimia berlebihan dan residu pestisida. Hal ini mengakibatkan penurunan kesuburan tanah karena kehilangan unsur hara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi penggunaan asam humat pada budidaya bawang merah, faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat motivasi, sekaligus menyusun strategi penerapan motivasi penggunaan asam humat pada budidaya bawang merah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2022 di Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan regresi linear berganda. Responden diambil sebanyak 74 orang yang ditentukan dengan sengaja (purposive sampling) yaitu petani yang menjadi anggota kelompok tani dan melaksanakan usaha budidaya bawang merah. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat motivasi termasuk ke dalam kategori sedang. Faktor yang memberikan pengaruh nyata dengan nilai signifikan 0,000 yaitu peranan penyuluh, ketersediaan sarana dan prasarana, serta ketersediaan informasi pertanian. Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi penggunaan asam humat yaitu dengan melaksanakan penyuluhan kepada petani dengan mengacu kepada indikator yang berpengaruh dan paling kritis yaitu indikator ketersediaan informasi pertanian. Penyuluhan yang dilakukan dengan memberikan informasi terkait fungsi, manfaat, dan cara aplikasi asam humat.

Kata Kunci: Motivasi, Asam Humat, Bawang Merah

(9)

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Palembang pada 23 April 2020 sebagai anak ketiga dari pasangan bapak Khairul dan ibu Msy.

Amanah. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) ditempuh di sekolah SDN 159 Palembang dan lulus tahun 2012, Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditempuh di sekolah SMPN 2 Palembang dan lulus tahun 2015. Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) ditempuh di sekolah SMK PP N Sembawa Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura dan lulus pada tahun 2018. Pada tahun 2018, penulis diterima sebagai mahasiswa program sarjana terapan (D-IV) di Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Jurusan pertanian di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor. Selama mengikuti program D-IV, penulis aktif menjadi sekertariat Lomba Inovasi Pertanian Polbangtan Harfest 2020, pengurus Bidang Seni dan Olahraga Lembaga Dakwah Kampus Pusat Tahun 2020. Penulis juga pernah mengikuti lomba karya tulis dan lolos hasil karya lomba Poster Ilmiah Nasional di Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya tahun 2019, Pemakalah Seminar Nasional dengan tema Peran Generasi Milenial Pertanian dalam Menjawab Tantangan Revolusi Industri 4.0 di Polbangtan Bogor.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada penyusun, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini selesai tepat pada waktunya.

Laporan ini berisikan tentang “Motivasi Anggota Kelompok Tani dalam Penggunaan Asam Humat Pada Budidaya Bawang Merah di Kecamatan Cilawu”.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan banyak petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Yoyon Haryanto, SST., MP selaku Pembimbing Internal I, Neni Musyarofah, SP., M.Si selaku Pembimbing Internal II, Dr. Ir. Yul Harry Bahar selaku dosen Penguji III dan Ria Andriani S.T selaku pembimbing eksternal yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir. Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada Dr. Detia Tri Yunandar, SP., M.Si., selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor dan Ait Maryani, S.P., M.Pd selaku ketua Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor, serta Kedua orang tua dan semua pihak yang telah banyak memberikan dukungan serta bantuan dalam pembuatan laporan yang tidak bisa di sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Juli 2022

Penulis

(11)

xi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

PENDAHULUAN

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 1

Tujuan 3

Manfaat 3

TINJAUAN PUSTAKA

Motivasi Petani 4

Faktor Internal 4

Faktor Eksternal 6

Penyuluhan Pertanian 8

Kelompok Tani 8

Asam Humat 9

Bawang Merah 10

Kerangka Berpikir 13

Hipotesis 14

METODE PELAKSANAAN

Jenis Pendekatan Penelitian 15

Waktu dan Tempat 15

Populasi dan Sampel 15

Instrumen 17

Pengumpulan dan Analisis Data 20

HASIL PEMBAHASAN

Keragaan Wilayah 24

Faktor Internal 26

Faktor Eksternal 29

Motivasi Anggota Kelompok tani dalam Penggunaan Asam Humat 33

pada Bawang Merah 33

Faktor -Faktor Berpengaruh pada Motivasi Petani 35

Uji Analisis Regresi Linear Berganda 38

Uji Beda Independent Sample Test 43

Strategi Penguatan Motivasi Anggota Kelompoktani dalam Penggunaan Asam Humat pada Budidaya Bawang Merah Di Kecamatan Cilawu 45

Pelaksanaan Penyuluhan 48

Petak Percontohan 50

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan 52

Saran 52

DAFTAR PUSTAKA 53

LAMPIRAN 57

(12)

xii

DAFTAR TABEL

1 Jumlah populasi perkelompok tani 16

2 Proporsi jumlah sampel setiap kelompok tani 17

3 Kriteria penilaian kuesioner 19

4 Kisi-kisi instrumen 20

5 Luas lahan di kecamatan cilawu 24

6 Jumlah penduduk di kecamatan cilawu 25

7 Karakteristik umur kecamatan cilawu 26

8 Tingkat pendidikan responden 28

9 Pendapatan responden kecamatan cilawu 29

10 Analisis peranan penyuluh di kecamatan cilawu 30

11 Analisis ketersediaan sarana dan prasarana 31

12 Analisis ketersediaan informasi pertanian 32

13 Analisis kebutuhan terhadap motivasi penggunaan asam humat 33 14 Analisis kemauan terhadap motivasi penggunaan asam humat 34 15 Analisis penghargaan terhadap motivasi penggunaan asam humat 35 16 Hasil olah data r square (koefisien determinasi) 38 17 Hasil uji analisis regresi linear berganda indikator 39

18 Hasil uji analisis per variabel 39

19 Uji beda independet sample test 45

20 Hasil analisis data untuk menentukan strategi 48

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka berpikir 14

2 Model strategi penyuluhan 46

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1 Uji Validitas awal dan Validitas Akhir 57

2 Uji Reliabilitas 58

3 LPM manfaat dan kegunaan asam humat 59

4 Sinopsis manfaat dan kegunaan asam humat 61

5 Leaflet manfaat dan kegunaan asam humat 63

6 LPM dosis pengaplikasian asam humat 64

7 Dosis aplikasi asam humat 66

8 Media penyuluhan dosis dan pengaplikasian asam humat 68

9 Hasil uji asumsi klasik 69

10 Pelaksanaan kegiatan penyuluhan 71

11 Dokumentasi kegiatan 72

12 Daftar hadir penyuluhan 76

(14)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Permasalahan yang banyak terjadi saat ini yaitu penurunan kesuburan tanah pada lahan pertanian akibat dari petani yang sering menggunakan pupuk kimia berlebihan dan residu pestisida yang secara terus-menerus digunakan dalam proses budidaya tanaman. Hal ini mengakibatkan penurunan kesuburan tanah karena kehilangan unsur hara pada tanah tanpa pengendalian kesuburan tanah yang memadai (Rahmasari, Sulistyowati, dan Pradiana 2020). Selain itu, biaya pengeluaran dalam kegiatan usaha tani juga meningkat karena besarnya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan lamanya waktu pengerjaan.

Bawang merah merupakan salah satu produk strategis Indonesia. Prospek perkembangan bawang merah di Indonesia menempati urutan keempat dunia sebagai produsen bawang merah setelah Selandia Baru, Perancis dan Belanda (Kurnianingsih et al. 2018). Budidaya bawang merah dapat menjadi sumber pendapatan dan kesempatan kerja bagi petani Indonesia dan dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perkembangan ekonmakaomi daerah (Aldila 2016). Bawang merah merupakan salah satu tanaman hortikultura terpenting yang dapat memberikan nilai ekonomi tinggi dan termasuk dalam kelompok produk pertanian untuk mengendalikan inflasi, sehingga banyak petani yang sudah menanam bawang merah.

Produksi bawang merah di Kabupaten Garut berfluktuasi dengan produksi yang naik turun dalam lima tahun terakhir (BPS 2021). Pada data tahun 2015, terlihat total produksi bawang merah sebesar 22.010 ton yang kemudian meningkat sebesar 30.352 ton pada tahun 2016 dan 35.384 ton pada tahun 2017. Produksi bawanng merah mengalami mengalami penurunan sebesar 28.456 ton pada tahun 2018, kemudian meningkat sebesar 32.104 ton pada tahun 2019, sebelum akhirnya turun lagi pada tahun 2020 sebesar 27.334 ton bawang merah. Naik turuunnya produksi bawang merah secara fluktuatif disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanah pada lahan pertanian. Salah satu sub wilayah yang memberikan kontribusi produksi bawang merah di Kabupaten Garut adalah Kecamatan Cilawu yang produksinya pada tahun

(15)

2

2019 mencapai 1.215 ton. Kebutuhan ini akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat, oleh karena itu kesuburan tanah harus dijaga untuk meningkatkan dan menstabilkan produksi bawang merah.

Kebutuhan akan bawang merah menurut Sekretariat Jenderal Pertanian terus meningkat dilihat pada tahun 2019 konsumsi (kg/kapita/tahun) untuk bawang merah total konsumsi bawang merah 2,86 kg/kapita, di tahun 2020 3,16 kg/kapita, dan tahun 2021 3,20 kg/kapita. Permintaan bawang merah di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 5 persen dari tahun ke tahun untuk konsumsi, hal ini sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunnya. Permintaan bawang merah akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat, begitu juga dengan berkembangnya industri pangan maka permintaan pasar akan semakin meningkat sehingga merupakan peluang yang besar dan potensial (Dewi 2016).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan produktivitas tanaman menurut Rasyid et al. (2020) yaitu memperbaiki sifat fisik, kimia, maupun biologi. Penggunaan bahan organik dalam tanah dapat meningkatkan kualitas tanah, namun jika luas lahannya luas akan dibatasi oleh biaya dan ketersediaan bahan organik tanah. Sehingga diperlukannya bahan organik lain yang dapat digunakan dalam jumlah sedikit namun pengaruhnya besar. Bahan organik yang dapat digunakan yaitu bahan humat atau biasa disebut asam humat. Asam humat digunakan sebagai alternatif bahan organic yang berfungsi sebagai pembenah tanah, mengingat petani yang sering menggunakan pupuk kimia yang berlebihan dalm proses budidaya.

Kelebihan dan manfaat pemberian asam humat ke dalam tanah mampu meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), meningkatkan C-organik (Anwar dan Sudadi 2013). Penggunaan asam humat dalam melakukan budidaya merupakan salah alternatif untuk meminimalisir penggunaan pupuk. Dalam hal ini, budidaya dengan menggunakan asam humat sangat membantu petani dalam mengurangi biaya untuk pengadaan pupuk sekaligus pemupukannya sehingga dapat mendukung keberlanjutan produktivitas. Berdasarkan hal tersebut, dilakukannya penelitian mengenai motivasi anggota kelompok tani dalam penggunaan asam humat pada budidaya bawang merah di Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut.

(16)

3

Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat motivasi anggota kelompok tani dalam penggunaan asam humat pada budidaya bawang merah di Kecamatan Cilawu?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi anggota kelompok tani dalam penggunaan asam humat pada budidaya bawang merah di Kecamatan Cilawu?

3. Bagaimana merumuskan strategi untuk mendukung anggota kelompok tani dalam penggunaan asam humat pada budidaya bawang merah di Kecamatan Cilawu?

Tujuan

1. Mendeskripsikan tingkat motivasi anggota kelompok tani dalam penggunaan asam humat pada budidaya bawang merah di Kecamatan Cilawu.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat motivasi anggota kelompok tani dalam penggunaan asam humat pada budidaya bawang merah di Kecamatan Cilawu.

3. Merumuskan strategi dalam motivasi anggota kelompok tani dalam penggunaan asam humat pada budidaya bawang merah di Kecamatan Cilawu.

Manfaat

1. Bagi petani, dapat digunakan sebagai pembelajaran dan motivasi agar mau dan mampu menggunakan asam humat pada tanaman bawang merah.

2. Bagi mahasiswa, pengkajian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penggunaan asam humat pada tanaman bawang merah.

3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi institusi/lembaga terkait dan sebagai pertimbangan bagi penentu kebijakan sehingga dapat digunakan untuk perbaikan kegiatan penyuluhan kedepan.

(17)

4

TINJAUAN PUSTAKA

Motivasi Petani

Motivasi (motivation) berasal dari kata latin movere, yang berarti

“menggerakkan”. Motivasi adalah suatu tujuan atau dorongan yang datang dari dalam diri seseorang atau dari luar diri seseorang yaitu orang lain yang berusaha mendapatkan atau mencapai apa yang diinginkannya, baik positif maupun negatif (Marbun dan Dayana 2018). Motivasi menurut Pattimura (2018) adalah faktor atau dorongan yang dapat merangsang rasa motivasi dan juga dapat mengubah perilaku orang atau individu menjadi sesuatu yang lebih baik bagi dirinya. Motivasi itu sendiri dapat didefinisikan sebagai dorongan dasar yang ada pada diri seseorang dalam menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan yang ada pada dalam dirinya.

Motivasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang atau sesuatu kekuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Seseorang dalam hidupnya akan selalu membutuhkan bantuan orang lain agar pencapaian tujuan tersebut lebih terarah (Uno 2016). Motivasi itu sendiri menurut Effendy dan Apriani (2018) dapat dirasakan sebagai kemauan, kebutuhan, dan keinginan yang erat kaitannya dengan perilaku, sehingga upaya diarahkan untuk memenuhi hal-hal yang mendasari kemauan, kebutuhan, dan keinginan tersebut.

Motivasi petani terdiri dari tiga indikator yaitu, kemauan, kebutuhan, dan penghargaan. Kemauan adalah sebuah daya yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan yang ingin dicapainya, dimana syarat keberhasilan adalah keinginan atau kemauan, karena orang tersebut akan terus berpikir dan mencari sehingga akan mendorongnya untuk berbuat dan berusaha menemukan sesuatu.

Seseorang berperilaku karena keinginan untuk memenuhi semua kebutuhannya, yaitu jika kebutuhan pertama terpenuhi, kebutuhan kedua akan menjadi kebutuhan pertama dan seterusnya. Penghargaan adalah suatu pemberian yang berikan kebada seseorang Ketika mereka telah berhasil melakukan sesuatu di bidang tertentu (Satriani et al. 2013).

Motivasi petani menurut Effendy dan Apriani (2018) terdiri tiga indikator penelitian seperti kebutuhan, kemauan, dan penghargaan. Kebutuhan untuk

(18)

5

mendapatkan informasi pertanian, saling berkejasama untuk meningkatkan usaha yang sedang diusahakan kelompok tani, dan kemauan untuk mendorong petani dalam menerima inovasi baru. Adanya penghargaan pada penerapan teknologi yang baik dalam usahatani akan membuat petani menjadi contoh bagi perani lainnya dan dapat memacu dalam mengembangkan rasa tanggung jawab, kerjasama dengan pihak lain, dan dapat berperan aktif pada proses pembelajaran sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kepercayaan diri petani.

Motivasi intrinsik terdiri dari tiga indikator yaitu kebutuhan, keinginan, dan pengalaman. Indikator keinginan merupakan suatu keinginan yang dimiliki anggota kelompok tani dalam menerapkan inovasi baru, karena pada umumnya anggota kelompok tani masih ragu dalam menerapkan inovasi baru dan masih bertahan dengan menggunakan cara tradisional dalam melakukan budidaya pengelolaan tanaman (Hidayat et al. 2016).

Faktor Internal

Motivasi petani dapat dipengaruhi baik dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan petani yang masih aktif dalam melakukan usaha tani atau suatu sikap yang terbentuk dengan adanya dorongan atau keinginan dari dalam diri petani. Faktor internal yang mempengaruhi motivasi menurut Putra (2019) adalah sebagai berikut :

1. Umur

Umur petani merupakan salah satu faktor yang erat kaitanya dengan kemampuan bekerja untuk melakukan kegiatan pertanian, karena petani usia produktif lebih berani mengambil resiko untuk memulai usaha tani pengadopsian suatu inovasi. Petani dengan usia produktif mempunyai sifat responsif dan dinamis karena mereka lebih ingin tahu dan menerima inovasi baru yang bermanfaat. Petani yang lebih muda akan merasa penasaran dengan sesuatu yang belum diketahui sehingga mempunyai semangat dan berusaha mencoba dalam memperkenalkan sebuah inovasi baru (Margawati et al. 2020). Umur petani mempengaruhi kemampuan fisik dalam merespon suatu inovasi yang baru. Usia produktif seseorang menurut Hidayat et al. (2016) yaitu pada usia 15- 59 tahun, dimana pada kisaran umur ini masih sangat potensial dan mampu dalam berusahatani dan akan lebih muda dalam menerima inovasi teknologi.

(19)

6 2. Pendidikan

Pendidikan yang dimiliki oleh petani berpengaruh terhadap motivasi untuk mengadopsi inovasi yang baru (Putra 2019). Tingkat pendidikan formal yang sudah baik dan tinggi akan lebih mudah dan cepat dalam melaksanakan adopsi inovasi, karena mempunyai pola pikir yang rasional dalam berpikir dan bertindak. Tingkat Pendidikan menurut Kusumayana (2018) sangat berpengaruh terhadap jawaban yang akan diberikan kepada reponden, karena seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi akan memiliki pemikiran yang lebih luas. Tingkat Pendidikan akan mempengaruhi pola pikir, perilaku, keterampilan, dan kreatifitas dalam berusaha tani dan kehidupan bermasayarakat. Selain itu tingkat Pendidikan juga menentukan pada tingkatan pemahaman materi penyuluham, berkomunikasi, serta sikap terhadap metode penyuluhan yang akan diterapkan (Effendy dan Apriani 2018).

3. Pendapatan

Pendapatan usaha tani merupakan salah satu ukuran yang diperoleh petani dari lahan yang diusahakan karena merupakan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pendapatan petani yang lebih tinggi dari pengeluarannya tetapi diimbangi dengan volume produksi yang lebih tinggi dan harga yang baik dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya. Penelitian Margawati et al. (2020) menunjukkan bahwa pendapatan petani dalam usaha tani merupakan sumber motivasi bagi petani yang dapat mendorong kemauan dan kemampuan untuk meningkatkan kinerja petani. Selain itu, tingkat pendapatan petani yang tinggi dapat meningkatkan perilaku petani dan meningkatkan kemungkinan seseorang akan memperoleh informasi.

Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor lingkungan yang mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang. Faktor eksternal juga dapat diartikan sebagai faktor motivasi yang datang dari luar diri orang tersebut yang tidak berada di luar kendali orang tersebut. Adapun yang termasuk ke dalam faktor eksternal pada variabel bebas meliputi :

(20)

7 a. Peranan Penyuluh

Perubahan perilaku petani erat kaitanya dengan intensitas penyuluhan oleh penyuluh, terbatasnya pendidikan petani melalui metode penyuluhan dapat membantu para petani untuk menyadari bahwa pola-pola usaha tani yang dilakukan petani tidak efisien sehingga petani perlu beralih pada pola usaha tani yang lebih baik untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Informasi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan petani serta materi yang disampaikan mudah dipahami agar lebih cepat diterima petani. Rifdah dan Kusnadi (2019) mengatakan bahwa penyuluh memiliki peran yang sangat penting dan berpengaruh terhadap motivasi karena penyuluhan merupakan sumber informasi utama yang diterima oleh petani. Penyuluh akan dinilai berhasil apabila mampu memberikan perubahan dalam perilaku petani.

b. Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan unsur yang harus dipenuhi dalam rangka melakukan inovasi baru dan dapat menjamin tersedianya peralatan dan produksi yang dibutuhkan petani seperti pupuk, pestisida, dan bibit serta akses jalan yang baik yang mendukung kegiatan pertanian. Semakin tinggi ketersediaan jenis dan jumlah alat pertanian seperti pupuk, pestisida, dan bibit, serta tersedianya jalan yang mendukung kegiatan usaha tani maka motivasi petani dalam menerapkan inovasi akan semakin tinggi juga.

c. Ketersediaan Sarana Informasi

Selain peranan penyuluh dan ketersediaan sarana dan prasarana yang ada pada faktor eksternal terdapat satu hal yang turut mempengaruhi pula yaitu ketersediaan informasi pertanian yang sangat diperlukan dalam membantu pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh petani dalam mengembangkan usaha karena jumlah sumber informasi yang diperoleh petani.

Akses informasi berpengaruh pada peningkatan pengetahuan, akses informasi yang diperoleh petani dari sumber informasi dan sumber informasi media berpengaruh baik bagi petani dalam menyelesaikan permasalahan petani dalam berproduksi, sehingga tersedianya berbagai informasi tentang teknologi pertanian memudahkan pembangunan pertanian (Andriaty dan Setyorini 2012).

(21)

8

Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan pertanian merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mau dan mampu membantu, mengorganisasikan diri untuk memperoleh akses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, kesejahteraan, dan meningkatkan kesadaran akan kegiatan pelestarian lingkungan (Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 03 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian). Penyuluhan Pertanian menurut Sundari et al. (2015) merupakan agen perubahan yang berhubungan langsung dengan petani yang dapat mengubah perilaku petani melalui pendidikan non formal agar petani dapat memiliki kehidupan yang lebih baik secara berkelanjutan.

Penyuluh pertanian menurut Wardani dan Anwarudin (2018) mempunyai banyak peranan terhadap petani yaitu sebagai fasilitator, komunikator, motivator, dan konsultan untuk petani. Penyuluhan pertanian juga mempunyai tugas melakukan pembinaan kepada petani yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap petani kearah yang lebih baik untuk mewujudkan keberlanjutan usaha pertanian (Anwarudin et al. 2020).

Kelompok Tani

Kelompok tani adalah gabungan dari petani yang secara informal terikat Bersama dan dibentuk atas dasar persamaan, kepentingan, kesepakatan dalam kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya), keakraban dan keselarasan serta mempunyai kepimpinan untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Permentan No.

67 tahun 2016 kelompok tani yang biasa disebut dengan poktan adalah kelompok petani/peternak/pekebun yang dibentuk oleh para petani berdasarkan kesamaan, kepentingan, kecenderungan sosial, kondisi lingkungan, sumberdaya ekonomi dan sumberdaya, kesamaan komoditas, dan keakraban dengan pengembangan usaha anggota. Kelompok tani memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Saling mengenal, akrab, serta saling percaya diantara sesama anggota.

b. Memiliki pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha tani.

(22)

9

c. Adanya kecenderungan pada tradisi dan pemukiman, hamparan usaha, jenis usaha, status ekonomi maupun sosial, bahasa, pendidikan dan ekologi.

d. Adanya pembagian tugas serta tanggung jawab sesama anggota sesuai dengan kesepakatan bersama.

Kelompok tani menurut Permentan No.273 Tahun 2007 tentang pedoman pembinaan kelembagaan petani menyebutkan bahwa kelompok tani merupakan kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usahatani anggota. Kelompok tani mampu memfasilitasi petani dalam melayani dan mendampingi kebutuhan- kebutuhan anggotanya (Nazaruddin dan Anwarudin 2019).

Asam Humat

Asam humat adalah senyawa berwarna gelap, coklat kehitaman dengan tekstur gembur yang diperoleh dari sisa-sisa hewan yang mati ratusan tahun yang lalu dan tumbuhan yang membusuk oleh organisme di lapisan tanah. Asam humat memiliki kemampuan dalam menurunkan kadar kelarutan Fe2+ yang ada di dalam tanah dimana semakin sedikit tersedianya kadar Fe2+ maka daya serap terhadap unsur hara P oleh tanaman semakin meningkat. Oleh sebab itu, dengan meningkatnya kesuburan tanah maka serapan unsur hara tanaman juga akan meningkat (Dani 2018). Hal ini disebabkan karen asam humat bersifat lebih sebagai soil conditioner (pembenah tanah).

Asam humat merupakan salah satu bahan organik yang dapat digunakan untuk memperbaiki aerasi tanah dan meningkatkan kapasitas menahan air yang dapat menyerap dan menahan air tujuh kali lebih banyak daripada tanah karena luas permukaannya yang besar dan muatan listrik internal (Hermanto 2013). Sedangkan menurut Shaila et al. (2019) asam humat ialah hasil akhir dari penguraian bahan organik yang dapat dalam meningkatkan daya ikat, penyerapan, dan pertukaran kation pada tanah.

Asam humat dapat berperan dalam memperbaiki tanah sebagai media tumbuh untuk menjadi lebih baik. Asam humat mengikat air tanah, kapasitas tukar ion tinggi, meningkatkan kesuburan tanah, dan pertumbuhan tanaman (Suwahyono

(23)

10

2011). Hasil penelitian terdapat tiga pengaruh utama dari manfaat asam humat yaitu:

1. Manfaat secara fisik pada tanah

Memperbaiki struktur tanah, menahan kehilangan air dan nutrisi dari matahari, terutama di tanah yang berpasir. Kemudian pada saat yang sama melalui proses dekomposisi tanah sehingga menjadi bermanfaat. Selain itu, pada kondisi tanah yang sangat padat dan keras, dapat meningkatkan aerasi dan rentensi air sehingga tanah dapat ditanami tanaman

2. Manfaat secara kimia pada tanah;

Menetralisir kondisi tanah asam atau alkali, meregulasi nilai pH tanah.

Meningkatkan dan mengoptimalkan asupan nutrisi dan air oleh tanaman.

Berlaku sebagai kelator untuk unsur logam pada kondisi tanah alkali, serta membantu asupan kedalam akar tanaman. Membantu mengganti elemen dalam nutrisi (N, P. K, Fe, Zn dan unsur mikro) sehingga dengan mudah dapat diserap oleh tanaman serta meningkatkan asupan nitrogen oleh tanaman.

3. Manfaat secara biologis bagi tanaman

Merangsang serta meningkatkan produksi enzim pada tanaman. Ini dapat digunakan sebagai biokatalis dalam proses biologi. Merangsang pertumbuhan akar, terutama akar tunggang/vertical dan memberikan lebih banyak kesempatan untuk penyerapan hara yang lebih baik. Meningkatkan kandungan vitamin dan mineral pada tanaman dan merangsang pertumbuhan tanaman, dengan mempercepat pembelahan sel, mempercepat pertumbuhan sistem perakaran.

Berdasarkan penelitian Hasra et al. (2021) penggunaan asam humat sebagai peningkatan pertumbuhan produksi bawang merah dengan dosis 300 ml/l menunjukkan bobot bawang merah tertinggi sedangkan pada dosis 400 ml/l memberikan nilai tertinggi pada panjang akar dan jumlah daun.

Bawang Merah

Bawang merah merupakan tanaman hortikultura yang termasuk dalam kelompok tanaman herbal non substitusi yang bermanfaat sebagai bumbu makanan dan obat tradisional (Suryadi 2020). Bawang merah merupakan jenis umbi yang dapat tumbuh dalam dua musim, namun sebagian besar jenis bawang merah tumbuh

(24)

11

baik di musim panas. Bawang merah merupakan salah satu tanaman herbal yang mudah ditemukan di berbagai tempat. Bawang merah adalalah tanaman semusim yang tumbuh tegak dengan tinggi 15-50 cm yang membentuk rumpun dan memiliki akar serabut yang tidak panjang dan tidak terlalu dalam di dalam tanah (Syawal et al. 2019). Manfaat tanaman bawang merah untuk kesehatan memang ttidak terbantahkan, karena bawang merah sangat kaya akan kandungan yang dibutuhkaan oleh tubuh manusia, seperti serat, vitamin C, kalium dan asam folat. Selain itu, bawang merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional yang ampuh mengatasi sakit maag, kolesterol, diabetes, gangguan pernafasan, dan sebagai ramuan utama dalam masakan apapun.

Syarat Tumbuh

Kondisi tumbuh Bawang merah dapat tumbuh di iklim kering atau gersang dengan suhu yang relatif tinggi dan penyinaran matahari lebih dari 12 jam. Bawang merah dapat tumbuh di dataran rendah dan pegunungan (0-900 mdpl) dengan curah hujan 300 - 2500 mm/tahun dan suhu 25°C - 32°C, jenis tanah yang baik dan cocok untuk budidaya bawang merah adalah regosol, grumosol, latosol dan alluvial dengan pH tanah 5-6,5

Persiapan Bibit

Penggunaan benih bermutu dapat berpengaruh terhadap produktivitas bawang merah. Bibit bawang merah yang digunakan memiliki umur simpan yang cukup sekitar 2,5 – 3 bulan dengan ukuran bibit 5-6 gram dan berwarna terang serta memiliki kulit yang mengkilap (Aldila 2016). Varietas bawang merah yang dapat digunakan adalah bima, brebes, ampenan, medan, keling, maja cipanas, sumenep, kuning, timor, lampung, banteng, dan varietas lokal lainnya.

Persiapan Bedengan Pertanaman

Persiapan bedeng tanaman dilakukan pada saat tidak hujan dengan waktu 2 - 4 minggu sebelum tanam, untuk menggemburkan tanah dan memberikan sirkulasi udara dalam tanah. Persiapan dilakukan dengan mencangkul tanah sedalam 40 cm.

Bawang merah ditanam pada bedengan yang sudah disiapkan dengan lebar 120 cm, tinggi 40-50 cm dan jarak serta panjang sesuai kebutuhan. Sebelum tanam, kapur pertanian atau dolomit diaplikasikan pada bedengan, jika pH tanah asam dengan dosis 1,5-2 ton/ha, maka ditambahkan pupuk organik dengan dosis 15-20 ton/ha.

(25)

12 Penanaman

Penanaman dilakukan pada akhir musim hujan, dengan jarak tanam yang anjurkan 15 cm x 20 cm atau 20 cm x 20 cm. Cara penanamannya adalah kulit umbi dikupas terlebih dahulu dan dipisahkan siung-siungnya. Untuk mempercepat pelepasan tunas, bibit dipotong ujungnya 1/3 bagian. Bibit ditanam berdiri diatas bedengan sampai permukaan irisan tertutup lapisan tanah yang tipis.

Pemeliharaan

Pemeliharaan budidaya bawang merah sangat penting dilakukan karena salah satu faktor dalam penentu keberhasilan kesuburan tanaman, semakin baik pemeliharaan tanaman naka semakin tinggi produktivitas tanaman. Di bawah ini adalah cara memelihara tanaman bawang merah.

1. Penyulaman, dilakukan pada saat ditemukan tanaman mati di lapangan.

Biasanya dilakukan paling lambat seminggu setelah tanam agar tanaman tumbuh merata.

2. Pemupukan susulan dilakukan dengan pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang, dengan dosis 10 ton/ha, pupuk buatan dengan dosis urea 100 kg/ha, za 200 kg/ha, TSP/sp-36 250 kg/ha. KCL 150 kg/ha (sesuai kesuburan tanah).

3. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor atau sprinkler, atau dengan menyiramkan air disekitar bedengan yang disebut sistem leb. Penyiraman dilakukan secara rutin sesuai dengan kebutuhan tanaman, terutama pada saat tidak ada hujan.

4. Pembumbunan dan penyiangan, dilakukan bersamaan pada saat tanaman berumur 21 hari.

5. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada serangan hama dan penyakit.

Hama yang menyerang tanaman bawang merah yaitu ulat tanah, ulat daun, ulat grayak, kutu daun, dan nematoda akar.

Panen dan Pasca Panen

Kondisi agroklimat yang berbeda mempengaruhi umur panen, pada bawang merah yang ditanam di pegunungan memiliki umur panen 70-90 HST sedangkan pada dataran rendah berumur 55-90 hari (Suryadi 2020). Bawang merah yang sudah siap panen ditandai daun berwarna kuning, cara mencabut seluruh tanaman dengan hati-hati agar tidak ada umbi yang lecet dan tertinggal. Pengeringan umbi dilakukan

(26)

13

dengan cara ditebarkan secara merata diatas tikar atau digantung pada para-para dalam keadaan panas yang cukup biasanya berlangsung 4-7 hari.

Bawang merah agak kering diikat menjadi simpul, pengeringan berhenti ketika bawang mengkilat, merah, leher bawang tampak keras dan anda mendengar suara retakan saat anda menyentuhnya. Sortasi dilakukan setelah proses pengeringan. Bawang merah dapat disimpan di rak gudang atau digantung dengan kelembaban 80%-85% (tempat penyimpanan harus bersih, berventilasi baik dan tidak boleh tercampur dengan barang lain).

Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir pada penelitian ini memfokuskan pada motivasi anggota kelompok tani dalam penggunaan asam humat dengan menganalisis pengaruh faktor internal atau karakteristik petani, dan faktor eksternal. Berdasarkan latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian maka pola penyusunan kerangka berpikir yang digunakan yaitu; 1) Faktor internal sebagai variabel (X1) yang memiliki indikator diantaranya yaitu umur, pendidikan dan pendapatan petani; 2) Faktor Eksternal sebagai variabel (X2) yang meliputi peranan penyuluh, ketersediaan sarana dan prasarana, serta ketersedian informasi pertanian; 3) Motivasi penggunaan asam humat pada budidaya bawang merah sebagai variabel (Y), yang memiliki indikator yaitu kebutuhan, kemauan, dan penghargaan dalam penggunaan asam humat. Kerangka berpikir motivasi anggota kelompok tani dalam penggunaan asam humat pada budidaya bawang merah dapat dilihat pada Gambar 1.

(27)

14 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

H0 : hipotesis dalam penelitian ini dapat dikatakan nihil (H0) apabila faktor internal dan faktor eksternal tidak berpengaruh nyata terhadap motivasi anggota kelompoktani dalam penggunaan asam humat di Kecamatan Cilawu.

H1 : hipotesis alternatif (H1) dapat terjadi apabila faktor internal, dan faktor eksternal berpengaruh nyata terhadap terhadap motivasi anggota kelompok tani dalam penggunaan asam humat di Kecamatan Cilawu.

Gambar 1 Kerangka berpikir motivasi anggota kelompok tani dalam penggunaan asam humat pada budidaya bawang merah

X1 Faktor Internal X1.1 Umur

X1.2 Pendidikan X1.3 Pendapatan

X2 Faktor Eksternal X2.1 Peran Penyuluh X2.2 Ketersedian Sarana dan Prasarana X2.3 Ketersedian Informasi Pertanian

Y1 Motivasi Anggota Kelompok

Tani dalam Penggunaan Asam

Humat Y1 Kebutuhan Y2 Kemauan Y3. Penghargaan

Output Peningkatan motivasi

anggota kelompok tani dalalam penggunaan asam

humat z

Mengurangi degradasi Sumber Daya Alam Input

Masih kurangnya motivasi petani dalam penggunaan bahan organik pada budidaya bawang merah

(28)

15

METODE PELAKSANAAN

Jenis Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam Tugas Akhir ini ialah pendekatan kuantitatif dengan didukung oleh data kualitatif. Metode kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan instrumen dalam proses pengumpulan datanya.

Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan penelitian Tugas Akhir terkait dengan motivasi anggota kelompok tani untuk menggunakan asam humat dalam budidaya bawang merah di Kecamatan Cilawu berlangsung selama tiga bulan, dari tanggal 15 Maret - 15 Juni 2022. Pelaksanaan kegiatan penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut.

Populasi dan Sampel Populasi

Populasi adalah kumpulan dari unsur-unsur dengan banyak ciri umum yang berasal dari daerah yang akan di teliti. Populasi sasaran adalah sekumpulan elemen atau objek yang memiliki informasi yang peneliti cari dan digunakan dalam menarik kesimpulan. Populasi sasaran harus didefinisikan secara tepat.

Penentuan populasi di Kecamatan Cilawu dilakukan dengan memilih secara sengaja yaitu petani di Desa Mangkurayat, Mekarmukti, dan Desakolot dengan kriteria yaitu : Petani-petani yang telah atau yang sedang melaksanakan budidaya tanaman bawang merah, dan termasuk ke dalam anggota kelompok tani aktif.

Jumlah Populasi yang dipilih berdasarkan anggota kelompok tani sebanyak 282 orang responden. Berdasarkan data populasi yang diperoleh dari nama kelompok taninya beserta jumlah anggotanya tersaji dalam Tabel 1.

(29)

16

Tabel 1 Jumlah populasi per kelompok tani

No Nama Desa Nama Kelompok Tani Jumlah Anggota

1. Mangkurayat Babakan Parigi 28

Simpay Wargi 38

2. Mekarmukti Harapan Mulya 40

Karunia Tani 60

3. Desakolot Setia Bakti 29

Mekar tani 87

Jumlah Populasi 282

Sumber : BPP Kecamatan Cilawu Tahun 2022

Sampel

Dari keseluruhan populasi pada penelitian, kemudian diambil sampelnya dengan menggunakan teknik Purposive Sampling dimana semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Jumlah tersebut kemudian dihitung dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu :

n = 𝑁

1+𝑁(𝑒)2

Keterangan:

n = Jumlah Sampel N = populasi

e = derajat error (10%)

Sehingga ukuran sampel pengkajian ini yaitu sebagai berikut:

n = 282

1+282(0,1)2

n = 282

3,82

n = 73,8= 74 orang

Hasil perhitungan menggunakan rumus slovin yang didapat ialah sebanyak 74 orang dari jumlah populasi sebesar 282 orang. Besaran sampel yang didapat sesuai dengan jumlah populasi dan taraf signifikansi yang digunakan adalah 90%

atau error 10%. Teknik penentuan jumlah sampel pada masing-masing kelompoktani menggunakan pendekatan teknik secara “proporsional” dengan rumusan (Luck and Rubin) sebagai berikut :

Ni = 𝑁𝑘

𝑁 x (n)

(30)

17 Keterangan:

Ni : Jumlah petani sampel dari masing-masing kelompok Nk : Jumlah petani yang memenuhi syarat sebagai sampel N : Jumlah total petani dari semua kelompok

n : Jumlah petani yang akan diambil dalam penelitian

Berdasarkan rumus tersebut diketahui cara perhitungan dan jumlah sampel pada setiap kelompok tani yang disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Proporsi jumlah sampel setiap kelompok tani

Sumber: Data diolah penulis, 2022

Berdasarkan Tabel 2 tersebut maka di dapat sampel yang harus di ambil dari setiap desa penelitian adalah Desa Mangkurakyat sebanyak 17 orang, Desa Mekarmukti 26 orang, dan Desa Desakolot 32 orang. Jumlah pengambilan sampel seluruhnya sebanyak 74 orang.

Instrumen

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk pengumpulan data atau informasi yang berguna dalam memcahkan masalah penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam tugas akhir ini berupa kuesioner tertutup atau kuesioner yang telah ada jawabannya dan kuesioner terbuka untuk pengambilan data kualitatif.

Instrumen yang digunakan berisi daftar pertanyaan yang berhubungan dengan indikator penelitian yang akan dianalisis.

Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu metode yang menentukan valid atau tidaknya suatu kuesioner yang akan disebarkan. Instrumen yang valid menurut Sugiyono (2016)

No Nama Desa Nama KelompokTani

Jumlah

Anggota Perhitungan Jumlah Responden 1. Mangkurakyat Babakan Parigi 28 28/282 x 74 = 7,34 7

Simpay Marigi 38 38/282 x 74 = 9,97 10 2. Mekarmukti Harapan Mulya 40 40//282x74 = 10,49 10 Karunia Tani 60 60/282x 74 = 15,74 16 3. Desakolot Setia Bakti 29 29/282x 74 = 7,60 8

Mekar tani 87 87/282x 74 = 22,82 23

Jumlah Populasi 282 74

(31)

18

adalah alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data yang menunjukkan tingkat ketelitian dan kesesuaian.

Uji validitas instrumen tugas akhir ini dilakukan melalui wawancara 30 petani non responden yang karakteristiknya sesuai dengan sampel penelitian. Data yang diperoleh dari sampel kemudian diolah menggunakan Microsof Excel 2013 untuk menentukan kevalidan pada setiap item yang digunakan.

Uji validitas penelitian dilakukan dengan membandingkan nilai r– hitung dengan nilai r – tabel. Jika jumlah data dalam uji validitas lebih besar (>) dari tabel r, maka butir pertanyaan dari angket dinyatakan valid. Sebaliknya, jika jumlah data lebih kecil (<) dari r - tabel, maka item pertanyaan dari angket dinyatakan tidak valid harus diperbaiki agar menjadi lebih jelas dan tidak menimbulkan multipersepsi.

Berdasarkan sebaran nilai r – tabel yang seharusnya digunakan untuk jumlah responden 30 orang adalah 0,374, sehingga r – hitung harus lebih besat dari (>) 0,374. Hasil uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 10 dari 52 butir soal dinyatakan tidak valid, yaitu butir soal no 8, 15, 21, 32, 34, 41, 42, 45, 48 yang kemudian telah diperbaiki. Adapun tabel hasil uji validitas telah terlampir pada Lampiran 1.

Uji Realibilitas

Reliabilitas instrumen menggambarkan kekuatan dari alat ukur yang digunakan. Suatu alat ukur dikatakan mempunyai reliabilitas atau reliabilitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut stabil, konsisten dan akurat, sehingga dapat diandalkan. Sampel yang diambil untuk dilakukan uji reliabilitas berjumlah 30 petani dengan karakteristik sampel penelitian selanjutnya. Suatu instrumen dikatakan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai reliabilitas instrumen yang diperoleh < 0, 60 (Sugiyono 2016). Tahapan dalam mengukur reliabilits instrument yaitu menyebar instrumen kepada responeden yang bukan responden sesungguhnya. Data yang diperoleh dari sampel tersebut kemudian di uji reliabilitasnya dengan dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS atau Microsoft Excel dengan menentukan realibilitas berdasarkan formula koefisian Cronbach alpha.

ri= ( 𝑛

𝑛−1)(1 −∑ 𝑠𝑖2

∑ 𝑠𝑡2)

(32)

19 Keterangan:

ri : Reliabilitas instrumen n : Jumlah butir pertanyaan 𝑠𝑖2 : Varians butir pertanyaan 𝑠𝑡2 : Varians total butir pertanyaan

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan software pengolahan data Microsoft Excel 2010 diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,93 atau sebesar 93 persen. Angka ini memberikan makna bahwa kuesioner dalam penelitian ini layak dan dapat dipercaya digunakan beberapa kali dengan konsep dan cara yang sama di lokasi berbeda dengan tingkat kemiripan yang paling mendekati karena Alpha Cronbach> 0,60. Adapun hasil perhitungan uji reliabilitas menggunakan Microsoft Excel 2010 telah tersaji pada Lampiran 2.

Kisi-Kisi Instrumen

Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian adalah modifikasi skala likert yang memiliki skor penilaian berkisar antar 1 – 4, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Skor 1: tidak mau/tidak butuh/tidak setuju/tidak pernah

2. Skor 2: kurang mau/kurang butuh/kurang setuju/kurang pernah 3. Skor 3: mau/butuh/kadang-kadang/jarang

4. Skor 4: sangat mau/sangat butuh/sangat setuju/sangat pernah

Kriteria penilaian skor dari modifikasi skala likert dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Kriteria penilaian kuesioner

No Kriteria Penilaian Nilai Skor

1 Sangat rendah (SR) 1

2 Rendah (R) 2

3 Tinggi (T) 3

4 Sangat Tinggi 4

Sumber: Data diolah penulis, 2022

Adapun kisi-kisi instrumen dalam peneltian ini yang meliputi variabel, indikator, parameter dan skala pengukuran yang akan digunakan dalam penelitian tentang motivasi anggota kelompok tani akan disajikan dalam bentuk tabel pada Tabel 4.

(33)

20

Tabel 4 Kisi-kisi instrumen

Variabel Indikator Parameter Skala

Pengukuran

Faktor Internal

Umur Umur responden pada saat dilakukannya wawancara

Rasio Pendidikan lama pendidikan petani di

lembaga formal

Rasio Pendapatan Besarnya pendapatan petani

per bulan

Rasio

Faktor Eksternal

Peranan Penyuluh

Intensitas Penyuluhan Kegiatan penyuluhan Fasilitator

Modifikasi skala Likert

Ketersedian Sarana dan Prasarana

Ketersedian asam humat Ketersedian kios pertanian Ketersedian transportasi

Modifikasi Skala Likert

Ketersedian Informasi Pertanian

Akses Informasi digital dan cetak

Akses informasi dari penyuluh

Akses informasi dari petani

Modifikasi Skala Likert

Motivasi Penggunaan Asam Humat

Kebutuhan Rasa aman Sosial

Kebutuhan Fisik

Modifikasi Skala Likert

Kemauan Hasrat untuk menggunakan asam humat

Hasrat untuk mengefisiensi biaya

Hasrat meningkatkan produktivitas

Modifikasi Skala Likert

Penghargaan Pengakuan Ketenaran Apresiasi

Modifikasi Skala Likert

Sumber: Data diolah penulis, 2022

Pengumpulan dan Analisis Data Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan langsung dari sumbernya yaitu hasil wawancara dengan petani, tokoh masyarakat serta penyuluh wilayah binaan. Sedangkan data sekunder adalah data tidak langsung yang diperoleh dari BPP Kecamatan Cilawu terdiri dari programa desa, programa Kecamatan Cilawu, Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) dan dokumen lainnya.

(34)

21

Berdasarkan pengumpulan data, data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada petani dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap obyek penelitian yaitu penelitian yang sebenarnya.

2. Penyebaran dan pengisian kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis berkaitan dengan masalah penelitian yang diberikan kepada petani sampel dalam penelitian tugas akhir ini.

3. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data melalui tanya jawab langsung kepada petani yang menjadi responden penelitian.

4. Studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari bahan/buku sebagai acuan untuk memperoleh informasi teoritis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Teknik pengumpulan data dilakukan adalah teknik wawancara terstruktur, dimana petani dalam pengisian dibimbing langsung oleh enumerator sehingga petani tidak mengalami kesulitan dan ketidakpahaman dalam pengisian kuesioner.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan analisis deskriptif dan regresi linear berganda. Penelitian ini mempunyai dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Pengolahan dan analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel dan SPSS.

Analisis data deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui motivasi anggota kelompok tani dalam penggunaan asam humat pada budidaya bawang merah. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi anggota kelompok tani dalam penggunaan asam humat pada budidaya bawang merah.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif dan regresi linear berganda. Penelitian ini memiliki dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Pengolahan dan analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excell dan SPSS.

Analisis data deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui motivasi anggota kelompok tani menggunakan asam humat pada budidaya bawang

(35)

22

merah. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi anggota kelompok tani untuk menggunakan asam humat pada budidaya bawang merah.

Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan-penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah alat analisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang dikumpulkan dengan cara menyajikan data secara deskriptif melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, pengukuran tendensi sentral (mean, median, modus) perhitungan desil, persentil standar deviasi serta persentase (Sugiyono 2016)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan motivasi anggota kelompok tani untuk menggunakan asam humat pada budidaya bawang merah di Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut.

2) Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi adalah studi yang melihat hubungan antara satu relatif, dengan satu atau lebih relatif. Apabila relatif bebasnya hanya satu, maka analisis regresi digunakan yaitu regresi linier sederhana. Jika variabel bebas lebih besar dari satu, maka analisis regresi yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hubungan antara faktor internal (X1), faktor eksternal (X2), terhadap variabel dependen motivasi (Y). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antar variabel. Jika ada, seberapa dekat dampaknya dan seberapa signifikan <0,05 berarti ada pengaruh, jika signifikan > 0,05 berarti tidak ada pengaruh. Rumus untuk membandingkan garis regresi linier berganda dengan dua variabel bebas yaitu:

Y = A + β1X1.1+ β1X1.2+ β1X1.3+ β1X1.4 + β2X2.1+ β2X2.2+ β2X2.3

Keterangan:

Y = variabel dependen (motivasi petani) A = konstanta

Y = A + β1X1+ β2X1.2

(36)

23 X(1,2,,..) = variabel bebas

β1, β2 = koefisien regresi β1X1.1 = umur

β1X1.2 = pendidikan formal β1X1.3 = pendapatan

β2X2.1 = peranan penyuluh

β2X2.1 = ketersedian sarana dan prasarana pertanian β2X2.3 = ketersedian informasi pertanian

3) Formulasi analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut, dirumuskan strategi penyuluhan yang efektif dan efisien untuk meningkatkan motivasi anggota kelompok tani dalam penggunaan asam humat pada budidaya bawang merah di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan indikator terendah. Jika indikator terendah diketahui, maka indikator tersebut ditentukan materi penyuluhan yang akan disampaikan. Dengan demikian, penyuluhan dapat efisien dan efektif.

(37)

24

HASIL PEMBAHASAN

Keragaan Wilayah

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Cilawu terdiri dari sebuah Kecamatan yang mempunyai delapan belas desa dan terbagi dalam sembilan wilayah binaan penyuluh. Kecamatan Cilawu memiliki luas total wilayah 7.767 hektar yang terdiri 1450,1 hektar lahan sawah.

BPP Kecamatan Cilawu terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten Garut yang secara administratif memiliki batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Garut Kota

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Banjarwangi/ Kabupaten Tasikmalaya

- Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Garut Kota/ Kabupaten Tasikmalaya - Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Bayongbong

Kondisi topografi Kecamatan Cilawu yaitu datar, landai, dan pegunungan dengan jenis tanah asosiasi andosol coklat, regosol coklat, dan latosol coklat.

Kecamatan Cilawu memiliki curah hujan yang tinggi yaitu lebih dari 279 mm/bulan yang tercatat dalam tipe iklim C (agak basah).

Luas lahan di BPP Kamatan Cilawu seluas 7.767 Ha, terdiri dari tanah darat 2.876,6 Ha, tahan sawah 1.450,1 Ha, kolam 50,3 Ha, dan lain-lain 3.390,1 Ha. Luas lahan di Kecamatan Cilawu secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Luas lahan di Kecamatan Cilawu

NO Desa Tanah

Darat

Tanah Sawah Irigasi (Ha)

Kolam (Ha)

Lain- Lain

Jumlah Tanah Pertanian

1 Sukamurni 204.4 116 5.5 800.4 1126.3

2 Sukamaju 231 210 10.1 629.55 1080.65

3 Sukatani 48 82 3 409.5 542.5

4 Mekarsari 61.1 125 3.7 409.68 599.48

5 Dayeuhmanggung 145.7 43 126.3 315

6 Karyamekar 312.6 23 3.1 68.58 407.28

7 Cilawu 200 45 0.7 138.3 384

8 Dawungsari 163.7 69 1.3 207.15 441.15

9 Pasanggrahan 146 44 2.4 20.72 213.12

10 Margalaksana 98.1 28 6.4 12.45 144.95

11 Ngamplang 65.86 30 16 111.86

(38)

25

NO Desa Tanah

Darat

Tanah Sawah Irigasi (Ha)

Kolam (Ha)

Lain- Lain

Jumlah Tanah Pertanian

12 Ngamplangsari 68.09 75.92 1 15.73 160.74

13 Sukamukti 146.4 93 2.3 81.75 323.45

14 Dangiang 139.9 55 2 151.65 348.55

15 Mekarmukti 460.7 83 0.7 103.33 647.73

16 Sukahati 243 99 124.11 466.11

17 Mangkurayat 79.7 158.2 7.1 16.412 261.412

18 DesaKolot 61.97 70.975 1 14 147.99

Jumlah 2876.6 1450.1 50.3 3390.1 7765.11

Sumber : Programa Kecamatan Cilawu, 2021

Jumlah penduduk di Kecamatan Cilawu berjumlah 116.016 jiwa yang terdiri atas penduduk laki-laki 56.773 jiiwa dan penduduk perempuan 54.243 jiwa dengan 33.706 KK, sedangkan di Kecamatan Cilawu sebesar 21.731 KK. Jumlah penduduk di Kecamatan Cilawu secara rinci disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6 Jumlah penduduk di Kecamatan Cilawu

No Desa

Laki- laki (jiwa)

Perempuan (jiwa)

Jumlah (jiwa)

Jumlah (KK)

1 Sukamurni 4.428 4.291 8.719 2.592

2 Sukamaju 4.360 3.927 8.287 2.336

3 Sukatani 4.035 3.828 7.863 2.394

4 Mekarsari 4.561 4.244 8.805 2.817

5 Dayeuhmanggung 2.323 2.290 4.613 1.330

6 Karyamekar 3.149 3.026 6.175 1.917

7 Cilawu 3.045 2.725 5.770 1.821

8 Pasanggrahan 2.811 2.676 5.487 1.652

9 Margalaksana 2.597 2.678 5.275 1.535

10 Desakolot 2.104 2.044 4.148 1.149

11 Ngamplang 2.856 2.951 5.807 1.667

12 Ngamplangsari 3.022 2.788 5.810 1.920

13 Sukamukti 2.470 2.414 4.884 1.418

14 Mekarmukti 3.173 3.021 6.194 1.953

15 Dangiang 1.958 1.893 3.851 1.243

16 Dawungsari 1.777 1.582 3.359 1.076

17 Sukahati 3.554 3.352 6.906 2.017

18 Mangkurayat 4.550 4.513 9.063 2.869

56.773 54.243 111.016 33.706

Sumber : Programa Kecamatan Cilawu, 2021

(39)

26

Berdasarkan pendidikan formal yang pernah ditempuh di Kecamatan Cilawu belum/ tidak sekolah 17.386 orang. Tamat SD 45.884 orang, tamat SLTP 27.605 orang dan tamat SLTA 18.298 orang dan tamat Perguruan Tinggi 1.843 orang.

Kelembagaan kelompok tani aktif pada wilayah BPP Cilawu telah ada dari tahun 1977 sampai sekarang, yang terdiri dari 219 kelompok tani/ KWT dengan berbagai kelas, 9 Posluh dan 18 Gapoktan. Pengembangan kelompok di masing- masing desa terus dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan para petani, terutama untuk pengembangan teknologi baru yang dapat mendorong produktivitas hasil panen yang diharapkan dapat meningkatkan daya tawar hasil pertanian di wilayah BPP Cilawu sehingga dapat meningkatkan taraf hidup petani.

Faktor Internal

Faktor internal adalah karakteristik responden yang tercipta dari latar belakang situasi responden, yang merupakan sampel penelitian yang digunakan untuk mengetahui keragaman responden. Karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan, dan pendapatan, dimana ketiga karakteristik responden tersebut merupakan bagian dari penelitian yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden yang mempengaruhi motivasi anggota kelompok tani menggunakan asam humat pada bawang merah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 74 sampel responden yang tergabung dalam kelompok petani bawang merah yang terdiri dari kelompoktani Babakan Parigi dan Simpay Wargi 1 di Desa Mangkurakyat, kelompok tani Harapan Mulya dan Karunia Tani di Desa Mekarmukti, serta kelompoktani Mekar Tani dan Setia Bakti di Desa Desakolot. Hasil wawancara mengenai karakteristik responden di Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut disajikan dalam Tabel 7, Tabel 8, dan Tabel 9 Karakteristik Umur

Tabel 7 Karakteristik umur Kecamatan Cilawu

No Umur Petani N (Orang) Persentase (%)

1 Sangat Produktif (30-39) 12 16,22

2 Produktif (40-56) 50 67,57

3 Tidak Produktif (57-67) 12 16,22

Jumlah 74 100

Sumber : Data Primer diolah oleh Penulis 2022

(40)

27

Pada Tabel 7 diketahui bahwa mayoritas petani berada pada umur 40-56 tahun dengan jumlah 50 responden dengan persentase (67,57%) dari total keseluruhan responden, dari hasil karakteristik umur dapat disimpulkan bahwa petani dalam responden penelitian ini berada pada umur yang produktif, untuk responden pada umur 30-39 tahun dengan persentase (16,22%) yang juga masuk pada umur yang sangat produktif, selanjutnya yaitu umur 57-67 tahun sebanyak 12 orang dengan persentase (16,22%) termasuk pada umur yang kurang produktif.

Berdasarkan fakta dilapangan, seseorang yang berada pada umur ini dinilai masih produktif karena mempunyai kemampuan fisik yang kuat dalam melakukan kegiatan usaha tani, memiliki semangat yang tinggi, dan kemampuan dalam belajar hal baru yang masih tinggi sehingga dapat menerima inovasi baru yang diberikan kepada petani, sedangkan pada usia responden yang tidak produktif akan cenderung sulit menerima inovasi karena selalu bertahan dengan nilai-nilai yang lama. Selain itu, umur yang tidak produktif masih mengedepankan pemikiran bahwa umur yang lebih tua cenderung memiliki pengetahuan dan kemampuan yang lebih karena lebih dulu merasakan apa yang dirasakan oleh umur yang lebih muda.

Hal ini sejalan dengan penelitian Prabayanti (2010) yang mengatakan bahwa umur pasti mempengaruhi kemampuan fisik tubuh manusia, semakin tinggi usia maka daya tahan tubuh manusia semakin berkurang, umur juga mempengaruhi seseorang untuk merespon sesuatu yang baru meskipun tidak memiliki pengalaman.

Sehubung dengan adanya sebuah inovasi, ketika seseorang dalam umur non produktif merasa sulit menerima inovasi. Hal ini sejalan pula dengan Manatar et al.

(2017) yang menyatakan bahwa umur dapat mempengaruhi produktivitas kerja dengan peran dalam memutuskan dari berbagai alternatif pekerjaan. Umur yang muda menunjukkan tubuh yang kuat sehingga dapat bekerja dengan cepat. Umur tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan fisik tubuh manusia, semakin tua umur maka akan semakin berkurang ketahanan tubuh manusia.

Tingkat Pendidikan

Pendidikan formal merupakan lamanya pendidikan yang diterima responden di sekolah yang dapat mempengaruhi motivasi dalam penemuan baru. Seseorang dengan pendidikan tinggi akan lebih terbuka untuk menerima hal-hal baru dan mau mencoba hal baru dengan ilmu didapatkan dari sekolah. Salah satu faktor terpenting

Referensi

Dokumen terkait

seseorang belajar, (4) desain pembelajaran diacukan pada siswa atau peserta didik, (5) hasil pembelajaran mencakup hasil langsung dan hasil pengiring, (6) sasaran akhir desain

koleksi pengetahuan secara komprehensif tentang penanganan tanaman in vitro hasil kultur jaringan dari pakar, dengan demikian peneliti lain dapat memanfaatkannya untuk

Sebelum diterapkannya Sistem NSW di Pelabuhan Tanjung Priok, proses perijinan impor di seluruh GA dilakukan secara manual, dimana setiap importir seperti Importir

melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang tata kota dan tata bangunan, antara lain menyusun, mengembangkan dan mengendalikan rencana tata ruang kota,

Penelusuran Literature tentang materi yang berkaitan dengan eksponen matriks memberikan informasi yang diperlukan dalam menganalisis perumusan dari eksponen matriks

Oleh karena itu, berdasarkan grafik yang ada pada gambar 4.3, dapat disimpulkan bahwa kondisi stabilitas arah sepeda motor yang paling baik adalah ketika sepeda motor berbelok

Universitas Bina Darma (UBD) sebagai pelaku bisnis dibidang jasa pendidikan, mengalami hal sebagaimana permasalahan tersebut, sehingga tujuan dari penelitian ini

Proses pembuatan papan serat komposit dari bahan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) ini dilakukan melalui beberapa tahapan-tahapan atau langkah- langkah