• Tidak ada hasil yang ditemukan

this file 8867 11842 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " this file 8867 11842 1 SM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

109

Pemasaran Online

Agnes Dini Mardani

Titis Shinta Dhewi Ludiwishnu Wardana

Program Studi Pendidikan Tata Niaga Universitas Negeri Malang E-mail : titis.shinta.dhewi.fe@um.ac.id

Abstract: This purpose of this study is: (1) the application of learning PjBL with PBL to improve study results students, (2) assessing the domain affective, cognitive, and psychomotor, (3) the difference study results use the PjBL with PBL to improve study results students. The research is research quantitative and including research apparent experiment (quasi eksperiment ) by taking sample class two classes X PM 1 as a class experiment and class X PM 2 as a class control. Research instruments used for data collection namely: (1) tests to pretes and postest used to determine the cognitive assessment, (2) sheets observation affective, (3) sheets of the process for the psychomotor. The trial research instruments use the validity and reabilitas. Analysis techniques data using: (1) test a prerequisite analysis consisting of normality test and the homogeneity (2) t test unpaired which ended with the help of computer programs spss. Based on the result of this research can be concluded that: (1) the application of PjBL (Project Based Learning) and PBL (Problem Based Learning) should be conducted well in accordance syntax learning, (2) assessing the cognitive students have a difference and class experiment having an average higher than class control, (3) assessing the results affective students have a difference and on the application of PjBL is better than PBL.

Keywords: Learning Strategy, Result Study

Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) penerapan model pembelajaran PjBL dengan PBL untuk peningkatan hasil belajar siswa, (2) penilaian ranah afektif, kognitif, dan psikomotor, (3) perbedaan hasil belajar menggunakan model PjBL dengan PBL untuk peningkatan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan termasuk

penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperiment) dengan mengambil sampel dua kelas yaitu kelas X

PM 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X PM 2 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian yang

digunakan untuk pengumpulan data yaitu: (1) tes untuk pretes dan postest yang digunakan untuk

menentukan penilaian ranah kognitif, (2) lembar observasi afektif, (3) lembar penilaian proses untuk ranah psikomotorik. Uji coba instrumen penelitian menggunakan uji validitas dan reabilitas. Teknik analisis data menggunakan: (1) uji prasyarat analisis yang terdiri dari uji normalitas dan uji

homogenitas (2) uji t tidak berpasangan yang diselesaikan dengan bantuan komputer program SPSS.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) dan model PBL (Problem Based Learning) dilaksanakan dengan baik sesuai sintaks pembelajaran, (2) penilaian kognitif siswa memiliki perbedaan dan kelas eksperimen memiliki rata-rata yang lebih tinggi daripada kelas kontrol, (3) penilaian hasil afektif siswa memiliki perbedaan dan pada penerapan model pembelajaran PjBL lebih baik dibandingkan model pembelajaran PBL.

Kata Kunci: model pembelajaran, hasil belajar.

(2)

dilakukan variasi dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih tertantang untuk belajar agar mencapai kegiatan belajar.

Proses belajar menentukan bagaimana keberhasilan dari kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan belajar merupakan kegiatan pokok penentu berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan ini, guru harus menemukan strategi pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan dalam lingkungan kelas dan mampu mengajak siswa untuk aktif di dalam kelas dan mencapai keberhasilan kegiatan hasil belajar. Selama ini masih banyak mata pelajaran yang diajarkan oleh guru menggunakan model konvensional sehingga kurang efektif dalam pencapaian hasil belajarnya dan salah satunya adalah mata pelajaran Pemasaran Online.

Mata pelajaran Pemasaran Online adalah muatan lokal yang baru diterapkan beberapa tahun yang lalu dan masih banyak dalam penerapannya menggunakan metode konvensional sehingga dalam proses pembelajaran siswa kurang memperhatikan dan hasil belajar yang belum tuntas. Dari kondisi tersebut peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran baru yaitu Model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) dan PBL (Problem Based Learning) yang diharapkan siswa dapat memiliki proses belajar yang inovatif (Blandul, 2015) dengan hasil yang tuntas. Penerapan dua model pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat mengetahui perbedaan hasil belajar pada mata pelajaran pemasaran online dengan menggunakan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) dan PBL (Problem Based Learning). Kedua model ini memiliki indikator pembelajaran tidak hanya melalui ceramah tetapi pemecahan masalah dan penerapan untuk mempraktekannya (Chan, 2017).

Jhonson dkk (2013:560) dalam jurnalnya yang berjudul “Project Based Learning and Student Engangment”, menyimpulkan “I decided to implement PBL in my own classroom and study its effects on students behavioural, cognitive, and emotional engagement. I was not only concerned with the behaviours of my students, but with their learning and enjoyment of the learning process as well, saya memutuskan untuk menerapkan PBL dikelas saya dan mempelajari efek keterlibatan emosional kognitif dan perilaku tidak hanya berkaitan dengan perilaku tetapi juga hasil belajar mereka”.

Hal ini juga dijelaskan oleh Ajai dkk (2013:131) bahwa “The findings of this study that the use of problem based learning strategy could provide a good way for students to learn mathematics rather than using conventional methods” Penemuan dari studi ini yaitu penggunaan strategi belajar berbasis masalah merupakan cara yang baik bagi siswa belajar matematika daripada menggunakan metode konvensional”. Pembelajaran matematika dan pemasaran online memiliki indikator yang tidak jauh berbeda yaitu tidak bisa hanya dijelaskan tetapi juga membutuhkan penerapan agar memiliki hasil yang baik.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : H0 : µ1 = µ2, Tidak ada perbedaan peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) dibanding menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) .

H1 : µ1 ≠ µ2, Terjadi perbedaan peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) dibanding menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning).

METODE

(3)

"quasi experiment"(eksperimen semu). Penelitian ini dikatakan quasi karena pada penelitian ini perlakuan yang diberikan pada subjek penelitian tidak dikendalikan sepenuhnya oleh peneliti. Desain penelitian "quasi experiment"(eksperimen semu) ini adalah“pretest-posttest non equivalent control group design” (Sugiyono, 2012:116).

Tabel 1. Rancangan Penelitian Pretest-posttest Control Group Design (quasi experiment)

Kelompok Tes awal Perlakuan Tes akhir

Eksperimen

Kontrol OO1 2

X1

X2

O3

O4

Keterangan:

X1 : Model Pembelajaran PjBL (Project Based Learning) X2 : Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) O1 : Pretest untuk kelas eksperimen

O2 : Pretest untuk kelas kontrol O3 : Postest untuk kelas eksperimen O4 : Postest untuk kelas kontrol

Variabel adalah segala sesuatu dalam bentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:60). Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran PjBL (project based learning) (X ) dan model pembelajaran PBL (problem based learning) (X ) sedangkan variabel terikat (dependen) adalah hasil belajar siswa (Y).

Gambar 1. Hubungan Antara Variabel penelitian

Sumber : Sugiyono, 2013:10

Subjek penelitian adalah siswa kelas X jurusan pemasaran SMK Negeri 1 Pasuruan yang berjumlah 70 siswa, yang terdiri dari siswa kelas X PM 1 yang berjumlah 35 siswa dan siswa kelas X PM 2 yang berjumlah 35 siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kemampuan awal siswa (dari nilai prates), data hasil belajar ranah kognitif siswa (dari nilai pascates) dan data hasil belajar (perhitungan dari nilai pascates, lembar observasi proses psikomotorik dan lembar afektif). Pada penelitian ini yang akan dibandingkan peningkatan hasil belajar dengan cara mengurangi nilai hasil belajar dengan kemampuan awal antara kelas kontrol dan eksperimen. Penentuan kelas eksperimen diambil dari data kemampuan awal siswa.

Pengujian validitas dan reliabilitas merupakan suatu proses menguji item-item soal yang ada dalam sebuah soal. Untuk mempermudah menghitung validitas dan reliabilitas data,

X

X

(4)

maka dapat menggunakan SPSS versi 20. Adapun tahapan analisis datanya yaitu dengan melakukan: deskripsi data, menguji persyaratan analisis, dan menguji hipotesis.

HASIL & PEMBAHASAN

Hasil

Pembelajaran yang dilakukan pada kelas X PM 1 dan kelas PM 2 yang bertindak sebagai kelas kontrol (model pembelajaran PBL) dan kelas eksperimen (model pembelajaran PjBL), data ini diperoleh dari hasil nilai kemampuan awal siswa (pretest). Dari uji coba soal yang berjumlah 50 butir soal yang sebelumnya sudah dilakukan validasi isi, uji validitas dan uji reabilitas maka akan diambil 25 soal yang diujikan untuk soal pretest dan postest. Soal pretest dan postest hanya dibedakan pada pemberian soal postest akan disusun secara acak. Deskripsi hasil pembelajaran siswa kemampuan awal (pretest) dan kemampuan akhir (postest) adalah normal dan homogen.

Hasil kemampuan awal siswa menunjukan bahwa diperoleh rata-rata pada kelas eksperimen 44,4 dan rata-rata pada kelas kontrol 46,8dan signifikansi kelas eksperimen 0,245dan kelas kontrol 0,343, dari hasil analisis dapat diperoleh kesimpulan bahwa data kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki nilai probabilitas > 0,05, maka data tersebut normal sedangkan dapat dilihat bahwa kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh p = 0,223 > 0,05, maka kesimpulannya kedua data tersebut homogen. Hasil kemampuan akhir siswa menunjukan bahwa normalitas data hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh rata-rata pada kelas eksperimen 77,03 dan rata-rata pada kelas kontrol 75,66dan signifikansi kelas eksperimen 0,134dan kelas kontrol 0,129. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki nilai probabilitas > 0,05, maka data tersebut normal sedangkan kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki p = 0,621 > 0,05, maka kesimpulannya kedua data tersebut homogen.

Berdasarkan hasil uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan nilai rata-rata pada data hasil belajar kognitif siswa dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kemampuan akhir siswa kelas eksperimen dan kontrol sama. Dengan kata lain, adanya perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol disebabkan oleh perlakuan serta nilai dari ranah kognitif siswa. Perbedaan hasil belajar kemampuan akhir dan awal siswa tidak hanya disebabkan oleh perlakuan yang dilakukan pada saat penelitian tetapi pada faktor lain yaitu pada ranah kognitif. Data penilaian afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh dari hasil pengamatan sikap dan perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data afektif siswa diperoleh dengan mengisi lembar observasi penilaian afektif siswa. Selama proses pembelajaran siswa memiliki perhatian yang baik dan antusias yang cukup baik pula. Banyak dari siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar dan juga memperhatikan langkah-langkah pada pembelajaran walaupun ada beberapa siswa masih berbicara diluar konteks pembelajaran. Hal ini tetap menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran yang berlangsung pada kelas eksperimen adalah baik dengan rata-rata nilai 95,2 sedangkan secara umum hasil belajar afektif siswa kelas kontrol adalah baik dan juga pada proses pembelajaran cukup antusias walau masih banyak yang terlambat dan kurang memperhatikan pada saat dijelaskan, rata-rata nilai afektif kelas kontrol 92,3 dengan deskripsi presentase tertinggi adalah ketika siswa saling membantu teman dan memiliki tata cara bertanya kepada guru dengan sopan dan sistematis. Pembelajaran ini siswa di tuntut untuk lebih aktif dalam setiap proses belajar sehingga siswa lebih memiliki motivasi yang tinggi dalam proses belajar.

(5)

eksperimen pada persiapan kerja dan sikap keerja memiliki nilai yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran yang berlangsung pada kelas eksperimen termasuk baik. Dengan nilai rata-rata penilaian psikomotorik adalah 93,7 dengan deskripsi presentase tertinggi dan pada sikap kerja juga mendapat rata-rata nilai yang baik sedangkan dengan rata-rata nilai psikomotorik kelas kontrol 89,9 dengan deskripsi presentase tertinggi dikelas kontrol ada pada bagian penilaian kerja waktu.

Berdasarkan dari hasil nilai kemampuan afektif dan psikomotorik menunjukan nilai yang tidak berbeda jauh tetapi memiliki perbedaan sesuai dengan kriteria model pembelajaran yang diterapkan pada masing-masing kelas.

Perhitungan nilai akhir diberikan persentase yang lebih besar pada nilai penilaian proses psikomotorik (50%), penilaian penilaian pengamatan kognif diberi persentase sebanyak (40%) dan penilaian afektif diberi persentase sebanyak (10%). Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 1. Deskripsi Data Penilaian Akhir

Kelas terendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata Skor Standar deviasi

Kontrol 80 98 89,7 4,54

Eksperimen 84 100 92,8 3,86

Dari Tabel 1 terlihat adanya perbedaan skor akhir antara kelas eksperimen dan kontrol. Ini dipengaruhi oleh hasil dari penilaian kognitif, penilaian afektif, dan penilaian psikomotor. Data penilaian akhir hasil belajar siswa merupakan data hasil belajar siswa setelah digabungkan dengan nilai-nilai dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Nilai tertinggi pada nilai akhir siswa kelas eksperimen 100 dan nilai akhir tertinggi pada kelas kontrol yaitu 98, nilai terendah dari kelas eksperimen 84 dan pada kelas kontrol 80, dan skor rata-rata pada kelas eksperimen yaitu 92,8 dan kelas kontrol 89,7.

Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan analisis gain score.Penilaian nilai awal kemampuan (pretest) ini setelah dikurangi nilai akhir keseluruhan (Kognitif (postest), afektif, psikomotorik) akan menghasilkan gain score sebagai hasil belajar Pemasaran Online. Sehingga dapat lebih diketahui perbedaan hasil belajar dari kelas eksperimen dan kontrol. Dari gain score hasil belajar siswa perlu dilakukan analisis yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-t dua pihak.Hasil Uji-t dua pihak data hasil belajar dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Uji-t Dua Pihak Data Hasil Belajar Siswa

Kelas x N thitung ttabel

Kontrol 35 42,86 2,05 1,68

Eksperimen 35 48,49

(6)

Pembahasan

Berdasarkan hasil temuan observer selama proses pelaksanaa penelitian dari hasil observasi pembelajaran Project Based Learning adalah pada tahap awal pembelajaran, siswa masih belum terbiasa dengan model pembelajaran Project Based Learning, hal ini dikarenakan pembelajaran biasa digunakan adalah model pembelajaran konvensional tetapi setelah tujuan dan langkah-langkah pembelajaran dijelaskan siswa mulai terbiasa dan mengikuti secara baik dan antusias, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran project based learning memiliki pengaruh yang baik pada proses pembelajaran dan hasil belajar siswa yaitu kondisi belajar yang kondusif dan hasil belajar yang baik dilihat dari hasil observasi menggunakan lembar observer memiliki presentasi rata-rata diatas 90%. Hal ini di dukung oleh Dismawan dkk (2014) dalam jurnalnya yang menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran project based learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan temuan observer selama proses pelaksanaan penelitian siswa kelas kontrol yang diterapkan model pembelajaran problem based learning pada awalnya belum faham bagaimana penerapannya tetapi setelah sudah diterapkan menjadi antusias, kendala dari penerapannya adalah pemecahan masalah yang ditentukan masih kurang berfokus. Hasil penelitian yang dilakukan bahwa pada model pembelajaran ini siswa dituntut untuk berpikir kritis dalam mengambil keputusan untuk memecahkan masalah sehingga saat mengerjakan soal siswa tidak kesulitan untuk menjawab soal. Pada pelaksanaan pembelajaran, selama proses pembelajaran siswa terlihat aktif dan kreatif untuk pemecahan masalah yang diberikan oleh guru. Hasil observasi memiliki rata-rata nilai 80% yang menunjukkan kriteria baik pada proses belajar. Hal ini didukung oleh Tany dkk (2013) dalam jurnalnya yang menyebutkan bahwa penerapan pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa seperti orientasi siswa dalam menghadapi masalah, melakukan analisa dan proses evaluasi terhadap pemecahan masalah dengan baik.

Data kemampuan awal siswa diperoleh dari nilai pretest yang dilakukan dengan soal yang samaantara kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Data nilai pretest, di analisis dengan menggunakan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah keadaan awal siswa berdistribusi normal atau tidak normal, uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut homogen atau tidak, dan uji-t digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut mempunyai rata-rata kemampuan awal siswa kelas eksperimen sama dengan rata-rata kemampuan awal siswa kelas kontrol atau mempunyai rata-rata kemampuan awal yang tidak sama.Hasil penelitian pada tes kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama walau secara deskriptif rata kelas eksperimen memiliki perbedaan. Pada kelas eksperimen (X PM 1) memiliki rata-rata nilai yang lebih rendah dibandingkan kelas kontrol ( X PM 2).

Pada data kemampuan awal dapat dianalisis bahwa pemahaman siswa tentang mata pelajaran pemasaran online masih sangat kurag terlihat dari banyaknya siswa yang belum memenuhi kriterian penilaian yang ditetapkan oleh sekolah dan ini juga terjadi pada dua kelas yang diteliti walaupun memiliki perbedaan.

(7)

Perbedaan hasil belajar ranah kognitif ini memiliki faktor lain yaitu pada siswa kelas eksperimen dengan perlakuan model pembelajaran Project Based Learning menyukai kegiatan yang diterapkan, selain itu memiliki karakter siswa yang menghargai dan mau mendengarkan sehingga pada saat proses pembelajaran dilakukan dengan pemahaman dan keaktifan yang bagus dengan rasa ingin tahu yang cukup tinggi sedangkan pada kelas kontrol yang diajar menggunakan model Problem Based Learning cenderung untuk enggan bertanya, mengerti ataupun tidak mengerti hanya beberapa siswa saja yang mau bertanya.

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan penilaian sikap dan nilai.Hasil belajar ranah afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan yang sama walaupun kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Rata-rata hasil penilaian kedua kelas sangat baik dkarena memiliki presentase penilaian lebih dari 90%. Meskipun kedua model pembelajaran sama-sama mengharuskan siswa untuk aktif menemukan dan mencari solusi dari masalah dan proyek yang diberikan, namun keaktifan siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan siswa kelas kontrol. Mereka sangat bersemangat ketika berhasil menemukan solusi pada masalah lalu merancang bagaimana merancangnya dalam bentuk proyek, daripada yang sebatas untuk menemukan solusi pada masalah tanpa melakukan proyek. Keaktifan dan pemahaman siswa terlihat jelas didalam proses belajar oleh kedua model pembelajaran yang diterapkan.

Ranah psikomotor metupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.Pada penelitian ini ranah psikomotor yang akan dinilai yaitu mencakup penilaian hasil proses belajar pada lembar observasi psikomotor yang dinilai oleh observer.Hasil belajar ranah psikomotor kelas eksperimen dengan kelas kontrol memiliki perbedaan yang sama dan memiliki hasil yang baik dilihat dari presentase rata-rata penilaian psikomotor lebih dari 90%. Kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih unggul dibandingkan kelas kontrol. Kelas eksperimen memiliki kelas lebih unggul bisa disebabkan pemahaman siswa terhadap materi lebih baik karena siswa tidak hanya membayangkan apa yang sudah diajarkan tetapi sudah bisa sampai pada penerapannya. Sebenarnya kedua kelas yang diajarkan dengan dua model berbeda ini menyukai cara belajar baru dan memecahkan masalah. Tetapi pada pemahaman materi dan proses belajar ternyata kelas eksperimen dengan menerapkan proyek yang lebih baik dan aktif. Siswa kelas eksperimen lebih antusias untuk mendalami materi.

Hasil penelitian menunjukan rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Berdasarkan deskripsi diatas menunjukan bahwa pada mata pelajaran pemasaran online lebih memiliki hasil yang baik dengan menggunakan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) dibandingan dengan siswa yang menggunakan model PBL (Problem Based Learning) yang dapat dengan keadaan kelas yang lebih kondusif, siswa yang aktif dan antusias mengerjakan perancangan proyek masing-masing dan pemahaman materi yang baik. Hal ini didukung oleh teori mendasar yang disebutkan oleh Sutirman (2013:46) yaitu kelebihan project based learning adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan analisis sintesis tentang suatu konsep, 2) Membiasakan siswa untuk melakukan proses belajar dan bekerja secara sistematis, 3) Melatih siswa untuk melakukan proses berfikir secara kritis dalam rangka memecahkan suatu masalah yang nyata, 4) Menumbuhkan kemandirian siswa dalam belajar dan bekerja, 5) Menumbuhkan produktivitas siswa.

(8)

pendampingan PBL (Problem Based Learning), siswa lebih pasif karena hanya menerima informasi dan mencari masalah untuk dipecahkan sehingga tidak memiliki angan-angan yang jelas untuk prakteknya, siswa tidak termotivasi untuk meningkatkan aktivitas belajarnya dalam pembelajaran karena kondisi yang kurang mendukung dimana pembelajaran dan masalah yang terjadi hanya berbatas pada konsep saja.

SIMPULAN & SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Pada model pembelajaran PjBL siswa terlihat lebih memperhatikan dikarenakan tidak hanya pada batasan konsep melainkan praktek langsung dengan menggunakan fasilitas yang ada dikelas, selain itu cara yang digunakan sesuai dengan kemampuan siswa dan sudah tidak asing untuk mereka. Pada model pembelajaran PBL siswa terlihat memiliki kerjasama dan saling menghargai pendapat teman walau untuk penguasaan materi masih belum baik karena mata pelajaran pemasaran online tidak berbatas pada konsep saja. (2) Berdasarkan hasil penelitiandari hasil analisis dapat diperoleh kesimpulan bahwa kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dan rata-rata hasil belajar kognitif siswa kedua kelas tersebut memiliki perbedaan. (3) Berdasarkan hasil penelitian diperoleh penilaianakhirhasil belajar siswakelas eksperimen lebh tinggi dari kelas kontrol. Peningkatan hasil belajar diperoleh dar igain score, dari hasil analisis data diperoleh hasil bahwa ada perbedaan rata-rata penilaian akhirhasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) dan menggunakan model pembeajaran PBL (Problem Based Learning). (4) Berdasarkan hasil penelitian diperoleh penilaian akhir hasil belajar siswa kelas eksperimen lebh tinggi dari kelas kontrol. Peningkatan hasil belajar diperoleh dari gain score, dari hasil analisis data diperoleh hasil bahwa ada perbedaan rata-rata penilaian akhir hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) dan menggunakan model pembeajaran PBL (Problem Based Learning).

Saran

(9)

belajar seperti menuntun siswa untuk fokus pada mata pelajaran yang diajarkan dan menjadikan siswa untuk belajar mandiri.

DAFTAR RUJUKAN

Ajai, T.J., Imoko, I.B. & O’kwu, E.I. (2013). Comparison of The Learning Effectiveness of Problem-Based Learning (PBL) and Conventional Method of Teaching Algebra. Jurnal of Education and Practice, (Online), 4 (1): 1-6, (http://pakacademicsearch.com/pdf-files/edu/ 413/131-135%20Vol%204,%20No%201%20(2013), diakses 20 Januari 2016.

Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Blandul, V.C. 2015. Innovation in Education-Fundamental Request of Knowledge Society. Social and Behavioral Science. 180: 484-488.

Chan, Z.C.Y. 2017. A Qualitative Study on Using Concept Maps in Problem-Based Larning. Nurse Education in Practice. 24: 70-76.

Dismawan, M.F., Rapani & Sulistiasih. 2014. Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan. (Online), 1-10, (http://download.portalgaruda.org/article.php), diakses 26 Januari 2016.

Ihsan, F. 2011. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Johnson, C.S. & Delawsky, S. 2013. Project-Based Learning And Student Engagement.

International Academic Research (Online), 4 (4): 1-11,

(http://www.journals.savap.org.pk/journal.html), diakses 29 November 2015.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sutirman. 2013. Media dan Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tany, Y.S., Tri, H.U. 2013. Penerapan Problem Based Learning(PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas VII-A SMP Katolik Frateran Celaket 21 Malang. Jurnal Pendidikan

Tindakan Kelas, (Online), (http://jurnal

Gambar

Tabel 1. Rancangan Penelitian Pretest-posttest Control Group Design (quasi experiment) Kelompok Tes awal Perlakuan Tes akhir

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis berusaha mengkaji dan menganalisa masalah tersebut dengan menulisnya dalam bentuk skripsi yang berjudul: “ANALISIS

Pendaftaran dan pengambl{an Dokumen Kualifikasi dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari direKur utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang. dan kaftu

Penulis melakukan analisa produk yang lebih banyak diproduksi dalam perusahaan tersebut dengan menggunakan klasifikasi ABC, kemudian melakukan peramalan terhadap data hisotri

Catatan Pinggir Majalah Tempo: Suatu Tinjauan Semantik Diction and. language of Style The Rubric Of Catatan Pinggir Tempo

Menurut Zulkardi (2003), Pendidikan Matematika Realistik (PMR) merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang bertitik tolak dari hal-hal yang ‘ real

Dan pada akhirnya menekankan untuk melaksanakan tujuan utama dari pendidikan multikultural yakni untuk merestrukturisasi kultur sekolah dan struktur sosial sehingga semua peserta

PENGEMBANGAN SOFT SKILLS PESERTA D IDIK SMK KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PEND INGIN DAN TATA UD ARA MELALUI IMPLEMENTASI MOD EL TF-6M.. Universitas Pendidikan Indonesia

Pada kondisi awal atau pratindakan, sebe- lum guru menggunakan media Sirkuit Pintar Aksara Jawa nilai rata-rata kelas sebesar 50,9 serta persentase ketuntasan klasikal