• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

18 2.1 Pemasaran

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Menurut Rahmawati (2016:3) “Pemasaran merupakan aktivitas yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menemukan kebutuhan manusia. Secara ringkas pemasaran bisa diartikan dengan sebagai

“meeting needs profitably” yaitu bagaimana perusahaan bisa melayani kebutuhan konsumen dengan cara yang menguntungkan bagi konsumen dan perusahaan. Misalnya saat ini, banyak orang yang karena kesibukan menjadi tidak punya banyak waktu untuk melakukan pemilihan dan pembelian barang dengan cara mendatangi satu per satu toko, maka perdagangan online tumbuh subur untuk melayani jenis konsumen seperti ini”.

2.1.2 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi (Sumarwan, 2017:6).

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, strategi marketing dan kelompok referensi. Kelompok referensi merupakan kelompok yang mempengaruhi langsung maupun tidak langsung pada sikap dan perilaku konsumen. Kelompok ini mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku. Anggota kelompok referensi sering menjadi penyebar dan pengaruh dikalangan masyarakat dalam hal selera konsumsi, sehingga menyebabkan sebagian kalangan masyarakat mengikuti selera mereka dan menimbulkan keragaman dalam perilaku konsumsi di kalangan masyarakat.

(2)

Faktor internal (psikologis) yang relevan terhadap proses pengambilan keputusan konsumen (Anang, 2018:35) yaitu:

1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.

3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka atau tidak suka seseorang akan suatu hal.

4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.

Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

2.1.3 Persepsi

Persepsi merupakan anggapan terhadap suatu objek yang diidentifikasi melalui beberapa faktor.

a. Persepsi Manfaat

Menurut Jogiyanto (2019:933) persepsi manfaat penggunaan merupakan sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya.

Menurut Davis et al (2017:4) dalam Ernawati dan Noersanti (2020:4) persepsi manfaat dapat diukur dari beberapa indikator- indikator sebagai berikut:

1. Mempermudah transaksi pembayaran 2. Mempercepat transaksi pembayaran

3. Memberikan keuntungan tambahan saat menyelesaikan transaksi 4. Memberikan rasa aman ketika sedang melakukan transaksi

pembayaran

5. Meningkatkan efisiensi dalam melakukan transaksi pembayaran

b. Persepsi Kemudahan

Menurut Jogiyanto (2019:934) persepsi kemudahan penggunaan merupakan ukuran dimana seseorang meyakini bahwa dalam menggunakan suatu teknologi dapat jelas digunakan dan tidak membutuhkan banyak usaha tetapi harus mudah digunakan dan mudah untuk mengoperasikannya. Sedangkan menurut Davis (2019:30) kemudahan penggunaan merupakan tingkat ekspektasi pengguna terhadap usaha yang harus dikeluarkan untuk

(3)

menggunakan sebuah sistem. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kemudahan penggunaan merupakan sejauh mana seseorang percaya bahwa dalam menggunakan teknologi akan bebas dari usaha.

Menurut Davis et al (2019:30) dalam Ernawati dan Noersanti (2020:5) beberapa indikator yang dapat mengukur kemudahan penggunaan, yaitu:

1. Mudah dipelajari (easy to learn) 2. Dapat dikontrol (controllable) 3. Fleksibel (flexible)

4. Mudah digunakan (easy to use)

5. Jelas dan dapat dipahami (clear and understandable).

c. Persepsi Keamanan

Jebran dan Dipankar (2012) dalam Adi dkk (2016:134) mengidentifikasi bahwa keamanan, privasi dan risiko keselamatan yang dikeluarkan yang dapat mempengaruhi persepsi pelanggan dari aktivitas umum perbankan bank umum.

Keamanan dan privasi, menunjukkan tingkat keamanan dan privasi pada saat menggunakan e-money untuk bertransaksi. Tingkat keamanan ini diukur dengan indikator sebagai berikut:

a. Tidak khawatir memberikan informasi

b. Kepercayaan bahwa informasi dilindungi, dan

c. Kepercayaan bahwa keamanan uang yang ada di dalam alat elektronik terjamin pada saat transaksi.

2.2 Minat

2.2.1 Pengertian Minat

Menurut Jahja (2011:63) minat adalah suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, benda dan orang. Minat berhubungan dengan suatu yang menguntungkan dan dapat menimbulkan suatu keputusan bagi dirinya.

Minat bersifat tetap, dan ada unsur memenuhi kebutuhan dan memberikan. Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat budaya, sosial, pribadi dan psikologi. Faktor-faktor psikologi yang mempengaruhi keputusan pembelian diantaranya adalah motivasi, belajar, persepsi, kepercayaan dan sikap. Faktor persepsi, keyakinan dan sikap menjadi faktor yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan sehingga menimbulkan niat pada seseorang hingga akhirnya melakukan pembelian.

(4)

Menurut Pratama dan Suputra (2019:937) minat merupakan keinginan seseorang yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati, dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya.

Sedangkan menurut Jati (2019:31) dalam Ernawati dan Noersanti (2020:5) minat penggunaan teknologi informasi adalah sebagai tingkatan keinginan atau niat seseorang untuk menggunakan sebuah teknologi informasi secara terus-menerus dengan asumsi bahwa orang tersebut memiliki akses terhadap teknologi informasi.

2.2.2 Indikator Minat

Menurut Juhri dan Dewi (2017) dalam Adinda (2021:21) indikator dari minat yaitu sebagai berikut:

1. Kecenderungan seseorang untuk membeli atau menggunakan produk.

2. Kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

3. Minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif.

2.3 E-Money

2.3.1 Pengertian E-Money

Menurut Bank Indonesia (2020) uang elektronik (E-Money) didefinisikan sebagai alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu kepada penerbit; nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip; dan nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.

Penyelenggaraan Uang Elektronik telah diatur dalam:

1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tanggal 13 April 2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money).

2. Surat Edaran Bank Indonesia No.11/11/DASP tanggal 13 April 2009 perihal Uang Elektronik (Electronic Money).

2.3.2 Manfaat E-Money

Menurut Bank Indonesia (2018) penggunaan Uang Elektronik sebagai alat pembayaran dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi transaksi pembayaran tanpa perlu membawa uang tunai.

(5)

2. Tidak lagi menerima uang kembalian dalam bentuk barang (seperti permen) akibat pedagang tidak mempunyai uang kembalian bernilai kecil (receh).

3. Sangat applicable untuk transaksi massal yang nilainya kecil namun frekuensinya tinggi, seperti: transportasi, parkir, tol, fast food, dll

2.3.3 Risiko E-Money

Walaupun di satu sisi terdapat beberapa manfaat dari Uang Elektronik, tetapi disisi lain terdapat risiko (Menurut Bank Indonesia, 2018) yang perlu disikapi dengan kehati-hatian dari para penggunanya, seperti :

1. Risiko uang elektronik hilang dan dapat digunakan oleh pihak lain, karena pada prinsipnya uang elektronik sama seperti uang tunai yang apabila hilang tidak dapat diklaim kepada penerbit.

2. Risiko karena masih kurang pahamnya pengguna dalam menggunakan uang elektronik, seperti pengguna tidak menyadari uang elektronik yang digunakan ditempelkan 2 (dua) kali pada reader untuk suatu transaksi yang sama sehingga nilai uang elektronik berkurang lebih besar dari nilai transaksi.

Untuk menghindari risiko terhadap e-money berikut merupakan tips yang bisa digunakan agar transaksi tetap aman menurut Bank Indonesia (2018):

Simpan dan perlakukan Uang Elektronik selayaknya Uang Tunai.

1. Isi Uang Elektronik sesuai dengan kebutuhan (tidak melakukan pengisian dengan nilai yang terlalu besar).

2. Lakukan transaksi pada Point of Sales yang aman.

3. Lakukan pemantauan terhadap saldo Uang Elektronik.

4. Lakukan konfirmasi/klarifikasi kepada penerbit/provider apabila terdapat hal yang mencurigakan seperti informasi bahwa SIM Card tidak dapat digunakan sementara waktu dan lain sebagainya.

5. Jangan terima bantuan dari orang/pihak lain untuk melakukan transaksi menggunakan Uang Elektronik atau menyerahkan Uang Elektronik kepada orang/pihak lain

6. Jangan berikan informasi/data pribadi kepada orang/pihak lain.

2.3.4 Jenis E-Money dan Batas Nilai E-Money

Jenis uang elektronik berdasarkan tercatat atau tidaknya data identitas pemegang pada penerbit Uang Elektronik dibagi menjadi (Menurut Bank Indonesia, 2018):

1. Uang Elektronik registered, merupakan Uang Elektronik yang data identitas pemegangnya tercatat/terdaftar pada penerbit Uang Elektronik. Dalam kaitan ini, penerbit harus menerapkan prinsip mengenal nasabah dalam menerbitkan Uang Elektronik Registered.

(6)

Batas maksimum nilai Uang Elektronik yang tersimpan pada media chip atau server untuk jenis registered adalah Rp5.000.000,00 (lima juta Rupiah).

2. Uang Elektronik unregistered, merupakan Uang Elektronik yang data identitas pemegangnya tidak tercatat/terdaftar pada penerbit Uang Elektronik. Batas maksimum nilai Uang Elektronik yang tersimpan pada media chip atau server untuk jenis unregistered adalah Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah).

2.3.5 Pihak-Pihak dalam Penyelenggaraan E-Money

Menurut Bank Indonesia (2018) pihak-pihak dalam penyelenggaraan Uang Elektronik adalah sebagai berikut:

1. Pemegang kartu adalah pengguna yang sah dari Uang Elektronik.

2. Prinsipal adalah bank atau lembaga selain bank yang bertanggung jawab atas pengelolaan sistem dan/atau jaringan antar anggotanya, baik yang berperan sebagai penerbit dan/atau acquirer, dalam transaksi Uang Elektronik yang kerjasama dengan anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis.

3. Penerbit adalah bank atau lembaga selain bank yang menerbitkan Uang Elektronik.

4. Acquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan kerjasama dengan pedagang (merchant), yang dapat memproses Uang Elektronik yang diterbitkan oleh pihak lain.

5. Pedagang (merchant) adalah penjual barang dan/atau jasa yang menerima pembayaran dari transaksi penggunaan Uang Elektronik.

6. Penyelenggara kliring adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan perhitungan hak dan kewajiban keuangan masing-masing penerbit dan/atau acquirer dalam rangka transaksi Uang Elektronik.

7. Penyelenggara penyelesaian akhir adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan dan bertanggung jawab terhadap penyelesaian akhir atas hak dan kewajiban keuangan masing-masing penerbit dan/atau acquirer dalam rangka transaksi Uang Elektronik berdasarkan hasil perhitungan dari penyelenggara kliring.

Referensi

Dokumen terkait

pembayaran, penyelenggaraan sistem pembayaran nontunai oleh Bank Indonesia, sejarah uang, pengertian uang, fungsi, jenis dan syarat uang, unsur pengaman uang rupiah,

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elekronik, uang elektronik adalah alat pembayaran yang diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor

Menurut Ade dan Edia (2006) mendefinisikan kartu kredit (credit card) adalah alat pembayaran pengganti uang tunai dalam bentuk kartu yang dapat digunakan untuk

Uang elektronik (e-money) adalah alat pembayaran elektronik yang diperoleh dengan menyetorkan terlebih dahulu sejumlah uang kepada penerbit, baik secara langsung,

adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur sebagai berikut, yaitu diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang terhadap penerbit,

Selain itu, pembayaran non tunai menggunakan fasilitas yang diberikan oleh bank sebagai alat pembayaran, seperti kartu ATM, kartu debit maupun uang elektronik ( e-money

kekurangan dana (deficit unit). Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang

Uang elektronik yang dimaksud adalah alat pembayaran elektronik yang diperoleh dengan menyetorkan terlebih dahulu sejumlah uang kepada penerbit, baik secara langsung, maupun melalui