• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman KAN Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman KAN Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

.

Penilaian Kesesuaian – Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis

Pedoman KAN 403 - 2011

Komite Akreditasi Nasional

(2)
(3)

Pedoman KAN 403 - 2011

Daftar isi

Kata pengantar ...ii

1. Ruang lingkup ...1

2. Acuan Normatif ...1

3. Istilah dan definisi ...2

4. Jenis, pemilikan dan pengoperasian tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi...3

4.1. Jenis tanda kesesuaian ...3

4.2 Kepemilikan dan pengoperasian tanda kesesuaian... 4

5 Penerbitan dan pembubuhan tanda kesesuaian... 5

5.1 Penerbitan tanda kesesuaian ... 5

5.2 Perubahan persyaratan yang diacu ... 6

5.3 Pembubuhan tanda kesesuaian ... 6

6 Pengawasan dan pengendalian... 7

6.1 Prinsip... 7

6.2 Tanggung jawab pelaku usaha ... 7

6.3 Tanggung jawab lembaga sertifikasi... 7

6.4 Pembekuan sub-lisensi ...8

6.5 Pembatalan sub-lisensi... 8

6.6 Tanggung jawab KAN ... 9

6.7 Tanggung jawab instansi teknis... 10

Lampiran A Tanda kesesuaian ... 11

Lampiran B Contoh penggunaan tanda kesesuaian... 13

i

(4)

ii

Kata pengantar

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 102 tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional, Ketua KAN bertugas menetapkan persyaratan dan tata cara pemberian sertifikasi dan pembubuhan tanda kesesuaian berbasis SNI.

Pedoman ini disusun untuk memberikan acuan bagi pihak-pihak terkait dalam penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis. Pedoman ini mengacu ISO/IEC 17030:2003, Conformity assessment – General requirements for third party marks of conformity dan ISO/IEC Guide 23:1982, Methods of indicating conformity with standard for third party certification system serta Pedoman BSN 401-2000, Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk, yang merupakan adopsi identik dari ISO/IEC Guide 65:1996, General requirements for bodies operating product certification system.

(5)

1 dari 14

Penilaian Kesesuaian – Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis

1 Ruang lingkup

Pedoman ini berisi ketentuan umum tentang penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis sebagai tanda yang dapat dibubuhkan untuk menyatakan bahwa suatu produk telah memenuhi ketentuan SNI atau persyaratan lain yang diacu. Tanda kesesuaian tersebut meliputi tanda SNI, tanda pangan organik, tanda ekolabel, tanda keselamatan, tanda SNI Dokumen Teknis, tanda sebagian parameter SNI, tanda kesesuaian lain atau kombinasinya sebagai tanda yang dibubuhkan untuk menyatakan bahwa suatu produk telah memenuhi ketentuan SNI yang diacu dan/atau ketentuan lainnya.

2 Acuan normatif

Pedoman ini tidak dapat dilaksanakan tanpa menggunakan dokumen referensi di bawah ini.

Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang disebutkan yang berlaku. Untuk acuan yang tidak bertanggal, edisi terakhir dari (termasuk amandemen lain) yang berlaku.

Dokumen referensi di bawah ini harus digunakan dan tidak dapat ditinggalkan untuk melaksanakan pedoman ini

Peraturan Pemerintah No. 102 tahun 2000, Standardisasi Nasional.

Peraturan Kepala BSN No. 135/PER/BSN/12/2010, Sistem Standardisasi Nasional.

SNI ISO/IEC 17000:2009, Penilaian kesesuaian – Kosakata dan prinsip umum, yang merupakan adopsi ISO/IEC 17000:2004, Conformity assessment – Vocabulary and general principles.

PSN 302-2006, Penilaian kesesuaian – Fundamental sertifikasi produk, yang merupakan adopsi identik dari ISO/IEC Guide 67:2004, Confirmity assessment – Fundamentals of product certification.

PSN 304-2006, Penilaian kesesuaian – Pedoman pelaksanaan sertifikasi produk oleh pihak ketiga, yang merupakan adopsi identik dari ISO/IEC Guide 28:2004, Conformity assessment – Guidance on third-party certification system for products.

PSN 305-2006, Penilaian kesesuaian – Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk, yang merupakan adopsi identik dari ISOIEC Guides 53:2006, Conformity assessment – Guidance on the use of an organization’s quality system in product certification.

PSN 307-2006, Penilaian kesesuaian – Pedoman bagi lembaga sertifikasi untuk melakukan tindakan koreksi terhadap penyalahgunaan tanda kesesuaian atau terhadap produk bertanda kesesuaian namun ternyata berbahaya, yang merupakan adopsi identik dari ISO Guide 27:1983, Guidelines for corrective action to be taken by a certification body in the event of misuse of its mark of conformity.

SNI 19-6659, Tanda keselamatan – Pemanfaat listrik.

Pedoman KAN 803, Pedoman penggunaan tanda ekolabel.

Pedoman KAN 905, Pedoman penggunaan tanda organik.

(6)

2 dari 14 3 Istilah dan definisi

Untuk keperluan dokumen ini, istilah dan definisi yang ada dalam SNI ISO/IEC 17000:2009 dan yang diuraikan di bawah berlaku.

3.1

Standar Nasional Indonesia (SNI)

standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan berlaku secara nasional

3.2

instansi teknis

instansi pemerintah yang memiliki otoritas untuk menetapkan regulasi teknis dan/atau melakukan pengawasan pasar

3.3

Komite Akreditasi Nasional (KAN)

lembaga non struktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden dan mempunyai tugas menetapkan akreditasi serta memberikan pertimbangan dan saran kepada BSN dalam menetapkan sistem akreditasi dan sertifikasi

3.4

lembaga sertifikasi

lembaga penilaian kesesuaian yang dalam pedoman ini adalah lembaga yang menyatakan kesesuaian suatu produk dengan SNI dan/atau regulasi teknis

3.5

pelaku usaha

organisasi yang produknya disertifikasi oleh lembaga sertifikasi berbasis SNI dan/atau regulasi teknis

3.6

tanda kesesuaian

tanda yang dibubuhkan pada suatu barang dan/atau jasa yang menyatakan bahwa barang dan/atau jasa atau sistem (khusus pangan organik) tersebut telah memenuhi persyaratan SNI tertentu atau sebagian parameter SNI atau SNI Dokumen Teknis atau persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh instansi teknis

3.7

tanda SNI

tanda sertifikasi yang dibubuhkan pada produk, kemasan atau label yang menyatakan bahwa produk tersebut telah memenuhi persyaratan SNI

3.8

tanda organik

tanda sertifikasi yang dibubuhkan pada produk, kemasan atau label yang menyatakan bahwa produk tersebut telah memenuhi persyaratan SNI terkait sistem organik

3.9

tanda ekolabel

tanda sertifikasi yang dibubuhkan pada produk, kemasan atau label yang menyatakan bahwa produk tersebut telah memenuhi persyaratan SNI tentang kriteria ekolabel

(7)

Pedoman KAN 403 - 2011

3.10

tanda keselamatan

tanda sertifikasi yang dibubuhkan pada produk, kemasan atau label yang menyatakan bahwa produk tersebut memenuhi persyaratan SNI tentang kriteria keselamatan

3.11

tanda sebagian parameter SNI

tanda sertifikasi yang dibubuhkan pada produk, kemasan atau label yang menyatakan bahwa produk tersebut memenuhi regulasi teknis yang mewajibkan sebagian parameter SNI 3.12

tanda SNI Dokumen Teknis (DT)

tanda sertifikasi yang dibubuhkan pada produk, kemasan atau label yang menyatakan bahwa produk tersebut memenuhi regulasi teknis yang mewajibkan SNI Dokumen Teknis 3.13

pembekuan

ketidakabsahan sementara pernyataan kesesuaian, baik terhadap seluruh atau terhadap sebagian ruang lingkup penetapan, yang berakibat penundaan pemberian lisensi atau sub- lisensi

3.14

pencabutan

penarikan kembali/pembatalan suatu pernyataan kesesuaian untuk semua atau bagian yang spesifik lingkup penetapan, yang berakibat pembatalan pemberian lisensi atau sub-lisensi

4 Jenis, pemilikan dan pengoperasian tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis

4.1 Jenis tanda kesesuaian

Jenis tanda kesesuaian yang dimaksud dalam Pedoman ini adalah tanda SNI, tanda organik, tanda ekolabel, tanda keselamatan, tanda SNI Dokumen Teknis, tanda sebagian parameter SNI, tanda kesesuaian lain dan/atau kombinasinya.

4.1.1 Tanda SNI

Keperluan dan batasan penggunaan serta bentuk dan ukuran tanda SNI sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 102 tahun 2000 sesuai dengan Lampiran A (butir A.1).

4.1.2 Tanda organik

Keperluan dan batasan penggunaan serta bentuk, ukuran dan warna tanda organik sesuai dengan Logo Organik Indonesia yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian dan ditambahkan nomor SNI dan nomor sertifikasi sesuai dengan Lampiran A (butir A.2).

4.1.3 Tanda ekolabel

Keperluan dan batasan penggunaan serta bentuk, ukuran dan warna tanda ekolabel sesuai dengan Logo Ekolabel Indonesia yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan ditambahkan nomor sertifikasi dan nomor SNI sesuai dengan Lampiran A (butir A.3).

3 dari 14

(8)

4 dari 14 4.1.4 Tanda keselamatan

Keperluan dan batasan penggunaan serta bentuk, ukuran dan warna tanda keselamatan sesuai dengan SNI 19-6659 dan ditambahkan nomor SNI terkait dan kode lembaga sertifikasi produk sesuai dengan Lampiran A (butir A.4).

4.1.5 Tanda sebagian parameter SNI

Keperluan dan batasan penggunaan serta bentuk dan ukuran tanda sebagian parameter SNI diatur penggunaannya sesuai dengan Lampiran A (butir A.5).

4.1.6 Tanda SNI Dokumen Teknis

Keperluan dan batasan penggunaan serta bentuk dan ukuran tanda SNI DT, diatur penggunaannya sesuai dengan Lampiran A (butir A.6).

4.2 Kepemilikan dan pengoperasian tanda kesesuaian

4.2.1 BSN sebagai pemilik tanda SNI, tanda keselamatan, tanda SNI Dokumen Teknis, tanda sebagian parameter SNI, dan Kementerian Lingkungan Hidup sebagai pemilik tanda ekolabel dan Kementerian Pertanian sebagai pemilik tanda organik, dan Instansi Teknis tertentu sebagai pemilik tanda kesesuaian lainnya.

4.2.2 Pemilik tanda kesesuaian memberikan kuasa kepada KAN untuk mengoperasikan tanda kesesuaian. Sebagai penerima kuasa, KAN bertanggungjawab untuk memastikan bahwa semua ketentuan yang ada pada Pedoman ini dipatuhi oleh semua pihak.

4.2.3 KAN berhak memberikan hak penerbitan/lisensi tanda kesesuaian kepada lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi sesuai lingkup sertifikasi produk yang diberikan.

4.2.4 Pemberian hak penerbitan/lisensi tanda kesesuaian harus diatur melalui ”perjanjian penerbitan tanda kesesuaian” antara KAN dengan lembaga sertifikasi.

4.2.5 Perjanjian penerbitan tanda kesesuaian tersebut harus mencakup kewajiban dan hak lembaga sertifikasi serta kewajiban dan hak KAN.

4.2.6 Pemberian hak penggunaan/lisensi tanda kesesuaian harus diatur melalui ”perjanjian penggunaan tanda kesesuaian” antara lembaga sertifikasi dengan pelaku usaha.

4.2.7 Perjanjian penggunaan tanda kesesuaian tersebut harus mencakup kewajiban dan hak lembaga sertifikasi serta kewajiban dan hak pelaku usaha.

4.2.8 Pemilik tanda kesesuaian, KAN sebagai penerima kuasa pengoperasian tanda kesesuaian, lembaga sertifikasi sebagai penerbit tanda kesesuaian SNI dan tanda kesesuaian lainnya, dan pelaku usaha bertanggung jawab untuk:

(a) melakukan langkah-langkah untuk menghilangkan salah pengertian dan ketidakjelasan tentang penggunaan tanda kesesuaian yang dapat berakibat berkurangnya efektivitas tanda kesesuaian.

(b) mengambil semua upaya yang mungkin dilakukan, termasuk tindakan hukum, untuk:

• menghindarkan penyalahgunaan tanda kesesuaian;

• menangani pembubuhan tanda kesesuaian secara tidak benar; dan

• menangani penerapan tanda kesesuaian pada produk yang ternyata kemudian diketahui berbahaya.

(9)

Pedoman KAN 403 - 2011

CATATAN 1 PSN 307-2006 memuat pedoman bagi lembaga sertifikasi untuk melakukan tindakan koreksi terhadap penyalahgunaan tanda kesesuaian atau terhadap produk bertanda kesesuaian namun ternyata berbahaya.

5 Penerbitan dan pembubuhan tanda kesesuaian 5.1 Penerbitan tanda kesesuaian

5.1.1 Penerbitan tanda kesesuaian harus memenuhi ketentuan pada pedoman ini.

5.1.2 Penerbitan tanda kesesuaian terhadap produk tertentu hanya dapat dilakukan oleh lembaga sertifikasi apabila produk tersebut telah dinyatakan sesuai dengan SNI atau persyaratan lain yang diacu.

5.1.3 Lembaga sertifikasi dapat menerbitkan s u b - lisensi bagi pelaku usaha untuk menggunakan dan membubuhkan tanda kesesuaian pada produk atau dokumen yang terkait dengan produk tersebut, sejauh produk yang dimaksud telah dinilai dan dinyatakan sesuai dengan SNI atau persyaratan lain yang diacu.

5.1.4 Penilaian dan pernyataan kesesuaian yang dimaksud pada 5.1.2 dan 5.1.3 harus mengacu pada SNI ISO/IEC 17000, PSN 302-2006, PSN 304-2006 dan PSN 305-2006.

5.1.5 Lembaga sertifikasi yang menerbitkan tanda kesesuaian harus:

a) memiliki prosedur penerbitan sub-lisensi untuk memberikan otorisasi bagi pelaku usaha untuk menggunakan dan membubuhkan tanda kesesuaian;

b) memiliki prosedur untuk mengatasi penggunaan tanda kesesuaian yang tidak benar atau yang menimbulkan salah pengertian;

c) memiliki prosedur tindakan koreksi yang berkaitan dengan penyalahgunaan tanda kesesuaian, termasuk langkah-langkah untuk melaporkan serta melakukan kerjasama dengan KAN dan instansi teknis bila diperlukan, agar dampak negatif dari penyalahgunaan tersebut dapat diminimalkan.

CATATAN 2 Tindakan koreksi terhadap penyalahgunaan tanda kesesuaian dapat mencakup surveilan tidak terjadwal, pembekuan sementara atau pembatalan sub-lisensi, mempublikasikan penyalahgunaan tersebut, dan apabila diperlukan tindakan hukum (lihat PSN 307-2006)

CATATAN 3 Rencana tindakan koreksi bagi setiap bentuk penyalahgunaan tanda kesesuaian dapat berbeda-beda karena situasi yang berkaitan dengan penyalahgunaan tersebut berbeda-beda pula.

5.1.6 Lembaga sertifikasi yang menerbitkan tanda kesesuaian harus memelihara dan memperbaharui rekaman yang berkaitan dengan sertifikasi dan surveilan terhadap produk yang menggunakan tanda tersebut; dalam hal ini lembaga sertifikasi bertanggungjawab untuk menjaga kerahasiaan rekaman itu dan semua informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan kegiatan penilaian kesesuaian.

5.1.7 Sub-lisensi penggunaan dan pembubuhan tanda kesesuaian hanya dapat diberikan setelah pelaku usaha menandatangani perjanjian sub-lisensi. Perjanjian sub-lisensi harus mencakup ketentuan yang diperlukan untuk memastikan bahwa penerima sub-lisensi setuju memenuhi ketentuan pada dokumen ini, serta persyaratan lain yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi, dan ketentuan yang mempersyaratkan penerima sub-lisensi untuk:

(a) mengendalikan penggunaan tanda kesesuaian secara benar;

(b) melakukan tindakan koreksi yang harus dilakukan untuk memperbaiki penggunaan tanda kesesuaian yang tidak benar, atau mengatasi keadaan dimana produk yang telah menggunakan tanda kesesuaian ternyata tidak sesuai dengan persyaratan sertifikasi

5 dari 14

(10)

6 dari 14 atau ternyata berbahaya;

(c) memelihara rekaman tentang semua bentuk keluhan yang terkait dengan pengunaan tanda kesesuaian dan apabila diperlukan menyediakan rekaman tersebut bagi lembaga sertifikasi dan KAN.

CATATAN 4 Lampiran E dari PSN 304-2006 memuat contoh perjanjian sub-lisensi (antara lembaga sertifikasi dengan pelaku usaha).

5.1.8 Lembaga sertifikasi harus:

(a) menyampaikan kepada KAN daftar produk yang tercakup dalam sub-lisensi yang diberikan kepada pelaku usaha, serta informasi lain yang terkait, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh KAN.

(b) melaksanakan surveilan untuk memastikan bahwa pelaku usaha mampu memelihara kesesuaian produk yang tercakup dalam sub-lisensi terhadap SNI atau persyaratan lain yang diacu.

5.1.9 Setelah menerima sub-lisensi sebagaimana dimaksud pada butir 5.1.3, pelaku usaha memiliki hak untuk:

a) membubuhkan tanda kesesuaian pada produk yang tercakup dalam sub-lisensi;

b) mempublikasikan atau mengiklankan bahwa ia telah mendapatkan sub- lisensi untuk menggunakan tanda kesesuaian bagi produk yang tercakup dalam sub-lisensi.

5.1.10 Dalam hal yang dimaksud pada butir 5.1.9, pelaku usaha harus memastikan agar publikasi dan iklan yang dilakukan tidak menimbulkan kerancuan antara produk yang tercakup dalam sub-lisensi dengan yang tidak tercakup.

5.2 Perubahan persyaratan yang diacu

Dalam hal SNI dan/atau persyaratan yang digunakan sebagai acuan penilaian kesesuaian dan penerbitan tanda kesesuaian mengalami perubahan atau revisi, lembaga sertifikasi harus segera memberitahu pelaku usaha dan memberikan waktu yang cukup serta merundingkan pelaksanaan verifikasi atau asesmen ulang sesuai yang diperlukan untuk memastikan kemampuan pelaku usaha memenuhi perubahan SNI atau persyaratan tersebut.

5.3 Pembubuhan tanda kesesuaian

5.3.1 Tanda kesesuaian yang diterbitkan atau dibubuhkan pada produk harus dilengkapi dengan informasi yang diperlukan. Informasi yang diperlukan tersebut adalah: tanda kesesuaian, persyaratan yang diacu, dan kode lembaga sertifikasi. Untuk lebih rinci dapat melihat pada lampiran.

CATATAN 5 Kode lembaga sertifikasi dapat berupa nomor akreditasi yang diterbitkan oleh KAN atau nomor registrasi yang diterbitkan oleh instansi teknis terkait dengan penerapan regulasi teknis

5.3.2 Tanda kesesuaian harus dibubuhkan langsung pada produk, kecuali apabila tidak dimungkinkan baik karena ukuran produk tersebut terlalu kecil atau karena sifat dari produk tersebut; dalam hal yang demikian, tanda kesesuaian harus dibubuhkan pada kemasan terkecil yang dipergunakan dalam memasarkan produk tersebut.

5.3.3 Pembubuhan tanda kesesuaian harus diletakkan pada tempat yang mudah terlihat dengan ukuran yang proporsional sehingga tanda kesesuaian dan informasi pelengkapnya dapat terbaca dengan mudah.

(11)

Pedoman KAN 403 - 2011

5.3.4 Tanda kesesuaian yang dibubuhkan pada produk harus bersifat tidak mudah rusak dan masih dapat dikenali selama produk tersebut digunakan.

5.3.5 Pembubuhan tanda kesesuaian pada produk yang diberlakukan secara wajib harus sesuai dengan peraturan penandaan yang ditetapkan oleh instansi teknis.

6 Pengawasan dan pengendalian 6.1 Prinsip

6.1.1 Tanda kesesuaian sangat tergantung pada kepercayaan pasar, maka setiap penyalahgunaan atau penggunaan yang rancu harus diatasi sebaik mungkin.

6.1.2 Tindakan koreksi yang dilakukan harus disesuaikan dengan besarnya dampak penyalahgunaan dan kerancuan tersebut terhadap integritas tanda kesesuaian serta mengacu pada PSN 307-2006.

6.2 Tanggung jawab pelaku usaha

6.2.1 Pelaku usaha memiliki tanggung jawab untuk memastikan agar semua produk mereka yang menggunakan tanda kesesuaian, memenuhi ketentuan SNI dan/atau persyaratan lain yang diacu.

6.2.2 Pelaku usaha harus melaksanakan tindakan koreksi apabila produk tersebut ditemukan tidak sesuai dengan ketentuan SNI dan/atau persyaratan lain yang diacu atau ternyata berbahaya. Temuan tersebut dapat berasal dari lembaga sertifikasi atau masyarakat umum atau lembaga yang terkait dengan pengawasan barang beredar.

6.2.3 Koreksi yang dilakukan dapat mencakup satu atau lebih, namun tidak terbatas pada, tindakan sebagai berikut:

(a) menarik produk yang tidak sesuai dengan SNI dan/atau persyaratan lain yang diacu;

(b) memperbaiki produk tersebut agar sesuai dengan SNI dan/atau persyaratan lain yang diacu;

(c) menarik peredaran produk yang ternyata berbahaya agar tidak merugikan masyarakat;

(d) mempublikasikan bahaya yang mungkin terjadi sedemikian rupa agar masyarakat luas dapat mengetahuinya, terutama apabila penarikan peredaran produk tersebut tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang singkat.

6.2.4 Apabila pelaku usaha terbukti telah melakukan penyalahgunaan tanda kesesuaian, maka pelaku usaha dapat diberikan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6.3 Tanggung jawab lembaga sertifikasi

6.3.1 Melalui surveilen berkala atau tidak terjadwal, lembaga sertifikasi harus memantau kemampuan pelaku usaha dalam memelihara kesesuaian produk yang telah menggunakan tanda kesesuaian terhadap SNI dan/atau persyaratan lain yang diacu.

6.3.2 Lembaga sertifikasi harus mengambil tindakan yang memadai untuk memastikan bahwa pelaku usaha akan melaksanakan tindakan koreksi yang tepat apabila produk yang telah dibubuhi tanda kesesuaian ternyata:

(a) diketahui berbahaya;

(b) tidak tercakup dalam sub-lisensi;

7 dari 14

(c) tidak sesuai dengan SNI dan/atau persyaratan lain yang diacu;

(12)

8 dari 14

(d) tidak memenuhi Pedoman ini, serta persyaratan lain yang termuat dalam skema penilaian kesesuaian yang diterapkan oleh lembaga sertifikasi atau yang disepakati dalam perjanjian sub-lisensi.

Pada saat menerima laporan adanya penyalahgunaan tanda kesesuaian atau adanya bahaya yang ditimbulkan oleh produk yang menggunakan tanda kesesuaian, lembaga sertifikasi harus melakukan investigasi untuk mengetahui validitas dari laporan. Apabila laporan tersebut benar maka lembaga sertifikasi harus menginformasikan kepada Instansi Teknis terkait dan melakukan langkah-langkah agar pelaku usaha mengambil tindakan koreksi.

6.3.3 Apabila lembaga sertifikasi terbukti melakukan penyimpangan dalam pemberian tanda kesesuaian, maka lembaga sertifikasi dapat diberikan sanksi sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku.

6.4 Pembekuan sub-lisensi

6.4.1 Lembaga sertifikasi berhak membekukan sub-lisensi yang telah diberikan kepada pelaku usaha untuk suatu periode tertentu, apabila antara lain menghadapi kasus sebagai berikut:

(a) apabila hasil surveilan ditemukan ketidaksesuaian yang cukup berat akan tetapi masih mungkin diatasi oleh pelaku usaha, sehingga tidak perlu disikapi dengan pembekuan sub-lisensi;

(b) apabila pelaku usaha tidak segera mengatasi dengan tindakan koreksi yang tepat pada saat ditemukan penyimpangan terhadap semua ketentuan pembubuhan tanda kesesuaian;

(c) apabila terjadi pelanggaran terhadap ketentuan yang diatur dalam skema sertifikasi produk yang diterapkan oleh lembaga sertifikasi tersebut.

6.4.2 Pelaku usaha tidak berhak menggunakan atau membubuhkan tanda kesesuaian pada semua produk yang tercakup dalam sub-lisensi yang tengah dibekukan.

6.4.3 Sub-lisensi juga dapat dibekukan setelah adanya kesepakatan tertulis antara lembaga sertifikasi dan pelaku usaha untuk suatu periode tertentu, baik karena pada periode tersebut kegiatan produksi dihentikan atau karena sebab-sebab lain.

6.4.4 Lembaga sertifikasi harus memberitahu kepada pelaku usaha tentang pembekuan tersebut dan menginformasikan kondisi yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha agar sub- lisensi yang dimaksud dapat diaktifkan kembali.

6.4.5 Pada akhir periode pembekuan sub-lisensi, lembaga sertifikasi harus melakukan investigasi untuk mengetahui apakah kondisi yang dimaksud pada butir 6.4.4 telah dipenuhi.

Apabila telah terpenuhi, pembekuan sub-lisensi harus diaktifkan kembali melalui pemberitahuan tertulis kepada pelaku usaha.

6.5 Pembatalan sub-lisensi

6.5.1 Lembaga sertifikasi dapat membatalkan s u b - lisensi yang telah diberikan kepada pelaku usaha, apabila:

(a) p a d a s a a t surveilan ditemukan ketidaksesuaian yang serius atau produk yang tercakup dalam perjanjian sub-lisensi ternyata diketahui dapat membahayakan pengguna atau dapat menimbulkan bahaya lain;

(b) pelaku usaha tidak melakukan tindakan koreksi secara baik pada saat sub-lisensi yang diterimanya dibekukan;

(c) pelaku usaha tidak memenuhi kewajiban finansial;

(13)

Pedoman KAN 403 - 2011

(d) pelaku usaha melanggar ketentuan perjanjian sub-lisensi.

Dalam keadaan sebagaimana dimaksud di atas, lembaga sertifikasi memiliki hak untuk membatalkan sub-lisensi dengan mengirimkan pemberitahuan tertulis kepada pelaku usaha.

6.5.2 Pelaku usaha tidak berhak menggunakan atau membubuhkan tanda kesesuaian pada semua produk yang tercakup pada sub-lisensi yang telah dibatalkan.

6.5.3 Pelaku usaha dapat mengajukan banding atas keputusan lembaga sertifikasi, dan tergantung pada sifat dari kasus yang dihadapi, lembaga sertifikasi dapat mempertimbangkan kembali atau melanjutkan pembatalan sub-lisensi yang dimaksud.

6.5.4 Lembaga sertifikasi harus memutuskan tindakan- tindakan sebagai berikut sebagai konsekuensi pembatalan sub-lisensi:

(a) mengharuskan pelaku usaha untuk menghapuskan tanda kesesuaian yang telah dibubuhkan pada semua produk yang merupakan stok pelaku usaha, atau apabila dimungkinkan juga pada produk yang telah beredar di pasar;

(b) mengharuskan penghapusan produk yang dimaksud dari stok pelaku usaha dalam waktu tertentu;

(c) tindakan lain yang diperlukan.

6.5.5 Sub-lisensi dapat juga dibatalkan apabila:

(a) pelaku usaha tidak ingin melanjutkan perjanjian sub-lisensi;

(b) SNI dan/atau persyaratan lain yang diacu berubah dan pelaku usaha tidak mau atau tidak mampu memastikan kesesuaian produknya terhadap perubahan tersebut,

(c) produk yang tercakup dalam sub-lisensi tidak lagi diproduksi dan tidak beredar dipasar.

6.5.6 Lembaga sertifikasi harus segera memberitahu KAN dan Instansi Teknis terkait perihal pembatalan sub-lisensi serta sebab dan keadaan yang menjadi dasar pembatalan sub-lisensi tersebut.

6.6 Tanggung jawab KAN

6.6.1 KAN harus memantau dan mengawasi lembaga sertifikasi yang telah menerima lisensi tanda kesesuaian untuk memastikan lembaga sertifikasi secara terus menerus :

(a) menjaga integritas tanda kesesuaian sesuai dengan ketentuan pada dokumen ini, serta skema sertifikasi produk yang telah diterbitkan lembaga sertifikasi;

(b) mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan agar pelaku usaha melaksanakan tindakan koreksi terhadap penggunaan tanda kesesuaian yang tidak benar, menimbulkan kerancuan atau kondisi lain yang dapat merusak citra tanda kesesuaian.

6.6.2 Bila lembaga sertifikasi yang dimaksud tidak melakukan tindakan pada seluruh butir diatas KAN harus membekukan sementara atau membatalkan perjanjian lisensi tanda kesesuaian.

6.6.3 KAN harus melaporkan pelaksanaan pengoperasian tanda kesesuaian kepada pemilik tanda kesesuaian minimal setiap tahun dan/atau sewaktu waktu bila diperlukan.

6.6.4 KAN dapat membekuan sementara hak penggunaan (lisensi) tanda kesesuaian lembaga sertifikasi bila:

(a) Witness belum dilakukan terkait dengan permohonan akreditasi atau re-akreditasi.

(b) Setiap ketidaksesuaian yang ditemukan selama asesmen belum dianggap memuaskan.

9 dari 14

6.6.5 Selama periode pembekuan, KAN dapat membatalkan hak penggunaan (lisesnsi)/

(14)

10 dari 14

mencabut akreditasi, jika lembaga sertifikasi membuat ketidaksesuaian lainnya terhadap persyaratan.

6.6.6 KAN dapat juga membatalkan hak penggunaan (lisesnsi) tanda kesesuaian/mencabut status akreditasi, jika lembaga sertifikasi terakreditasi:

(a) bangkrut

(b) merupakan suatu badan usaha yang dilikuidasi.

(c) lembaga sertifikasi gagal mematuhi persyaratan dan ketentuan akreditasi KAN.

CATATAN 6 Informasi terkait pembekuan dan pencabutan akreditasi/hak penggunaan (lisensi) tanda kesesuaian diatur lebih lanjut pada DPUM 01.

6.7 Tanggung jawab instansi teknis

Instansi Teknis atau pemegang otoritas pengawas pasar mempunyai tanggung jawab untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan dan harus segera dilakukan untuk melindungi kepentingan masyarakat apabila produk yang telah dibubuhi tanda kesesuaian SNI atau tanda kesesuaian lain ternyata diketahui merupakan produk yang berbahaya bagi konsumen, kesehatan masyarakat, fungsi lingkungan hidup, dan bahaya lainnya.

(15)

Pedoman KAN 403 - 2011

Lampiran A

(normatif)

Tanda kesesuaian

A.1 Tanda SNI

No. SNI

Kode lembaga sertifikasi produk

A.2 Tanda organik

11 dari 14

No. SNI

No. aa/ bb/cc/yy

Keterangan:

aa= nomor urut sertifikasi operator

bb= kode lembaga sertifikasi pangan organik cc= bulan penerbitan sertifikat

yy= tahun penerbitan sertifikat (dua digit terakhir)

A.3 Tanda ekolabel

No. SNI

No. aa/bb/cc/yy Keterangan

aa= nomor sertifikasi

bb= kode lembaga sertifikasi ekolabel cc= bulan penerbitan sertifikat

yy= tahun penerbitan sertifikat (dua digit terakhir)

(16)

A.4 Tanda keselamatan

No. SNI

Kode lembaga sertifikasi produk

A.5 Tanda sebagian parameter SNI

12 dari 14

Keterangan:

zz = nomor SNI

SP= sebagian parameter

A.6 Tanda SNI Dokumen Teknis

Keterangan:

SNI zz (SP)

Kode lembaga sertifikasi produk

DT zz

Kode lembaga sertifikasi produk zz = nomor SNI dokumen teknis terkait

(17)

Pedoman KAN 403 - 2011

Lampiran B

(informatif)

Contoh penggunaan tanda kesesuaian

B.1 Tanda SNI

SNI 01-3553-1996 LSPr-001-IDN

B.2 Tanda pangan organik

SNI 6729:2010

No. 01/LSPO-001-IDN/02/08

B.3 Tanda ekolabel

SNI 19-7188.4-2006 No. 01/LSE-002-IDN/02/08

13 dari 14

(18)

B.4 Tanda keselamatan

SNI 04-6292.2.40-2005 LSPr-005-IDN

B.5 Tanda sebagian parameter SNI

SNI 06-0098-2002 (SP) LSPr-001-IDN

B.6 Tanda SNI Dokumen Teknis

14 dari 14 DT 7133:2007

LSPr-001-IDN

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis jeung pangolahan data data post test hasil pangajaran dina nulis karangan déskripsi kelompok eksperimen sabada diterapkeun média gambar di kelas VIII di

Dari persamaan regresi maka dapat dihitung kadar sampel pada saat y = 0 kadar akrilamida dalam minyak goreng sebelum penjernihan dengan karbon aktif adalah 0,073 ppm, dikarenakan

[r]

Belajar visual adalah belajar dengan melibatkan kemampuan visual (penglihatan), dengan alasan bahwa di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat memproses informasi

Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan Puskesmas oleh penduduk di Kecamatan Pati adalah faktor tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan, dengan

Penambahan deterjen dalam isolasi DNA dapat dilakukan karena deterjen dapat menyebabkan rusaknya membran sel, melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik deterjen dengan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yng berjudul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM YANG TERDAFTAR DI

Umpan ikan layang dan ikan tongkol memberikan hasil tangkapan kepiting bakau yang lebih baik dari umpan ikan selar dan jeroan ayam pada alat tangkap bubu; Fase umur bulan