ANALISIS PENGARUH AMH, JUMLAH PENDUDUK, PENGANGGURAN, AHH, dan PDB TERHADAP KEMISKINAN di INDONESIA, MALAYSIA, dan THAILAND pada TAHUN 2000-2020
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Ratih Dewi Lestari 175020401111018
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2021
Analisis Pengaruh AMH, Jumlah Penduduk, Pengangguran, AHH, Dan PDB Terhadap Kemiskinan di Indonesia, Malaysia, dan Thailand pada
Tahun 2000-2020
Ratih Dewi Lestari
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Email: ratihdewi2905@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi angka Kemiskinan di Indonesia, Malaysia, dan Thailand pada tahun 2000-2020. Penelitian ini menggunakan regresi data panel untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun variabel terikat pada penelitian ini adalah kemiskinan, serta variabel bebas yaitu angka melek huruf (AMH), jumlah penduduk, pengangguran, angka harapan hidup (AHH), dan produk domestic bruto (PDB).
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa adanya pengruh positif dan signifikan antara angka melek huruf (AMH) dan produk domestic bruto (PDB) terhadap kemiskinan, serta variabel jumlah penduduk, pengangguran,dan Angka Harapan Hidup memiliki pengaruh negative dan signifikan terhadap kemiskinan.
Kata kunci: Kemiskinan, Angka Melek Huruf, jumlah penduduk, pengangguran, Agka Harapan Hidup (AHH), dan Produk Domestik Bruto (PDB)
A. PENDAHULUAN
Kemiskinan kerap dikaitkan dengan sektor ekonomi karena sektor ekonomi dinggap sektor yang mudh dalam hal pengamatan, pengukuran, dan perbandingan. Pada kenyataannya, kemiskinan juga berhubungan dengan berbagai sektor diantaranya yaitu sektor sosial budaya, kesehatan, pendidikan, agama, dan budi pekerti. Kemiskinan secara multidimensi perlu ditelaah untuk perumusan kebijakan pengentasan kemiskinan karena bukan masalah sepele sehingga perlu dientaskan.
Research Bank Dunia memberikan sebuah pemahaman baru dalam melihat persoalan kemiskinan. Melalui pendekatan langsung ke penduduk miskin dan mendengar sendiri keluh kesah penduduk miskin dapat memberikan solusi yang tepat dalam pengambilan kebijakan untuk mengentaskan kemiskinan. Kemiskinan juga dipahami sebagai keadaan kekurangan pemasukan (uang) maupun barang yang digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup.
Menurut Chambers Kemiskinan merupakan suatu integrated concept yang memiliki lima dimensi yaitu kemiskinanx(proper), ketidakberdayaanx(powerless), kerentanan meng- hadapixsituasixdaruratx(statexofxemergency),xketergantungan (dependence),xdanxketerasingan (isolation)xbaik dari segi geografisxmaupun sosiologis
Kemiskinan bukan hanya sekadar rendahnya pendapatan atau konsumsi seseorang dari standar kesejahteraan yang terukur garis kemiskinan, akan tetapi kemiskinan memiliki arti yang lebih dalam karena berkaitan dengan ketidakmampuan dalam mencapai aspek di luar pendapatan seperti akses kebutuhan minimum, kesehatan, air bersih, pendidikan, serta sanitasi. Kemiskinan secara kompleks tidak hanya berhubungan dengan pengertian dan dimensi saja, namun juga berkaitan dengan metode yang digunakan untuk mengukur garis kemiskinan.
Kemiskinan dapat menyebabkan masyarakat desa rela mengorbankan apapun demi keselamatan hidup. Safety life (James. C. Scott, 1981)
Kemiskinan menjadi persoalan yang sangat kompleks dan kronis. Oleh karena itu, maka
cara penanggulangannya pun membutuhkan analisis yang sesuai. Analisis yang dimaksud yaitu
analisis yang melibatkan semua komponen permasalahan, diperlukan strategi penanganan yang
tepat, berkelanjutan, dan tidak bersifat temporer.
Gambar 1.1 Kemiskinan di Indonesia, Malaysia, dan Thailand Tahun 2000-2020
Sumber: World Bank (Data Diolah)
Dilihat pada grafik tersebut terlihat bahwa pada pengambilan sampel selama 20 tahun, angka kemiskinan dari masing-masing negara menunjukkan trend yang menurun. Namun belum berarti baik karena bisa saja pada tahun berikutnya trend nya akan naik tergantung beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemiskinan di Negara tersebut yaitu di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Pendidikan merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi kemiskinan. Pada tulisan ini indikator yang digunakan dalam sektor pendidikan yaitu angka melek huruf.
Kesejahteraan masyarakat perbandingannya akan sejajar dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Jika kualitas pendidikan makin tinggi maka angka melek aksara juga akan meningkat. Begitupun pada negara yang tingkat kemiskinannya tinggi akan berbanding lurus dengan sumber daya manusia nya yang tingkat pendidikannya masih terbilang rendah. Jika pendidikan seseorang semakin tinggi makaxakan meningkatkan produktifitasxorangxtersebutxsehinggaxakan meningkatkanxpendapatanJumlah penduduk juga merupakan indikator penting dalam suatu negara yang dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan pada negara tersebut.
Variabel lain yang digunakan dalam tulisan ini yaitu tingkat pengangguran Pengangguran adalah persentase penduduk dalam angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan. Dampak buruk dari adanya pengangguran yaitu dapat mengurangi pendapatan masyarakat yang nanti pada akhirnya mengurangi tingkat kemakmuran yang dicapai oleh seseorang.
Menurunnya kesejahteraan masyarakat yang disebabkan karena menganggur tentunya akan berdampak pada peningkatan peluang masyarakat tersebut yang dapat terjebak pada lingkaran kemiskinan karena mereka tidak mempunyai pendapatan. (Sukirno dalam I Made Yogatama, 2010).
Perihal variabel lain pada penilitian ini yang juga dianggap berpengaruh terhadap kemiskinan yaitu dalam sektor kesehatan. Dalam penelitian ini penulis memilih angka harapan hidup sebagai indikator pada sektor kesehatan. Masyarakat xyangxmemilikixAngka Harapan Hidup yang lebih baik maka juga akan meningkatkan untuk meraih kesempatan dalam memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. (Wyk dan Bradshaw, 2017)
Di bebrapa negara berkembang Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) merupakan suatu konsep yang paling penting jika dibandingkan dengan konsep pendapatan nasional lainnya. Produk Domestik Bruto diartikan sebagai statistika perekonomian yang sangat diperhatikan karena Produk Domestik Bruto (PDB) dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik mengenai kesejahteraan masyarakat. GDP dapat mengukur dua hal pada waktu bersamaan, yaitu total pendapatan seluruh individu dalam suatu perekonomian serta total pembelanjaan negara yang digunakan untuk membeli barang dan jasa hasil dari perekonomian.
Dalam penelitian ini penulis memilih Negara Indonesia, Malaysia, dan Thailand sebagai tempat penelitian dan penelitian dilakukan pada tahun 2000-2020. Adapun pemilihan di lokasi tersebut karena negara-negara tersebut memiliki kesetaraan GDP dimana mempermudah peneliti untuk membandingan antara masing-masing negara tersebut. Negara Indonesia, Malaysia, dan Thailand tersebut merupakan negara ASEAN-5 sehingga dianggap bahwa ketiga negara tersebut mempunyai kemiripan dalam berbagai sektor sehingga diharapkan nantinya dapat diperoleh hasil
0 20 40 60 80 100
2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020
Data Kemiskinan (Dalam Persentase)
Indonesia Malaysia thailand