• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pandemi Covid-19 menimbukan krisis yang sangat besar untuk bisnis bisnis perhotelan dan industri food and beverage seperti hotel, restoran, dan bar. Banyaknya restoran yang terpaksa tutup karena kebijakan lockdown dan pembatasan interaksi sosial pada awal tahun 2020. Hal ini juga mempengaruhi kondisi konsumen yang cenderung menghindari interaksi dengan orang lain di tempat umum.

Penerapan kebijakan PSBB oleh pemerintah memberikan dampak yang sangat besar terhadap penurunan kegiatan ekonomi dimasyarakat terutama pada industri food and beverage. Industri makanan mengalami penurunan dalam penjualan makanan dan minuman karena masyarakat dianjurkan untuk tetap berada dirumah dan mereka cenderung menahan diri untuk melakukan konsumsi yang berlebihan dan memilih berhemat selama masa PSBB. Adanya penurunan permintaan makanan dan minuman membuat harga kebutuhan sembako seperti air mineral, makanan ringan, minuman kemasan, dan kebutuhan pokok rumah tangga lainnya nmenjadi menurun secara drastis. Hal ini menyebabkan sejumlah pengusaha dalam sektor industri food and beverage membuat keputusan dengan menutup usahanya dan sebagian karyawannya dirumahkan atau melakukan pemutusan hubungan kerja karena beban operasional semakin lama semakin bertambah yang tetap berjalan seperti biaya sewa, listrik maupun gaji karyawan sementara perusahaan beroperasi sehingga tidak ada pemasukan.

Pandemi Covid-19 yang berdampak pada perekonomian Indonesia terutama pada konsumsi rumah tangga atau daya beli yang merupakan penopang 60% terhadap ekonomi jatuh cukup dalam. Oleh sebab itu suatu perusahaan harus menunjukan nilai perusahaan terbaik sehingga masih tetap bisa bersaing dengan kondisi yang seperti ini. Terutama perusahaan sektor food

(2)

and beverage yang menjadi dasar pokok kebutuhan ekonomi. Karena banyak perusahaan yang kekurangan modal, mengalami penurunan laba, bahkan ada beberapa perusahaan yang menjual asetnya. Persaingan usaha yang kompetitif mengharuskan perusahaan cepat dan tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Akan tetapi hal ini bukan hanya berlaku bagi perusahaan, melainkan seorang investor pun harus dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat. Kemungkinan return dan risk yang akan terjadi kepada perusahaan harus diperhatikan, artinya perlu adanya suatu ukuran yang menjadi dasar bagi seorang investor dalam mengambil keputusan.

Perusahaan food and beverage itu sendiri merupakan salah satu kategori sektor industri di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Perusahaan food and beverage diperkirakan akan membaik kondisinya. Hal ini terlihat dari melonjaknya perusahaan food and beverage tanah air, terutama setelah memasuki masa krisis yang berkepanjangan. Situasi ini membuat persaingan semakin ketat, sehingga para manajer perusahaan berlomba-lomba mencari investor untuk menanamkan dananya di perusahaan food and beverage. Barang konsumsi merupakan industri yang penting bagi perkembangan perekonomian nasional. Hal ini tidak terlepas dari perusahaan yang bergerak di industri barang konsumsi di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa proses produksi barang konsumsi membutuhkan banyak sumber daya, termasuk sumber daya manusia. Industri barang konsumsi memiliki efek menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan di suatu negara. Perusahaan food and beverage adalah perusahaan yang memproduksi dan menjual produknya untuk mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen memerlukan tingkat efektifitas yang tinggi, yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan investasi, dapat dilakukan dengan mengetahui seberapa besar rasio profitabilitas yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang dapat kita lihat pada laporan keuangan perusahaan.(Weston dan Brigham 2010) dalam (Permatasari, Diana dan Azizah DF:2018).

(3)

Sebuah perusahaan didirikan dengan berbagai tujuan yang akan dicapai. Tujuan tersebut yaitu menghasilkan laba sebanyak-banyaknya serta meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dengan meningkatkan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan merupakan acuan utama investor dalam menerbitkan saham (Rakasiwi et.al, 2017). Nilai perusahaan terkait adalah harga yang bersedia dibayar investor saat menjual perusahaan. Nilai suatu perusahaan dapat mencerminkan nilai aset yang dimiliki perusahaan, semakin tinggi nilai perusahaan maka citra perusahaan akan semakin baik. Nilai perusahaan biasanya berkaitan dengan harga saham, sehingga semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan, begitu pula sebaliknya. Harga saham adalah harga yang terjadi pada saat harga saham tersebut diperdagangkan.

Menurut Brigham dan Houston (2011:150) dalam (Permatasari, Diana dan Azizah DF: 2018) Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Pertumbuhan perusahaan mudah terlihat dari adanya penilaian tinggi pihak eksternal perusahaan terhadap aset perusahaan maupun terhadap pertumbuhan pasar saham. Nilai perusahaan itu sendiri dapat diukur dengan menggunakan Price Book Value (PBV) yang merupakan rasio yang membandingkan antara harga pasar per saham dengan nilai buku per saham. Rasio Price Book Value (PBV) menunjukan berapa kali kita membayar sebuah saham dengan nilai buku perusahaan. Semakin tinggi PBV maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan tersebut.

Perusahaan yang berjalan dengan baik umumnya memiliki rasio PBV lebih dari 1 yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. PBV merupakan pertimbangan penting bagi investor dalam memilih saham. PBV juga dapat digunakan sebagai indikator harga atau nilai saham. Menurut Tandelilin (2011) dalam (Permatasari, Diana dan Azizah DF: 2018), PBV dapat digunakan untuk menilai kinerja semua jenis perusahaan. Hubungan antara harga pasar dan nilai buku per lembar saham bisa juga dipakai sebagai pendekatan alternatif untuk menentukan nilai suatu saham, karena secara

(4)

teoritis nilai pasar suatu saham haruslah mencerminkan nilai bukunya. Berikut ini merupakan tabel rata-rata nilai perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diukur dengan price to book value (PBV).

Gambar 1. 1 Nilai PBV pada Perusahaan food and beverage (Sumber : Bursa Efek Indonesia)

Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat rata-rata nilai perusahaan dari setiap perusahaan sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga periode yaitu dari tahun 2018-2020, dari gambar tersebut menunjukkan bahwa nilai perusahaan sektor food and beverage dengan menggunakan PBV di BEI pada tahun 2018 hingga 2020 mengalami penurunan. Pada tahun 2018 rata-rata PBV yaitu 8,35, pada tahun 2019 yaitu 7,01, dan pada tahun 2020 terjadi penurunan yang cukup drastis yaitu menjadi 3,28. Nilai perusahaan yang lebih dari satu menunjukkan bahwa harga saham lebih besar daripada nilai buku per lembar saham. Dalam gambar 1.2 menunjukkan bahwa rata-rata nilai perusahaan pada sektor food and beverage yang terdaftar di BEI periode 2018-2020 selalu lebih dari satu yang artinya pasar percaya akan prospek dari perusahaan food and beverage. 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 2018 2019 2020

Rata-Rata PBV

(5)

Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja suatu perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan adalah struktur modal. Keputusan struktur modal meliputi pemilihan sumber pendanaan, termasuk modal sendiri dan modal asing dalam bentuk utang. Kedua dana tersebut dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Bagi perusahaan besar yang menggunakan utang sudah menjadi trend untuk mendanai operasional perusahaan.Menggunakan utang yang tinggi akan memberikan keuntungan berupa penghematan pajak dan peningkatan laba per saham pemegang saham (Amriya, 2008) dalam (Rahayu, SM, dkk: 2020)

Menurut teori struktur modal, jika posisi struktur modal lebih tinggi dari target struktur modal yang optimal, setiap peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan (Chasanah dan Adhi, 2017). Teori trade-off memprediksi bahwa ada korelasi positif antara struktur modal dan nilai perusahaan, dengan asumsi bahwa insentif pajak lebih besar daripada biaya keuangan dan biaya agensi. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan variabel pengukuran yang terkait struktur modal. Adanya peningkatan hutang akan mempengaruhi risiko dan keuntungan yang diperoleh perusahaan yang diakibatkan dari penggunaan hutang tersebut. Perusahaan yang berjalan dengan baik memiliki nilai DER di bawah angka 1 atau di bawah angka 100%, karena apabila menemukan perusahaan dengan nilai DER diatas angka 1 atau diatas 100% artinya hutang/kewajiban lebih besar daripada modal bersihnya.

(6)

Gambar 1. 2 Rata-rata DER pada Perusahaan food and beverage (Sumber : Bursa Efek Indonesia)

Berdasarkan Gambar 1.2 diatas dapat dilihat rata-rata struktur modal yang diproksikan menggunakan rumus DER dari setiap perusahaan sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga periode yaitu dari tahun 2018-2020, dari gambar tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2018 sampai dengan 2019 terjadi kenaikan yang begitu signifikan yaitu pada tahun 2018 0,97 sedangkan pada tahun 2019 1,89 hampir mencapai 100% kenaikannya. Sedangkan pada tahun 2020 rata-rata DER perusahaan sektor food and beverage mengalami penurunan yaitu menjadi 1,02 tetapi walaupun dapat dikatakan mengalami penurunan perusahaan dikatakan mengalami pailit karena hutangnya lebih besar daripada modal bersihnya, karena nilai DER di atas angka 1.

Berbagai aspek keuangan dalam perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan, salah satunya adalah profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan melalui penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan (seperti aset, modal, atau penjualan perusahaan). (Sudana, 2011) dalam (Widyantari, NLP dan Yadnya, IP : 2019). Dan menurut (Sukotjo, 2007) dalam (Widyantari, NLP dan Yadnya, IP : 2019 setiap perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka akan semakin

0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2018 2019 2020

Rata-Rata DER

(7)

terjamin kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa prospek perusahaan baik, investor akan aktif merespon sinyal tersebut, dan nilai perusahaan akan meningkat.

Return On Equity adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri (Kasmir, 2015:204). ROE menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Investor yang akan membeli saham akan tertarik dengan ukuran profitabilitas ini, atau bagian dari total profitabilitas yang bisa dialokasikan ke pemegang saham, ROE dapat menunjukan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat kembalian pada pemegang saham, oleh karena itu Return On Equity merupakan salah satu variabel terpenting yang dilihat oleh investor sebelum mereka berinvestasi.(Hanafi dn Halim, 2016:177). ROE biasanya diukur dalam ukuran persen (%). Semakin nilai mendekati 100%, maka akan semakin bagus. ROE yang bernilai 100% menandakan bahwa setiap 1 rupiah ekuitas pemegang saham, dapat menghasilkan 1 rupiah dari laba bersih perusahaan.

Gambar 1. 3 Rata-rata ROE pada Perusahaan food and beverage (Sumber : Bursa Efek Indonesia)

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 2018 2019 2020

Rata-Rata ROE

(8)

Berdasarkan Gambar 1.3 diatas dapat dilihat rata-rata profitabilitas yang diproksikan menggunakan rasio ROE dari setiap perusahaan sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga periode yaitu dari tahun 2018-2020, dari gambar tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2018 menunjukan nilai ROE yaitu 11,54 dan pada tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 3,25 yaitu menjadi 14,79 dan mengalami penurunan yang cukup drastis pada tahun 2020 dengan nilai ROE 3,52. Perusahaan sektor food and beverage tergolong kedalam perusahaan yang cukup baik karena memiliki nilai persentase diatas 100%.

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan diukur dengan total nilai aset perusahaan. Perusahaan besar cenderung lebih stabil daripada perusahaan dengan aset lebih kecil. Investor juga lebih memilih perusahaan yang lebih besar. Jika permintaan pembelian saham meningkat, maka harga saham di pasar modal akan naik (Hardian dan Asyik, 2016). Semakin besar ukuran perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang baik, sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Kenaikan nilai suatu perusahaan dapat dinyatakan dengan bertambahnya total aset yang dimiliki perusahaan dan lebih besar dari total kewajiban perusahaan (Rudangga dan Sudiarta, 2016), maka diasumsikan bahwa ukuran perusahaan akan mempengaruhi nilai perusahaan. Karena semakin besar perusahaan maka semakin mudah untuk memperoleh pendanaan dari dalam dan luar perusahaan.

Adapun indikator dalam ukuran perusahaan adalah total aktiva, nilai pasar saham, total pendapatan dan lain-lain.(Edy dan Arleen,2005) dalam (RA.Maretha,2018). Ukuran perusahaan dapat dilakukan menggunakan 2 cara, yaitu Ln Total Aset dan Ln Total Penjualan. Pada penelitian ini menggunakan Ln Total Aset, artinya di hitung berdasarkan kekayaan atau sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Semakin besar asset yang dimiliki maka perusahaan dapat melakukan investasi dengan baik dan memenuhi permintaan produk dengan baik pula. Hal ini semakin

(9)

memperluas pangsa pasar yang dicapai dan akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural(Ln) dari total aktiva. Hal ini dikarenakan besarnya total aktiva masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim.

Gambar 1. 4 Rata-rata SIZE pada Perusahaan food and beverage (Sumber : Bursa Efek Indonesia)

Berdasarkan Gambar 1.4 diatas dapat dilihat rata-rata ukuran perusahaan yang diproksikan menggunakan rasio SZIE dari setiap perusahaan sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga periode yaitu dari tahun 2018-2020, dari gambar tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2018 dan tahun 2019 menunjukan angka stabil yaitu 28,25 kemudian mengalami kenaikan sebesar 0,05 pada tahun 2020 menjadi 28,30.

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai nilai perusahaan dari manufaktur sektor food and beverage yang mengalami kerugian karena kondisi pandemi covid-19, tetapi masih bisa mempertahankan nilai perusahaannya tersebut dengan mengambil beberapa indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan, maka

28,22 28,23 28,24 28,25 28,26 28,27 28,28 28,29 28,30 28,31 2018 2019 2020

Rata-Rata SIZE(LnAsset)

(10)

dari itu peneliti mengambil judul “PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN ( Pada Perusahaan Food and Beverage yang tercatat di BEI Periode 2018-2020 )”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah struktur modal yang diproksikan dengan DER berpengaruh terhadap nilai perusahaan food and beverage yang tercatat di BEI periode tahun 2018-2020 ?

2. Apakah profitabilitas yang diproksikan dengan ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan food and beverage yang tercatat di BEI periode tahun 2018-2020 ?

3. Apakah ukuran perusahaan yang diproksikan dengan SIZE (LN) berpengaruh terhadap nilai perusahaan food and beverage yang tercatat di BEI periode tahun 2018-2020 ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah, penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan :

1. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal (DER) terhadap nilai perusahaan food and beverage yang tercatat di BEI periode tahun 2018-2020.

2. Untuk mengetahui profitabilitas (ROE) terhadap nilai perusahaan food and beverage yang tercatat di BEI periode tahun 2018-2020.

3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan SIZE (LN) terhadap nilai perusahaan food and beverage yang tercatat di BEI periode tahun 2018-2020.

(11)

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Adapun Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dan memberikan kontribusi teoritis pengaruh struktur modal, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan food and beverage.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh perusahaan pihak manajemen sebagai referensi dalam menentukan jumlah dana yang akan digunakan, baik yang bersumber dari hutang maupun modal sendiri untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan. Maka perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan sehingga banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut, sehingga pada masa pandemi sekarangpun perusahaan tersebut dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain.

1.5 SISTEMATIKA PENELITIAN

Penelitian dilakukan dalam rangka penyusunan proposal skripsi dimana sistematika penulisan laporan penelitian adalah sebagai berikut :

HALAMAN SAMPUL

Berisi tentang judul skripsi, lambang UPB, penulis skripsi dan NIM penulis yang diikuti dengan nama lengkap, program studi, fakultas, universitas, kota dan tahun lulus ujian skripsi.

HALAMAN JUDUL

Halaman judul berisi tentang judul skripsi, teks skripsi diajukan kepada Universitas Pelita Bangsa untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program studi sarjana manajemen, logo UPB, nama dan nomor induk mahasiswa.

(12)

HALAMAN PERSETUJUAN

Pada halaman ini berisi tentang persetujuan dosen pembimbing.

HALAMAN PENGESAHAN

Pada halaman ini berisi pengesahan tugas akhir skripsi oleh tim penguji dan Dekan bidang Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pelita Bangsa.

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO

Lembar ini berisi tentang ungkapan motivasi, kata-kata yang menginspirasi hidup penulis dan untuk siapa skripsi akan dipersembahkan.

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Halaman ini berisi tentang pernyataan penulis bahwa isi skripsi dibuat dengan tidak menyalin atau rangkaian kalimat sebagian atau keseluruhan isi skripsi orang lain.

KATA PENGANTAR

Lembar ini berisi tentang ucapan terimakasih penulis yang ditujukan kepada orang, lembaga, organisasi dan pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi.

DAFTAR ISI

Lembar ini menggambarkan garis besar organisasi dari keseluruhan isi dan berisi judul bab, judul sub bab dan judul anak sub bab.

DAFTAR TABEL

Pada lembar ini memuat tentang nomor tabel, judul tabel, serta nomor halaman untuk setiap tabel.

(13)

DAFTAR GAMBAR

Pada lembar ini memuat tentang nomor gambar,judul gambar, serta nomor halaman untuk setiap gambar.

DAFTAR LAMPIRAN

Pada halaman daftar lampiran memuat tentang nomor lampiran, judul lampiran, serta nomor halaman untuk setiap lampiran.

ABSTRAK

Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia yang mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang diperoleh, kesimpulan yang ditarik, dan saran yang diajukan.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan mengenai landasan teori, penelitian terdahulu yang relevan, model penelitian dan hipotesa dimana landasan teori yang terkait dengan topik penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini terdapat pokok bahasan mengenai analisis data yang digunakan sesuai dengan kaidah metodologi penelitian.Dalam bab ini analisis yang digunakan di mulai dari menggambarkan desain penelitian, kemudian menggambarkan terkait operasional beserta pengukuran variabelnya, selain itu bab ini juga menerangkan tentang populasi dan pengambilan sampel yang di gunakan dengan metode tertentu.Adapun dalam bab ini juga berisi penjelasan mengenai teknik pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan.

(14)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi pokok-pokok bahasan seperti hasil penelitian yang terdiri dari deskripsi data, serta hasil analisis dari uji hipotesis.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi simpulan atau rangkuman hasil yang telah dicapai dalam penelitian, selain itu bab ini juga berisi saran-saran yang perlu diperhatikan berdasarkan keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian, asumsi yang dibuat dan saran pengembangan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka memuat semua sumber pustaka yang dijadikan acuan dalam naskah tugas akhir ataupun skripsi.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Pada lembar ini berisi informasi yang dianggap penting, seperti alat penelitian, data mentah hasil penelitian, perhitungan statistik, izin melakukan penelitian di lembaga, catatan wawancara, dan lampiran lain yang diperlukan yang dianggap berguna untuk digunakan.

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 1. 1 Nilai PBV pada Perusahaan food and beverage   (Sumber : Bursa Efek Indonesia)
Gambar 1. 2 Rata-rata DER pada Perusahaan food and beverage   (Sumber : Bursa Efek Indonesia)
Gambar 1. 3 Rata-rata ROE pada Perusahaan food and beverage   (Sumber : Bursa Efek Indonesia)
Gambar 1. 4 Rata-rata SIZE pada Perusahaan food and beverage   (Sumber : Bursa Efek Indonesia)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menganalisis rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio aktivitas

PENGARUH FREE CASH FLOW, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN LIKUIDITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR

Pada analisis rasio terdapat beberapa rasio yang dapat menujukkan kinerja perusahaan.Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen

5) Apakah rasio likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio , rasio profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Total Assets dan Return on Common Equity ,

Rasio profitabilitas dengan menggunakan analisis Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) dalam analisis keuangan mempunyai

Untuk menganalisis pengaruh rasio leverage (debt to equity ratio) dalam kondisi financial distress pada perusahaan sektor pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek

Tabel 4.2 menunjukkan nilai rata - rata ROE perusahaan sektor food and beverage sebesar 21 % yang berarti bahwa perusahaan sektor food and beverage dapat menghasilkan

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai analisis rasio profitabilitas yaitu bagaimana kemampuan Kedai AYAS dalam