• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Sumawinata, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dan salah satu pemikir besar ekonomi kerakyatan Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Sumawinata, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dan salah satu pemikir besar ekonomi kerakyatan Indonesia."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan merupakan strategi dalam mengatasi berbagai masalah aktual daerah seperti kemiskinan, keterbelakangan dan kependudukan.

Permasalahan daerah tersebut umumnya banyak ditemukan di pedesaan, karena sebagian besar penduduk tinggal di pedesaan. Pada hakikatnya pembangunan adalah suatu upaya untuk mengembangkan kemandirian. Pengembangan kemandirian akan dapat meningkatkan pendapatan dan pada akhirnya akan menciptakan kesejahteraan masyarakat (Sulistio 2004). Melalui pembangunan, desa didorong untuk bertransformasi menjadi penyangga perekonomian bangsa.

Pusat aktivitas ekonomi sedikit demi sedikit bergerak dari kota ke desa. Salah satu strategi yang dijalankan adalah melalui industrialisasi. Dalam konteks pembangunan desa, industri dipandang menjadi solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan kemiskinan, keterbelakangan dan kependudukan.

Pengembangan industri pedesaan ditentukan oleh berbagai pertimbangan seperti ketersediaan lokasi, sumberdaya dan akses. Hal ini yang menyebabkan tidak semua industri dibangun di setiap pedesaan. Konsep industrialisasi pedesaan diperkenalkan sebagai pemikiran alternatif untuk menjawab kebutuhan pengembangan ekonomi pedesaan. Industrialisasi pedesaan ditandai oleh kepekaan pada pengelolaan lingkungan, orientasi padat karya dan bukan padat modal, penggunaan teknologi menengah, serta berorientasi pada kebutuhan jangka panjang (sustainable). Landasan pengembangannya didasarkan pada model transformasi teknologi dan pengetahuan dengan sebesar-besarnya memanfaatkan sumberdaya lokal dengan basis pengelolaan oleh masyarakat dan pemerintah desa1. Industrialisasi pedesaan seringkali mempunyai dua pengertian yang secara konseptual berbeda (Moehtadi dikutip Waluyo 2009). Pertama, industri di pedesaan (industry in rural areas), yaitu pembangunan pabrik-pabrik yang mengambil lokasi di kawasan pedesaan. Jika pengertian ini diambil, pedesaan

1 Konsep industrialisasi pedesaan merupakan pemikiran yang ditawarkan oleh Prof. Sarbini Sumawinata, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dan salah satu pemikir besar ekonomi kerakyatan Indonesia.

(2)

hanyalah merupakan wahana untuk memproduksi barang dan jasa dengan investor pihak lain yang dapat saja berasal dari luar pedesaan tersebut. Kedua, industri yang mengandalkan kekuatan utama berupa sumberdaya yang ada di pedesaan (industry of rural areas), baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia.

Merujuk pada pengertian ini maka industri merupakan kekuatan yang datang dari dalam pedesaan itu sendiri (indigineous industry).

Pengembangan industri di pedesaan berkaitan dengan kebutuhan terhadap lahan. Lahan sebagai objek utama dalam mengatur tata ruang mempunyai kegunaan ganda, yaitu sebagai aset yang memiliki nilai jual serta pemanfaatan lahan untuk berbagai tujuan. Dalam perekonomian, lahan bersama faktor produksi lain menentukan pola penggunaan lahan (Reksohadiprodjo 1997). Pola penggunaan lahan menyebabkan perubahan fungsi lahan. Oleh karena pedesaan identik dengan sektor pertanian, maka pengembangan industri di pedesaan membutuhkan dan memanfaatkan lahan pertanian sebagai kawasan industri.

Perubahan fungsi lahan dari pertanian menjadi industri menyebabkan perubahan pada pemilikan dan tata guna lahan pertanian. Hal ini pada akhirnya dapat mempengaruhi aktivitas pertanian di pedesaan. Bersamaan dengan pengaruhnya pada aktivitas pertanian, industri di kawasan pedesaan dapat menjadi sektor bagi terserapnya tenaga kerja desa dan menjadi peluang bagi masyarakat dalam memanfaatkan situasi hadirnya para pencari kerja di pedesaan yang selanjutnya diikuti oleh terjadinya komersialisasi lahan.

Pembangunan desa dalam bentuk industri dapat dilihat sumber bagi terjadinya perubahan sosial. Proses perubahan tersebut berkaitan dengan faktor- faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan desa. Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut adalah modernisasi. Menurut Schoorl (1982) modernisasi adalah suatu proses transformasi, suatu proses perubahan masyarakat dalam aspek-aspeknya. Modernisasi ditandai oleh pergantian teknik produksi dari cara-cara tradisional ke cara-cara modern. Modernisasi akan menghasilkan suatu pola perkembangan pembangunan dengan mendifusikan secara aktif segala sesuatu yang diperlukan dalam pembangunan, terutama nilai-nilai modern, teknologi, keahlian, dan modal. Dengan demikian industrialisasi merupakan aspek dari paham modernisasi yang menjadi rujukan utama dalam proses pembangunan.

(3)

Dari uraian tersebut, di satu sisi industri menjadi solusi bagi penyelesaian permasalahan ekonomi desa, namun di sisi lain pengembangan industri yang mengubah fungsi lahan pertanian ke non pertanian berpengaruh pada aktivitas pertanian di pedesaan. Pengembangan industri tidak hanya mengubah fungsi dan tata guna lahan pertanian di pedesaan, tetapi juga membawa perubahan pada struktur masyarakat petani. Sehubungan dengan pengembangan industri di pedesaan, penulis bermaksud melakukan suatu penelitian terhadap masyarakat petani di Desa Pasawahan. Desa Pasawahan merupakan daerah pertanian yang mengalami proses pembangunan pedesaan melalui industrialisasi. Industrialisasi di pedesaan ditunjukkan dengan berdirinya kawasan industri skala besar di Desa Pasawahan. Desa ini secara administratif merupakan bagian dari Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi yang dikenal sebagai salah satu sentra industri di Provinsi Jawa Barat. Adapun konsep industrialisasi yang tepat menggambarkan proses pengembangan industri di Desa Pasawahan adalah industrialisasi yang menempatkan pedesaan sebagai wahana untuk memproduksi barang dan jasa.

Oleh karena itu, penelitian ini diarahkan pada hubungan antara keberadaan industri di pedesaan terutama dikaitkan dengan adanya konversi lahan, komersialisasi lahan dan penyerapan tenaga kerja yang melekat pada proses industri di pedesaan, dan perubahan sosial pada masyarakat petani akibat pengembangan industri tersebut.

Melalui penelitian ini, hendak dilihat bagaimana pengembangan industri di pedesaan berpengaruh pada masyarakat petani ditinjau dari dimensi struktural yang meliputi perubahan pada hubungan kerja pertanian, jenis mata pencaharian, mobilitas sosial dan relasi sosial masyarakat. Bertolak dari pemikiran tersebut, maka penelitian ini hendak diarahkan pada bagaimana hubungan industri di pedesaan dan perubahan struktur masyarakat petani di Desa Pasawahan?

1.2. Masalah Penelitian

Segera setelah suatu alternatif baru dipilih, kemungkinan terjadi perubahan pada masyarakat. Pemilihan alternatif baru dapat berakibat pada pemilihan tatanan hidup yang baru pula. Industrialisasi yang dijalankan sebagai bentuk pembangunan desa, merupakan sektor yang berbeda dari pertanian yang biasa

(4)

dijalankan oleh masyarakat desa. Sektor ini tidak hanya membuka kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat desa secara umum, tetapi juga turut mengubah penggunaan lahan yang menjadi faktor utama kegiatan pertanian yang banyak dijalankan oleh masyarakat petani di pedesaan. Kegiatan pertanian ini berkaitan dengan hubungan kerja pertanian, sementara hubungan kerja pertanian berkaitan erat dengan penguasaan lahan. Uraian ini kemudian mengarahkan pada pertanyaan penelitian bagaimana hubungan industri di pedesaan dan perubahan struktur masyarakat petani pada hubungan kerja pertanian?

Potensi yang terdapat di pedesaan, baik sumberdaya berupa lahan maupun manusia memberikan peluang bagi investor untuk membangun perindustrian. Hal ini, di satu sisi bersinergi dengan keinginan masyarakat desa untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang dilekatkan pada fungsi industri di pedesaan, namun di sisi lain berpengaruh pada masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada pertanian. Industri yang bersifat ekspansif menyebabkan terjadinya perluasan kawasan industri. Berkurangnya lahan pertanian yang disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan, akan diikuti oleh diversifikasi mata pencaharian di kalangan penduduk desa. Bersamaan dengan pengembangan industri, tercipta pula kesempatan untuk mengembangkan usaha di luar pertanian, termasuk di sektor industri melalui penyerapan tenaga kerja. Uraian ini kemudian mengarahkan pada pertanyaan penelitian bagaimana hubungan industri di pedesaan dan perubahan struktur masyarakat petani pada jenis mata pencaharian?

Fungsi lahan yang kompleks, tidak hanya sebagai media tanam atau sumberdaya pertanian, namun juga menentukan posisi seseorang dalam pelapisan sosial terutama pada desa yang menjadikan pemilikan lahan sebagai dasar pelapisan sosial. Secara sederhana, semakin besar lahan yang dimiliki semakin tinggi strata sosialnya. Perubahan pada pemilikan lahan yang diakibatkan oleh komersialisasi lahan pertanian mempengaruhi kedudukan seseorang dalam lapisan sosialnya. Hal ini kemudian dapat menyebabkan pergerakan kedudukan seseorang dari lapisan sosial yang satu ke lainnya. Sehingga mengarahkan pada pertanyaan penelitian bagaimana hubungan industri di pedesaan dan perubahan struktur masyarakat petani pada mobilitas sosial?

(5)

Pengembangan industri di pedesaan tidak hanya menyebabkan terjadinya perubahan lahan karena aktivitas konversi dan komersialisasinya, namun juga menjadi faktor penarik bagi hadirnya pendatang dari luar desa. Akibatnya desa tidak hanya semakin ramai oleh pendatang yang menetap, namun menjadi lebih terbuka pada berbagai perubahan. Semakin berkembangnya desa, memungkinkan masyarakat untuk melakukan interaksi yang lebih luas. Hal ini kemudian mengarahkan pada pertanyaan penelitian selanjutnya, yaitu bagaimana hubungan industri di pedesaan dan perubahan struktur masyarakat petani pada pola relasi sosial?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan industri di pedesaan dan perubahan struktur masyarakat petani di Desa Pasawahan.

Tujuan umum dari penelitian ini akan dijawab melalui tujuan-tujuan khusus penelitian, yaitu:

1. Menganalisis hubungan industri di pedesaan dan perubahan struktur masyarakat petani pada hubungan kerja pertanian.

2. Menganalisis hubungan industri di pedesaan dan perubahan struktur masyarakat petani pada jenis mata pencaharian.

3. Menganalisis hubungan industri di pedesaan dan perubahan struktur masyarakat petani pada mobilitas sosial.

4. Menganalisis hubungan industri di pedesaan dan perubahan struktur masyarakat petani pada pola relasi sosial.

1.4. Kegunaan Penelitian

Temuan yang dihasilkan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi para pihak yang menaruh perhatian pada studi perubahan sosial dalam masyarakat petani di pedesaan. Secara akademis, praktis, dan sosial penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi:

1. Peneliti yang ingin mengkaji perubahan sosial pada masyarakat petani terutama dalam kaitannya dengan pembangunan desa melalui industrialisasi.

(6)

2. Kalangan akademisi, dalam usaha menambah khazanah literatur khususnya tentang pengaruh industri di pedesaan terhadap perubahan struktur masyarakat petani di pedesaan.

3. Pembuat kebijakan, dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat merugikan masyarakat petani dari pembangunan desa yang dilakukan.

4. Masyarakat, dalam memberikan informasi mengenai pengaruh industri terhadap kehidupan sosial maupun ekonomi masyarakat desa.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat variasi penghambatan antarbakteri antagonis yang akan digunakan dalam program pengendalian hayati penyakit lincat��� Hampir separuh isolat

[r]

Berdasarkan kuesioner yang telah diedarkan kepada santri pondok pesantren Jabal Nur Jadid dan telah diuji dengan menggunakan SPSS versi 22.0 for windows bahwa besarnya

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Return on Total Assets (ROA), dan Return on Equity

Kalau seluruh jumlah rupiah kas yang telah diterima dari pelanggan dalam suatu perioda diakui sebagai pendapatan maka biaya yang dapat ditandingkan terhadap pendapatan tersebut adalah

Bulan Mei 2014 kelompok komoditas yang memberikan andil inflasi dengan besaran andil masing-masing sebagai berikut: kelompok perumahan air, listrik, gas dan bahan bakar 0,02 persen;

Angket yang dibuat oleh peneliti bertujuan untuk memperoleh informasi berkenaan dengan kegiatan penelitian yang sedang dilakukan mengenai pendapat peserta diklat

Dengan menggunakan video sebagai tambahan dalam berkomunikasi akan membuat user lebih nyaman berkomunikasi karena tahu siapa yang di ajak bicara pada saat itu tidak hanya