• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi penelitian adalah kelas VII yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi penelitian adalah kelas VII yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 10"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan Di SMP 1 Limboto Kab. Gorontalo, yang menjadi penelitian adalah kelas VII yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 10 Laki-Laki dan 10 Perempuan dengan kemampuan dari servis forhand topspin pada permainan tenis meja yang belum memenuhi nilai Indikator kerja. Penelitian Tindakan Kelas ini diawali dengan observasi awal pada bulan Mei 2013.

Dan hasil observasi awal ditemukan bahwa masih banyak siswa belum memiliki kemampuan melakukan teknik dasar servis frohand topspin pada perminan tenis meja dengan baik dan benar. Hal ini dilihat dari aspek penilaian yang ada pada servis frohand topspin tersebut yang digunakan oleh peneliti, aspek tersebut antara lain: 1) Berdiri sebelah kanan meja, 2) Tangan kiri/kanan yang memegang bet berada disamping badan, 3) Bola dilambungkan kemudian dipukul, 4) Bet dipukulkan pada bola bagian belakang, 5) Tekanan bet cepat atau lambat.

Untuk mengatasi masalah yang ditemukan tersebut maka peneliti menggunakan salah satu metode yang dianggap baik dalam meningkatkan kemampuan servis forhand tersebut yakni dengan menggunakan metode Demonstrasi.

Selama proses penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan berbagai persiapan pelaksanaan dalam hal melaksakan penelitian ini dengan perencanaan yang masksimal guna memperoleh hasil yang baik. Persiapan dan perencanaan tersebut harus dipersiapkan oleh peneliti sebelum proses pembelajaran dimulai.

(2)

Yakni Perangkat pembelajaran yang dipersiapkan oleh peneliti yaitu, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Evaluasi, Dan Lembar observasi Siswa.

4.1.1 Observasi Awal

Kegiatan Pada observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dan guru mitra yaitu menggunakan lembar penilaian yang terdiri dari 5 aspek penilaian dalam melakukan servis frohand topspin tersebut, yaitu (1) Berdiri sebelah kanan meja, (2) Tangan kiri/kanan yang memegang bet berada disamping badan, (3) Bola dilambungkan kemudian dipukul, 4) Bet dipukulkan pada bola bagian belakang, dan 5) Tekanan bet cepat atau lambat, dari kelima aspek tersebut dinilai berdasarkan krtiteria penilaian yaitu Sangat Tepat (ST) 90-100, Tepat (T) 75-89, Cukup (C) 60-74, Kurang (K) 40-59, dan Kurang Tepat (KT) 0-39. Data Observasi awal pengamatan kegiatan siswa di tunjukan pada tabel sebagai berikut.

a. Observasi awal.

Dari observasi diatas diperoleh pada observasi awal yaitu : Siswa yang tergorlong sangat tepat (ST) belum ada siswa yang mencapai kriteria tersebut, kategori cukup (C) ada 16 siswa atau sekitar 80% dan kategori kurang (K) ada 4 orang siswa atau sekitar 20%, sedangkan untuk kategori Kurang tepat (KT) tidak ada siswa yang memperoleh kriteria penilaian tersebut.

Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan servis forhand topspin pada permainan tenis meja tersebut, dengan melihat data tersebut

maka peneliti dan guru mitra bertujuan bahwa untuk mengatasi masalah diatas tersebut, perlu diterapkannya metode pembelajaran yang sangat tepat untuk meningkatkan kemampuan servis forhand topspin tersebut dengan menggunakan

(3)

metode pembelajaran demonstrasi. Metode tersebut akan diterapkan oleh peneliti kepada siswa pada siklus I, siklus II dan siklus III dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan servis forhand topspin tersebut.

4.1.2 Pelaksanaan tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini yaitu terdiri dari 2 kali pertemuan dimana pada setiap pertemuan disiapkan perangkat pembelajaran sebelum dimulainya pembelajaran yaitu Rencana pelaksanaan pembelajaran dan alat-alat pembelajaran lainnya guna melengkapi proses pembelajaran tersebut. Yakni berupa lembar penilaian untuk mengetahui kemampuan siswa dalam melakukan servis forhand topspin tersebut.

4.1.2.1 Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siklus I.

Pengambilan nilai dan data pada siklus I secara bersamaan dengan guru mitra dan peneliti, kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan kegiatan siswa yang menerima pelajaran dalam hal ini tindakan yang diberikan oleh peneliti yaitu Demonstrasi tentang servis Forhand Topspin pada permainan tenis meja dikelas tersebut.

1. Kegiatan siswa pada siklus I sebagai berikut :

Dalam waktu bersamaan selama proses belajar mengajat berlangsung, peneliti dan guru mitra menilai setiap siswa dalam melakukan servis Forhand Topspin pada permainan tenis meja dikelas tersebut, peneliti setelah memberikan tindakan yaitu demonstrasi, peneliti dan guru mitra langsung menilai siswa dalam melakukan servis Forhand Topspin

(4)

Dalam penilaian tersebut peneliti dan guru mitra mempunyai 5 aspek penilaian yakni : (1) Berdiri sebelah kanan meja, (2) Tangan kiri/kanan yang memegang bet berada disamping badan, (3) Bola dilambungkan kemudian dipukul, 4) Bet dipukulkan pada bola bagian belakang, dan 5) Tekanan bet cepat atau lambat, dari kelima aspek tersebut dinilai berdasarkan krtiteria penilaian yaitu Sangat Tepat (ST) 90-100, Tepat (T) 75-89, Cukup (C) 60-74, Kurang (K) 40-59, dan Kurang Tepat (KT) 0-39. Sebelum evaluasi penilaian dilaksanakan pembelajaran dilaksanakan 3 kali pertemuan.

b. Penilaian Siklus I

Dari hasil diperoleh dari siklus I yaitu : Siswa yang tergorlong sangat tepat (ST) belum ada siswa yang mencapai kriteria tersebut, Tepat (T) ada 4 siswa atau sekitar 20%, kategori cukup (C) ada 16 siswa atau sekitar 80% dan kategori kurang (K) dan kategori Kurang tepat (KT) tidak ada siswa yang memperoleh kriteria penilaian tersebut.

Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan servis forhand topspin pada permainan tenis meja tersebut, dengan melihat data tersebut

maka peneliti dan guru mitra bertujuan untuk melanjutkan lagi pada siklus berikutnya, dengan diterapkannya metode pembelajaran yang sangat tepat untuk meningkatkan kemampuan servis forhand topspin tersebut dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi. Metode tersebut akan terus diterapkan oleh peneliti kepada siswa pada siklus II dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan servis forhand topspin tersebut.

(5)

4.1.3 Pelaksanaan tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini yaitu terdiri dari 2 kali pertemuan dimana pada setiap pertemuan disiapkan perangkat pembelajaran sebelum dimulainya pembelajaran yaitu Rencana pelaksanaan pembelajaran dan alat-alat pembelajaran lainnya guna melengkapi proses pembelajaran tersebut. Yakni berupa lembar penilaian untuk mengetahui kemampuan siswa dalam melakukan servis forhand topspin tersebut.

4.1.3.1 Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siklus II.

Pengambilan nilai dan data pada siklus II secara bersamaan dengan guru mitra dan peneliti, kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan kegiatan siswa yang menerima pelajaran dalam hal ini tindakan yang diberikan oleh peneliti yaitu Demonstrasi tentang servis Forhand Topspin pada permainan tenis meja dikelas tersebut.

1. Kegiatan siswa pada siklus II sebagai berikut :

Dalam waktu bersamaan selama proses belajar mengajat berlangsung, peneliti dan guru mitra menilai setiap siswa dalam melakukan servis Forhand Topspin pada permainan tenis meja dikelas tersebut, peneliti setelah memberikan

tindakan yaitu demonstrasi, peneliti dan guru mitra langsung menilai siswa dalam melakukan servis Forhand Topspin

Dalam penilaian tersebut peneliti dan guru mitra mempunyai 5 aspek penilaian yakni : (1) Berdiri sebelah kanan meja, (2) Tangan kiri/kanan yang memegang bet berada disamping badan, (3) Bola dilambungkan kemudian dipukul, 4) Bet dipukulkan pada bola bagian belakang, dan 5) Tekanan bet cepat

(6)

atau lambat, dari kelima aspek tersebut dinilai berdasarkan krtiteria penilaian yaitu Sangat Tepat (ST) 90-100, Tepat (T) 75-89, Cukup (C) 60-74, Kurang (K) 40-59, dan Kurang Tepat (KT) 0-39.

C. Penilaian Siklus II

Dari data siklus II diperoleh data yaitu : Siswa yang tergorlong sangat tepat (ST) belum ada siswa yang mencapai kriteria tersebut, Tepat (T) ada 13 siswa atau sekitar 65%, kategori cukup (C) ada 7 siswa atau sekitar 45% dan kategori kurang (K) dan kategori Kurang tepat (KT) tidak ada siswa yang memperoleh kriteria penilaian tersebut.

Hal ini dikarenakan sudah ada peningkatan sedikit dalam hal kemampuan siswa dalam melakukan servis forhand topspin pada permainan tenis meja tersebut, dengan melihat data tersebut maka peneliti dan guru mitra bertujuan untuk melanjutkan lagi pada siklus berikutnya, dengan diterapkannya metode pembelajaran yang sangat tepat untuk meningkatkan kemampuan servis forhand topspin tersebut dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi. Metode

tersebut akan terus diterapkan oleh peneliti kepada siswa pada siklus III dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan servis forhand topspin tersebut Sehingga melewati KKM yang ditentukan.

4.1.4 Pelaksanaan tindakan Siklus III

Pelaksanaan tindakan pada siklus III ini yaitu terdiri dari 2 kali pertemuan dimana pada setiap pertemuan disiapkan perangkat pembelajaran sebelum dimulainya pembelajaran yaitu Rencana pelaksanaan pembelajaran dan alat-alat pembelajaran lainnya guna melengkapi proses pembelajaran tersebut. Yakni

(7)

berupa lembar penilaian untuk mengetahui kemampuan siswa dalam melakukan servis forhand topspin tersebut.

4.1.4.1 Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siklus III.

Pengambilan nilai dan data pada siklus III secara bersamaan dengan guru mitra dan peneliti, kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan kegiatan siswa yang menerima pelajaran dalam hal ini tindakan yang diberikan oleh peneliti yaitu Demonstrasi tentang servis Forhand Topspin pada permainan tenis meja dikelas tersebut.

1. Kegiatan siswa pada siklus III sebagai berikut :

Dalam waktu bersamaan selama proses belajar mengajat berlangsung, peneliti dan guru mitra menilai setiap siswa dalam melakukan servis Forhand Topspin pada permainan tenis meja dikelas tersebut, peneliti setelah memberikan

tindakan yaitu demonstrasi, peneliti dan guru mitra langsung menilai siswa dalam melakukan servis Forhand Topspin

Dalam penilaian tersebut peneliti dan guru mitra mempunyai 5 aspek penilaian yakni : (1) Berdiri sebelah kanan meja, (2) Tangan kiri/kanan yang memegang bet berada disamping badan, (3) Bola dilambungkan kemudian dipukul, 4) Bet dipukulkan pada bola bagian belakang, dan 5) Tekanan bet cepat atau lambat, dari kelima aspek tersebut dinilai berdasarkan krtiteria penilaian yaitu Sangat Tepat (ST) 90-100, Tepat (T) 75-89, Cukup (C) 60-74, Kurang (K) 40-59, dan Kurang Tepat (KT) 0-39.

(8)

D. Penilaian Siklus III

Dari data diperoleh data pada siklus III yaitu : Siswa yang tergorlong sangat tepat (ST) berjumlah 2 orang siswa atau sekitar 10%, Tepat (T) ada 16 siswa atau sekitar 80%, kategori cukup (C) ada 2 siswa atau sekitar 10% dan kategori kurang (K) dan kategori Kurang tepat (KT) tidak ada siswa yang memperoleh kriteria penilaian tersebut.

Hal ini dikarenakan sudah terdapat peningkatan dalam hal kemampuan siswa dalam melakukan servis forhand topspin pada permainan tenis meja tersebut,.

Dengan melihat data diatas tersebut maka peneliti dan guru mitra berkesimpulan untuk tidak lagi melajuntkan penelitian tersebut, karena sudah melewati KKM yang telah ditentukan yaitu 75. Sedangkan rata – rata nilai pada siklus III yaitu 76,81. Maka dengan demikian penelitian dinyatakan selesai.

4.2 Pembahasan

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMP N 1 Limboto kab.

Gorontalo dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuann servis forhand topspin pada permainan tenis meja. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus

yang terdiri dari 5 kali pertemuan pada tiap siklus, yaitu terdiri dari data awal, tindakan pembelajaran 3 kali di evaluasi I sedangkan siklus II dan siklus III masing-masing 3 kali pertemuan. Sebelum masuk pada siklus I diawali dengan observasi awal,

(9)

pada observasi awal dari jumlah siswa 20 orang ada 16 orang mendapat ketegori nilai Cukup (C) dengan presentasenya 80%. Kemudian ada 3 orang siswa mendapat kategori nilai Kurang (K) dengan presentase 15%. dengan rata-rata nilai 60. Setelah melihat fakta dan data yang ada maka peneliti dan guru mitra bekesimpulan untuk meningkatkan kemampuan siswa tersebut. Hal ini di lakukan tindakan dengan menggunakan metode demonstrasi. Maka metode tersebut diterapkan pada siklus I, II dan III.

Pada siklus I masih dengan jumlah siswa 20 orang, peneliti memberikan tindakan pada pertemuan pertama, dan pada pertemuan kedua diberikan tindakan sekaligus evaluasi. Hasil evaluasi pada siklus I yaitu : ada 4 orang yang mendapat nilai Tepat (T) dengan presentasenya 20%, untuk nilai Cukup (C) ada 16 orang atau 80%. Dengan nilai 70,52. Sedangkan pada observasi awal ada siswa yang memperoleh nilai kurang, pada siklus I sudah tidak ada lagi siswa yang memperoleh nilai tersebut. Dengan melihat data tersebut maka penelti dan guru mitra bertujuan untuk melanjutkan lagi tindakan ke siklus berikutnya karena masih belum memenuhi KKM yang ditetapkan.

Pada siklus II masih dengan jumlah siswa 20 orang, peneliti memberikan tindakan pada pertemuan pertama, dan pada pertemuan kedua diberikan tindakan sekaligus evaluasi. Hasil evaluasi pada siklus II yaitu : ada 13 orang yang mendapat nilai Tepat (T) dengan presentasenya 65%, untuk nilai Cukup (C) ada 7 orang atau 35%. Dengan nilai 74,3. Maka dengan itu peneliti dan guru mitra bertujuan untuk melanjutkan ke siklus III.

(10)

Pada siklus III masih dengan jumlah siswa 20 orang, peneliti memberikan tindakan pada pertemuan pertama, dan pada pertemuan kedua diberikan tindakan sekaligus evaluasi. Hasil evaluasi pada siklus III yaitu : ada 2 orang siswa mendapatkan ketegori Sangat Tepat (ST) dengan presentase 10% . Dan nilai Tepat (T) 16 orang siswa dengan presentase 80%. Dan masih ada siswa yang memperoleh nilai Cukup (C) yaitu ada 2 orang siswa dengan presentase 10%.

Dengan rata-rata nilai adalah 76,81.

Setelah melihat nilai diatas maka peneliti dan guru mitra berkesimpulan untuk menghentikan penelitian yang dilakukan karena sudah melewati KKM yang ditentukan adalah 75. Sedangkan nilai rata – rata diatas pada siklus III adalah 76,81 maka dengan demikian penelitian dinyatakan selesai.

Dengan melihat judul pada penelitian ini yaitu “meningkatkan kemampuan servis forhand topspin pada permainan tenis meja dengan menggunakan metode

Drill siswa kelas VII SMP N 1 Limboto Kab. Gorontalo, dengan hipotesis jika guru menggunakan metode Demonstrasi maka kemampuan siswa meningkat, berdasarkan hasil data diatas maka hipotesis tersebut diterima.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Di

Dengan mengusung tema yang ditujukan untuk memberi informasi bagi pelajar atau mahasiswa maupun masyarakat umum, dengan bangga kami mempersembahkan sebuah acara

- Memfasilitasi terhadap pelaksanaan pembebasan tanah Hak Milik dan Pelepasan hak yang dipergunakan untuk kepentingan pembangunan serta peralihan

Perbedaan kandungan komponen anorganik saliva mungkin dipengaruhi oleh bahan- bahan yang digunakan dalam aktivitas menyirih, misalnya penggunaan kapur sirih yang mungkin

Ini dikarenakan penulis lagu (Danny O'donoghue) lebih banyak menggunakan kata-kata yang abstrak untuk memggambarkan suatu kondisi atau keadaan tertentu dari pengalam

Setelah dilakukan analisis data penelitian variabel UTAUT yang mempengaruhi minat mahasiswa melakukan akses ke dalam sistem informasi Akper Alkautsar dan variabel

Dari belahan hemisfer yang mengalami depolarisasi, aktivitas listrik dapat merangsang substansia retikularis dan inti pada talamus yang selanjutnya akan menyebarkan impuls-impuls

Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran dan hasil tes belajar pada siklus I, baik pertemuan pertama dan kedua, maka dapat direfleksikan hal-hal sebagai berikut:.. Kegiatan