• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I LATAR BELAKANG. lingkungan eksternal harus dicermati dengan baik dalam hal kepuasan dan umpanbalik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I LATAR BELAKANG. lingkungan eksternal harus dicermati dengan baik dalam hal kepuasan dan umpanbalik"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1. Lingkungan Eksternal Perusahaan

Di dalam membangun sebuah bisnis, aspek lingkungan eksternal perusahaan tidak boleh dikesampingkan. Suplai dan regulasi terhadap pelanggan dari lingkungan eksternal harus dicermati dengan baik dalam hal kepuasan dan umpan- balik setelah menggunakan produk atau jasa yang diberikan. Regulasi dan keputusan yang dikeluarkan oleh pihak regulator dalam hal ini pemerintah sangat berpengaruh pada kelangsungan maupun perkembangan bisnis itu sendiri. Jangan sampai bisnis yang akan atau sudah dirintis mengalami kendala karena perusahaan tidak teliti di dalam memahami undang-undang teknologi informasi yang akan diberlakukan ataupun sudah diterapkan di wilayah atau daerah operasional perusahaan tersebut.

Lingkungan eksternal tersebut adalah sebuah lingkungan yang dapat memberikan kesempatan (opportunity) dan ancaman (threat) yang dapat mempengaruhi bisnis. Pengelompokan lingkungan eksternal tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan internet di Indonesia.

2. Industri jejaring sosial.

3. Posisi Kombes.com dalam Industri Jejaring Sosial.

(2)

2

1.1.1.Pertumbuhan Internet di Indonesia

Pengguna internet di Indonesia meningkat secara tajam dari tahun ke tahun.

Hal tersebut dapat diketahui dari data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Berdasarkan data dari APJII, data pengguna internet di Indonesia pada Tahun 2012 mencapai 63 juta orang atau sekitar 24,23% dari jumlah penduduk Indonesia. Dari 63 juta orang tersebut pelanggan facebook telah mencapai 51 juta pelanggan. Hal tersebut meningkat dari pengguna pada tahun 2011 sebesar 55 juta, tahun 2010 sebanyak 42 juta dan 2009 sebanyak 30 juta pengguna. Di samping itu juga Hasil survei APJII menunjukkan bahwa penduduk berusia berusia 12 - 34 tahun mendominasi pengguna internet di Indonesia dengan porsi 64,2%. Sedangkan kelompok pengguna berusia 20-24 tahun mencapai 15,1%

dari total pengguna.

Sementara jika dilihat dari jenis perangkat yang digunakan untuk mengakses internet, ponsel pintar menempati porsi 70,1%, diikuti PC Notebook, komputer rumah, PC Netbook, dan tablet. APJII melakukan survei itu melalui wawancara serta pengisian kuisioner yang melibatkan dua ribu responden di 42 kota dari 31 provinsi di Indonesia sejak April hingga Juli 2012. Responden yang disurvei berusia 12 hingga 65 tahun dengan akses internet lebih dari sejam dari golongan sosial ekonomi A hingga C. Sedangkan berdasarkan survey yang dilakukan oleh Markplus Insight tentang pengguna internet di Indonesia pada tahun 2012 dapat diamati bahwa terdapat sekitar 61 juta pengguna internet pada tahun 2012. Penetrasi pengguna internet juga semakin naik dari tahun ke tahun, dimulai sejak tahun 2010 seperti dapat dilihat pada Tabel 1.1.

(3)

3

Tabel 1.1 Penetrasi Pengguna Internet Indonesia

(dalam jutaan) Tahun

2010 2011 2012

Penduduk Perkotaan 121,16 123,24 123,57

Keluarga di Perkotaan 30,29 30,81 31,61

Penduduk Netizen Perkotaan 37,56 50,53 56,38

Penduduk Netizen 42,16 55,23 61,08

Total Penetrasi Pengguna Internet

17% 22,4% 23,5%

Sumber: Markplus Insight Netizen Survey 2012

Dari Table 1.1 dapat dianalisis bahwa penetrasi pengguna internet meningkat dari tahun ke tahun. Pengguna internet semakin bertambah seiring pertambahan populasi penduduk di Indonesia.

Jika dilihat dari faktor usia, maka pengguna internet di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi beberapa yaitu: usia 15 – 22, 23 – 30, 31 – 35, 36 – 45, 46 – 55, dan 56 – 64 tahun. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Pengguna Internet di Indonesia Berdasarkan Kelompok Umur

Sumber: Markplus Insight Netizen Survey 2012

Sedangkan jika ditinjau dari aktivitas yang dilakukan oleh pengguna internet di Indonesia, maka dapat dikelompokkan menjadi beberapa aktivitas seperti dapat dilihat pada Tabel 1.3. Dari tabel diperoleh data aktivitas tertinggi adalah akses terhadap situs jejaring sosial. Dalam hal ini yang mendominasi adalah facebook dan twitter. Kemudian aktivitas menggunakan mesin pencari untuk mencari info, searching, dan browsing. Aktivitas ini didominasi akses terhadap situs pencari

Usia (Tahun) Tahun

2011 (dalam persen) 2012 (dalam persen)

15 – 22 40,8 42,4

23 – 30 29,0 26,3

31 – 35 12,5 12,6

36- 45 10,9 11,7

46 – 55 5,9 4,8

56 – 64 0,9 2,3

(4)

4

google. Urutan ketiga yaitu akses email. Selanjutnya yaitu mencari berita terkini (berita online). Dilanjutkan dengan download atau upload video. Dalam hal ini didominasi akses ke situs youtube. Aktivitas selanjutnya yaitu: chat online, game online, blogging, video call, dan file sharing.

Tabel 1.3 Pengguna Internet di Indonesia Berdasarkan Aktivitas Aktivitas (Akses Internet) Prosentase

Jejaring sosial 94,0

Mencari info/searching/browsing 64,5

Membuka email 60,2

Mencari berita terkini (berita online) 56,9

Download/upload video 39,1

Game online 18,3

Blogging 6,1

Video call (YM, FB, Skype, dsb) 8,3

File sharing 1,9

Sumber: Markplus Insight Netizen Survey 2012 Tabel 1.4 Pengguna Internet Berdasarkan Media dan Waktu Akses

Media % Waktu

1 Jam 2 Jam 3 Jam 4 Jam 5 Jam 6 Jam >6 Jam

Smartphone 84,7 16 18 28 21 11 3 -

Laptop 37,9 13 29 29 16 8 2 -

PC Rumah 11,1 23 26 22 11 11 2 -

PC Warnet 17,6 26 38 19 8 6 1 2

PC Kantor 17,8 28 34 22 9 4 1 -

Personal Netbook

5,3 19 30 22 19 10 1 -

PC Tablet 2,3 41 33 16 4 6 0 -

Smart TV 0,3 - - - -

Sumber: Markplus Insight Netizen Survey 2012

Tabel 1.4 mendiskripsikan data dari hasil penelitian Markplus Insight mengenai media apa yang dipakai pengguna internet untuk melakukan koneksi internet dan lama waktu aksesnya. Dari data-data tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengguna internet di Indonesia adalah pasar yang sangat baik dan menjanjikan untuk bisnis yang berhubungan dengan pengguna internet.

(5)

5

1.1.1.1.Profil Pengguna Internet di Indonesia

Berdasarkan data dari Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), seperti dimuat pada situs http://id.berita.yahoo.com (2014), APJII mengumumkan jumlah pengguna internet pada tahun 2013 mencapa 71,19 juta, meningkat 13 persen dibanding tahun 2012 yang mencapai sekitar 63 juta pengguna. Dari sisi pemanfaatan seperti hasil survey yang dilakukan oleh APJII dan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dimuat dalam situs http://www.merdeka.com (2013), ternyata e-mail (mengirim dan menerima) menduduki posisi teratas (95,75 persen), untuk mencari berita/informasi (78,49 persen), mencari barang/jasa (77,81 persen), informasi lembaga pemerintahan tender sebesar (65,07 persen), kelima untuk social media (61,23 persen). Mengenai penggunaan/pemanfaatan internet di sector bisnis, berdasarkan hasil survei P2SKTI 2013, menunjukkan fenomena tren posistif, dimana lebih dari 75 persen usaha di sektor bisnis baik di perkotaan maupun di perdesaan menggunakan komputer. Industri pengolahan tampaknya lebih beradaptasi dalam penggunaan komputer, ditunjukkan dari tingkat persentase yang lebih tinggi dari sektor bisnis lainnya, yaitu sekitar 77,75 persen, disusul hotel (74,59 persen), dan restoran/rumah makan (68,92 persen).

Sedangkan menurut hasil survey dari Mark Plus Insight di pada Tahun 2010 bahwa pengguna internet di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu:

a. Negative (37,8 %), mereka adalah pengguna Internet yang cenderung memandang bahwa Internet itu banyak sisi negatifnya dan tidak baik buat

(6)

6

keluarga, mereka ini cenderung konservatif, dan memiliki pandangan tradisional.

b. Moderate (32,9 %), mereka adalah pengguna Internet yang menggunakan Internet sesuai dengan kebutuhan mereka, menurut mereka Internet adalah sumber informasi dan juga sekaligus adalah sarana hiburan.

c. Positive (29,9 %), mereka adalah pengguna Internet yang menggunakan Internet agar tidak ketinggalan trend, buat mereka Internet adalah segalanya, mereka berpandangan bahwa Internet adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan mereka.

Ketiga hal tersebut adalah alasan mengapa mereka melakukan koneksi ke dunia internet. Artinya, secara psikografis, alasan orang untuk online internet dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu alasan negatif, alasan yang moderat, dan alasan yang positif. Ada orang yang memang punya reason to connect yang sifatnya negatif, ada yang biasa-biasa saja, dan ada pula yang punya reason to connect yang memang bersifat positif.

Di samping itu juga dilakukan pengamatan tentang kebiasaan dan perilaku pengguna internet. Pembagian ini didasarkan pada pola Socio-Technographic atau Groundswell. Akan tetapi menurut Marketeers.com (2010), pengguna internet di Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Passive (13,6 %), yaitu pengguna internet yang melakukan aktifitas

“membaca” dan “menonton”. Hal yang dibaca biasanya adalah situs-situs berita dan forum online, mendengarkan podcast, menonton video di youtube.

(7)

7

b. Average (81,9 %), yaitu pengguna internet yang memiliki aktifitas lebih banyak dibanding dengan pengguna passive. Mereka sudah memilik akun di berbagai situs media sosial seperti Facebook, Twitter, dll. Mereka juga kadang - kadang menambahkan tag di website maupun photo di situs media sosial.

c. Active (4,4 %), yaitu pengguna internet yang aktif, mereka memiliki dan menulis artikelnya di blog pribadi mereka dan juga di forum-forum online, mereka juga aktif berkontribusi menulis umpan-balik produk dan jasa.

1.1.2. Industri jejaring sosial.

Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring sosial ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari- hari sampai dengan keluarga (J.A. Barnes, 1954). Di samping itu menurut Wikipedia (2013), jejaring sosial dapat juga diartikan sebagai suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain-lain.

Pemain-pemain utama dari bisnis jejaring sosial ini dibagi ke dalam dua bagian yaitu internasional dan nasional. Pemain industri jejaring sosial di kancah internasional adalah sebagai berikut:

a. Facebook. Didirikan oleh Mark Zuckerberg, Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes pada tanggal 4 Februari 2004. Mereka adalah mahasiswa Universitas Harvard, Amerika Serikat.

(8)

8

Setelah berkembang selama kurang lebih 9 tahun, Facebook menjadi perusahaan jejaring sosial yang sangat besar dengan total anggota sampai September 2013 sebanyak 1,19 Milyar anggota aktif.

b. Twitter. Didirikan oleh Jack Dorsey, Noah Glass, Evan Williams, dan Biz Stone pada tanggal 21 Maret 2006. Dengan total funding $1.16 Milyar dollar dan total revenue pada Tahun 2013 adalah $168.6 juta dollar naik dari $82.3 juta dollar pada tahun yang lalu. Twitter sekarang mempunyai anggota sebanyak 554,750,000 pengguna di seluruh dunia.

c. Google+. Diluncurkan oleh Google pada tanggal 28 Juni 2011. Jumlah anggota sampai Oktober 2013 sebanyak 540 juta anggota.

d. Myspace. Didirikan oleh Chris DeWolfe dan Tom Anderson pada Agustus 2003. Anggota aktif yang terdaftar sampai Juni 2013 adalah 50 juta anggota.

Total revenue Tahun 2013 adalah $20 juta dollar.

e. Linkedln. Didirikan oleh Reid Hoffman, Allen Blue, Konstantin Guericke, Eric Ly, Jean-Luc Vaillant pada 5 Mei 2003. Anggota yang terdaftar sampai sekarang adalah 259 juta pengguna. Dengan total revenue Tahun 2012 sebesar

$972 juta dollar.

f. Orkut. Diluncurkan oleh Google pada tanggal 24 Januari 2004. Anggota yang terdaftar sebanyak 33 juta pengguna.

g. Friendster. Diluncurkan pada tahun 2012. Friendster berubah dari jejaring sosial pertemanan menjadi jejaring sosial berbasis game. Total anggota sampai tahun 2010 adalah 8,2 juta anggota.

(9)

9

Rata-rata semua situs jejaring sosial global mempunyai faktor demografisnya yaitu minimal umur bergabung adalah 13 tahun, situs tersebut diperuntukkan bagi komunitas internasional, sehingga semua bahasa didukung oleh situs ini. Keamanan situs juga terjamin dengan adanya berbagai pilihan pengaturan seperti: Advanced Privacy Settings, Block Users, Report Spam, Report Abuse, dan Safety Tips. Di samping itu dilengkapi dengan fasilitas Instant Messaging, Tags, Notifications, Groups, Create a Group, Mail, Photo Sharing, Mobile App, No Paid Upgrades, Music Streaming, YouTube Sharing, Personal Video Sharing, Games, Events, Applications, Create Business Profile, Advertise Business, dan Minimal Adsense.

Sedangkan salah satu pemain industri jejaring sosial di kancah nasional adalah: Paseban. Didirikan oleh Muhammad Ihsan Firdaus dan sekarang sudah mempunyai anggota aktif sebanyak 128 ribu anggota. Dengan tingkat kepopuleran website dari site metric www.alexa.com adalah 19,127 dan ranking nasionalnya adalah 282. Fasilitas yang diberikan di dalam jejaring sosial Paseban relatif lebih sedikit yaitu: Notification, Activity Log, Application Center, Messaging, Friendship. Akan tetapi Paseban mempunyai keunggulan di dalam masalah sharing soal-soal latihan online, Commerce, Math Mapping, kelas online, dan Siraj (aplikasi untuk muslim).

1.1.3. Posisi Kombes.com dalam Industri Jejaring Sosial.

Posisi Kombes.com sendiri sebagai jejaring sosial Indonesia menduduki peringkat yang tidak begitu jelek jika dilihat dari statistik di www.alexa.com.

Peringkat Kombes.com adalah rangking 279,013 untuk tingkat internasional (global) dan rangking 5,380 untuk kepopuleran website di tingkat nasional. Salah

(10)

10

satu keunggulan yang ditawarkan oleh Kombes.com adalah adanya fitur seperti Facebook akan tetapi ditambah adanya Marketplace (ajang jual-beli), Video Chat, Polling, Blog, Music dan Video Sharing, TV Online, Kuis, Fasilitas untuk menyusun acara, dan lain-lain. Sejauh ini Kombes.com menerapkan pola bisnis Free Ads dengan menyediakan fasilitas gratis bagi pengguna/anggota untuk memanfaatkan semua fasilitas Kombes.com akan tetapi menerapkan pembayaran bagi pengguna yang akan memasang iklan di Kombes.com. Pola bisnis ini mirip dengan pola bisnis yang dijalankan oleh Facebook. Akan tetapi Facebook telah menjadi raksasa jejaring sosial dengan begitu banyak anggota sehingga wajar jika dengan pola bisnis Free Ads mereka dapat meraup keuntungan yang fantastik.

Pemilihan nama Kombes.com sengaja penulis pilih karena sudah banyak orang yang familiar dengan nama tersebut serta hasil search engine di mesin pencari google, nama tersebut mendapatkan hasil sekitar 22 juta hasil pencarian. Hasil tersebut tentu sangat bagus untuk aplikasi dalam hal SEO (Search Engine Optimation).

1.2. Lingkungan Internal Perusahaan

Lingkungan internal perusahaan didominasi oleh faktor-faktor dari internal perusahaan yang memiliki pengaruh terhadap bisnis yang akan dijalankan.

Lingkungan ini menitik-beratkan kepada kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan secara internal. Untuk usaha jejaring sosial ini, belum ada perusahaan yang digunakan sebagai induk usaha. Akan tetapi usaha jejaring sosial ini memilik pendiri yang mempunyai latar belakang internet dan telekomunikasi di Indonesia.

(11)

11

Pendiri dari jejaring sosial Kombes.com ini adalah penulis sendiri dengan data sebagai berikut:

1. Nama: Lukas Dedy Setiyawan, ST., memiliki pengalaman sebagai BSC Engineer di perusahaan telekomunikasi PMA selama 8 tahun. Di samping itu sebagai web developer selama kurang lebih 4 tahun dan juga sebagai business consultant selama lebih kurang 6 tahun. Kombes.com adalah situs jejaring sosial yang bertemakan nasional Indonesia. Nama domain Kombes.com diakuisisi kemudian diprogram ulang core engine nya untuk jejaring sosial oleh Lukas Dedy Setiyawan pada 23 Januari 2013. Sebagian besar anggotanya adalah para netter lokal Indonesia yang memang beraktivitas untuk memperoleh pertemanan maupun mempromosikan bisnis. Wadah organisasi resmi yang berbadan hukum untuk menaungi Kombes.com belum secara resmi dibuat akan tetapi langkah tersebut sudah direncanakan sembari melihat perkembangan bisnis jejaring sosial ini ke depan. Struktur organisasi Kombes.com untuk sementara ini masih dipegang sendiri oleh pemilik.

Operasional dan manajemen juga dikelola sendiri. Hal tersebut dikarenakan sistem yang dijalankan yaitu platform Kombes.com secara software sudah aplikatif dan mudah untuk dikelola sendiri tanpa harus melibatkan banyak orang. Server disimpan di luar negeri yaitu di Ukraina dan nama domain dipesan dan dibeli melalui lelang di salah satu situs lelang website asal Jerman. Pemilihan server di luar negeri dikarenakan efisiensi secara perangkat lunak dan sistem pembayaran yang mudah dilakukan oleh pengelola yaitu menggunakan Paypal. Latar belakang yang dimiliki pengelola di bidang

(12)

12

perangkat lunak komputer sekitar 4 tahun dan di bidang telekomunikasi selama 8 tahun sedikit banyak membantu dalam pelaksanaan operasional.

Dari profil di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kekuatan utama dari usaha jejaring sosial ini adalah kemampuan dan pengalaman dari pendirinya tentang teknologi internet dan telekomunikasi. Di samping itu juga relasi bisnis yang banyak tersebar di berbagai wilayah Indonesia maupun luar negeri. Sehingga untuk pemasaran dapat terbantukan dengan adanya relasi tersebut. Sedangkan kelemahan mendasar dari internal perusahaan adalah belum adanya pengalaman di bisnis jejaring sosial. Dalam hal jejaring sosial perlu dikuasai seluk-beluk industri tersebut, seperti segi keamanan, bagaimana mendapatkan income dari situs tersebut, operasional, dan lain sebagainya. Usaha untuk mendapatkan penghasilan dari situs tersebut mempunyai konektivitas terhadap dua hal yaitu iklan yang diterbitkan dari pemilik situs dan yang kedua yaitu iklan dari pengguna secara langsung. Hal tersebut juga perlu dianalisis untuk mendapatkan return yang maksimal dalam waktu singkat. Selain itu masalah pendanaan juga menjadi salah satu faktor utama yang menjadi kelemahan internal perusahaan. Karena sebagai perusahaan yang baru akan dibuat, maka sedikit banyak mengalami kesulitan dalam hal pendanaan yang murah kecuali dari dana pendiri perusahaan itu sendiri.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang telah disebutkan tadi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada kebutuhan yang tinggi terhadap akses internet umumnya dan pemakaian situs jejaring sosial khususnya. Dilihat dari kelompok umur, kebutuhan akan akses internet ini sebagian

(13)

13

besar terletak pada kelompok usia 15 sampai dengan 22 tahun dan kelompok usia 22 tahun sampai 30 tahun. Hal tersebut ternyata didominasi akses terbesar kepada situs jejaring sosial.

Di sisi lain, perkembangan industri jejaring sosial juga meningkat pesat. Salah satu alternatif yang dapat diberikan kepada industri ini adalah adanya jejaring sosial yang anggotanya adalah komunitas tertentu, baik itu wilayah, profesi, pekerjaan, hobi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu kombinasi kedua hal tersebut di atas dapat dipenuhi dengan menyediakan bisnis jejaring sosial yang bertumpu pada komunitas tertentu dengan cara pendapatan dari iklan yang dipasang oleh pemilik situs maupun pengguna situs itu secara langsung. Hal tersebut telah diterapkan pada jejaring sosial Kombes.com. Akan tetapi dinilai kurang maksimal sehingga perlu dicanangkan pola bisnis yang baru yaitu kombinasi antara Free Ads dan Freemium.

Permasalahan yang terjadi di sini adalah bagaimana menentukan pola model bisnis yang paling sesuai untuk Kombes.com agar situs jejaring sosial tersebut dapat maksimal dalam pengembangan bisnisnya. Hal ini sangat diperlukan untuk dapat melakukan langkah-langkah yang efektif dan efisien ke depannya. Sedangkan skema bisnis yang tepat untuk bisnis jejaring sosial ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Skema bisnis berbasis iklan (free ads dan freemium) di Kombes.com Sumber: Kombes.com

Keanggotaan gratis (Free Ads) Keanggotaan berbayar (Freemium)

Pemasangan iklan berbayar untuk anggota yang gratis Penyediaan fasilitas

premium untuk anggota berbayar

Perusahaan atau perorangan yang ingin memasang

iklan dan mendapatkan fasilitas premium

(14)

14

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan thesis ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan pola model bisnis Kombes.com yaitu pola model bisnis Free Ads. Hal ini merujuk pada jejaring sosial Kombes.com yang telah berjalan dan menggunakan pola model bisnis Free Ads.

2. Menentukan kelayakan bisnis Kombes.com dari pola model bisnis free ads menjadi pola model bisnis kombinasi Free Ads dan Freemium. Sehingga diharapkan dapat dicapai suatu hasil maksimal dalam bisnis di jejaring sosial ini.

1.5. Manfaat

Manfaat penulisan thesis ini adalah diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada Kombes.com untuk lebih maju dan berhasil dalam menapaki bisnis jejaring sosial di Indonesia. Hal tersebut tentu memberikan dampak positif bagi kemajuan bisnis Teknologi Informasi di Indonesia pada umumnya. Karena dengan adanya fasilitas jejaring sosial yang berkontribusi pada masyarakat Indonesia tentu diharapkan dapat membuat sebuah kemajuan di bidang bisnis dan pengetahuan bagi bangsa dan Negara.

1.6. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan

Berisi tentang lingkungan eksternal perusahaan, lingkungan internal perusahaan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, dan sistematika penulisan.

(15)

15

Bab II : Kerangka Teori

Berisi penjelasan tentang landasan teori tentang iklan, akses internet yang aman, serta model bisnis yang dapat dipakai untuk bisnis jejaring sosial ini.

Bab III: Metode Penelitian

Berisi tentang metode yang akan dipakai untuk penelitian pada kesempatan kali ini, yaitu: pola model bisnis free ads, freemium dan gabungan free ads dan freemium.

Bab IV: Strategi dan Rencana

Berisi tentang strategi dan rencana yang akan diambil untuk mewujudkan penelitian ini. Dalam hal ini analisis setiap pola model bisnis dari awal sampai analisis finansial sehingga diperoleh keputusan pola model bisnis mana yang akan dipakai untuk mengembangan bisnis jejaring sosial ini.

Bab V : Rencana Aksi

Berisi tentang rencana yang akan dilaksanakan setelah dimatangkannya strategi dan rencana bisnis.

Gambar

Tabel 1.1 Penetrasi Pengguna Internet Indonesia
Tabel 1.3 Pengguna Internet di Indonesia Berdasarkan Aktivitas  Aktivitas (Akses Internet)  Prosentase
Gambar 1.1 Skema bisnis berbasis iklan (free ads dan freemium) di Kombes.com  Sumber: Kombes.com Keanggotaan gratis (Free Ads) Keanggotaan berbayar (Freemium) Pemasangan iklan berbayar untuk  anggota yang gratis  Penyediaan fasilitas premium untuk anggota

Referensi

Dokumen terkait

sapi perah laktasi di BBPTU-HPT Baturraden pada tingkat perawat ternak adalah pendidikan perawat ternak yang berasosiasi positif dengan besar faktor 2,130, jumlah sapi yang

Ruang koleksi yang ada di perpustakaan IKIP MALANG terdiri dari : ruang layanan sirkulasi, ruang layanan referens, ruang layanan majalah, ruang layanan

Teknik dokumentasi salah satu cara penggalian data yang dikumpulkan untuk data yang diperlukan dalam data sekunder, berupa dokumen resmi seperti putusan dan

Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penulis memilih judul ” ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP KEMAMPUAN ZAKAT PADA BANK SYARIAH MANDIRI

Dalam bukunya Prayitno mengemukakan, Asas kerahasiaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta

Menurut Hall (2014), sistem informasi merupakan sekumpulan prosedur dalam mengumpulkan data serta penyimpanan data yang diproses kedalam bentuk informasi dan

Dalam uraian diatas terdapat suatu bahasan terhadap suatu penelitian ini yaitu dalam Hukum Ekonomi Syariah mengenai pembiayaan dengan akad yang digunakan ialah

Los yang akan direncanakan pada pasar Banjarsari yaitu areal yang ditinggikan kira-kira 30 cm untuk para pedagang dan pembeli dalam tawar menawar barang antara pedagang dan pembeli