• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mian Lumbantoruan sd Negeri Sipultak Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mian Lumbantoruan sd Negeri Sipultak Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Utara"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

129

PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN DARING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SUDUT LANCIP, TUMPUL,

DAN SIKU-SIKU PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 173305 SIPULTAK

SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Mian Lumbantoruan

sd Negeri 173305 Sipultak Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Utara

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika materi Sudut lancip, tumpul, dan siku-siku siswa kelas IV SD Negeri 173305 Sipultak Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 173305 Sipultak sebanyak 22 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, dokumentasi dan tes. Validitas penelitian tindakan kelas ini dengan meminimalkan subjektivitas melalui triangulasi. Analisis data dengan teknik deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Peningkatan aktivitas siswa menunjukkan perolehan pada studi awal hanya 31,82% atau 7 siswa meningkat menjadi 72,73% pada siklus pertama atau sebanyak 16 siswa, dan pada siklus kedua menjadi 100% atau sebanyak 22 siswa dinyatakan tuntas.

Peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata pada studi awal 56,36 menjadi 67,73 pada siklus pertama, dan pada siklus kedua menjadi 78,18 serta peningkatan ketuntasan belajar dari 7 siswa atau 31,82% menjadi 14 siswa atau 63,64% dan 19 siswa atau 86,36% pada siklus kedua. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode cooperative learning tipe talking stick terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika materi Sudut lancip, tumpul, dan siku-siku siswa kelas IV SD Negeri 173305 Sipultak. Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021.

Kata kunci: aktivitas, hasil belajar, cooperative learning, talking stick

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Covid-19 berdampak kepada seluruh sektor kehidupan, salah satunya dalam bidang pendidikan. Pemerintah melakukan inovasi-inovasi untuk menghadapi pandemi ini. Sektor pendidikan berupaya mencari suatu inovasi untuk proses kegiatan belajar mengajar (KBM).

Guru sebagai bagian dari intitusi pendidikan sekaligus pelaksana pendidikan dituntut untuk memberikan inovasi terbaru untuk membentuk proses pembelajaran yang sangat efektif.

Meski dalam kenyataannya, masih banyak guru yang belum paham mengenai inovasi terbaru yang harus dipakai untuk melakukan pembelajaran selama pandemi.

Kondisi ini dipertegas dengan kebanyakan guru yang masih belum bisa menyesuaikan teknologi karena terkendala atau terbatasnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran model daring. Sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran

(2)

130

tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru sudah sepatutnya mulai membiasakan mengajar dengan memanfaatkan media daring dan prosesnya dikemas secara efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh siswa.

Bagaimanapun, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan meskipun siswa berada di rumah. Seperti ditekankan di atas, bahwa guru dituntut dapat mendesain model pembelajaran dan media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online). Semua pihak menyadari bahwa pembelajaran daring tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan secar a daring belum tentu bisa dipahami semua siswa.

Dari 22 siswa baru diketahui ada 7 siswa atau 31,82% yang dinyatakan berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan pada saat tes dan menguasai materi pembelajaran sebesar 85% ke atas atau mendapat nilai di atas KKM sebesar 70. Sebagian besar dari siswa diketahui kurang mampu memberikan alternatif pernyataan yang benar seperti 7 siswa yang sudah terkategori mampu memenuhinya. Keadaan ini didukung pula oleh rendahnya aktivitas belajar siswa yang hanya mencapai angka 31,82 % atau hanya 7 siswa dari jumlah siswa secara keseluruhan sebanyak 22 siswa, serta rendahnya nilai rata-rata hasil belajar secara klasikal yang hanya mencapai angka 56,36.

Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan guru dengan memanfaatkan media pembelajaran interaktif, yaitu sebuah sistem penyampaian pengajaran yang menyajikan materi video rekaman dengan pengendalian komputer kepada penonton (murid). Disini, murid tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian. Terdapat beberapa kelebihan dari sebuah video pembelajaran apabila digunakan dalam pembelajaran jarak jauh yakni: pertama, dapat menunjang peserta didik untuk memahami materi sesuai dengan kecepatan pemahamannya. Hal ini karena video dapat diatur kecepatannya, diberhentikan, diulang, dan lain sebagainya. Kedua, video dapat disimak di mana saja dan kapan saja, sehingga tidak membatasi ruang dan waktu peserta didik dalam kegiatan belajar. Ketiga, fitur video juga dapat disematkan dalam bentuk pertanyaan atau kuis, sehingga ada timbal balik terhadap materi yang telah disampaikan.

Oleh sebab itu, berdasarkan penjabaran latar belakang di atas, maka peneliti terdorong ingin melakukan penelitian mengenai “Penggunaan Video Pembelajaran Interaktif dalam Pembelajaran Daring untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Sudut Lancip, Tumpul, dan Siku-Siku Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 173307 Pagaran Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021”.

Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil analisis latar belakang dan identifikasi masalah di atas, peneliti dapat merumuskan masalah yang dijadikan sebagai fokus penelitian tindakan kelas ini, yaitu:

1. Bagaimana proses pembelajaran menggunakan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring pada pembelajaran Matematika materi sudut lancip, tumpul, dan

(3)

131

siku-siku siswa kelas IV SD Negeri 173307 Pagaran Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 173307 Pagaran.

Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021 pada pembelajaran Matematika materi sudut lancip, tumpul, dan siku-siku dapat tercapai melalui penggunaan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring?

Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah sebagaimana dijelaskan di atas, maka tujuan dari pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran menggunakan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring pada pembelajaran Matematika materi sudut lancip, tumpul, dan siku-siku siswa kelas IV SD Negeri 173307 Pagaran Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 173307 Pagaran Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021 pada pembelajaran Matematika materi sudut lancip, tumpul, dan siku-siku dapat tercapai melalui penggunaan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring.

Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis:

Manfaat Teoritis

Memberikan kontribusi pengetahuan tentang penggunaan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Manfaat Praktis Bagi siswa

1) Diharapkan hasil penelitian menjadi motivasi proses pembelajaran yang menyenangkan, sehingga dapat mengembangkan sikap, aktivitas, bakat dan memicu siswa berfikir krisis dalam mengkonstruksi pengetahuan matematika terutama pada materi sudut lancip, tumpul, dan siku-siku di masa pandemi Covid 19.

2) Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring khususnya pada materi sudut lancip, tumpul, dan siku-siku di masa pandemi Covid 19.

Bagi guru

1) Sebagai informasi dan pertimbangan bagi guru matematika mengenai penggunaan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring.

2) Memberikan alternatif kepada guru untuk menentukan model pembelajaran yang tepat pada materi yang akan disampaikan khususnya di masa pandemi Covid 19.

(4)

132 Bagi sekolah

Kiranya penggunaan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring ini dapat menjadi acuan sebagai model pembelajaran yang baru bagi sekolah, untuk dapat dikembangkan sendiri oleh guru sehingga nantinya dapat tercipta pembelajaran yang kreatif, menarik dan juga menyenangkan bagi siswa di masa pandemi Covid 19.

KAJIAN PUSTAKA Kajian Teori Hasil Belajar

Belajar yaitu proses kegiatan yang berkesinambungan yang dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku karena pengaruh hasil dan pengalaman yang diperoleh. Jadi belajar diarahkan untuk membangun kemampuan berfikir dan kemampuan menguasai materi pelajaran. Hasil belajar yang dimaksud disini adalah hasil belajar yang dilihat dari skolastik maupun non skolastik. Skolastik merupakan hasil belajar yang dicapai siswa secara kuantitatif, berarti hasil belajar yang berupa skolastik dapat dimaknai sebagai prestasi yang dicapai siswa setelah pembelajaran. Non skolastik merupakan hasil belajar yang ditunjukkan dari perubahan perilaku siswa, berarti hasil belajar yang berupa non skolastik dapat dimaknai sebagai perubahan motivasi belajar ke arah yang lebih baik. (Depdiknas, Balitbang, 2007:18)

Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Akumulai akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan atau perolehan prilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Bentuk perubahan tingkah laku harus menyeluruh secara komprehensif sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku. (Anita: 2009: 2.19).

Seperti telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan prilaku secara menyeluruh bukan hanya pada satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan secara seksama supaya perilaku tersebut dapat dicapai sepenuhnya dan menyeluruh oleh siswa. Perwujudan hasil belajar akan selalu berkaitan dengan kegiatan evaluasi kegiatan pembelajaran sehingga diperlukan adanya tekhnik dan prosedur evaluasi belajar yang dapat menilai secara efektif proses dan hasil belajar.

Untuk memahami faktor intern yang mempengaruhi hasil belajar siswa dan guru dapat melakukan berbagai pendekatan, diantaranya dengan wawancara, observasi, kunjungan rumah, dokumentasi atau isian berupa angket (kuesioner)

Video Pembelajaran Interaktif

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011: 126) video adalah bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi, rekaman gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan. Sedangkan menurut Azhar Arsyad (2016: 29) media audio visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Menurut Iqro’ Al-Firdaus (2012:

13-14) video adalah rangkaian frame gambar yang diputar secara cepat. Masing-masing frame merupakan rekaman dari tahap-tahap dalam suatu gerakan. Menurut Cheppy Riyana (2017: 36) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang

(5)

133

berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak.

Video interaktif dirancang secara khusus sebagai media belajar yang efektif. Berisi tuntunan praktis secara tepat sasaran, disajikan lewat presentasi audio visual (gambar dan suara) yang dilengkapi dengan suara penuntun berbahasaindonesia yang jelas dan mudah dipahami dan dikemas dalam program autorun (Niswa Auliyah, 2012: 3). Video interaktif dalam hal ini video untuk memancing siswa pada saat pembelajaran. Siswa akan merespon dari apa yang mereka lihat dan dengar, sehingga pesan dari isi materi yang terdapat dalam video akan dikonstruksi oleh otak siswa dan menimbulkan timbal balik yang berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pembelajaran yang akan menciptakan interaksi antara siswa dan media pembelajaran. Konsep interaktif dalam pembelajaran dengan media komputer, pada umumnya mengikuti tiga unsur, yaitu: (1) urut-urutan instruksional yang dapat disesuaikan, (2) jawaban atau respon pekerjaan siswa, (3) umpan balik yang dapat disesuaikan (Azhar Arsyad, 2011:100). Media pembelajaran interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanj utnya (Daryanto, 2013:51).

Kerangka Pikir

Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 173307 Pagaran hanya terdapat 7 anak saja yang memiliki nilai tuntas dan sisanya 15 anak belum mencapai nilai KKM. Rendahnya nilai ketuntasan siswa ini dipicu karena kurang termotivasinya siswa dalam mengikuti pelajaran yang disajikan oleh guru karena di masa pandemi Covid 19 proses pembelajaran didominasi dengan metode pemberian tugas.

Sebagai solusinya, maka peneliti melaksanakan pembelajaran solusi yang bisa dilakukan guru dengan memanfaatkan media pembelajaran interaktif, yaitu sebuah sistem penyampaian pengajaran yang menyajikan materi video rekaman dengan pengendalian komputer kepada penonton (murid). Disini, murid tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian. Terdapat beberapa kelebihan dari sebuah video pembelajaran apabila digunakan dalam pembelajaran jarak jauh yakni: pertama, dapat menunjang peserta didik untuk memahami materi sesuai dengan kecepatan pemahamannya. Hal ini karena video dapat diatur kecepatanny a, diberhentikan, diulang, dan lain sebagainya. Kedua, video dapat disimak di mana saja dan kapan saja, sehingga tidak membatasi ruang dan waktu peserta didik dalam kegiatan belajar. Ketiga, fitur video juga dapat disematkan dalam bentuk pertanyaan atau kuis, sehingga ada timbal balik terhadap materi yang telah disampaikan.

Hipotesis Tindakan

Bertolak dari uraian di atas, peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini, yaitu jika pembelajaran matematika materi sudut lancip, tumpul, dan siku-siku menggunakan video pembelajaran interaktif maka proses pembelajaran dan hasil belajar

(6)

134

siswa IV SD Negeri 173307 Pagaran Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021 akan meningkat.

METODE PENELITIAN Setting Penelitian Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan di SD Negeri 173307 Pagaran yang beralamat di Jalan Sipultak Kecamatan Pagaran KabupatenTapanuli Utara waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada bagian lampiran 2 penelitian tindakan sekolah ini.

Jenis Penelitian

SD Negeri 173307 Pagaranlah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan.

Metode dan Rancangan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka metode dan rancangan penelitian yang dipergunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang berbasis kelas atau sekolah untuk melakukan pemecahan berbagai permasalahan yang digunakan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan. Model yang digunakan dalam PTK ini adalah model proses Siklus (putaran/spiral) yang mengacu pada model PTK Stephen Kemmis dan Robin MC Taggart yang dikutip dari buku Metode Penelitian Tindakan Kelas oleh Wiriaatmadja (2005:24), sarena dengan menggunakan model ini apabila pada awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan dan pelaksanaan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang diinginkan dapat tercapai.

Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 173307 Pagaran sebanyak 22 siswa terdiri dari siswa laki-laki sebanyak 10 siswa laki-laki dan siswa perempuan sebanyak 12 siswa

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik dan alat pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

Tes

Tes adalah alat pengumpul informasi mengenai hasil belajar yang berupa pertanyaan atau kumpulan pertanyaan. Pelaksanaan tes dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative

learning. Tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu tes tulis berbentuk multiple choice. Non Tes

Instrumen non tes dalam penelitian ini meliputi observasi dan dokumentasi. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:

(7)

135 Observasi

Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk menginventariskan data tentang sikap siswa dalam belajarnya, sikap guru, serta interaksi antara guru dengan siswa selama proses pembelajaran, dengan harapan hal-hal yang tidak teramati oleh peneliti ketika penelitian berlangsung dapat ditemukan (Heryanto, 2007:37). Observasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme secara terperinci baik mengenai keaktifan siswa, keaktifan guru, maupun komponen-komponen pembelajaran lainnya guna mengetahui kondisi kelas pada saat pembelajaran berlangsung.

Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi (Usman, dkk, 73:1995) ialah pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Sebagai bahan dokumentasi, peneliti menggunakan foto dengan kamera yang dilakukan pada setiap siklus. Alat ini merekam kegiatan pembelajaran terutama untuk melengkapi data saat observasi.

Validasi Data

Validitas data atau keabsahan data merupakan kebenaran dari proses penelitian.

Validitas data dipertanggung jawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Strategi yang bisa digunakan untuk meningkatkan validitas meliputi empat langkah, antara lain face validity (validitas muka), triangulation (triangulasi), critical reflection (refleksi kritis), catalic validity. Untuk meningkatkan validitas penelitian tindakan kelas ini dengan meminimalkan subjektivitas melalui triangulasi.

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data untuk memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding.

Langkah ini dapat ditempuh dengan menggunakan berbagai sumber data untuk meningkatkan kuantitas penilaiaan. Adapun bentuk triangulasi ada empat, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi penyidik, dan triangulasi teori.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan triangulasi sumber yaitu dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda, yaitu pengamatan dari proses pembelajaran, tes formatif siswa, silabus, RPP pembelajaran matematika materi sudut lancip, tumpul, dan siku- siku.

Teknik Analisa Data

Analisis data dilakukan dalam suatu penelitian untuk menarik kesimpulan dari seluruh data yang telah diperoleh. Data-data yang dianalasis adalah hasil observasi siswa, dan hasil evaluasi siswa. Data berupa hasil observasi dianalisis berupa deskripsi dalam bentuk penarikan kesimpulan. Data hasil evaluasi siswa dan hasil observasi aktivitas siswa dianalisis dengan angka-angka. Kriteria ketuntasan belajar individu siswa di SD Negeri 173307 Pagaran pada pembelajaran matematika mencapai 70. Sementara kriteria ketuntasan belajar klasikal yaitu apabila terdapat 85% siswa yang telah mencapai 70 ketuntasan belajar individu.

(8)

136 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan proses perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini dapat ditetapkan sebagai berikut

1. Penggunaan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring diharapkan dapat meningkatkan proses belajar mengajar siswa pada pembelajaran matematika sudut lancip, tumpul, dan siku-siku minimal 85% siswa dinyatakan tuntas belajarnya.

2. Penggunaan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring dapat meningkatkan hasil belajar matematika sudut lancip, tumpul, dan siku-siku secara individual minimal mencapai KKM yaitu 70.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian

Pra Siklus

Pada kondisi awal diketahui bahwa siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 7 siswa atau 31,82% karena mendapat nilai 70 atau lebih, sedangkan sisanya sebanyak 15 siswa atau 68,18 dinyatakan belum tuntas. Adapun penjelasan mengenai nilai rata-rata hasil belajar sebesar 56,36.

Siklus I

Pada siklus I diketahui bahwa siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 14 siswa atau 63,64% karena mendapat nilai 70 atau lebih, sedangkan sisanya sebanyak 8 siswa atau 36,36% dinyatakan belum tuntas. Adapun penjelasan mengenai nilai rata-rata hasil belajar sebesar 67,73.

Kelemahan atau kekurangan selama pelaksanaan tindakan siklus I ini dapat dilihat dari beberapa aspek berikut: (a) Kelemahan yang ditemukan dari siswa, yaitu sebagai berikut: (1) Siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini ditunjukkan ada beberapa siswa yang tidak mengunduh materi pembelajaran, lembar kerja dan lembar tes (2) Siswa masih ada yang belum mampu bekerja secara mandiri di rumah karena keterbatasan sarana dan prasarana yang ada. (3) Siswa kurang bisa mengoptimalkan waktu dengan baik. (5) Siswa belum melaksanakan peran dalam belajar mandiri di rumah dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan keterlambatan siswa dalam mengunggah tugas - tugas yang diberikan misalnya lembar kerja dan lembar tes formatif.

Siklus II

Pada siklus Il diketahui bahwa siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 19 siswa atau 86,36% karena mendapat nilai 70 atau lebih. Adapun penjelasan mengenai nilai rata -rata hasil belajar sebesar 78,18.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa ada peningkatan kualitas proses dan hasil yang cukup signifikan dari siklus sebelumnya.

Setelah siklus II selesai, peneliti dan pengamat berdiskusi kembali mengenai hasil dari pelaksanaan penelitian. Hasil dari diskusi dan evaluasi observer mengenai pembelajaran matematika materi sudut lancip, tumpul, dan siku-siku menggunakan penggunaan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring menyatakan bahwa guru telah berusaha

(9)

137

maksimal untuk memberikan pembelajaran kepada peserta didik, hal ini tampak jelas dari semakin meningkatnya hasil pembelajaran dari pertemuan I yang dilaksanakan.

Setelah melakukan tindakan pada siklus II dirasakan oleh peneliti adanya perubahan. Dari pertemuan pertama kemudian beranjak pada pertemuan kedua kendala atau hambatan yang dialami guru maupun dialami oleh siswa dirasa sudah berkurang bahkan tidak ada. Pada pembelajaran Matematika siswa sudah baik dalam mengikuti proses pembelajaran.

Hasil Penelitian

Keberhasilan proses pembelajaran matematika materi sudut lancip, tumpul, dan siku-siku dengan menggunakan penggunaan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring dapat dilihat dari hasil analisis data hasil penelitian yang telah dilakukan dalam 2 siklus sebagaimana dijelaskan di bawah ini.

Peningkatan Hasil Belajar

Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No Siklus Nilai Tuntas Belum Tuntas

Jumlah % Jumlah % Ket

1 Awal 56,36 7 31,82 15 68,18

2 Siklus I 67,73 14 63,64 8 36,36

3 Siklus II 78,18 19 86,36 3 13,64

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa secara umum terjadi peningkatan kemampuan siswa pada materi matematika materi sudut lancip, tumpul, dan siku-siku selama proses pembelajaran yang dilaksanakan dua siklus. Pada kondisi awal, terdapat 7 siswa tuntas atau 31,28%, pada siklus I persentase ketuntasan siswa mencapai 63,64%

atau 14 siswa dan pada siklus II persentase ketuntasan siswa mencapai 86,36% atau 19 siswa.

Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada upaya peningkatan untuk motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 173307 Pagaran dengan menggunakan video pembelajaran interaktif. Pembelajaran daring yang diterapkan pada kelas IV SD Negeri 173307 Pagaran.merupakan suatu tantangan baru bagi guru dalam mengatur ulang strategi pembelajaran agar materi belajar dapat tersampaikan kepada siswa. Pembelajaran daring dilaksanakan secara daring melalui jaringan internet dengan menyusun perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru. Perencanaan pembelajarannya yaitu dengan membuat materi dan soal evaluasi untuk siswa, sedangkan pelaksanaan pembelajarannya yaitu membagikan materi dan tugas ke grup WhatsApp serta meminta siswa yang tidak memiliki handphone atau WhatsApp untuk mengambil soal ke sekolah atau guru yang datang ke rumah siswa untuk memberikan tugas. Selain itu, guru juga membuat rencana pelaksanaan pembelajaran untuk pembelajaran daring.

Strategi pembelajaran yang diterapkan pada siswa kelas IV SD Negeri 173307 Pagaran sebagai sebuah perencanaan rangkaian pembelajaran daring dengan menggunakan pendekatan dan model belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan

(10)

138

pembelajarannya dilakukan dengan menerangkan materi melalui video pembelajaran interaktif. Siswa yang menjalani luring atau offline mempelajari materi dari LKS (lembar kerja siswa) yang sudah dibawa oleh masing-masing siswa. Metode pembelajarannya yaitu guru membuat video pembelajaran interaktif yang sedang menerangkan materi kemudian dikirim kepada siswa melalui WhatsApp. Alokasi waktu daring dilakukan setiap hari, sedangkan offline ditentukan sendiri atau secara mandiri, dan pengumpulan tugasnya sesuai dengan kesepakatan dari guru. Media belajar yang digunakan yaitu foto atau video yang diakses dari WhatsApp kemudian siswa mengumpulkan tugasnya melalui WA pribadi guru.

Materinya berasal dari buku paket siswa maupun LKS dan materi yang disampaikan sesuai dengan kompetensi dasar, kemudian guru membuat soal sebagai evaluasi pembelajaran.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Daryanto bahwa media pembelajaran sebagai sarana perantara dalam proses pembelajaran (2011:4). Tujuan penggunaan media pembelajaran untuk memberikan kemudahan kepada siswa untuk dapat memahami materi pelajaran, memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan situasi yang tidak mudah dilupakan. Penggunaan media pembelajaran proses pembelajaran akan lebih menarik, pembelajaran menjadi lebih interaktif, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan yang paling penting memperlancar proses interaksi.

Proses pembelajaran siklus I yang dilakukan oleh peneliti adalah mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan penggunaan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring yang bertujuan agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran, memperkuat daya ingat siswa, suasana pembelajaran lebih dinamis walaupun dilaksanakan secara mandiri di rumah.

Dalam pelaksanaan pembelajaran daring pada siklus pertama kesiapan peserta didik sudah cukup baik, mereka mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pembelajaran daring seperti buku, pensil, Handphone atau Laptop yang dibantu oleh orang tua mereka dalam mempersiapkan semuanya. Begitu juga dengan guru yang telah melakukan persiapan dalam pembelajaran daring, mereka mengikuti pelatihan guru kreatif yang diselenggarakan di sekolah sehingga guru dapat belajar menggunakan media elektronik. Pelatihan guru kreatif ini bertujuan untuk membekali guru dalam melaksanakan pembelajaran daring, sehingga guru tidak gagap teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Menurut Sopian (2016:96) guru dalam melaksanakan tugasnya harus memiliki seperangkat kemampuan di bidang yang akan disampaikan serta harus memiliki penguasaan materi agar mudah diterima peserta didik yang meliputi kemampuan mengawasi, melatih serta memiliki keterampilan profesional dan sosial.

Selanjutnya dalam pelaksanaan pembelajaran daring guru juga melakukan pendekatan dalam pembelajaran berupa pemberian motivasi agar semangat belajar peserta didik tetap tinggi, sehingga peserta didik tetap aktif dalam proses pembelajaran meskipun belajar dilakukan secara daring. Selain itu guru juga memberikan reward bagi peserta didik yang rajin dan disiplin dalam proses pembelajaran daring, hal itu dilakukan agar peserta didik dapat selalu menerapkan sikap disiplin saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam pembelajaran daring dibutuhkan motivasi dan dorongan yang kuat sehingga peserta didik tetap semangat belajar. Menurut Majid (2011:84) penggunaan pendekatan mencerminkan cara berpikir dan sikap seorang pendidik dalam menyelesaikan permasalahan yang ditemui ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.

(11)

139

Pelaksanaan pembelajaran siklus II, siswa sudah memiliki pengalaman tentang prosedur pembelajaran dengan penggunaan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, namun dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II peneliti tetap menjelaskan lebih detail kepada siswa tentang penerapan penggunaan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring, sehingga siswa lebih lancar dalam menyelesaikan materi yang telah diberikan. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring ketersediaan sarana dan prasarana merupak an hal utama untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pembelajaran daring. Menurut Barnawi dan Arifin (2016:40) sarana pendidikan adalah segala sesuatu berupa peralatan dan perlengkapan secara langsung, sedangkan prasarana pendidikan mencakup seluruh peralatan dan perlengkapan yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan. Selanjutnya dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini guru dan peserta didik sudah mampu menggunakan media pembelajaran online seperti Handphone dan Laptop. Sehingga mereka tidak kesulitan dan gagap teknologi dalam pembelajaran daring, dan kebanyakan dari peserta didik mereka sudah terbiasa menggunakan Handphone sehingga mereka tidak kesulitan ketika pembelajaran dilakukan melalui media elektronik Selanjutnya untuk bentuk evaluasi dan teknik penilaian terhadap peserta didik dimasa pandemi dilakukan melalui aplikas i Whatsapp dalam menilai tugas harian siswa.

Tugas dikirim kembali ke Whatsapp pribadi orang tua peserta didik dengan membubuhkan nilai yang didapat. Selain itu guru akan memberikan penilaian disetiap akhir pembelajaran berupa kritikan kepada peserta didik tentang perilakunya selama proses pembelajaran yang disampaikan kepada wali murid melalui Whatsapp. Penilaian merupakan salah satu hal penting dalam pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian peserta didik dalam pembelajaran. Selain itu dengan adanya penilaian akan memotivasi peserta didik untuk terus belajar sehingga mendapatkan nilai yang memuaskan. Hamalik (2001: 145) menyatakan, proses evaluasi umumnya berpusat pada siswa, ini berarti evaluasi dimaksudkan untuk mengamati hasil belajar peserta didik dan berupaya menentukan bagaimana kesempatan belajar yang dilakukan peserta didik.

Dalam pelaksanaan pembelajaran daring menggunakan video pembelajaran interaktif ini guru dan peserta didik sudah mulai terbiasa dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga guru tidak menemukan kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran, karena sekolah telah membekali guru dengan memberikan pelatihan guru kreatif, guru diajari bagaimana cara dalam melakukan pembelajaran daring dan bagaimana memanfaatkan media elektronik dalam pembelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau sedikit-sedikit sebagian sebesar (85%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukan kegiatan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Piaget bahwa pengetahuan diciptakan di saat anak anak berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam sekitar. Penggunaan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring dapat digunakan dalam pembelajaran matematika dikarenakan dalam strategi ini terjadi interaksi sosial yang baik diantara sesama siswa. Mereka saling bekerjasama dan saling membantu satu sama lain. Sehingga melalui interaksi sosial fisik dan mental mereka akan terbangun suatu pengetahuan mulai dari kegiatan observing (mengamati), questioning (menanya), experimenting (mencoba), associating (menalar/olah informasi), dan networking (membentuk jejaring/

(12)

140

mengkomunikasikan). Dengan demikian prestasi belajar siswa bisa ditingkatkan secara klasikal ≥ 85%.

Dari hasil analisis data pada setiap siklus pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan, kenaikan hasil belajar siswa yang terjadi pada setiap siklus menunjukkan kenaikan yang signifikan. Peningkatan aktivitas belajar 31,82% atau 7 siswa meningkat menjadi 72,73% pada siklus pertama atau sebanyak 16 siswa, dan pada siklus kedua menjadi 100% atau sebanyak 22 siswa dinyatakan tuntas. Kenyataan di atas didukung pula oleh peningkatan hasil belajar siswa, dimana nilai rata-rata hasil belajar terus mengalami peningkatan dari rata-rata 56,36 menjadi 67,73 pada siklus pertama, dan pada siklus kedua menjadi 78,18 serta peningkatan ketuntasan belajar dari 7 siswa atau 31,82%

menjadi 14 siswa atau 63,64% dan 19 siswa atau 86,36% pada siklus kedua. Dari perolehan angka-angka di atas dapat disimpulan bahwa pada siklus kedua, proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus kedua.

Berdasarkan data-data hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagaimana diuraikan di atas berupa data hasil tes formatif siklus I, tes formatif siklus II dan data hasil observasi siklus I dan II maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika materi sudut lancip, tumpul, dan siku-siku pada siswa kelas IV SD Negeri 173307 Pagaran semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan temuan yang diperoleh pada siklus I dan II dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran daring menggunakan video pembelajaran interaktif di SD Negeri 173307 Pagaran sudah terlaksana dengan cukup baik. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring menggunakan video pembelajaran interaktif , guru dan peserta didik menggunakan Whatsapp Group. Meskipun pembelajaran dilakukan secara daring guru tetap melakukan perencanaan pembelajaran dengan membuat RPP daring, mempersiapkan bahan ajar berupa media pembelajaran dan mempersiapkan bahan ajar sebelum proses pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini guru lebih sering menggunakan Whatsapp untuk berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tuanya, selain itu Whatsapp digunakan guru untuk membagikan informasi yang berkaitan dengan pembelajaran. Sedangkan dalam pelaksanaan pembelajaran daring guru menggunakan video pembelajaran interaktif untuk penyampaian materi pembelajaran.

2. Penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe talking stick mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi bentuk dan sifat bangun ruang melalui model pembelajaran cooperative learning tipe talking stick. Hal tersebut didukung pula oleh kenaikan hasil belajar siswa dari rata-rata pada studi awal hanya 56,36 menjadi 67,73 pada siklus pertama, dan pada siklus kedua menjadi 78,18 serta peningkatan ketuntasan belajar dari 7 siswa atau 31,82% menjadi 14 siswa atau 63,64% dan 19 siswa atau 86,36% pada siklus kedua.

(13)

141 Saran

Bagi siswa

Siswa diharapkan dalam mengikuti pembelajaran memiliki rasa motivasi atau keinginan untuk belajar itu jauh lebih tinggi, dan apabila terdapat proses belajar mengajar yang menggunakan unsur permainan diharapkan rasa motivasi dan antusiasme siswa lebih tinggi sehingga nanti pada akhirnya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar yang dicapai itu baik.

Bagi guru

Guru hendaknya penggunaan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring kedalam proses belajar mengajar di dalam kelasnya sebagai salah satu alternatif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih maksimal dan juga hasil belajar siswa dapat lebih banyak yang mencapai KKM

Bagi sekolah

Sekolah sekiranya mampu untuk menyarankan penggunaan video pembelajaran interaktif dalam pembelajaran daring ini pada guru-guru yang lain sehingga mau untuk mencobanya ke dalam proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Anam, Fakhul. 2009. Matematika 4: Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas 4. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Anita.2009. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Asikin, Muhamamad. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Kencana Prenada

Asra dan Sumiati. 2007. Metode Pembelajaran Pendekatan Individual. Bandung: Rancaekek Kencana.

BNSP, (2006). Panduan Penyusunan Kriteria Ketuntasan Minimal Jenjang Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdiknas.

BSNP Depdiknas 2007. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika, Jakarta

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas

Dimyati, Mudjiono. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Djago, Tarigan. 1993. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas SD setara D-II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hamalik, Oemar. 1991. Prosedur Belajar Mengajar. Jakarta Bumi Aksara.

Hambali. 1994. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Grasindo.

Hardi. 2010. Pandai Berhitung Matematika Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Harjana. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta

(14)

142

Joni, Raka, Kardiawarman, Hadisuboto.1988. Menyusun Laporan Teknik. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Juliantara, Dadang. 2010. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pembaruan.

Junaedi. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Investigasi Kelompok pada Materi Kalor untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan Pemahaman Konsep Siswa SMA. Bandung. UPI (thesis) Tidak Diterbitkan

Kusdinar, Irwan. 2009. Pintar Matematika 4: Untuk SD/MI Kelas 4. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Kusnadar, Achmad. Matematika SD/MI Kelas 4. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Nahrowi. 2006. Pelajaran Matematika Penekanan Pada Berhitung. Jakarta: Erlangga

Priyo, Dwi. 2009. Matematika IV untuk Kelas IV SD/MI. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Purwanto, M. Ngalim. 1988. Prinsip-Prinsip dan Teknik-Teknik Evaluasi Pengajaran. Cet 2.

Bandung: Remaja Rosda Karya

Roestiyah, N.K. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Saepudin, Aep.2009. Gemar Belajar Matematika 4: Untuk SD/MI kelas IV. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Saleh, Abdullah, Abdurrahman 1999. Teori-teori Pendidikan Matematika. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. 1988. Pembelajaran Untuk Anak SD. Dirjen Dikti: Jakarta.

Soedjadi. 2000. “Nuansa Kurikulum Matematika Sekolah Di Indonesia”. Dalam Majalah Ilmiah Himpunan Matematika Indonesia (Prosiding Konperensi Nasional Matematika X ITB, 17-20 Juli 2000)

Sudjana, Nana. 1991, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru.

Sugiyarti, Sri. 2010. Matematika untuk SD/MI Kelas 4. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Suherman,dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.

Sukmadinata, N. S. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Kesuma Karya Bandung.

Suwangsih, 2006. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI Press

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

W.J.S. Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka Yuniarto, Yoni. 2009. Matematika untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV. Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

A. Penggunaan kecambah dengan beberapa sumber penghasil kecambah terbaik seperti PPKS, SOCFINDO, LONSUM yang mempunyai produktivitas tinggi. Melaksanakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar alkohol produk kombucha daun Permot (Passiflora foetida L.) yang telah dianalisis dengan kromatografi gas adalah 0,0627292

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Sifat Fisik Kimia dan Organoleptik

1) Mengembangkan kombinasi merek produk antara merek yang telah ada selama ini dengan nama perusahaan seperti chekies Rumah Abia atau hampelhan Rumah

1) Belum adanya media pembelajaran berbasis multimedia interaktif di SD Negeri 20 Rejang Lebong. Adanya media pembelajaran berbasis multimedia interaktif di SD

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, adversity quotient (AQ) merupakan kemampuan seseorang dalam menghadapi masalah yang dianggapnya sulit namun ia

Tesis yang berjudul ”AKTIVITAS ANTIPROLIFERASI EKSTRAK ETANOL DAUN BENALU KERSEN (Dendrophtoe pentandra L. Miq.) TERHADAP KULTUR SEL KANKER NASOFARING (RAJI CELL LINE)”

Kasus KLB penyakit DBD tertinggi di Kabupaten Gorontalo terjadi di wilayah Kerja Puskesmas Limboto dengan jumlah kasus tahun 2014 terjadi sebanyak 33 kasus yang menyebabkan